Sejarah perkembangan
perekonomian dan sistem
keuangan indonesia
1. Ailiya Silvia Ilma
2. Abyan D Akram
3. Nur Faidatuz Zuhroh
1.
1945 – 1950 ( Masa pasca kemerdekaan )
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan
amat buruk, antara lain disebabkan oleh
a.
Inflasi yang sangat tinggi
b.
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan
November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar
negeri RI.
c.
Kas negara kosong.
d.
Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
e.
Program Pinjaman Nasional
f.
Diplomasi beras ke India,
g.
Konferensi Ekonomi Februari 1946
h.
Pembentukan Planning Board ( Badan Perancang Ekonomi )
19 Januari 1947
2. 1950-1959 : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi)
Kondisi ekonomi Indonesia pada masa liberal
a.
Setelah pengakuan kedaulatan dari belanda pada tanggal 27
desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi
dan keuangan seperti yang telah ditetapkan dalam hasil-hasil
KMB. Beban tersebut berupa uang luar negeri sebesar 1,5 triliun
rupiah dan utang dalam Negara sejumlah 2,8 triliun rupiah.
b.
Politik keuangan pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia
melainkan dirancang di belanda.
c.
Pemerintah belanda tidak mewariskan ahli-ahli yang cakap
untuk mengubah system ekonomi colonial menjadi system
ekonomi nasional.
d.
Tidak stabilnya situasi politik dalam Negara mengakibatkan
pengerluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan
semakin meningkat.
e.
Defisit yang harusnya ditanggung oleh pemerintah RI pada
waktu itu sebesar 5,1 miliar.
Kebijakan pada masa ekonomi liberal :
1.
Gunting Syafruddin adalah kebijakan pemotongan nilai mata
uang(sanering).
2.
Program Benteng (Benteng Group),pembangunan ekonomi Indonesia
perlu di tumbuhkan struktur ekonomi colonial menjadi struktur
nasional.
3.
Nasional
de javasche bank
, ketentuan dalam KBM mengenai de
javasche bank sangat melemahkan kedudukan pemerintah republic
Indonesia.
4.
System ekonomi Ali-Baba,pertumbuhan dan perkembangan
pengusaha nasional pribumi dalam rangka merombak ekonomi
colonial menjadi ekonomi nasional.
5.
Persetujuan finansial ekonomi (fincek), perjanjian hubungan fincek
dengan Indonesia-belanda.
6.
Rencana pembangunan lima tahun (RPLT), adanya ketegangan
antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
7.
Musyawarah Nasional Pembangunan. Tujuan diadakan Munap adalah
untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan
3. 1959-1966 : Sistem ekonomi
etatisme/komando (masa demokrasi
terpimpin)
Kebijakan-kebijakan ekonomi antara lain :
a.
Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus
1959 menurunkan nilai uang.
b.
Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
4. 1966-1998 : Sistem ekonomi pancasila
(demokrasi ekonomi)
Kebijakan pada masa kabinet Ampera :
a.
Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbai
ki sektor - sektor yang menyebabkan
kemacetan ekonomi.
b.
Debirokratisasi untuk memperlancar kegiatan
perekonomian
5. 1998-sekarang : sistem ekonomi
pancasila (demokrasi ekonomi)
a.
Pada masa B.J Habibie
•
Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui
pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional)
dan unit Pengelola Aset Negara
•
Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
•
Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp.
10.000,00
•
Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah
utang luar negeri
•
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
•
Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
b. Pada masa Abdurahman Wahid
pada tahun 1999 kondisi perekonomian Indonesia
mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju
pertumbuhan PDB mulai positif walaupun tidak jauh
dari 0%.
c. Pada masa Megawati
•
Meminta penundaan pembayaran utang sebesar
US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3
dan mengalokasikan pembayaran utang luar
negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
d. Pada masa Susilo Bambang Y
• Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
• Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde baru.
• Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
• Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
• Pelunasan utang IMF.
• Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
• Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
• Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.