Disusun oleh:
Kelompok I
Kelas B
Bella Galuh P.
3113041052
Doni M.F.B
3113041053
Renza Tri S.
3113041054
Rama Dwi P.
3113041055
Fathurrahman Arrafi
3113041056
Amir Al-Faroqi
3113041057
Revinda Niola D.H
3113041058
Shelvy Elvina. S
3113041059
PROGRAM DIV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Praktikum ... 5
1.3.1 Praktikum Busur Lapangan ini bertujuan agar: ... 5
1.3.2 Praktikum Diagonal Eyepiece ini bertujuan agar: ... 5
1.4 Manfaat Praktikum ... 5
1.4.1 Manfaat yang kita dapatkan dari Praktikum Busur Lapangan adalah: ... 5
1.4.2 Manfaat yang kita dapatkan dari Praktikum Diagonal Eyepieye adalah: ... 5
1.5 Batasan Masalah ... 6
1.6 Lokasi Praktikum ... 6
BAB II ... 7
Busur Lapangan ... 7
Pemasangan patok : ... 9
Definisi... ... 9
BAB III ... 12
Peralatan yang Diperlukan ... 12
Gambar.Statif ... 12
Langkah Kerja ... 15
BAB IV ... 16
Data Dan Analisa Data Praktikum Busur Lapangan Metode Selisih Absis Sama Panjang ... 16
Perhitungan : ... 16
Tabel 1. Perhitungan Titik-titik koordinat ... Error! Bookmark not defined. Langkah Kerja Praktikum Eye Piece ... 21
DATA DAN ANALISA DATA PRAKTIKUM DIAGONAL EYEPIECE ... 22
4.2.1 Datadan Analisa Data Praktikum Diagonal Eyepiece: ... 22
BAB V ... 26
Kesimpulan ... 26
Praktikum Busur Lapangan ... 26
Praktikum Diagonal Eyepiece ... 26
Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
LAMPIRAN ... 29
Praktikum Busur Lapangan ... 29
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Selisih Absis Sama Panjang ... 8
Gambar 2 Alat Diagonal Eyepiece ... 10
Gambar 3 Pengukuran Tower pada Praktikum Diagonal Eyepiece ... 11
Gambar 4 Theodolite ... 12
Gambar 10 Alat Diagonal Eyepiece ... 14
Gambar 11 Payung ... 14
Gambar 12 Alat Tulis dan Buku Ukur ... 14
Gambar 13 Sketsa Denah Pengukuran ... 22
Gambar 14 Membidik T1 ... 29
Gambar 21 Tower Tampak Samping ... 30
Gambar 22 Patok ... 30
Gambar 23 Tampilan Layar Theodolit Awal Bidik ... 30
Gambar 24 Visualisasi Google Sketch-up 2 ... 30
Gambar 25 Visualisasi Google Sketch-up ... 30
Daftar Tabel Tabel 1. Perhitungan Titik-titik Koordinat ... 20
Tabel 2. Data Lapangan di Titik 1 ... 22
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat dalam perencanaan suatu bangunan dibutuhkan adanya data survey
baik dari hasil survey pemetaan maupun uitzet bangunan guna mengetahui kondisi
atau medan dari proyek yang dikerjakan. Maka perlu diadakannya pratikum
pembuatan busur lapangan dan penggunaan diagonal eyepiece guna memberikan
pemahaman serta informasi yang akurat mengenai pelaksanaan suatu proyek. Selain
itu ini juga merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki seorang ahli teknik sipil
yang pada umumnya pelaksanaan pratikum ini akan sangat bermanfaat pada saat kita
bekerja nantinya. Pembuatan busur lapangan itu sendiri lebih ditujukan agar kita
mengetahui dan memahami bagaimana awal perencanaan suatu bangunan yang
diawali dengan adanya penentuan titik –titik tertentu yang digunakan sebagai acuan
pada tahap perencanaan selanjutnya. Sedangkan penggunaan diagonal eyepiece
berfungsi sebagai acuan maupun hasil valid data survey yang akan digunakan sebagai
acuan dalam tahap pengerjaan sebuah tower (menara).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghubungkan dua arah yang berpotongan supaya perpindahan dari arah
satu kearah yang lain dapat berjalan lancar ?
2. Bagaimana cara mengolah data agar dapat melakukan koreksi pada data itu?
3. Bagaimana memahami cara pengoperasian dan pengukuran dengan menggunakan alat
theodolit dengan benar?
4. Bagaimana cara pembacaan alat ukur theodolit?
5. Bagaimana mengaplikasikan pembacaan alat agar sesuai data?
6. Bagaimana cara menggunakan alat theodolit digital dalam pengamatan vertikal?
7. Bagaimana cara mengoperasikan kombinasi antara alat theodolit dan alat diagonal
eyepiece
5
1.3Tujuan Praktikum
1.3.1 Praktikum Busur Lapangan ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa mampu menghubungkan dua arah yang berpotongan supaya perpindahan
dari arah satu kearah yang lain dapat berjalan lancar.
2. Mahasiwa mampu mengolah data dan melakukan koreksi pada data itu sendiri.
3. Mahasiswa memahami cara pengoperasian dan pengukuran dengan menggunakan alat
theodolit dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menguasai dalam pembacaan alat ukur theodolit.
5. Mahasiswa mampu mengaplikasikan pembacaan alat agar sesuai dengan data
1.3.2 Praktikum Diagonal Eyepiece ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat theodolit digital dalam pengamatan vertikal.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan kombinasi antara alat theodolit dan alat diagonal
eyepiece
3. Mahasiswa diharapkan terampil menentukan ketelitian alat yang disesuaikan dengan
kebutuhan peralatannya.
1.4 Manfaat Praktikum
1.4.1 Manfaat yang kita dapatkan dari Praktikum Busur Lapangan adalah:
1. Dapat mengetahui cara menghubungkan dua arah yang berpotongan supaya
perpindahan dari arah satu kearah yang lain dapat berjalan lancar.
2. Dapat mengolah data dan melakukan koreksi pada data itu sendiri.
3. Dapat memahami cara pengoperasian dan pengukuran dengan menggunakan alat
theodolit dengan benar.
4. Dapat menguasai dalam pembacaan alat ukur theodolit
5. Dapat mengaplikasikan pembacaan alat agar sesuai dengan data
1.4.2 Manfaat yang kita dapatkan dari Praktikum Diagonal Eyepieye adalah:
1. Dapat menggunakan alat theodolit digital dalam pengamatan vertikal.
2. Dapat mengoperasikan kombinasi antara alat theodolit dan alat diagonal eyepiece.
6
1.5 Batasan Masalah
Praktikum ini meliputi pengukuran busur lapangan,sudut, dan jarak selain itu alat diagonal
eyepiece di pasang pada theodholite yang di gunakan untuk praktikum diagonal eyepiece.
1.6 Lokasi Praktikum
1.6.1 Lokasi Praktikum Busur Lapangan
Hari, tanggal : Jumat,23 Mei 2014
Tempat : Lapangan Taman Alumni ITS SUKOLILO
1.6.2 Lokasi Praktikum Diagonal Eyepiece
Hari, tanggal : Rabu,26 Mei 2014
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Busur Lapangan
2.1.1 Definisi
Busur lingkaran digunakan untuk menghubungkan dua arah yang berpotongan
agar perpindahan dari arah satu ke arah yang lainnya dapat berjalan lancar.
Misal :
1. Jalan kereta api
2. Jalan raya
3. Saluran pengairan dan pelayaran
4. Saluran pipa, listrik, dan telepon
5. Lintasan udara
- Titik perpotongan V disebut “ Point of Intersection “ atau disingkat “ PI “ mempunyai besar sudut = dan besar sudut = 180 -
- = 2 - 1 adalah sudut perpotongan dari tangent I dan tangent II
Persamaan kedua tangent :
8 Gambar 1 Selisih Absis Sama Panjang
Cara Menghitung :
a. dihitung dari = 1 - 2
b. Hitung ∆, ∆ = 𝑏𝑠 ×180 𝜋𝑅 c. Hitung m1 dan m2
M1 = cot 1
M2 = cot 2
d. Mencari p1 dan p2, dihitung dengan cara nilai y dan x masing-masing titik
Yp = M1.Xp + P1 P1 = Yp – M1.Xp
Yq = M2.Xq + P2 P2 = Yq – M1.Xq
e. Mencari koordinat titik V Xv = − 𝑃1−𝑃2
𝑚1−𝑚2 : Yv =
𝑚1 . 𝑃1 –𝑚2 . 𝑃2 𝑚1 . 𝑚2
f. Menghitung a = R sin ∆
g. Menentukan jumlah busur (n) n = 𝑅 𝐴 h. Menghitung koordinat (X,Y) setiap titik
9
Pemasangan patok :
Patok dipasang pada titik V sebarang, kemudian pasang dititik T1 dan T2,
pasang juga pada koordinat X dan Y hitungan. Kemudian setelah semua dipatok
hubungkan patok-patok tersebut menggunakan tali rafia.
2.1.2 Metode Pengukuran
Untuk mendapatkan perhitungan busur lapangan ada beberapa cara, yaitu
sebagai berikut:
1. Koordinat Polar
2. Perpanjangan Tali busur
3. Selisih absis sama panjang
4. Selisih busur sama panjang
5. poligon
2.2 Diagonal Eyepiece 2.2.1 Definisi
Alat theodolit, mempunyai keterbatasan pengamatan, yaitu jika digunakan
untuk pengamatan yang cukup vertikal/ tegak akan mengalami kesulitan dikarenakan
lubang teropong pengamatan tidak bisa dilakukan. Padahal dalam dunia tenik sipil
juga membutuhkan pengamatan ketinggian suatu bangunan, tegak atau miringnya
bangunan tinggi
Misal : Tower
Pemancar sinyal ( BTS ) Tugu
Gedung bertingkat / pencakar langit Dll
Dengan penjelasan tersebut, maka dibutukan alat bantu agar dapat terlaksana
pengataman-pengamatan tersebut. Alat tersebut dinamakan diagonal eyepiece yang
10
Dari data hasil pengamatan, dapat diolah dengan rumus-rumus sebagai berikut:
a.) Jarak optis (D)
b.) Tinggi tiap titik:
t(n) = tg x D
= tg (Z0 – Z(n)) x D
Tinggi tiap titik (meter) = ∆H + t(n)
Keterangan:
t(n) = satuan meter
Z0 = sudut zenith, untuk mempermudah atur sudut vertikal awal pengamatan 90°
00’ 00”
Zn = sudut zenith atau bacaan hingga titik yang diamati
D = jarak optis ∆H = tinggi alat c.) Elevasi tiap titip:
V1 = D x tg (90-)
11
Keterangan :
D = jarak optis
= sudut vertikal set awal dalam pengamatan, untuk mempermudah
pengamatan atur sudut vertikal 90°00’ 00”
E(1) = elevasi pertama (dekat dengan permukaan tanah)
t. alat = tinggi alat
t. patok = tinggi patok
BT = bacaan benang tengah
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pengukuran polygon ini harus memperhatikan beberapa metode
pelaksanaan :
1. Alat yang diperlukan
2. Langkah kerja
Peralatan yang Diperlukan 1. Theodolite
2. Statif
Gambar.Statif
3. Baak Ukur
Gambar 6 Baak Ukur Gambar 5 Statif
13
4. Roll Meter
Gambar 7 Roll Meter
5. Palu
Gambar 8 Palu
6. Paku Payung
14
7. Diagonal Eyepiece
Gambar 10 Alat Diagonal Eyepiece
8. Payung
Gambar 11 Payung
9. Alat Tulis dan Buku Ukur
15
Langkah Kerja
3.2.1 Langkah Kerja Praktikum Diagonal Eyepiece 1. Menentukan tower yang akan diamati
2. Sketsa tower yang ditinjau dari sisi pengamat
3. Mendirikan alat
4. Mensentringkan alat
5. Mengukur tinggi alat dan mencatat
6. Menyeting theodolit dengan sudut zenith atau vertikal 90°00’ 00” dan sudut
horizontal 00°00’ 00”
7. Meletakkan bak ukur pada titik yang ditinjau, kemudian baca BA; BT; BB
8. Ukur dengan roll meter jarak antara alat dengan tower (ini bukan jarak optis)
9. Membidik tiap titik-titik yang ditinjau, pada tiap titik baca sudut zenith dan
horizontal yang terbentu dan catat hasilnya.
16
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
Data Dan Analisa Data Praktikum Busur Lapangan Metode Selisih Absis Sama Panjang 4.1.1 Data :
4. Menentukan koordinat titik V
17
5. Menentukan jumlah tali busur
18
19
Koordinat 9
X9 = 9 × 1,199
X9 = 10,773
Y9 = 15− 152 −10,7732
Y9 = 04,5624
Koordinat 10
X10 = 10 × 1,199
X10 = 11,99
Y10 = 15− 152 −11,992
Y10 = 5,9628
Koordinat 11
X11 = 11 × 1,199
X11 = 13,171
Y11 = 15− 152 −13,1712
Y11 = 7,8219
Koordinat 12
X12 = 12 × 1,199
X12 = 14,37
Y12 = 15− 152 −14,372
Y12 = 10,6985
20 Tabel 1. Perhitungan Titik-titik Koordinat
Titik Koordinat X Koordinat Y
1 1.199 0.0479
4.1.3 Langkah Kerja Praktikum Busur Lapangan Metode Absis Sama Panjang 1. Tentukan titik V sembarang
2. Dirikan alat di titik V, lakukan sentering
3. Ukur jarak sejauh 15 m dari titik V, lalu atur sudut 0o0’0’’ (sudut horizontal)
4. Putar searah jarum jam sebesar (180-90)o sejarak VT2 (15 m) tandai titik tersebut sebagai
T2
5. Pindahkan alat ke titik T1, arahkan ke V
6. Ukur jarak absis dengan data sebagai berikut :
7. Dirikan alat di setiap patok (X1-Xmax), kemudian sentering di atas patok. Arahkan ke titik
V, atur sudut 0o0’0’’ (siku-siku), ukur jarak ordinat dan data sebagai berikut :
Sehingga akan terbentuk petak titik detail busur pada titik 1,titik 2,titik 3, dst hingga titik
maks sebagai titik tengah.
8. Pindahkan alat ke atas T2, dirikan alat di setiap patok (Xmaks-Xakhir) atur nivo dan sentering
di atas patok, kemudian arahkan ke titik V,putar sudut searah jarum jamsebesar 270o0’0’’
(siku-siku), ukur jarak ordinat (mulai dari titik akhir) dengan data sebagai berikut :
Sehingga akan terbentuk letak titik detail busur pada titik akhir, titik 12 ,titik 11,dst
hingga titik maks. Titik maks harus berhimpit dengan pengukuran dari tanah T1
9. Hubungkan setiap titik detail tersebut dengan tali, sehingga akan terbentuk busur yang
21
Langkah Kerja Praktikum Eye Piece
1. Tentukan titik V, sentring alat theodolit arahkan ke T2 atur sudut 0o0’0’’ (sudut
horizontal)
2. Ukur jarak V T2= R tg ½ ϕ ;VT2 = 25 × tg ½ 104,7458o = 32,431 m T2
3. Putar searah jarum jam sudut sebesar (180o - ϕ) = (180o - 104,7458o)
= 75,2542o=75o15’15,12”
4. Ukur jarak V T1= R tg ½ ϕ;VT1 = 25 × tg ½ 104,7458o = 32,431 m T1
5. Ada 3 titik utama yaitu V, T1, T2
6. Theodolit di titik T1 , sentering, atahkan ke V ukur sudut 0o0’0’’ (sudut horizontal)
7. Putar searah jarum jam sebesar ½ ∆ϕ = 2,065o ukur sebesar tb1=1,802 m. Dapat titik
detail 1
8. Putar searah jarum jam sebesar ∆ϕ = 4,13oukur sebesar tb2=3,601 m. Dapat titik
detail 2
Dengan cara yang sama , lakukan sampai sesuai dengan jumlah tali busur yang telah
22
DATA DAN ANALISA DATA PRAKTIKUM DIAGONAL EYEPIECE 4.2.1 Datadan Analisa Data Praktikum Diagonal Eyepiece:
1. Sketsa denah pengukuran 10 m
Titik 1 𝛼 Tower
10 m
𝛽 Titik 2
Gambar 13 Sketsa Denah Pengukuran
2. Titik 1
Tabel 2. Data Lapangan di Titik 1
Tinggi
Alat Titik
Sudut Horisontal (α) Zenith Bacaan Baak D ukur
3. Perhitungan Titik 1
23
Mencari t
1. t1 = D tg h1
t1 = 10 tg 18,7153° = 3,387
2. t2 = D tg h2
t2 = 10 tg 36,093 = 7,29
3. t3 = D tg h3
t3 = 10 tg 59,9875° = 17,31178
4. t4 = D tg h4
t4 = 10 tg 74,3362° = 35,6626
Mencari Elevasi
EL0 = 5 m
El ujung= 5 + 1,5 – 1,56 = 4,94 m
EL1 = 5 + 1,5 = 6,5 m
EL2 = 6,5 + 3,38 = 9,88 m
EL3 = 6,5 + 7,29 = 13,79 m
EL4 = 6,5 + 17,31 = 23,81 m
24
4. Titik 2
Tabel 3. Data Lapangan di Titik 2
Tinggi
Alat Titik
Sudut Horisontal (α) Zenith Bacaan Baak D ukur
5. Perhitungan Titik 2 Mencari Sudut Heling
25
Mencari Elevasi
EL0 = 5 m
ELujung = 5 + 1,35 – 1,485 = 4,865 m
EL1 = 5 + 1,35 = 6,35 m
EL2 = 6,35 + 3,365= 9,715 m
EL3 = 6,35 + 7,41= 13,76 m
EL4 = 6,35 + 16,656 = 23,006 m
26
BAB V PENUTUP Kesimpulan
Praktikum Busur Lapangan
Berdasarkan data yang sudah diketahui sebelumnya (φ1,φ2,R,bs) maka dalam
pembuatan busur lapangan dengan cara koordinat polar harus mencari terlebih dahulu
jumlah tali busur yang akan dibuatdan panjang tiap tali busur ( tb1, tb2, tb3, dan
seterusnya) serta sudutnya (Δφ) setelah itu didapatkan busur lapangan
Praktikum Diagonal Eyepiece
Saat pratikum diagonal eyepiece, elevasi dasar dianggap +5,00. Dengan
melihat hasil elevasi yang dibidik dari dua titik, tower ini miring ke kiri. Perbedaan
elevasi pada dua sisi tower dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Elevasi Pada Titik 1 Elevasi Pada Titik 2 Perbedaan Elevasi
EL0 +5 +5 0
ELujung +4,94 +4,865 0,075
EL1 +6,5 +6,35 0,15
EL2 +9,88 +9,715 0,165
EL3 +13,79 +13,76 0,03
EL4 +23,81 +23,006 0,804
27
Saran
1. Mengupayakan ketelitian dalam pembacaan alat dan pemegangan baak ukur yang
tidak boleh miring
2. Mengusahakan pemilihan lokasi, waktu pelaksanaan, dan keadaan cuaca yang cerah.
3. Pemilihan lokasi patok dengan tanah yang mendukung.
+5,00
+4,865 +9,715
+4,94 +13,76
+9,88 +42,064
+23,006
+42,162
+13,79 +23,81
28
DAFTAR PUSTAKA
http://engineersblogs.blogspot.com/2008/07/
29
LAMPIRAN
Praktikum Busur Lapangan
Gambar 14 Membidik T1 Gambar 15 Mengukur Jarak V ke T2
Gambar 16 Patok Gambar 17 Detail Tali Busur
30
Praktikum Diagonal Eyepiece
Gambar 20 Membidik Baak
Ukur Gambar 21 Tower Tampak
Samping
Gambar 23 Tampilan Layar
Theodolit Awal Bidik Gambar 22 Patok
Gambar 25 Visualisasi Google Sketch-up