• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK SAPI KUANTAN DAN SAPI BALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK SAPI KUANTAN DAN SAPI BALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK SAPI KUANTAN DAN SAPI BALI BERDASARKAN ANALISIS

KOMPONEN UTAMA

Oleh:

GALIH GUNAWAN 11880111823

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022

(2)

SKRIPSI

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK SAPI KUANTAN DAN SAPI BALI BERDASARKAN ANALISIS

KOMPONEN UTAMA

Oleh:

GALIH GUNAWAN 11880111823

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Peternakan

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022

(3)
(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) Kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak

Dan tiadalah yang menerima peringatan melainkan orang-orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah:269)

“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dan hati yang akan bekerja lebih keras,

serta mulut yang akan selalu berdoa...”.

Alhamdulillahirobbil’alamiin... Alhamdulillahirobbil’alamiin...

Alhamdulillahirobbil’alamiin Akhirnya aku sampai ke titik ini,

Sepercik keberhasilan yang engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada Mu ya Rabb

Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal saleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi keluargaku tercinta.

Ayah…ibu…

Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku.

Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah.

Ibundaku dengan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan Ataukah perjuangan yang tidak pernah kuketahui,

Doakan agar kelak anakmu ini menjadi orang yang sukses Dalam menjalani kehidupan nantinya,

Terimakasih Ayahh dan Ibuku

Salam sayangku selalu untuk Ayah dan Ibuku.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Galih Gunawan dilahirkan di Desa Botok, Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 September 1999. Lahir dari pasangan Ayahanda Sularno dan Ibunda Sutarni, yang merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara.

Pendidikan yang telah ditempuh yaitu masuk Sekolah Dasar di SDN 01 Botok Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah dan tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMPN 01 Kerjo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah dan tamat pada tahun 2014. Pada Tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Tapung Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan tamat pada tahun 2017.

Pada tahun 2018 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Selama masa kuliah penulis pernah menjadi Kepala Devisi Bidang Kewirausahaan pada Himpunan Mahasiswa Program Studi Peternakan dan Wakil Ketua UKMF KOMPASH (Kelompok Studi Mahasiswa Pecinta Unggas dan Aneka Satwa Harapan) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bulan Juli sampai Agustus tahun 2020 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di BBPTUHPT Batu Raden secara online dengan membuat artikel ilmiah. Pada bulan Juli sampai Agustus 2021 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah Plus (KKN-DR Plus) di Kelurahan Tuah Karya, Kampar, Riau.

Pada tanggal 22 Desember 2022 penulis dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) melalui sidang tertutup Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Subbahanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Karakteristik Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali Berdasarkan Analisis Komponen Utama” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki, namun berkat bimbingan, petunjuk dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Sularno dan Ibunda Sutarni; adek Prima Dwi Nugroho, serta keluarga besar yang selalu memberikan bantuan do’a, motivasi, materi dan moril kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc. selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Ir.

Elfawati, M.Si. selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam, M.Si. selaku Wakil Dekan III.

5. Ibu Dr. Triani Adelina, S.Pt., M.P. selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Ibu Dr. Ir. Elfawati, M.Si. selaku Pembimbing I sekaligus Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Muhamad Rodiallah, S.Pt., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Dr. Hidayati, S.Pt., M.P. (almarhumah) sebagai penguji satu pada seminar usul penelitian.

(9)

9. Ibu Dr. Restu Misrianti, S.Pt., M.Si. dan Prof. Dr. Hj. Yendraliza, S.Pt., M.P. selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan kritik dan sarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh dosen, karyawan dan civitas akademika Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu penulis dalam mengikuti aktivitas perkuliahan.

11. Teman-teman Peternakan angkatan 2018 pada umumnya, khususnya teman- teman kelas B yang telah membersamai selama kuliah, memotivasi dan membantu dalam banyak hal.

12. Teman-teman tim sapi kuantan yaitu Dika Kurniawan dan Kartika yang bersedia berjuang bersama sampai akhir.

13. Beni Kurniawan S.Pt. dan Bang Eva selaku pihak dinas yang telah membantu dalam pengumpulan data.

14. Teman-teman yang selalu membantu dalam penelitian yaitu Gilang Febriyansyah, Anugrah, Firly Widya Ningsih, S.Pt, Paulus Riski Cristian Jorgi Simajuntak, S.Pt., Indra Gunawan, S.Pt, teman-teman KKN DR-PLUS Kelurahan Tuah Karya, Kampar, Riau.

Semoga Allah Subbahanahu Wata’ala melimpahkan berkah dan taufik-Nya pada kita semua dan skripsi ini bermanfaat bukan hanya bagi penulis tapi juga untuk seluruh pembaca. Aamiin yaa rabbal’alaamiin.

Pekanbaru, 22 Desember 2022

Penulis

(10)
(11)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah Subahanahu Wata’ala, yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Karakteristik Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali Berdasarkan Analisis Komponen Utama”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Peternakan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ir. Elfawati M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Muhamad Rodiallah S.Pt., M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terimakasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subahanahu Wata’ala untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang

Pekanbaru, 22 Desember 2022

Penulis

(12)

ii PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK SAPI KUANTAN

DAN SAPI BALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Galih Gunawan (11880111823)

Di Bawah Bimbingan Elfawati dan Muhamad Rodiallah INTISARI

Sapi kuantan merupakan sapi lokal asli Provinsi Riau yang banyak hidup di Kabupaten Indragiri Hulu. Karakterisasi merupakan langkah utama untuk merancang manajemen dan program konservasi breed ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan ukuran morfometrik sapi kuantan jantan dan betina, sapi bali jantan dan betina, sapi kuantan dan sapi bali, penciri ukuran dan penciri bentuk serta kerumunan penciri ukuran dan bentuk sapi kuantan dan sapi bali di Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU). Identifikasi profil morfometrik dilakukan terhadap 69 ekor sapi kuantan betina dan 16 ekor sapi kuantan jantan serta sebagai pembanding 36 ekor sapi bali betina dan 4 ekor sapi bali jantan di Kecamatan Rengat Barat. Variabel yang diukur meliputi tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pinggul dan lebar pinggul. Hasil penelitian menunjukkan ukuran lebar pinggul sapi kuantan betina nyata (P<0,05) lebih lebar dibandingkan sapi kuantan jantan, ukuran tubuh sapi bali jantan tidak berbeda nyata (P>0,05) dibandingkan sapi bali betina, ukuran lingkar dada dan dalam dada sapi bali jantan nyata lebih besar (P<0,05) dibandingkan sapi kuantan jantan, ukuran tubuh sapi bali betina nyata (P<0,05) lebih besar dibandingkan sapi kuantan betina. Hasil analisis komponen utama (AKU) menunjukkan pada sapi kuantan penciri ukuran dan penciri bentuk adalah lebar pinggul dan tinggi pinggul, sedangkan pada sapi bali penciri ukuran dan penciri bentuknya yaitu lingkar dada dan panjang badan. Kesimpulan penelitian ini adalah karakteristik morfometrik sapi kuantan lebih kecil dibandingkan sapi bali.

Kata Kunci : Analisis Komponen Utama (AKU), morfometrik, sapi kuantan.

(13)

iii COMPARISON OF MORFOMETRIC CHARACTERISTICS OF KUANTAN

CATTLE BASED ON PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Galih Gunawan (11880111823)

Under the Guidance of Elfawati and Muhamad Rodiallah ABSTRACT

Kuantan cattle was the local cattle of Riau Province that mostly live in Indragiri Hulu Regency and Kuantan Singingi Regency. Characterization was a key step in designing appropriate conservation management and programs of animal breed. The purpose of this study were to compare the morphometric size between male and female kuantan cattle, male and female bali cattle, kuantan cattle and bali cattle, to know the size and the shape characteristics of kuantan cattle and bali cattle, and the crowds of size and shape characteristics of kuantan cattle and bali cattle in Indragiri Hulu Regency based on the Principal Component Analysis (PCA). Identification of morphometric profiles was carried out on 69 females kuantan cattle and 16 males kuantan cattle and as a comparison used 36 females bali cattle and 4 males bali cattle in Rengat Barat District. Variables measured include shoulder height, body length, chest circumference, chest width, chest depth, hip height and hip width. The results showed that the hip width of female kuantan cattle was significantly (P<0.05) wider than male kuantan cattle, the body size of male bali cattle was not significantly different (P>0.05) compared to female bali cattle, the size of the chest circumference and inside of the chest of bali cattle males were significantly larger (P<0.05) than male kuantan cattle, the body size of female bali cattle was significantly (P<0.05) larger than female kuantan cattle. The results of principal component analysis (PCA) showed that on kuantan cattle, the size and the shape characteristics were hip width and hip height, respectively while on bali cattle, the size and the shape characteristics were chest circumference and body length.

Respectively the conclusion of this study was the morphometric characteristics of kuantan cattle are smaller than bali cattle.

Keywords: Principal Component Analysis (PCA), kuantan cattle, morphometric.

(14)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... ii

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Hipotesis ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Sapi Kuantan ... 4

2.2. Sifat Kualitatif dan Kunatitattif ... 5

2.3. Morfometrik ... 6

2.4. Analisis Komponen Utama ... 6

III. MATERI DAN METODE ... 8

3.1. Waktu dan Tempat ... 8

3.2. Materi Penelitian ... 8

3.3. Metode Penelitian ... 9

3.4. Prosedur Penelitian ... 9

3.5. Parameter Penelitian ... 10

3.6. Analisis Data... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 13

4.2. Perbandingan Morfometrik Sapi Kuantan Jantan dan Betina ... 15

4.3. Perbandingan Morfometrik Sapi Bali Jantan dan Betina ... 17

4.4. Perbandingan Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali ... 18

4.5. Penciri Ukuran dan Pendiri Bentuk Sapi Kuantan dan Sapi Bali ... 20

4.6. Kerumunan Ukuran Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali .. 22

V. PENUTUP ... 24

5.1. Kesimpulan ... 24

5.2. Saran ... 24

(15)

v DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN ... 29

(16)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3. 1 Data Sapi Kuantan di Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim ... 8 4. 1 Rataan, Standard Deviasi dan Koefisien Keragaman Ukuran Tubuh Sapi

Kuantan Jantan dan Betina ... 15 4. 2 Rataan Perbandingan Ukuran Tubuh Sapi Bali Jantan dan Betina ... 17 4. 3 Rataan Perbandingan Ukuran Tubuh Sapi Kuantan dan Sapi Bali ... 19 4. 4 Perbedaan Penciri Ukuran Tubuh dan Bentuk Tubuh serta Nilai Keragaman Total ... 20 4. 5 Rekapitulasi Penciri Ukuran Tubuh dan Bentuk Tubuh Sapi Kuantan dan

Sapi Bali ... 21

(17)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Sapi Kuantan ... 4 2. 2 Pengukuran Karakteristik Morfometrik Tubuh Sapi... 6 4. 1 Peta Wilayah Penelitian ... 13 4. 2 Diagram Kerumunan Sapi Kuantan dan Sapi Bali Berdasarkan Ukuran

Tubuh dan Bentuk Tubuh ... 22

(18)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis Statistik Uji-t Morfometrik Sapi Kuantan Betina dan Jantan ... 30

2. Analisis Statistik Uji-t Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali. ... 32

3. Dokumentasi Selama Penelitian ... 34

4. Cara Pengukuran ... 37

(19)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak keragaman sapi lokal mulai dari sapi aceh, sapi bali, sapi PO dan lain sebagainya. Provinsi Riau juga memiliki keanekaragaman sumber daya genetik ternak lokal yang dinamakan sapi kuantan. Sapi kuantan memiliki tubuh yang relatif kecil jika dibandingkan dengan sapi potong lain. Sapi kuantan banyak dipelihara sejak turun temurun karena sapi kuantan memiliki daya adaptasi yang tinggi, tahan penyakit, tidak memerlukan perawatan kusus, dapat dijadikan tolak ukur martabat masyarakat tergantung jumlah ternak yang dipelihara, dan kerap dijadikan hadiah perlombaan dayung perahu (Sitindaon dkk., 2014).

Sapi kuantan banyak terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi. Populasi sapi kuantan di Kabupaten Indragiri Hulu mencapai 5.950 ekor dan Kabupaten Kuantan Singingi berjumlah 2.386 (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, 2014). Dari tahun ke tahun terdapat penurunan populasi sapi kuantan di Riau, hal ini diduga akibat semakin menyempitnya lahan penggembalaan, kurang tersedianya pejantan dan maraknya pemotongan betina produktif. Agar permasalahan penurunan jumlah sapi kuantan dapat dilakukan, perlu diambil langkah dalam pelestariannya seperti peningkatan mutu genetik, perbaikan manajemen pakan, dan perluasan wilayah pengembangan.

Masyarakat di Kabupaten Indragiri selain beternak sapi kuantan juga banyak yang berternak sapi bali. Sapi kuantan banyak dibudidayakan masyarakat sepanjang aliran Sungai Kuantan secara ektensif (Misrianti dkk., 2018), sedangkan sapi bali banyak dibudidayakan menggunakan sistem semi intensif.

Dengan sistem pemeliharaan ekstensif besar kemungkinan ternak akan mengalami kawin alam sehingga rekam genetik dari anak sapi kelak sulit dilakukan. Sapi kuantan diberikan predikat sebagai salah satu sapi lokal di Indonesia sejak tahun 2014 melalui SK Menteri Pertanian No 1052/ktps/SR.120/10/2014. Jika dilihat dari garis keturunannya, sapi kuantan berasal dari sapi India (Bos Indicus) sama halnya seperti sapi pesisir (Hidayati dkk., 2016).

(20)

2 Karakterisasi breed adalah langkah utama dalam merancang manajemen dan program konservasi yang tepat. Banyaknya pemeliharaan sapi bali di Kecamatan Indragiri Hulu dikhawatirkan terjadi pencampuran antar bangsa sehingga karakteristik ternak menjadi tidak jelas. Karakterisasi bangsa sapi dapat dilihat dari ukuran tubuh ternak dengan pendekatan mofometrik. Morfometrik dapat digunakan untuk mengeksplorasi struktur breed dan variabilitas antar breed ternak (Aziz dan Al-Hur, 2013). Menurut Takandjandji dan Sawitri (2015) morfometrik merupakan studi yang berhubungan dengan variasi dan ukuran tubuh ternak serta bermanfaat untuk mengetahui dan mendeskripsikan potensi ternak secara kuantitatif.

Keragaman sifat kualitatif dari sapi dapat diperoleh melalui pengukuran morfometrik sapi yang meliputi panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dalam dada dan tinggi pingul. Sifat-sifat kuantitatif, seperti bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh (morfometrik), merupakan parameter morfologi penting dalam program seleksi. Ukuran tubuh ternak sering digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan karena ukuran merupakan indikator penting dari pertumbuhan.

Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan melalui karakterisasi ternak. Menurut Chamdi (2005) karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat yang bernilai ekonomis atau yang merupakan penciri dari rumpun yang bersangkutan. Dengan mengetahui penciri ukuran dan bentuk dari bangsa ternak kita dapat membedakan bangsa dan mengetahui ciri khas dari ternak tersebut. Karakterisasi adalah langkah penting yang harus ditempuh apabila akan melakukan pengelolaan genetik secara baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “Perbandingan Karakteristik Morfometrik Sapi Kuantan dan Sapi Bali Berdasarakan Analisis Komponen Utama”.

(21)

3 1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perbandingan ukuran morfometrik sapi kuantan jantan dan betina.

2. Mengetahui perbandingan ukuran morfometrik sapi bali jantan dan betina.

3. Mengetahui perbedaan morfometrik sapi kuantan dan sapi bali

4. Mengetahui penciri ukuran dan penciri bentuk serta kerumunan penciri ukuran dan bentuk sapi kuantan dan sapi bali di Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU).

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk menunjang upaya peningkatan populasi dan upaya memperbaiki mutu genetik sapi kuantan di Kabupaten Indragiri Hulu.

2. Mendapatkan informasi karakteristik morfometrik sapi kuantan di Kabupaten Indragiri Hulu.

3. Mendapatkan informasi penciri ukuran dan bentuk sapi kuantan di Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan Analisis Komponen Utama.

1.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah ditemukannya perbedaan karakteristik morfometrik sapi kuantan jantan dan betina, perbedaan morometrik sapi kuantan dan sapi bali serta penciri ukuran dan penciri bentuk pada sapi kuantan dan sapi bali di Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU).

(22)

4 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Kuantan

Indonesia memiliki banyak keragaman plasma nutfah sapi lokal seperti sapi bali, sapi pesisir, sapi PO dan lain sebagainya. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1052/kpts/sr.120/10/2014, Provinsi Riau juga memiliki plasma nutfah sapi lokal yaitu sapi kuantan, sapi kuantan berasal dari sapi India (Bos indicus) dan telah mengalami persilangan dengan sapi lokal secara turun temurun semenjak zaman penjajahan Hindia Belanda. Gambar sapi kuantan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sapi Kuantan Sumber: Dokumentasi Penelitian

Sapi kuantan berasal dari sepanjang sungai kuantan yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu (Sitindaon dkk., 2014). Sapi kuantan banyak dipelihara karena memiliki daya adaptasi yang bagus, daya tahan terhadap penyakit tropis tinggi, mampu bertahan dalam kondisi pakan yang kurang dan kualitas buruk serta tergolong sapi yang jinak sehingga memudahkan peternak dalam pemeliharaan. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau tahun 2014 perkiraan populasi sapi kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi adalah 2.347 ekor dan di Kabupaten Indragiri Hulu adalah 5.450 ekor.

(23)

5 Menurut Dedi (2013) sapi kuantan merupakan sumber daya genetik (plasma nutfah) seperti halnya sapi lokal lainnya yang dapat dikembangkan untuk perbaikan mutu genetik sapi lokal Indonesia. Perlindungan terhadap sapi kuantan adalah langkah yang harus diambil untuk mencegah dari ancaman kepunahan, dalam mengambil langkah tersebut perlu dilakukan peningkatan produktivitas.

Peningkatan produktivitas sapi lokal di Indonesia dapat dilakukan melalui perbaikan aspek manajamen pemeliharaan, pakan dan aspek genetik (Desheri dkk., 2020).

2.2. Sifat Kualitatif dan Kuantitatif

Langkah awal pemanfaatan sumber daya genetik adalah karakterisasi fenotipe berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatifnya. Sifat kualitatif adalah sifat-sifat yang umumnya dijelaskan dengan kata-kata atau gambar, yang dapat dibedakan tanpa harus mengukurnya misalnya warna bulu, ada tidaknya tanduk, ada tidaknya gelambir di leher (Hilmia dkk., 2019). Sifat kualitatif seperti warna adalah sifat penting dalam membentuk karakteristik rumpun dan digunakan sejak domestikasi sebagai alat untuk membentuk rumpun dan kegiatan seleksi, seperti variasi bentuk tanduk dan warna bulu barangkali dapat membantu untuk memahami sejarah rumpun, demografi dan karakter genetiknya (Radacsi, 2008).

Sifat kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan untuk menentukan karakteristik bangsa ternak (Krisnandi dkk., 2015). Sifat kualitatif sapi kuantan meliputi warna tubuh dominan putih kecokelatan sampai cokelat kehitaman, warna hidung keputih-putihan, warna ekor hitam, bentuk mata bulat, tanduk dominan melengkung ke atas, gelambir pendek menggelantung sepanjang leher hingga tulang dada (sternum) gumba bergumba dan tidak bergumba. Sifat kuantitatif sapi kuantan adalah tinggi pundak jantan 99,28 ± 1,23 cm, tinggi pundak betina 99,19 ± 1,34 cm, panjang badan jantan 103,78 ± 1,83 cm, panjang badan betina 102,35 ± 1,90 cm, lingkar dada jantan 126,22 ± 4,80 cm lingkar dada betina 123,27 ± 4,68 cm, bobot badan jantan 138,00 ± 12,56 kg, bobot badan betina 132,18 ± 12,26 kg, umur dewasa kelamin 18-24 bulan, umur beranak pertama 33-36 bulan, jarak beranak 14-18 bulan, lama berahi 24-48 jam, dan siklus berahi 18-24 hari (Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1052/Kpts/Sr.120/10/2014).

(24)

6 2.3. Morfometrik

Morfometrik merupakan studi yang berhubungan dengan variasi dan perubahan bentuk dan ukuran dari suatu organisme, meliputi pengukaran panjang dan analisa kerangka (Komariah, 2016). Dasar dalam melakukan seleksi adalah mengetahui karakteristik ternak yang mencerminkan sifat-sifat yang dimiliki oleh ternak, karakteristik ternak dapat dipengaruhi oleh gen dan lingkungan atau interaksi dari kedua faktor tersebut (Aguantara dkk., 2019). Menurut Zulu (2008) ukuran-ukuran tubuh dapat menggambarkan ciri khas dari suatu bangsa. Hasil pengukuran biasanya dinyatakan dalam milimeter atau centimeter, ukuran ini disebut ukuran mutlak (Nurmadinah, 2016).

Karakteristik yang dapat diamati dari seekor ternak salah satunya adalah karakteristik morfometrik (kuantitatif) yang meliputi bobot badan, panjang badan, tinggi badan, lingkar dada, tinggi pinggul, ukuran kepala dan BCS (Body Condition Score). Semua jenis karakteristik tersebut mencerminkan performans produktivitas dari ternak sapi (Aguantara dkk., 2019). Pengukuran karakteristik morfometrik tubuh sapi dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.2 Pengukuran Karakteristik Morfometrik Tubuh Sapi; Ld = lebar dada, Tb = tinggi badan, Dd = dalam dada, Lgd = lingkar dada, Pb = panjang badan, Lpg = lebar pinggul, Tpg = tinggi pinggul.

2.4. Analisis Komponen Utama (AKU)

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis / PCA) merupakan teknik yang digunakan untuk menyederhanakan suatu data dengan cara mentransformasi linear sehingga terbentuk sistem koordinat baru yang dapat mempertahankan varians data secara maksimum (Sari, 2020). Metode AKU

(25)

7 merupakan suatu metode pereduksi data yang dirancang untuk memperjelas hubungan antara dua karakter atau lebih dan untuk membagi keragaman total dari seluruh karakter ke dalam suatu variabel baru yang tidak berhubungan dan terbatas (Heryani dkk., 2018). Nilai yang menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap pembentukan karakteristik yang dinotasikan dengan λ disebut eigen value, eigen value yaitu nilai yang menunjukkan besar sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh variabel asli (Delsen dkk., 2017).

Identifikasi morfometrik dengan Analisis Komponen Utama (AKU) dapat digunakan untuk menentukan penciri ukuran yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan penciri bentuk yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Mahmudi, 2019). Analisis Komponen Utama (AKU) berdasarkan data morfometrik juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan untuk menentukan keunikan dari bangsa hewan (Heryani dkk., 2018). Karakterisasi ini menjadi dasar yang sangat penting untuk mengetahui struktur populasi, rencana konservasi yang efektif pemanfaatan sumber daya genetik serta perencanaan pengembangan (Gushairiyanto dkk., 2021).

(26)

8 III. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Maret 2022 di Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.

3.2. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi kuantan berumur lebih dari 2 tahun, berjumlah 85 ekor yang terdiri dari 16 ekor sapi jantan dan 69 ekor sapi betina yang terdapat di Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1. Sebagai pembanding digunakan 40 ekor sapi bali yang terdiri 4 ekor sapi jantan dan 36 ekor sapi betina. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis untuk mencatat hasil pengumpulan data dan kamera digital untuk dokumentasi pengamatan sapi di lapangan.

Tabel 3.1 Data Sapi Kuantan di Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim

No Bangsa Kecamatan Desa Jumlah

(ekor)

Jantan (ekor)

Betina (ekor) 1 Sapi

Kuantan

Rengat Barat Sialang Dua Dahan 1 - 1

Pekan Heran 2 2 -

Rantau Bakung 1 1 -

Rantau Bakung Seberang

27 9 18

2 Sapi Kuantan

Kelayang Pasir Beringin 9 - 9

Pulau Sengkilo 30 3 27

3 Sapi Kuantan

Rakit Kulim Batu Sawar 8 1 7

Kuantan Tenang 3 - 3

Petonggan 4 - 4

Total 85 16 69

1 Sapi

Bali

Rengat Barat Pematang Reba 30 2 28

Sialang Dua Dahan 5 1 4

Redang 5 1 4

Total 40 4 36

(27)

9 3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan observasi secara langsung. Lokasi pengamatan sapi kuantan yang dipilih adalah Kecamatan Rengat Barat, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim.

Pemilihan 3 kecamatan tersebut berdasarkan rekomendasi dari petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hulu, dengan pertimbangan bahwa di 3 kecamatan tersebut banyak terdapat sapi kuantan. Lokasi pengamatan sapi bali adalah Kecamatan Rengat Barat. Pemilihan lokasi ini karena sapi bali telah mendapatkan ketetapan SNI (Standar Nasiona Indonesia) sehingga diasumsikan memiliki sifat kuantitatif yang sama di setiap daerah.

Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel sapi kuantan dan sapi bali adalah sapi berumur 2-3 tahun berdasarkan informasi dari peternak dan tidak bunting untuk sapi betina, dengan pemilihan kriteria tersebut diharapkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak adalah faktor genetik dan tidak faktor lingkungan.

Data penelitian dikumpulkan dalam bentuk data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari data ukuran tubuh sapi kuantan, yang diperoleh dari pengukuran secara langsung di lokasi pengamatan. Data sekunder adalah data pendukung dan didapatkan melalui studi kepustakaan, bahan bacaan, artikel jurnal maupun data dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Indragiri Hulu.

3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan Sampel

Sapi kuantan yang diukur dipastikan sudah memenuhi syarat umur dan dewasa tubuh serta sapi betina tidak dalam keadaan bunting. Sebelum mengukur tubuh ternak dilakukan pencatatan meliputi jenis kelamin, umur sapi, dan nama peternak. Pencatatan dilakukan agar tidak terjadi data ganda serta memudahkan dalam pengumpulan data yang sesuai dengan nama peternak. Pengukuran sapi dilakukan di dalam kandang sebelum dilepaskan atau setelah dikandangkan agar tidak menganggu waktu makan sapi dan memudahkan dalam melakukan pengamatan/pengukuran.

(28)

10 3.4.2 Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkat ukur, pita ukur, kamera digital dan alat tulis. Tongkat ukur dan pita ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tubuh sapi kuantan, kamera digital untuk mengambil dokumentasi kegiatan pengukuran dan alat tulis digunakan untuk menulis hasil pengukuran yang diamati.

3.4.3 Pengukuran Morfometrik

Pengukuran tubuh sapi kuantan dilakukan dalam keadaan ternak diikat dalam kandang dan dibantu peternak agar ternak tidak memberontak ketika diukur. Alas lantai kandang harus datar supaya posisi tubuh sapi rata dan hasil pengukurannya lebih akurat. Tubuh sapi kuantan diukur dengan menggunakan pita dan tongkat ukur, pengukuran dilakukan berdasarkan 8 paramater penelitian.

3.5. Parameter Penelitian

Parameter yang diamati adalah bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh (morfometrik). Peubah morfometrik meliputi tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pinggul dan lebar pinggul.

Pengukuran morfometrik dilakukan menurut Otsuka et al. (1982) sebagai berikut:

1. Tinggi pundak merupakan titik tertinggi pundak sampai tanah, diukur menggunakan tongkat ukur. Pengukuran tinggi pundak dilakukan pada posisi sapi tegak dan tempat pijakan rata.

2. Panjang badan merupakan Panjang badan sapi diukur dari bagian proximal tonjolan tulang siku (humerus) sampai tonjolan tulang duduk (tuber ischii) secara garis lurus dengan menggunakan tongkat ukur.

3. Lingkar dada diukur melingkari rongga dada di belakang bahu atau di belakang siku kaki depan tegak lurus dengan sumbu tubuh.

4. Lebar dada merupakan jarak antara penonjolan sendi bahu (tuber humerus) kiri dan kanan, diukur menggunakan kaliper.

5. Dalam dada merupakan jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada, diukur dari titik dasar gumba (pada ruas tulang belakang 3-4) sampai ke tulang dada tepat di belakang siku menggunakan tongkat ukur.

6. Tinggi pinggul merupakan titik tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah, diukur menggunakan tongkat ukur.

(29)

11 7. Lebar pinggul diukur antara sisi tulang pinggul kiri dan kanan dengan

menggunakan kaliper.

8. Bobot badan diukur menggunakan pita rondo berdasarkan ukuran lingkar dada.

3.6. Analisis Data

Data ukuran morfometrik hasil pengukuran ditabulasi, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menentukan rataan, standar deviasi (SD) dan koefisien keragaman (KK) berdasarkan Walpole (1998) sebagai berikut:

1. Rataan ( ̅)

Rataan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut ̅ ∑

Keterangan

̅ = Rataan ukuran morfometrik (cm)

∑ = Jumlah keseluruhan ukuran morfometrik (cm) n = Jumlah ternak yang diamati (ekor)

2. Standar deviasi (SD)

Standar deviasi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

√∑ ̅̅̅

Keterangan

S = Standar dviasi

∑ = Jumlah ukuran-ukuran morfometrik (cm) n = Banyaknya ternak yang diukur (ekor) 3. Koefisien Keragaman (KK)

Koefisien keragaman dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

(30)

12 Keterangan

KK = Koefisien Keragaman(%) S = Standar Deviasi

̅ = Nilai rata-rata ukuran morfometrik (cm)

Untuk membandingkan ukuran morfometrik sapi kuantan jantan dan betina, sapi bali jantan dan betina serta sapi kuantan dan sapi bali dilakukan uji-t menggunakan aplikasi Minitab Statistical Software versi 21.

Data ukuran morfometrik juga dianalisis menggunakan Analisis Komponen Utama (AKU) yang bertujuan untuk mengetahui faktor penentu ukuran dan faktor penentu bentuk sapi kuantan dan sapi bali. Analisis Komponen Utama (AKU) dilakukan menggunakan program XLSTAT 2022. Data sifat kuantitatif sapi kuantan dan sapi bali ditabulasi seperti pada Lampiran 3, kemudian nilai ukuran tersebut di-input pada program XLSTAT 2022. Output dari Analisis Komponen Utama (AKU) disajikan dalam bentuk Diagram Kerumunan, Penciri Ukuran dan Penciri Bentuk seperti Lampiran 4. Program XLSTAT adalah perangkat lunak statistik yang dapat digunakan untuk melakukan analisis multivarian dari kumpulan data yang kompleks (Vidal et al., 2020). Model matematika Analisis Komponen Utama (AKU) menurut Gasperz (1992) adalah sebagai berikut :

Keterangan

Yp = Komponen utama ke-p

= Vektor ciri/ vektor eigen ke-1,...., n pada komponen utama ke-p

X1,X2,…,Xn = Peubah-peubah yang diamati.

(31)

24 V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Ukuran lebar pinggul sapi kuantan jantan lebih kecil dari sapi kuantan betina serta tidak terdapat perbedaan ukuran pada parameter lainnya.

2. Tidak terdapat perbedaan ukuran morfometrik sapi bali jantan dan sapi bali betina.

3. Ukuran lingkar dada dan dalam dada sapi kuantan jantan lebih kecil dibandingkan sapi bali jantan. Ukuran morfometrik sapi kuantan betina lebih kecil dibandingkan sapi bali betina setiap parameter.

4. Penciri ukuran pada sapi kuantan adalah ukuran lebar pinggul, sedangkan pada sapi bali adalah ukuran lingkar dada. Penciri bentuk pada sapi kuantan adalah ukuran tinggi pinggul, sedangkan pada sapi bali adalah ukuran panjang badan. Kerumunan penciri ukuran dan bentuk sapi kuantan dan sapi bali berbeda dan tidak menyatu.

5.2 Saran

Perlu dilakukan perbandingan lebih lanjut antara sapi kuantan dengan bangsa sapi lain seperti sapi pesisir, sapi madura dan sapi lokal lainnya menggunakan analisis komponen utama.

(32)

25 DAFTAR PUSTAKA

Aguantara, F., T. Rozi dan Maskur. 2019. Arakteristik Morfometrik (Ukuran Linier dan Lingkar Tubuh) Sapi Persilangan Sumbawa X Bali (Sumbal) yang Dipelihara secara Semi Intensif di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia. 5(2): 76 – 85.

Azis, M.M.A. and F. S. Al-Hur. 2013. Differentiation between Three Saudi Goat Types Using Size-Free Canonical Discriminant Analysis. Emirates Journal of Food and Agriculture. 25(9): 723735.

Baharun, A., H.L.L. Belli dan T.M. Hine. 2017. Karakteristik Pejantan Muda Sapi Bali pada Peternakan Rakyat di Desa Merbaun Kabupaten Kupang. Jurnal Peternakan Nusantara. 3(1): 11-16.

Chamdi, A.N. 2005. Karakteristik Sumberdaya Genetik Ternak Sapi Bali (Bobilos banteng) dan Alternatif Pola Konservasinya (Review). Biodiversitas. 6(1):

70-75.

Crisdayanti, S., Depison, Gushairiyanto dan S. Erina. 2020. Identifikasi Karakteristik Morfometrik Sapi Bali dan Sapi Brahman Cross di Kecamatan Pamenang Barat Kabupaten Merangin. Jurnal Peternakan.

9(2): 11-22.

Dedi, S.Y. 2013. Studi Keragaman Morfometrik Sapi Kuantan di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Delsen, M.S.N.V., A.Z. Wattimena, S.D. Saputri. 2017. Penggunaan Metode Analisis Komponen Utama untuk Mereduksi Faktor-faktor Inflasi di Kota Ambon. Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. 11(2):109 – 118.

Desheri, S., P. Anwar dan Jiyanto. 2020. Populasi Sapi Kuantan sebagai Plasma Nutfah Lokal Riau di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi.

Jurnal of Animal Center. 2 (2): 74-77.

Dinas Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Indragiri Hulu. 2017. https://dpmptsp.inhukab.go.id/ (diakses tanggal 24 september 2022)

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau. 2021. Strategi Pengembangan Sapi Kuantan. https://dispkh.riau.go.id/post/25/strategi- pengembangan-pembibitan-sapi-kuantan (diakses tanggal 29 september 2022).

Everitt, B.S. and Dunn. 1999. Applied Multivariate Data Analysis. Edward Arnold. London: 316 hlm.

Gaspersz. 1992. Teknik Analisis dan Penelitian Percobaan Jilid Ke-2. Penerbit Tarsito, Bandung: 623 hlm.

(33)

26 Gerli, Hamdan dan A.H. Daulay. 2012. Karakteristik Morfologi Ukuran Tubuh Kerbau Murrah dan Kerbau Lumpur di BPTU Siborong Borong. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Tapanuli. Jurnal Peternakan Integratif. 1(3): 276-28.

Gunawan, A., dan Sumantri. 2007. Karakteristik Morfometrik Ukuran Tubuh dan Bentuk Domba Ekor Gemuk Pulau Madura dan Rote dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama. Buletin Peter. 31(4):186-199.

Gushairiyanto dan Depison. 2021. Karakteristik Kuantitatif Sapi Bali Menggunakan Analisis Komponen Utama di Kabupaten Merangin dan Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Jurnal Sain Peternakan Indonesia.

16(1):74-79.

Hamdani, M.D.I., K. Adhianto, Sulastri, A. Husni dan Renitasari. 2017. Ukuran- ukuran Tubuh Sapi Bali Krui Jantan dan Betina di Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Jurnal Ilmu Ternak. 17(2): 97-102.

Heryani, L.G.S.S., N.N.W. Susari dan I.W.N.F. Gunawan. 2018. Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro Berdasarkan Pengukuran Badan. Buletin Veteriner Udayana. 10 (1) : 93-99.

Hidayati, R. Misrianti dan A. Ali. 2016. Pohon Filogenetik Sapi Kuantan Menggunakan DNA Barcode. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 21(1) : 41-48.

Hikmawaty, A. Gunawan, R.R. Noor dan Jakaria. 2014. Identifikasi Ukuran Tubuh dan Bentuk Tubuh Sapi Bali di Beberapa Pusat Pembibitan Melalui Pendekatan Analisis Komponen Utama. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 2(1): 231-237.

Hikmawaty, Bellavista, A.T.B.A. Mahmud dan A. Salam. 2018. Korelasi Bobot Badan dan Variabel-variabel Ukuran Tubuh sebagai Dasar Seleksi Calon Induk Sapi Bali. Jurnal Ilmu Pertanian. 3(1): 11-13.

Hilmia, N., R.R. Noor, C. Sumantri, R. Priyanto dan D. Rahmat. 2019. Dentifikasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Rancah. Ziraa’ah. 44 (3): 382-387.

Komariah. 2016. Produktivitas Kerbau Lumpur Berdasarkan Agrosistem dan Strategi Pengembangannya di Kabupaten Cianjur. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Krisnandi, G., D. Rahmat, Dudi. 2016. Identifikasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Kerbau Jantan Dewasa. Jurnal Unpad. 5(2):1-13.

Kurnianto, E. 2010. Ilmu Pemuliaan Ternak. Universitas Diponegoro, Semarang: 112 hlm.

Kutsiyah, F. 2012. Analisis Pembibitan Sapi Potong di Pulau Madura. Wartazoa.

22 (3):113-126.

(34)

27 Mahmudi, Priyanto dan R. Jakaria. 2019. Karakteristik Morfometrik Sapi Aceh, Sapi PO dan Sapi Bali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (AKU).

Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 07(1):35-40.

Misrianti, R., R.P. Mustika dan A. Ali. 2018. Keragaman Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Sapi Kuantan pada Berbagai Tingkatan Umur di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Jurnal Peternakan.

15(2): 55-61.

Nurmadinah. 2016. Studi Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan Penja Asal Polewali Mandar dan Ikan Nike (Awaous melanocephalus) Asal Gorontalo. Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Novaldi. 2015. Ukuran Tubuh Sapi Kuantan dan Sapi Bali di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasum Riau. Pekanbaru.

Otsuka, J., T. Namikawa, K. Nozawa and H. Martojo. 1982. Statistical Analysis on the Body Measurements of East Asian Native Cattle and Bantengs: The Origin and Phylogeny of Indonesian Native Livestock (Part III). The Research Group of Overseas Scientific Survey, Bogor.

Purbowati, E. 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak Potong dan Kerja.

htt://id.scribd.com/.86474629/Pertumbuhan. Diakses tanggal 10 Oktober 2022.

Radacsi, A. 2008. Horn Coat Colour Varieties of The Hongarian Grey Cattle.

Dissertation. University of Debrecen.

Sabrah, E., I. Siska dan P. Anwar. 2019. Studi Sifat Kualitatif Sapi Kuantan di Kecamatan Kuantan Hilir Seberang Kabupaten Kuantan Singingi. Journal of Animal Center. 1(1): 28-36.

Salamena, J.F. 2006. Karakterisasi Fenotipik Domba Kisar di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Propinsi Maluku sebagai Langkah Awal Konservasi dan Pengembangannya. Disertasi. Institut Pertanian Bogor.

Sampurna, I.P. 2013. Pola Pertumbuhan dan Kedekatan Hubungan Dimensi Tubuh Sapi Bali. Disertasi. Progam Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Saptayanti, N.N.J., I.K. Suatha, I.P. Sampurna. 2015. Hubungan antara Dimensi Panjang Induk dengan Pedet pada Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana.

7(2):129-136.

Saputra, D.A., Maskur dan T. Rozi. 2019. Karakteristik Morfometrik (Ukuran Linier dan Lingkar Tubuh) Sapi Bali yang Dipelihara secara Semi Intensif di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia.

5 (2): 67–75.

(35)

28 Sari, N.D. 2020. Analisis Komponen Utama untuk Menentukan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Transportasi Online. Thesis. Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Setiawati, T., P. Sambodho dan A. Sustiyah. 2013.Tampilan Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Kambing Dara Peranakan Ettawa Akibat Pemberian Ransum Dengan Suplementasi Urea yang Berbeda. Jounal Agric. 2(2): 4 – 14.

Sitindaon, S. H., Alfianny dan S. Istiana. 2014. Identifikasi Sumberdaya Genetik Ternak di Provinsi Riau. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 27(2): 61-65.

Sudirman. 2016. Pengaruh Metode Perkawinan terhadap Keberhasilan Kebuntingan Sapi Donggala di Kabupaten Sigi. e-Jurnal Mitra Sains.

4(3):22-27.

Sulasmi., A. Gunawan, R. Priyanto, C. Sumantri dan Arifin. 2016. Keseragaman dan Kedekatan Morfometrik Ukuran Tubuh Sapi Pasundan. Journal Veteriner. 8(2): 263-273.

Surat Keputusan Menteri Pertanian No 1052/Kpts/Sr.120/10/2014. Penetapan Rumpun Sapi Kuantan.

Takandjandji, M., dan R. Sawitri. 2015. Ukuran Morfometrik Banteng (Bos javanicus D’alton, 1 23) untuk Menduga Bobot Badan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.12(1): 59–73.

Vidal, N.P., C.F. Manful, T.H. Pham, P. Stewart, D. Keough, R. Thomas. 2020.

The use of XLSTAT in conducting principal component analysis (PCA) when evaluating the relationships between sensory and quality attributes in grilled foods. MethodsX. 7(2):1-10.

Walpole, R.E. 1998. Introduction to Statistic 3rd. New York: Mc Milan: 511 hlm.

Warwick, E. J., J. M Astuti, dan Hardjosubroto W. 1990. Pemuliaan Ternak Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 485 hlm.

Zafitra, A., Gushairiyanto, H. Ediyanto dan Depison. 2020. Karakterisasi Morfometrik dan Bobot Badan pada Sapi Bali dan Simbal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin. Majalah Ilmiah Peternakan. 23(2): 66-71.

Zulu, D. N. 2008. Genetic Characterization on Zambian Native Cattle Breeds.

Thesis. The Virginia Polytechnic Institute and State University.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tanamanaromatik telah lama digunakan sebagai obat-obatan dan bahan pengawet di dalam makanan, sekaligus menunjukkan inhibisi dalam melawan bakteri, jamur dan ragi.Minyak atsiri

litura dari kelompok pengujian larva instar kedua dan ketiga yang berhasil keluar dari pupa memiliki abnormalitas pada bagian sayap yakni kedua pasang sayapnya

Berdasarkan hasil kelayakan model yang dilakukan dengan menggunakan pengujian uji F mempunyai nilai signifikan 0,000, menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, motivasi kerja,

Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program yang dilakukan terkait peningkatan sasaran meningkatnya kualitas pendidikan anak usia dini Pada tahun

Dalam percobaan ini kita akan membuktikan bahwa garis spektral sebuah atom dalam medan magnetik masing-masing harus terpecah menjadi tiga komponen, disini kita akan

Mahasiswa Fakultas Pertanian kurang puas atas fasilitas fisik (prasarana dan sarana) khususnya terkait dengan fasilitas perpustakaan fakultas yang kurang.. 2.49 3.31 0 0.5 1 1.5 2

pembelian kompulsif pada produk pakaian melalui orientasi fashion. Semakin individu tersebut matrialis maka individu tersebut akan cenderung melakukan pembelian

Setelah data primer terkumpul, yaitu hasil transkrip wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada tiga pasangan beda suku yang menjadi subjek penelitian, data diolah