PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE RECIPROCAL TEACHING (RT)
DENGAN PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 4
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
Oleh :
Elisabeth Siringoringo 4103341014
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkat dan karunia-Nya penulis diberi kesehatan dan waktu hingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skipsi ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar
dan Respon Siswa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal Teaching(RT) dengan Pembelajaran Diskusi Kelompok pada Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Toyo Manurung,
M.Si, selaku dosen Pembimbing Skripsi, dalam membimbing serta memberikan
dukungan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga
selesai berbentuk skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Drs. Djongken Simamora.M.Pd, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Ibu
Dra. Masdiana Sinambela M.Si selaku dosen penguji yang juga banyak
memberikan kritik, saran dan masukan demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih selanjutnya juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si
selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan arahan yang telah
diberikan dalam perjalanan kuliah selama ini. Juga terima kasih kepada Bapak dan
Ibu dosen atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan, semoga nantinya penulis
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kepada Bapak dan Ibu
Staf Pegawai Jurusan Biologi dan FMIPA yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Apresiasi dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs.
Ramly, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Medan atas izin penelitian
yang telah diberikan kepada peneliti. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Ibu Dra. Nurbaina, M.Si selaku guru Biologi kelas X SMA Negeri 4 Medan
atasan masukan dan dukungannya yang turut menjadi motivasi penulis dalam
Teristimewa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua tercinta
Ayahanda A. Siringoringo dan Ibunda Tercinta H. Sipahutar. Terima kasih atas
doa, bimbingan dan harapan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga tak lupa kepada abang, kakak dan adikku
tersayang Hendra Oktodani, Melissa Grace Angel dan Yohanna Hariaty terima
kasih atas dukungan yang telah diberikan. Serta kepada seluruh keluarga atas
semua dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Unimed. Juga tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada teman-temanku, Nur Fitriani Lubis, Nurysyahputri Harahap, Siti
Nurhayati Tambunan, Putriana Silitonga, Sella Desinta, Nova Amelia yang selalu
mau membantu dan mendukung penulis apapun keadaannya. Juga kepada Kak
Yohanna Aritonang atas bantuan dan juga dukungannya. Tak lupa juga terima
kasih kepada teman-teman Biologi Ekstensi 2010 atas informasi, kompetisi,
kenangan dan suka duka kita selama kuliah. Semoga kita sukses ke depannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan disana-sini dalam penulisan
skripsi ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan para peneliti selanjutnya.
Medan, Juni 2014
vii
ix
3. Uji Hipotesis Penelitian 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56
4.1. Analisi Data 56
4.1.1. Hasil Pengukuran Parameter Penelitian 56
4.1.2. Hasil Belajar Siswa 56
4.1.2.1. Hasil Belajar Kognitif Siswa 56
4.1.2.2. Hasil Belajar Afektif Siswa 59
4.1.2.3. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa 61
4.1.2.4. Respon Siswa 62
4.1.3. Uji Persyaratan Data 63
4.1.4. Pengujian Hipotesis 65
4.2. Pembahasan 67
4.3. Temuan dan Kendala-Kendala Penelitian 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 74
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 13
Tabel 2.2. Komposisi udara kering pada permukaan bumi 33
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 46
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen 48
Tabel 3.3. Angka atau Skor Pernyataan Jawaban Angket 52
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Pembelajaran Diskusi Kelompok 52
Tabel 3.5. Kisi-kisi Angket Model Pembelajaran Reciprocal Teaching 52 Tabel 4.1. Hasil Pretest Siswa 56
Tabel 4.2. Hasil Posttest Siswa 58
Tabel 4.3. Hasil Belajar Afektif Siswa 60
Tabel 4.4. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa 61
Tabel 4.5. Skor Respon Siswa 62
Tabel 4.6. Normalitas Data 63
Tabel 4.7. Homogenitas Data 64
Tabel 4.8. Normalitas Respon Siswa 64
Tabel 4.9. Homogenitas Respon Siswa 65
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Seluruh sampah daun 29
Gambar 2.2. Kaleng bekas dan botol 30
Gambar 2.3. Sungai tercemar dan tidak tercemar 31
Gambar 2.4. Sungai yang terkena eutrofikasi 32
Gambar 2.5. Polusi udara oleh asap industri 34
Gambar 2.6. Proses hujan asam 35
Gambar 2.7. Pestisida 37
Gambar 2.8. Penebangan hutan 39
Gambar 2.9. Banjir dan longsor 39
Gambar 3.1. Skema Prosedur penelitian 47
Gambar 4.1. Hasil Pretest Siswa Kelas X Kelompok Pembelajaran
RT dan DK 57
Gambar 4.2. Hasil Posttest Siswa Kelas X Kelompok Pembelajaran
RT dan DK 59
Gambar 4.3. Hasil Belajar Afektif Siswa 60
Gambar 4.4. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa 61
Gambar 4.5. Skor Angket Siswa Kelas X Kelompok Pembelajaran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 79
xiii
Lampiran 30. Tabel Harga r Product Moment 178
Lampiran 31. Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 179
Lampiran 32. Tabel Normal Kurva Standart 180
Lampiran 33. Tabel Nilai Persentil Distribusi t 181
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
semakin pesat dan arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara
lain memunculkan persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam
bidang lapangan kerja. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Untuk mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan
yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,
karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah untuk menghadapi problema dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun
yang akan datang ( Trianto, 2009).
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar
perlu adanya ketertarikan siswa terhadap materi yang akan dipelajari, yang dapat
disampaikan dengan berbagai metode pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah siswa akan tertarik untuk mengikuti pelajaran jika menurutnya cara
mengajar guru dan tata cara pengajarannya menarik. Namun jika tata cara
pengajaran merupakan sesuatu yang monoton dan menurut siswa membosankan
maka siswa tidak akan tertarik pada pembelajaran tersebut. Aplikasi dari
ketertarikan ataupun ketidaktertarikan siswa terhadap pembelajaran dapat lihat
dari respon siswa dan hasil belajar siswa itu sendiri.
Menurut Hamalik ( 2003) bila siswa kurang berminat pada pelajaran
maka salah satu penyebabnya adalah masalah metode yang digunakan guru
2
mungkin tidak sesuai dengan materi. Jadi masalah ini sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik harus selalu
memilih model pembelajaran yang tepat, yang dipandang lebih efektif daripada
model-model lainnya pada kondisi tertentu sehingga kecakapan dan pengetahuan
yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid. Jika semakin tepat
modelnya diharapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Menurut Djamarah (2005) penggunaan model yang bervariasi dan
relevan dengan materi yang diajarkan dapat membantu siswa lebih termotivasi
dalam belajar dan turut aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di
SMA Negeri 4 Medan, sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 dan siswa
kelas X sudah dibagi berdasarkan peminatan. Ada 12 kelas X, 10 diantaranya
masuk ke dalam peminatan Sains. Dalam proses pembelajaran, terdapat
keterbatasan guru dalam mengajarkan materi biologi kepada siswanya. Seperti
model pembelajaran yang belum bervariasi. Hal ini dapat terlihat pada saat proses
belajar mengajar, biasanya menggunakan model pembelajaran konvesional yang
bersifat satu arah saja. Hal ini menyebabkan siswa kurang dapat mengingat materi
tersebut dalam jangka waktu yang lama karena dengan hanya melihat dan
mendengar guru saja kemungkinan hanya 20% materi yang dapat diserap dan
diingat oleh siswa. Selain dengan menggunakan metode ceramah, metode lain
yang biasa digunakan yaitu metode diskusi, namun pada saat metode diskusi ini
digunakan hanya sebagian siswa saja yang aktif berperan, sementara sebagian
lainnya dalam kelompok diskusi kurang aktif. Selain model pembelajaran, media
pembelajaran juga kurang memadai. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon
adalah Model Pembelajaran Terbalik. Pembelajaran terbalik di SMA Negeri 4
Medan masih belum pernah digunakan. Model Pembelajaran Terbalik merupakan
mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga
dapat membantu memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan
model pembelajaran yang sudah usang.
Pembelajaran terbalik ini merupakan model yang dirasa dapat
membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan pembelajaran
terbalik siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi pemahaman mandiri,
yaitu : menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya,
menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian
memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan
kepada siswa. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias dalam
pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dalam menjelaskan
hasil pekerjaannya dengan baik.
Model Pembelajaran terbalik diterapkan pada materi Pencemaran
Lingkungan didasari beberapa pertimbangan, yaitu berdasarkan data yang dilihat
dari DKN (daftar kumpulan nilai) pada tahun lalu menunjukkan persentase siswa
yang mencapai nilai 70 yaitu nilai ketuntasan minimal (KKM) di sekolah tersebut
masih rendah. Persentase siswa yang dinyatakan tuntas pada semester dua di kelas
X yang berjumlah 48 orang siswa hanya 53,8% atau sebanyak 30 orang
sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas sejumlah 46,2% atau 18 orang
siswa. Banyaknya siswa yang tidak mencapai nilai KKM membuat guru harus
melakukan remedial.
Dari paparan masalah diatas untuk meningkatkan rata-rata nilai siswa
dan keaktifan siswa dalam proses belajar maka perlu diadakan
perubahan-perubahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga siswa merasa tertarik untuk
mempelajari biologi. Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu cara untuk mengatasi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa, karena pada
model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan temannya untuk mencapi tujuan pembelajaran, sementara
guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Menurut
Davidson dan Kroll dalam Suprijono (2009), belajar kooperatif adalah kegiatan
4
siswa dapat saling berbagi ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelasaikan
tugas akademik.
Selain itu rendahnya hasil belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan di semester lalu yang masih diajarkan dengan pembelajaran langsung
tanpa berkooperatif sehingga aktivitas belajar terutama membaca siswa masih
cukup rendah. Jadi pembelajaran terbalik ini cocok digunakan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan bacaan. Alasan lain adalah
karena kenyataan bahwa khusus pada materi Pencemaran Lingkungan yang
akhir-akhir ini mendapat sorotan sehingga menjadi salah satu masalah penting yang
perlu mendapat perhatian sangat jarang ditemukan lingkungan bersih dan kotor
yang akan dijadikan contoh di wilayah yang dekat dengan sekolah dan lingkungan
rumah siswa. Sehingga dengan model ini diharapkan dapat mewakili lingkungan
bersih dan kotor yang akan dijadikan contoh.
Beberapa riset telah dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran
ini pada pendidikan tingkat SMP dan SMA. Penelitian yang dilakukan Yesie
(2010) bahwa Penerapan Pengajaran Terbalik dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa dalam pembelajaran biologi kelas VII-G SMP Negeri 5 Karanganyar
tahun pelajaran 2010/2011. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Setiadi
(2012) pada pelajaran Biologi di kelas X SMA Theresiana Weleri. Peningkatan
hasil belajar siswa kelas XB SMA Theresiana Weleri dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata nilai pada tes siklus I dan tes siklus II berturut-turut 73,90
dan 87,19.
Dilihat dari cukup berpengaruhnya model pembelajaran ini, maka
penulis ingin melakukan penelitian mengenai penerapan model Pembelajaran
Terbalik yang mempengaruhi hasil belajar dan respon siswa dengan judul:
1.2 Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar siswa yang masih dibawah nilai 70 (KKM mata
pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Medan)
2. Saat mengajar guru juga jarang menggunakan media
pembelajaran.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching masih belum pernah diterapkan dalam pembelajaran Biologi di SMA
Negeri 4 Medan.
1.3 Batasan Masalah
1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran diskusi
kelompok dan model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching.
2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan.
3. Subjek penelitian siswa kelas X2dan X4SMA Negeri 4 medan.
4. Indikator keberhasilan diukur dengan hasil belajar siswa dan
respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching dan pembelajaran diskusi kelompok pada materi Pencemaran Lingkungan di kelas X
SMA Negeri 4 Medan T.P 2013/2014?
2. Apakah respon siswa lebih baik melalui atau tanpa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching pada materi Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 4 Medan
T.P 2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan model
6
diskusi kelompok pada materi Pencemaran Lingkungan di kelas X
SMA Negeri 4 Medan T.P 2013/2014.
2. Mengetahui respon siswa melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe reciprocal teaching dan pembelajaran diskusi kelompok pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA
Negeri 4 Medan T.P 2013/2014.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Melatih siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan
materi pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah.
2. Sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan bagi guru mengenai model Pembelajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching) sehingga model Pembelajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching) dapat menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan ketrampilan sains siswa.
3. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
4. Sebagai acuan dan bekal untuk menjadi guru yang professional
dalam bidang pendidikan dengan menguasai berbagai pendekatan
yang tepat dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan proses pembelajaran yang variatif dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pengujian hipotesis dan
pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Reciprocal Teaching diperoleh rata-rata sebesar 20,42 dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran diskusi kelompok
adalah sebesar 18,53.
2. Respon siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
Reciprocal Teaching jauh lebih baik dengan rata-rata skor angket sebesar 28,89 sedangkan respon siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
diskusi kelompok diperoleh skor rata-rata angket sebesar 22,89 .
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
penulis memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Guru lebih komunikatif dengan siswa, sehingga siswa tidak malu atau takut
bertanya apabila mengalami kesulitan dan agar siswa lebih berani
menyampaikan pendapat.
2. Reciprocal Teaching dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemandirian siswa dalam belajar Biologi. Namun,
dalam penerapannya bisa dikolaborasikan dengan model pembelajaran lain
yang sudah dikenal siswa untuk mempermudah siswa dalam menyesuaikan
diri terhadap model reciprocal teaching yang belum pernah ditemui siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya.
3. Kepada peneliti lain, model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching
hendaknya diterapkan pada materi-materi yang lain, sehingga dapat terlihat
perbandingannya, juga dapat dijadikan studi pembanding, model pembelajaran
72
ini lebih baik digunakan pada materi yang bagaimana dalam pembelajaran
Biologi.
4. Pengelolaan waktu penting diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe reciprocal teaching agar semua tahapan dalam pembelajaran tercapai sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mendiskusikannya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Biologi Media Centre, 2012.
http://biologimediacentre.com/pencemaran-lingkungan- Diakses: 27 Januari 2014
Darmayanto, 2012.Belajar Mengajar. Bandung : Yraama Widya.
Djamarah, S. B. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Doolittle, P. E., Hicks, D. Triplett, C. F., Nichols, W. D., and Young, C. A. 2006. Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 17(2), 2006 : 106-118.Tersedia di http:// www.isetl.org/ijtlhe/
Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Handayani, L., Nurwahidah, I., Sarwi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Berbasis Kooperatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X. Unnes Physics Education Journal, 1(2), 2012.
Tersedia di http:// journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Huda, M. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kholik,M.2011. Metode Pembelajaran Konvensional, http://muhammadkholik. wordpress.com/2011/11/08/-metode-pembelajaran-konvensional, 3 Mei 2013.
Kusaeri, Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Munawaroh, H. 2012. Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Parakan 1 Pada Pembelajaran IPS Khususnya Materi Peninggalan Sejarah Indonesia, skripsi, UPI, Bandung.
Mardianto, 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung : Cita Pustaka Media Perintis Nur, Mohammad. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya.
74
Pratiwi, D.A.; Maryati, Sri; Srikini., Suharno.; S, Bambang., 2007.Biologi Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi, I., Widayati, A. 2012. Pembelajaran Akuntansi Melalui Reciprocal Teaching Model untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemandiriaan Belajar Dalam Materi Mengelola Administrasi Surat Berharga Jangka Pendek Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 7 Yogyakarta T.P 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, X (2), 2012.
Pewidya,2013. Pencemaran lingkungan. http://pewidya.blogspot.com/p/pelajaran-keenam.html. Diakses pada 27 Januari 2014
Pujianto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Purwanto, 2008.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sardiyanti, Ria. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Terbalik ( Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Sardiman, A.M. 2009.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Setiadi, Endik. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Terbalik ( Reciprocal Teaching) Siswa Kelas XB SMA Theresiana Weleri Pokok Bahasan Ekosistem. Semarang : IKIP PGRI Semarang
Sihombing, F,F. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sidikalang T.P 2010/2011, Unimed, Medan.
Silitonga, P.M. 2011. Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan : FMIPA Unimed.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Perkerasan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Teknik Sipil di Fakultas Teknik. Jakarta: Laporan Penelitian LIPI,Universitas Tanjung Pura.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Suryobroto, B. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Syah, M. 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Uhl, Anna. 1996. The Learning Strategies Handbook. Newyork: Addison Wesley Longman, Inc.