viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA
KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI
Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
Sisilia Suarti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).
ix
ABSTRACT
PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,
AND STATUS OF CERTIFICATION
A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,
Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School
Sisilia Suarti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.
This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI
Studi Kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: SISILIA SUARTI NIM: 06 1334 054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis ini ku Persembahkan
Pada:
Jesus Crist
Alm. Bapakku Jenau
Ibuku tercinta Bulan
Kakakku Riwan, Bagun, Rudi,
Jepank, Dayang, Ani & Dongai
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat
v
MOTTO:
Segala Perkara Dapat Ku Tanggung Di Dalam DIA yang Memberi Kekuatan Kepadaku ( Filipi 4 : 13 )
vi
vii
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA
KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis
Sisilia Suarti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).
ix
ABSTRACT
PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,
AND STATUS OF CERTIFICATION
A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,
Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School Sisilia Suarti
Sanata Dharma University Yogyakarta
2011
This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.
This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa, atas penyertaan Engkau selama hamba menempuh perkuliahan sampai hamba bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI” ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini banyak masukan, saran, kritikan, dukungan dari berbagai pihak dan ini kesempatan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD
xi
5. Bapak Drs. F.X. Muhadi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini; 6. Ibu Cornelio Purwantini,S.Pd.,M.SA selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
11.Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat terima kasih sudah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk saya melanjutkan studi jenjang Sarja (S1) Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
12.Bapak E. Tek Hen Yohanes, S.Pd terima kasih untuk motivasi dan bantuan materialnya, Tuhan memberkati keluarga bapak.
xii
14.Mamakku Bulan I Love You Forever, akhirnya aku bisa selesaikan studiku dan ini semua buat mamak aku lakukan.
15.Kak Riwan, Kak Bagun yang selalu memberikan uang (heee...) dan semngat terima kasih. Buat kak Rudi, kak Siluq, kakak Jepank, kak Ani, kak Dongan Dan semua kakak iparku terima kasih untuk dukungan baik material maupun spritual.
16.Sapri terima kasih untuk kasih sayangmu, motivasi, semangat, dan bantuan materialnya. Terima kasih untuk semua pengorbananmu buat aku ”I love u Forever” (Miss u papa jelek hee..)
17.Sahabatku Janry Tumangger, mas Atok, dan mba wati terima kasih selalu mendoakan aku dan mendukungan aku.
18.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak memberikan kenangan indah selama kuliah, ”ayo semangat...perjuangkan cita-cita pendidikan akuntansi...merdeka ”; 19.Temen-temen Beasiswa Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat
angkatan 2006 terima kasih untuk motivasi kalian dan semangatlah dalam mengerjakan skripsi, kita sudah ditunggu di Kutai Barat hee
xiii
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
xv
1.Persepsi ... 9
2.Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 12
3.Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 16
4.Masa Kerja ... 25
5.Usia Guru ... 26
6.Guru yang memiliki sertifikasi dan belum memiliki sertifikasi ... 27
B. Kerangka Berfikir ... 29
C. Perumusan Hipotesis ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Variabel Penelitian ... 36
F. Pengujian Instrumen ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Data ... 50
B. Analisis Data ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi ... 35
Tabel 3.2 Sampel Responden ... 35
Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 36
Tabel 3.4 Skor Berdasarkan Masa Kerja ... 37
Tabel 3.5 Skor Berdasarkan Usia Guru ... 37
Tabel 3.6 Skor Berdasarkan Status Sertifikasi ... 37
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kusioner Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 38
Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Guru Dalam Jabatan ... 42
Tabel 3.9 Kreteria Penilaian Berdasarkan PAP ... 46
Tabel 3.10 Uji Reabilitas ... 46
Tabel 4.11 Deskripsi Masa Kerja ... 50
Tabel 4.12 Deskripsi Usia Guru ... 51
Tabel 4.13 Deskripsis Status Sertifikasi ... 51
Tabel 4.14 Interpretasi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 52
Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Persepsi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja ... 53
xviii
xix
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I
A. Kuesioner ... 70
LAMPIRAN 2 A. Data Prestasi Siswa, Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ... 83
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89
LAMPIRAN 3 A. Hasil Deskripsi Data ... 93
B. PAP II (Kategori Kecenderungan Variabel) ... 95
C. Hasil Uji Normalitas ... 97
D. Hasil Uji Homogenitas ... 102
E. Hasil Uji Chisequare ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan bangsa lain di dunia. Teknologi yang semakin canggih menuntut
ilmu pengetahuan juga berkembang dengan penuh kualitas maka dari itu
pembangunan dibidang pendidikanlah yang menjadi sasaran utama perlu
diperhatikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa Pendidikan Nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
Dan untuk mencapai semuanya itu maka komponen pendidikan
adalah alat dan sarana yang dijadikan ujung tombak atau tolak ukur dalam
memperbaiki semua keadaan tersebut, karena peranan pendidikan dalam
kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan teknologi adalah mempunyai
pengaruh penting baik dalam lingkungan bangsa dan negara, masyarakat ,
kelompok, maupun individu. Pendidikan adalah alat dan sarana bagi kita
dalam membentuk atau membangun pola pikir atau cara pandang yang maju,
sikap yang baik, beriman, mempunyai moral yang baik, cerdas dan
mewujudkan pemerintah yang sejahtera adil dan makmur.
Pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia mencanangkan akan
memperbaiki pendidikan yang dimulai dari tenaga pendidik yaitu guru dan
dosen, karena dinilai guru dan dosen adalah faktor atau pengaruh utama dalam
keberhasilan pendidikan yang bermutu bagi pemerintahan indonesia.
Untuk itu Pemerintah Indonesia memberikan solusi melalui tenaga
pendidik yang harus bisa mendidik, mengajar, membimbing, dan mentransfer
ilmu kepada seluruh murid atau siswa dengan utuh dan baik dan yang
dilakukan secara profesional. Pada tahun 2005 Pemerintah membuat
Undang-Undang secara tertulis yang menyatakan tentang Guru dan Dosen, dengan
lahirnya Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi yaitu,
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4,
kompetensi, dan sertifikat pendidik.
Untuk membuktikan guru yang mempunyai empat kompetensi
tersebut maka pemerintah mengadakan sertifikasi sebagai media verifikasi
data dan pengembangan potensi. Semua guru yang sudah memenuhi
persyaratan diwajibkan mengikuti guna mendapat sertifikat sebagai guru
profesional, selain untuk media peningkatan UUGD (Undang-undang Guru
dan Dosen) juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
Adanya sertifikasi adalah terobosan baru bagi pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari aktor utama pendidikan yaitu
guru maka dari itu harus diadakan peningkatan kualitas guru, karena tanggung
jawab dari seorang guru adalah mampu berperan sebagai inspirator,
motivator, dinamisator, fasilitator, dan komunikator dalam menggerakan,
menggali, dan mengembangkan potensi anak didik. Guru harus mengetahui
dan memahami secara mendalam arti dari pada sertifikasi mulai dari esensi
sertifikasi, subsatansi, filosofi, tujuan, serta persyaratan sertifikasi agar tidak
dipandang sebagai formalitas simbolis belaka dan tidak melakukan segala
Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang pro atau kontra
dengan adanya sertifikasi ini. Pihak yang setuju dengan adanya program
sertifikasi ini mempunyai pandangan kualitas pendidikan akan lebih bermutu
apabila kesejateraan guru meningkat dan martabat guru terangkat, tetapi bagi
pihak yang tidak setuju berpendapat bahwa tidak perlu adanya sertifikasi.
Pandangan guru dengan adanya sertfikasi guru dalam jabatan ini
berbeda-beda ini disebabkan oleh usia guru, pengalaman mengajar guru, status
kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru,
status ekonomi guru, latar belakang pendidikan guru, dan prestasi guru, masa
kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki
sertifikasi.
Ditinjau dari masa kerja guru memiliki masa kerja yang bervariasi,
guru yang sudah lama bekerja atau menjabat sebagai guru lama memiliki
peluang yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan
dibandingkan guru baru, masa kerja yang lama adalah salah satu skor yang
tinggi dalam penilaian sertifikasi guru dalam jabatan. Begitu juga dengan usia
guru yang berbeda-beda, guru yang sudah berusia tua akan mendapat peluang
yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan
guru usia muda, namun tidak menutup kemungkinan guru yang berusia muda
lebih cepat mengikuti sertifikasi jika jam mengajar guru tersebut lebih banyak
tinggi, dan guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan
mempunyai pandangan bahwa positif dibandingkan guru yang belum
mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan.
Dari berbagai pandangan tersebut maka pemerintah memberikan
solusi mekanisme pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan, yang
dilakukan melalui: penilaian portofolio, pendidikan dan pelatihan, dan jalur
pendidikan profesi pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi yang
memenuhi persayaratan tertentu. Menteri Pendidikan Nasional menetapkan
(1) melalui Penilaian Portofolio, (2) Peraturan Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. Melalui
sertifikasi ini guru diharapkan profesional, meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan martabat
guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian
portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18
Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas akademik, (2) pendidikan dan
pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik,
pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan
yang relevan dengan bidang pendidikan.
Agar upaya pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu
untuk bangsa dan negara berhasil dengan baik dan sukses maka
pemerintahpun menetapkan standar kelulusan dan persyaratan bagi guru yang
hendak mengukuti sertifikasi tersebut yaitu Peraturan Menteri pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Pendidik. Dengan tujuan memberikan praktek yang sehat dan menghasilkan
guru yang benar-benar berkualitas relevan dengan perkembangan dunia yang
semakin pesat.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini menungkap persepsi
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari
masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi, yaitu apakah menurut guru
penilaian portofolio tersebut telah memberikan gambaran tentang kompetensi
guru.
B. Identifikasi Masalah
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio diduga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: Usia guru, pengalaman mengajar guru, status
kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru,
kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki
sertifikasi.
C. Batasan Masalah
Kerena keterbatasan kemampuan untuk meneliti seluruh permasalahan
diatas maka penelitian ini hanya mengungkap persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
guru, usia guru, dan status sertifikasi guru.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau masa kerja guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?
4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan?
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru ?
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi?
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah adalah untuk membantu sekolah mengetahui perkembangan
kualitas guru-guru yang profesional
2. Bagi Dinas Pendidikan adalah untuk menjadi bahan kajian pustaka apabila
Dinas Pendidikan ingin merencanakan program yang meningkatkan mutu
pendidikan dan guru yang berkualitas
3. Bagi universitas adalah sebagai daftar referensi yang memperkaya
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk
individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang
lainnya (Wolbreg,1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain
menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang
lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung
bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada
kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan
oleh persepsinya. Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari
‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah
(http://id.shvoong.com/socials-ciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/):
1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang
dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).
2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian
terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).
3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan
individu (Bower).
4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian
5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu (Krech).
7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya
Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian
seseorang terhadap objek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi
merupakan aktivitas mengindera, mengintergrasikan dan memberikan
penilaian pada objek-objek fisik maupun sosial, dan penginderaan tersebut
tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungan
akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya
baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan
lain-lain. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi
merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses
terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Didalam
proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap
suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang
Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu
kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di
dalam sitiuasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Istilah persepsi adalah
suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian,
pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).
Dengan persepsi kita dapat berintereaksi dengan dunia sekeliling,
khususnya antar manusia, dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari
intereaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dan dosen,
siswa dan guru, adanya intereaksi antar komponen yang ada di dalam kelas
memberikan tanggapan, penilaian dan persepsi.
Dan dengan adanya persepsi adalah penting agar dapat
menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas
belajar dikelas. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil
penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk
proses berpikir, persepsi juga akan mempengaruhi proses belajar (minat)
dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi belajar,
oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang
pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.
Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan
peristiwa-peristiwa menurut Mulyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:1)
(kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa
lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa
tertentu (benda, orang, proses), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi
itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira).
http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html.
2. Sertifikasi Guru dalam jabatan
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dikemukan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti
formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai
tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat
diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan layananan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselanggrakan oleh
lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2007 hal 33).
Dan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus
(D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan
kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
http://untungsutikno.blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan tahun.html).
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan.
Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan
dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru tersebut mendefenisikan bahwa profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, atau kecakapan yang
memenuhi standar atau normal tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan yang layak.
1. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma empat (Undang-Undang Pasal 9
2. Kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji
sertifikasi (Undang-Undang Pasal 10). Pada Undang-Undang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 15 Penjelasan dinyatakan bahwa
pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana
yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan khusus.
3. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan karakter dokter.
Maka dapat dipahami penguasaan kompetensi dibuktikan dengan
bentuk uji kompetensi. Seseorang dapat menempuh sertifikasi jika sudah
memenuhi kualifikasi (dengan bukti ijazah), dan sehat (dengan sehat bukti
dari dokter). Uji kompetensi sekaligus sebagai bukti kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Jika lulus sertifikasi, yang bersangkutan akan
menerima sertifikat pendidik. Itu berarti yang bersangkutan telah memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
Pasal 8. Guru mempunyai sertifikat pendidik dianggap sebagai guru yang
profesional.
Yang bersangkutan mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah
sebesar satu kali gaji pokok (Masnur Muslich, 2007). Wibowo (2004),
mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Membantu dan melindungi lembaga penyelanggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melaksanakan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten.
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.
5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan.
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan
bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi
bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar,
diskusi panel, lokakarya, dan simposium (Mulyasa, 2007, hal 39).
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi
guru dalam jabatan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
7. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan
Tinggi penyenglenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan
pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas
profesi guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen tersebut terkait
dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru bersangkutan
menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi, kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam
Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) Kualifikasi akademik, (2)
pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6)
prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan
dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
(Suyatno, 2008).
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam
jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan
perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara
lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui
dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional
dinilai antara lain melalui dokumen kualifiksi akademik, pendidikan dan
pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, dan prestasi akademik.
Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk
menampilkan atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi
produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan
pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat
kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang
mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidik atau belum);
dan (4) dasar memberikan rekomendasikan bagi peserta yang belum lulus
untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan
b. Komponen Portofolio
1)Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan formal yang
telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan
gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate
diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait
dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.
2) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman dalam mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau
peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik
pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun
internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam,
atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.
3) Pengalaman mengajar
Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu
sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari
pemerintah, atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti
fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan
4) Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengelola
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.
Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan
tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan
sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil
belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan
pembelajaran (RP/RPP/SP) yang diketahui/disahkan oleh atasan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran
(pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan
materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar,
evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan
tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil
penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan
pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan penilaian atasan
terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek:
ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran,
kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas,
dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian
Atasan terlampir.
6) Prestasi akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru,
utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat
pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini
meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya
monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan
teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada
kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah
remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan,
surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia
penyelenggara.
7) Karya pengembangan profesi
Karya pengembangan profesi merupakan suatu karya yang
menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang
dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan
pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang dimuat
dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi,
dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN;
pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam
bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan
karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang
dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang
hasil karya tersebut.
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan partisipasi dalam
kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik
sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan
berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan
sertifikat/piagam bagi peserta.
9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
merupakan pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan
dan sosial dan atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di
bidang kependidikan antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan
Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan asosiasi profesi
kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT,
tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan,
kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang
dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang
berwenang.
10)Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan merupakan
penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik
dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu,
hasil), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam
bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa
fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio
1) Identitas guru peserta sertifikasi
Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan
gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis
kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah
tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor
telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas,
dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru
ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.
2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan
daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan
tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di
halaman berapa komponen tersebut disusun.
3) Dokumen portofolio
Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio
yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta
sertifikasi diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman
dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta
juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau
hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk
dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy
dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk
dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan
tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi untuk ijazah luar negeri.
4) Penutup
Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan
melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya.
Disamping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas
pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di
kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
d. Penyusunan Portofolio
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut;
a) Halaman sampul,
b) Daftar isi,
c) Instrumen portofolio, yang meliputi;
1)identitas peserta dan pengesahan dan
2)komponen portofolio yang telah diisi.
d). Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi komponen sebagai
berikut;
1)Kualifikasi Akademik,
2)Pendidikan dan Pelatihan,
3)Pengalaman Mengajar,
4)Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran,
5)Penilaian dari Atasan dan Pengawas,
6)Prestasi Akademik,
7)Karya Pengembangan Profesi,
9)Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan
dan Sosial
10) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio
adalah sebagai berikut;
a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen
portofolio,
b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan
pernomoran pada instrumen portofolio,
c) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas berwarna
sebagai pembatas dan
d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.
4. Masa Kerja
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:634) menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu
yang tertentu permulaan dan batasnya. Dan yang dimaksud kerja adalah
perbuatan melakukan sesuatu. Dengan demikian masa kerja adalah lamanya
waktu untuk melakukan sesuatu atau melakukan suatu pekerjaan yang bisa
dibatasi dengan kontrak atau tidak ada dibatasi oleh waktu.
Masa kerja bisa dihitung mulai dari awal melakukan suatu pekerjaan
kerja adalah dihitung sejak menerima Surat Keputusan dari Dinas terkait yang
menyatakan bahwa guru berhak mengajar sesuai dengan isi surat keputusan
yang diberikan.
Masa kerja dihitung selama seorang menjadi guru. Bagi guru PNS
masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan melaksanakan
tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama
guru mengajar yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari sekolah
berdasarkan surat pengangkatan dari yayasan. Menurut UUGD dan
Permendiknas jumlah jam wajib mengajar guru adalah 24 jam tatap muka.
Untuk memenuhi jumlah wajib mengajar, maka seorang guru dapat
melakukan : (1) mengajar di sekolah lain yang memiliki ijin operasional
Pemerintah atau Pemerintah Daerah, (2) melakukan Team Teaching (dengan
mengikuti kaidah-kaidah team teaching).
5. Usia Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah umur yaitu lama
waktu hidup atau ada sejak dilahirkan sampai sekarang. Usia guru dalam hal
ini adalah dihitung mulai dilahirkan sampai guru itu bekerja menjadi seorang
Menurut Wahyudin Mahardika ada tiga macam umur yaitu
(http://wahyudinmahardika.blogspot.com/2010/03/makna‐usia‐21‐tahun.html):
a. Umur yang bersifat kronologis. Umur ini dihitung berapa banyak
kalender dihabiskan. Umur yang bersifat kronologis ini tidak mengenal kata surut, progres terus. Tidak akan kembali waktu yang sudah berlalu.
b. Umur berdimensi intelektual psikologis. Yaitu bisa saja secara
kronologis orang berumur sudah tua tetapi pendidikannya rendah, tidak berkembangnya emosi, maka masih seperti anak-anak.
c. Umur psikologis sepritual. Umur secara kronoligis sudah tua dan secara
intelektual juga pintar.
6. Status Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidi untuk guru
yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan
untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2)
meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan , (3) meningkatkan martabat
guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan kesejahteraan
guru.
Guru yang sudah memiliki sertifikasi berhak memperoleh gaji pokok,
tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus. Pemerintah memberikan
tunjangan profesional kepada guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik.
Undang-Undang Guru dan Dosen, seperti pasal 8 menyatakan bahwa guru
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Untuk memperoleh sertifikasi pendidik tidak semudah membalik
telapak tangan dan perlu kerja keras para guru. Sertifikasi pendidik akan
diperoleh bila seorang guru memiliki kualifikasi akademis minimal S-1/D-IV,
usia guru minimal 50 tahun atau sudah menyandang pangkat IVa, dan masa
kerja minimal 20 tahun. Isjoni (http://bangirham.blogspot.com/2009/01/uu‐guru‐
dosen‐dan‐sertifikasi‐pendidik.html)
Banyak guru mengatakan bahwa sertifikasi profesi guru sangat baik
dan dapat mengangkat derajat dan wibawa para guru di Indonesia. Pandangan
lain diperoleh dari para guru, yaitu penghargaan terhadap guru belum
sebanding dengan beberapa profesi lain (seperti profesi dokter,dan lain-lain).
Bagi guru yang belum memiliki ijazah S1/D4 wajib menyelesaikan
dahulu kuliah S1/D4 sampai yang bersangkutan memperoleh ijazah S1/D4.
Program studi yang diambil harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya. Sambil
menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.
Yang dimaksud status sertifikasi guru dalam penelitian ini adalah guru
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi beda karena memiliki jabatan yang
berbeda-beda. Guru yang mempunyai jabatan lebih tinggi cenderung mempunyai
persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif
karena mengacu pada jabatan yang lebih tinggi mendapat gaji dan tunjangan
lebih tinggi juga maka martabat dan kesejahteraan kehidupan guru juga
terangkat, sebaliknya guru yang mempunyai jabatan rendah cenderung
mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
negatif karena perbedaan jabatan dalam pekerjaan membedakan gaji dan
tunjangan yang diterima maka dapat dinilai dari kesejahteraan yang kurang
memadai membuat guru juga kurang memproritaskan kepada pekerjaan
mengajar dan cenderung mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi
kesejahteraan ekonomi kehidupan guru.
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan
ditinjau dari masa kerja
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena masa kerja yang berbeda-beda.
tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena masa
kerja termasuk kriteria penilaian nomor satu dalam mengikuti sertifikasi
minimal 5 (lima) tahun dan biasanya diproritaskan dan akan lebih mudah bagi
guru yang mempunyai masa kerja lebih lama karena dari berbagai komponen
persyaratan penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan banyak yang
sudah mereka peroleh, tetapi banyak juga di kalangan guru yang sudah lama
mengajar belum bisa mengikuti sertifikasi dikarenakan belum memiliki
kualifikasi akdemik minimal S1/D4. Sebaliknya guru yang mempunyai masa
kerja baru cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena belum mencukupi kreteria yang
ditetapkan oleh pemerintah dan kurang diproritaskan tetapi tidak menutup
kemungkinan guru yang mempunyai masa kerja baru tetapi sudah memiliki
kualifikasi akademik S1 akan bisa mengikuti sertfikasi.
3. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan
di tinjau dari usia guru
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena usia guru yang berbeda-beda.
Guru yang mempunyai usia lebih tua cenderung mempunyai persepsi tentang
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena usia masuk
kreteria penilaian program sertifikasi. Usia guru yang sudah tua dibarengi
dan sudah dipastikan sering mengikuti pelatihan guru-guru, mengikuti forum
ilmiah, mengikuti berbagai macam kegiatan sosial dan berorganisasi. Guru
yang demikian cenderung memperoleh skor lebih tinggi daripada guru yang
masih muda. Guru yang usianya masih muda lebih cenderung mempunyai
persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif
dikarenakan kurang banyak pengalaman dalam hal mengajar ataupun dalam
hal mengikuti kegiatan guru-guru seperti pelatihan, lomba, dan kegiatan
lainnya.
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan
di tinjau dari status sertifikasi guru.
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena guru yang sudah memiliki
sertifikat pendidik dan belum memiliki sertifikat pendidik mempunyai
pendapat yang berbeda. Guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik
mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
positif karena mendapatkan tunjangan sama besar dengan gaji pokok guru
sebulan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru, meningkatkan
martabat guru dan menjadi motivasi besar dalam pekerjaan mengajar,
mendidik siswa menjadi lebih cerdas, kreatif, berahlak mulia dan mampu
bersaing dengan dunia luar seiring dengan perkembangan zaman, sebaliknya
tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena
menganggap sertifikasi hanya sebagai simbolis profesional seorang guru.
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu
penelitian (Frankel dan Wellen, 1990:40) dalam Yatim Riyanto, (1996:13).
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan
yang diajukan dalam penelitian. Sementara itu menurut, Suharsimi Arikunto
(1995:71) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti
bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dari hasil kajian
pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.
2. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
3. Ada perbedaan persepsi guru persepi penilaian portofolio pada
33
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komparasi, yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan (Suharsimi Arikunto 1997:86). Dan menurut (Suharsimi Arikunto 1997:236), penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja dan juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. Di samping itu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2010. Karena data yang diperlukan masih kurang maka dilakukan penelitian kembali pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar di SMP Negeri dan SMP Swasta Kota Yogyakarta
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah titik permasalahan penelitian yaitu persepsi guru terhadap penilaian portofolio terhadap sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari masa kerja guru, usia guru dan status sertifikasi guru.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Tabel 3.1 Populasi
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Persentase
1 SMP Negeri 12 29 17,3%
2 SMP Negeri 11 35 20,8%
3 SMP Swasta TD JETIS 33 19,6%
4 SMP BOPKRI 5 22 13,1%
5 SMP PIRI 2 17 10,1%
6 SMP TDIP TAMSIS 32 19,1%
Jumlah 168 100%
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:120), sampling didefinisikan sebagai pemilihan subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi dimaksud. Jadi responden dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berasal dari SMP yang dijadikan sampel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Sampel Responden
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 SMP Negeri 12 29 14
2 SMP Negeri 11 35 19
3 SMP Swasta TD JETIS 33 17
4 SMP BOPKRI 5 22 17
5 SMP PIRI 2 17 17
6 SMP TDIP TAMSIS 32 21
Jumlah 168 105
E. Variabel Penelitian
1. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
Sertifikat guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert, seperti yang diuraikan sebagai berikut:
[image:57.612.93.515.216.710.2]Pertanyaan dalam kuesioner diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
Tabel 3.3
Skoring Berdasarkan Skala Likert
No Pertanyaan Jawaban
Positif
Jawaban Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Kurang Setuju (KS) 2 3
2. Variabel Masa Kerja
[image:58.612.96.514.212.691.2]Variabel masa kerja yang dimaksud adalah masa kerja seorang guru sejak surat keputusan diterbitkan dan disahkan menjadi seorang guru. Pemberian skor masa kerja guru sebagai berikut:
Tabel 3.4
Skor Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Skor
< 10 Tahun 0 10 -< 20 Tahun 1
≥ 20 Tahun 2
3. Variabel Usia Guru
Variabel usia adalah dihitung dari tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang tertera pada akte kelahiran atau bukti lain yang sah. Pemberian skor usia guru sebagai berikut:
Tabel 3.5
Skor Berdasarkan Usia Guru Usia Skor
50-60 th 3
35-<50 th 2 25-<35 th 1
< 25 th 0
4. Variabel Status Sertifikasi diberi skor sebagai berikut : Tabel 3.6
5. Teknik Pengumpulan Data
[image:59.612.98.547.230.694.2]Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dibuat untuk mengetahui persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru dan status sertifikasi guru. Berikut ini kisi-kisi kuisioner persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan:
Tabel 3.7
KISI-KISI KUESIONER PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
No Dimensi Indikator Nomor item kuesioner
1 Kualifikasi Akademik 1.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang pedagogik
1.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang profesional
1‐12
2 Pendidikan dan Pelatihan 2.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang pedagogik. 2.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang profesional.
13-19
3 Pengalaman Mengajar 3.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar
dalam bidang pedagogik. 3.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang kepribadian. 3.3 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang sosial. 4 Perencanaan dan
pelaksanaan Pembelajaran
4.1 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang pedagogik
4.2 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang profesional 23-49
5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas
5.1 Kompetensi guru yang berhubungan dengan peniliaian dari atasan dan pengawas dalam bidang kepribadian
5.2 Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang sosial
50-57
6 Prestasi Akademik 6.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang pedagogik
6.2 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang sosial
6.3 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang profesional
7 Karya Pengembangan Profesi
7.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang pedagogik
7.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang profesional
76-82
8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah
8.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang pedagogik 8.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang sosial
8.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang professional
83-88
9 Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di
9.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan
Bidang Kepndidikan Dan Sosial
Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan social dalam bidang kepribadian
9.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan sosial dalam bidang sosial
10 Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan
10.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang pedagogik.
10.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang kepribadian
10.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang sosial
10.4 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan
pendidikan dalam bidang profesional
F. Pengujian instrumen 1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Suharsimi Arikunto, 2002:45). Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas (rxy) yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
−∑ ∑
− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y X X N Y X XY n rxy Keterangan:rxy = Koefisien antara X dan Y N = Jumlah subyek
X = Skor masing-masing butir Y = Skor total butir
[image:63.612.94.518.224.596.2]Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga r tabel. Jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka butir soal tersebut valid. Sebaliknya apabila harga r hitung lebih kecil dari r tabel, berarti soal tersebut tidak valid.
Tabel 3.8
Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan Butir Corrected Item-Total
Correlation r Tabel Status
B2 .365 0,190 Valid
B3 .153 0,190 Tidak Valid
B4 .266 0,190 Valid
B5 .175 0,190 Tidak Valid
B6 .403 0,190 Valid
B7 .199 0,190 Valid
B8 .199 0,190 Valid
B9 .354 0,190 Valid
B10 .268 0,190 Valid
B11 .160 0,190 Tidak Valid
B12 .141 0,190 Tidak Valid
B13 .177 0,190 Tidak Valid
B14 .272 0,190 Valid
B15 .414 0,190 Valid
B16 .438 0,190 Valid
B17 .438 0,190 Valid
B18 .561 0,190 Valid
B19 .410 0,190 Valid
B20 .363 0,190 Valid
B21 .304 0,190 Valid
B22 .340 0,190 Valid
B23 .426 0,190 Valid
B24 .494 0,190 Valid
B25 .468 0,190 Valid
B26 .400 0,190 Valid
B27 .524 0,190 Valid
B28 .530 0,190 Valid
B29 .500 0,190 Valid
B30 .411 0,190 Valid
B31 .448 0,190 Valid
B32 .501 0,190 Valid
B33 .424 0,190 Valid
B34 .474 0,190 Valid
B35 .540 0,190 Valid
B36 .509 0,190 Valid
B37 .453 0,190 Valid
B38 .517 0,190 Valid
B39 .608 0,190 Valid
B40 .522 0,190 Valid
B41 .596 0,190 Valid
B42 .551 0,190 Valid
B43 .480 0,190 Valid
B44 .558 0,190 Valid
B46 .646 0,190 Valid
B47 .638 0,190 Valid
B48 .681 0,190 Valid
B49 .619 0,190 Valid
B50 .597 0,190 Valid
B51 .064 0,190 Valid
B52 .609 0,190 Valid
B53 .518 0,190 Valid
B54 .662 0,190 Valid
B55 .710 0,190 Valid
B56 .513 0,190 Valid
B57 .493 0,190 Valid
B58 .642 0,190 Valid
B59 .576 0,190 Valid
B60 .438 0,190 Valid
B61 .614 0,190 Valid
B62 .527 0,190 Valid
B63 .379 0,190 Valid
B64 .613 0,190 Valid
B65 .466 0,190 Valid
B66 .431 0,190 Valid
B67 .666 0,190 Valid
B68 .596 0,190 Valid
B69 .587 0,190 Valid
B70 .617 0,190 Valid
B71 .515 0,190 Valid
B72 .652 0,190 Valid
B73 .371 0,190 Valid
B74 .496 0,190 Valid
B75 .523 0,190 Valid
B76 .553 0,190 Valid
B77 .646 0,190 Valid
B78 .453 0,190 Valid
B79 .393 0,190 Valid
B80 .557 0,190 Valid
B81 .485 0,190 Valid
B82 .467 0,190 Valid
B83 .617 0,190 Valid
B84 .463 0,190 Valid
B85 .408 0,190 Valid
B86 .580 0,190 Valid
B87 .345 0,190 Valid
B88 .496 0,190 Valid
B90 .374 0,190 Valid
B91 .341 0,190 Valid
B92 .522 0,190 Valid
Dari tabel diatas butir soal pertanyaan dinyatakan valid karena sudah dilakukan revisi bersama dosen pembimbing.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto,2002:154). Untuk menguji reliabilitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus
alpha sebagai berikut:
⎟
⎟
⎠
⎞
⎜
⎜
⎝
⎛ −
−
=
∑
22 11
1
1
t
b
K
K
r
σ
σ
Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen ` K = Banyak butir pertanyaan2 b
σ
Σ = Jumlah varians soal
2
t
σ = Varians soal
Tabel 3.9
Kriteria Pen