36
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Genuk Suran kelas III, dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu kelas IIIA dan kelas IIIB, kelas IIIA sebagai kelas kontrol dan IIIB sebagai kelas eksperimen. Masing-masing dilakukan 3 kali pertemuan. Dapat dilihat pada tabel 7 dan 8
Tabel 7
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Eksperimen
di SD Negeri 2 Genuk Suran
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1
2
3
Senin, 16 Maret 2015
Jum’at, 28 Maret 2015
Senin, 30 Maret 2015
- Perkenalan dengan kelas III (kelas eksperimen).
- Mengerjakan soal Pretest
- Kegiatan Pembelajaran tentang penerapan konsep energi gerak.
- Melakukan percobaan membuat kincir angin sederhan untuk menerapkan konsep energi gerak.
- Melanjutkan pembelajaran sebelumnya memaparkan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
Tabel 8
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Konvensional di SD Negeri 2 Genuk Suran
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 16 Maret 2015 Perkenalan dengan kelas IIIA (kelas Kontrol
Mengerjakan soal Pretest
2. Kamis, 27 Maret 2015 Kegiatan Pembelajaran 1 mengenai penerapan konsep energi gerak
3. Senin, 30 Maret 2015 Melanjutkan materi penerapan konsep energi gerak dan mengerjakan soal posttest.
Sebelum pelaksanaan penelitian di kelas kontrol dan kelas eksperimen telah dilakukan uji kesamaan varian yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelas sama atau homogen. Artinya sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada kelas eksperimen dan konvensioanal pada kelas kontrol, kedua kelas tersebut mempunyai kondisi kemampuan awal yang seimbang atau sama.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, masing-masing guru di kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempelajari langkah-langkah pembelajaran yang akan di lakukan dalam kedua kelas tersebut. Sebelum mulai pembelajaran guru harus memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
4.2.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
1. Kegiatan Pembelajaran 1
Kegiatan pembelajaran 1 dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 28 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam 07.00 sampai 08.30. Kegiatan Pembelajaran 1 terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup.
Pertama, kegiatan awal dimulai dengan mengkondisiskan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengaitkan pengalaman siswa dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga nantinya tujuan pembelajaran akan tercapai. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok satu kelompok terdiri dari 4 siswa, pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung nomor urut 1 berkumpul dengan nomor urut satu begitu juga dengan nomor-nomor urut yang lainnya.
Berdasarkan pemaparan diatas langkah metode eksperimen didapatkan sebuah hasil yaitu dalam 1) Percobaan awal, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan bahkan bermain dengan teman sekolompoknya, yang mengakibatkan suasana kelas kurang tenang; 2) Pengamatan, Setelah melakukan pengamatan ada siswa yang tidak melakukan pengamatan dan hanya melihat catatan hasil temannya ketika pengamatan telah usai; 3) Hipotesis awal, Dalam merumuskan hasil percobaan siswa diajak untuk mengeluarkan pendapatnya dari percobaan yang dilakukan, namun hanya sedikit siswa yang berani mengeluarkan ide-ide dari hasil percobaan yang dilakukan, siswa masih merasa malu dan tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya; 4) Verifikasi, dalam membuktikan kebenaran dan membuat kesimpulan hambatannya adalah siswa kurang memahami dalam membut kesimpulan, jadi guru harus mengulangi tahap-pertahap dari percobaan yang dilakukan dengan itu siswa akan mulai sedikit demi sedikit bisa membuat kesimpulan dari hasil percobaan; 5) Aplikasi konsep, dalam mengaplikasi konsep siswa belum mampu untuk mengaplikasikan konsep percobaan dalam kehidupan sehari-hari; 6) eveluasi, dalam kegiatan evaluasi ini siswa mengutarakan secara lisan dari hasil percobaan yang telah dilakukan, ketika siswa menyampaikan hasil percobaan secara lisan didepan kelas siswa ada beberapa siswa yang belum percaya diri dalam menyampaikan hasilnya, ada yang hanya membaca saja dan menutup wajahnya dengan kertas hasil pengamatan.
2. Kegiatan Pembelajaran 2
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksaanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dilaksanakan dalam 2 kegiatan pembelajaran. Materi yang diajarkan mengenai Penerapan Konsep Energi Gerak.
1) Kegiatan pembelajaran 1
Pada kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Jum’at 28 Maret 2015 dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam 09.00 sampai dengan 10.30. Kegiatan pembelajaran 1 terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengkondisikan kelas siap mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan jelas.
Pada kegiatan inti, ketika guru menyampaikan materi tentang penerapan konsep energi gerak, terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan maka dari itu guru memberikan tanya jawab kepada siswa agar kembali memperhatikan penjelasan guru. Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang dibahas dan melaksanakan tindak lanjut. .
2) Kegiatan pembelajaran 2
4..3 Distribusi Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
4.3.1 Distribusi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol, ditemukan bahwa hasil pretest kelompol kontrol dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 75. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh 60,95. Untuk mengetahui jumlah perolehan nilai terbanyak, maka dibuat rincian pada tabel berikut bedasarkan interval:
Range/jangkauan = skor maksimal – skor minimal = 75 – 40
= 35
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log 21 = 1 + 4,4
= 5,4 (dibulatkan menjadi 5)
Interval =
=
= 7
Tabel 9
Distribusi Prestasi Belajar Pretest Kelompok Kontrol
No Interval Frekuensi Prosentase
1. 40 – 46 2 9.52
2. 47 – 53 2 9.52
3. 54 – 60 7 33.33
4. 61 – 67 3 14.29
5. 68 – 74 5 23.82
6. 75 – 81 2 9.52
Berdasarkan Tabel distribusi prestasi belajar pretest di atas, dapat dilihat bahwa interval pada kelas kontrol berada pada nilai 54-60 sebanyak 7 siswa. Dengan perolehan prosentase sebesar 38,09%, jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pretest pada kelas kontrol berada pada kategori rendah.
4.3.2 Distribusi Prestasi Belajar Posttest Kelompok Kontrol
Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah) pada kelas kontrol mendapatkan nilai tertinggi yaitu 100 dengan rata-rata 75,23. Untuk mengetahui siswa yang memperoleh nilai terbanyak setelah diberi pembelajaran konvensional bedasarkan pada nilai posttest. Persamaan untuk menentukan kategori dan interval, tetap menggunakan persamaan seperti menghitung prestasi belajar pretest di atas. Untuk melihat distribusi perolehan hasil posttest ini dapat dilihat berikut ini:
Range/jangkauan = skor maksimal – skor minimal = 100 – 50
= 50
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 4,4
= 5,4 (dibulatkan menjadi 5)
Interval =
=
Tabel 10
Distribusi Prestasi Belajar Posttest Kelompok Kontrol
No Interval Frekuensi Prosentase
1. 50 – 59 2 9.52
2. 60 – 69 2 9.52
3. 70 – 79 9 42.86
4. 80 – 89 5 23.82
5. 90 – 99 2 9.52
6. 100 – 109 1 4.76
Total 21 100
Berdasarkan pada Tabel 10 interval yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai terbanyak 70 - 79 sebanyak 9 siswa, dengan prosentase sebesar 42,86%. Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional, perolehan nilai siswa berada pada kategori sedang.
4.3.4 Distribusi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen
Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai pretest terendah yaitu 45 dan nilai tertinggi yaitu 85. Dari 21 siswa. Kemudian dihitung rata-rata kelas maka didapatkan rata-rata kelas yaitu 67,38. Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus seperti berikut ini:
Range/jangkauan = skor maksimal – skor minimal = 85 – 45
= 40
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 21 = 1 + 4.4
Interval =
=
= 8
Tabel 11
Distribusi Prestasi Belajar Pretest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Tabel distribusi prestasi belajar pretest di atas, dapat dilihat bahwa siswa pada kelas eksperimen berada pada interval 61-68 sebanyak 6 siswa. Dengan prosentase sebesar 28,57%, dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pretest pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang.
4.3.4 Distribusi Posttest Kelompok Eksperimen
Hasil posttest adalah hasil yang didapatkan siswa setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Setelah diuji ditemukkan bahwa perolehan nilai terendah yaitu 60 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata kelas dari hasil posttest ini yaitu 85,47. Persamaan untuk menentukan kategori dan interval, tetap menggunakan persamaan seperti menghitung prestasi belajar posttest di atas. Untuk melihat distribusi perolehan hasil posttest ini dapat dilihat berikut ini:
No Interval Frekuensi Prosentase
1. 45 – 52 2 9.52
2. 53 – 60 5 23.82
3. 61- 68 6 28.57
4. 69 – 76 3 14.28
5. 77 – 84 3 14.28
6. 85 – 92 2 9.52
Range/jangkauan = skor maksimal – skor minimal = 100 – 60
= 40
Banyak kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 21 = 1 + 4,4
= 5,4 (dibulatkan menjadi 5)
Interval =
=
= 8
Tabel 12
Distribusi Prestasi Belajar Posttest Kelompok Eksperimen
No Interval Frekuensi Prosentase
1. 60 – 67 1 4.76
2. 68 – 75 4 19.04
3. 76 – 83 3 14.29
4. 84 – 91 6 28.58
5. 92 – 99 3 14.29
6. 100 – 107 4 19.04
Total 21 100
4.4 Perbedaan Rata-rata Perolehan Nilai Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Perbedaan rata-rata perolehan nilai sebelum dan setelah diberi perlakuan dimaksudkan untuk melihat sajauh mana metode pembelajaran yang diterapkan bisa dikatakan efektif untuk pembelajaran. Adapun rata-rata perolehan nilai pretest dan posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 13
Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest dari Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Kelas Pretest Posttest Perubahan hasil
Eksperimen 67,38 85,47 18,09
Kontrol 61,67 75,23 13.56
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa terjadi perubahan prestasi belajar baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Meskipun demikian, jika diamati terlihat bahwa kelompok eksperimen lebih besar perubahannya dibanding kelompok kontrol. Terjadi perubahan dan peningkatan sebanyak 18,09 setelah diberi perlakuan menggunakan metode eksperimen. Selain itu, berdasarkan distribusi interval, prestasi belajar siswa pada kelompok eksperimen dikatakan dalam katergori tinggi, sedangkan pada kelompok kontrol masuk dalam kategori sedang. Ini berarti setelah diberi perlakuan dengan menerapkan metode eksperimen terjadi peningkatan prestasi belajar. Dengan kata lain, penggunaan metode eksperimen efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran.
4.5 Uji Asumsi
4.5.1 Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest dan Posttest
Tabel 14
Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Nilai F Tingkat Kesukaran
0 – 0,25 Soal Ketegori Sukar 0,26 – 0,75 Soal Ketegori Sedang 0,76 – 1,00 Soal Ketegori Mudah
4.5.1.1Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest
Pada hasil data uji validitas yang telah dilakukan , selanjutnya dilakukan tingkat pengujian kesukaran soal. Dari 20 soal yang dikatakan valid , ada 13 butir soal berada pada kategori soal sedang dan 7 butir soal berada pada kategori soal mudah. Rinciannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 15
Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest
NO Nilai F Kategori
1. 0.67 Sedang
2. 0.57 Sedang
3. 0.57 Sedang
4. 0.76 Mudah
5. 0.71 Sedang
6. 0.62 Sedang
7. 0.94 Mudah
8. 0.71 Sedang
9. 0.67 Sedang
10. 0.67 Sedang
11. 0.76 Mudah
12. 0.76 Mudah
4.5.1.2 Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest
Uji tingkat kesukaran diambil dari data yang telah diuji validitas. Dari 20 soal yang dikatakan valid , ada 15 butir soal berada pada kategori soal sedang dan 5 butir soal berada pada kategori soal mudah. Rinciannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 16
Tingkat Kesukaran Butir Soal Posttest
14. 0.81 Mudah
15. 0.71 Sedang
16. 0.62 Sedang
17. 0.71 Sedang
18. 0.81 Mudah
19. 0.62 Sedang
20. 0.62 Sedang
NO Nilai F Kategori
1. 0.52 Sedang
2. 0.28 Sedang
3. 0.62 Sedang
4. 0.85 Mudah
5. 0.57 Sedang
6. 0.76 Mudah
7. 0.71 Sedang
8. 0.71 Sedang
9. 0.85 Mudah
10. 0.71 Sedang
4.6 Uji Normalitas
4.6.1 Uji Normalitas Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari hasil pre-test siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kriteria suatu data dikatakan normal jika signifikan >0,05. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov menggunakan program SPSS for windows version 20. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan bedasarkan hasil pre-test terhadap kelas kontrol dan eksperimen.
12. 0.62 Sedang
13. 0.71 Sedang
14. 0.85 Mudah
15. 0.52 Sedang
16. 0.47 Sedang
17. 0.67 Sedang
18. 0.71 Sedang
19. 0.71 Sedang
Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Most Extreme Differences Positive ,105
Negative -,243 Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai awal kelas kontrol memiliki distribusi normal
Tabel 18
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Most Extreme Differences Positive ,206
Negative -,152
Kolmogorov-Smimov Z ,945
Asymp. Sig. (2-tailed) ,333
Hasil uji normalitas pret-test pada kelas eksperimen di atas, dapat dilihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai sebesar 0,333>0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretets pada kelas eksperimen memiliki distribusi normal.
4.6.2 Uji Normalitas Data Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji post-test pada penelitian ini adalah dilakukannya uji homogenitas data post-test baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksprimen. Uji normalitas menggunakan SPSS 20 for window
Tabel 19
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest Kontrol
N 21
Mean 75,24
Normal Parametersa.b
Std. Deviantion 12,397
Absolute ,159
Most Extreme Differences Positive ,127
Negative -,159
Kolmogorov-Smimov Z ,729
Asymp. Sig. (2-tailed) ,663
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 20
Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest Eksperimen
N 21
Mean 85,48
Normal Parametersa.b
Std. Deviantion 11,281
Absolute ,134
Most Extreme Differences Positive ,109
Negative -,134
Kolmogorov-Smimov Z ,614
Asymp. Sig. (2-tailed) ,845
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas nilai posttest pada kelas eksperimen. Dapat dilihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai sebesar 0,845 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai posttest pada eksperimen memiliki distribusi normal.
4.7 Uji Homogenitas
4.7.1 Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Tabel 21
Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,391 1 40 ,536
Berdasarkan Tabel 21 perhitungan homogenitas diatas diperoleh Levene Statistic sebesar 0,391 dengan nilai signifikannya sebesar 0,536 > 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest pada kelas kontrol dan eksperimen bersifat homogen atau variansi data nilai awal kelas kontrol sama dengan variansi data nilai awal kelas eksperimen.
4.7.2 Hasil Uji Homogenitas Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pada penelitian ini adalah dilakukannya uji homogenitas data post-test baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 20 for window.
Tabel 22
Hasil Uji Homogenitas Post-test Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,012 1 40 ,914
Berdasarkan Tabel 22 perhitungan homogenitas diatas diperoleh Levene Statistic sebesar 0,012 dengan nilai signifikannya sebesar 0,914 > 0,05. Sehingga
bersifat homogen atau variansi data nilai awal kelas kontrol sama dengan variansi data nilai awal kelas eksperimen.
Tabel 23
Statistik Diskriptif Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Statistics
Nilai Postest Kelas Kontrol Nilai Postest Kelas Eksperimen
Valid 21 21
N
Missing 0 0
Mean 75,2381 85,4762
Std. Error of
Mean 2,70529 2,46173
Median 75,0000 85,0000
Mode 75,00 75,00a
Std. Deviatoin 12,39720 11,28104
Variance 153,690 127,262
Range 50,00 40,00
Minimum 50,00 60,00
Maximum 100,00 100,00
Tabel 24
Independent Sampel Test Dari Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test dengan signifikasi 0, 008<0,05 pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
4.7.3 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan mengambil nilai posttest siswa dari kelas kontrol dengan pembelajaran konvansional dan kelas eksperimen dalam pembelajaran diberikan perlakuan dengan metode eksperimen. Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan uji t.
Hipotesis (terdapat pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun Pelajaran 2014/2015).
Hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun Pelajaran 2014/2015.
Ha : terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun Pelajaran 2014/2015.
Keputusan:
Berdasarkan Tabel 24 diperoleh signifikasi sebesar 0,008<0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dalam penggunaan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini tampak dari nilai kelas kontrol sebesar 61,67 dan nilai kelas eksperimen sebesar 67,38.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Prestasi belajar siswa bisa meningkat karena adanya metode eksperimen dalam pembelajaran, yaitu melakukan percobaan awal, pengamatan, hipotesis awal, verifikasi, aplikasi konsep, evaluasi
1. Pada tahap percobaan awal, siswa melakukan kegiatan membuat kincir angin sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam lembar pengamatan. Dengan melakukan percobaan siswa dapat merubah pemikikarnya, yang semula siswa berfikir abstrak (bayangan), setelah siswa melakukan percobaan siswa dapat berfikir secara kongkrit atau nyata.
kincir angin,selain itu percobaan juga membuat siswa akan lebih mudah dalam memahami percobaan yang telah dilakukan.
3. Hipotesis awal, siswa membuat dugaan sementara dari percobaan yang telah dilakukan. Dengan hipotesis awal siswa dapat memiliki pemikiran yang lebih aktif dalam membuat hipotesis/ dugaan sementara.
4. Verifikasi, dengan informasi yang didapat siswa dapat merangkum dan mendiskusikan dengan teman satu kelompok. Dengan diskusi kelompok siswa dapat memperoleh masukan-masukan dari setiap anggota kelompok, sehingga siswa dapat membuat kesimpulan dengan baik.
5. Aplikasi, siswa dapat mengaplikasikan konsep pembuatan kincir angin dalam kehidupan sehari –hari. Siswa dapat menerapkan konsep pembuatan kincir angin dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar seperti kayu, kertas dll.
6. Evaluasi, setelah siswa mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupannya di sini siswa sudah memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan dan memberikan contoh kepada teman yang lain.
Meningkatnya prestasi belajar IPA siswa kelas III pada materi penerapan konsep energi gerak, disebabkan karena siswa diajak mengalami langsung melalui metode pembelajaran eksperimen, sehingga penemuan-penemuan yang terjadi selama proses pembelajaran. Dengan melakukan pengamatan secara langsung, siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran diberi kesempatan menganalisis sendiri dari apa yang dialami dari proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen, dengan demikian siswa dapat menemukan ide-ide baru. Hasilnya dengan penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, siswa menjawab dengan baik ketika diuji dengan soal-soal yang telah disediakan. Dengan demikian berimplikasi pada prestasi belajar IPA menjadi meningkat.
kurang berpartisipasi aktif dalam bertanya, hanya satu dua anak yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Pembelajaran di kelas IIIB dengan metode eksperimen dapat menumbuhkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. selain itu, dengan metode eksperimen dapat membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam pembelajaan serta membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan sendiri dan menambah kepercayaan pada diri siswa sehingga memperoleh hasil yang baik.