• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI - KREATIVITAS GURU PAI DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DI SMPN 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI - KREATIVITAS GURU PAI DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DI SMPN 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

11

KAJIAN TEORI

A. DESKRIPSI TEORI

1. Tinjauan tentang Guru Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan sosok yang menjadi panutan dalam setiap

tingkah laku, ucapan, perkataan. Selain itu guru menjadi figur dalam

menjalani setiap kehidupan. Menurut pendapat Hamka dalam

tulisannya, memaparkan sebagai berikut:

Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya diindahkan atau dipercayai. Sedangkan ditiru artinya dicontoh atau diikuti. Ditilik dan ditelusuri dari bahasa aslinya,

Sansekerta, kata guru adalah gabungan dari kata “gu” dan “ru”.

“Gu” artinya kegelapan, kemudahan dan kekelaman. Sedangkan “ru” artinya melepaskan, menyingkirkan, atau

membebaskan.1

Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa guru adalah

manusia yang berjuang terus menerus, untuk melepaskan manusia dari

kegelapan dengan menjadikan dirinya teladan atau figur yang baik bagi

anak didiknya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional, menegaskan bahwa:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan

1

Hamka abdul Aziz, Karakter Guru Profesional, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2012), hal.

(2)

dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.2

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan

identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu

guru, guru harus memiliki standart kualitas pribadi tertentu yang

mencangkup tanggung jawab wibawa, mandiri, dan disiplin.3

Dalam bahasa arab Guru dikenal dengan al-mu’alim atau

al-ustadz, yang bertugas memberikan ilmu dalam majlis taklim. Artinya

guru adalah seseorang yang memberikan ilmu. 4

Pengertian guru dalam perspektif islam yang ditulis oleh

Marmo dan Idris dalam bukunya mengatakan bahwa,

Guru memiliki beberapa istilah, seperti Ustad, muallim, muaddib dan murabbi. Istilah muallim lebih menekankan guru sebagai pengajar dan

penyampai pengetahuan (knowledge) dan ilmu (sciene), istilah

muaddib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan keteladanan, sedangkan istilah murabbi lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Sedangkan istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas dan netral adalah ustad yang

dalam bahasa Indonesia berarti guru.5

Dari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa guru dalam

islam tidak hanya sebagai penyampai materi pelajaran, tetapi juga

sebagai sumber spiritual, dan pembimbing yang biasa menjadi contoh

baik untuk perkembangan rohani dan jasmani, sehingga mampu

melahirkan anak yang berkualitas dan berakhlak mulia.

2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Penjelasannya, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hal.29

3

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.

37

4

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), hal. 57

5

Marno dan M. Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

(3)

Dalam pendidikan agama Islam guru sangat di hormati. Guru diposisikan sebagai orang „alim, wara‟, shalih, dan sebagai uswah.

Pada umumnya pendidikan agama identik dengan pendidikan

Islam. Secara sederhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai

suatu proses pengembangan potensi kreativitas peserta didik, bertujuan

untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi

pekerti yang luhur, mandiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya,

bangsa dan negara serta agama.6

Pendidikan Islam bersumber pada nilai-nilai agama Islam

disamping menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai

nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur‟an dan

al-Hadits. Dan yang menjadi sasaran dari pendidikan islam adalah

mengintegrasikan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dalam

pribadi manusia di akhirat, hal ini sesuai dalam UU RI No. 20 tahun

2003, pada ketentuan umum disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara.7

Dari pengertian tersebut tampak bahwa output pendidikan

adalah terbentuknya kecerdasan dan ketrampilan seseorang yang dapat

berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya masa

6

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hal. 3

7

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

(4)

depan bangsa dan negara ditentukan sejauh mana pendidikan bangsa

Indonesia dan seberapa kecerdasan maupun ketrampilan yang

dimilikinya untuk dapat membangun negaranya agar maju dan

berkembang.

Sedangkan agama dalam bahasa arab dikenal dengan Addin

artinya kepatuhan, kekuasaan, atau kecenderungan. Islam berasal dari

salima artinya selamat sejahtera dan aslama artinya patuh dan taat.

Agama Islam dengan demikian dapat diartikan sebagai agama selamat

sentosa atau agama yang bersih dan selamat dari cacatan lahir dan

batin, agama yang aman dan damai atau agama yang berdasarkan

kepada tunduk dan taat.8

Dan ada beberapa pendapat para tokoh mengenai pengertian

pendidikan agama Islam :

Menurut Abd Rahman Saleh pendidikan agama Islam adalah

usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak

setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan

ajaran agama Islam serta menjadikan sebagai jalan kehidupan.9

Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah

suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.

Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah

8

Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2005), hal. 12

9

Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004),

(5)

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai ajaran Islam.10

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud

pendidikan agama Islam ialah upaya mendidikkan dan mengajarkan

ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadits agar

menjadi pedoman hidup seseorang. Allah SWT berfirman:

ۚ ًةَفّ َكَ او ُرِفْنَيِل َنوُنِمْؤُمْلا َن َكَ اَمَو

mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat

menjaga dirinya.”11

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam

sangat penting untuk dipelajari. Karena di dalamnya mempelajari

tentang ajaran agama Islam yang dapat dijadikan sebagai pedoman

hidup manusia demi kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru

pendidikan agama Islam adalah orang dewasa yang bertanggunjawab

untuk membina, membimbing, mengembangkan jasmani dan rohani

anak didik ke arah yang lebih baik agar menjadi anak yang bertaqwa

kepada Allah swt, berakhlak mulia serta mampu melaksanakan

10

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 130

11

(6)

tugasnya sebagai khalifah di bumi, sehingga menghasilkan output

berkualitas dalam hal dunia maupun akhirat.

2. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa.12 Dalam

pengertian lain, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

berubah ke arah yang lebih baik.13 Kata pembelajaran adalah

terjemahan dari instruction yang banyak dipakai dalam dunia

pendidikan di Amerika Serikat.14 Istilah ini juga dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah

siswa mempelajari segala sesuatu.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Mulyono,

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.15 Dan Menurut

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan.

Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

12

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013), hal. 2 13

Sunhaji, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media,2009), hal.38-39

14

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Prenada Media, 2005), hal. 78

15

(7)

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat

terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.

Dalam konteks pembelajaran, tujuan utama mengajar adalah

membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses

pembelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah

melakukan proses belajar. Dengan demikian guru tidak lagi berperan

sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang

membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar.

b. Pengertian Metode Pembelajaran

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta dan hodos.

Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dalam bahasa

Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti

langkah-langkah yang diambil seseorang pendidik guna membantu

peserta didik merealisaikan tujuan tertentu.16

Menurut Wina Sanjaya yang dikutip oleh Mulyono Metode adalah “a way in achieving something”.17

Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir

baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Berdasarkan definisi di atas,

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan

atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

16

Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar- Ruzz

Media, 2012), hal. 185

17

(8)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh

oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai. Metode pembelajaran bermacam-

macam jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai

kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu

macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa

metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses

belajar mengajar.

Menurut Nana Sudjana, terdapat bermacam-macam metode

dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode tanya jawab,

metode diskusi, metode resitasi, metode kerja kelompok, metode

demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama (role-playing),

metode problem solving, metode sistem regu (team teaching), metode

latihan (drill), metode karyawisata (field-trip), metode survai

masyarakat, dan metode simulasi.18

18

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

(9)

c. Macam-macam Metode Pembelajaran

1) Metode Ceramah

a) Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode mengajar yang paling

tua umurnya dan paling banyak digunakan di sekolah-sekolah

dan dapat dipandang sebagai cara yang paling mengena bagi

usaha untuk penyampaian informasi.19

Metode ceramah ialah suatu metode didalam

pendidikan dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian

materi kepada anak didik secara lisan.20 Metode ceramah

merupakan metode yang paling umum digunakan dalam

pembelajaran. Yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah

mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu

menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal

yang baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan.21

Metode pembelajaran akan berkaitan erat dengan tujuan yang

akan dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu

pengetahuan dengan tujuan agar peserta didiknya

mendapatkan suatu pengetahuan yang bersifat kognitif.

Pada metode ini , guru menyajikan bahan melalui

penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik. Akhiri

19

Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT Bina Ilmu, 2004),

hal. 110-111

20

Zuhairini. Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,

1981), hal. 83

21

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),

(10)

ceramah dengan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.22

Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk: 23

a. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui

produk ceramah

b. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan

permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran

c. Merangsang peserta didik untu belajar mandiri

d. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan

penjelasan secara gamblang

e. Sebagai langkah awal untuk metode lain dalam upaya

menjelaskan prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

1. Kelebihan metode ceramah:

a. Suasana kelas berjalan dengan tenang, karena murid

melakukan aktivitas yang sama sehingga guru dapat

mengawasi siswanya secara komprehensif.

b. Praktis dari sigi persiapan dan media yang

digunakan.

c. Efisien dari segi waktu yang biaya, karena tidak

membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang

22

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

hal. 114

23

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

(11)

lama. Dengan waktu yang singkat siswa dapat

menerima pelajaran secara bersamaan.

d. Mendorong guru untuk menguasai materi

e. Lebih mudah mengontrol kelas.

f. Organisasi kelas lebih sederhana.

g. Melatih siswa untuk menggunakan indera

pendengarannya dengan baik, sehingga mereka dapat

menerima dan menyimpulkan isi ceramah dengan

baik dan tepat.

h. Apabila penceramah berhasil baik, maka akan dapat

menimbulkan semangat dan kreasi yang

konstruktif.24

2. Kelemahan metode ceramah:

a. Guru sukar untuk mengetahui pemahan siswa tentang

pelajaran yang diberikan.

b. Kadang-kadang guru sangat mengejar

disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya.

c. Pendengar cencerung pasif.25

d. Metode ini mengandalkan indera pendengaran.

e. Mudah terganggu terhadap kebisingan.

f. Faktor otak yang cepat melupakan informasi yang

didapat.

24

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hal. 139

25

Zuhairini. Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional,

(12)

2) Metode Diskusi

a) Pengertian Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu proses pertemuan dua atau lebih

individu yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan

bersama. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran,

dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa

berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problem

untuk dibahas dan dipecahkan bersama.26Menurut Diknas

Metode diskusi adalah metode yang menghadapkan peserta

didik pada suatu masalah.27

Jadi metode diskusi adalah suatu metode

pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik dengan

memberikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran

dan peserta didik saling berinteraksi antar anggota kelompok

untuk menyelesaikan masalah tersebut, lalu mempresentasikan

hasilnya.

Metode diskusi ada dua jenis yaitu diskusi kelompok

atau diskusi kelas (satu masalah diselesaikan oleh seluruh

siswa di kelas itu), dan diskusi kelompok kecil terdiri dari 3-7

peserta didik ( guru memberikan masalah dengan beberapa

submasalah, lalu tiap kelompok menyelesaikan submasalah

tersebut).

26

Dzamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 87

27

Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta:

(13)

b) Kelebihan dan Kelemahan

Dalam metode diskusi ada kelebihan dan kelemahan,

a. Kelebihannya:

1) Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif baik

sebagai partisipan, penanya, penyanggah, maupun

sebagai ketua.

2) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, dan

gagasan dalam menyelesaikan masalah.

3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis .

4) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan

menerima pendapat orang lain dan tidak memaksakan

kehendak sendiri.

5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik

drai pada keutusan sendiri.

b. Kelemahan:

1) Sulit menentukan topic maslah yang sesuai dengan

tingkat berpikir peserta didik dan yang memiliki

referensi dengan lingkungan.

2) Diskusi umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar

membaca.

3) Siswa pasif cenderung melepas tanggungjawab.

4) Banyak waktu yang terbuang, tapi hasil tidak sesuai

tujuan.

(14)

c) Jenis- jenis Diskusi

Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang

Guru harus mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis

diskusi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat menyesuaikan

jenis diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut

formalitas dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi

digolongkan menjadi:28

a. Diskusi Formal

Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga emerintahan

atau semi pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu

adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur

secara formal, contoh: sidang DPR 9.

Dan aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan

rapi. Jumlah peserta umumnya lebih banyak bahkan dapat

melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi spontan dari

peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang akan

berbicara harus dengan izin moderator untuk menjamin

ketertiban diskusi.

b. Diskusi Informal

Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada

diskusidiskusi lainnya, karena sifatnya yang tidak resmi.

Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan dalam

belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok- kelompok

28

(15)

belajar dimana satu sama lain bersifat “Face to face

relationship”.

c. Diskusi Panel

Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu:

peserta aktif dan non-aktif. Peserta aktif langsung

melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif

hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini

terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki wakil-wakil

yang ditugasi berbicara atas nama kelompoknya.

d. Diskusi dalam bentuk Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas

suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang

keahlian. Beberapa orang membahas berbagai aspek dari

suatu subjek tertentu dan membacanya didepan peserta

lainnya secara singkat sekitar 5-20 menit. Lalu peserta lain

ada yang menyanggah, dan bertanya. Dan diakhir

simposium pembaca menyimpulkan hasil diskusi saat itu.

Simposium dilakukan untuk menambah wawasan luas

kepada peserta didik.

e. Lecture Discussion

Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu

persoalan, kemudian didiskusikan. Disini biasanya hanya

(16)

f. Whole Group

Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group

yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15

orang.

g. Buzz Group

Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil, terdiri dari 4-5 orang .tempat diatur agar

siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan

mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran

dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran,

memperjelas bahan pelajaran atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan.

h. Sundicate Group

Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa

kelompokkecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing

kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru

menjelaskan garis besarnya problema kepada siswa, guru

menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap

kelompok (sydicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu

aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau

sumber-sumber informasi lain.

i. Rain Storming Group

Dalam diskusi ini setiap kelompok harus

(17)

anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi belajar

yang diharapkan agar anggota kelompok belajar

menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa

percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide

yang ditemukannya yang dianggap benar.

j. Fish Bowl

Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui

sebuah diskusi dan tujuan diskusi ini adalah untuk

mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini tempat

duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi

kosong menghadap kepeseta diskusi. Kelompok pendengar

duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat

ikan yang berada dalam mangkok ( fish bowl).

Sedangkan bila ditinjau dari segi pola pemusatan orang

yang berperan dalam diskusi di sekolah, metode ini terbagi dua

yaitu :

a. Pola diskusi teacher centrality (terpusat pada guru)

Peranan guru disini adalah :

1. Indikator : Peserta yang menampilkan agenda masalah

yang akan dijadikan topik diskusi.

2. Direktur: Peserta yang mengarahkan pembicaraan pada

agenda masalah yang akan dibicarakan.

3. Moderator: peserta yang diberi wewenangyang mengatur

(18)

4. Evaluator: penilai partisipasi dan kemajuan para

partisipan baik sebagai individu dan kelompok.

b. Pola diskusi student centrality (terpusat pada siswa) Peran

siswa partisipan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai moderator : yang layak memimpin diskusi

2. Kontributor : pemberi kontribusi pertanyaan, sanggahan,

saran dan sebagainya.

3. Encourager : pemberi dorongan dan kesempatan kepada

sesama partisipan untuk turut aktif memberi kontribusi

4. Evaluator : penilai jalanya pembahasan dan

keputusan/kesimpulan/jawaban yang disodorkan oleh

guru sebagai moderator.

Masing-masing mempunyai ciri khas sendiri, tetapi

tidak mengurangi kontribusi aktif peserta.

d) Langkah- langkah Metode Diskusi 29

1. Perencanaan

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan

yang bersifat umum maupun tujuan khusus.

b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.

d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan

dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang

29

(19)

kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas

diskusi seperti moderator, notulis dan tim perumus

manakala diperlukan.

2. Pelaksanaan

a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat

memengaruhi kelancaran diskusi.

b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,

misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta

aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang

akan dilaksanakan.

c. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang

telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah

memerhatikan suasana atau iklim belajar yag

menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling

menyudutkan, dan lain sebagainya.

d. Memberikan kesempatn yang sama kepada setiap

peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan

ide-idenya.

e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan

yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab

tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi

(20)

3. Menutup Diskusi

Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan

metode diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai

kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

b. Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat

dari seluruh peserta diskusi sebagai umpan balik untuk

perbaika selanjutnya.

3) Metode Demonstrasi

a) Pengertian Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat

efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan

usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar dalam

pembelajaran.

Menurut Anissatul “ metode demonstrasi adalah suatu

metode mengajar dengan jalan guru atau orang lain (yang

sengaja diminta) atau siswa sendiri yang memperlihatkan atau

mempertunjukkan gerakan-gerakan, suatu proses (bekerjanya

sesuatu, mengerjakan tindakan) dengan prosedur yang benar

disertai keterangan-keterangan kepada seluruh kelas.”30

Sedangkan menurut Syaiful dan Aswan “ metode

demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suaru proses,

30

(21)

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik

sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan

penjelasan.31

Dari beberapa gagasan diatas yang dimaksud metode

demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan

memberikan kesempatan pada siswa untuk mempertunjukkan

aksinya ( tentang materi pelajaran).

Metode demonstrasi baik digunakan untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang

berhubungan dengan proses. Dengan metode ini proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan berkesan dan

mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan

sempurna.

b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi mempunya kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut:

1. Kelebihan metode Demonstrasi

a. Dapat menghindari verbalisme, sebab siswa langsung

melihat dan memperhatikan bahan ajaran yang

dijelaskan

b. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan pada hal yang

penting menurut pengajar

31

(22)

c. Peserta didik dapat membandingkan antara teori dan

kenyataan

d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dengan hanya

membaca atau mendengarkan keterangan guru, karena

dengan demonstrasi siswa akan memperoleh persepsi

yang jelas dari hasil pengamatannya.

e. Peserta didik akan memperoleh pengalaman praktek

untuk mengembangkan ketrampilan dan kecakapan

f. Pertanyaan- pertanyaan peserta didik akan dapat

dijawab waktu demontrasi

2. Kelemahan metode demonstrasi

Selain kelebihan , metode demonstrasi juga memiliki

kelemahan diantaranya:

a. Metode ini memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa

gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak

efektif.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan

tempat yang memadai, sehingga memerlukan biaya

yang mahal

c. Memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang

khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

(23)

c) Langkah-Langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang

perlu ditempuh agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan

dengan baik adalah:

1. Perencanaan

Hal yang dilakukan adalah:

a. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut

kecakapan kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh

setelah metode demonstrasi berakhir.

b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah

demonstrasi yang akan dilaksanakan.

c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

d. Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru

hendaknya introspeksi diri apakah:

1) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan

jelas oleh peserta didik.

2) Semua media yang digunakan ditempatkan pada

posisi yang baik sehingga setiap peserta didik dapat

melihat.

3) Peserta didik disarankan membuat catatan yang

dianggap perlu.

4) Menetapkan rencana penilaian terhadap

(24)

2. Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:

a. Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.

b. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian

peserta didik.

c. Mengingat pokok-pokok materi yang akan

didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.

d. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah

semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik.

e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat

dan didengarnya dalam bentuk mengajukan

pertanyaan.

f. Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru

hendaknya selalu menciptakan suasana yang

harmonis.

d) Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya

demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan

belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian

tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,

(25)

3. Tinjauan tentang Kreativitas Guru

a) Pengertian Kreativitas Guru

Kreativitas adalah dinamika yang membawa perubahan yang

berarti, entah dalam dunia kebendaan, sunia ide, dunia seni atau

struktur sosial.32 Menurut Samiun yang dikutip oleh Retno Indayati

menyebutkan “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi baru diantara data atau hal yang sudah ada”.33 Menurut

Supriyadi yang dikutip oleh Yeni Rachmawati, kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.” 34

Kirton dan Morgan dalam buku karangan Wasty Soemanto

mengemukakan bahwa kreativitas adalah suatu sifat yang ada pada diri

setiap orang, hanya saja memiliki gradasi dan bertingkat, ada orang

yang sangat kreatif dan ada pula orang yang kreatif untuk dirinya

sendiri dan lingkungan kecil disekitarnya.35

Menurut Slameto yang paling penting dalam kreativitas itu

bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang

sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan

sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu

32

Julius Candra, Kreativitas: Bagaimana Menanam, Membangu, dan

Mengembangkannya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 13

33

Retno Indayati, Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran ( Tulungagung: STAIN

Tulungagung, 2002), h. 13

34

Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreatvitas pada Anak, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 210), h. 11

35

Wasty Soemanto dan Soetopo, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia, (Surabaya: Usaha

(26)

yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.36 Jadi kreativitas tidak hanya sesuatu hal yang baru, melainkan sesuatu yang sudah ada

dan dikombinasikan dengan yang ada sehingga menjadi unik dan

berbeda.

Kreativitas pada dasarnya telah ada dalam diri manusia sejak

mereka dilahirkan, tidak terbatas pada golongan tertentu. Dalam hal ini

sering disebut sebagai potensi. Potensi harus dikembangkan

sebaik-baiknya agar dapat menjadi sebuah kelebihan yang dapat bermanfaat

untuk kebaikan dimasa depan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat An-Nahl ayat 78:37

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaab

tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir sekalipun

tidak mengetahui sesuatu apapun tetapi oleh Allah telah diberi potensi.

Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengembangkannya

secara kreatif, karena setiap individu antara satu dengan yang lainnya

akan dapat berkembang secara wajar diantara mereka terdapat banyak

berbedaan mulai dari bentuk, jenis, maupun derajat. Pengembangan

kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar yang bermakna,

36

Slameto, Belajar dan Faktor –faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hal.146

37

(27)

dimana proses belajar itu dengan melihat suatu masalah dari berbagai

sudut pandang, atau menguraikan suatu masalah atas beberapa

kemungkinan pemecahan.

Kreativitas sangatlah penting untuk perkembangan proses

pembelajaran, oleh karena itu seorang guru harus mampu

menunjukkan proses kretivitas yang dimilikinya dalam setiap kegiatan

pembelajaran, agar pembelajaran lebih menarik.

b) Ciri-ciri Kreativitas

Menurut William, “Ciri-ciri kreativitas dapat ditinjau dari dua

aspek, yaitu ciri-ciri aptitude dan non aptitude traits”. Ciri-ciri

aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognitif atau proses

berpikir, sedangkan ciri-ciri non aptitude traits ialah ciri-ciri yang

lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Adapun uraian secara rinci

sebagai berikut:38

1. Aspek kognitif

Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan

berpikir kreatif atau ciri-ciri aptitude adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan berpikir lancar (fluency)

Keterampilan berpikir lancar tampak pada pribadi seseorang

yang mencetuskan banyak gagasan, memberikan banyak saran

untuk melakukan berbagai hal, serta selalu memikirkan lebih

dari satu jawaban atas suatu keadaan atau pertanyaan yang

membutuhkan penyelesaian.

38

S.C.U. Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.

(28)

b. Keterampilan berpikir luwes (flexibility)

Keterampilan berpikir fleksibel tampak pada pribadi seseorang

yang mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan

yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda, mampu mencari banyak alternatif

atau arah yang berbeda-beda dan mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.

c. Keterampilan berpikir orisinal (originality)

Keterampilan berpikir orisinal melekat pada pribadi seseorang

yang mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,

mampu memikirkan cara yang tidak lazim dari bagian-bagian

atau unsur- unsur.

d. Keterampilan berpikir rinci atau memperinci (elaboration)

Keterampilan membuat rincian merupakan keterampilan yang

melekat pada pribadi seseorang yang mampu memperkaya dan

mengembangkan suatu gagasan atau produk, serta mampu

menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek,

gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

e. Keterampilan menilai (evaluation)

Keterampilan menilai artinya keterampilan yang dimiliki oleh

seseorang yang mampu menentukan patokan penilain sendiri

dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana

(29)

keputusan terhadap situasi yang terbuka, serta orang tersebut

tidak mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakan.

2. Aspek afektif

a. Sifat berani mengambil resiko. Contohnya terdiri dari tidak

takut gagal atau kritik, berani membuat dugaan, dan

mempertahan pendapat.

b. Bersifat menghargai. Contohnya seperti mencari banyak

kemungkinan, melihat kekuranagan-kekurangan dan

bagaimana seharusnya, dan melibatkan diri dari

masalah-masalah atau gagasan-gagasan yang sulit.

c. Rasa ingin tahu, sifat rasa ingin tahu misalkan, suka

mempertanyakan sesuatu, bermain dengan suatu gagasan,

tertarik pada keghaiban, terbuka terhadap situasi, dan senang

menjajaki hal baru.

d. Imajinasi atau firasat, seseorang yang memiliki imajinasi atau

firasat maka ia mampu membayangkan, membuat gambaran

mental, merasakan firasat, memimpikan hal-hal yang belum

pernah terjadi, dan menjajaki di luar kenyataan indrawi.

Menurut Sri Narwati ciri-ciri guru yang kreatif adalah sebagai

berikut:39

a. Guru yang fleksibel

Kecerdasan yang majemuk, keragaman gaya belajar, dan

perbedaan karakter anak menuntut guru harus fleksibel. Guru

39

(30)

harus luwes menghadapi segala perbedaan ini agar mampu

menumbuhkan segala potensi siswa.

b. Guru yang optimis

Guru kreatif adalah guru yang optimis bahwa setiap siswa

memang memiliki potensi dan setiap anak adalah pribadi yang

baik. Keyakinan guru bahwa interaksi yang menyenangkan

dalam pembelajaran akan mampu memfasilitasi siswa berubah

menjadi lebih baik dan akan berdampak pada perkembangan

karakter siswa yang positif.

c. Guru yang respect

Kita tidak bisa meminta siswa berlaku hormat, tetapi guru

tidak memperlakukan siswa pula. Guru hendaknya senantiasa

menumbuhkan rasa hormat di depan siswa sehingga mampu

memacu siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran

sekaligus hal-hal lain yang dipelajari.

d. Guru yang cekatan

anak-anak yang selalu aktif dan dinamis harus diimbangi oleh

guru yang aktif dan dinamis pula, sehingga bisa muncul saling

pemahaman yang kuat dan akan berdampak positif bagi proses

dan hasil pembelajaran.

e. Guru yang humor

humor-humor yang dimunculkan guru disela-sela

pembelajaran tentunya akan menyegerkan suasana

(31)

yang segar akan membuat suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan.

f. Guru yang inspiratif

Fasilitasilah setiap siswa agar mampu menemukan hal-hal

baru yang bermanfaat. jadikanlah setiap siswa menjadi pribadi

yang bermakna dengan menemukan sesuatu yang positif untuk

perkembangan kepribadiannya.

g. Guru yang lembut

Kelembutan akan menumbuhkan cinta dan akan semakin

merekatkan hubungan guru dengan para siswanya. Jika siswa

merasakan kelembutan setiap kali berinteraksi dengan guru

maka hal ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih

efektif.

h. Guru yang disiplin

Ketika seorang guru membuat kebijakan kedisiplinan, maka

ingatlah tujuan awal yang diharapkan terhadap perubahan

sikap siswa kearah yang lebih positif. Disiplin tidak harus

selalu identik dengan hukuman. Hukuman mungkin dapat

mengubah perilaku siswa sementara waktu, tetapi tidak

mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas perbuatannya.

i. Guru yang responsif

Guru hendaknya cepat tanggap terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi baik pada anak didik, sosial budaya,

(32)

demam facebook, maka guru harus kreatif memanfaatkannya

untuk mendukung pembelajaran.

j. Guru yang empatik

Guru yang empatik pastilah bisa memahami bahwa siswa yang

beragam memiliki kemampuan dan kecepatan beajar yang

berbeda. Dengan empatinya guru harus mampu membantu

siswa yang mungkin kurang cepat dalam menerima

pembelajaran.

k. Guru yang nge-friend dengan siswa

Kedekatan menguatkan ikatan. Jangan hanya jadikan siswa

sebagai teman dinas, tetapi jadikanlah siswa sebagai teman

sejati. hubungan yang nyaman antar guru dan siswa tentunya

akan membuat anak lebih mudah menerima pembelajaran dan

bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.

l. Guru yang penuh semangat

aneh rasanya ketika guru mengharapkan siswa belajar dengan

aktif, tetapi guru terlihat loyo , makaguru harus memancarkan

semangat saat guru memotivasi siswa.

m. Guru yang komunikatif

Guru kreatif tentunya tidak sekkedar menjalin komunikasi

dengan siswa yang hanya ada kaitannya dengan profesi,

menegur masalah kedisiplinan, kerapian, dan tugas-tugas.

(33)

memecahkan kebekuan dan semakin mendekatkan hubungan

siswa dan guru.

n. Guru yang pemaaf

Menghadapi siswa selalu manis, terkadang kita sering bertemu

dengan siswa yang bersikap menjengkelkan. Dalam situasi

seperti ini, guru tidak boleh hanyut dalam emosi negatif, hal

itu akan membuat siswa penuh dengan pra konsep negatif

dengan guru. Jadi guru harus menjadi sosok pemaaf.

o. Guru yang sanggup menjadi tauladan

Tidak asing lagi bahwa guru sering diartikan sebagai

seseorang yang digugu dan ditiru. Guru merupakan orang

kedua setelah orang tua yang bisa menjadi tauladan atau

contoh untuk siswanya.

Maka guru dikatakan kreatif apabila guru sudah memiliki sikap

seperti yang telah disebutkan diatas.

c) Kreativitas Guru dalam Menggunakan Metode Pembelajaran

Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai

untuk mencapai tujuan tertentu, dalam kaitannya dengan pembelajaran,

metode di definisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran

pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh

seorang guru dalam pembelajaran adalah ketrampilan memilih metode.

(34)

dan hasil pembelajaran.40 Seorang guru dalam memilih metode perlu

memperhatikan keefektifan metode untuk mengoptimalkan

pembelajarannya sehingga pembelajaran yang dilakukannya dapat

mencapai keberhasilan.

Metode disebut baik manakala sesuai dengan karakteristik

siswa, sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, dan

sesuai dengan sifat materi yang akan dikembangkan dalam

pembelajaran.41

Dalam mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran,

Mulyasa mengutip pendapat Widada dimana untuk mendongkrak

kualitas pembelajaran disamping guru harus menyediakan lingkungan

yang kreatif, guru juga dapat menggunakan pendekatan sebagai

berikut:42

a) Self esteem approach (kesadaran akan harga diri)

Guru tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk

mempelajari materi ilmiah saja, akan tetapi mengembangkan

sikap harus mendapat perhatian secara proporsional.

b) Creative approach

Beberapa saran untuk pendekatan ini adalah dikembangkannya

problem solving, brain storing, inquiry, dan rol playying.

c) Value clarification and moral development approach

40

Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 110. 41

Dede Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 135

42

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

(35)

Dalam pendekatan ini pengembangan pribadi menjadi sasaran

utama. Karena dalam situasi yang demikian, pengembangan

intelektual akan mengiringi perkembangan pribadi peserta

didik.

d) Multiple talent approach

Pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh

potensi peserta didik, karena manifestasi pengembangan

potensi akan membangun self concept yang menunjang

kesehatan mental.

e) Inquiry approach

Melalui pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk

menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau

prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya.43

f) Pictorial riddle approach

Pendekatan ini merupakan metode untuk mengembangkan

motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil.

Pendekatan ini sangat membantu meningkatkan kemampuan

berfikir kritis dan kreatif.

g) Synetics approach

Pada hakikatnya pendekatan ini memusatkan perhatian pada

kompetensi peserta didik untuk mengembangkan berbagai

bentuk metaphor untuk membuka intelegensinya dan

mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan dimulai dengan

43

E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja

(36)

kegiatan kelompok yang tidak rasional berkembang menuju

pada penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.44

Berikut beberapa bentuk kreativitas guru dalam penggunaan Metode :

1. Kreativitas guru dalam menggunakan metode ceramah

Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang masih

tradisional. Sejak dahulu guru dalam menularkan pengetahuannya

pada siswa melalui lisan. 45 Cara ini kadang-kadang membosankan,

maka dalam pelaksanaannya memerlukan kreativitas tertentu, agar

gaya penyajiannya tidak membosankan dan menarik perhatian

siswa.

Hal tersebutlah yang menuntut guru untuk kreatif . Dalam

metode ceramah guru akan mengiringi dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan. Sikap itu perlu diambil untuk mengetahui

apakah siswa telah menguasai pengertian dari setiap persoalan

yang diuraikan oleh guru, dan dapat mengetahui siswa apakah dia

sudah perhatian selama pelajaran berlangsung. Kemungkinan lain

di waktu guru menjelaskan kata-kata, istilah, pengertian disertai

dengan pemberian contoh-contoh konkrit, menggunakan alat-alat

peraga (radio, TV,gambar, benda, dll). Dengan demikian siswa

akan memahami tanpa ada kesalahpahaman, dan siswa akan

tertarik dengan pembelajaran.46

44Ibid

, hal. 94

45

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 136

46

(37)

2. Kreativitas guru dalam menggunakan metode diskusi

Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar

yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini

proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling

tukar menukar pengalaman, informasi, dapat terjadijuga semuanya

aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. 47 Metode ini

mendidik siswa untuk mampu memecahkan masalah yang

dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing

mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya,

untuk mendapatkan hal yang disepakati.48

Kreativitas guru pada metode diskusi dengan memanfaatkan

teknologi dan media belajar dan pembelajaran yang tepat.

Pemanfaatan media memang sangat membantu dalam

pembelajaran. dan guru harus mampu mengkolaborasikan dengan

metode yang digunakan. Dalam metode diskusi ini bisa dengan

bantuan LCD dengan menggunakan aplikasi animasi-animasi atau

dengan PPT yang dapat menarik minat siswa untuk belajar.

Pemberian contoh-contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari, dan

menggunakan alat-alat peraga dapat membuat siswa tertarik untuk

mengikuti proses pembelajaran.49

Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam

penggunaan metode diskusi itu bisa dengan memberikan contoh

47

Ibid., hal. 5

48

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),

hal. 137

49

(38)

atau alat peraga agar siswa lebih tertarik. Dan guru harus mampu

mengkombinasikan atau kolaborasikan metode diskusi dengan

metode lain atau media pembelajaran yang tepat.

3. Kreativitas guru dalam menggunakan metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang

instruktur/ tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses

misalnya dalam materi solat berjamaah, sehingga seluruh kelas

dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan

merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.50

Bentuk kreativitas guru dalam metode demonstrasi biasanya

diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran

seperti benda-benda miniature, gambar, perangkat alat-alat

laboratorium dan lain-lain.51

Jadi dalam penggunaan metode demonstrasi kreativitas guru

yang biasa digunakan adalah alat-alat peraga, sehingga siswa

tertarik dalam proses pembelajaran.

50Ibid.,

Roestiyah, Strategi…, hal. 136

51Cecep, “Penggunaan Metode Demonstrasi”,

dalam http://nandabila.wordpress.com,

(39)

B. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Relevensi dengan

penelitian ini

kreativitas guru PAI, tetapi pada judul ini

kreativitas guru PAI dalam menggunakan

kreativitas guru PAI tetapi penelitian teliti mengarah pada kreativitas guru PAI dalam menggunakan

kreativitas guru PAI

dalam penggunaan

metode pembelajaran agama Islam di SMA

(40)

sangat

penelitian yang akan

peneliti lakukan

Dari tabel uraian penelitian terdahulu tersebut dapat diketahui bahwa

posisi peneliti adalah melengkapi penelitian yang sudah ada tersebut dengan

penelitian baru, fokus masalah baru, dan di lokasi penelitian yang berbeda

dengan tujuan yang berbeda pula. Dalam penelitian yang sudah ada belum

pernah membahas tentang kreativitas guru PAI dalam menggunakan metode

pembelajaran di SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung. Dalam penelitian

tersebut peneliti hanya melengkapi teori yang sudah ada guna memperoleh

teori yang baru yang didapat dari penelitian terdahulu maupun penelitian yang

akan dilakukan.

C. PARADIGMA PENELITIAN

Gambar 2.1 : Bagan Kreativitas Guru PAI dalam Menggunakan Metode

Pembelajaran di SMP Negeri 3 Kedungwaru Tulungagung.

Kreativitas Guru PAI

dalam Menggunakan

Metode Pembelajaran

Metode Diskusi

(41)

Pada penelitian kualitatif umumnya mendiskripsikan kerangka

berpikir. Kerangka berpikir merupakan suatu pemahaman sementara yang

menjelaskan suatu permasalahan tertentu yang akan menjadi suatu pondai

pemikiran selanjutnya. Kerangka berpikir yang meyakinkian biasanya

dijelaskan sesuai alur-alur pemikiran yang logis yang akhirnya menghasilkan

kesimpulan berupa hipotesis. Kerangka berpikir disusun berdasarkan

penelitian yang relevan.

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa kreativitas guru PAI dalam

penggunaan metode pembelajaran itu dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Penulis mengambil fokus pada metode pembelajaran yang sering

digunakan dalam pembelajaran PAI, yaitu metode ceramah, metode diskusi,

dan demonstrasi.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

dalam menciptakan suatu hal yang baru dan lebih baik dari sebelumnya,

dengan mengkombinasikan yang telah ada dengan ide-ide yang baru. Dan

kreativitas guru adalah kemampuan guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran sehingga lebih menarik bagi peserta didik. Pada kegiatan

pembelajaran kreativitas guru sangat diperlukan, supaya peserta didik bisa

terdorong untuk melakukan perubahan yang lebih baik dalam segi tingkah

laku, ketrampilan , dan kemampuan (kognitif). Untuk memotivasi peserta

didik , seorang guru harus menjadi guru kreatif maka guru harus memiliki

ketrampilan-ketrampilan dalam mengajar. Dengan ke-kretifan guru akan

(42)

Dalam pengguanaan metode pembelajaran guru juga harus kreatif dan

harus mampu memvariasikan metode-metode pembelajaran agar lebih

menarik, karena cara guru mengajar sangat mempengaruhi proses

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 : Bagan Kreativitas Guru PAI dalam Menggunakan Metode

Referensi

Dokumen terkait

Kita akan menguji kebebasan antara faktor gender (jenis kelamin) dengan jam kerja di suatu pabrik.. H 0 : Proporsi pemutaran film India, Kungfu dan Latin di ketiga stasiun

Membuat Input Data Lebih dari Satu ke Database dengan PHP..

Seni media rekam, jelasnya adalah bidang seni yang memakai media untuk merekam, tegasnya kamera, entah film, video atau digital, untuk mengekspresikan gagasan atau

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengeksplorasi pelaksanaan kegiatan praktik di Laboratorium Pemasaran sebagai upaya mempersiapkan siswa kelas XII

 Supply shocks and changes in expected inflation shift the short-run Phillips curve, making the. tradeoff more or

Kerangka  teoritik  seperti  tersebut  di  atas  menjadi  kurang  berhasil  digunakan  untuk  menjelaskan  fenomen­fenomen  militer  di  negara  berkembang  dan 

Limbah tahu dapat dipakai sebagai pupuk dan pestisida bahkan fungisida organik dengan bantuan tambahan dari bahan yang lain, antara lain menggunakan bahan empon – empon atau