LAPORAN
PENELITIAN
PANDANGAN REMAJA MENGENAI KONDISI/STATUS
KELUARGANYA
Oleh :
DR.
Hendriati
Agustiani, M.Si' Langgersari Elsari Novianti, S.Psi'DIBIAYAIoLEHDANABANTUANFAKULTASPSIKoLoGITJNPAD
Fakultas Psikologi
Universitas
Padj
adjaran
TEIAH
D ICATAT/DIDOKUMENTASIKAN PADA
PERPUSTAIGAN
FAKU
LTAS
PSIKOLOGI
UNIVE
RSITAS
PADJADJARAN
Kepala Perpustakan
W
Dr. Ratnd Jdtnika, MT
NlP.
1 9632021 988032003Telah diperiksa
oleh:
Guru Besar/Dosen Senior
Prof.Dr. Hj. Kusdwiratri Setyono
tr
;Ketua Bagian
Psikologi
Perkembangan
Drs.
Peter
R
NeIwanJVIA
NrP.
130934831
7t
Siregar,
il{.Pd
t7:
Terdaftar di
perpnstakaan
T
qMBAR
PENGESAIIAN PENELITIAN/PENGABDIAN
MASYARAKAT
DANA BANTUAN
DARI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNPADTAHUN ANGGARAN
2009-2010L
Judul Penelitian2. Peneliti Utama
3. Jenis Kelamin
4. Unit Kerja
5. Alamat Unit Kerja
6. ,rlamat Rumah Peneliti
7. Alamat e-mail
8. Telepon Seluler
9. Larna penelitian
10. Dana Fakultas Psikologi UnPad
Tahun
Menyetujui
Ketua Bagian Psikologi Perkembangan
Fakultas Psikologi UNPAD
Drs. Peter Nelwan. S.Psi.,
MA
NrP. r 3093483 I
Pandangan Rer-naja Mengenai Kondisi/Status Keluarganya DR. Hendriati Agustiani. M.Si.
Perempuan
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung
-
Sumedang Km.2l
Jatinangor Sumedang 45363T elp. 022-7'1 9 4 126 F ax 022-87 92037 6
Jl. Jati Indah
lV No
10. Bandungti aw i raatm adja@yahoo.com
08 I 2233000 I
4 bulan
:2009-2010
Jatinangor.2 Mei 2010 Peneliti Utama.
NrP.
t3t62t4l0
KETUA UNit PPM PSi
Abidin, M.Si.
-+
ABSTRAK
Penelitian
ini
bertujuan
memperoleh gambarantentang
penghayatanremaja terhadap keluarganya. Hasil penelitian
ini
diharapkan bermanfaat untukmemahami remaja,
khususnyadalarn
interaksi remaja dengan
lingkungan keluarganya. Untuk rnengumpulkan data digunakan self'diary dari remaja tentangkeluarganya . Self diary digunakan untuk memberikan kesernpatan seluas-luasnya
agar subyek yang
diteliti
dapat menyatakan dirinya. Penelitian dilakukan terhadapmahasiswa Fakultas
Psikologi
Universitas Padjadjaran angkatan2007
denganjumlah
120 orang. Data yang disajikan sebagai hasil penelitian mencakup26.selfdiary
subyek.
Pada .self
diary
subyek
mengungkapkanrelasinya
denganorangtuanya
(pola
asuh, parenl.t ds manager,konflik
yang dihadapi), dan relasidengan saudara (sekandLrng
dan
atau sepupu). Rernajayang
menjadi subyek penelitianini
menggambarkan orangtuanya menerapkan pola asuh authoritharian dengantingginya
kontrol
dan
rendahnya kehangatanyang
ditunjukkan dalamrelasi rernaja dengan orangtuanya. Kekhasan yang ditemLri adalah adanya
2
tipekontrol
yang
dilakukan
orangtua subyek
terhadap rema.iayakni
orangtuamemberikan
batasan-batasan terhadappilihan-pilihan remaja
dan
orangtua mengawasi-seluruh kegiatan
remajanya.Remaja
menggambarkan orangtuasebagai manajer dengan peran menjadi surnber informasi bagi rernaja sebelum remaja .mengarnbil keputusan, khLrsusnya untuk urusan akadernik. Orangtua juga menjadi sumber
nilai
dan norma-norma yang rnenjadi dasar bagi remaja untuk mengambil keputusan.Konflik
antal'a remaja dan orangtr-tanya berkaitan denganhal-hal
kecil
biasanya diselesaikan dengan cara remaja meminta maaf kepada orangtuanya. Untukkonflik
berat yang telah terjadi selama bertahun-tahun, remajacenderung
tidak
berdialog
aktif
nrenyelesaikan
masalah,
cendrungmendiamkannya sehingga terjadi relasi yang tidak harrnonis (kaku. tidak hangat)
antara
remaja
dengan
orangtuanya. Hubunganremaja dengan
saudaranyadigambarkan sebagai teman berbagi,
memiliki
minat yang
sama, dan temanberaktivitas bersama. Penelitian lanjutan mengenai penghayatan remaja terhadap relasi psikologis-emosionalnya dengan orangtuanya dan bagaimana
caft
remajamenyelesaikan
konflik
dengan
orangtuanya
perlu
dilakukan
untukABSTRACT
This researclr objective is to obtain descriptions on teenager point
of
view about tlreirfarnily condition. Frorn this researclr hopefLrlly we can understand the life of teenage,
particularely on their interactions with their faniily. The data carle from "Teenage Diary
about Their Farnily". This rnethod (self diary) adopted
in
orderto
give the subjects independencies to express their selves. Tlris research takes place in FAPSI UNPAD classof 2007 with 120 students as subjects. From these students we take 20 diaries as sample.
ln
these diaries subject express their relationship with their parents and their siblings.Most of the subjects describe their parents parenting style as authoritlrarian withJrigh control and lack
of
warmth in their parent-child interactions. Frorn the subject diaries, there are 2 rnajor types of parents control on their children. First, parents give option to their children, what they must do and wlrat tlrey rnust not do. Tlre other is parents simply watch over their childrens whole activities. Teenagers describe their parents as a lnanager whose role is to provide informations for them to take decisions, particularely regardingtheir academic activities. Parents also described as a soLlrce
of
values and norms forteenagers totake every day decisiorrs. Srnall conflicts between teenagers and their parents
mostly ended by teenagers apologize to their parents. ln the otlrer hand, teenagers tend to
not dialogr-re over big'conflicts which happened tbr years.
ln
the end this caused anunharmony relation beetwen teenager and their parents. Teenagers describe their relations
witlr their siblings as tiiends for sharing probler-ns, doing same activities and hobbies. Futlrer researclr on teenager point of view aboLrt their psychological-emotional relations
Lembar
pengesahanAbstrak
Abstract
Bab
I
Latar
BelakangRumusan Permasalahan
Tujuan
dan KegunaanDAFTAR ISI
Tinjauan
TeoritisMetode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Rekomendasi Bab
II
Bab
III
Bab
IV
Bab
V
I
.,
3
6
6 7
7
8
10
l2
I .1.
BAB I
PBNDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Masa
remaja seringkali diidentikkan
denganmasa kritis
dan
masa peralihan yang teramat sulit bagi rernaja maupun bagi keluarganya' Pada nrasaini
remaja mengalami banyak perubahanfisik'
perLrbahan kognisi(kemampuanberpikir),perubahanemosisertaperubahanrelasisosial.
perubahan-perubahan
ini menuntut
penyesuaiandiri
dari
remaja
dan lingkungannya,terutarnakeluarga.Perubahan-perubahanyangdialamiremajasepertiadanyakeinginankuatuntukmandiriSecaraemosional
terlepas dari orangtua dan lebih banyak bergaul dengan teman sebaya danpasangannya
sefta sikap
rernajayang
cenderung memberontak sukar dipahami oleh orangtua.Rernajamasihmemerlukanbanyakpengetahr-ranuntukmemahami
perubahan yang terjadi pada
dirinya'
Orangtua pun sebagai lingkunganterdekat remaja
membutuhl<an pengetahLlanmengenai
remaja
dan dunianya. Ketiadaan pengetahuan mengenai rernaja membuat orangtuasering
merasakan bingung tnengenaicara yang tepat
memperlakukan remaia sesuai dengan harapan rernaja itu sendiri'Salah satu hal yang penting diketahui oleh orangtua adalah harapan dan penilaianremajamengenaikehidLrpankeluarganya.Sebagaiindividuyang
berelasidenganorangtuadansaudara-saudaranyadalamkehidupan
keluarga sehari-hari.wajar
kiranyajika remaja
rnemiliki
pemaknaan-pemaknaantersendirimengenaiayah,ibu'ayahibusebagaiorangtua'dan saudara-saudaranya. Pemaknaan tersebut dapatpula
berkaitan dengan harapan-harapan atau keinginan rernaja mengenai relasi keluarga yangOrangtua berelasi dengan remaja didasarkan pada pemaknaan mereka atau harapan-harapan mereka. Dengan rnengetahui pemaknaan rernaja dan
harapan-harapan
renraja
nrengenai
relasi
atau
hubungan
dalam keluarganya, orangtua dapat merumuskan relasi keluarga yang lebih sesuaidan
memenuhi kebutuhan remaja. Karenanya,perlu
diketahui terlebihdahulu bagaimana cara pandatrg rema-ia mengenai kehidupan keluarganya,
nrencaku p hubun ganrrya den gan orangtuanya dan saudara-saudaranya.
-Studi yang spesifik melibatkan remaja lndonesia dan keluarganya perlu
dilakukan
untuk
menemukan dan mengetahui secara mendalam kontenkhusus
relasi
remaja
dan
orangtuanya. Penelitianyang
memberikan kesempatan pada remaja lndonesia untuk menyampaikan pandangannyamengenai
kondisi
keluarganya
akan
memudahkan
penyusunanrekomendasi' mengenai
hal-hal
yang perlu
diperhatikan orangtua di lndonesia agar dapat berelasi secara tepat.sesuai dengan harapan remaja.I.2.
RUMUSANPERMASALAHAN
Dengan
didapatkannya
gambaran
remaja tentang
kondisi/statuskeluarganya,
maka
diharapkanakan muncul cullurctl
.speci/ic ataukekhasan keluarga pada orangtua dari rernaja. klrususnya dalarn penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2007.
1.3.
TUJUAN
DANKEGUNAAN
Family
studie.s
sejak tahun
1988
telah
tnemungkinkan
untuk mengungkapkan sebuahfamily
.\y.slem sebagai suatu entitas rnandiri yang merniliki nilai-nilai etnosentrism teftentu secara spesifik. Dengan kata lain,bahwa keluarga sudah dapat dianggap sebagai suatu konteks budaya yang
spesifik yang melahirkan nilai-nilai lokal tertentu yang hanya
dimiliki
pula oleh keluarga tersebut. dan itu berbeda dengan keluarga lainnya. Dengandemikian. kekhasan suatu keluarga, atau apa yang disebut sebagai etnic,
atau
cultural
specific. atau hal-hal yang hanyadimiliki
suatu budayadiungkap. Penelitian
ini
bertujuan untuk mengungkapkanfamily
.\y:\tempada orangtua dari sudut pandang rema.ia. khususnya remaja Indonesia.
Hasil
penelitianini
berupa cara pandang remaja mengenai kehidupankeluarganya diharapkan
dapat
dipergunakanuntuk
mendesain suaturekomendasi mengenai relasi orangtua kepada remaja yang tepat sesuai
;
BAB
II
TINJAUAN TEORETIS
Umumnya orangtua dari remaja berusia 35-45 tahun. Secara potensial usia
ini
merupakan waktu yangsulit
bagi kebanyakan orangtua. Farrel dan Rosenbel(l93l)
dan
Levinson (1978) menjelaskan masaini
sebagaimidlife
crise.s.-Jikadicoba meneliti secara lebih rinci masa ini maka akan ditemukan bahwa perhatian dalam hal perkembangan dari orangtua dan rernaja saling melengkapi (Steinberg,
1988b). Pada saat ini terjadi:
L
Perubahan biologispada saat yang sama, remaja masuk pada periods.periode pefturnbuhan
fisik
yang cepat dan kematangan seksual. Periode dari rentang kehidupansaat
ini
diberi label oleh
masyarakat' sebagaiorang
yang
merniliki penarnpilanfisik
menarik" orangtuajuga mulai
merasakan terjadinya peningkatan perhatian pada tubuhnya, serta tampilarrfisiknya
(Gould,te72).
Krisis yang tumpang
tindih
saatini
pun adalah tentang waktu dan masadepan. Pada saat yang sama remaja mulai mengembangkan kemampuan
untuk berpikir secara sistematik tentang masa depan dan apa yang akan
dilakukan. Orangtua
juga
rnulai melihat suatu kejadian dengan antisipasiyang lebih jauh.
Kekuatan dan status merupakan jalan menuju peran sebagai orang dewasa.
Remaja
merupakanwaktu
dirnana
individu
berada
dalam
ambangpencapaian status yang baik. Bagi orangtua banyak pilihan telah diambil,
beberapa
berhasil
dan
lainnya
tidak.
kebanyakan orangtuasaat
ini menjalani masa jenuh di pekerjaan.Ketiga kemampuan
di
atas membuat dampakbagi
hubungan keluarga (Smallet al,
1988). Pada saat remaja berusaha untuk mencapai otonomi maka2.
*.
umumnya
hal
ini
membuat orangtua menjadi lebih stresful.Memiliki
pekerjaanyang lebih memuaskan akan membantu orangtua lebih mampu untuk melakukan
negosiasi dengan transisi dalarn keluarga terhadap anak remajanya.
Para
ahli
menyebutkantopik{opik
penting yang dibahas terkait denganrelasi remaja dan orangtuanya (Santrock, 2007) mencakup hal-hal sebagai berikut:
-
Cara orangtua mengasuh dan membesarkan selama ini Qtarenting styl-e)Peran orangtua menjadi manajer Qtarent as a manager)
Konflik
atau
pertentanganantara remaja
dan
orangtuanyaQtarent-ado I e.v c e n t c o nJl ic t'1
-
Hubungan dengan saudara sekandung (sihling.relation.ship)-
Working parent.s. Hubungan r..,ruiu dengan ayah ibunya yang bekerjaDiana Baumrind (dalam Santrock. 2OO7) rnembagi tiga
jenis
pola asuhorangtua, yailu authorilarian, authorilative, dan permi,s,sive. Tetapi baru-baru ini
para ahli perkembangan berpendapat bahwa pengasuhan bersifat permissive terdiri
dari
dua
macam,yaitu
bersifat permis.sive memanjakan dan permi.ssive tidak peduli.Orangtua
memainkan perananpenting
sebagai seorangmanajer
di kehidupan remaja, yang mengawasi hubungan sosial remaja, danjuga
sebagaipemrakarsa
dan
pengatur
(Parke
dan Buriel.
1988). Salah satu
tugasperkembangan seorang remaja adalah membangun kemarnpuan dalam membuat
keputusan
yang
tepat seiring
dengan perlumbuhan mereka yang.tidak
lagibergantung
pada orangtua mereka.
Untuk
membantu
remaja
mencapaikemampuan mereka Secara optimal, salah satu peran orangtua yang penting adalah
menjadi manajer yang
efektif,
atau menjadi seseorang yang mencari informasi,membuat kontak,
membantu
menyusLlnberbagai
pilihan.
dan
men-iadiKonflik
yang terjadi antara orangtua dan remaja biasanya muncul seiringberkembangnya sistem
nilai
dan sikap dari anak remaja mereka. Meningkatnyakonflik
antara orangtua dan anak bisa disebabkan oleh kematangan orangtua dankematangan remaja' Yang meliPuti:
a.
perubahan biologis di masa pubertasb.
perubahan kognisi. khususnya munculnya ideali.vm dan logical rea'soningc.
perubahan sosial, khususnya identitas dan kebebasand.
violatedexPectation.t-Hubungan dengan. saudara sekandung
dapat
berupasaling
menolong,berbagi, saling mengajari, dan bertengkar. Saudara sekandung dapatjuga berperan sebagai seseorang
yang
memberi dukungan emosional, lawan maupun temanbicara
(Zukow-Coldring.
}AOD. Bentuk hubungan yang hangat antara saudarasekandung dapat berupa bertukar cerita" memberi nasihat, dan saling m-endukung'
Kadang hubungan antara saudara dapat berubah menjadi negatif, misalnya konflik
,*,
BAB
III
METODB PENELITIAN
Pendekatan
yang
dilakukan dalam penelitian
ini
adalah
pendekatandeskriptif,
Penelitian
deskriptif
adalahjenis
penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah .self diary dengan tujuan
menjaga
kekhasan. ke"culture-specific"anhasil
penelitian
ini.
Self
diary
dipergunakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya agar subyek yangditeliti
dapat menyatakandirinya.
Subyek penelitian menuliskan pengalaman,pandangan, penilaian. dan harapannya mengenai relasinya dengan orangtua (ayah
&
ibu),
relasi dengan saudara sekandung. dan relasi dengan anggota keluarga lainnya. Larna penulisandiari
adalah7
hari dan subyek diminta menulis secararutih setiap harinya.
Untuk
mempermudah subyek mengungkapkan pengalarnan. pandangan,penilaian, dan harapannya dalam diari, serta membatasi area penelitian
ini
maka peneliti memberikan panduan berupa poin-poin penting yang perlu diungkapkan subyek penelitian dalam diari-nya:Bagaimana orangtua mengasuh dan membesarkan selama
ini
Qtarentingstyle).
Bagaimana orangtua menjadi manajer Qtarent as a
+ lz
Ceritakan
pula
mengenai hubtrngandengan
saudara-saudara (misal:siapakah yang menjadi idolamu, teman/sahabat, arti saudara, pengalarnan-pengalaman berharga bersama saudara).
Working
pareng.
Ceritakan
bagaimanakesibukan
ayah
dan
ibu, bagaimana perasaansubyek
berkaitan denganitu,
bagairnana membina hubungan dengan ayah danibu
yang sibuk.Arti
penting ayahdan
ibu untukdiri
subyekJika
diantara
waktu
dimulai
dan
dikumpulkannya
diari,
terdapat pengalaman-pengalaman dengan keluarga (yang terjadi sehari-hari) yangmungkin
tidak
terkait
denganpanduan
peftanyaan,tapi
dirasakanbermakna, subyek boleh menuliskannya.
Dengan
teknik
,\eU'
diary
maka
semakin
besar
subyek
dapatmerepresentasikan penghayatan terhadap status keluat3anya, maka semakin besar
pulalah obyektivitas
dan
validitas
penelitianyang
dilakukan.
Penelitian inimerupakan
pilot
study dikarenakan masih belum adanya inforrnasi mengenaigambaran/persepsi rema.ia tentang status/kondisi keluarganya. khususnya di
Indonesia.
Adapun karakteristik populasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2007 yang
masih berada pada masa remaia akhir ( l7-20 tahun)
Mengisi self
diary
yang menceritakan/mendeskripsikan mengenai hubunganremaja dengan anggota keluarganya (ayah, ibu. dan saudara'saudara)
Dari
120 remaja. mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan2007,
yangmengisi
diari
mengenai keluarga, peneliti memilih secara acak 20diari
remaja*J
BAB
IV
HASIL
DANPEMBAHASAN
Subyek dalarn penelitian diari keluarga
ini
berjurnlah 20 orang,l3
remaja perempuan dan7
remajalaki-laki. Berikut
ini
adalah pengalaman-pengalamanindividu
berkaitan dengan relasi remajadan
orangtuanya, sertarelasi
remaja dengan saudara-saudaranya yang diLrngkapkan subyek penelitian dalam self diary-nya. Hasil penelitian akan diserlai pembahasan berdasarkan konsep dan teori yang menjadi acuan penelitian ini.(l)
Relasi remaja dan orangtuaa.
Pola asuh orangtuaPola
asuhyang
dirasakanoleh
l6
subyek .adalah orangtua memberi kebebasan kepada anak untukmemilih
namun disertai denganbatasan-batasan. Pada
diari
subjek, sebagian subjek menyebutkankondisi
polaasuh ini sebagai aulhorithative parentin4{ .ytylei
-
Orangtua menrberi kebebasan kepada remajauntuk
mengambilkeputusan-keputusan berdasarkan pilihan-pilihannya sendiri.
-
Terhadap pilihan dan keputusan-keputusan.yangdiarnbil
remaja.orangtua
meminta
rerna.iaserius menekuni pilihannya
dan bertanggung jawab dengan pi lihannya.-
Orangtua memberikaninformasi.
masukandan
saran terhadap alternatif pil ihan remaja.-
Orangtua menerapkan aturan-aturan tertentu, misalnyajam
malam, larangan menonton televisi padajam
tertentu,tidak
berjudi danmencuri.
-
Orangtua selalu memberikan dukungan terhadapaktivitas
yang dilakukan anak,melalui
ungkapanverbal
baik ketika
bertemumaupun melalui sms dan telpon. Orangtua mengungkapkan bahwa
.
mereka selalu mendoakan anaknya.t4
-
Orangtua membebaskan anak mengikuti beragam kegiatan untuk memperbanyak pengalaman anak.-
Anak
terbuka kepada orangtuanya(terutarra
ibu)
dan
orangtuapercaya sepenuhnya kepada tindakan-tindakan anak.
-
Orangtua mengajarkan kepada anak untuk selalu terbuka, berbagi cerita, dan saling ju.iur.-
Antara anggota keluarga bebas rnengekspresikan emosinya- satu sama lainnya (dialamiI
responden).Dilihat dari hasil penelitian
di
atas, kesimpulan subyek penelitian bahwapola
pengasuhanyang
dialaminya
adalahauthorithative
tidak tepat.
DianaBaumrind (dalarn
Santrock,2001)
mengisyaratkan adanya2
kondisi
untukterciptanya authorithalive parenting
style, yakni tingginya
kehangatan dantingginya kontrol. Artinya,
pada orangtua yang menerapkan pengasuhan yangatrthorithative, mereka memberikan banyak
kasih
sayang (kebutuhan afeksi)kepada
anak-anaknya sekaligLrs nremberikan batasan-batasan kepada anak.Dengan perkataan lain, antara batasan/kontrol yang diberikan berimbang dengan
kasih sayang yang ditarnpilkan orangtua melalui sentuhan frsik, kornunikasi yang
hangat, ungkapan verbal, dan lain sebagainya.
Mencermati data sebagian besar responden (16 orang responden)
di
ataskondisi kontrol
lebih
banyak muncul
dibandingkan
kehangatan. Peneliti menangkap kesan balrwa dalam relasi orangtua kepada remajanya. orangtua lebih banyak rnenarnpilkan kontrol, dengan memberikan kebebasanmemilih
namundisertai
batasan-batasan tertentu dibandingkan menampilkan perilaku-perilakuyang
hangat sehingga mentbuat remaja nyaman. Batasan-batasanini
menjadi dasarbagi
pengambilan keputusarr subyek. Dengan demikian, sesungguhnyasubyek tidak sepenuhnya memperoleh kebebasan, karena ada batasan-batasan dari
orangtua yang menjadi kontrol bagi rema.ia dalam mengarnbil keputusan. Hanya I
responden yang menyebutkan bahwa dalarn keluarganya setiap anggota keluarga
bisa
sEcara terbuka mengekspresikan emosinya. Dengan perkataanlain,
darisubyek penelitian
ini,
hanya
I
subyek
saja yang
sepenuhnya merasakant5
kehangatan (yang
tampil
dalam kebebasan mengekspresikan emosi) dalam polaasuh keluarganya.
Ada dua
dugaanyang peneliti
kernbangkandari data tidak
adanyakehangatan yang diceritakan subyek penelitian dalarn diarinya' Peftama, bahwa
kehangatan
itu
lebih jarang muncul dibandingkan batasan-batasan yang diberikanorangtua kepada remaja. Dengan perkataan lain, pada dasarnya memang kontrol (batasan-batasan)
lebih
banyak muncul dalam relasi orangtLrake
remaja. Dan dengan demikian pola asuh cenderungke
arah authoritharian parenting style.Kedua, kehangatan tersebut ada terjadi dalam relasi orangtua dan remaja, namun
karakteristik remaja
yang
rnenjadi subyek penelitian
ini
kurang dapat
mengekspresikannya
ke
dalarn bahasatertulis
di diarinya. Dugaan kedua
initerkait
dengan budayadi
lndonesia,di
mana budayalisan
lebih
berkembang dibandingkan budayatulisan.
Remaja lndonesialebih terlatih
mengemukakan perasaan,pikiran.
dan pengalamannya secara lisan(oral)
dibandingkan secarateftulis,
sehingga sebaiknya metoda penelitian dengan menggunakansel/'diary
dilengkapi dengan wawancara mendalanl.Kesan bahwa
sr-rbyekpenelitian
lebih
banyak mengalami
kontrol dibandingkan kehangatandalarn
relasi
bersama orangtuanyatarnpil
dalant ungkapan langsr-rng subyek di diarinya seperti yang akan dikutipkan di bawah ini:(l)
Pengalaman memilih sekolah. yakni SMP. Orangtua meminta sayauntuk
memasuki SMP plus (dengan tambahan pelajaran agama),namun saya menolaknya dan lebih ingin memasuki sekolah negeri
terbaik. Orangtua rnenghargai pilihan saya. Saya menjalani pilihan besefta resiko harus menempLrh 1,5
jarn
perjalanan dari rumah kesekolah setiap harinya tanpa mengeluh.
(2)
"Saya dan
saudara-saudarasaya diberikan
kebebasan namunt6
(3)
Remaja dibebaskanmemilih
sekolahyang diinginkan,
namunharus sekolah negeri karena adanya keterbatasan biaya. Jika ingin masuk sekolah negeri terbaik. rnaka konsekuensinya haruslah lebih
rajin bela.iar.
(4)
Orangtua memberikan
kebebasan
dengan
batasan-batasan.Misalnya boleh rnain dengan siapa sa.ia dan.larn berapa sa.ia, namun harus tahu bagaimana rnenjaga
diri
sebagai seorang perempuao danbisa
memilih
pergaulanyang
baik. Boleh
melakukan beragamkegiatan selama itu bermanfaat.
(5)
Pada waktu SMP. sLrbyek harus rnemilih salah satu pelajaran. Ibumenyarankan
remaja
untuk
bertanyapada ayah
tentang matapelajaran tersebut
dan tingkat
kesulitannya sehingga remaja. memperoleh gambaran. Setelahnya
remaja
dibebaskan untukmemilih pelajaran yang dirasakan paling sesuai.
(6)
Subyek
bebas nrenggunakaninternet
sejak SMP, meski
adapengawasan
dari
orangtua. Orangtr-ra mengingatkan agar jangan membuka hal-hal yangtidak
baik.
Orangtua membekali remajadengan pendidikan agama dan norma-norma
lslami.
Bekal nilai inilah yang dirasakan subyek sangat membantunya menghindarkandiri
dari
perilaku buruk.
seperti dampaknegatif
internet danmerokok.
Dengan demikian, peneliti rrengambil kesimpulan sementara bahwa l5
dari
l6
subyek penelitianini
mengalami pola asuh yangbukan
uuthorilativeparenting
style. Tingginya kontrol dibandingkan kehangatan yang ditampilkan orangtua terhadap remaja mengindikasikan bahwa pola asuh yang terjadi adalaha ut ho r itarian p arent i ng sty I e.
Empat
(4)
orang subyek penelitian rnenyebutkan dalam diarinya bahwapola
asuh
yang
diterapkan orangtuanya cenderungke
arah
authorithariant'7
.lr
-
Orangtua lebih banyak mengontrol kegiatan melalui sms, telpon,atau bertanya secara langsung.
-
Orangtua kurang mengekspresikan kehangatan dan kurang menggunakan waktu untuk bersama dengan anak.-
Seluruh kegiatan anak dilakukan denganiiin
orangtua. Anak kurang merasa nyaman dengan orangtua karena merasa diawasi.-
Orangtua lebih banyak menyoroti kekurangan/kelemahan anakAdapun
contoh
pengalaman
individu/subyek
berkaitan
denganpengontrolan orangtua dan kurangnya kehangatan dalam keluarga (authoritarian
p are nt ing s ty le), d i gam barkan sebagai be ri ku t :
-
"setiap apa yang dilakukan harus rnintaijin
oranglua sebelum halitu dilakukan. Dari SD sampai SMA, gw bisa dibilang seperti anak
pingit
yang ga bisa melakukan hal-hal 'semaunya'. Tiap kegiatanharus dilaporkan. Saat
ini
pengontrolanjuga
masih ada. Setiapmenelpon orangtua selalu beftanya 'sedang apa, ngapain'.
Kadang-kadang gw berbohong dengan mengatakan sedang berada di kosan.
Setiap pergi bermain harus rnemberitahu nomor
telp
dari temanbermain agar orangtua mudah mengontrol keberadaan gw."
-
Setiapkali
subyek pulang malam karena kesibukan kuliah selaludicurigai
mengenai
kegiatan-kegiatanyang dilakukan
anak.Orangtua
selalu
menuntutanak
dengan keinginan mereka danharapan yang tinggi. Orangtua banyak memberi larangan, namun
tidak
memberi masukan atau solusi untuk menghadapi masalahanak. "Orangtuaku sangat
ingin
tahu seluruh urusanku, termasukbarang-barang pribadiku
di
kamar dan apa saja yang kutuliskan didiari
selalu dibaca. MeskiIPK
ku
3.15. tetapijustru
orangtuakumemberikan komentar: Lho,
kok
masih ada yang C. StatistikanyaAuthoritharian
parenting :;tyle menurut Diana Baumrind didefinisikansebagai
tingginya
kontrol
(pengawasan, batasan,aturan)
dan
rendahnya kehangatan (kasih sayangt huburrgan emosi, komunikasi yang hangat, sentuhanfisik).
pada pengalaman keempat subyek penelitiandi
atas, dua kondisi tersebut telah terpenuhi. Subyek penelitian mengalatni banyaknya kontrol orangtua atasseluruh aktivitas mereka (ada dirnana, sedang apa, bersama siapa) setiap harinya,
dan tidak adanya kasih sayang atau kehangatan dalam hubungan orangtua dengan
remajanya.
Mencermati
hasil
penelitian padal5
subyek penelitiandan
4
subyekpenelitian lainnya,
maka
peneliti
berkesimpulanbahwa pada 957o
subyekpenelitian
ini
(19
dari
20
subyek) mengalami
pola asuh
autltoritharian
parenting
styledi
mana kontrol orangtuatinggi
sedangkan kehangatan rendah.Perbedaan dari2 kelornpok sLrbyek ini adalah:
-
Kelornpok peftarna. yangterdiri
dari
l5
subyek penelitian yangsemula
menyebutkan bahwa mereka mengalami authorithativeparenting
style
cenderr-rngtidak
mengalami kelrangatan dalamkeluarganya.
Tingginya
kontrol
orangtuaditunjukkan
melalui adanya batasan-batasan yang diterapkan terhadap seluruh pilihandan keputusan yang akan diambil remaja. Meski remaja mendapat kebebasan pada saat mengambil keputusan, namun batasan dari
orangtua cenderung rneniadi dasar pengambilan keputusan bagi
remaja.
-
Kelompok kedua, terdiri dari 4 subyek penelitian yang merasakanpola asuh aulhoritharian secara sempurna. Orangtua menampilkan perilaku mengontrol dengan selalu menanyakan, mengecek, dan
mengawasi
seluruh
kegiatanremaja
sefia
tidak
memberikankebebasan kepada rernaja untuk rnelakukan aktivitas sesuai dengan
peftimbangannya sendiri. Orangtua juga tidak menampilkan kasih
b.
Parenls as manager (Orangtua berperan sebagai mana.ier bagi rernaja).Orangtua memainkan peranan penting sebagai manajer yang membantu
menyusun berbagai pilihan, mengawasi hubr,rngan sosial, dan sebagai pemrakarsa
dan pengatur (Parke dan BLrriel. 1988). Di sisi lain. salah satu tugas perkembangan
remaja adalah membangun ketnampuan dalam metnbuat keputusan yang tepat
secara rnandiri. Orangtua memainkan peranan penting rnenjadi rnanajer yang
efektif,
mencari informasi,
membuatkontak,
membantu menyusun berbagaipilihan,
dan
menjadi
pembimbing
agar
remaja
bisa
memenuhi
tugasperkembangannya (Younis dan Ruth, 2002).
Pada
penelitian
ini,
umumnya subyekkurang
menggambarkan peranorangtua sebagai manajer
bagi dirinya.
Subyek cenderltng rnenggambarkan orangtua sebagai sumber informasi dari pitihan-pilihan yang akan diambil oleh remaja. lnformasi tersebut menjadi salah satu dasar pertimbangan remaja dalam rnengambil keputusan. Selain itu, peran yang dimainkan orangtLra adalah sebagaisumber
nilai-nilai
kehidupan dan norma yang berlaku.Di
mananilai
dan norma yang berlakuini
diberikan orangtr-ra agar remaja bertindak sesuai dengan batasanyang telah diajarkan kepada mereka. Berikut
ini
adalah gambaran sitr-rasi yangdiungkapkan subyek dalarn diarinya berkenaan dengan orangtua sebagai sunrber informasi, nilai. dan norma:
(l)
Pada saatragu memilih
mata pelajaranyang akan diambil,
orangtuamemberikan
informasi
mengenai
isi
mata
pela.faran
dan
tingkatkesulitannya
untuk
membantu sLrbyekmemilih
mata
pelajaran yangdirasakan sesuai dengan dirinYa.
(2)
Orangtua memberikan masukan mengenai jurusan IPA dan IPSdi
sMA.Menurut orangtua, lebih baik mengambiljurusan
IPA
karena kesempatanuntuk memilih beragarn.iurusan di PT lebih terbuka luas.
(3)
Orangtua rnemberitahukan pada subyekjika
subyektelah
melanggarnorma-norma Yang berlaku'
(4)
Orangtua
tidak
melarang rema-ja melakrrkan sesuatu
namunmemberitahukan
dan
memberi nasehat tentang akibat-akibatjika
kita20
(5)
Orangtua adalah sumber nilai-nilai (berupa petuah dan nasehat). Orangtua(ibu)
sejak
kecil
selalu
menga.iarkanpenting
untuk
bercerita dengananggota keluarga yang lain, karena akan membuat kita saling berbagi satu
sama
lain
dan menga.iarkanarti
penting keluarga. Contoh nasehat yang diberikan orangtua diantaranya: "Papa selalLr bilang bahwa segala sesuatuyang terjadi dalam kehidupan kita pasti akan ada hikrnahnya."
Ungkapan subyek penelitian mengenai peran orangtua sebagai manajer
mengindikasikan bahwa orangtua lebih banyak memainkan peran sebagai sumber
informasi,
nilai,
dan
norma
dibandingkanrnenjadi
mana.ier (pernbimbing, pengarah, sumber kontak) yang sesungguhnya. Jika dikaitkan dengan pola asuhauthoritharian yang diterapkan pada 95o/o (19 dari 20) subyek penelitian, peran
orangtua sebagai sumber inforrnasi,
nilai
dannonla
ini
dijalankan agar anakmenampilkan perilaku yang sesuai dengan batasan-batasan yang telah diberikan. Dengan perkataan lain, peran memberi irrfbrrnasi, st-tmber
nilai
dan norma dariorangtua kepada rernaja dilakukan sebagai wu.iLrd tingginya
kontrol
orangtuakepada kehidupan
anak
remajanya.bukan
sebagai gambarandari
orangtua berperan sebagai manajer bagi rernaja.Selain
itu.
yang meniadiciri
khas dari data penelitianini
adalah bahwaorangtua rnenjalankan peran sebagai sumber inforrnasi bagi rerna.janya dalam hal
akademik, sepefti mengambil mata pelajaran, jurusan, dan pernilihan sekolah"
Orangtua tidak digambarkan rnenjadi sumber infbrr-nasi untuk lingkup kehidupan
remaja yang
lain.
seperti hobi, pernilihan ternan. pemilihan pacar, perancanganmasa depan, dan lain sebagainya.
Subyek penelitian ini tidak menceritakan atau rnengangkat peran orangtua
sebagai
pihak
yang
membantu menyusunberbagai
pilihan
dan
rnenjadipembimbing
dalam
kehidtrpan
rema.ianya.Srrbyek penelitian
.iuga
tidak menceritakan mengenai peran orangtua sebagai pengawas relasi sosial remajadengan teman sebayanya. Ketidakadaan data mengenai peran orangtua sebagai
pembimbing dan pembantu menyusun berbagai pilihan, serta pengawas hubungan
peran
dalam
mempersiapkanremaja rnenjadi
pribadi yang mandiri
dalam mengambil keputusan dan atau cakap dalam pergaulan sosialnya.Pada subyek penelitian yang rnengangkat pengalaman sosialnya, peran
orangtua sebagai pembimbing dan pengawas dalam kehidupan pergaulan remaja
dan penekunan minat/hobijuga dirasakan kurang. Hal ini tampak dari data berikut ini:
(l)
,,Saya dan saudara-saLrdara saya diberikan kebebasan namun diberitahu adanya batasan-batasan. Misalnya: boleh berkegiatan apaplrn narnun tidak boleh pulang malam (pulang sebelum Maghrib)'"(2)
Orangtua memberikan kebebasan dengan batasan-batasan. Misalnya boleh main dengan siapa saja dan jarn berapa saja. namun harus tahu bagaimanarnenjaga
diri
sebagai seorang perempuan dan bisa memilih pergaulan yangbaik. Boleh rrielakukan beragam kegiatan selama itu bermanfaat.
Pada kedua pengalaman
di
atas, sLrbyekpenelitial tidak
mendapatkanbirrbingan dan arahan yang
jelas
tnengenai kegiatan yang sesuai dengan diri mereka. atau yang dapat rnengembangkan karakter merekadi
masa yang akan datang. Kebebasan yang diberikan orangtuajustru tidak
rnencerminkan peran orangtua sebagai pendampingdan
pernbimbing remajauntuk
rnenjadi pribadimandiri
di
masa mendatang. Remaja perempuan seperti ilustrasi di atas juga tidakmendapatkan arahan yang jelas mengenai perilaku seperti apa sa.iakah yang dapat menjaga dirinYa.
Dari data-data dan pembahasan
di
atas dapat disimpulkan bahwa peranorangtua sebagai mana.ler bagi rernaja hanya sebagai sumber inforrnasi' norma,
dan
nilai.
pemberian infbrrnasi. norma,dan
nilai
ini
lebih
ditujukan
untukmengontrol (memberi batasan pada remaja) dibandingkan sebagai bimbingan agar
remaja menjadi pribadi yang mandiri
ke
depannya' Orangtua belum berperanZZ
c.
Konflik
dengan orangtuaKonflik
antara remajadan
orangtuadiakui terjadi
pada waktu-waktu tertentu untuk berbagai nracam alasan. Peneliti mengelompokkankonflik
remaja dan orangtuanya menjadi dua(2)
yakni
konflik
karena persoalan yang ringan (conderung berlangsung sebentar)dan konflik
karena persoalanyang
berat (cenderung berlangsung untuk waktu yang lama).Beberapa alasan yang memicu terjadinya konf'lik adalah:
-
Persoalan yangdinilai
ringan/kecil/sepele, seperti:(l)
Anak kurang ramah di telpon atau lupa menelpon orangtua'(2)
Perbedaan kebiasaan,misal
ibu
pembersih
sementara anakberantakan.
(3)
Berantem' denganibu
jika
ibu
rnembandingkan subyek dengan kakaknya ataLr mengkritisi perilaku-perilaku subyek yang dinilai kurang baik.(4)
Konflik
dengan
ayah
pada
waktu
SMA
karena
ayahmemperlakukan sr-rbyek seperti anak-anak.
(5)
Konflik
sering rerjadi
karena perbedaanpola
pikir anak
danorangtua.
Anak diam
saja mendengar orangtua membandingkankeadaan sekarang dengan keadaan zaman dulu dan tidak mengajak
orangtua berargumen lebih jauh.
(6)
Orangtuaminta
subyek memperpanjangjadwal
di
rumah danmenunda pulang
ke
kosan. Namun subyek bersikukuh dan tetap kembali ke kosan. Ada perasaan tidak nyaman dalamdiri
subyek karena mendiamkan orangtuanya, akhirnya subyek meminta maaf,dan keadaan kembali seperti semula.
(7)
R bertengkar dengan ibunya karena menolak menggunakan kawatgigi
yang diharuskan dokter. AkhirnyaR
mengalah dan meminta maaf serta menjelaskan bahwa ia tidak mau memakai kawat karenasedang sakit
gigi.
Ibu memaafkan R dan keadaan kembali sepertiz)
(8)
lbu
marah-marahketika
R melewatkan
shalat Subuh
karena bangun kesiangan. Akhirnya R minta rnaaf dan berjanii tidak akansusah
jika
dibangunkan pagi-pagi.UntLrk hal-hal yang ringan ini, konflik antara rernaja dan orangtua biasanya
berakhir
jika
salah satu pihak minta maaf. Biasanya permintaan maaf ini didahuluioleh
subyek.Selain
permintaanmaaf
kepada orangtuanya untLrk mengakhirikontlik,
sr,rbyek penelitiantidak
rnenggambarkan secara mendetail menfenai diskusi/penjelasan yang terjadi antara remaja dan orangtuanya untuk membahaspermasalahan
mereka sehingga
konf-lik
dinyatakan selesai ataLl
berakhir. Penjelasan subyek mengenai permintaan maafyang
dilakukannya cenderungmengindikasikan bahwa permintaan maaf dilakukan
untuk
mengakhiri konfliknamun tidak ada dialog (diskusi) lebih lanjut mengenai perbedaan pendapat yang terjadi antara remaja dan orangtuanya dan antisipasi terjadinya
konflik
yang samadi masa yang akan datang.
Tidak adanya dialog terbuka antara rerraja dan orangtuanya ketika
konflik
terjadi
justru
menutup kesempatan rernajauntuk belajar
mengenaihal
yang menyebabkankonflik
itu
sendiri, Rernajajuga
kehilangan kesempatan untuk belajar mengekspresikan dirinya (pikiran dan perasaannya) pada situasi konflikdengan
orang
Iain.
Remaja
kehilangan kesempatanuntuk
menyampaikan kebutuhannya agar bisa dipahami orangtuanya, danjuga
tidak dapat memahamikebutuhan,
pikiran,
dan
perasaanorangtua
karena
orangtuajrgo
tidak mengungkapkannya.Konflik
yang
langsung
diakhiri
dengan
permintaan
maaf jrga
rnenghilangkan kesempatan rernaja untuk belajar secara langsung menghadapi
konflik
dan menyelesaikannya. Belajar menghadapikonflik
ini diperlukan remajauntuk kehidupan sosialnya (relasinya dengan orang lain). Pada saat menghadapi
konflik
sejogianyaremaja
rrendapatkan kesempatanuntuk
mengenali danmenganalisa sumber masalah yang menjadi akar konflik, melihat dampaknya, dan
datang untuk mencegah terjadinya konflik dengan akar masalah yang sama' Tidak
terlatihnyaremajarnenganalisapenyebabmendasarterjadinyakonflikdapat
menjadikan remaja mengalami
konflik
yang sarna/serupadi
masa datang dengan orang-orang lain di sekitarnYa'permintaan
maaf
dari
remaja dapat dengan segera mengakhirikonflik
denganorangtuanyanalTuntidakrnernbekaliremajauntukdapatmenghadapi
konf'lik-konflik
lairi
di
lingkungannya, karenatidak
semr'ra permasalahan -bisadiselesaikan dengan kata 'maaf '
KonflikyangdiatasidengandialogterbukadapatmenjadiSarana
pembelajaranbagiremaja.MelaluikonflikyangdidiskusikanSecaraterbuka
remaja
bisa
belaiar
menganalisa masalah. mengenali'dan
mengekspresikankebutuhan.rnengekspresikanperasaandanpikirannya'seftamemahami
kebutuhan.pikiran.danperasaanorangtainyangmenjadi.lawan/ternhn
konfliknYa.
Konflikkarenapersoalanyangdinilaiberat/serius/penting,seperti:
(l)orangtuapernahmelakukankesalahandimasalalu(beberapatahun
yang
lalu),
remajatidak
bisa memaafkan' sehingga relasi saat ini menjadicanggung...Ayahsudahmengakuikesalahannyadansudahmintamaafpadakamisemua.Tapiakubelumbisamemaafkan
sepenuhnya.Sebenarnyaakujugainginkembalisepertidulu.tapi
Setiapkaliakrrberadadidekatayah.hatikuselaltrmenolakuntuk
beradadidekatayah.AkuselalutakinginberadadalamSaturuangan
Yang hanYa ada aku dan aYah.''
(2)..Konflikdingin,,denganayah.Ayahdinilailebihsayangdenganadik
dan
kurang
menunjukkan perhatianpada subyek'
Remaja sangat senangjika
ayahnya menrrnjukkan perhatian (bertanya kabar dan perkembangankuliah serta
memberikandoa-doa)
melalui
smsKesal
dengan
perlakuan
otoriter
orangtua,
namun
tidak rnengekspresikannya. Orangtrra kurang melrlpercayai anak sekolahjauh dari
rumah
dan
rrencoba hidLrprnandiri.
Renraja berusahamembuktikan bahwa ia mampu hidup rnandiri, tanpa masalah berarti' jauh dari bantuan orangtua.
Beberapa
bulan yang
lalu,
orangtua mengetahui gaya berpacaransubyek yang melewati batas agama dan norma. orangtua menghukum subyek dengan melarang putus dan suatu saat harus menikah dengan pacarnya. Subyek merasa
tidak
nyaman denganpilihan
ini
karenamenemukan banyak ketidakcocokan dengan pacarnya'
(5)
.,Kadangkala sr-rka perang dingirr dengan ayah.Aku
keras kepala danayah kadang
kala
nrenyakiti perasaanku dengan omongannya yang kasar. Jadi sukadiarn-diarnan.")
subyek tidak menuliskan lebih jauh bagairnana konfl ik berakhir.Untuk beragam persoalan yang dikategorikan berat
ini
setiap subyek tidak menjelaskan lebih jauh bagairnana cara menghadapikonflik
dengan orangtuanya' Namun.jika
peneliti memperhatikan narasi yangdipilih
subyek dalam diarinya mengenaikont'lik yang dialami
rerna.ia,tarrpak
bahwakonflik
yang dialami remaja belum terselesaikan dengan baik. Artinya, remaja dan orangtuanya tidak bersama-sama nrenciptakan situasi yang kondrrsif untuk menyelesaikan konflik tersebut. Rernajatidak
mernperoleh kesempatanuntuk
bisa
mengungkapkanperasaan dan pikirannya yang mendalam mengenai
konflik
(pennasalahan) yang terjadi. Dampak dari paniangnya waktu kont'likini
terjadi adalah perkembanganmental-psikologis remaja. Rernaja berkernbang menjadi pribadi yang tertekan' merasa
tidak
nyaman dengan keluarganya sendiri. Relasi orangtua dan remaila" yang seharusnya hangat dan saling menyayangi, justru tidak berkembang sepertiseharusnya.
Terkait
dengan peran orangtua sebagai manajer Qtarenl';as
manager),tidak
adanya upaya yang dilakukan orangtua untuk mengajak remajabersama-sama menyelesaikan
konflik
rnengindikasikan bahwa orangtua tidak menjalankan (3)to
perannya sebagai manajer. Orangtua tidak mernbirnbing remaja dalam mengatasi masalah dan tidak mengajarkan rema.ia menyelesaikan masalah dengan menyusun
berbagai alternatif pilihan terlebih dahulu'
Konflik
dapat terjadi antara rernaja dan orangtuanya karena kematangan orangtua dan rernaja, sePerti:-
Perubahankognisi
remaja,
khususnya ideali's'ntdan
logical reasoning. Remaja cenderungingin tahu
penyebabdari
suatu peristiwa dan cenderung tidak dapat menerima alasan-alasanjika
hal tersebutdinilai
tidak logis. Pada peristiwa kesalahandi
masa lalu ayah yang dialarni subyek, remaja menilai bahwa alasan ayahtidaklogis,tidakdapatditerima'sehinggaremajacenderungtidak
dapat memaafkan kesalahan ayahnya'
-Perubahansosial,khususnyaidentitasdankebebasan
(kernandirian)..Rernajamembentrtkidentitasdirinyamelalui
berbagaipengalaman.Dalam.diriremajajugaberkembang
keinginan
untuk bisa
meniadi
lebih
bebasdan rnandiri
dariorangtuanya.Pengalamansubyekpenelitianyangrnengalami
perang
dingin
dengan orangtuanya karena orangtuadinilai
lebihSayangdenganadikmengindikasikanbahwaremajameskipun
sudahmandiri,nalnuntetapmengharapkankasihsayang
orangtuanya. Kemandirian atau ationomy yang dibutuhkan remaja tidak berarti rneniadikan orangtua tidak rnenuniukkan kehangatan
kepadaanakrema.ia.Keinginananakremajauntuklepasdari
orangtLla yang otoriter untuk kemudian rnenunjukkan kemandirian
dapatmenyebabkankonflikkarenaorangtuabelummemahami
sePenuhnYa kebutuhan remaja'
Mencermatipenjelasansubyekpenelitianmengenaikonflikyang
dialaminya dengan
orangtuanya,peneliti menilai bahwa
orangtua
kurang memahami kebutuhan anak remajanya. orangtua kurang memahami bagaimana,27
permasalahan yang sesuai kepada anak rernaja
agr
anaknya dapat memahamipersoalan yang ter.iad i.
Orangtua
juga
kurang
memahamibahwa
masaremaja
adalah masaperalihan dari masa kanak menuiu masa dewasa. di mana meski remaja cenderung
ingin
mandiri secara emosional, tetapi mereka tetap rnembutuhkan kasih sayangyang nyata yang ditarnpilkan orangtuanya'
Orangtua subyek tampaknya
juga
kurang memahami kebutuhan -anakremajanya
untuk mandiri
mengambil keputusandalam
permasalahan yang dihadapinya. Pada pengalaman berpacaran melebih batas norma agama, orangtua cenderung kurang mendengarkan perasaandan pikiran
anak remajanya, sertakurang
memberikan kepercayaan kepadaanak
rernajanyauntuk
mengambil keputusan sendiri yang dirasakan paling sesuai dengandirinya.
Orangtua yangotoriter
juga
mengindikasikantidak
adanya pengertian (pemahaman) orangtua akan perkembangan kognisi dan kematangan kemandirian pada remaja, sehinggamereka
perlu
diberikan
kepercayaan penr,rhbahwa
merekabisa
mencapaikeinginan mereka dengan usaha yang keras dan cenderung dapat mandiri dari
orangtuanYa.
(2)
Working ParentsPada
diari
yang dituliskan remaja, selain menceritakan mengenai pola asuh, orangtua sebagai manajer, dankonflik
yangterjadi
antara remaja dan orangtuanya, remajajuga
menceritakan mengenai kesibukan orangtua, hubungan remaja dengan orangtuanya yang sibuk. dan arti penting orangtua bagi remaja.a.
Kesibukan orangtua. Umunrnya seluruh subyek menyebutkan bahwa orangtuanya adalah orangtuayang sibuk bekerja
dengan berbagaiungkapan sebagai berikut:
-
Kedua orangtua bekeria-
Ayah bekerja setiap hari hingga malanr-
Ibu bekerja setelah anak berangkat sekolah dandi
rumah saat anakpulang sekolah
t6
-
lbu bekerja sebagai dokter dan pulang 2-3 hari sekalib.
Perasaan anak berkaitan dengan kesibukan orangtua-
Memaklumi kesibukan orangtua'-
Memahami bahwa orangtua beker.iakeras
demi
mememenuhi kebutuhan anaknYa.-
Kasihan denganlbu
(singleparent) yang
harus bekerja fieras menghidupi keluarga.c.
Hubungan remaja dengan orangtua yang sibuk-
Keluarga masih bisa berkumpr'rl bersama di akhir pekan.-
Remaja masih bisa mengunjungi ibu pada saatjam
istirahat kerja.-
Orangtua selalu menyempatkan diri bertukar cerita di rumah.-
Meski
sibuk, orangtLra menyernpatkandiri
menelp/sms bertanya'
kabar
dan
rnengetahui kegiatan anak-anaknyaserta
bertanyamengenai kebuttrhan anak-anak.
-
Ayah yang sibuk memenuhi permintaan anak akan barang-barang, yangdinilai
subyek sebagai upaya menebus rasa bersalah orangtuaatas kesibukannya.
d.
Arti
penting orangtua bagi remajaorangtua sangat
penting
artinya bagi seluruh subyek penelitian ini.Ungkapan mengenai pentingnya orangtua
bagi
kehidupan subyek disampaikan dengan:-
lbu sangat berarti bagi saYa.-
Keluarga saya sangat berarti dan orangtua adalah idola saya.-
Sangatberarli.
Orangtuayang
selalu
mendahulukan keluarga membuat saya bangga. "Kedua orangtua saya bekerja namun sayabangga
dengan
kedua
orangtua
saya'
mereka
selalu menomorsatukan kel uarga."jiwaku-Keluargaadalahtempatutamadalamjiwaku...Taktahanrasanya*u
ingin bertenru mereka.
Karena bagiku
tak
ada yang
bisamenggantikan kasih sayang keluarga' Mereka adalah j iwaku ' ' '" KeIuarga adalah tempat
"pulang"'
"Keluarga
tuh tempat
gw pulang. KelLrarga selalu tnenjadi ternpat untuk gw pulang'"Keluarga sangat penting. Tidak ada tempat lain sehangat rumah'
Pola asuh orangtua yang
otoriter tetap
mendatangkan manfaat positif. SLrbyek menjadi bisa membedakan perilaku yang baik dan tidak baik dilakukan. "Keluarga bagi gue sangat besar pengaruhnya dalam membentuk diri gue saat sekarangini'"
"Saya ingin mengucapkan beribu terirnakasih pada orangtua saya yang selama
ini
telah mendidik, mengurus' dan memperhatikansaya selama 7.299 hari (20 tahun kurang
I
hari)' Terima kasih telah menjadi idola bagi saya." -..SayamenyayangimerekaSemuanyakarenamerekalahorang-orang yang paling baik, paling perhatian' paling pentingdi alam
semesta ini."
Kesibukanorangtua.perasaananakrernajaterhadapkesibukan
orangtuanya,hubungananakremajadenganorangtuanyayangsibukdanarti
pentingkeluarga,menurutpeneliti,dapatmenjelaskanpoin-poinpenting
pembahasan sebelurnnya. yakni terkait dengan pola asuh' parenl'(;
a'\
manager'dan konflik dengan orangtua'
Daridatadanpembahasansebelttmnyadiperolehhasilbahwa95%
keluarga subyek menerapkan pola asuh authoritharian
di
manakontrol
lebih banyak dilakukan orangtua dibandingkan kehangatan atau relasi kasih sayang' Kesibukan orangtua bekerja dari pagi hingga malam. dan kesibukan anak remaja30
(usia dewasa madya) dan lebih banyak rnenghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
di
luar rumah dapat menjadi penyebab utama kehangatan tidak terjalin antara orangtua dan anak remajanya. Kehangatantidak terjadi
karena orangtua memiliki sedikit sekali waktu untuk rnenampilkannya, karena hanya sedikit waktu untuk bersama dengan anak remajanya,Di sisi lain. keinginan orangtua agar anak remajanya berhasil diperkirakan menjadi penyebab orangtua lebih banyak mengontrol kegiatan anak remajanya
melalui sms, telpon, atau
berkornunikasi langsung. Terbatasnyawaktu
juga menjadikan orangtuatidak
dapat rnenjalankan perannya sebagai manajer secarautuh, yakni rnembimbing dan mengarahkan remaja serta menrbinanya menyusun ber.bagai
pilihan.
Waktu
pefiemuanyang
terbatas, kesempatanyang
terbatas menjadikan orangtua langsung rnernberikan infbrmasi, batasannorlra
dan nilai yang dibutuhkan anak ditujLrkan untuk nremudahkan anak mengambil kepr"rtusan narnun tetap sesuai dengan keinginan (kontrol/batas) yang ditetapkan orangtua'Anak
remaia yang tumbuh dalam tatanannilai
dan norma orangtuanya' dan cenderung dibatasi olehnilai
dan norma yarrg berlaku tersebut menjadikan anak remaja dapat memaklurriarti
kesibukan orangtuanya bagi keberlangsLrnganhidup
keluarga. Dengannilai-nilai dan
norma yang diajarkarr. remaja belajarmemahami bahwa orangtua bekerja untuk kelLrarga, dan sebagai anggota keluarga
harus
menghargaikerja
keras
tersebut dengantidak
banyak
mengajukanperm intaan sefta berusaha memenuh i sel uruh harapan-harapan orangtua.
Dalarn
hal
rernqiarnerniliki
kebutLrhan-kebutLrhanakan kasih
sayang,kehangatan, perhatian, dan cinta kasih. rerna.ia menyadari orangtua mereka telah
berjuang
untuk
kehidupan keluarga sehinggatidak
perlu
dihadapkan padakebutuhan
seperti
itu.
Remaja menjadi kurang ekspresif,
tidak
dapatmengungkapkan
pikiran
dan perasaannya, bukan sa.ia karena kondisi pola asuhyang dipenuhi kontrol, batasan, dan harapan orangtua, namlrn
juga
dikarenakanmereka memahami bahwa waktu yang
dirniliki
orangtua untuk mendengarkanpikiran dan perasaan mereka juga tidak tersedia. SatLr-satunya waktu kebersamaan
3l
f Tidak terselesaikannya
konflik
dengan orangtua dapat diduga juga terjadikarena anak dan orangtua
tidak merniliki
banyak kesempatan untuk membahaspermasalahan
di
antara mereka. Dialog/komunikasi terbuka, di manarnasing-masing
pihak
diberi
kesempatan mengemukakan perasaan,pikiran,
dan dapatberargumentasi hingga tercapainya keputr-rsan yang menyenangkan
bagi
keduapihak yang
berselisihtentu
membutuhkanwaktu
lebih
banyak dibandingkandengan segera mengakhiri
konflik
dengan
permintaan
maaf
dan
,ataumembiarkannya permasalahan
tetap
terjadi
begitLrsaja. Namun,
peneliti rnembutuhkanpenelitian
lebih lanjut
untr,rk memperkuat dugaan bahwa adahubungan antara orangtua yang sibuk bekerja dengan kecenderungan menerapkan
pola asuh authoritharian, tidak berjalannya peran orangtua sebagai manajer, dan
kecenderungan
untuk tidak
terselesaikankonflik
antara orangtua dengan anakremajanya.
(3) Hubungan dengan saudara
Ketika
menceritakan hubungan dengan saudara,subyek
tidak selalu
mengacu pada saudara kandung. Sebagian subyek langsung menyebutkan saudara
kandung
yang paling dekat
dengandirinya,
namun sebagianyang lain
juga menyebutkan saudara sepupu sebagai saudara yang dekat dan menjadi temanberbagi. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam poin-poin berikut ini:
a.
Saudara sebagai idola (dialarniI
subyek)-
Saudara perempuan meniadi idola. ditiru nrodel rambut, musik danboyband idolanya.
b.
Saudara (sekandung atau sepupu) sebagai sahabat-
Saling bertukar cerita, beraktivitas bersama(alan,
nonton, makan,dll), bercanda
-
Berbagi bacaan dan rnemiliki kesanraan minatc.
Pengalarnan bersama saudara (kandung dan sepupu)5Z
-
Main bersama-
Ngobrol berbagai macam hal-
Berbagi bacaan, game, dan computer-
Mengantar adik ke sekolah-
Main kartu bersamad, Konflik
dengan saudara (kandung)-
Karena saudara tidak setuju dengan pacar pilihan subyek-
Karena
bercanda
yang
berlebihan (kelewat batas
hingga.
rnenyinggung perasaan)-
Karena hal yang sepele, tidak mau mengalah-
Konflik
terjadi karena perasaan yang tidak nyamandi
situasi yangtidak
menyenangkan (marah karena salahnaik
kereta, akhirnya terjadi pertengkaran)Cara subyek menyelesaikan konflik dengan sardara. diantaranya:
'
(l)
Saudarayang
tidak
setuju dengan pacar subyek mengusir pacar darilumah. Subyek diam-diaman selama beberapa
hari
dengan saudara dan:
ibunya. Setelah beberapa hari akhirnyaibu
dan saudara-saudara subyekmemanggil
dan
menanyakan perihal pacarnya (menyidang).)R
tidak mengungkapkan bagaimana akhir dari konflik tersebut.(2)
"Konflik
dengan adik terjadi kalo tidak mau saling mengalah, nyolot, atauadik
iri/sirik
dengan aku. Tapi ga lama aku baikan karena ga enakdiam-diaman."--> subyek
tidak
lebih
jauh
menjelaskan bagaimana caraberbaikan kembali.
e.
Arti
penting saudara-
Yang selalu mernberikan perhatian-
Yang mendahulukan kepentingan subyek-
Yang memberikan perlindungan-
. Yang selalu mendengarkan cerita dan memberikan masukan
-
Yang memanjakanUngkapannegatifsubyekmengenaisaudarakandung(yanglebihtLra)adalah
sebagai berikut:
-
Saudara adalah saingan-
Tidak dekat derrgan sattdara karena terlalu banyak perbedaan sifat-Tidakdekatdengansaudarakarenasaudarabanyakmengontrol
sePerti orangtua'
Ungkapanremajadalarndiarinyaberkaitandenganartipentingsaudara,
diantaranYa:
-
"Adik
yang palingkecil
netp'
Yangpaling
bikin
aku
ga tahan adalahpertanyaanadik:Kakakpr-rlangkapan?NtarTikamoujiankelassebenarnya'Tikaperrgendiajarinsamakakaktapikakakkan
ga di rLrmah. Refleks' air mataku tangsung keluar'"
-..Salahsatuhalyangselalubikinkangenuntukpr"rlangkerumah
adalah untuk bertemu adik-adik saya'"
-
..Meski sering ngejahilin, tapi kakak tuh selalLr ngangenin.''Data-data temuan di atas sesuai dengan pendapat Zr'rkow-coldring' 2002'
menyebutkanbahwahubungandengansaudarasekandungdapatberupasalirtg
tolong
menolong, berbagi.
saling
rnengajari'
dan
dapat
terjadi
konflik
(bertengkar).Hubunganyanghangatdengansaudarakandungdapatterjadi
melalui saling bertukar cerita, memberi nasehat. dan saling mendukung satu sama lainnya. Hubungan dapat menjadi negatifjika terjadi perbedaan pendapat'
Umumnyasubyekpenelitianmenggambarkanhubunganpersaudaraannya
sebagai adanya teman berbagi, bercerita dan melakukan banyak aktivitas bersama'
Kekhasan yang diternukan dalarn penelitian
ini
adalah bahwa subyek cenderungtidak
menceritakan mengenai pengalaman apa sajayang
mendorong mereka berbagi pengalaman, saling tolong menolong dan atau saling mengajari' Subyekdan
pengalarnannyadengan
saudara sekandung
yang
berperan
dalampembentuka'n dirinya yang sekarang.
Khusus untuk konflik, peneliti menemukan pola penyelesaian
konflik
yangserupa
dengan
penyelesaiankonflik
denganorangtua.
Ketika
menghadapi permasalahan dengan saudaranya, srrbyek penelitianjuga
cenderung kurang terbuka untuk menghadapikonflik
secara bersama-sama. Subyek lebih memilihrespon membiarkan
konflik
terjadi,
tanpa mengkomunikasikan perasaan danpikirannya dan kemudian relasi dinilai membaik tanpa pernah pembahasan
konflik
J5
Kesimpulan
BAB
V
KESIMPUI,AN
DANREKOMENDASI
Peneliti berkesimpulan bahwa pada
957.
subyek penelitianini
(19
dari 20
subyek)
mengalami
pola
asuh
authoritltarianparenting
stytedi
mana kontrol orangtuatinggi
dan kehangatanrendah.
Terdapat dua (2) kekhasan mengenai aulorithttrian parenting ,style
yang diterapkan pada keluarga subyek, yakni:
(l)
Kelornpok
pertama,terdiri
dari
l5
subyek penelitian yangcenderung
tidak
mengalanri kehangatan dalarn keluarganya'Tingginya kontrol
orangtua
ditunjukkan melalui
adanyabatasan-batasan yang diterapkan terhadap seluruh keputusan yang akan diambil remaja. Remaja mendapat kebebasan pada
saat
rnengarnbil keputusan'namun
batasandari
orangtua cenderung menjadi dasar pengarnbilan keputusan bagi remaja'(2)
Kelompok
kedua,yang
terdiri dari
4
subyek
penelitian'
merasakan pola
asuh aulhoritharian
secara
sempurna'Orangtua
rnenarnpilkanperilaku
mengontrolanak
denganselalu
menanyakan, mengecek,dan
mengawasi
seluruh kegiatan remaja sertatidak
memberikan kebebasan kepadaremaja
untuk
melakukan
aktivitas sesuai
denganpertimbangannya sendiri. orangtua .iuga
tidak
menampilkan kasih sayang dan kehangatan yang dibutuhkan oleh rernaja'orangtua
lebih
banyak
memainkan
peran
sebagai
sumberinformasi,
nilai,
dan
norma
dibandingkanmenjadi
manajer (pembimbing, pengarah. sumber kontak)bagi
remaja' Orangtua36
dalam har akademik, seperti mengambir mata perajaran, jurusan,
dan
pernirihan sekorah.orangtua
tidak
digambarkanmenjadi
sumber
informasi untuk ringkup
kehidupan remajayang
rain,seperti hobi. pemirihan teman, pemirihan pacar, perancangan masa
depan, dan lain sebagainya.
-
orangtua
berum berperan membantu remaja daram menyusun alternatif pirihan. orangtuajuga
berum menjarankan peran iebagai pembimbing dan pengawas pergaulan remaja.-
Konflik
antara remaja dan orangtua mengenai persoaran ringan(sehari-hari) biasanya berakhir
jika
sarah satu pihak minta maaf.Biasanya permintaan maaf ini didahului oleh remaja.
-
Konflik
yang
berat menyebabkan subyekmemiriki
rerasi yang kaku dengan orangtuanya.-
Umumnya
subyek
peneritian
menggambarkan
hubunganpersaudaraannya sebagai adanya teman berbagi. bercerita, dan melakukan banyak aktivitas bersama.
-
Ketika
rnenghadapi permasarahandengan
saudara.
subyek'
peneritianjuga
cenderungkurang terbuka
untuk
menghadapikonfl ik secara bersama-sama.
Rekomendasi:
-
Perlu dirakukan studi mendaram mengenai rerasi emosi-psikorogisyang tercipta antara remaja dan orangtuanya.
-
Perlu dilakukan studi mendaram mengenai cara remajaIndonesia
menyelesaikan konfl ik dengan orangtuanya.
-
Perlu dilakukanstudi
ranjutanuntuk
meneriti adanyahubungan
antara orangtua yang bekerja dengan kecenderungan menerapkan
JI
-
Perlu dilakukanstudi
lanjutan untukmeneliti
adanya hubunganantara orangtua
yang
bekedatidak
berjalannya peran orangtuasebagai manajer.
-
Perlu dilakukan studi mendalam mengenai peran keluarga dalammembangun karakter remaja.
-
Perlu dilakukanstudi
lanjutan untukmeneliti
adanya hubunganantara orangtua
yang
bekerjadan
kecenderunganuntuk
tidakterselesaikan konflik antara orangtua dengan anak remajanya.
-
Perlu dilakukan studi rnendalam mengenai cara remaja Indonesiamenyelesaikan konfl ik dengan saudara sekandungnya.
-
Perlu dilakukan studi mendalam mengenai peran hubungan saudarasekandung dalam pembangunan karakter remaja.
-
Rema.ia Indonesialebih terlatih
mengemukakan perasaan danpengalamannya secara
lisan (oral)
dibandingkan secara tertulis,sehingga sebaiknya metoda penelitian dengan menggunakan :self
38
1..
I
DAFTAR PUSTAKA
Galvin,
KathleenM.
&
Brommel, BernardJ. 1982.
Family
Communication-Cohesion and Change. Scott, Foresman and company
Olson,
David
H. 1996.
Circumplex Model oJ-Marital&
Family Systents. TheJournal
of
Family Therapy: Empirical Approaches to Familiy Assessment.Santrock, J. W.2007. Adole'scence,
ll't'
ed. New York: McGraw-HillYouniss, James. 1980. Parenl',s and Peer.s
in
Social Development:A