• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Cuff Endotracheal Tube Menggunakan Spuit 10 Cc Dan Cuff Inflator Terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah Dan Sao2 Pada Pasien Terintubasi Di Ruang Rawat Intensif Rsup Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Cuff Endotracheal Tube Menggunakan Spuit 10 Cc Dan Cuff Inflator Terhadap Denyut Nadi, Tekanan Darah Dan Sao2 Pada Pasien Terintubasi Di Ruang Rawat Intensif Rsup Dr. Mohammad Hoesin Palembang."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRACT

Respiratory failure is a major problem of patient admitted in the intensive care unit. The insertion of endotracheal tube (ETT) in patients with respiratory failure is aimed to ensuring airway patency. The ETT cuff is used to prevent airleak and aspiration. ETT cuff in adult ussually have a high compliance to prevent air leakage. ETT cuff should be inflating in the therapeutic range, becouse it is can lead to underinflation and overinflation which will influence to the hemodynamic in heart rate, blood pressure and SaO2 level. The objective of this study is to

assess the effect of inflating ETT cuff using 10 cc syringes and cuff inflator to the heart rate, blood pressure changes and SaO2 level. This quasi-experiment study with cross over design was performed to 21 pasien. In the control group inflating ETT cuff with 10 cc syringe. 5 – 10 cc air inflated to the ETT cuff. In the intervention group inflating ETT cuff using a cuff inflator in 25-30 cmH2O, then the test cross done. Heart rate, blood pressure and SaO2 level changes at the first intervention and after 4-5 hours were observed. The data collected were then analyzed using paired t- test and Wilcoxon test. The result of the study show that inflating of ETT cuff using a syringe and cuff inflator had no significant on heart rate and blood pressure, p > 0,05. But in SaO2 level had a significant p < 0,05. The mean (+SD) of inflating ETT cuff using a cuff inflator after the 4-5 hour was 28,1 (+21,0) cmH2O. Based on the result of this study it is necessery to concider of ETT cuff inflation should be in an ideal pressure. Inflation of ETT cuff should be guided by cuff inflator to achieve an ideal pressures and to minimize complication due to underinflation and overinflation.

(2)

v ABSTRAK

Gangguan jalan nafas merupakan masalah utama pada pasien di ruang rawat intensif. Salah satu tindakan untuk mempertahankan jalan nafas adalah intubasi menggunakan endotracheal tube (ETT). ETT pada pasien dewasa memiliki cuff dengan compliance tinggi bertujuan mencegah kebocoran udara. Pengembangan cuff ETT yang tidak optimal dapat menyebabkan terjadinya underinflation dan overinflation yang akan mempengaruhi denyut nadi, tekanandarah dan SaO2.Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengembagan cuff ETT menggunakan spuit 10 cc dan cuff inflator terhadap denyut nadi, tekanan darah dan SaO2.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan crossover design pada 21 pasien. Pada kelompok kontrol cuffETT dikembangkan menggunakan spuit 10 cc dengan menginflasikan 5-10 cc udara ke dalam cuff. Pada kelompok perlakuan pengembangancuffETT menggunakancuff inflatorpada tekanan 25 – 30 cmH2O.

kemudian dilakukan uji silang. Pengamatan denyut nadi, tekanan darah dan SaO2

pada perlakuan pertama dan setelah 4-5 jam. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t-paired test dan uji Wilcoxon. Pengembangan cuff ETT menggunakan spuit dan cuff inflator tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap denyut nadi dan tekanan darah p > 0,05, sedangkan pada SaO2

mempunyai pengaruh yang bermakna p > 0,05. Rerata (+SD) pengembangan dengan cuff inflator setelah 4-5 jam adalah 28,1 cmH2O (+21,0). Pengembangan

cuff ETT harus berada pada tekanan ideal. Sebaiknya pengembangan cuff ETT menggunakan cuff inflator untuk dapat mengembangkan cuff pada tekanan ideal dan meminimalkan komplikasi akibatunderinflationdanoverinflation.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS HANDOFF JARINGAN UMTS DENGAN MODEL PENYISIPAN WLAN PADA PERBATASAN DUA BASE STATION

Using doctrinal approach resulted that finding: Harmonization of law of village development in Lampung coast in spatial regime regulation shows that in regulation

Penelitian ini menekankan pada penetapan SPM infrastruktur terminal penumpang transportasi jalan, dimana permasalahan yang sangat utama adalah kurangnya peraturan dan standar

Dalam penelitian Saravani dan Abbasi, (2013) mengatakan “r otasi pekerjaan adalah pendekatan yang penting dari desain pekerjaan serta kebijakan pengembangan sumber

untuk mewujudkan suatu objek eksistensi eksternal dalam bentuk visual ke dalam eksistensi internal yang bukan berbentuk visual. 13 Status wujud internal berbeda

Sebuah transistor JFET diketahui arus gate 2 nA pada saat tegangan reverse gate 4 V, maka dari hukum Ohm dapat dihitung resistansi input transistor ini adalah :.. R in = 4V/2nA

Marpaung (2016) pendekatan dan perencanaan pembangunan yang biasa dilakukan didesa wisata adalah community appriach atau community based development. Dalam hal ini,

Insert Symbol di dalam Microsoft Word merupakan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyisipkan simbol dan karakter yang tidak terdapat pada papan ketik ( keyboard