• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem pengendalian intern terhadap sistem penjualan tunai : studi kasus pada Toko Merah Jalan Affandi nomor 1 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem pengendalian intern terhadap sistem penjualan tunai : studi kasus pada Toko Merah Jalan Affandi nomor 1 Yogyakarta."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENJUALAN TUNAI

Studi Kasus Pada Toko Merah Jalan Affandi Nomor 1 Yogyakarta Sri Wahyuni

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan, 2) mengetahui pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara, observasi, dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan cara 1) membandingkan sistem penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan dengan teori yang ada. 2) menganalisis secara kritis penjualan tunai dan sistem pengendalian intern dengan membandingkan sistem yang diterapkan oleh perusahaan dengan teori yang ada.

Dari analisis data dan pembahasan dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak tersedianya faktur penjualan pada setiap transaksi sehingga perusahaan masih menggunakan kertas kosong dan tidak menggunakan formulir formal sebagai media otorisasi pada setiap transaksi. Pengendalian yang dapat mencegah dan mengevaluasi kecurangan serta kesalahan yang mungkin timbul juga masih terdapat kelemahan. Hal ini terlihat dari pemberian cap “lunas“ yang sangat mudah dipalsukan. Melihat dari kondisi-kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan kurang baik.

 

 

(2)

    ix ABSTRACT

THE INTERNAL CONTROL SYSTEM EVALUATION ON THE CASH SALES SYSTEM

A Case Study in Toko Merah, at 1 Jl. Affandi, Yogyakarta Sri Wahyuni

Sanata Dharma Yogyakarta University 2010

This research aims to figure out: 1) the cash sales accounting information system used by the firm, 2) the internal control of the cash sales accounting information system used by the firm.

The data gathering techniques in this research were documentation, interview, observation, and questionnaire. The techniques to analyse the date were: 1) comparing the cash sales system used by the firm with the related theories, 2) critically analyzing the cash sales and the internal control system by comparing the system used by the firm with the related theories.

From the data analysis and discussion, it was found that the cash sales accounting information system used by the firm was low. It was represented by the absence of sales invoice for every transaction that the firm still used blank paper instead of formal form as an authorization media for every transaction. Besides, the avoidance and evaluation control of possible corruption and mistakes was low too. It could be figured out from the false “paid” stamp given. For these reasons, it can be concluded that the internal control system of the cash sales accounting information system used by the firm was low.

(3)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN

TERHADAP SISTEM PENJUALAN TUNAI

Studi Kasus Pada Toko Merah

Jalan Affandi Nomor 1

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

SRI WAHYUNI NIM: 061334009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

    iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus

Bapakku Y.Suyono dan Ibuku F.Narni

Adikku E. Sri Handayani

Seluruh keluarga untuk segala dukungan

Almamaterku

Sahabat dan semua orang yang mengenal dan menolong aku,

(7)

MOTTO

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

(Yeremia 29:11)

TUKANG

SAPU

PUN

MAMPU

MENJADIKAN

(8)

    vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Agustus 2010 Penulis

(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sri Wahyuni

Nomor Mahasiswa : 061334009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENJUALAN TUNAI.

Studi Kasus Pada Toko Merah Jalan Affandi Nomor 1 Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 27 Agustus 2010

Yang menyatakan

(10)

    viii ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENJUALAN TUNAI

Studi Kasus Pada Toko Merah Jalan Affandi Nomor 1 Yogyakarta

Sri Wahyuni

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan, 2) mengetahui pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara, observasi, dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan cara 1) membandingkan sistem penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan dengan teori yang ada. 2) menganalisis secara kritis penjualan tunai dan sistem pengendalian intern dengan membandingkan sistem yang diterapkan oleh perusahaan dengan teori yang ada.

Dari analisis data dan pembahasan dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak tersedianya faktur penjualan pada setiap transaksi sehingga perusahaan masih menggunakan kertas kosong dan tidak menggunakan formulir formal sebagai media otorisasi pada setiap transaksi. Pengendalian yang dapat mencegah dan mengevaluasi kecurangan serta kesalahan yang mungkin timbul juga masih terdapat kelemahan. Hal ini terlihat dari pemberian cap “lunas“ yang sangat mudah dipalsukan. Melihat dari kondisi-kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan kurang baik.

 

 

(11)

ABSTRACT

THE INTERNAL CONTROL SYSTEM EVALUATION ON THE CASH SALES SYSTEM

A Case Study in Toko Merah, at 1 Jl. Affandi, Yogyakarta

Sri Wahyuni

Sanata Dharma Yogyakarta University 2010

This research aims to figure out: 1) the cash sales accounting information system used by the firm, 2) the internal control of the cash sales accounting information system used by the firm.

The data gathering techniques in this research were documentation, interview, observation, and questionnaire. The techniques to analyse the date were: 1) comparing the cash sales system used by the firm with the related theories, 2) critically analyzing the cash sales and the internal control system by comparing the system used by the firm with the related theories.

From the data analysis and discussion, it was found that the cash sales accounting information system used by the firm was low. It was represented by the absence of sales invoice for every transaction that the firm still used blank paper instead of formal form as an authorization media for every transaction. Besides, the avoidance and evaluation control of possible corruption and mistakes was low too. It could be figured out from the false “paid” stamp given. For these reasons, it can be concluded that the internal control system of the cash sales accounting information system used by the firm was low.

(12)

    x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang telah melimpahkan berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI

SISTEM PENJUALAN TUNAI, studi kasus pada Toko Merah Jalan Affandi

Nomor 1 Yogyakarta. Tujuan penyusunan skripsi adalah untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan sesuai program studi yang di

tempuh di Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan moral maupun

material hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini khususnya

penulis tujukan kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Progaram Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku doesen pembimbing yang

telah memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma, khususnya Prodi PAK yang

(13)

6. Bapak, ibu, dan adikku tercinta, serta seluruh keluargaku yang sangat

memberi dukungan.

7. Teman-teman PAK angkatan 2006, terima kasih atas dukungan dan

kebersamaan kita selama ini.

8. Teman kostku, Dyah, mbak Sari, Hana, Anggi, martina, terima kasih atas

kebersamaan menemaniku dalam proses penyusunan skripsi ini. Teman

ngobrol, gosip, nongkrong, dll. Khususnya mbak Sari, makasih banget dah

bantuin buat abstract.

9. Temanku Arni, Lina, Novy, Dian, Nita, Vivin, Suci, Pristi kalian adalah

sahabatku yang sering menunjukkan batang hidung di kostku. Teman-teman

alumni dan guru-guru SMA PL St Yosef……Hidup!!!!!

10. Orang-orang yang secara khusus mendukung aku Alexander serta keluarga,

Y. Rezky serta keluarga, Ghopoer, Adi Melon, Nick Puma, Sindu, kalian

adalah motivasiku.

11. Teman-teman di Perkampungan Sosial Pingit: Fr Yayan, Fr Beny, Fr Eko, Fr

Fajar, Rm Bamb’s, Rm In, mas Gembong, mas Kris,Bu Sum, Ditya, Monik,

Putri, Lisa, Rosa, Devy, Jalu, mas Leo, Gloria, Santy, Mbak Riri, mas Ari,

anak Pingit dll. Kapan kita refreshing ke Solo lagi?.

12. Teman-teman OMK St Maria Kartasura, Vokal grup St John, Paguyuban

pemazmur St Pius X, bersamamu kuhabiskan waktu. Senang bisa mengenal

kalian.

(14)

    xii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari

sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembagkan lebih lanjut. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir

kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 09 Agustus 2010

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLUKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah... 5

(16)

    xiv

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Tinjauan Teoritik ... 7

1. Sistem ... 7

2. Sistem Informasi Akuntansi ... 10

3. Sistem Akuntansi ... 11

4. Sistem Penjualan Tunai... 13

5. Sistem Pengendalian Intern ... 22

6. Sistem Pengendalian Intern Dalam Sistem Penjualan Tunai ... 25

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir ... 28

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian... 29

D. Data yang Dibutuhkan ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 38

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

(17)

2. Lokasi Perusahaan ... 40

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 40

4. Sumber Daya Manusia atau Personalia ... 41

5. Pemasaran ... 42

6. Jam Kerja ... 43

7. Struktur Organisasi ... 43

B. Gambaran Umum Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 46

1.Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 47

2.Catatan Akuntansi yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 51

3.Bukti Transaksi Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 52

4.Prosedur Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 54

5.Sistem Pengendalian Intern Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 55

6.Bagan Arus Sistem Akuntansi P enjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 58

BAB V ANALISIS DATA... 59

(18)

    xvi

B. Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko

Merah Yogyakarta ... 65

C. Jaringan Prosedur yang Membentuk Dalam Sistem Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta... 67

D. Struktur Organisasi dan Pembagian Wewenang Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta 70 E. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 71

F. Praktek yang Sehat Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah Yogyakarta ... 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan... 75

B. Keterbatasan Penelitian ... 76

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rangkuman Analisis Dokumen dan Catatan Akuntansi dalam

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 32

Tabel 3.2 Rangkuman Analisis Fungsi yang terkait dalam Sistem

Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 32

Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Jaringan Prosedur yang Membentuk

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 33

Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Struktur Organisasi dan Pembagian

Wewenang dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai

Toko Merah ... 35

Tabel 3.5 Rangkuman Analisis Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah... 36

Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Praktek yang Sehat dalam Sistem

Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 37

Tabel 5.1 Hasil Analisis Dokumen dan Catatan Akuntansi dalam

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 59

Tabel 5.2 Hasil Analisis Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi

Penjualan Tunai Toko Merah... 65

Tabel 5.3 Hasil Analisis Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 67

Tabel 5.4 Hasil Analisis Struktur Organisasi dan Pembagian Wewenang

(20)

    xviii

Tabel 5.5 Hasil Analisis Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan dalam

Sistem Akuntansi Penjualan Tunai Toko Merah ... 71

Tabel 5.6 Hasil Analisis Praktek yang Sehat dalam Sistem Akuntansi

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Faktur Penjualan Tunai untuk Pembeli ... 64

Gambar 5.2 Faktur Penjualan Tunai untuk Kasir ... 64

(22)

 

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dagang dalam bentuk toko, swalayan, mini market,

departemen store, dan lain-lain telah banyak kita temukan. Semakin banyak

perusahaan dagang menyebabkan adanya persaingan yang kuat dalam dunia

perdagangan. Perusahaan memerlukan informasi agar dapat bekerja dengan

efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan perusahaan yang salah

satunya adalah memperoleh laba yang optimal. Informasi yang dibutuhkan

tersebut sebagian besar dihasilkan oleh sistem informasi yang disebut sistem

informasi akuntansi.

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya dan nyata atau berupa nilai

yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan

(Jogiyanto, 1997: 24). Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga

siap digunakan untuk membuat kesimpulan, argumen, peramalan, keputusan

atau tindakan. Untuk mempertahankan eksistensinya dan untuk mencapai

tujuannya, perusahaan memerlukan penyediaan informasi yang cukup.

Sistem akuntansi diciptakan untuk menangani transaksi-transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sistem akuntansi mengorganisasi

formulir, catatan, dan laporan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

(23)

1989: 4). Salah satu faktor yang dapat menentukan dapat dipercaya

tidaknya laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan adalah sistem

pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan tersebut.

Sistem pengendalian intern dari suatu sistem akuntansi mempunyai

tujuan dan berguna untuk menjaga keamanan harta milik suatu organisasi,

memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi

dalam operasi, dan membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari

kebijakan manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Baridwan, 1992:

2). Dalam sistem penjualan tunai maupun sistem penjualan kredit,

perusahaan melakukan transaksi penjualan produk kepada konsumen.

Penjualan ini merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Perusahaan akan

lebih menyukai jika penjualan dapat dilakukan secara tunai karena perusahaan

akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali

untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Sedangkan di pihak

konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan melakukan penjualan

kredit karena pembayarannya dapat ditunda dan ini akan lebih

menguntungkan konsumen.

Pihak manajemen harus tepat dalam menerapkan sistem akuntansi

penjualan pada perusahaan karena sistem akuntansi penjualan merupakan

salah satu sarana untuk mendukung dan memantau efektifitas kegiatan

penjualan, sistem itu dapat mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan dan

penggelapan yang material dalam proses akuntansi. Apabila sistem akuntansi

(24)

   

3

yang merupakan salah satu kegiatan pokok untuk menghasilkan laba dalam

perusahaan diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Toko Merah sebagai organisasi entitas yang aktivitasnya di bidang

perdagangan. Kegiatan penjualan yang dilaksanakan Toko Merah adalah

penjualan tunai. Toko Merah terletak di jalan Affandi nomor 1, Mrican,

Yogyakarta. Lokasi Toko Merah sangat strategis karena berada di

kawasan kampus yang mudah dijangkau. Toko Merah bergerak dalam

penjualan peralatan, perlengkapan sekolah dan penjualan barang

kebutuhan sehari-hari. Pelaksanaan sistem penjualan di Toko Merah

masih sederhana dan belum menggunakan faktur penjualan dengan nomor

urut tercetak.

Sistem penjualan di Toko Merah masih berbasis manual. Dari

pengamatan awal di lokasi, sistem yang dilaksanakan Toko Merah

terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan yang dapat ditemukan antara

lain:

a. Pada Toko Merah belum ada faktur penjualan yang dibuat secara

formal.

b. Pada saat pembayaran, bagian kassa hanya membubuhkan cap ”lunas”.

Cap lunas ini menjadi suatu kelemahan karena cap ”lunas” mudah

ditiru oleh orang lain. Jika penyimpangan ini terjadi maka besar

kemungkinan harta akan hilang.

Hal ini berkaitan dengan pengadaan sistem pengendalian intern

(25)

menimbulkan penyalahgunaan, maka sistem yang dilaksanakan sekarang

dapat dikatakan sudah efektif, dan jika yang terjadi menggambarkan

keadaan yang sebaliknya, maka sistem penjualan yang diterapkan dirasa

tidak efektif bahkan perlu diperbaiki. Sistem penjualan dan sistem

pengendalian ini perlu diperhatikan dalam suatu perusahaan supaya tujuan

yang telah diharapkan dapat tercapai. Bertitik tolak dari pernyataan di

atas, maka penulis tertarik untuk mengevaluasi apakah perusahaan telah

melaksanakan sistem pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penjualan

tunai secara efektif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat

mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Ada beberapa kelemahan yang dapat ditemukan dari sistem penjualan

yang dilaksanakan di Toko Merah.

2. Ada perbedaan sistem pengendalian intern terhadap sistem penjualan tunai

yang dilaksanakan sekarang dengan teori yang ada.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih

terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada sistem akuntansi

(26)

   

5

adanya transaksi penjualan tunai pada Toko Merah jalan Affandi No. 1

Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai di Toko Merah?

2. Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern sistem akuntansi

penjualan tunai di Toko Merah?

3. Apakah sistem penjualan tunai dan sistem pengendalian intern di Toko

Merah sudah memenuhi syarat pengamanan harta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Toko Merah bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana sistem akuntansi penjualan tunai di Toko

Merah.

2. Mengetahui efektivitas sistem pengendalian intern sistem akuntansi

penjualan tunai di Toko Merah.

3. Mengetahui keadaan keamanan harta di Toko Merah dengan adanya

(27)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

bagi perusahaan. Lebih dari itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

membawa langkah-langkah perbaikan dalam menjalankan sistem

pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penjualan tunai di masa

yang akan datang.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang

analisis sistem pengendalian intern penjualan tunai terutama bagi

mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat memperdalam dan

(28)

 

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritik

1. Sistem

a. Pengertian Sistem

Mulyadi (1989: 3) mengemukakan pengertian sistem adalah

sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya

yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

Wilkinson (1997: 32) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu

kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan

mempunyai satu atau beberapa tujuan yang sama. Pengertian sistem

yang dikemukakan oleh Wahana (2003: 28) adalah suatu kesatuan

yang utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan

dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem bila memenuhi dua

syarat. Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi

dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, yang disebut sebagai

subsistem. Agar sistem dapat berfungsi secara efektif dan efisien,

subsistem-subsistem itu harus saling berinteraksi antara satu dengan

lainnya. Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi

informasi yang relevan antar subsistem. Namun, biasanya antara satu

(29)

pemisahnya secara tegas, karena interaksi yang terjalin antar subsistem

itu demikian kuatnya dan sering kali saling tumpang tindih.

Syarat yang kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki 3

unsur, yaitu input, proses dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan. Sedangkan output adalah hasil operasi. Dalam pengertian sederhana, output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengoperasian suatu sistem.

Sedangkan proses adalah aktivitas yang mengubah input menjadi output.

b. Karakteristik Sistem

Karakteristik yang terkandung dalam sistem yang dikemukakan

oleh Jogiyanto (1999: 3) adalah memiliki komponen-komponen, batas

sistem (boundary), lingkungan luar sistem, penghubung (interface), input, output, proses dan sasaran atau tujuan. Suatu sistem terdiri dan sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerjasama

membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa

suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem

mempunyai sifat-sifat dan sistem untuk menjalankan fungsi tertentu dan

mempengaruhi proses secara keseluruhan. Misal, bila perusahaan

dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah

subsistemnya.

Suatu sistem mempunyai batas sistem yang merupakan daerah

(30)

   

9

dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang

lingkup dari suatu sistem. Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar

batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan tetapi

dapat juga bersifat merugikan sistem. Bila bersifat menguntungkan,

maka lingkungan tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Namun bila

bersifat merugikan maka harus ditahan dan dikendalikan karena dapat

mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. Penghubung sistem

merupakan media yang menghubungkan antar subsistem, yang

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke

subsistem lainnya.

Input adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Input terdiri dari dua macam, yaitu maintenance input dan signal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Contohnya adalah program komputer dalam sistem

komputer. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan output, contohnya data yang diolah menjadi informasi. Sedangkan keluaran atau output adalah hasil dan energi yang diolah, contohnya informasi keuangan.

Pengolah sistem merupakan bagian dari sistem yang akan

merubah input menjadi output. Misalnya, sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan lain

(31)

sasaran, karena sasaran dan sistem akan sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan output yang akan dihasilkan sistem.

2. Sistem Informasi Akuntansi

Nugroho (2001: 4) mengemukakan bahwa sistem informasi

akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk

komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga

pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat dan didesain

untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang

dibutuhkan manajemen. Sistem informasi akuntansi juga berperan sebagai

pengaman harta kekayaan perusahaan. Apabila melihat pengertian sistem

di atas, bahwa suatu sistem terdiri dari rangkaian input, proses dan output. Sistem informasi akuntansi memegang peran penting dalam

perusahaan, karena sistem informasi akuntansi memberi informasi

keuangan dalam bentuk laporan keuangan dan laporan-laporan kegiatan

ekonomi lain yang digunakan manajer dalam pengambilan keputusan.

Keluaran dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan.

Pengguna informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

internal dan eksternal. Kelompok internal adalah pihak menejemen dan

(32)

   

11

3. Sistem Akuntansi

a.Pengertian Sistem Akuntansi

Mulyadi (1989: 4) mengemukakan bahwa sistem akuntansi adalah

organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem

akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dan jurnal, buku besar

dan buku pembantu, serta laporan.

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut pula sebagai media,

karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang

terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Jurnal merupakan catatan

akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,

mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

Buku besar terdiri dan rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas

data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Buku

pembantu terdiri dan rekening-rekening pembantu yang merinci data

keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

Laporan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, laporan harga

pokok penjualan, daftar umur piutang, dan lainnya. Laporan berisi

(33)

b.Pengembangan Sistem Akuntansi

Jogiyanto (1999: 35) mengemukakan bahwa pengembangan

sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk

mengganti sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan sistem lama

perlu diperbaiki, antara lain:

1. Adanya permasalahan dari sistem lama

Permasalahan dari sistem lama yang dapat dibagi menjadi

dua yaitu:

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dapat berupa kecurangan-kecurangan disengaja

yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan

dan kebenaran data kurang terjamin, kesalahan-kesalahan yang

tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dan

data kurang terjamin, tidak efisietmya operasi, tidak ditaatinya

kebijaksanaan manajemen y ang telah diterapkan.

b. Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi yang berupa kebutuhan akan informasi

semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Teknologi informasi telah

berkembang dengan cepatnya dan organisasi mulai merasakan

(34)

   

13

penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses

pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

3. Adanya instruksi-instruksi. Penyusunan sistem baru dapat juga

terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari pimpinan ataupun

dan luar organisasi.

4. Sistem Penjualan Tunai

a. Pengertian Penjualan Tunai

Penjualan adalah suatu proses penyerahan hak seseorang atas

sesuatu benda kepada orang lain yang biasanya diteruskan dengan

pembayaran sejumlah uang dan orang yang menerima hak atas barang

tersebut (Mulyadi, 2001: 202). Penjualan tunai adalah penjualan yang

dilakukan perusahaan dengan menyerahkan atau mengirimkan

barang/jasa kepada pembeli setelah fungsi penerimaan kas perusahaan

menerima uang dari pembeli (Mulyadi, 2001: 202).

b. Fungsi yang Terkait Dengan Penjualan Tunai

Dalam sistem informasi akuntansi penjualan, pada umumnya

terdapat empat fungsi dasar yang membentuk sistem penjualan tunai

antara lain (Mulyadi, 1989: 202):

1. Fungsi penjualan

Fungsi ini bertugas untuk menerima order atau melayani kebutuhan

barang dari pelanggan, mengisi faktur penjualan tunai dan

menyerahkan kepada pelanggan untuk kepentingan pembayaran

(35)

2. Fungsi kassa

Fungsi ini bertanggung jawab untuk pengumpulan kas dari

pelanggan.

3. Fungsi gudang

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang

dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi

pengiriman.

4. Fungsi pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang yang

kemudian diserahkan ke pembeli.

5. Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan

dan penerimaan kas dan menyajikan informasi kepada manajemen.

Data sumber yang dipergunakan sebagai input dalam sistem informasi akuntansi penjualan sangat berdasarkan pada pelanggan,

dalam hal ini adalah order pelanggan dan pembayaran kas dari pelanggan

yang ditangani oleh bagian kassa sehingga dihasilkan suatu bukti

otorisasi untuk pelanggan oleh bagian akuntansi. Penjualan dan

penerimaan kas tersebut akan dicatat dan dari data tersebut akan

dihasilkan informasi bagi pihak manajemen.

lnformasi yang umumnya diperlukan oleh pihak manajemen dari

kegiatan penjualan tunai adalah ikhtisar data transaksi penjualan

(36)

   

15

jumlah harga pokok penjualan yang dijual, namun pada dasarnya

informasi yang dibutuhkan satu perusahaan dengan perusahaan lain akan

sangat berbeda tergantung pada kebutuhan masing-masing perusahaan

itu sendiri. Laporan-laporan yang dibutuhkan manajemen penjualan

antara lain:

1. Laporan total penjualan, laporan ini memuat tentang jumlah

penjualan barang dalam jangka waktu tertentu, laporan ini

berguna untuk pihak manajemen tingkat atas untuk mengetahui

jumlah penjualan dan pendapatan perusahaan.

2. Laporan penjualan menurut jenis barang, laporan ini berisi data

penjualan yang lebih spesifik dimana tercantum spesifikasi

barang yang telah dijual dalam jangka waktu tertentu, laporan ini

dapat membantu manajemen untuk mengetahui peningkatan dan

penurunan penjualan barang dalam perusahaan.

3. Laporan retur barang, laporan ini berisi tentang barang yang

dikembalikan oleh konsumen beserta dengan keterangan untuk

retur tersebut dalam jangka waktu tertentu, laporan ini dapat

membantu manajemen untuk meningkatkan layanan konsumen

yang lebih baik.

4. Laporan persediaan berjalan, laporan ini memuat informasi tentang

jumlah persediaan barang yang ada di bagian gudang. Laporan ini

(37)

masih tersedia dan menentukan barang yang akan dipesan kembali

kepada bagian pembelian.

5. Laporan harga pokok penjualan, laporan ini berisi harga pokok barang

dagangan yang telah dijual oleh perusahaan dalam jangka waktu

tertentu, laporan ini berguna untuk membantu manajemen dalam

mengetahui laba kotor perusahaan untuk per jenis barang.

c. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah

(Mulyadi,1989: 198):

1. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi

yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan

tunai. Faktur penjualan tunai dapat digunakan untuk merekam

data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal

transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah

harga, nama dan kode wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai

tahap transaksi. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan

yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli

kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.

2. Pita register kas

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara

(38)

   

17

merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas

dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang

dicatat dalam jurnal penjualan.

3. Bukti setor bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran

kas ke bank. Bukti setor ini dibuat 3 lembar dan diserahkan

oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari

hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta

kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank

sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan

oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi

akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi

penerimaan kas dari penjualan tunai.

4. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

Data yang direkam dalam dokumen ini berasal dari kolom jumlah

harga dalam kolom pemakaian pada formulir kartu persediaan.

d. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai

adalah: jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum, kartu

(39)

1.

Jurnal Penjualan

Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

dan meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan

satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi

penjualan menurut jenis produk tersebut.

2.

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat penerimaan kas dan berbagai sumber, diantaranya dari

penjualan tunai.

3.

Jurnal Umum

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini

digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok

produk yang dijual.

4.

Kartu Persediaan

Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

berkurangnya harga pokok dari produk yang dijual. Selain itu,

kartu ini juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan

barang yang ada di gudang.

5.

Kartu Gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat

(40)

   

19

e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Tunai

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai

adalah prosedur order penjualan, prosedur penerimaan kas, prosedur

penyerahan barang, prosedur pencatatan penjualan tunai, prosedur

penyetoran kas ke bank, prosedur pencatatan penerimaan kas, dan

prosedur pencatatan harga pokok penjualan (Mulyadi, 1989: 203).

1. Prosedur Order Penjualan.

Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli

dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan

pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan

untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman

menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.

2. Prosedur Penerimaan Kas.

Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang

dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita

register kas dan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai) kepada

pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan

barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

3. Prosedur Penyerahan Barang.

Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang

(41)

4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai.

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan

transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal

penerimaan kas, selain itu fungsi akuntansi juga mencatat

berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu

persediaan.

5. Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank.

Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari

penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.

6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas.

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke

dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang

diterima dari bank melalui fungsi kas.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan.

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga

pokok penjualan berdasar data yang dicatat dalam kartu persediaan,

yang kemudian dijadikan sebagai dokumen sumber untuk

pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.

f. Unsur Pengendalian Intern Dalam Sistem Penjualan Tunai

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam

sistem penjualan tunai dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu (Mulyadi,

(42)

   

21

1. Dari segi organisasi, ada 3 pengendalian antara lain :

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi

penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, ada 5 pengendalian yaitu:

a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara

membubuhkan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai dan

penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

c. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara

membubuhkan cap "sudah diserahkan" pada faktur penjualan

tunai.

d. Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi

akuntansi dengan cara memberi tanda pada faktur penjualan

tunai.

3. Praktik yang sehat, ada tiga pengendalian yaitu :

a. F aktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

b. Jumlah kas yang diterima dan penjualan tunai disetor

seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi

(43)

c. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara

periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa

intern.

5. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 1993: 165). Menurut Zaki

Baridwan (1991: 13), Pengendalian intern meliputi struktur organisasi

dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan

di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta

milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu menjaga

dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih

dahulu. Pengendalian internal merupakan kerangka yang terdiri dari

beragam tindakan pengendalian dan pengamanan yang bersifat

internal yang meliputi semua transaksi serta praktek–praktek organisasi,

operasi, dan bahkan manajemen perusahaan.

2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut definisi di atas, tujuan dari sistem pengendalian intern

(44)

   

23

a. Menjaga kekayaan organisasi.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

c. Mendorong efisiensi.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

3. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Jogiyanto (1997: 165), unsur pokok sistem

pengendalian intern adalah:

a. Struktur organisasi yang mencerminkan tanggungjawab

fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan. Pembagian tanggungjawab fungsional didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut ini (Mulyadi, 1989: 162):

1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan

dari fungsi akuntansi.

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab perusahaan untuk

melaksanakan semua tahap akuntansi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar

(45)

terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, penggunaan formulir

harus diawasi karena formulir merupakan dokumen yang dipakai

sebagai dasar pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur

pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam

formulir yang kemudian dicatat dalam catatan akuntansi dengan

tingkat ketelitian dan keandalannya (reliability) yang tinggi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

organisasi.

A dapun cara-cara yang umu mnya ditempuh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).

3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir

oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur

tangan dari orang atau unit organisasi lain.

4. Perputaran jabatan (job rotation).

5. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya.

7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

(46)

   

25

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya

Mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian

intern yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan

yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat

dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap

mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat

diandalkan.

6. Sistem Pengendalian Intern Dalam Sistem Penjualan Tunai

1. Pengertian Pengendalian Intern

Penerapan sistem pengendalian intern sangat penting dalam sistem

penjualan tunai pada perusahaan. Pengendalian intern merupakan

kerangka yang terdiri dari beragam tindakan pengendalian dan

pengamanan yang bersifat internal yang meliputi semua transaksi serta

praktek-praktek organisasi, operasi, dan bahkan manajemen perusahaan

(Wilkinson, 1997: 97).

Pengendalian intern adalah sistem yang meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen (Mulyadi, 1989: 161).

2. Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian internal diterapkan dalam perusahaan

(47)

a. Melindungi aset perusahaan, yaitu sumber daya, termasuk data dan

informasi.

b. Memastikan ketepatan dan keandalan data dan informasi akuntansi

artinya, menjaga agar data dan informasi bebas dari kesalahan dan

menyediakan hsil yang konsisten bila memproses data yang

serupa.

c. Mendorong efisiensi di semua operasi perusahaan.

d. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan manajemen.

Sedangkan Mulyadi (1989: 162) mengemukakan tujuan

pengendalian internal adalah untuk :

1.

Menjaga kekayaan organisasi

2.

Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3.

Mendorong efisiensi

4.

Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

3. Jenis-jenis Pengendalian

Mulyadi (1989: 163) membagi pengendalian intern menurut tujuannya

menjadi dua macam: pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif (internal administrative control).

1. Pengendalian interen akuntansi, yang merupakan bagian dari

sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan

(48)

   

27

organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin

keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan

dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan

yang dapat dipercaya.

2. Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutarna untuk

mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

B.Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian yang berjudul: Evaluasi Sistem Penjualan Tunai

pada PT. Gelael Supermarket Yogyakarta. Mengemukakan bahwa sistem

informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh perusahaan sudah

baik. Hal tersebut dapat dilihat dari prosedur yang dijalankan untuk proses

transaksi penjualan tunai dan juga dilengkapi dengan sejumlah pengendalian

yang dapat mencegah dan mengevaluasi kecurangan serta kesalahan yang

mungkin timbul.

Pada pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan tunai

yang diterapkan oleh perusahaan, dapat dilihat bahwa pengendalian umum

yang meliputi organisasi, pemisahan fungsi, kepegawaian, pengendalian

(49)

dilaksanakan dengan baik. Sehingga dari kondisi-kondisi tersebut dapat

dikatakan bahwa sistem pengendalian intern sistem informasi akuntansi

penjualan tunai yang dilaksanakan oleh perusahaan sudah baik (Sukmana Tri

Atmaja, 2003: 75).

C.Kerangka Berfikir

Sistem akuntansi penjualan merupakan bagian penting dalam

pengoperasian suatu perusahaan. Sistem akuntansi penjualan ini berpengaruh

pada tingkat penerimaan pendapatan. Efektivitas penjualan terlaksana jika

pimpinan mengawasi dan mengendalikan kegiatan penjualan dengan

menerapkan sistem informasi penjualan yang memadahi. Demi mewujudkan

pengelolaan aktivitas-aktivitas perusahaan secara efektif, efisien dan

ekonomis diperlukan pengendalian intern yang dapat memberikan informasi

yang akurat dan dapat dipercaya. Pengendalian intern atas penjualan ini

ditujukan untuk mencegah adanya penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi pada aktivitas penjualan.

D.Hipotesis

Hipotesis yang dapat dirumuskan dari observasi pra penelitian yaitu

sistem akuntansi penjualan tunai di Toko Merah belum efektif dalam menjaga

(50)

 

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berupa studi kasus, yaitu penelitian terhadap objek tertentu

yang populasinya terbatas sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan

penelitian ini hanya terbatas pada objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : Toko Merah Jalan Affandi No.1 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian : Bulan Februari – Maret 2010

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala bagian penjualan.

b. Kepala bagian gudang.

c. Kepala bagian akuntansi.

d. Kepala bagian internal audit.

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi penjualan tunai dan

(51)

D. Data yang Dibutuhkan

1. Sejarah perusahaan.

2. Struktur organisasi perusahaan.

3. Bagan organisasi.

4. Personalia dan pemasaran.

5. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tunai.

6. Dokumen sumber, formulir, catatan-catatan dan dokumen

pendukung dalam sistem akuntansi penjualan tunai.

7. Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan tunai.

8. Bagan alir sistem akuntansi penjualan tunai.

9. Sistem pengendalian intern penjualan tunai.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara.

Wawancara adalah metode tanya jawab secara langsung dengan

pihak yang mempunyai kaitan terhadap objek penelitian. Adapun

data yang diperoleh dalam metode ini adalah gambaran umum

perusahaan, dan struktur organisasi.

2. Dokumentasi.

Metode ini dilakukan dengan melihat, mempelajari dan meneliti

kegiatan perusahaan melalui dokumen dan data yang ada di perusahaan.

(52)

   

31

formulir-formulir, dan rangkap-rangkapnya yang berhubungan dengan

sistem akuntansi penjualan tunai.

3. Kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyusun daftar

pertanyaan secara tertulis, kemudian pertanyaan tersebut harus dijawab

sesuai dengan keadaan yang ada di perusahaan. Teknik ini dilakukan

untuk memperoleh tanggapan tertulis atas data yang diperlukan, yang

berkaitan dengan subjek dan objek penelitian.

4. Observasi.

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah teknik statistik yang berfungsi

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti.

Pada penelitian di Toko Merah ini, dilakukan dengan cara mendeskripsikan

sistem akuntansi penjualan tunai yang sudah ada di dalam perusahaan, yang

meliputi prosedur yang sudah dilaksanakan di dalam perusahaan, dokumen dan

catatan sistem akuntansi penjualan tunai yang dipakai dalam perusahaan dan

(53)

Uji beda antara sistem pengendalian intern terhadap penjualan tunai pada

teori dan pada keadaan sesungguhnya, dilakukan dengan menyusun kuesioner

seperti di bawah ini:

Tabel 3.1

Rangkuman Analisis Dokumen dan Catatan Akuntansi dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

Rangkuman Analisis fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

No. Teori

Ada Tidak Keterangan

1 Fungsi Penjualan.

a. Menerima order dari pembeli.

b. Mengisi faktur penjualan tunai

c. Menyerahkan faktur penjualan tunai

kepada pelanggan untuk

kepentingan pembayaran harga

(54)

   

33

2 Fungsi Kassa.

a. Mengumpulkan kas yang diterimakan

dari pelanggan.

b. Menyerahkan copy bukti

pembayaran/penyetoran kas ke bank

pada fungsi akuntansi.

3 Fungsi Gudang.

a. Menyiapkan barang yang dipesan

oleh pembeli.

b. menyerahkan barang dan dokumen

pencatatan ke fungsi pengiriman.

4 Fungsi Pengiriman.

a. Membungkus barang yang dipesan

oleh pembeli.

b. Menyerahkan barang tersebut kepada

pembeli.

5 Fungsi Akuntansi.

a. mencatat transaksi penjualan.

b. mencatat transaksi penerimaan kas

c. menyajikan informasi kepada

manajemen.

Tabel 3.3

Rangkuman Analisis Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

No. Teori Ada Tidak Keterangan

1 Prosedur order penjualan.

a. Fungsi penjualan menerima order dari

pembeli dan membuat faktur

penjualan tunai.

(55)

b. Pembeli melakukan pembayaran harga

barang ke fungsi kassa.

c. Fungsi pengiriman menyiapkan barang

yang akan diserahkan kepada pembeli.

2 Prosedur penerimaan kas.

a. Fungsi kas menerima pembayaran

harga barang dari pembeli dan

memberikan tanda pembayaran berupa

pita register kas dan cap "lunas" pada

faktur penjualan tunai kepada pembeli

b. Pembeli melakukan pembayaran harga

barang ke fungsi kassa.

3 Prosedur pengiriman.

Fungsi pengiriman menyerahkan

barang kepada pembeli.

4 Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai.

a. Fungsi akuntansi melakukan

pencatatan transaksi penjualan tunai

dalam jurnal penjualan dan jurnal

penerimaan kas.

b. Fungsi akuntansi juga mencatat

berkurangnya persediaan barang

yang dijual dalam kartu persediaan.

5 Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank.

Fungsi kas menyetorkan kas yang diterima

dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah

(56)

   

35

6 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas.

Fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas

ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar

bukti setor bank yang diterima dari bank

melalui fungsi kas

7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok

Penjualan.

Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi

harga pokok penjualan berdasar data yang

dicatat dalam kartu persediaan, yang

kemudian dijadikan sebagai dokumen

sumber untuk pencatatan harga pokok

penjualan ke dalam jurnal umum.

Tabel 3.4

Rangkuman Analisis Struktur Organisasi dan Pembagian Wewenang Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

No. Teori Ada Tidak Keterangan

1 Fungsi penjualan terpisah dari fungsi

penerimaan kas.

2 Fungsi pencatat penerimaan kas

terpisah dari fungsi akuntansi.

3 Transaksi penjualan dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi.

(57)

Tabel 3.5

Rangkuman Analisis Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

No. Teori Ada Tidak Keterangan

1 Penerimaan order dari pembeli

diotorisasi oleh fungsi penjualan.

2 Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi

kas dengan cara membubuhkan cap

"lunas" pada faktur penjualan tunai dan

penempelan pita register kas pada

faktur.

3 Penyerahan barang diotorisasi oleh

fungsi pengiriman dengan cara

membubuhkan cap ”barang sudah

diambil” pada faktur penjualan tunai.

4 Pencatatan ke dalam buku jurnal

diotorisasi oleh fungsi akuntansi

dengan cara memberi tanda pada faktur

penjualan tunai.

5 Pencatatan ke dalam catatan akuntansi

(58)

   

37

Tabel 3.6

Rangkuman Analisis Praktek yang Sehat Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai di Toko Merah.

Praktek

No. Teori Ada Tidak Keterangan

1 Faktur penjualan bernomor urut

tercetak dan pe makaianny a

dipertanggungjawabkan oleh fungsi

penjualan.

2 Jumlah kas yang diterima dan

penjualan tunai disetor seluruhnya

ke bank pada hari yang sama dengan

transaksi penjualan tunai atau pada

hari kerja berikutnya.

3 Penghitungan saldo kas yang ada di

tangan fungsi kas secara periodik dan

secara mendadak oleh fungsi

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Penulis mengambil tempat penelitian di Toko Merah Yogyakarta

dikarenakan letaknya yang strategis di dekat kampus Universitas Sanata

Dharma dan kebetulan peneliti tertarik dengan sistem penjualan tunai dan

sistem pengendalian intern di Toko Merah Yogyakarta sehingga merasa

ingin lebih mengenal tempat tersebut sekaligus melakukan penelitian.

Toko Merah didirikan oleh Ibu Hj. Sri Sunarti Rusdi di jalan

Gejayan/Mrican No.1 Yogyakarta, yang sekarang dinamakan jalan

Affandi atas modal sendiri dan mulai beroperasi pada tanggal 4 Agustus

1996. Ibu Rusdi tertarik berjualan alat tulis dan kantor serta kebutuhan

sehari-hari karena terinspirasi oleh keinginan bekerja sekaligus

mendapat tambahan uang belanja atau penghasilan.

Sejarah Toko Merah sendiri dimulai sekitar tahun 1975 saat Bapak

Rusdi masih bekerja sebagai karyawan di Hotel Ambarukmo. Setiap

bulan beliau menyisihkan sedikit gajinya sebagai modal berjualan

kelontong. Setiap sore beliau dibantu istrinya berjualan kelontong di

sepanjang jalan Colombo (dulu Samirono) dengan menggunakan

(60)

   

39

konsumen yang kebanyakan warga sekitar dan mahasiswa yang

menyebut gerobak merahnya. Hingga akhirnya beliau dapat menyewa

tanah dan membuat kios di pertigaan Jalan Colombo dan membuka

toko kelontong dan sebagian besar menjual sembako. Kemudian beliau

mengembangkan usahanya untuk berjualan kebutuhan sehari-hari, alat

tulis dan perlengkapan kantor. Akhirnya berkembang hingga kini

dan setelah beliau meninggal, usahanya dilanjutkan oleh istri dan

anak-anaknya.

Beliau memang lebih menitikberatkan pada kebutuhan alat tulis

dan kantor serta kebutuhan sehari-hari dikarenakan lokasi usahanya di

jalan Gejayan yang strategis di dekat pusat pertokoan, sekolah dan

universitas dan agar sesuai dengan visi dan misinya.

Saat ini Toko Merah mempunyai tiga cabang yang dikelola

keluarga sendiri, yaitu :

1. Toko Merah Cabang Jalan Kaliurang yang berdiri 15 Juni

2000 dan dikelola oleh putra pertama Ibu Rusdi yaitu Bapak H.

Eksa Adhaparda.

2. Toko Merah Cabang Condong Catur yang berdiri 27 September

2004 dan dikelola oleh Ibu Rusdi sendiri selain Jalan Affandi.

3. Toko Merah Cabang Besi yang berdiri 15 Oktober 2004 dan

dikelola oleh Bapak H. Eksa Adhaparda. Sehingga pada

tahun 2004, Ibu Rusdi membuka dua cabang Toko Merah

(61)

mempunyai bagian Administrasi dan Personalianya sendiri.

Toko Merah me mpunyai motto 3M yaitu MERAH,

MU RAH, MERIAH. Motto ini sekaligus mencerminkan harga dan

pelayanan karyawannya kepada konsumen. Toko Merah mampu bertahan

dan berkembang hingga kini tentunya karena dukungan dan pelayanan

karyawannya yang ramah kepada konsumen. Ini juga dikarenakan

pemilik dan staff Toko Merah sangat menghargai karyawannya dengan rasa kekeluargaan. Staff Toko Merah juga melatih karyawan baru dengan disiplin, contoh pelatihan karyawan dengan pengenalan toko, visi, misi,

tujuan, dan semua dilakukan dengan rasa kekeluargaan, sehingga

karyawan merasa betah dan dianggap sama.

2. Lokasi Perusahaan

Penentuan lokasi Toko Merah sangat strategis, karena dekat

dengan universitas, sekolah, pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Sehingga memudahkan konsumen yang akan berkunjung dan berbelanja

di Toko Merah. Konsumen Toko Merah kebanyakan pelajar dan

mahasiswa yang berada di sekitar Toko Merah. Semua cabang Toko

Merah memiliki lokasi yang strategis, tetapi karena munculnya lebih

dahulu Toko Merah 1 sebagai pelopor maka seringkali konsumen

hanya mengenal Toko Merah Jalan Gejayan/Affandi No 1 Yogyakarta.

3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi: Ingin mengembangkan sebuah toko yang mudah dikenal

(62)

   

41

Misi: Ingin membantu mahasiswa dalam pelayanan kebutuhan

sehari hari dengan harp. murah.

Tujuan: Ingin membantu mahasiswa dalam pelayanan kebutuhan

sehari-hari dengan harga murah dan mendapatkan laba

sehingga kelangsungan Toko Merah dapat bertahan.

4. Sumber Daya Manusia atau Personalia

Sumber daya manusia atau personalia merupakan salah satu faktor

yang sangat menentukan berjalannya operasional perusahaan dari

perencanaan sampai realisasinya. Kualitas dari tenaga kerja

mempengaruhi perkembangan perusahaan.

Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas

sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk

memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk

mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengembangan, penggunaan,

evaluasi dan pemeliharaan karyawan dalam jumlah atau kuantitas, dan

tipe atau kualitas yang tepat. Kegiatan manajemen personalia adalah

tindakan-tindakan yang diambil untuk memberikan kepada organisasi

satuan kerja yang efektif. Efektivitas manajemen personalia

berkaitan dengan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Sumber Daya Manusia atau karyawan pada Toko Merah

berjumlah sekitar 70 orang minimal lulusan SMA. Karyawan Toko

Merah mayoritas adalah wanita yang dianggap lebih fleksibel dalam

(63)

berumur sekitar 30-40 tahun dan merupakan karyawan tetap. Toko Merah

merekrut karyawannya atas dasar bantuan dari mulut ke mulut atau jika

mereka membutuhkan tambahan karyawan, mereka meminta bantuan

karyawan tetapnya untuk mencarikan jika ada orang atau teman yang

membutuhkan pekerjaan. Syarat yang diajukan sebagai karyawan tidak

sulit karena mereka harus lulusan SMA dan sederajad, ramah, bisa

bergaul, dan bisa bekerja dalam satu tim kerja.

Toko Merah juga memberikan fasilitas kepada karyawannya

antara lain :

1. Makan siang.

2. Bonus insentif

Bonus intensif ini dapat diperoleh jika dalam satu bulan karyawan

tidak pernah ijin baik sakit atau cuti. Toko Merah juga memberikan

sanksi bila dalam sebulan kerja, karyawan sering tidak masuk maka

insentif atau bonus hilang.

3. Karyawan yang telah bekerja > 6 tahun diberi hadiah cincin emas.

4. Karyawan yang telah bekerja 6 tahun diberi cuti 3 hari.

5. Pemasaran

Toko Merah tidak mempunyai manajemen pemasaran yang khusus

diterapkan bagi organisasi. Bentuk pemasaran masih secara tradisional

melalui mulut ke mulut seperti halnya perekrutan karyawan, tidak

ada promosi maupun iklan. Toko Merah berdiri pada tahun 1996, dan

(64)

   

43

Apalagi didukung dengan banyaknya anak cabang di Yogyakarta, yang

jumlah konsumennya cukup banyak, Toko Merah mampu bersaing

dengan toko-toko lainnya.

6. Jam Kerja

Sistem penggajian karyawan berdasar waktu shift atau jam kerja. Sistem kerja pada Toko Merah adalah shift atau kerja paruh waktu, agar tidak memberatkan karyawan dan sesuai dengan gaji yang

diberikan. Waktu kerja diatur setiap hari Senin–Minggu. Sistem kerja

dibagi menjadi dua shift, yaitu:

a. Shift pagi pukul 07.45 -16.00 WIB. b. Shift sore pukul 13.15 - 21.30 WIB.

Pada shift pagi dan sore hari terdapat selisih 3 jam, maksudnya, karyawan yang bertugas jaga pada shift pagi akan tetap berjaga sampai pukul 16.00 walaupun karyawan yang bertugas shift sore sudah datang. Dikarenakan waktu kerja pada semua swalayan memang demikian,

sehingga karyawan yang berjaga pagi dan sore dapat bertemu dan

bekerja sama dalam selisih waktu tersebut. Pukul 16.00 WIB hanya

menunjukkan waktu pulang karyawan shift pagi. 7. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di Toko Merah sangatlah sederhana. Ada

beberapa orang yang tidak termasuk di dalam struktur organisasi, mereka

Gambar

Tabel 5.6 Hasil Analisis Praktek yang Sehat dalam Sistem Akuntansi
Gambar 5.1 Faktur Penjualan Tunai untuk Pembeli......................................
Tabel 3.1 Rangkuman Analisis Dokumen dan Catatan Akuntansi dalam
Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Jaringan Prosedur yang Membentuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan tunai toko pada DUCK Playstation Center Semarang sehingga dapat

1. Sistem akuntansi penjualan tunai yang terdapat di PT. Pohon Cahaya sudah baik, karena dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan. Tetapi terdapat kendala

Gambang Mas sudah ada sistem akuntansi penjualan tunai yang sederhana, (2) permasalahan yang muncul akibat dari kelemahan sistem akuntansi penjualan tunai yang terdapat dalam

Rancangan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dibuat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi di dalam perusahaan dengan mengadakan perancangan struktur organisasi

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. 2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan kredit dapat diterapkan pada perusahaan PT Kertas Padalarang(Persero),

Jaringan Prosedur-prosedur yang membentuk Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Jaringan prosedur yang diterapkan di Samudera Motor diantaranya prosedur

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Putri (2018) mengenai analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai, disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi