• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas moda udara semester 3 M. Transport

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas moda udara semester 3 M. Transport"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1913, Penerbangan Pertama di Indonesia.Pada tanggal 19 Februari 1913 seorang penerbang asal Belanda bernama J.W.E.R Hilger berhasil menerbangkan sebuah pesawat jenis Fokker dalam kegiatan pameran yang berlangsung di Surabaya.Penerbangan tersebut tercatat sebagai penerbangan pertama di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) meskipun berakhir dengan terjadinya kecelakaan namun tidak menewaskan penerbangnya.

Pada tahun 1924, Penerbangan Pertama dari Belanda ke Indonesia. Melihat adanya prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun militer di Indonesia, maka pada tanggal 1 Oktober 1924 sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan Belanda mencoba melakukan penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu selama 55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia dan berhasil mendarat di Cililitan yang sekarang dikenal dengan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Pada tahun 1928, Rintisan Rute Penerbangan di Indonesia.Pada tanggal 1 November 1928 di Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM (Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas kejasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di Indonesia. Dengan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute penerbangan tetap Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya membuka rute Batavia-Surabaya (pp) dengan transit di Semarang sekali setiap hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat udara yang lebih besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun bertambah yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura seminggu sekali.

(2)

F-78 bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian pada tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut penumpang.

Pada tahun 1949, Asal Mula Nama Garuda Indonesia Airways.Pada tanggal 25 Desember 1949, Dr. Konijnenburg, mewakili KLM menghadap dan melapor kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways, pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

Pada tahun 1952, Pembentukkan Djawatan Penerbangan Sipil.Pada tahun 1952 pemerintah membentuk “Djawatan Penerbangan Sipil” yang saat itu bertanggungjawab kepada Kementerian Perhubungan Udara, tugas dan tanggung jawabnya adalah menangani administrasi pemerintahan, pengusahaan dan pembangunan bidang perhubungan udara, Djawatan Penerbangan Sipil ini merupakan cikal bakal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara saat ini.

Pada tahun 1963, Direktorat Penerbangan Sipil.Pada tahun 1963 Djawatan Penerbangan sipil dirubah nama menjadi Direktorat Penerbangan Sipil seiring dengan perkembangan dunia usaha penerbangan.

(3)

Direktorat Penerbangan Sipil dengan struktur organisasi terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara Sipil, Direktorat Keselamatan Penerbangan dan Direktorat Fasilitas Penerbangan. Pada tahun 1974 struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara disempurnakan menjadi Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan, Direktorat Pelabuhan Udara dan Direktorat Telekomunikasi Navigasi Udara & Listrik. Penerbangan Indonesia terus berkembang bukan hanya bidang lalu lintas dan angkutan udara saja namun sudah mulai dengan perkembangan industri pembuatan pesawat terbang sehingga diantisipasi dengan pembentukan direktorat khusus yang menangani kelaikan udara berstandar internasional, pemerintah mengeluarkan KM 58 Tahun 1991 mengenai penyesuaian struktur organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, strukturnya terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Angkutan Udara, Direktorat Keselamatan Penerbangan, Direktorat Teknik Bandar Udara, Direktorat Fasilitas Elektronika dan Listrik dan Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara.

Pada tahun 1978, Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN).Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 50/OT/Phb-78, tentang "Susunan organisasi dan tata kerja pelabuhan udara dan Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN)", terbentuk kantor SENOPEN di 7 lokasi yaitu MEDAN, PEKANBARU, PALEMBANG, SURABAYA, BALI, UJUNG PANDANG dan BIAK". Fungsi unit kerja kantor.

Transportasi udara adalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan navigasi dan alat telekomunikasi yang canggih.

a.2 Tujuan Penulisan

b) Mengetahui jumlah bandara yang ada di Indonesia

c) Mengetahui keuntungan dan kerugian di adakannya angkutan udara

(4)

BAB II

PENGUMPULAN DATA 2.1 Data Transportasi

2.1.1 Jumlah Bandara di Indonesia

Berdasarkan rute penerbangannya, bandara dibedakan menjadi dua jenis yaitu bandara internasional (International Airport) yang melayani penerbangan Internasional dan domestik serta bandar udara Domestik yang hanya melayani penerbangan dalam negeri saja.

 Bandara internasional di Indonesia

 Sumatera

1. BTH : Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam 2. BTJ : Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda ,

Banda Aceh.

3. KNO : Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Deli Serdang.

4. SGT : Bandar Udara Internasional Silangit, Siborong -borong.

5. LSW : Bandar Udara Internasional Malikus Saleh, L hokseumawe.

6. RGT : Bandar Udara Internasional Japura, Rengat.

7. MEQ : Bandar Udara Internasional Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Nagan Raya.

8. PDG : Bandar Udara Internasional Minangkabau, Kota Padang.

9. PKU : Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

(5)

11. TNJ : Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang.

12. TKG : Bandar Udara Internasional Radin Inten II Lampung Selatan, Lampung Selatan.

 Jawa

1. BDO : Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung

2. HLP : Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta 3. CGK : Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,

Tangerang.

4. JOG : Bandar Udara Internasional Adi Sucipto, Yogyakarta.

5. SOC : Bandar Udara Internasional Adisumarmo, Solo. 6. SRG : Bandar Udara Internasional Achmad Yani,

Semarang.

7. SUB : Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya. 8. JBB : Bandar Udara Notohadinegoro, Jember.

9. BWX : Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi.

 Bali dan Nusa Tenggara

1. DPS : Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. 2. LOP : Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok

Tengah.

3. KOE : Bandar Udara Internasional El Tari, Kupang. 4. SWQ : Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III,

Sumbawa Besar.

 Kalimantan

1. PNK : Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak. 2. MLK : Bandar Udara Internasional Melalan, Sendawar,

Kabupaten Kutai Barat.

(6)

4. SRI : Bandar Udara Temindung, Samarinda.

5. PKY : Bandar Udara Internasional Tjilik Riwut , Palangka Raya.

6. SRI : Bandar Udara Temindung, Samarinda. 7. TRK : Bandar Udara Internasional Juwata, Tarakan. 8. BEJ : Bandar Udara Internasional Kalimarau, Berau 9. BPN : Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad

Sulaiman, Balikpapan.

10.PNK : Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak. 11.NNX : Bandar Udara Internasional Warukin, Tabalong. 12.BDJ : Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor,

Banjarbaru.

13.MTW : Bandar Udara Internasional Beringin, Muara Teweh.

 Sulawesi

1. PLW : Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri, Palu

2. MDC : Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado 3. UPG : Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin,

Makassar

4. KDI : Bandar Udara Internasional Haluoleo, Kendari 5. LUW : Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk 6. GTO : Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo

7. WKB : Bandar Udara Matahora, Wangi-wangi 8. TMI : Bandar Udara Maranggo, Pulau Tomia

 Papua

1. NBX : Bandar Udara Internasional Yos Sudarso, Nabire (mulai 4 Oktober 2014)

2. DJJ : Bandar udara Sentani, Jayapura

(7)

4. ORG : Bandara Internasional Iskak, Oksibil (mulai 4 Oktober 2014)

5. TMH : Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah (mulai 4 Oktober 2014)

Jadi jumlah bandara Internasional di Indonesia sebanyak 51 bandara Internasional.

 Bandara Domestik di Indonesia

 Aceh

1. Bandar Udara Alas Lauser, Kutacane 2. Bandar Udara Bireun, Bireun.

3. Bandar Udara Blangkejeran, Gayo Lues. 4. Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya. 5. Bandar Udara Kuala Batu, Blang Pidie. 6. Bandar Udara Lasikin, Sinabang. 7. Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang. 8. Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe. 9. Bandar Udara Rembele, Bener Meriah.

10. Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil. 11. Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan. 12. Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara.

 Sumatera Utara

1. Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan. 2. Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli.

3. Bandar Udara Bukit Malintang, Mandailing Natal. 4. Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga. 5. Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu.

(8)

 Sumatera Barat

1. Bandar Udara Sikabaluan, Siberut.

2. Bandar Udara Pusako Anak Nagari, Pasaman Barat. 3. Bandar Udara Rokot, Sipora.

 Riau

1. Bandar Udara Teluk Bano I, Bagansiapiapi. 2. Bandar Udara Japura, Rengat.

3. Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis.

4. Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian. 5. Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai.

6. Bandar Udara Tempuling, Indragiri Hilir.

 Kepulauan Riau

1. Bandar Udara Dabo, Singkep.

2. Bandar Udara Letung, Jemaja Timur. 3. Bandar Udara Ranai, Natuna.

4. Bandar Udara Sei Bati, Karimun. 5. Bandar Udara Tambelan, Tambelan. 6. Bandar Udara Matak, Pal Matak.

 Jambi

1. Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci

2. Bandar Udara Muara Bungo, Muara Bungo 3. Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi

 Sumatera Selatan

1. Bandar Udara Atung Bungsu, Kota Pagar Alam 2. Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau

3. Bandar Udara Pendopo, Muara Enim

 Kepulauan Bangka Belitung

1. Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang

2. Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan.

(9)

2. Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu 3. Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko

 Lampung

1. Bandar Udara Pekon Serai, Pesisir Barat 2. Bandar Udara Gatot Subroto. Way Kanan 3. Bandar Udara Radin Inten II, Lampung Selatan

 Banten

1. Bandar Udara Budiarto, Curug

2. Bandar Udara Tanjung Lesung, Tanjung Lesung

 DKI Jakarta

1. Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu

 Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Jawa Timur 1. Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon 2. Bandar Udara Nusawiru, Ciamis

3. Bandar Udara Cibeureum, Tasikmalaya 4. Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang 5. Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap 6. Bandar Udara Wirasaba, Purbalingga 7. Bandar Udara Dewandaru, Karimunjawa 8. Bandar Udara Ngloram, Cepu

9. Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep 10. Bandar Udara Masalembo, Masalembo 11. Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi 12. Bandar Udara Notohadinegoro, Jember 13. Bandar Udara Iswahyudi, Madiun

 Bali dan Nusa Tenggara

1. Bandar Udara Letkol Wisnu, Buleleng, Bali 2. Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar 3. Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa

(10)

6. Bandar Udara Labuhan Bajo, Manggarai Barat 7. Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng 8. Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak

9. Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Waingapu 10. Bandar Udara Soa, Bajawa

11. Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende 12. Bandar Udara Wai Oti, Maumere

13. Bandar Udara Gewayantana, Larantuka 14. Bandar Udara Wonopito, Lewoleba 15. Bandar Udara Mali, Alor

16. Bandar Udara Lekunik, Rote

17. Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu 18. Bandar Udara Haliwen, Atambua

 Kalimantan

1. Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang 2. Bandar Udara Susilo, Sintang

3. Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh

4. Bandar Udara Pangsuma, Putussibau, Kapuas Hulu 5. Bandar Udara Kalimarau, Kabupaten Berau

6. Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya 7. Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun 8. Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan 9. Bandar Udara H. Asan, Sampit

10. Bandar Udara Beringin, Muara Teweh

11. Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin 12. Bandar Udara Warukin, Tanjung

13. Bandar Udara Bersujud, Batulicin 14. Bandar Udara Stagen, Kotabaru

(11)

18. Bandar Udara Sangkimah, Sangatta 19. Bandar Udara Temindung, Samarinda 20. Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta 21. Bandar Udara Tanah Grogot, Tanah Grogot 22. Bandar Udara Tanjung Santan, Marang Kayu 23. Bandar Udara Pulau Bunyu, Bunyu

24. Bandar Udara Yuvai Semaring, Long Bawan 25. Bandar Udara Long Apung, Long Apung 26. Bandar Udara R.A. Bessing, Malinau 27. Bandar Udara Nunukan, Nunukan

28. Bandar Udara Tanjung Harapan, Bulungan

 Sulawesi

1. Bandar Udara Andi Djemma, Masamba 2. Bandar Udara Betoambari, Bau-bau 3. Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo

4. Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako 5. Bandar Udara Kasiguncu, Poso

6. Bandar Udara Lalos, Tolitoli 7. Bandar Udara Lagaligo , Luwu

8. Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju 9. Bandar Udara Melonguane, Melonguane 10. Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow 11. Bandar Udara Mutiara sis al jufri, Palu 12. Bandar Udara Naha, Tahuna

13. Bandar Udara Pogugol, Buol

14. Bandar Udara Sangia Ni Bandera, Pomalaa 15. Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja 16. Bandar Udara Sugimanuru, Raha

(12)

20. Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi 21. Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia

 Maluku

1. Bandar Udara Amahai, Masohi, Seram 2. Bandar Udara Bandaneira, Banda 3. Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru

4. Bandar Udara Dumatubun, Langgur, Maluku Tenggara 5. Bandar Udara Emalamo, Sanana, Kepulauan Sula 6. Bandar Udara Gamarmalamo, Galela, Halmahera Utara 7. Bandar Udara Gebe, Gebe, Halmahera Timur

8. Bandar Udara Kuabang, Kao, Halmahera Utara

9. Bandar Udara Liwur Bunga, Larat [1] Maluku Tenggara Barat 10. Bandar Udara Mangole, Mangole, Kepulauan Sula

11. Bandar Udara Leti, Moa [2] Maluku Barat Daya 12. Bandar Udara Namlea, Namlea, Buru

13. Bandar Udara Namrole, Namrole, Buru Selatan 14. Bandar Udara Nangasuri, Benjina, Kepulauan Aru

15. Bandar Udara Oesman Sadik, Labuha, Halmahera Selatan 16. SXK - Bandar Udara Olilit, Saumlaki, Maluku Tenggara Barat 17. OTI - Bandar Udara Pitu, Morotai

18. Bandar Udara Purpura, Kisar [3] Maluku Barat Daya 19. Bandar Udara Sultan Babullah, Kota Ternate

20. Bandar Udara Taliabu, Taliabu, Kepulauan Sula

21. Bandar Udara Amahai, Pulau Seram, Seram Bagian Barat 22. Bandar Udara Buli, Maba, Halmahera Timur

23. Bandar Udara Pattimura, Kota Ambon

(13)

 Papua

1. Bandar Udara Abresso, Manokwari 2. Bandar Udara Anggi, Anggi

3. Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya 4. Bandar Udara Arso, Arso

5. Bandar Udara Ayawasi, Sorong 6. Bandar Udara Babo, Babo 7. Bandar Udara Bade, Merauke

8. Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang 9. Bandar Udara Bintuni, Bintuni

10. Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya 11. Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya 12. Bandar Udara Elilim, Jayawijaya 13. Bandar Udara Enarotali, Enarotali 14. Bandar Udara Ewer, Merauke 15. Bandar Udara Illaga, Paniai 16. Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya 17. Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan 18. Bandar Udara Jeffman, Sorong

19. Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur 20. Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan 21. Bandar Udara Kamur, Asmat

(14)

31. Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel 32. Bandar Udara Moanamani, Dogiyai 33. Bandar Udara Muting, Merauke 34. Bandar Udara Nabire, Nabire 35. Bandar Udara Obano, Nabire 36. Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya

37. Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang 38. Bandar Udara Pulau Gag, Raja

39. Bandar Udara Rendani, Manokwari 40. Bandar Udara Senggeh, Keerom 41. Bandar Udara Senggo, Mappi 42. Bandar Udara Sinak, Puncak Jaya

43. Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro, Serui 44. Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah 45. Bandar Udara Teminabuan, Teminabuan 46. Bandar Udara Tiom, Jayawijaya

47. Bandar Udara Torea, Fakfak 48. Bandar Udara Ubrub, Keerom 49. Bandar Udara Utarom, Kaimana 50. Bandar Udara Waghete, Deiyai 51. Bandar Udara Wamena, Wamena 52. Bandar Udara Waris, Keerom 53. Bandar Udara Wasior, Wasior 54. Bandar Udara Yuruf, Jayawijaya 55. Bandar Udara Zugapa, Paniai

56. Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong

(15)

2.1.2 Rute / jurusan / tujuan /asal dan lain.

a. Rute penerbangan Bandar Udara Husein Sastra Negara Bandung

Maskapai Tujuan Teminal

AirAsia Kuala Lumpur Internasional

Batik Air Denpasar/Bali,Padang(Segera),Palembang Domestik

Citilink Batam, Denpasar/Bali, Lombok, Medan, Padang(Segera), Palembang, Surabaya

Domestik

Express Air Pontianak, Padang, Palembang, Bandar Lampung

Domestik

Garuda Indonesia

Denpasar, Surabaya, Batam Domestik

Indonesia Air Asia

Medan, Denpasar,Pekanbaru, Surabaya Domestik

Indonesia Air Asia

Kuala Lumpur, Singapura Internasional

Jatayu Air Batam, Palembang Domestik

Kal Star Semarang Domestik

Lion Air Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Medan, Surabaya, Padang, Makassar

Domestik

Malaysia Airlines

Kuala Lumpur Internasional

Malindo Air Kuala Lumpur Internasional

NAM Air Surabaya Domestik

Silk Air Singapura Internasional

(16)

Tabel 1.1 Rute Penerbangan Bandar Hysein Sastra Negara Bandung

Bandung merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia m banyak sekali para wisatawan dari dalam maupun luar negeri ingin pergi berlibur di kota kembang ini maka rute penerbangan dan maskapainya adalah :

 Maskapai Garuda Indonesia Rute penerbangan :

- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 06.30 - 09.15 (setiap hari) - Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 13.20 - 14.05 (setiap hari) - Bandung (BDO) - Surabaya (SUB) : 13.35 - 14.55 (setiap hari) - Surabaya (SUB) - Bandung (BDO) : 11.25 - 12.45 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Batam (BTH) : 14.50 - 16.40 (Senin, Rabu, Kamis, Jumat, Minggu)

- Batam (BTH) - Bandung (BDO) : 17.25 - 19.20 (Senin, Rabu, Kamis, Jumat, Minggu)

 Maskapai Citilink

- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 15.05 - 17.35 (setiap hari) - Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 08.10 - 08.35 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Medan (KNO) : 09.05 - 11.30 & 15.05 - 17.35 (setiap hari)

- Medan (KNO) - Bandung (BDO) : 07.45 - 10.15 & 12.05 - 14.35 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Lombok (LOP) : 10.45 - 13.25 (setiap hari) - Lombok (LOP) - Bandung (BDO) : 13.55 - 14.35 (setiap hari)  Maskapai Batik Air

(17)

- Bandung (BDO) - Denpasar (DPS) : 10.20 - 13.05 & 12.00 - 14.45 & 16.15 - 19.00 (setiap hari)

- Denpasar (DPS) - Bandung (BDO) : 13.45 - 14.30 & 15.25 - 16.10 & 19.40 - 20.25 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Surabaya (SUB) : 06.10 - 07.25 & 16.10 - 17.25 (setiap hari)

- Surabaya (SUB) - Bandung (BDO) : 08.05 - 09.20 & 09.25 - 10.40 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Medan (KNO) : 10.15 - 12.35 & 16.30 - 19.10 & 19.55 - 22.15 (setiap hari)

- Medan (KNO) - Bandung (BDO) : 06.50 - 08.50 & 09.00 - 11.20 & 13.15 - 15.35 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Batam (BTH) : 11.20 - 13.05 (Senin, Rabu, Kamis, Jumat, Minggu)

- Batam (BTH) - Bandung (BDO) : 13.45 - 15.30 (Senin, Rabu, Kamis, Jumat, Minggu)

- Bandung (BDO) - Makasar (UPG) : 06.00 - 09.10 (setiap hari) - Makasar (UPG) - Bandung (BDO) : 14.30 - 15.40 (setiap hari) - Bandung (BDO) - Yogyakarta (JOG) : 16.25 - 17.30 (setiap hari) - Yogyakarta (JOG) - Bandung (BDO) : 18.10 - 19.15 (setiap hari) - Bandung (BDO) - Balikpapan (BPN) : 09.35 - 12.35 (setiap hari) - Balikpapan (BPN) - Bandung (BDO) : 07.35 - 09.30 (setiap hari) - Bandung (BDO) - Banjarmasin (BDJ) : 16.10 - 18.40 (setiap hari) - Banjarmasin (BDJ) - Bandung (BDO) : 09.00 - 09.30 (setiap hari)  Maskapai Wings Air

(18)

 Maskapai Xpress Air

- Bandung (BDO) - Bandar Lampung (TKG) : 09.50 - 10.50 (Selasa, Kamis & Sabtu)

- Bandar Lampung (TKG) - Bandung (BDO) : 14.10 - 15.20 (Selasa, Kamis & Sabtu)

- Bandung (BDO) - Palembang (PLM) : 06.30 - 07.40 (setiap hari) - Palembang (PLM) - Bandung (BDO) : 08.10 - 09.20 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Padang (PDG) : 09.50 - 11.45 (Senin, Rabu & Jumat) - Padang (PDG) - Bandung (BDO) : 12.15 - 14.10 (Senin, Rabu & Jumat) - Bandung (BDO) - Pontianak (PNK) : 15.45 - 17.20 (Minggu, Selasa,

Kamis & Sabtu)

- Pontianak (PNK) - Bandung (BDO) : 13.20 - 15.15 (Minggu, Selasa, Kamis & Sabtu)

 Maskapai Indoesia Air Asia

- Bandung (BDO) - Bandar Lampung (TKG) : 09.50 - 10.50 (Selasa, Kamis & Sabtu)

- Bandar Lampung (TKG) - Bandung (BDO) : 14.10 - 15.20 (Selasa, Kamis & Sabtu)

- Bandung (BDO) - Palembang (PLM) : 06.30 - 07.40 (setiap hari) - Palembang (PLM) - Bandung (BDO) : 08.10 - 09.20 (setiap hari)

- Bandung (BDO) - Padang (PDG) : 09.50 - 11.45 (Senin, Rabu & Jumat) - Padang (PDG) - Bandung (BDO) : 12.15 - 14.10 (Senin, Rabu & Jumat) - Bandung (BDO) - Pontianak (PNK) : 15.45 - 17.20 (Minggu, Selasa,

Kamis & Sabtu)

- Pontianak (PNK) - Bandung (BDO) : 13.20 - 15.15 (Minggu, Selasa, Kamis & Sabtu)

b. Rute penerbangan dan maskapai bandara Bandar Udara Internasional Ngurah Rai

MASKAPAI TUJUAN TERMINAL

Sriwijaya Air Jakarta-Soekarno-Hatta, Maumere, Kupang Domestic Dili Sky Aviation Banyuwangi, Kupang, Labuan Bajo-Komodo,

Mataram-Lombok, Maumere, Surabaya

(19)

Airlines

Qatar Airways Doha, Singapore International

Philippine

Airlines Manila International

Pelita Air Service Bima, Jakarta-Halim Perdanakusuma, Ende,

Labuan Bajo-Komodo, Maumere, Tambolaka Domestic Nordwind

Airlines

Seasonal Charter: Khabarovsk, Novosibirsk, Yekaterinburg, Irkutsk, Krasnoyarsk

International

Merpati Nusantara Airlines

Bandung, Bima, Ende, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kupang, Labuan Bajo-Komodo, Mataram-Lombok, Maumere, Surabaya, Tambolaka, Waingapu

Domestic

Malindo Air Kuala Lumpur Kuala Lumpur

Malaysia Airlines Kuala Lumpur Kuala Lumpur

Lion Air Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Kupang, Makassar, Manado, Medan, Yogyakarta

Jetstar Airways Adelaide, Brisbane, Darwin, Melbourne, Perth, Singapore, Sydney

International

International Thai AirAsia Bangkok-Don

Mueang

International Thai Airways International

Bangkok-Suvarnabhumi

International Tigerair Singapore

International Tigerair Mandala Hong Kong,

Singapore

International Transaero Airlines

Moscow-Vnukovo

International TransNusa Air Services Bima, Ende,

Kupang, Labuan

International Virgin Australia Regional Airlines Port Hedland

(20)

Khabarovsk

International Wings Air Bima, Ende,

Kupang, Labuan

AirAsia Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Surabaya, Yogyakarta Domestic Indonesia

AirAsia Darwin, Kota Kinabalu,[6] Kuala Lumpur, Perth, Singapore International

IAT Mataram-Lombok Domestic

Hong Kong Airlines

Hong Kong International

Hainan Airlines Beijing-Capital (begins 15 January 2014)[5] International Garuda Indonesia

operated by Explore Garuda

Bima, Ende, Malang, Labuan Bajo-Komodo, Mataram-Lombok

Domestic

Garuda Indonesia Balikpapan, Bandung, Jakarta-Soekarno-Hatta, Jayapura, Kupang, Makassar, Semarang, Surabaya, Timika, Yogyakarta

Domestic

Garuda Indonesia Brisbane, Hong Kong, Melbourne, Osaka-Kansai, Perth, Seoul-Incheon, Singapore, Sydney, Tokyo-Haneda, Tokyo-Narita

Emirates Dubai-International (Mulai 3 Juni 2015) Internasiona

Domestic Tigerair Mandala

Jakarta-Soekarno-Hatta

Domestic Virgin Australia Adelaide,

Brisbane,

Melbourne, Perth, Sydney

Domestic

Citilink Balikpapan, Bandung, Jakarta-Halim

Perdanakusuma (Segera),Jakarta-Soekarno-Hatta,

(21)

China Airlines Taipei-Taoyuan

Musiman: Kaohsiung Internasional

Cebu Pacific Manila Internasional

Cathay Pacific Hong Kong Internasional

Batik Air Balikpapan, Bandung, Jakarta-Halim Perdanakusuma (Segera), Jakarta-Soekarno-Hatta, Palembang (ditunda)

Domestik

Aviastar Labuan Bajo, Tambolaka Domestik

Asiana Airlines Seoul-Incheon Internasional

AirAsia Kuala Lumpur Internasional

Air Niugini Port Moresby Internasional

Air New Zealand Musiman: Auckland[3] Internasional

Aeroflot Musiman: Moscow-Sheremetyevo Internasional

Tabel 1.2 Rute Penerbangan Bandar Udara Ngurah Rai

c. Rute penerbangan dan maskapai bandara Bandar Udara Internasional SOEKARNO-HATTA

Maskapai Tujuan Terminal

Air asia Kota kinabalu kuala lumpur 3

Airfast Indonesia Surabaya 1c

Air france Paris Charles de gaule , singapur 2e

America Airlines Las vegas,los angels & new york 2e

Asiana airleines Seoul-incheon 2d

Aviastar Bandar lampung ketapang, lubuk linggau, dan pangkalanbun

1c

Batik air Ambon,Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Jayapura, Kupang, Lombok, Makassar, Manado, Medan, Padang, Palembang, Palu, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Ternate, Yogyakarta

1c

Batik air Singapura 2d

Cathay pacific Hongkong 2d

Cebu pacific Cebu,manila 2e

China airlines Taipei-taoyon 2e

China eastern airlines Shanghai 2e

China southern

airrlines Guangzho 2e

(22)

Pinang

Dragonair Hongkong 2d

Egyptair Bangkok-suvaarnabhumi kairo 2d

Emirates Dubai 2d

Etihad airways Abu dhabi 2e

Eva air Taipei-taoyuan 2e

Express air Bandar Lampung, Jayapura, Makassar,

Manokwari, Sorong, Ternate 1b

Garuda indonesia Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram-Lombok, Medan, Merauke, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Sibolga, Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Timika, Yogyakarta

2f

Garuda indonesia Amsterdam, Bangkok-Suvarnabhumi, Beijing-Capital, Guangzhou, Hong Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, London-Gatwick, Nagoya, Melbourne, Osaka-Kansai, Perth, Seoul-Incheon, Shanghai-Pudong, Singapura, Sydney, Tokyo-Haneda, Tokyo-Narita

2e

Indonesia air asia Bangkok-Don Mueang, Denpasar/Bali, Kota Kinabalu, Kuala Lumpur, Makassar, Medan, Penang, Phuket, Singapura, Surabaya, Yogyakarta

3

Indonesia air asia x Denpasar/bali, jeddah 3

Japan airlines Tokyo , haneda, Tokyo-narita 2d

Jetstar Asia Airways

Kal star aviation Berau, Ketapang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit, Sintang 1c

KLM

Amsterdam,kuala lumpur 2e

Korea Air Seoul-incheon 2e

Kuwait Airlines Kota Kuwait , kuala lumpur 2d

Lion air Denpasar/bali 3

(23)

Merauke, Palu, Poso, Semarang, Surakarta/Solo, Sorong, Surabaya, Ternate, Yogyakarta

Lion air Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya,

Pontianak, Tarakan 1c

Lion air Jeddah, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, Singapura, Tokyo-Narita

2e

Malaysia airlines Kuala lumpur 2d

Malindo air Kuala lumpur 2d

Mihin lanka Kolombo 2d

Nam air Bengkulu, Jambi, Lubuk Linggau, Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang

1b

Oman air Muskat 2d

Qantas Sydney musiman singapura 2d

Qatar airways Doha – hamad 2d

Royal brunei airlines Bandar seri Begawan 2d

Saudia Jeddah, madinah, riyadh 2e

scoot Singapura 2d

Shenzhen air lines Musiman: Fuzhou 2d

Sichuan air lines Nanning 2d

Singapore airlines Singapura 2d

Sriwijaya air Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak, Denpasar/Bali, Gorontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram-Lombok, Medan, Padang, Palembang, Palu, Pangkal Pinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Tanjung Pinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta

1b

Thai airways Bangkok suvarnabhumi 2e

Thai lion air Bangkok don mueang 2d

Thai air asia Bangkok don mueang 2d

Tiger airways Singapura 2d

Trigana air service Pangkal Pinang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit

1c

Turkish airlines Ankara , Istanbul -ataturk 2d

Vietnam airlines Hanoi kota ho chi minh 2e

Xiamen airlines Fuzhou Xiamen 2d

yemenia Dubai , kuala lumpur sana’a 2d

(24)

2.1.3 Keuntungan, Kerugian dan Permasalahan yang Ada di Transportasi Udara

Pada dasarnya semua pengembangan angkutan udara di Indonesia bertujuan untuk kesejahtraan masyarakat dan perkembangan kehidupan masyarakat untuk yang lebih baik lagi.Namaun terlepas dari hal tersebut pembangunan bandara mempunyai dampak baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadapat masyarakat.Dampak yang ditimbulkan pula tidak hanya positif, ada sisi negatif yang diakibatkan dari suatu pembangunan bandara.

a. Keuntungan yang timbul akibat pembanngunan transportasi udara

1. Akan terjadi peningkatan pengunjung wisata dari dalam maupun luar negeri. Karena mudahnya akses para wisatawan untuk mengunjungi Negara yang ingn di knjungi.

2. Terjadinya peningkatan pendapatan daerah dengan adanya peningkatan di salah satu sektor yaitu sektor pariwisata.

3. Akan terbukanya lapangan kerja baru , sehingga akan banyak menyerap tenaga kerja baik tenaga kerja dari penduduk asli maupun Indonesia pada umumnya yang akan menyebabkan pengangguran akan berkurang.

4. Dampak terahir yang paling penting dengan adanya pembangunan angkutan udara adalah pertumbuhan ekonomi.

b. Kerugian yang timbul akibat pembangunan transportasi udara :

1. Pengurangan daerah hijau.Dengan adanya pembangunan transportasi udara ini maka akan di bangun pula Bandar Udaranya

2. Belum siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di daerah

(25)

4. Bisa terjadinya kerusakan pada alat pendengaran, dikarenakan akibat suara bising dan polusi udara yang menyebabkan kualitas udara kurang bersih dan lingkungan tercemar.

5. Akan terjadi banyak tindakan criminal,seperti penyelundupan barang yang di larang oleh Negara.

c. Permasalahan yang Sering Terjadi  Kecelakaan Transportasi Udara

Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak diduga dan tidak diharapkan kehadirannya bagi siapa saja. Potensi kecelakaan memang tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi melalui upaya yang sungguh-sungguh potensi tersebut dapat ditekan untuk mengurangi jatuhnya korban lebih banyak. Perlu dibangun persepsi dan pemahaman yang sama bahwa pesawat terbang memiliki tingkat kerawanan sangat tinggi bila dihadapkan dengan sedikit saja kelalaian, sehingga selayaknya mendapatkan perhatian yang tinggi.

 Delay atau Penundaan Penerbangan

(26)

Mengapa bisa terjadi delay ? Beberapa faktor penyebabnya antara lain :

 Pertama, alasan teknis / maintenance adalah keterlambatan karena pesawat yang akan digunakan mengalami gangguan teknis sehingga membutuhkan waktu untuk perbaikan.

 Kedua, faktor cuaca / alam, adalah keterlambatan karena cuaca pada bandara keberangkatan, dalam perjalanan maupun bandara tujuan kurang mendukung untuk keselamatan penerbangan. Cuaca tersebut seperti : hujan, kabut, asap yang menyebabkan jarak pandang minimal, sehingga operator penerbangan sengaja menunda penerbangan dengan alasan safety.

 Ketiga, adanya kecelakaan / insiden pesawat udara baik pada bandara asal maupun tujuan sehingga otoritas bandara menutup sementara bandara untuk upaya pertolongan / evakuasi, maupun terjadi bencana alam yang tidak terduga sebelumnya.

 Keempat, pergerakan lalu lintas udara / traffic movement sangat padat pada saat peak hours, sehingga pesawat yang akan mendarat maupun lepas landas harus antri.

 Kelima, adanya VVIP movement, yang mengharuskan pesawat harus di hold atau di holding untuk memberi kesempatan pada pesawat VVIP.  Keenam, adanya beberapa rute penerbangan pararel yang dilayani oleh

satu pesawat ( misalnya Jayapura – Makassar – Surabaya – Jakarta-Medan ). Apabila terjadi delay pada penerbangan sebelumnya, dipastikan terjadi juga pada penerbangan selanjutnya.

 Ketujuh, karena mungkin ada indikasi kesengajaan dari operator penerbangan karena minimnya penumpang, untuk menghindari kerugian karena load factor belum memenuhi target.

(27)

penyedia penerbangan tidak seimbang. Contoh sederhana, pada saat kita membeli tiket pesawat terbang ada ketentuan 1 ( satu ) jam sebelum keberangkatan harus sudah check in , kurang dari itu airline tidak menerima atau penumpang

kena charge sekian persen dari harga tiket. Intinya penumpang harus tunduk pada aturan airline. Lain lagi apabila penumpang yang terlambat, misalnya untuk memajukan penerbangan dari jadwal penerbangan yang tertera pada tiket (minta agar dipindah penerbangan yang lebih awal pada satu airline) , pada beberapa airline dikenakan biaya.

Bagaimana dengan penumpang yang delay karena kesalahan operator

penerbangan ? Apa kompensasi yang diberikan airline ? Apakah hanya cukup dikembalikan uang tiketnya ? Atau dipindah ke airline lain ?Memang dalam KM Perhubungan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara bahwa keterlambatan penerbangan ada kompensasi bagi penumpang.Namun hal tersebut belum memberikan efek jera bagiairline untuk tepat waktu dan terkadang hak penumpang sering kali tidak diberikan.

Penumpang juga harus tahu haknya. Menurut UU No 1 2009 Penerbangan, bahwa hak – hak penumpang juga diatur, antara lain :

Pasal 140 Ayat (1) Badan usaha angkutan udara niaga / airline wajib mengangkut orang dan/atau kargo, dan pos setelah disepakatinya perjanjian pengangkutan. (2) Badan usaha angkutan udara niaga wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap setiap pengguna jasa angkutan udara sesuai dengan perjanjian pengangkutan yang disepakati. (3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan tiket penumpang dan dokumen muatan. Ini artinya bahwa apabila penumpang merasa tidak diberikan haknya sesuai dengan dokumen perjanjian yang tertera di tiket maka mereka bisa menuntut.

(28)

yang disepakati.Ayat (2) Dalam hal terjadi keterlambatan atau penundaan dalam pengangkutan karena kesalahan pengangkut, perusahaan angkutan wajib memberikan pelayanan yang layak kepada penumpang atau memberikan ganti rugi atas kerugian yang secara nyata dialami oleh penumpang atau pemilik barang. Pasal 42 berbunyi “Perusahaan angkutan udara yang melakukan kegiatan angkutan udara niaga berjadwal bertanggung jawab atas keterlambatan angkutan penumpang dan/atau barang yang diangkut apabila terbukti hal tersebut merupakan kesalahan pengangkut.Dengan perturan ini baik penumpang maupun perusahaan kargo bisa melakukan klaim terhadap airline.

Kalau dilihat dari penyebabnya, memang delay terjadi bukan hanya karena kesalahan airline misalnya cuaca, accident / incident, traffic movement, VVIP Movement dsb, hal ini tidak bisa dihindari , dan penumpangpun harus menyadari akan hal ini. Namun untuk delay karena alasan teknik / maintenance semestinya bisa diantisipasi sebelumnya . Yang tidak bisa ditolelir adalah delay karena faktor lain misalnya menunggu penumpang, atau hal – hal lain yang tidak masuk akal

2.2 Data Pergerakan Orang 2.2.1 Jumlah penumpang

a. Jumlah penumpang untuk jalur domestik di Bandara Husein Sastranegara

Bandung diperkirakan mengalami peningkatan 20%.Jumlah penumpang diBandara Husein, terus mengalami peningkatan sebesar 20% dari kisaran jumlah 4 ribu sampai 5 ribu penumpang setiap harinya.

(29)

diperkirakan terjadi peningkatan 20%."Prediksi peningkatan 20%, angka itu dari hasil rata- rata, ini terkait dengan adanya libur panjang yang ini meliputi Jumat, Sabtu, Minggu. Dan kita tahu kan hari Minggu itu posisinya tanggal 3 kemudian ramainya itu akan banyak di Hari Minggu itu, kemudian Seninnya mereka sudah mulai kerja (aktivitas biasa)," ujar Suarsono kepada INILAH di Posko Nataru Bandara Husein Sastra Negara, Bandung, Jumat (1/1).

(30)

kedatangan internasional ada 6 penerbangan dengan 767 penumpang dengan presentase total kursi yang terpenuhi hingga 72,22%.

b. Jumlah penumpang untuk jalur Domestik Bandara Soekaro Hatta dan Bandara Ngurah Rai

Bulan Soekarno Hatta NgurahRai 2015

Januari 1 478308 356 314

Februari 1 332181 292 316

Maret 1 490037 315 635

April 1 492524 333 421

Mei 1 655718 375 761

Juni 1 556370 356 428

Juli 1 798426 380 438

Agustus 1 760099 404 915

September 1 467594 327 845

Oktober 1 623422 354 721

November 1 620867 317 524

Desember 1 875545 306 862

1.4 Tabel Jumlah Penumpang

(31)

pergerakan penumpang domestik pada tahun ini mencapai8.542.454 penumpang. Sedangkan internasional sebanyak 8.503.600

GM Angkasa Pura 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo mengatakan, penurunan tersebut disebabkan oleh erupsi gunung selama periode Juli hingga November tahun tersebut. Dua erupsi gunung itu yakni Gunung Raung di Banyuwangi, Jawa Timur dan Gunung Barujari di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

2.1.1 Tarif Yang Paling Banyak Terjual dan Lain

Ini adalah rute terpopuler dari Bandung ke semua wilayah yang di minati oleh

para pengguna jasa penerbangan.

a. Bandara Husein Sastra Negara Bandung

(32)

1.5 Tabel Tarif di Bandar Udara Husein Sastra Negara

b. Bandara Soekarno Hattta

Maskapai Asal Tujuan Tarif

Air Asia Jakarta Bali Rp 437.800

Srowijaya Air Jakarta Bali Rp 448.700

Sriwijaya Air Jakarta Medan Ro 571.000

Lion Air Jakarta Medan Rp 581.000

Sriwijaya Air Jakarta Makassar Rp 581.000

Lion Air Jakarta Makassar Rp 500.500

1.6 Tabel Tarif di Bandar Udara Soekarno Hatta

C bandara ngurah rai

Maskapai Asal Tujuan Tarif

Sriwijaya air Bali Jakarta 488700

Air asia Bali Jakarta 417900

Lion air Bali Makassar 430900

Sriwijaya air Bali Makassar 539300

Air asia Bali Palembang 678500

1.7 tabel tarif Bandar udara ngurah rai

2.3 Sistem Persaingan

Persaingan bisnis di sektor penerbangan tidak hanya terjadi di wilayah barat dan kota-kota besar di Indonesia. Maskapai penerbangan kini berlomba-lomba membuka akses penerbangan ke wilayah timur.Salah satu yang menjadi bidikan adalah Papua.

(33)

Kepala Bandara Sentani Sukardjo Widjojo menyebutkan, enam maskapai yang sudah melayani rute Papua antara lain Lion Air, Garuda Indonesia, Merpati Airlines, Sriwijaya Air, Batik Air dan Express Air.Dalam waktu dekat, maskapai penerbangan asal Malaysia juga berencana melebarkan sayapnya ke wilayah timur Indonesia.

"Dari hasil pertemuan di Jakarta beberapa waktu lalu, rencananya AirAsia juga akan masuk ke Bandara Sentani," ujar Sukardjo seperti dilansir Antara, Jumat (7/6).

Dia berharap, maskapai penerbangan yang baru masuk seperti Batik Air, dapat memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat.Demikian juga untuk harga tiket murah yang ditawarkan, tidak hanya berlaku ketika promo saja.Tapi diharapkan untuk selanjutnya juga berlaku.

Sukardjo mengimbau maskapai penerbangan juga terus meningkatkan pelayanan, sehingga keuntungan yang diperoleh seimbang dengan apa yang dikeluarkan.

"Mengingat kapasitas Bandara Sentani dalam menampung pesawat, maka pihak kami merasa bahwa maskapai penerbangan yang ada saat ini sudah cukup," katanya.

Nantinya jika Bandara Sentani sudah diperluas sesuai dengan rencana, maka maskapai penerbangan lainnya bisa masuk ke Papua melalui Bandara Sentani.

(34)

BAB III

ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Bagaimana Bisnis Di Indonesia Di Bidang Transportasi Udara 3.1.1Demografi Indonesia

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 ini tercatat telah mencapai sekitar 240 juta orang. Berdasarkan Data Biro Sensus AS, Indonesia menempati urutan ke 4 (empat) dunia dalam hal banyaknya jumlah penduduk, setelah China, India dan Amerika Serikat.

Luas wilayah Indonesia terbentang di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan terletak di posisi silang yang sangat strategis yaitu pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 97°' - 141°45'BT.

Di mata dunia internasional, potensi dan nilai strategis Indonesia dianggap sangat penting tercermin dari isu-isu dan pernyataan dalam berbagai forum internasional yang menyebutkan "Geographically, Indonesia is located in a very strategic position which serves as an important international trade hub, connecting North to South (Japan and Australia) and West to East (Europe, Asia, Australia, and the Pacific Rims). With its 17.508 islands located along the equatorial line, Indonesia stretches over 5.120 km from East to West, and 1.760 km from North to South. Indonesia UIRs are considerably wide and It is indeed very potential and strategic in providing international air navigation or air traffic services and traditional marine traffics"

Namun untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, menghubungkan dan membantu peningkatan pembangunan ekonomi di 33 (tiga puluh tiga) propinsi yang ada di Indonesia tersebut, diperlukan sarana angkutan yang

memadai, baik moda darat, laut maupun udara.

(35)

3.1.2 Kontribusi Angkutan Udara Pada Perekonomian Nasional

Peran angkutan udara secara umum adalah memperkokoh kehidupan politik, pengembangan ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan dan pertahanan.Di bidang pengembangan ekonomi, sosial dan budaya, angkutan udara memberikan kontribusi yang cukup besar antara lain, di bidang transportasi, pengembangan ekonomi daerah, pertumbuhan pariwisata dan ketenagakerjaan.

Kontribusi angkutan udara di bidang transportasi adalah memberikan layanan pengangkutan baik orang maupun barang melalui jalur udara yang menawarkan nilai tambah berupa efisiensi waktu dan kecepatan yang lebih baik dibandingkan moda transportasi lainnya.Dengan adanya faktor kecepatan tersebut disamping mampu menekan biaya produksi, mobilitas orang dan penyampaian kebutuhan barang atau jasa pun menjadi lebih cepat dan lebih baik.

Kontribusi angkutan udara di bidang pengembangan ekonomi daerah adalah melakukan kegiatan lalu lintas orang maupun barang untuk membantu membuka akses, menghubungkan dan mengembangkan potensi ekonomi daerah yang pertumbuhan ekonominya masih rendah serta menghidupkan dan mendorong pembangunan wilayah khususnya daerah-daerah yang masih terpencil , sehingga penyebaran penduduk, pemerataan pembangunan dan distribusi ekonomi dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

Kontribusi angkutan udara di bidang pariwisata adalah memberikan layanan angkutan udara dari/ke luar negeri dengan tujuan untuk memasukkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Indonesia dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa Negara. Berkaitan dengan sektor pariwisata, kontribusi angkutan udara memang sangatlah besar karena angkutan udaralah yang memungkinkan wisatawan manca negara masuk ke Indonesia.Hampir kurang lebih 90% dari wisatawan yang masuk ke Indonesia menggunakan sarana angkutan udara. Sehingga dapat dikatakan, sektor pariwisata Indonesia akan semakin berkembang apabila didukung oleh pertumbuhan angkutan udaranya.

(36)

Transport Action Group (ATAG), yaitu sebuah organisasi independen internasional yang terdiri dari beberapa kelompok perusahaan khususnya yang berkiprah di bidang industri angkutan udara, kontribusi angkutan udara di bidang ketenagakerjaan secara langsung adalah penciptaan lapangan kerja industri dari angkutan udara itu sendiri dan secara tidak langsung adalah menciptakan lapangan kerja di bidang pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan operasional / produksi angkutan udara. "Multiplier effect" lainnya adalah adanya angkatan kerja yang disebabkan oleh pengeluaran yang disebabkan oleh industri dan yang terbesar adalah angkatan kerja yang disebabkan meningkatnya kegiatan sektor pariwisata akibat masuknya wisatawan melalui jalur angkutan udara. ATAG mengindikasikan bahwa indeks prosentase dari pengaruh industri angkutan udara terhadap ketenagakerjaan adalah sebesar 580% dengan

perincian sebagai berikut, pengaruh langsung (direct) sebesar 100% berupa penciptaan tenaga kerja angkutan udara itu sendiri, pengaruh tidak langsung (indirect) sebesar 116% berupa angkatan kerja pengadaan barang dan jasa, pengaruh lainnya (induced), yaitu angkatan kerja dari sektor pariwisata sebesar 310% dan angkatan kerja dari pengeluaran yang disebabkan oleh industri sebesar 54%. Sehingga jika kita mengacu pada rasio pesawat per pegawai sebesar 1 : 150 orang, maka jika muncul industri angkutan udara baru dengan jumlah armada sebanyak 5 pesawat akan menghasilkan angkatan kerja sebanyak, 5 x 150 orang x (100%+116%+310%+54%)=4.350 orang angkatan kerja. Apabila kita hitung dengan perumusan yang sama secara nasional, dari seluruh jumlah armada yang beroperasi di Indonesia yang berjumlah kurang lebih sekitar 270 pesawat, maka total penciptaan angkatan kerja dari sektor angkutan udara adalah sebesar 227.070 orang. Suatu jumlah angkatan kerja yang cukup lumayan, apalagi di era sekarang , hal tersebut sangat membantu pemerintah di bidang pemenuhan tenaga kerja nasional.

3.1.2 Peningkatan Sektor Pariwisata yang Didukung Oleh Angkutan Udara Yang Handal Dan Berkualitas

(37)

Menurunnya penerimaan negara dari sektor minyak memicu pemerintah untuk secara intensif melakukan langkah-langkah antisipatif dengan mencari sumber-sumber lain keuangan Negara selain migas. Pemerintah melakukan perubahan di berbagai bidang melalui langkah deregulasi perekonomian antara lain deregulasi perpajakan, pelabuhan dan angkutan laut termasuk deregulasi di bidang angkutan udara dimana awalnya dinamakan "partial open sky" dengan membuka Bali, Denpasar sebagai pintu masuk wisatawan ke Indonesia disamping Jakarta sebagai ibukota negara.

Namun penerapan " limited open sky" tersebut berdampak pada maskapai penerbangan nasional yang notabene belum siap bersaing di pasar global, sehingga pelan tapi pasti, mulai mengalami sesak nafas. Bahkan Garuda Indonesia yang pada awalnya dianggap kuat dan mapan, tak urung akhirnya mengalami kerugian di tahun 1993.Namun segala sesuatu memang harus dilihat konteksnya secara luas.Apakah kebijakan untuk mendukung sektor pariwisata tersebut sebagai penyebab kerugian maskapai nasional?Kalau kita menyikapinya secara arif dan bijaksana, maka

jawabannya "bisa ya, bisa tidak".Namun kalau melihat pada misi yang diemban oleh airline nasional, yaitu disamping menghubungkan keseluruh propinsi dari dan ke seluruh kota-kota di Indonesia, juga berkewajiban mendukung program pemerintah di bidang pariwisata dan ekspor non migas.Jadi jelas, bahwa industri penerbangan

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari industri pariwisata.Hanya memang, idealnya suatu kebijakan hendaknya diterapkan secara bertahap, sehingga airline nasional lebih siap dalam menghadapi persaingan.Apakah sektor pariwisata bisa disalahkan?Jawabannya "tidak", karena keduanya sama-sama untuk kepentingan Nasional.Seperti hukum sebab akibat, sesuatu terjadi karena ada kejadian yang

(38)

Meskipun pemerintah terus giat menggali alternatif lain selain migas, posisi migas masih menjadi tulung punggung untuk menggerakkan roda perekonomian Negara. Kebetulan saat itu tingkat konsumsi minyak domestik masih belum tinggi sehingga ekspor surplus migas masih terus berjalan hingga beberapa puluh tahun kemudian.

Keberhasilan sektor pariwisata Indonesia seakan menjadi penyejuk ditengah menurunnya ekspor migas dan menjadikan sektor ini sebagai primadona baru setelahi migas.Untuk lebih mengembangkan sektor ini, maka beberapa bandar udara di tanah air semakin diperlebar, dibangun dan diubah menjadi bandara Internasional.Tentunya dengan satu tujuan, yaitu untuk memberikan peluang lebih banyaknya wisatawan manca negara masuk ke Indonesia, langsung ke daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia. Kota-kota yang bandaranya dikembangkan selain Jakarta dan Denpasar antara lain, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Manado, Ambon, Biak, Padang, Surabaya, Batam, Ujung Pandang, Banda Aceh, Bandung, Mataram dan lain-lain. Hingga saat ini total seluruh bandara yang ditetapkan sebagai Bandar udara Internasional berjumlah 27 bandara (SKep Menhub No : KM.44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional) dengan tujuan agar perusahaan penerbangan baik domestik maupun asing memperoleh kemudahan akses penerbangan ke/dari luar negeri secara langsung. Terbukanya banyak bandara di Indonesia tersebut, menjadikan ruang udara Indonesia menjadi semakin terbuka dan bebas, sehingga kesiapan maskapai nasional untuk bersaing secara global sangat menentukan. Tanpa bermaksud mempersoalkan tentang kebijakan tersebut, namun jika kita bandingkan dengan kebijakan negara lain seperti Amerika Serikat dan Eropa, dimana sebagai perwujudan dari sebuah negara liberal, ternyata keduanya masih menganut sistem pre-kompetitif, dimana dalam perjanjian udaranya senantiasa menekankan adanya perundingan yang adil (win win solution), namun sepanjang tidak merugikan airline domestiknya. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, proteksi di sebuah negara liberal masih tetap ada, dengan maksud untuk tetap menjaga kepentingan nasionalnya.

(39)

produksinya. Pada bulan tersebut rata-rata volume impor per hari telah meningkat mencapai 484.000 barrel,sedangkan volume ekspor rata-rata hanya sebesar 448.000 barrel, jadi minus 36.000 barrel per hari. Kondisi defisit minyak ini masih berlangsung hingga saat ini sehingga pemerintah mau nggak mau harus terus menggenjot

penerimaan devisa dari sektor non migas. Mungkin karena alasan inilah, per Januari 2009, Indonesia secara resmi keluar dari keanggotaan OPEC, setelah bergabung selama 47 tahun atau tepatnya sebagai anggota OPEC sejak tahun 1962.

2.1.3 Peran Pemerintah dan Pengelola

Keduanya, baik regulator maupun operator diharapkan saling memberikan nilai positif bagi perkembangan angkutan udara Nasional.Untuk membenahi kondisi penerbangan nasional memang tidaklah mudah, karena sifatnya yang sangat kompleks.Sangat diperlukan adanya partisipasi dari berbagai pihak terkait dan

partisipasi masyarakat untuk duduk bersama dan memperbaikinya. Beberapa poin-poin yang perlu dilakukan dan dikembangkan yaitu :

1. Dari sisi Regulator / Pemerintah.

 Terus melakukan pengaturan dan pengawasan pada setiap pelaku industri penerbangan agar seluruh aturan, ketentuan atau regulasi penerbangan sesuai dengan standar yang diharapkan.

 Melaksanakan berbagai kebijakan yang kondusif dan memberikan manfaat yang

berimbang termasuk memberikan kemudahan-kemudahan dan insentif yang diperlukan untuk mendukung kelancaran dunia usaha angkutan penerbangan.  Meminimalisir faktor-faktor yang menghambat perkembangan,

menyederhanakan birokrasi yang ada, menciptakan efisiensi dan keteraturan penerbangan, serta hal-hal penting lainnya dalam rangka membantu

perkembangan dunia usaha penerbangan.

(40)

 Merumuskan dan menetapkan langkah-langkah sertamenciptakan kompetisi yang sehat antar moda angkutan atau sesama moda angkutan, sehingga tidak saling merugikan satu sama lain

2.Dari sisi Operator / Perusahaan Penerbangan.

 Segera melakukan langkah-langkah konkrit agar pelaksanaan penerbangan dapat berjalan sesuai dengan persyaratan standar keamanan dan keselamatan penerbangan.

 Memberikan masukan-masukan kepada regulator agar jalannya penerbangan

aman dan terjangkau namun eksistensi perusahaan juga tetap terjaga.

 Melakukan perbaikan yang terus menerus dalam rangka memberikan layanan yang berkualitas dan komitmen perlindungan terhadap konsumen.

3. Partisipasi dan peran serta masyarakat / pengguna jasa angkutan udara.

 Memberikan masukan-masukan baik kepada regulator maupun operator

penerbangan dan menyampaikan kebutuhan/keinginan yang berhubungan dengan layanan angkutan udara.

 Memberikan peran serta yang nyata untuk membantu kelangsungan hidup angkutan udara dan komitmen serta dukungannya untuk lebih menggunakan maskapai nasional ketimbang maskapai asing.

3.2 Pola Pergerakan Spasial dan Non Spasial Dalam Sistem Transportasi

Pola pergerakan dalam sistem transportasi terdiri dari 2 pola pergerakan, yakni: (1) Pola pergerakan spasial dan (2) Pola pergerakan non spasial

a. Pola Pergerakan Spasial

(41)

1. Pola perjalanan orang

Pola perjalanan yang dipengaruhi oleh aktivitas bekerja dan bermukim.Pola perjalanan ini memiliki sebaran spasial seperti perkantoran, permukiman dan pertokoan.

2. Pola perjalanan barang

Pola perjalanan yang dipengaruhi oleh aktivitas produksi dan konsumsi dengan ditandai adanya pergerakan distribusi dari pusat produksi ke lokasi konsumsi.

Keduanya sangat bergantung pada sebaran pola tata guna lahan yang ada di kawasan tersebut.

b. Pola Pergerakan Non Spasial

merupakan pola pergerakan yang tidak mengenal batas ruang/kawasan. Pola pergerakan ini terdiri dari:

1. Jenis sarana angkutan

Dalam melakukan perjalanan memilih jenis angkutan merupakan hal yang paling penting.Pemilihan angkutan biasanya mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan.

2. Waktu pergerakan

Waktu terjadinya pergerakan sangat bergantung pada rutinitas orang melakukan kegiatan sehari-hari.Seseorang melakukan kegiatan dapat dilakukan di pagi hari, siang hari, malam hari tergantung dari maksud tujuan dari perjalanannya.

3. Alasan pergerakan

(42)

Dengan demikian, pola spasial pergerakan dan non spasial dilakukan atas dasar perjalanan orang dengan memperhatikan kondisi guna lahan kawasan/perkotaan. Dalam membentuk pola spasial pergerakan ini dicerminkan dengan adanya pergerakan orang yang menggunakan moda transportasi dalam waktu tertentu dengan alasan tujuan tertentu.

3.3 Sistem Persaingan Transportasi Udara

Pada umumnya dinamika dunia dari sisi transportasi udara di Indonesia ditandai oleh dua kecenderungan, yaitu ;

 Liberalisasi bisnis penerbangan, yaitu adanya kebijakan open sky pemerintah sehingga banyak bermunculan maskapai baru di Indonesia dan meningkatnya jumlah aliansi perusahaan lokal dgn maskapai asing untuk memperluas cakupan pelayanan bisnis penerbangan.

 Adanya kemajuan teknologi baik hardware dan software yang sangat cepat yang dapat mendukung pesatnya perkembangan bisnis airlines terutama untuk aplikasi SIM (Sistem Informasi Manajemen) Transportasi Udara.

Dengan adanya liberalisasi, otomatis terjadi persaingan yang sangat kompetitif antar maskapai sehingga maskapai dituntut untuk selalu melakukan langkah-langkah penghematan cost Pada perusahaan penerbangan. Salah satu cara penghematan cost adalah dengan

(43)

Sistem Teknologi Informasi pada bisnis penerbangan, secara umum dibagi dalam dua system, yaitu ;

 Sistem Front Office, yang menyangkut dan bersentuhan langsung dengan pelanggan, contohnya Sistem reservasi, Check in System, Boarding system, Website online, Payment Online, E-ticketing system, SMS Booking, Global Distribution System, dll.

 Sistem Back Office, yang mendukung jalannya operasional perusahaan, misalnya software accounting, Human Resources Information system, ERP system, Kontrol maintenance Aircraft, Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew Monitoring System, dll.

Sistem di perusahaan maskapai sangat kompleks, system harus mampu mengintegrasikan system Front Office dan Sistem Back Office.

Pada beberapa perusahaan penerbangan system di Indonesia seperti Garuda dan Merpati menggunakan system ERP. Garuda pengembangan sistem informasi ERP dimulai sejak 1999 sejalan dengan pelaksanaan program rehabiltasi perusahaan yang bertujuan menyehatkan

perusahaan dari lilitan utang yang besar dengan menerapkan Software Applications and Product in Data Processing (SAP) sedangkan pada tahun 2004, menyusul Merpati Airlines mulai

mengimplementasikan software ERP yaitu software SAP yang merupakan software pengelolaan perusahaan yang lengkap dan terintegrasi terutama dibidang keuangan dan warehouse untuk mengontrol dan memonitor pergerakan spare part pesawat dan memonitor penjualan tiket di seluruh Kantor Cabang Penjualan.

(44)

3.4 Kesimpulan

Transportasi udara adalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Transportasi ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan sedangkan udara atau angkasa sebagai jalur atau jalannya. Dimana pesawat udara Yang dimaksud dilengkapi dengan navigasi dan alat telekomunikasi yang canggih.

Karakteristik kinerja transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek antara lain :

1. Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya. Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat dibandingkan moda tranportasi lainnya.

2. Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari daerah pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada. Dengan demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di dalamnya, khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik. 3. Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi

cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan terhentinya penerbangan.

4. Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik terbatas, sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan jenis barang yang dimuat pun sangat terbatas.

(45)

Dalam sisi ini juga, sebenarnya perbandingan frekuensi perjalanan antar moda berbasis ukuran kecepatan tidak mudah. Frekuensi penerbangan bisa lebih dari satu tujuan setiap harinya dengan jarak yang jauh, walaupun jika diukur tingkat frekuensi terhadap waktunya menjadi kurang baik.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transportasi_Udara

http://redhamuhammad.blogspot.co.id/2012/11/buruknya-transportasi-udara-di-indonesia.html

https://fisloro.wordpress.com/2013/02/03/penyebab-dan-antisipasi-delay-pesawat-udara/

http://www.inilahkoran.com/berita/ekonomi/51450/penumpang-di-bandara-husein-naik-20

http://www.merdeka.com/uang/persaingan-antar-maskapai-penerbangan-makin-ketat-di-papua.html

http://www.kompasiana.com/galihrudyto/fenomena-bisnis-angkutan-udara-nasional_54ff0a4aa33311151750f962

https://zejimandala.wordpress.com/2013/11/14/pola-pergerakan-spasial-dan-non-spasial-dalam-sistem-transportasi/

http://lasetyabudi.weebly.com/blog/permasalahan-transportasi-di-indonesia-dan-beberapa-solusinya

http://brainly.co.id/tugas/55165

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Ngurah_Rai

http://kabar24.bisnis.com/read/20160101/15/506241/jumlah-penumpang-di-bandara-i-gusti-

(47)

Gambar

Tabel 1.2 Rute Penerbangan Bandar Udara Ngurah Rai

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data persediaan dan jumlah permintaan, maka dirancang suatu sistem penunjang keputusan menggunakan metode tsukamoto.Dalam sistem penunjang keputusan ini ada tiga

(7) Konteks : Di dalam kereta yang membawa tokoh Aku ke penjara Bicêtre, tokoh Aku memikirkan vonis hukuman mati yang baru saja ia (Aku) terima, vonis hukuman mati tersebut

Unjuk kerja Unjuk kerja Unjuk kerja Tes identifikasi Uji prosedur Tes identifikasi  tunjukkanlah salah satu dari berbagai ragam piranti lunak yang termasuk dalam kelompok pengolah

Hasil dari penelitian ini adalah (1) RAK untuk PRB merupakan jawaban yang terstruktur sebagai program pemerintah untuk merangkum strategi PRB di suatu komunitas, baik

Hal ini memberikan arti bahwa ketergantungan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju Utara terhadap bantuan pemerintah pusat sangat rendah, ditandai dengan kecilnya persentase

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka-angka.Data kuantitatif dari penelitian ini yaitu berupa data

(4) Bank Indonesia dapat menetapkan individu tertentu yang mewakili unsur masyarakat berdasarkan masukan dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan

Berdasarkan masalah di atas maka penelitian ini mengusulkan sebuah perancangan sistem informasi penjaminan mutu pada STMIK Balikpapan yang selaras dengan