• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Strategi Pendidikan dan Pembelajaran PAI Dosen Pengampu : Drs. H. Rohmat, M.Pd., Ph.D.

Disusun oleh:

KUDUNG ISNAINI 2052113023

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN PEKALONGAN

(2)

TERAPAN TEORI STRATEGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Terapan teori strategi pendidikan dan pembelajaran PAI dalam peningkatan mutu pendidikan menjadi kajian yang sangat serius. Hal ini bisa menjadi gambaran konkrit bagi para guru PAI, calon guru PAI dan peminat lainnya. Dengan demikian, bisa memperjelas untuk memudahkan daya serap anak didik sehingga peluang luas meningkatkan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran menjadi hidup. Pelajaran tidak verbalistis tetapi konkrit. Selanjutnya, proses belajar mengajar mengedepankan berkembangnya kompetensi pebelajar. Seterusnya pebelajar dapat berapresiasi sesuai perkembangan perilakunya baik sikap, keterampilan maupun pengetahuannya.

Terapan ini berpeluang luas dalam membentuk kepribadian mulia, kemahiran bertindak dan berpikir integratif. Di samping itu, memberikan stimulus untuk menimbulkan minat dan motivasi bagi pebelajar.1 Peran guru

dalam hal ini tidak bisa di abaikan, guru yang merupakan pelaku secara langsung berhadapan kepada para pebelajar di kelas adalah sebagai pelaksana operasional yang mengoperasionalkan pesan pembelajaran secara kurikuler.2

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya terpaku pada materi pelajaran kurikulum saja, akan tetapi seorang guru harus bisa terus menerus menggerakkan potensi akademik diri, sesuai dengan karakteristik siswa.3

Agama Islam telah lama memperhatikan, bahwa pendidikan Islam juga menghadirkan kearah pendidikan yang ideal. Kebebasan dan demokrasi dalam pendidikan, pembentukan akhlak yang mulia kepada pebelajar, berbicara kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya (pengetahuannya), perhatian atas pembawaan dan instink seseorang dalam tuntunan ke

bidang-1 Rohmat, Terapan Teori Teknologi Pembelajaran dalam Pelajaran Agama Islam,

(Yogyakarta: Gerbang Media Aksara, 2013), hlm. 107-108

2 Rohmat, Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Cipta Media Aksara, 2012),

hlm. 110

(3)

bidang karya yang dipilihnya, serta lain sebagainya yang kesemuanya sudah dimunculkan oleh Islam sejak lama.

Dengan demikian, seorang guru harus memiliki formula jitu dalam mencapai pendidikan yang bermutu tinggi. Bagaimana caranya menerapkan sebuah teori strategi pendidikan dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga mutu dalam pendidikan bisa meningkat.

B. PEMBAHASAN

Secara konvensional terdapat kecenderungan bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan selalu dikaitkan dengan ketersediaan sarana dan prasana pendidikan yang memadai, serta kompetensi guru. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya betul.4 Yang jelas, guru

tidak dapat diminta bertanggung jawab terhadap semua hal di dalam pendidikan yang dinilai sebagai tidak berkualitas. Ada ranah yang berada diluar kompetensi guru dan – karenanya – berada diluar tanggungjawabnya. Tetapi memang ada juga wilayah yang harus jelas menjadi tanggung jawab guru yang tidak dapat dielakkan, dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

UUGD menekankan mutlaknya peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kompetensi guru. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menekankan perlunya masyarakat pendidikan merujuk pada perangkat standar mutu sebagai acuan formal dan baku dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. PP 19/2005 memberikan ketentuan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku nasional.5 Sehingga dalam hal ini guru dituntut untuk sangat serius

dalam melakukan perencanaan pembelajaran dengan muatan yang

4 Bambang Indriyanto, “Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan”, dalam http://nasional.inilah.com/read/detail/2045110/kurikulum-2013-sarana-peningkatan-mutu-pendidikan#.Up18RsRdVuA, nasional - Kamis, 7 November 2013 | 13:42 WIB.

5 Winarno Surakhmad, Pendidikan Nasional- Strategi dan Tragedi, (Jakarta: PT Kompas

(4)

menggerakkan potensi akademik diri atau menimbulkan ketrampilan berpikir pebelajar, sehingga dalam pembelajaran tidak terlihat monoton dan statis.6

Sebenarnya ada komponen lain yang jarang disentuh yaitu kurikulum, dalam bahasa Arab dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang apabila dikaitkan dengan pendidikan berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatih untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.7

Kurikulum merupakan instrumen strategis bagi upaya peningkatan mutu pendidikan.8 Tentunya dengan menghayati isi kurikulum secara

imajinatif dan kreatif. Sehingga bisa membuka peluang bagi pebelajar untuk berpikir divergen dan nonkonvensional.9 Sebagaimana dalam kurikulum 2013

yang mengusung metode tematik integratifnya. Dimana dalam pembelajaran tematik ini memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa (student centered); hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences); siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehati-hari.

6 Rohmat, Pilar Peningkatan..., hlm. 162

7 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 56

8 Bambang Indriyanto, “Kurikulum 2013...

9 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan); Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,

(5)

e. Bersifat fleksibel; mengaitkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain sehingga lebih luwes.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain menyenangkan.10

Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk mempelajari bermacam-macam metode pembelajaran, agar bisa mengajar secara efektif, efisien, dan berkualitas. Kata orang bijak, dengan mengajar, ilmu menjadi tegak dan berkembang. Dengan mengajarkan ilmu kepada orang lain, ilmu tidak akan habis, tetapi justru semakin dinamis, progresif, dan produktif. Di sinilah posisi agung seorang guru. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.11

1. Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan pola umum, sebab suatu strategi pada hakikatnya belum mengarah kepada hal-hal yang bersifat praktis, suatu strategi masih berupa rencana atau gambaran menyeluruh. Untuk mencapai tujuan pengajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu dapat dicapai secara optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat dicapai. Istilah lain yang memiliki kemiripan dengan istilah strategi adalah yang biasa diistilahkan dengan pendekatan (approach).12

Menurut Jimmy B. Oentoro, strategi pembelajaran diartikan sebagai cara-cara, sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat dilakukan untuk mencapai kondisi pembelajaran. Jimmy B. Oentoro membagi strategi pembelajaran menjadi tiga bagian, yaitu;

10 Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing,

2012), hlm. 153-154

11 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 17

12 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan; Bagian 2

(6)

a. Strategi pengoperasian isi pembelajaran; mengacu pada penataan cara-cara pengurutan isi bidang studi (mata pelajaran) agar terjadi keterkaitan antara topik satu dengan topik yang lain yang terdapat dalam bidang studi tersebut.

b. Strategi penyampaian isi pembelajaran; mengacu pada cara-cara untuk menentukan metode pembelajaran sekaligus untuk merespon masukan siswa serta penataan cara-cara menentukan bentuk belajar mengajar. c. Strategi pengelolaan pembelajaran; mengacu pada penataan cara-cara

terjadi suatu interaksi antara siswa dengan strategi lainnya.

Jadi pengembangan strategi pembelajaran merupakan komponen yang perlu dirancang dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.13

2. Pertimbangan dan Prinsip Pemilihan Strategi Mengajar

Proses pengajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu sebelum menentukan strategi, pengajaran apa yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.

- Apakah tujuan pengajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor?

- Bagaimana kompleksitas tujuan pengajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?

- Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis?

b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pengajaran - Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori

tertentu?

13 Jimmy B. Oentoro, Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa, (Jakarta: PT

(7)

- Apakah untuk mempelajari materi pengajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?

- Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? c. Pertimbangan dari sudut siswa

- Apakah strategi pengajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa? - Apakah strategi pengajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi

siswa?

- Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa? d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.

- Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja? - Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang

dapat digunakan?

- Apakah strategi itu memiliki nilai efektifitas dan efisiensi.

Pertanyaan-pertanyaan diatas, merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang ingin diterapkan. Di samping penerapan pertimbangan, dalam penentuan suatu strategi kita juga perlu memahami prinsip-prinsip, yaitu hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pengajaran.14

Hal demikian, sebagaimana yang diterangkan M. Athiyah Al-Abrasyi dalam bukunya yang berjudul “Attarbiyah Al-Islamiyah” bahwa para ahli pendidikan Islam telah sepakat, bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.15

14 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan..., hlm. 169-170

15 Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, H.

(8)

Dengan dasar diatas, ada beberapa strategi yang telah digunakan Muhammad Athiyah Al-Abrasyi dalam sebuah pembelajaran, diantaranya: 1) Prinsip kebebasan dan demokrasi

2) Berbicara sesuai dengan tingkat intelektualitasnya 3) Penggunaan metode yang berbeda dalam pengajaran

4) Melayani anak didik dengan cara halus tidak dengan kekerasan

5) Mengarahkan untuk cinta kepada ilmu serta menyediakan diri untuk belajar.16

Selain strategi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seorang guru juga harus memiliki peran dalam proses pembelajaran. Ada banyak peran yang harus dimainkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Diantara peran-peran itu adalah:

1) Caregiver (Pembimbing)

Guru harus mampu merealisasikan dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai pembimbing, yaitu dengan memperlakukan siswanya dengan respek dan sayang (atau cinta)17, menurut pendapat Imam Gazali

sebagaimana dikutip dalam M. Athiyah Al-Abrasyi, “rasa kasih-sayang terhadap murid dan memperlakukan mereka seperti perlakuan terhadap anak sendiri”.18 Jangan sampai seorang guru meruntuhkan semangat anak

dalam belajar, yang pada akhirnya akan menggagalkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2) Model (Contoh)

Guru harusnya menjadi sosok idola (suri tauladan) bagi anak-anaknya, karena setiap gerak-gerik guru selalu diperhatikan oleh setiap siswa. Siswa selalu merekam semua aktifitas yang dilakukan oleh seorang guru, baik dalam tindak tanduk, perilaku, tutur kata, bahkan dalam gaya guru pada saat mengajarpun tidak luput dari perhatian para siswa. Oleh sebab itu, tidak boleh seorang guru berbuat seenaknya sendiri tanpa harus memikirkan keadaan dirinya sebagai seorang yang harus dicontoh.

(9)

3) Mentor (Penasihat)

Pada dasarnya, guru tidak sekadar menyampaikan pelajaran di kelas, tanpa mempedulikan apakah siswanya paham atau tidak, seolah-olah tidak mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan siswa pandai dalam materi pelajaran (ilmu) dan dalam menjaga nilai-nilai moralitas bangsa. Lebih dari itu, guru harus sanggup menjadi penasihat dari masing-masing siswa serta sanggup memberi nasihat ketika siswa membutuhkan.19

Selain sebagai pembimbing, contoh (tauladan), dan penasihat, seorang guru juga harus bisa menjadi seorang pemimpin, artinya seorang guru bisa mempengaruhi anak didik untuk mengambil tindakan menuju terciptanya suatu tujuan. Sebagaimana yang dikutip oleh Rohmat dalam Jacob & Jacques mengartikan kepemimpinan dengan sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.20

Dengan banyaknya strategi serta peran serta dari guru dalam pembelajaran tentu akan lebih menghidupkan dalam suasana belajar. Sutrisno dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Islam yang Menghidupkan”, mengatakan bahwa pendidikan yang menghidupkan adalah pendidikan yang dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Selama pendidikan tidak diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi manusia, pendidikan itu tidak banyak gunanya.21

Pemikiran yang menghidupkan itu jika disistematisasikan ke dalam empat unsur utama dari kurikulum akan tampak sebagai berikut. Tujuan pendidikannya adalah untuk mengembangkan manusia- sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperoleh manusia akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kritis, analisis, dan kreatif, yang memungkinkan manusia memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan dan keteraturan

19 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM..., hlm. 155-157

20 Rohmat, Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan, (Yogyakarta: Cipta Media

Aksara, 2013), hlm. 54-55

21 Sutrisno, Pendidikan Islam yang Menghidupkan; Studi Kritis Terhadap Pemikiran

(10)

dunia. Materi pendidikan yang menghidupkan ini adalah ilmu tentang alam, ilmu tentang sejarah (sosial), dan ilmu tentang manusia (humaniora). Metode pembelajarannya bukan sekedar mengulang-ulang materi pelajaran sampai hafal (secara mekanis), tetapi menekankan pada proses mencari, memahami, dan menganalisis materi pelajaran. Metode ini dikenal dengan metode gerakan ganda (a double movement), yaitu gerakan dari guru ke siswa dan sebaliknya, serta gerakan antar sesama siswa. Metode semacam ini dapat disebut metode

active learning, karena menekankan pada keaktifan atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.22

3. Strategi Dasar Pembelajaran

Ada empat strategi dasar dalam proses belajar mengajar:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana diharapkan

b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan, atau kriteria serta standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan pedoman guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk menyempurnakan sistem intriksional yang bersangkutan secara keseluruhan.23

4. Terapan Teori Strategi Pendidikan dan Pembelajaran PAI

a. Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran Shalat Fardhu Shalat perintah ajaran agama Islam. Shalat bisa mencegah kemungkaran, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut ayat 45:

22 Sutrisno, Pendidikan Islam..., hlm. 55-56

(11)













































Artinya: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Syariat Islam menegaskan bahwa praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad Saw. Baik yang bersifat fardhu (wajib dilaksanakan) maupun yang bersifat sunnah (dianjurkan). Begitu juga dengan syarat-syaratnya, harus sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh syara’. Seperti syarat syahnya salat, rukun shalat, sunah-sunahnya, serta perlu diperhatikan pula hal-hal yang membatalkan shalat, serta hal-hal yang harus dilakukan sebelum melaksanakan sebelum shalat, seperti melakukan wudhu lebih dahulu. Artinya sebelum melaksanakan salat badan kita harus bersih dari najis dan hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar.24

Meskipun dalam al-Qur’an tidak dijelaskan secara detail tata cara dalam melakukan salat, akan tetapi Nabi Muhammad Saw lah yang telah memberikan contoh dan mengajarkannya secara kompleks.

b. Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran al-Qur’an Hadis. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis, yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,

(12)

latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.25

Pemanfaatan media pembelajaran dalam pelajaran Al-Qur’an dan Hadis adalah penting. Urgensinya tampak pada kedudukan media pembelajaran dimanfaatkan untuk mempermudah dan memperjelas daya serap pebelajar dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadis. Adapun media pembelajaran yang dimanfaatkan untuk pelajaran Al-Qur’an dan Hadis diantaranya; media cetak dan audio visual. Media cetak disini adalah mushaf Al-Qur’an dan kitab-kitab Hadis. Selanjutnya, media audio visual, dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis merupakan salah satu cara untuk menjadikan siswa menjadi lebih nyaman, tertarik dan termotivasi mempelajari Al-Qur’an dan Hadis serta menghindari kejemuan.

Adapun media audio visual yang digunakan bisa berupa media internet, kaset murotal, Al-Qur’an digital, VCD murotal Al-Qur’an, serta MP3 murotal Al-Qur’an. Sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari Al-Qur’an maupun Hadis dengan benar dan menyenangkan.26

(13)

1) Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis dari kejadian bersejarah dan perekaman aktual dari kejadian yang lebih belakangan. Warna, suara, dan gerakan mampu menghidupkan kepribadian.

2) Ranah afektif

Ketika terdapat salah satu unsur dari emosi atau keinginan untuk belajar afektif, video bisa bekerja dengan baik. Pemahaman budaya bisa dikembangkan dengan menonton video yang menggambarkan orang-orang dari seluruh dunia.

3) Ranah kemampuan motorik

Pertunjukan kemampuan motorik bisa dilihat dengan mudah melalui media ketimbang dalam kehidupan nyata.

4) Ranah kemampuan interpersonal

Dengan melihat sebuah program video bersama-sama, berbagai kelompok pemelajar yang beragam bisa membangun kesamaan pengalaman sebagai katallis untuk diskusi.27

(14)

C. PENUTUP

Pembelajaran tidak hanya digunakan untuk memenuhi otak pebelajar melalui proses pembelajaran saja, akan tetapi lebih dari itu. Dalam pembelajaran, yang paling urgen adalah hasil dari pembelajaran itu. Peningkatan pencapaian mutu dalam sebuah pembelajaran merupakan salah satu hasil dari tercapainya pendidikan. Metode, bahan dan evaluasi merupakan salah satu cara yang digunakan dalam membantu tercapainya sebuah tujuan. Dikatakan membantu, karena tidak hanya satu-satunya yang bisa digunakan dalam pencapaian pembelajaran. Karena peran guru juga tidak bisa dikesampingkan.

Guru yang mumpuni merupakan salah satu dari wujud tercapainya sebuah pembelajaran yang bermutu. Disamping sebagai seorang pendidik, guru juga sekaligus sebagai pembimbing, suri tauladan, penasihat, sekaligus sebagai seorang pemimpin. Sehingga tidak ada anggapan lagi, bahwa guru adalah sosok yang sangat menyeramkan yang ditakuti oleh anak didiknya. Sehingga menyumbat pemikiran anak didik dalam berpikir secara bebas, dan mengekang kreativitas anak didik dalam beraktifitas.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyi, Mohd. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, H. Bustami A.Ghani, Djohar Bahry, judul asli, Attarbiyah al Islamiyah,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1993)

Asmani, Jamal Ma’mur, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan); Menciptakan Metode Pembelajaran yang

Efektif dan Berkualitas, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011)

Indriyanto, Bambang, “Kurikulum 2013: Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan”, dalam

http://nasional.inilah.com/read/detail/2045110/kurikulum-2013-sarana-peningkatan-mutu-pendidikan#.Up18RsRdVuA, nasional - Kamis,

7 November 2013 | 13:42 WIB.

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Oentoro, Jimmy B., Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010)

Rohmat, Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan, (Yogyakarta: Cipta Media Aksara, 2013)

_______, Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Cipta Media Aksara, 2012)

_______, Terapan Teori Teknologi Pembelajaran dalam Pelajaran Agama Islam,

(Yogyakarta: Gerbang Media Aksara, 2013)

Surakhmad, Winarno, Pendidikan Nasional- Strategi dan Tragedi, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009)

Sutrisno, Pendidikan Islam yang Menghidupkan; Studi Kritis Terhadap

Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman, (Yogyakarta: Kota Kembang,

2008)

Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing, 2012)

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan;

Referensi

Dokumen terkait

Negara ini memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan angka buta huruf yang sangat rendah, sebagian besar penduduk populasi di negara kanada merupakan Bilingual (Menguasai

443.539.000,- setelah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan penawaran harga, ternyata Perusahaan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan sebagai calon pemenang

Program GIM diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota secara lintas sektoral dan melibatkan berbagai organisasi sosial, kemasyarakatan, keagamaan, profesi, satuan

Perkembangan teknologi internet saat ini telah berkembang sangat pesat. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak bisa kita hindari sehingga dituntut

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik infusa daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata (Lam.)Pers.) terhadap mencit jantan galur swiss yang

Pada saat masyarakat baru mampu menggunakan komunikasi oral dan berkembang menjadi komunikasi tulis, maka lahirlah berbagai media komunikasi antarpribadi. Saylin Wen

Masyarakat kota, berkepentingan terhadap tersedianya ruang terbuka hijau dengan berbagai fungsi ekologisnyai. Masyarakat pendatang, yang cenderung memanfaatkan ruang terbuka

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM PROPINSI (UMP) TERHADAP INVESTASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) JAWA