• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi : studi kasus guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi : studi kasus guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

viii   

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA

KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI

Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis

Sisilia Suarti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).

(2)

ix   

ABSTRACT

PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,

AND STATUS OF CERTIFICATION

A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,

Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School

Sisilia Suarti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.

This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.

(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI

Studi Kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bopkri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

 

Disusun Oleh: SISILIA SUARTI NIM: 06 1334 054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii 

(5)

iii 

(6)

iv 

 

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya Tulis ini ku Persembahkan

Pada:

Jesus Crist

Alm. Bapakku Jenau

Ibuku tercinta Bulan

Kakakku Riwan, Bagun, Rudi,

Jepank, Dayang, Ani & Dongai

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat

(7)

 

MOTTO:

Segala Perkara Dapat Ku Tanggung Di Dalam DIA yang Memberi Kekuatan Kepadaku ( Filipi 4 : 13 )

(8)

vi 

(9)

vii 

(10)

viii 

 

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA

KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI Studi kasus: Guru-guru SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis

Sisilia Suarti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru, (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru, (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Kota Yogyakarta yaitu SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD Jetis, SMP Bokpri 5, SMP Piri 2, dan SMP TDIP Tamsis pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 168 guru. Sampel yang diambil sebanyak 105 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

eccidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Kuadrat (Chi-Square).

(11)

ix 

 

ABSTRACT

PERCEPTION OF TEACHERS TOWARDS THE EVALUATION OF TEACHERS’ CERTIFICATION OF PORTOFOLIO IN OFFICIAL RANK PERCEIVED FROM TEACHERS’ OFFICIAL SERVICE, AGE,

AND STATUS OF CERTIFICATION

A Case Study: Teachers of 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School,

Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School Sisilia Suarti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

This research intends to know whether there is any difference of teachers’ perception towards, the evaluation of teachers’ certification portofolio in official rank perceived from (1) the teachers’ official service, (2) the teachers’ age, (3) the status of certification.

This case study was conducted in six Junior High Schools in Yogyakarta, namely 11 State Junior High School, 12 State Junior High School, Taman Dewasa Jetis Junior High School, Bopkri 5 Junior High School, Piri 2 Junior High School, and TDIP Tamsis Junior High School from February to August 2010. The populations in this research was 168 teachers. The samples were 105 respondents. The technique of taking samples was eccidental sampling. The data were collected by using questionnaire. Technique of data analysis was Chi-square.

(12)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa, atas penyertaan Engkau selama hamba menempuh perkuliahan sampai hamba bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, USIA GURU, DAN STATUS SERTIFIKASI” ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi ini banyak masukan, saran, kritikan, dukungan dari berbagai pihak dan ini kesempatan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 11, SMP Negeri 12, SMP TD

(13)

xi 

 

5. Bapak Drs. F.X. Muhadi,M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini; 6. Ibu Cornelio Purwantini,S.Pd.,M.SA selaku Dosen Penguji yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Ibu Rita Eny Purwanti,S.Pd.,M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

11.Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat terima kasih sudah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk saya melanjutkan studi jenjang Sarja (S1) Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

12.Bapak E. Tek Hen Yohanes, S.Pd terima kasih untuk motivasi dan bantuan materialnya, Tuhan memberkati keluarga bapak.

(14)

xii 

 

14.Mamakku Bulan I Love You Forever, akhirnya aku bisa selesaikan studiku dan ini semua buat mamak aku lakukan.

15.Kak Riwan, Kak Bagun yang selalu memberikan uang (heee...) dan semngat terima kasih. Buat kak Rudi, kak Siluq, kakak Jepank, kak Ani, kak Dongan Dan semua kakak iparku terima kasih untuk dukungan baik material maupun spritual.

16.Sapri terima kasih untuk kasih sayangmu, motivasi, semangat, dan bantuan materialnya. Terima kasih untuk semua pengorbananmu buat aku ”I love u Forever” (Miss u papa jelek hee..)

17.Sahabatku Janry Tumangger, mas Atok, dan mba wati terima kasih selalu mendoakan aku dan mendukungan aku.

18.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak memberikan kenangan indah selama kuliah, ”ayo semangat...perjuangkan cita-cita pendidikan akuntansi...merdeka ”; 19.Temen-temen Beasiswa Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat

angkatan 2006 terima kasih untuk motivasi kalian dan semangatlah dalam mengerjakan skripsi, kita sudah ditunggu di Kutai Barat hee

(15)

xiii 

(16)

xiv 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

(17)

xv 

 

1.Persepsi ... 9

2.Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 12

3.Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 16

4.Masa Kerja ... 25

5.Usia Guru ... 26

6.Guru yang memiliki sertifikasi dan belum memiliki sertifikasi ... 27

B. Kerangka Berfikir ... 29

C. Perumusan Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Pengujian Instrumen ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data ... 50

B. Analisis Data ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

(18)

xvi 

 

(19)

xvii 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi ... 35

Tabel 3.2 Sampel Responden ... 35

Tabel 3.3 Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 36

Tabel 3.4 Skor Berdasarkan Masa Kerja ... 37

Tabel 3.5 Skor Berdasarkan Usia Guru ... 37

Tabel 3.6 Skor Berdasarkan Status Sertifikasi ... 37

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kusioner Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 38

Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Guru Dalam Jabatan ... 42

Tabel 3.9 Kreteria Penilaian Berdasarkan PAP ... 46

Tabel 3.10 Uji Reabilitas ... 46

Tabel 4.11 Deskripsi Masa Kerja ... 50

Tabel 4.12 Deskripsi Usia Guru ... 51

Tabel 4.13 Deskripsis Status Sertifikasi ... 51

Tabel 4.14 Interpretasi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 52

Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Persepsi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja ... 53

(20)

xviii 

 

(21)

xix 

 

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I

A. Kuesioner ... 70

LAMPIRAN 2 A. Data Prestasi Siswa, Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ... 83

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89

LAMPIRAN 3 A. Hasil Deskripsi Data ... 93

B. PAP II (Kategori Kecenderungan Variabel) ... 95

C. Hasil Uji Normalitas ... 97

D. Hasil Uji Homogenitas ... 102

E. Hasil Uji Chisequare ... 103

(22)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata

sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara

indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu

dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia pada masa

yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin

ketat dengan bangsa lain di dunia. Teknologi yang semakin canggih menuntut

ilmu pengetahuan juga berkembang dengan penuh kualitas maka dari itu

pembangunan dibidang pendidikanlah yang menjadi sasaran utama perlu

diperhatikan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan bahwa Pendidikan Nasional

bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

(23)

  Dan untuk mencapai semuanya itu maka komponen pendidikan

adalah alat dan sarana yang dijadikan ujung tombak atau tolak ukur dalam

memperbaiki semua keadaan tersebut, karena peranan pendidikan dalam

kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan teknologi adalah mempunyai

pengaruh penting baik dalam lingkungan bangsa dan negara, masyarakat ,

kelompok, maupun individu. Pendidikan adalah alat dan sarana bagi kita

dalam membentuk atau membangun pola pikir atau cara pandang yang maju,

sikap yang baik, beriman, mempunyai moral yang baik, cerdas dan

mewujudkan pemerintah yang sejahtera adil dan makmur.

Pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia mencanangkan akan

memperbaiki pendidikan yang dimulai dari tenaga pendidik yaitu guru dan

dosen, karena dinilai guru dan dosen adalah faktor atau pengaruh utama dalam

keberhasilan pendidikan yang bermutu bagi pemerintahan indonesia.

Untuk itu Pemerintah Indonesia memberikan solusi melalui tenaga

pendidik yang harus bisa mendidik, mengajar, membimbing, dan mentransfer

ilmu kepada seluruh murid atau siswa dengan utuh dan baik dan yang

dilakukan secara profesional. Pada tahun 2005 Pemerintah membuat

Undang-Undang secara tertulis yang menyatakan tentang Guru dan Dosen, dengan

lahirnya Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi yaitu,

(24)

  Nomor 74 Tahun 2008 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan

bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimum S1/D4,

kompetensi, dan sertifikat pendidik.

Untuk membuktikan guru yang mempunyai empat kompetensi

tersebut maka pemerintah mengadakan sertifikasi sebagai media verifikasi

data dan pengembangan potensi. Semua guru yang sudah memenuhi

persyaratan diwajibkan mengikuti guna mendapat sertifikat sebagai guru

profesional, selain untuk media peningkatan UUGD (Undang-undang Guru

dan Dosen) juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Adanya sertifikasi adalah terobosan baru bagi pemerintah dalam

meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari aktor utama pendidikan yaitu

guru maka dari itu harus diadakan peningkatan kualitas guru, karena tanggung

jawab dari seorang guru adalah mampu berperan sebagai inspirator,

motivator, dinamisator, fasilitator, dan komunikator dalam menggerakan,

menggali, dan mengembangkan potensi anak didik. Guru harus mengetahui

dan memahami secara mendalam arti dari pada sertifikasi mulai dari esensi

sertifikasi, subsatansi, filosofi, tujuan, serta persyaratan sertifikasi agar tidak

dipandang sebagai formalitas simbolis belaka dan tidak melakukan segala

(25)

  Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang pro atau kontra

dengan adanya sertifikasi ini. Pihak yang setuju dengan adanya program

sertifikasi ini mempunyai pandangan kualitas pendidikan akan lebih bermutu

apabila kesejateraan guru meningkat dan martabat guru terangkat, tetapi bagi

pihak yang tidak setuju berpendapat bahwa tidak perlu adanya sertifikasi.

Pandangan guru dengan adanya sertfikasi guru dalam jabatan ini

berbeda-beda ini disebabkan oleh usia guru, pengalaman mengajar guru, status

kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru,

status ekonomi guru, latar belakang pendidikan guru, dan prestasi guru, masa

kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki

sertifikasi.

Ditinjau dari masa kerja guru memiliki masa kerja yang bervariasi,

guru yang sudah lama bekerja atau menjabat sebagai guru lama memiliki

peluang yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan

dibandingkan guru baru, masa kerja yang lama adalah salah satu skor yang

tinggi dalam penilaian sertifikasi guru dalam jabatan. Begitu juga dengan usia

guru yang berbeda-beda, guru yang sudah berusia tua akan mendapat peluang

yang besar dalam memperoleh sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan

guru usia muda, namun tidak menutup kemungkinan guru yang berusia muda

lebih cepat mengikuti sertifikasi jika jam mengajar guru tersebut lebih banyak

(26)

  tinggi, dan guru yang sudah mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan

mempunyai pandangan bahwa positif dibandingkan guru yang belum

mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan.

Dari berbagai pandangan tersebut maka pemerintah memberikan

solusi mekanisme pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan, yang

dilakukan melalui: penilaian portofolio, pendidikan dan pelatihan, dan jalur

pendidikan profesi pemberian sertifikat pendidik secara langsung bagi yang

memenuhi persayaratan tertentu. Menteri Pendidikan Nasional menetapkan

(1) melalui Penilaian Portofolio, (2) Peraturan Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan. Melalui

sertifikasi ini guru diharapkan profesional, meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan martabat

guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian

portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18

Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan pengakuan atas

pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan

dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas akademik, (2) pendidikan dan

pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik,

(27)

  pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan

yang relevan dengan bidang pendidikan.

Agar upaya pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu

untuk bangsa dan negara berhasil dengan baik dan sukses maka

pemerintahpun menetapkan standar kelulusan dan persyaratan bagi guru yang

hendak mengukuti sertifikasi tersebut yaitu Peraturan Menteri pendidikan

Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi

Pendidik. Dengan tujuan memberikan praktek yang sehat dan menghasilkan

guru yang benar-benar berkualitas relevan dengan perkembangan dunia yang

semakin pesat.

Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini menungkap persepsi

guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari

masa kerja guru, usia guru, dan status sertifikasi, yaitu apakah menurut guru

penilaian portofolio tersebut telah memberikan gambaran tentang kompetensi

guru.

B. Identifikasi Masalah

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio diduga dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: Usia guru, pengalaman mengajar guru, status

kepegawaian guru, golongan kepangkatan guru, status lingkungan sosial guru,

(28)

  kerja guru, guru yang sudah memiliki sertifikasi dan belum memiliki

sertifikasi.

C. Batasan Masalah

Kerena keterbatasan kemampuan untuk meneliti seluruh permasalahan

diatas maka penelitian ini hanya mengungkap persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru, usia guru, dan status sertifikasi guru.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau masa kerja guru?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?

4. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio

(29)

  E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan?

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru ?

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru ?

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status sertifikasi?

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah adalah untuk membantu sekolah mengetahui perkembangan

kualitas guru-guru yang profesional

2. Bagi Dinas Pendidikan adalah untuk menjadi bahan kajian pustaka apabila

Dinas Pendidikan ingin merencanakan program yang meningkatkan mutu

pendidikan dan guru yang berkualitas

3. Bagi universitas adalah sebagai daftar referensi yang memperkaya

(30)

9   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk

individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang

lainnya (Wolbreg,1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain

menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang

lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung

bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada

kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan

oleh persepsinya. Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari

persepsi’. Beberapa di antaranya adalah

(http://id.shvoong.com/socials-ciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/):

1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang

dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).

2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian

terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).

3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan

individu (Bower).

4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian

(31)

5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).

6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh

seorang individu (Krech).

7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga

terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian

seseorang terhadap objek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi

merupakan aktivitas mengindera, mengintergrasikan dan memberikan

penilaian pada objek-objek fisik maupun sosial, dan penginderaan tersebut

tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungan

akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya

baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan

lain-lain. Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi

merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses

terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Didalam

proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap

suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang

(32)

Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu

kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di

dalam sitiuasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Istilah persepsi adalah

suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian,

pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan

informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).

Dengan persepsi kita dapat berintereaksi dengan dunia sekeliling,

khususnya antar manusia, dalam kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari

intereaksi antara mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dan dosen,

siswa dan guru, adanya intereaksi antar komponen yang ada di dalam kelas

memberikan tanggapan, penilaian dan persepsi.

Dan dengan adanya persepsi adalah penting agar dapat

menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas

belajar dikelas. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil

penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk

proses berpikir, persepsi juga akan mempengaruhi proses belajar (minat)

dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi belajar,

oleh karena itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang

pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.

Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan

peristiwa-peristiwa menurut Mulyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:1)

(33)

(kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa

lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa

tertentu (benda, orang, proses), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi

itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira).

http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html.

2. Sertifikasi Guru dalam jabatan

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, dikemukan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti

formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai

tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat

diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan layananan pendidikan pada satuan

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselanggrakan oleh

lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2007 hal 33).

Dan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus

(34)

(D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan

kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

http://untungsutikno.blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan tahun.html).

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan usia dini pada jalur

pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan.

Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan

dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru tersebut mendefenisikan bahwa profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, atau kecakapan yang

memenuhi standar atau normal tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru

yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan

peningkatan kesejahteraan yang layak.

1. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah pendidikan tinggi

program sarjana atau program diploma empat (Undang-Undang Pasal 9

(35)

2. Kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,

dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji

sertifikasi (Undang-Undang Pasal 10). Pada Undang-Undang Standar

Nasional Pendidikan, Pasal 15 Penjelasan dinyatakan bahwa

pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana

yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan

persyaratan khusus.

3. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan karakter dokter.

Maka dapat dipahami penguasaan kompetensi dibuktikan dengan

bentuk uji kompetensi. Seseorang dapat menempuh sertifikasi jika sudah

memenuhi kualifikasi (dengan bukti ijazah), dan sehat (dengan sehat bukti

dari dokter). Uji kompetensi sekaligus sebagai bukti kemampuan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Jika lulus sertifikasi, yang bersangkutan akan

menerima sertifikat pendidik. Itu berarti yang bersangkutan telah memenuhi

persyaratan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen

Pasal 8. Guru mempunyai sertifikat pendidik dianggap sebagai guru yang

profesional.

Yang bersangkutan mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah

sebesar satu kali gaji pokok (Masnur Muslich, 2007). Wibowo (2004),

mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

(36)

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,

sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelanggara pendidikan, dengan

menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melaksanakan seleksi

terhadap pelamar yang kompeten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan.

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan.

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan

bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi

bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar,

diskusi panel, lokakarya, dan simposium (Mulyasa, 2007, hal 39).

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi

guru dalam jabatan adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

(37)

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

7. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Perguruan

Tinggi penyenglenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

a. Pengertian dan Fungsi

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan

pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas

profesi guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen tersebut terkait

dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru bersangkutan

menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi, kepribadian,

pedagogik, profesional, dan sosial). Dalam peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam

Jabatan, komponen portofolio meliputi: (1) Kualifikasi akademik, (2)

pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6)

prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan

(38)

dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

(Suyatno, 2008).

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam

jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan

perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara

lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui

dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional

dinilai antara lain melalui dokumen kualifiksi akademik, pendidikan dan

pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, dan prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru untuk

menampilkan atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi

produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan

pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat

kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang

mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidik atau belum);

dan (4) dasar memberikan rekomendasikan bagi peserta yang belum lulus

untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan

(39)

b. Komponen Portofolio

1)Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan formal yang

telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan

gelar (S1, S2, atau S3) maupun nongelar (D4 atau Post Graduate

diploma), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait

dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman dalam mengikuti

kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau

peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik

pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun

internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam,

atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.

3) Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu

sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari

pemerintah, atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti

fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan

(40)

4) Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengelola

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.

Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan

tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan

sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian hasil

belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan

pembelajaran (RP/RPP/SP) yang diketahui/disahkan oleh atasan.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran

(pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan

materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar,

evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan

tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil

penilaian oleh kepala sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan

pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir.

5) Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan penilaian atasan

terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek:

ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran,

kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas,

(41)

dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan Format Penilaian

Atasan terlampir.

6) Prestasi akademik

Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai guru,

utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat

pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini

meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya

monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan), pembimbingan

teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada

kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading, karya ilmiah

remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan,

surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia

penyelenggara.

7) Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi merupakan suatu karya yang

menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang

dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan

pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang dimuat

dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi,

dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN;

(42)

pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat pembelajaran dalam

bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan

karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang

dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang

hasil karya tersebut.

8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan partisipasi dalam

kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik

sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan

berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber, dan

sertifikat/piagam bagi peserta.

9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

merupakan pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan

dan sosial dan atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di

bidang kependidikan antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia

(HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Ikatan

Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan asosiasi profesi

kependidikan lainnya. Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT,

(43)

tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan,

kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang

dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang

berwenang.

10)Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan merupakan

penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik

dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu,

hasil), kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam

bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,

nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa

fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.

c. Pengisian Istrumen Portofolio

1) Identitas guru peserta sertifikasi

Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan

gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis

kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah

tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor

telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas,

dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan golongan bagi guru

(44)

ditandatangani oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan

Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.

2) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofolio dengan

daftar isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan

tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di

halaman berapa komponen tersebut disusun.

3) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio

yang di dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta

sertifikasi diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman

dan hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta

juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau

hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk

dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy

dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk

dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan

tinggi yang mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi untuk ijazah luar negeri.

4) Penutup

Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan

(45)

melanggar kode etik dalam membuat dan atau mendapatkannya.

Disamping itu, pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas

pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di

kemudian hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.

d. Penyusunan Portofolio

Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut;

a) Halaman sampul,

b) Daftar isi,

c) Instrumen portofolio, yang meliputi;

1)identitas peserta dan pengesahan dan

2)komponen portofolio yang telah diisi.

d). Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi komponen sebagai

berikut;

1)Kualifikasi Akademik,

2)Pendidikan dan Pelatihan,

3)Pengalaman Mengajar,

4)Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran,

5)Penilaian dari Atasan dan Pengawas,

6)Prestasi Akademik,

7)Karya Pengembangan Profesi,

(46)

9)Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan

dan Sosial

10) Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio

adalah sebagai berikut;

a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen

portofolio,

b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan

pernomoran pada instrumen portofolio,

c) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas berwarna

sebagai pembatas dan

d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.

4. Masa Kerja

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:634) menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan masa adalah waktu, zaman atau lama waktu

yang tertentu permulaan dan batasnya. Dan yang dimaksud kerja adalah

perbuatan melakukan sesuatu. Dengan demikian masa kerja adalah lamanya

waktu untuk melakukan sesuatu atau melakukan suatu pekerjaan yang bisa

dibatasi dengan kontrak atau tidak ada dibatasi oleh waktu.

Masa kerja bisa dihitung mulai dari awal melakukan suatu pekerjaan

(47)

kerja adalah dihitung sejak menerima Surat Keputusan dari Dinas terkait yang

menyatakan bahwa guru berhak mengajar sesuai dengan isi surat keputusan

yang diberikan.

Masa kerja dihitung selama seorang menjadi guru. Bagi guru PNS

masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan melaksanakan

tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja dihitung selama

guru mengajar yang dibuktikan dengan Surat Keputusan dari sekolah

berdasarkan surat pengangkatan dari yayasan. Menurut UUGD dan

Permendiknas jumlah jam wajib mengajar guru adalah 24 jam tatap muka.

Untuk memenuhi jumlah wajib mengajar, maka seorang guru dapat

melakukan : (1) mengajar di sekolah lain yang memiliki ijin operasional

Pemerintah atau Pemerintah Daerah, (2) melakukan Team Teaching (dengan

mengikuti kaidah-kaidah team teaching).

5. Usia Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia usia adalah umur yaitu lama

waktu hidup atau ada sejak dilahirkan sampai sekarang. Usia guru dalam hal

ini adalah dihitung mulai dilahirkan sampai guru itu bekerja menjadi seorang

(48)

Menurut Wahyudin  Mahardika  ada tiga macam umur yaitu

(http://wahyudinmahardika.blogspot.com/2010/03/makna‐usia‐21‐tahun.html): 

a. Umur yang bersifat kronologis. Umur ini dihitung berapa banyak

kalender dihabiskan. Umur yang bersifat kronologis ini tidak mengenal kata surut, progres terus. Tidak akan kembali waktu yang sudah berlalu.

b. Umur berdimensi intelektual psikologis. Yaitu bisa saja secara

kronologis orang berumur sudah tua tetapi pendidikannya rendah, tidak berkembangnya emosi, maka masih seperti anak-anak.

c. Umur psikologis sepritual. Umur secara kronoligis sudah tua dan secara

intelektual juga pintar.

6. Status Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidi untuk guru

yang telah memenuhi standar kompetensi guru. Sertifikasi guru bertujuan

untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai

agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2)

meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan , (3) meningkatkan martabat

guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru, (5) meningkatkan kesejahteraan

guru.

Guru yang sudah memiliki sertifikasi berhak memperoleh gaji pokok,

tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan

profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus. Pemerintah memberikan

tunjangan profesional kepada guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik.

Undang-Undang Guru dan Dosen, seperti pasal 8 menyatakan bahwa guru

(49)

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Untuk memperoleh sertifikasi pendidik tidak semudah membalik

telapak tangan dan perlu kerja keras para guru. Sertifikasi pendidik akan

diperoleh bila seorang guru memiliki kualifikasi akademis minimal S-1/D-IV,

usia guru minimal 50 tahun atau sudah menyandang pangkat IVa, dan masa

kerja minimal 20 tahun. Isjoni (http://bangirham.blogspot.com/2009/01/uu‐guru‐

dosen‐dan‐sertifikasi‐pendidik.html)

Banyak guru mengatakan bahwa sertifikasi profesi guru sangat baik

dan dapat mengangkat derajat dan wibawa para guru di Indonesia. Pandangan

lain diperoleh dari para guru, yaitu penghargaan terhadap guru belum

sebanding dengan beberapa profesi lain (seperti profesi dokter,dan lain-lain).

Bagi guru yang belum memiliki ijazah S1/D4 wajib menyelesaikan

dahulu kuliah S1/D4 sampai yang bersangkutan memperoleh ijazah S1/D4.

Program studi yang diambil harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu

atau sesuai dengan program studi yang dimiliki sebelumnya. Sambil

menyelesaikan studinya, guru dapat mengumpulkan portofolio.

Yang dimaksud status sertifikasi guru dalam penelitian ini adalah guru

(50)

B. Kerangka Berpikir

1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi beda karena memiliki jabatan yang

berbeda-beda. Guru yang mempunyai jabatan lebih tinggi cenderung mempunyai

persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif

karena mengacu pada jabatan yang lebih tinggi mendapat gaji dan tunjangan

lebih tinggi juga maka martabat dan kesejahteraan kehidupan guru juga

terangkat, sebaliknya guru yang mempunyai jabatan rendah cenderung

mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

negatif karena perbedaan jabatan dalam pekerjaan membedakan gaji dan

tunjangan yang diterima maka dapat dinilai dari kesejahteraan yang kurang

memadai membuat guru juga kurang memproritaskan kepada pekerjaan

mengajar dan cenderung mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi

kesejahteraan ekonomi kehidupan guru.

2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan

ditinjau dari masa kerja

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena masa kerja yang berbeda-beda.

(51)

tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena masa

kerja termasuk kriteria penilaian nomor satu dalam mengikuti sertifikasi

minimal 5 (lima) tahun dan biasanya diproritaskan dan akan lebih mudah bagi

guru yang mempunyai masa kerja lebih lama karena dari berbagai komponen

persyaratan penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan banyak yang

sudah mereka peroleh, tetapi banyak juga di kalangan guru yang sudah lama

mengajar belum bisa mengikuti sertifikasi dikarenakan belum memiliki

kualifikasi akdemik minimal S1/D4. Sebaliknya guru yang mempunyai masa

kerja baru cenderung mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena belum mencukupi kreteria yang

ditetapkan oleh pemerintah dan kurang diproritaskan tetapi tidak menutup

kemungkinan guru yang mempunyai masa kerja baru tetapi sudah memiliki

kualifikasi akademik S1 akan bisa mengikuti sertfikasi.

3. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan

di tinjau dari usia guru

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena usia guru yang berbeda-beda.

Guru yang mempunyai usia lebih tua cenderung mempunyai persepsi tentang

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif karena usia masuk

kreteria penilaian program sertifikasi. Usia guru yang sudah tua dibarengi

(52)

dan sudah dipastikan sering mengikuti pelatihan guru-guru, mengikuti forum

ilmiah, mengikuti berbagai macam kegiatan sosial dan berorganisasi. Guru

yang demikian cenderung memperoleh skor lebih tinggi daripada guru yang

masih muda. Guru yang usianya masih muda lebih cenderung mempunyai

persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif

dikarenakan kurang banyak pengalaman dalam hal mengajar ataupun dalam

hal mengikuti kegiatan guru-guru seperti pelatihan, lomba, dan kegiatan

lainnya.

4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan

di tinjau dari status sertifikasi guru.

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena guru yang sudah memiliki

sertifikat pendidik dan belum memiliki sertifikat pendidik mempunyai

pendapat yang berbeda. Guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik

mempunyai persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

positif karena mendapatkan tunjangan sama besar dengan gaji pokok guru

sebulan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru, meningkatkan

martabat guru dan menjadi motivasi besar dalam pekerjaan mengajar,

mendidik siswa menjadi lebih cerdas, kreatif, berahlak mulia dan mampu

bersaing dengan dunia luar seiring dengan perkembangan zaman, sebaliknya

(53)

tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif karena

menganggap sertifikasi hanya sebagai simbolis profesional seorang guru.

C. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu

penelitian (Frankel dan Wellen, 1990:40) dalam Yatim Riyanto, (1996:13).

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan

yang diajukan dalam penelitian. Sementara itu menurut, Suharsimi Arikunto

(1995:71) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti

bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dari hasil kajian

pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.

2. Ada perbedaan persepsi guru persepsi penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

3. Ada perbedaan persepsi guru persepi penilaian portofolio pada

(54)

33 

 

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komparasi, yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan (Suharsimi Arikunto 1997:86). Dan menurut (Suharsimi Arikunto 1997:236), penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja dan juga membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. Di samping itu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru, dan status sertifikasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

(55)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2010. Karena data yang diperlukan masih kurang maka dilakukan penelitian kembali pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar di SMP Negeri dan SMP Swasta Kota Yogyakarta

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah titik permasalahan penelitian yaitu persepsi guru terhadap penilaian portofolio terhadap sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari masa kerja guru, usia guru dan status sertifikasi guru.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(56)
[image:56.612.93.517.99.596.2]

Tabel 3.1 Populasi

No Nama Sekolah Jumlah Populasi Persentase

1 SMP Negeri 12 29 17,3%

2 SMP Negeri 11 35 20,8%

3 SMP Swasta TD JETIS 33 19,6%

4 SMP BOPKRI 5 22 13,1%

5 SMP PIRI 2 17 10,1%

6 SMP TDIP TAMSIS 32 19,1%

Jumlah 168 100%

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1995:120), sampling didefinisikan sebagai pemilihan subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi dimaksud. Jadi responden dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berasal dari SMP  yang dijadikan sampel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Sampel Responden

No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 SMP Negeri 12 29 14

2 SMP Negeri 11 35 19

3 SMP Swasta TD JETIS 33 17

4 SMP BOPKRI 5 22 17

5 SMP PIRI 2 17 17

6 SMP TDIP TAMSIS 32 21

Jumlah 168 105

(57)

E. Variabel Penelitian

1. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

Sertifikat guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penilaian portofolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan: (1) Kualitas akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, (10) dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert, seperti yang diuraikan sebagai berikut:

[image:57.612.93.515.216.710.2]

Pertanyaan dalam kuesioner diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

Tabel 3.3

Skoring Berdasarkan Skala Likert

No Pertanyaan Jawaban

Positif

Jawaban Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 4 1

2 Setuju (S) 3 2

3 Kurang Setuju (KS) 2 3

(58)

2. Variabel Masa Kerja

[image:58.612.96.514.212.691.2]

Variabel masa kerja yang dimaksud adalah masa kerja seorang guru sejak surat keputusan diterbitkan dan disahkan menjadi seorang guru. Pemberian skor masa kerja guru sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Skor

< 10 Tahun 0 10 -< 20 Tahun 1

≥ 20 Tahun 2

3. Variabel Usia Guru

Variabel usia adalah dihitung dari tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang tertera pada akte kelahiran atau bukti lain yang sah. Pemberian skor usia guru sebagai berikut:

Tabel 3.5

Skor Berdasarkan Usia Guru Usia Skor

50-60 th 3

35-<50 th 2 25-<35 th 1

< 25 th 0

4. Variabel Status Sertifikasi diberi skor sebagai berikut : Tabel 3.6

(59)

5. Teknik Pengumpulan Data

[image:59.612.98.547.230.694.2]

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang dibuat untuk mengetahui persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, usia guru dan status sertifikasi guru. Berikut ini kisi-kisi kuisioner persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.7

KISI-KISI KUESIONER PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

No Dimensi Indikator Nomor item kuesioner

1 Kualifikasi Akademik 1.1Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang pedagogik

1.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan kepemilikan ijazah (akademik) dalam bidang profesional

1‐12 

 

2 Pendidikan dan Pelatihan 2.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang pedagogik. 2.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan pendidikan dan pelatihan dalam bidang profesional.

13-19

3 Pengalaman Mengajar 3.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan pengalaman mengajar

(60)

dalam bidang pedagogik. 3.2 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang kepribadian. 3.3 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan pengalaman mengajar dalam bidang sosial. 4 Perencanaan dan

pelaksanaan Pembelajaran

4.1 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang pedagogik

4.2 Kompetensi dalam hubungannya dengan perencanaan dan pelaksanaan dan pembelajaran bidang profesional 23-49

5 Penilaian dari Atasan dan Pengawas

5.1 Kompetensi guru yang berhubungan dengan peniliaian dari atasan dan pengawas dalam bidang kepribadian

5.2 Kompetensi guru yang berhubungan dengan penilaian dari atasan dan pengawas dalam bidang sosial

50-57

6 Prestasi Akademik 6.1 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang pedagogik

(61)

6.2 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang sosial

6.3 Kompetensi guru dalam hubungan dengan prestasi akademik dalam bidang profesional

7 Karya Pengembangan Profesi

7.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang pedagogik

7.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan karya pengembangan profesi dalam bidang profesional

76-82

8 Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah

8.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang pedagogik 8.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang sosial

8.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan keikutsertaan dalam forum ilmiah dalam bidang professional

83-88

9 Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di

9.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan

(62)

Bidang Kepndidikan Dan Sosial

Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan social dalam bidang kepribadian

9.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan Pengalaman menjadi pengurus organisasi di bidang kepndidikan dan sosial dalam bidang sosial

10 Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan

10.1 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan

pendidikan dalam bidang pedagogik.

10.2 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan

pendidikan dalam bidang kepribadian

10.3 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan

pendidikan dalam bidang sosial

10.4 Kompetensi guru dalam hubungannya dengan penghargaan yang relevan dengan

pendidikan dalam bidang profesional

(63)

F. Pengujian instrumen 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Suharsimi Arikunto, 2002:45). Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas (rxy) yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sebagai berikut:

∑ ∑

− − = ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y X X N Y X XY n rxy Keterangan:

rxy = Koefisien antara X dan Y N = Jumlah subyek

X = Skor masing-masing butir Y = Skor total butir

[image:63.612.94.518.224.596.2]

Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Kemudian harga koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan harga r tabel. Jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka butir soal tersebut valid. Sebaliknya apabila harga r hitung lebih kecil dari r tabel, berarti soal tersebut tidak valid.

Tabel 3.8

Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Guru terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan Butir Corrected Item-Total

Correlation r Tabel Status

(64)

B2 .365 0,190 Valid

B3 .153 0,190 Tidak Valid

B4 .266 0,190 Valid

B5 .175 0,190 Tidak Valid

B6 .403 0,190 Valid

B7 .199 0,190 Valid

B8 .199 0,190 Valid

B9 .354 0,190 Valid

B10 .268 0,190 Valid

B11 .160 0,190 Tidak Valid

B12 .141 0,190 Tidak Valid

B13 .177 0,190 Tidak Valid

B14 .272 0,190 Valid

B15 .414 0,190 Valid

B16 .438 0,190 Valid

B17 .438 0,190 Valid

B18 .561 0,190 Valid

B19 .410 0,190 Valid

B20 .363 0,190 Valid

B21 .304 0,190 Valid

B22 .340 0,190 Valid

B23 .426 0,190 Valid

B24 .494 0,190 Valid

B25 .468 0,190 Valid

B26 .400 0,190 Valid

B27 .524 0,190 Valid

B28 .530 0,190 Valid

B29 .500 0,190 Valid

B30 .411 0,190 Valid

B31 .448 0,190 Valid

B32 .501 0,190 Valid

B33 .424 0,190 Valid

B34 .474 0,190 Valid

B35 .540 0,190 Valid

B36 .509 0,190 Valid

B37 .453 0,190 Valid

B38 .517 0,190 Valid

B39 .608 0,190 Valid

B40 .522 0,190 Valid

B41 .596 0,190 Valid

B42 .551 0,190 Valid

B43 .480 0,190 Valid

B44 .558 0,190 Valid

(65)

B46 .646 0,190 Valid

B47 .638 0,190 Valid

B48 .681 0,190 Valid

B49 .619 0,190 Valid

B50 .597 0,190 Valid

B51 .064 0,190 Valid

B52 .609 0,190 Valid

B53 .518 0,190 Valid

B54 .662 0,190 Valid

B55 .710 0,190 Valid

B56 .513 0,190 Valid

B57 .493 0,190 Valid

B58 .642 0,190 Valid

B59 .576 0,190 Valid

B60 .438 0,190 Valid

B61 .614 0,190 Valid

B62 .527 0,190 Valid

B63 .379 0,190 Valid

B64 .613 0,190 Valid

B65 .466 0,190 Valid

B66 .431 0,190 Valid

B67 .666 0,190 Valid

B68 .596 0,190 Valid

B69 .587 0,190 Valid

B70 .617 0,190 Valid

B71 .515 0,190 Valid

B72 .652 0,190 Valid

B73 .371 0,190 Valid

B74 .496 0,190 Valid

B75 .523 0,190 Valid

B76 .553 0,190 Valid

B77 .646 0,190 Valid

B78 .453 0,190 Valid

B79 .393 0,190 Valid

B80 .557 0,190 Valid

B81 .485 0,190 Valid

B82 .467 0,190 Valid

B83 .617 0,190 Valid

B84 .463 0,190 Valid

B85 .408 0,190 Valid

B86 .580 0,190 Valid

B87 .345 0,190 Valid

B88 .496 0,190 Valid

(66)

B90 .374 0,190 Valid

B91 .341 0,190 Valid

B92 .522 0,190 Valid

Dari tabel diatas butir soal pertanyaan dinyatakan valid karena sudah dilakukan revisi bersama dosen pembimbing.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto,2002:154). Untuk menguji reliabilitas butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus

alpha sebagai berikut:

⎛ −

=

2

2 11

1

1

t

b

K

K

r

σ

σ

Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen ` K = Banyak butir pertanyaan

2 b

σ

Σ = Jumlah varians soal

2

t

σ = Varians soal

(67)
[image:67.612.97.513.135.592.2]

Tabel 3.9

Kriteria Pen

Gambar

table 21.0); (3) there is no significant difference of teachers’ perception towards
table 21.0); (3) there is no significant difference of teachers’ perception towards
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas  ......................................................................
Tabel 3.1 Populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

Peran guru dalam era globalisasi tidak mentransfer pengetahuan melalui ceramah tetapi memfasilitasi siswa membangun pengetahuan melalui latihan berpikir kritis,

(2) Dalam rangka pemanfaatan ekosistem terumbu karang secara ekstraktif, pemerintah daerah menetapkan jenis, ukuran dan jumlah tangkapan ikan serta alat tangkap

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah: (a) “Seberapa besar kemampuan pemecahan masalah fisika

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu administrasi bisnis dan menambah kajian ilmu

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Praktik Pengalaman lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang