4 2.1 Plak Dental
Plak dental dapat didefinisikan sebagai deposit lunak yang membentuk biofilm
dan melekat pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut. Plak dental adalah biofilm yang terkait dengan pejamu dan dapat dibedakan dari deposit lainnya seperti materi alba dan kalkulus. Materi albaberasal dari akumulasi bakteri dan jaringan sel pada plak gigi yang mudah dihilangkan dengan semprotan air. Kalkulus adalah deposit keras yang terbentuk melalui proses mineralisasi plak gigi dan umumnya ditutupi oleh lapisan plak yang tidak termineralisasi. Komunitas
biofilm awalnya dibentuk melalui interaksi bakteri dengan gigi dan kemudian terjadi interaksi fisik dan fisiologis antara spesies yang berbeda dalam massa mikroba. Selain itu, bakteri yang ditemukan pada plak biofilm sangat dipengaruh oleh faktor lingkungan eksternal yang dapat dimediasi olehpejamu.Kesehatan periodontal dapat menjadi tolak ukur keseimbangan rongga mulut antara populasi bakteri dan pejamu, dimana tidak terjadi kerusakan jaringan maupun perubahan bakteri.Gangguan keseimbangan ini dapat menyebabkan perubahan pada pejamu dan bakteri
biofilmyang mengakibatkan terjadinya destruksi pada jaringan periodontal.9
Tabel 1. Keterlibatan bakteri pada kolonisasi plak dental
Pelekatan Bakteri Reseptor Pasangan Koagregasi Bakteri
Koloni awal
Streptococcus oralis Pengikatan Galaktos,
Pemecahan sel bakteri
Streptococcus mitis Pengikatan Galaktos Capnocytophaga ochracea, Fusobacterium
nucleatum, S. gordonii
S. gordonii A-amylase, Prolin kaya
protein, Pemecahan sel bakteri
Fusobacterium nucleatum, Porphyromonas acene,S. mitis, S. oralis, S. sanguis
S. sanguis Pemecahan sel bakteri A.naeslundii, H. parainfluenzae,
P. loescheli, S. gordonii,V. atypical
Koloni menengah
F. nucleatum Capnocytophaga sputigens, C. ochracea,
S. oralis,S. mitis, P. acnes, S. gordonii, Capnocytophaga gingivalis, Actinomyces israelli,H. parainfluenzae,V. atypical, A.naeslundii, Actinobacillus
mycetemcomitans
Veillonella atypica S. oralis, A.actinomycesnaeslundii,
V. atypical
Pervotella loescheli S. oralis, S. sanguis
Actinomyces naeslundi Prolin kaya protein S. gordonii, S. oralis, S. sanguis,
F. nucleatum, V. atypical
C. gingivalis A.israelli, F. nucleatum
Koloni akhir
A.actinomycetemcomita ns
F. nucleatum
Eubacterium F. nucleatum, P. gingivalis
Treponema spp F. nucleatum
P.gingivalis F.nucleatum
2.1.1 Klasifikasi Plak Dental
Menurut Godoroja dan Dulghieru, berdasarkan lokasinya plak dental dapat dibedakan menjadi dua yaitu supragingiva dan subgingiva. Plak supragingiva yang terdapat di atas dentinogingiva sering ditemui pada sepertiga gingiva dari permukaan mahkota gigi, daerah interproksimal, pit dan fisur beserta daerah lain yang terkait.Plak subgingiva berada dibawah batas dentogingiva biasanya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu daerah pelekatan gigi, daerah perlekatan epitel dan daerah tanpa perlekatan.12
2.1.2. Proses Pembentukan Plak
Pembentukan plak bakteri dimulai dengan perlekatan mikroorganisme ke permukaan gigi yang merupakan langkah pertama dalam perkembangan infeksi periodontal.Hingga saat ini belum ada teori lamayang dikembangkan untuk menjelaskan mengenai mekanisme adhesi sel. Oleh karena itu, hal ini belum dapat disimpulkan, bahwa hanya satu mekanisme tunggal yang mengarah pada kecenderungan pelekatan mikroorganisme.2Proses pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu perlekatan bakteri, pembentukan mikrokoloni pada permukaan dan pembentukan plak biofilm subgingiva yang matang (Gambar 1).12
Gambar 1.Gambaran tahap pembentukan plakbiofilm. 1. Pelekatan Bakteri 2. Kolonisasi awal 3. Kolonisasi sekunder 4. Pematangan biofilm12
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak adalah prosedur penyingkiran plak mikroba dan debris makanan dalam rongga mulut.Konsep kontrol plak ini berdasarkan dari faktor kontrol plak secara mekanis dan kimia. Prosedur kontrol plak ini dapat juga mencegah dari akumulasi plak pada gigi dan permukaan gingiva.14
sekitar 20 % berbanding dengan hanya menggunakan sikat gigi secara manual bersama pasta gigi.15
2.3 Obat Kumur
Obat kumur adalah campuran dari berapa senyawa kimia yang dapat melawan serta membunuh bakteri yang hidup di dalam rongga mulut.Penggunaan obat kumur ini sering dijadikan sebagai sistem pengantar bagi agen antimikroba. Schaeken dkktelah menunjukkan keberhasilan dari obat kumur yang mengandung kandungan 0,4% zinc sulphate dan 0,15% triklosan terhadap akumulasi plak, perkembangan gingivitis, dan pembentukan kalkulus. Studi yang lain juga menunjukkan keberhasilan dari obat kumur yang mengandungdelmopinol, pyrophosphates, zinc sulphate bersama triklosan dan minyak atsiri/zinc chlorideterhadap kontrol pembentukan kalkulus.2
Penggunaan obat kumur ini semakin meluas sebagai alat pembersih pada rongga mulut dan gingiva.Semakin banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui kemampuan obat kumur terhadap akumulasi plak dan perubahan jalur inflamasi pada gingiva.Bahan alami juga sering digunakan sebagai bahan utama. Banyak diantara bahan-bahan alami tersebut yang mempunyai sifat farmakologis seperti antimikroba, anti inflamasi dan efek sitotoksik.16
2.3.1 Ekstrak Herbal
Ekstrak tanaman, minyak atsiri dan beberapa jenis senyawa lain telah dijadikan sumber penelitian penting untuk menemukanalternatif baru sebagai antijamur yang dapat melawan perkembanganCandida sp.17 Walaupun telah banyak penelitian yang dilakukanmengenai sifat antimikroba yang ada pada ekstrak tanaman, namun hanya sedikit yang meneliti mengenai aktifiitas antibiofilm. Oleh karena itu, semakin banyak penelitian yangditujukan untuk mencari mengenai aktifitas antibiofilm pada berbagai ekstrak tumbuhan yang lain.18
Berbagai jenis produk dari ekstrak tanaman seperti jambu batu, buah delima,teh hijau, kranberi dan buah anggur telah menunjukkan kebaikan berbanding produk bahan kimia.16Studi mengenai keberhasilan senyawa kimia dari ekstrak tanaman telah melaporkan efek positif sebagai agen antimikroba untuk pencegahan karies gigi dan penyakit periodontal.3
2.4 Biji Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum L.) termasuk dalam famili Apiaceae
(Umbelliferae) yang ditanami bijinya sepanjang tahun.19 Ketinggian tanaman ini sekitar 20-140 cm, bergantung pada kondisi agro-climatic.Daunnya berbentuk bujur, sedikit bertekuk, berbentuk linear dan lebih berdivisi pada bagian atasnya.Bijinya bulat atau bujur, mengandungdua pericarp (dinding biji), dengan diameter yang bisa mencapai 6 mm. Setiap bagian yang berbeda pada tanaman ketumbar ini telah dilaporkan berfungsi untuk tujuan kesehatan dan aktifitas biologi.Biji dan dindingnya merupakan komponen yang paling sering digunakan dari tanaman ketumbar ini, dengan terkandungnya unsur penting yaitu minyak atsiri dan minyak lemak.Minyak atsiri pada biji ketumbar ini berlokasi di dalam vitae yang berbentuk cembung dan membujur. Kandungan ini telah memberi karaktek bau khas.20
Gambar 2.Biji Ketumbar21
Taksonomi dari pohon Biji Ketumbar.22
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Trachebionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji) Sub divisi : Angiospermae (Tumbuhan berbunga) Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua/ dikotil) Sub kelas : Rosidae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
2.4.1 Kandungan Biji Ketumbar
Manfaat biji ketumbar berhubungan dengan komposisi kimiawinya dan minyak atsiri merupakan kandungan yang penting.5Kandungan minyak atsiri boleh diperoleh dari proses ekstraksi melalui beberapa teknik.19
senyawa enantiomer monoterpene yang umumnya terkandung di dalam minyak atsiri pada kebanyakan spesies tanaman aromatik.24
Senyawa ini tidak larut di dalam air dan mudah direduksi oleh hidrokarbon.Kajian menunjukkan medium yang mengandung 2% sukrosa, 0,1% linalool dapat menghalangi pembentukan dextrandan dapat mencegah pembentukan plak dental.25
Gambar 3.Struktur kimia Linalool20
α -pinene merupakan isomer aktif dari senyawa pinene.Senyawa ini mempunya sifat anti jamur pada tanaman dan telah lama digunakan untuk menghasilkan haruman dan perasa.Melalui penelitian Ana Cristina dkk telah menunjukkan aktifitas antimikroba terhadap Candida albicans, Cryptococcus neoformans, Rhizopus oryzae.26
2.4.2 Aktifitas Antimikroba
Penelitian Pawar dkk menunjukkan minyak biji ketumbar telah menghasilkan aktifitas anti mikroba terhadap 3 jenis bakteri yang telah diisolasi yaitu Streptococcus salivarius, Streptococcus sanguis dan Lactobacilli. Hasil aktifitas anti mikroba ketiga jenis bakteri ini diukur dari diameter zona inhibisi yang telah didapatkan yaitu sekitar 15-28 mm.6
Bahan herbal yang sering digunakan adalah ketumbar (Coriandrum sativum), yang merupakan obatan tradisional yang memiliki berbagai sifat termasuk efek antimikroba. Pada satu survei, biji ketumbar dapat memberikan efek inhibitor terhadap Klebsiella pneumonia, Bacillus megaterium, Pseudomonas aeroginosa,
2.5 Kerangka Teori
Biji Ketumbar
linalool
Menghambat aktifitas antimikroba pada bakteri gram positif yaitu
Staphylococcus aureus, Streptococcus salivarius dan Streptococcus sanguis serta bakteri gram negatif seperti Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas aeruginosa
Mengurangi pembentukan plak dental
geraniol
α-pinene
Komponen Major
geranylacetate
γ-terpinene
Minyak Atsiri
β-pinene, camphene,
β-pinene, camphene, myrcene, limonene,
ρ-cymol, dipentene,
α-terpinene, n-decylaldehyde, borenol, dan acetic
acid esters
2.6 Kerangka Konsep
Variabel Terikat: Akumulasi plak selama 7 hari
Variabel Terkendali:
1. Volume obat kumur yang digunakan.
2. Lama penggunaan obat kumur. 3. Waktu dan frekuensi menyikat
gigi.
4. Metode menyikat gigi.
5. Jenis pasta gigi dan sikat gigi.
Variabel Tak Terkendali: 1. Diet.
2. Cara berkumur Variabel Bebas: