• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CITRA RUMAH SAKIT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CITRA RUMAH SAKIT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CITRA RUMAH SAKIT

DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :

Tri Wulandari SR J 500 040 042

Kepada :

FAKULTAS KEDOKTERAN

▸ Baca selengkapnya: program kerja rawat inap rumah sakit

(2)

1 Pelayanan rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk upaya

pelayanan kesehatan yang bersifat sosioekonomi yaitu suatu usaha yang bersifat

sosial namun diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan cara

pengelolahan yang profesional (Hasyim, 2005).

Paradigma jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dewasa ini sudah

mengalami perubahan yang mendasar dan merupakan sebuah badan usaha

yang mempunyai banyak unit bisnis strategis. Misalnya instalasi rawat inap,

instalasi laboratorium, instalasi gawat darurat, rehabilitasi medik, radiologi, gizi,

danpemulasaran jenazah.

Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit

yaitu pada awalnya rumah sakit hanya memberi pelayanan yang bersifat

penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan

ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran fungsi rumah sakit bertambah

menjadi bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu

melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)

(Muninjaya, 2004).

Paradigma baru rumah sakit muncul terutama didorong oleh perubahan

pandangan yaitu pandangan dari para pengguna jasa (pasien), provider, pemberi

jasa kesehatan (tenaga medis, paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya),

masyarakat maupun dari para ilmuwan atau tenaga profesi dalam

pengembangan ilmu dan teknologi medis (Ristrini, 2005).

Salah satu pandangan dari sisi pemilik rumah sakit bahwa rumah sakit

yang dimilikinya haruslah dapat terus menerus menjaga dan meningkatkan

citranya. Peningkatan citra rumah sakit dapat dilakukan dengan berbagai cara

misalnya dengan meningkatkan kemampuan atau kemajuan pelayanan,

kemajuan kecanggihan peralatan dan sarana medis, menjaga kehandalan

informasi dengan kecepatan memperoleh dan ketepatannya serta mampu

memacu peningkatan daya saing antar rumah sakit (Ristrini, 2005).

Kegiatan utama pelayanan rumah sakit adalah penyelenggaraan jasa

(3)

(Moenir & Sanusi, 2002). Hal inilah yang nantinya akan dinilai oleh pasien

sebagai citra dari rumah sakit tersebut. Citra atau kesan yang melekat pada

suatu rumah sakit menjadi keuntungan bagi rumah sakit itu sendiri karena

konsumen akan kembali ke rumah sakit itu tanpa adanya promosi dari rumah

sakit tersebut.

Pasien atau konsumen sendiri tidak dapat menilai mutu pelayanan yang

diperoleh secara teknik medik, karenanya mereka akan menilai dari persepsi

sosial mereka atas atribut-atribut pelayanan tersebut. Penilaian dari sudut

pandang pasien yaitu realitas persepsi pasien tentang mutu pelayanan yang

diterima dan tercapainya kepuasan pasien, sedang dari sudut manajemen adalah

terciptanya pelayanan medik yang tepat atau wajar (Moenir & Sanusi, 2002).

Prsepsi pasien akan dipengaruhi oleh kepribadianya, budaya, pendidikan,

kejadian sebelumnya yang mirip dengan keadaan ini, hal-hal positif dan negatif

lainnya serta tingkatan umum yang sering dijumpai pada saat melakukan

intervensi di lingkungan rumah sakit (Long, 1996).

Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menyeleksi,

mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus kedalam suatu gambaran

dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2001). Stimulus dapat berupa

sesuatu yang ditangkap oleh alat indera, seperti produk, iklan, harga, pelayanan

dan lain-lain.

Menjalani rawat inap di rumah sakit dapat menimbulkan

persoalan-persoalan psikologis bagi pasien. Penyakit apapun yang diderita pasien

cenderung memberikan reaksi tertentu terhadap pengalaman rawat inap di

rumah sakit (McGhie, 1996). Kecemasan merupakan salah satu dari sekian

banyak reaksi yang sifatnya umum terhadap penyakit, pengobatan, dan

pemeriksaan serta penegakan diagnosis (Abraham & Shanley, 1997).

Duff dan Hollingshead (cit Muzaham, 1995) mewawancarai sejumlah 161

pasien yang semuanya menyatakan keprihatinan, kecemasan dan ketakutan

waktu memasuki rumah sakit bahkan 52 % dari pasien tersebut merasa sangat

ketakutan. Menurut Smet (1994) wanita seringkali lebih merasa tertekan

mengenai akibat rawat inap dan pembedahan di rumah sakit bila dibandingkan

dengan pria.

Bentuk dan tingkat kecemasan yang dialami pasien masing-masing tidak

(4)

dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan (Davidoff, 1991). Kossa dan

Robertson (Nuralita & Hadjman, 2002) menggambarkan kecemasan dalam dua

golongan yaitu 1) Kekhawatiran mengambang (floating anxiety) misalnya

kekhawatiran pasien yang disebabkan perubahan lingkungan, hilangnya kontak

sosial dan prosedur rumah sakit dan 2) Kecemasan khusus (specific anxiety)

misalnya yang dialami pasien disebabkan oleh keadaan sakit pasien yaitu

gejala-gejala penyakit, tingkat keparahan, pengobatan serta hasil pengobatan. Dalam

hal ini rumah sakit memiliki peranan yang cukup besar dalam pembentukan

kecemasan pasien di rumah sakit.

















































Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan

sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah :

155)

Pasien yang menilai layanan rumah sakit sebagai layanan yang tidak

memuaskan dapat merasa kecewa karena harapannya terhadap layanan yang

seharusnya diterima tidak terpenuhi. Hal ini kemudian dapat menimbulkan rasa

tidak aman untuk tinggal di rumah sakit, sehingga kecemasan pasien meningkat,

tetapi bila rumah sakit dipandang pasien dapat memberikan kepuasan dan

kenyamanan maka pasien dapat mereduksi ketegangannya dan merasa mudah

menjalani hari-harinya di rumah sakit.

B. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah dalam

penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah hubungan antara

(5)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi citra rumah sakit pasien.

2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien rawat inap

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra rumah sakit dengan

tingkat kecemasan pasien rawat inap.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut

1. Secara Teoritis

a. Menambah pengetahuan mengenai ilmu kedokteran terutama ilmu

kedokteran jiwa.

b. Menambah pengetahuan mengenai sistem manajemen rumah sakit.

2. Secara Praktis

a. Bagi manajer rumah sakit : sebagai masukan bagi manajer dalam

menentukan kebijakan rumah sakit.

b. Bagi tenaga medis : diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk

tenaga medis dalam memberikan pelayanan pada pasien terutama

pasien rawat inap.

c. Bagi keluarga pasien : penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga

pasien sebagai masukan dalam memberikan dukungan moral pada

Referensi

Dokumen terkait

Jika keluarga Tomi sampai di rumah nenek pukul 12.15, dan berangkat pada pukul 10.45.. Berapa lama perjalanan

Memberikan gambaran pemahaman , konsepsi pembuatan dan penerapan anggaran biaya fleksibel, pembuatan anggaran barang modal, proses perencanaan dan pengendalian uang masuk dan keluar

Nilai varian menunjukkan penyimpangan atau risiko yang dihadapi petani tembakau.. jaminan harga dan pasar dari perusahaan mitra. Selain itu petani berhak melakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita mampu meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Jatirejo Ngargoyoso Karanganyar

Tidak ada pertanyaan dari penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pemeliharaan Ranmor Roda 4 dan 6 Polres Badung Tahun Anggaran 2016

Baik akseptor yang mengalami ekspulsi maupun Bidan praktik Mandiri. diihat dari wilayah kerja Puskesmas Kota

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan, petunjuk dan ijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”

Sekaligus beliau selaku dosen pembimbing Tugas Akhir penulis yang sudah meluangkan waktunya untuk senantiasa membantu dan membimbing penelitian laporan dari awal penelitian