• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN SUMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN SUMB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN

SUMBER DAYA ALAM

DI SUSUN

O

L

E

H

NAMA : ABRAHAM YEREMIA SITOMPUL NIM : 150710101266

KELAS : HUKUM LINGKUNGAN “ F “

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam pengertian dari pada hukum itu sendiri, pada dasarnya konsepsi hukum mencakup dua unsur yaitu ;

a. Mengatur b. Pengamanan

Dimana ada suatu sistem yang diatur didalam nya sebagai suatu sarana dalam menjalankan suatu keadaan yang kondusif atau tertib sehingga mampu melahirkan sesuatu yang baik didalam peneglolaan kehidupan ber-masyarakat.

Selanjutnya, dengan sudah terbentuk nya suatu tatanan sistem yang teratur, maka tercipta lah suatu bentuk pengawasan atau pun pengamanan yang baik, yang mampu mendidik subyek hukum didalam nya untuk patuh dan taat terhadap suatu peraturan yang ada. Sehingga dapat melahirkan kegiatan ber-kehidupan ber-masyarakat yang baik dan taat akan aturan.

Sehingga suatu pengertian terhadap apa itu hukum tidak selalu ber-orientasi terhadap adanya suatu pemberian sanksi dan perampasan hak semata, karena jauh sebelum itu sejatinya hukum itu digunakan untuk mengatur serta menjamin adanya pemberian pengamanan didalam nya.

Menurut sebuah adegium yang dicetuskan oleh Von Savigny yang dikenal dengan istilah “ ibi societas ubi ius “ yang artinya “dimana ada masyarakat disitu ada hukum” Demikian pula hal nya dengan J.C.T. Simorangkir ; Hukum merupakan segala peraturan yang sifatnya memaksa dan menentukan segala tingkah laku manusia dalam masyarakat dan dibuat oleh suatu lembaga yang berwenang.

Dengan kata lain, maka pada intinya Hukum akan lahir apabila timbulnya suatu subyek hukum yang secara langsung maupun tidak langsung membangun suatu hubungan hukum didalam pergaulan hidup nya sehari-hari di tengah – tengah masyarakat. Hal demikian lah yang selanjutnya menjadi suatu pengaturan serta pengamanan didalam penerapannya.

(3)

sesama mahluk hidup dan juga tempat pemberdayaan benda – benda mati penunjang proses kehidupan mahluk hidup.

Menurut Otto Soemarwoto, Lingkungan merupakan presentasi dari pada semua jumlah benda dan kondisi yang ada, didalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.

Selanjutnya Prof. Emil Salim berpendapat bahwasannya lingkungan hidup merupakan segala benda, kondisi keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.1

Dengan demikian yang dimaksud dengan hukum lingkungan adalah sebuah deskripsi dari prinsip yang mengatur dan mengamankan sistem terhadap lingkungan hidup.2 Selanjutnya Siti Sundari Rangkuti juga berpendapat bahwasannya hukum

lingkungan merupakan hal – hal yang mengatur hubungan timbal – balik antara manusia dengan mahluk hidup lainnya, dan apabila dilanggar dapat menimbulkan sanksi.

Atas dasar hukum yang telah dibuat didalam mengatur serta pengawasan terhadap penyelengaraan sebuah sistem tata kelola lingkungan, terdapat salah satu poin penting yang menjadi tujuan penyelengaraan hal tersebut yaitu ; Fungsi Kelestarian Lingkungan. Selanjutnya mengapa harus fungsi kelestarian lingkungan ?

Fungsi merupakan sesuatu yang dibuat untuk menciptakan suatu tujuan, atas dasar fungsi tersebut maka tercipta lah suatu tujuan. Tujuan dari pada adanya perhatian maupun pengaturan terhadap fungsi kelestarian lingkungan adalah untuk memastikan keberlangsungan kehidupan bagi generasi berikutnya. Menjaga agar fungsi dari pada lingkungan yang lestari guna untuk meopang kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya baik dimasa ini maupun dimasa mendatang.

Sebagai contoh ; saat ini fungsi hutan sering disalah gunakan oleh segelintir orang sebagai sumber pendapatan ekonomi yang berlebihan, sehingga menggeser fungsi lingkungan yang seharusnya sebagai suatu ekosistem bagi seluruh mahluk hidup yang bergantung padanya.

Itulah mengapa sangat penting didalam mengatur serta menjaga fungsi dari pada kelestarian lingkungan itu sendiri. Karena hal tersebut akan sangat berdampak bagi

1 Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1982, Hal. 2

(4)

keberlangsungan serta keseimbangan kehidupan seluruh mahluk hidup yang saling berkaitan dan berketergantungan antara satu dengan yang lainnya.

Pemanfaatan sekaligus pengelolaan sumber daya alam itu sendiri sejatinya tidak pernah lepas dari bagaimana cara atau peran manusia sebagai puncak dari pada konsumen terhadap pengelolaan sumber daya alam. Secara historical ketergantungan manusia sebagai salah satu mahluk hidup terhadap alam dapat dijelaskan melalui beberapa fase perkembangan pola-pikir. Yakni ;

 Manusia memuja Alam

Dimana pada fase ini manusia memperlakukan alam secara berlebihan dengan menyembah sekaligus memuja keberadaan nya atas kehidupan yang dihasilkan melalui sumber daya yang diberikan.

 Manusia memanfaatkan Alam

Suatu keadaan dimana manusia mulai bisa untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang kebutuhan hidup mereka.

 Manusia menguras & menggerogoti alam & lingkungan nya

Pada fase ini lah manusia mulai mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, manusia mulai melihat sumber daya alam juga bukan digunakan sebagai sesuatu yang hanya dapat menunjang keberlangsungan kehidupan mereka, melainkan juga sebagai alat pertumbuhan ekonomi yang berlebihan untuk dijalankan bersamaan dengan politik kekuasaan.

 Manusia merasa ditinggalkan oleh alam

Setelah fase dimana manusia menguras hasil dari pada alam secara berebihan, disini manusia harus menerima konsekuensi nya dimana atas kelakuan tersebut ternyata kondisi sumber daya alam menjadi tidak terkontrol lagi. Manusia seakan mulai ditinggalkan oleh alam yang mulai kehabisan sumber daya nya juga cenderung lebih sering melahirkan bencana akibat mulai tidak-seimbangnya peran dari pada ekosistem yang ada.

 Manusia merawat alam sebagai lingkungan hidup yang menetukan hidupnya. Manusia akhirnya mulai sadar, bahwasannya kehidupan mereka sangatlah bergantung pada kondisi lingkungan hidup mereka, manusia mulai merawat serta menjaga alam.

1.2 Rumusan Masalah

(5)

 Bagaimana Peranan pemerintah dalam menertibkan serta mengatur pengelolaan Limbah & Sumber Daya Alam yang tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan serta kearifan budaya masyarakat local

 Bagaimana penerapan paradigma Industri hijau dalam rangka menjaga kelestarian fungsi Lingkungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peraturan – peraturan

 Regulasi peraturan terhadap pengawasan pengelolaan limbah & Sumber daya alam Regulasi peraturan terhadap pengawasan pengelolaan limbah & Sumber daya alam banyak diatur di dalam UU. No. 32 Tahun 2009. Hal yang sama juga tertuang didalam PP Nomor 81 Tahun 2012 Tentang pengelolaan limbah (sampah rumah tangga), lalu Perpres No. 33 Tahun 2011 tentang kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air, dan masih banyak lagi hal – hal terkait regulasi peraturan yang mengatur akan hal itu.

(6)

Sesuai dengan konsep dari pada hukum yang bersifat mengatur dan mengamankan, regulasi peraturan – peraturan tersebut disiapkan bagaimana agar supaya pihak-pihak yang terkait didalam aktivitas ekspolitasi kekayaan sumber daya alam dan pengelolaan limbah industri memiliki sebuah aturan bersama yang dapat dilihat sebagai pengatur serta pengawasan terhadap seluruh aktivitas kegiatan tersebut.

Hal lain yang terkandung didalam nya juga sebagai rujukan bagi pemerintah didalam menyelengarakan suatu sistem pemerintahan yang mampu menciptakan keadilan bagi pihak-pihak manapun didalam memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada.

2.2 Kebudayaan dan kearifan lokal

 Peranan masyarakat & kebudayaan dalam mengelola limbah & sumber daya alam

Masyarakat lokal beserta kearifan budaya lokal nya, saat ini sangat-sangat diperlukan oleh pemerintah dalam mendukung dari pada kinerja pemerintah dalam pengawasan terhadap pengelolaan limbah dan sumber daya alam. Hal tersebut dapat terlihat bagaimana masyarakat local yang mampu memulai dari dalam diri mereka sendiri untuk menjaga, mengelola sumber daya alam dan mampu melestarikan lingkungan sesuai dengan fungsi nya.

Hal tersebut tidak lah terlepas dari bagaiman kultur budaya yang melekat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dimana mereka memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang pada hakekat nya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan fungsi dari pada kelestarian lingkungan hidup mereka.

Karena memang pada dasarnya mereka juga menyadari penting nya bagaimana menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk diwariskan kepada generasi-generasi penerus berikutnya. Atas dasar pemikiran tersebut lah, tampknya memang pemerintah dalam hal ini mampu melihat masyarakat terutama masyarakat lokal pada kenyataannya mampu diajak untuk sama-sama menjaga serta melindungi lingkungan.

Pemerintah pun terlihat lebih serius dalam menyikapi hal tersebut, secara implisif jelas dinyatakan didalam UU No. 32 Tahun 2009 bagaimana masyarakat memiliki hak & kewajiban untuk turut serta berperan menjaga & melestarikan fungsi lingkungan hidup yang dimana pada akhirnya hal tersebut dapat membantu serta meringankan kinerja pemerintah dalam hal ini.

2.3 Industri Hijau

 Paradigma penerapan Industri Hijau

(7)

kebutuhan pertumbuhan jumlah penduduk atau konsumen yang semakin besar. Mengenai industry pada era modern ini masih belum menganut asas efisiensi dan efektivitas. Dimana terdapat begitu besar perhatian pada sector industri yang mempergunakan sumber daya begitu banyak dari alam tetapi menghasilkan sedikit kemanfaatan dan dengan komposisi yang begitu tidak sebanding. Karena dengan tinggi nya pertumbuhan konsumen yang memaksa harus meningkatkan produksi untuk mencukupi nya, namun di satu sisi Alam sendiri juga memiliki keterbatasan untuk memunculkan sumber daya nya.

Memang jelas sekali terlihat bahwa persoalan industry itu tidak lepas dari nilai perhitungan yang berujung pada perekonomian. Hal tersebut justru menimbulkan pertanyaan dimana letak paradigm tersebut. Jika kita melihat kedudukan dari norma aturan perundang-undangan mengenai undang – undang perindustrian yakni ketentuan pasal 1 angka 3 dan sebelumnya pada angka 1 & 2 yaitu ;

- Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan industri

- Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan / atau memanfaatkan sumber daya industry sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

(8)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bagaimana manivestasi / perwujudan hukum lingkungan di dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan & pengelolaan Lingkungan.

Manivestasi / perwujudan Hukum Lingkungan didalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan & pengelolaan Lingkungan dapat terlihat dari bagaimana hal tersebut dapat Mengatur dan Mengamankan. Sebagai pengatur konsepsinya terletak pada wewenang peraturan perundang – undangan dalam sistem pemerintahan yang

berdasarkan paham Negara hukum yang diarahkan pada legitimasi kekuasaan untuk mengatur serta memberi pengamanan bagi aktivitas penyelenggaraan pemerintahan untuk dapat bersikap adil didalam penegakan aturan hukum mengenai Lingkungan.

Menurut Hans Kelsen, bahwa suatu sistem hukum adalah suatu hierarki dari hukum dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada ketentuan hukum lainnya yang lebih tinggi. Sebagai ketentuan yang lebih tinggi adalah Grund norm atau norma dasar yang bersifat hipotesis.3

Manifestasi selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan ( Penamaan dari UU 32 Tahun 2009 ) Pasal 1 angka 2 ;

(9)

“ Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. “

2. Fungsi hukum lingkungan

Fungsi hukum lingkungan adalah mengatur dan melindungi ekosistem sebagaimana dibunyikan pada

Pasal 1 angka 4

“ Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh – menyeluruh dan saling memengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup. 3. Kewajiban

Pasal 67

“Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. “

Pasal 68

“Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban: a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;

b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan

c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.”

b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundangundangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

(10)

f. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;

g. melepaskan produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan; h. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;

i. menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/atau

j. memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.”

3.2 Bagaimana Peranan Pemerintah dalam menertibkan serta mengatur pengelolaan limbah & Sumber daya alam yang tetap menjaga kelestarian fungsi lingkungan serta kearifan budaya lokal ?

Jika melihat lebih dalam lagi kedalam UU No. 32 Tahun 2009, bisa kita rasakan terdapat penguatan prinsip disbanding peraturan-peraturan atau regulasi-regulasi sebelumnya, dimana sistem perlindungan dan tata cara pengelolaan lingkungan yang didasari pada bagaimana peranan vital dari pemerintah dalam menjalankan adanya suatu regulasi yang baik dengan cara pengintegrasian penegakan serta penerapan hukum terhadap aspek Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas dan Keadilan.

Selanjutnya didalam Pasal 1 angka 3 UU Nomor 32 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa “ Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar terencana, yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi perlindungan untuk mencapai keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan serta kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan”.

Pada dasarnya pemerintah memiliki wewenang serta kebijakan didalam menjalankan regulasi mengenai pengelolaan potensi sumber daya alam dalam bentuk upaya sistematis terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi ;

(11)

d. Pengawasan e. Pemeliharaan f. Penegakan Hukum

Jika mengacu pada konsepsi dasar UU No. 32 Tahun 2009 terdapat Peranan masyarakat didalam nya dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan hidup yang tentunya juga merupakan garis besar atas pengelolaan Sumber daya alam. Hal tersebut dimaksudkan agar bagaimana pemerintah mampu meng-optimalkan peranan masyarakat didalamnya untuk turut andil dalam menjaga serta mengelola dan mengawasi fungsi kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

Sebagai contoh ; Masyarakat suku Talang Mamak yang hidup di Provinsi Riau, Sumatera Utara, dimana mereka memiliki salah satu kebiasaan atau sebuah tradisi yang sangat unik, dimana masyarakat nya mempercayai adanya keberadaan hutan keramat, dimana suku tersebut melarang adanya aktivitas eksploitasi secara besar – besaran didalam hutan keramat tersebut, yang sejatinya pada intinya dimaksudkan untuk mejaga serta melestarikan fungsi lingkungan serta ekosistem di dalam ruang lingkup kehidupan mereka.

Hal tersebut seakan menegaskan bahwasannya pemerintah tidak dapat

mengesampingkan peranan masyarakat local dengan segala kearifan budaya nya yang nyatanya mampu meringankan kinerja dari pemerintah dalam mengelola produksi limbah dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

3.3 Bagaimana penerapan Industri hijau dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan ?

Saat ini pertumbuhan industri semakin sulit untuk dibendung, hal ini juga

(12)

Menyadari akan hal itu, kini pemerintah sedang gencar – gencar dalam

menginformasikan ajakan untuk menggunakan industri hijau. Industri hijau lahir sebagai fenomena di tengah – tengah masyarakat yang diketahui sebagai pembeda terhadap penerapan industry yang tidak mencemari lingkungan serta melestarikan fungsi lingkungan.

Keraguan sempat muncul ketika bagaimana industry hijau mampu bersaing dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan industry biasa pada umunya, serta pertanyaan tentunya industry hijau juga akan melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber daya alam untuk memproduksi hasil produk nya.

Secara garis besar yang tertuang didalam UU No.3 Tahun 2014 tentang perindustrian, penerapan industri hijau diatur dengan penerapan konsep yang mengutamakan efisiensi dalam proses produksi dengan karakteristik sebagai berikut: penggunaan, material, energi, dan air dengan intensitas yang rendah; penggunaan energi alternatif; melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan; menggunakan teknologi rendah karbon dan SDM yang kompeten.

BAB IV

(13)

4.1 Kesimpulan & Saran

Pengelolaan limbah dan sumber daya alam pada dasarnya haruslah mampu untuk diterapkan sebagai mana mestinya, banyak regulasi dan peraturan yang diciptakan untuk mendukung penyelanggaraan sistem pemerintahan yang baik. Peraturan yang dimaksud disini adalah bagaimana peraturan atau yang disebut hukum itu mampu untuk mengatur dan memberikan pengamanan terhadap sistem yang dibangun oleh pemerintah dalam hal ini.

Hal paling mendasar lainnya adalah bagaimana cara pemerintah dalam memberikan peran lebih bagi masyarakat untuk turut serta perduli terhadap lingkungan, karena pada sejatinya kultur budaya yang melekat didalam masyarakat local yang sejatinya lebih memahami karakteristik dari pada lingkungan tersebut.

Dan yang terakhir ialah meskipun saat ini permintaan konsumen terhaadap hasil industry dalam menciptakan kebutuhan hidup mereka, perlu lah juga untuk melihat terkait kelestarian dari pada fungsi lingkungan itu sendiri, didalam mengoptimalkan serta menciptakan hal tersebut, Industri hijau hadir untuk menawarkan konsep industry yang ramah terhadap lingkungan, yang mampu melihat segala jenis aspek termaksud fungsi dari pada kelestarian itu sendiri.

(14)

 Salim, Emil. 1982, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, Hal. 2

 Faisal, Achmad. 2016, Pengaturan limbah dan paradigma industri hijau, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, Hal. 44

Referensi

Dokumen terkait

Dalam ayat ini ‘orang yang mengikuti daku' adalah manusia sempurna, guru kerohanian yang sebenar yang akan datang selepas Nabi Muhamamd s.a.w, yang akan mewarisi ilmu batin baginda

(Tabel 1) menunjukkan terdapat tiga kelompok tani ternak (KTT Sapi Potong Lembusari di Kabupaten Cilacap, KTT Sari Widodo di Kabupaten Banjarnegara, dan KTT Sapi

(2) Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari

motivasi belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak siswa di Madrasah Aliyah Ubudiyah Bati-Bati.. Data tentang motivasi belajar aqidah akhlak siswa di Madrasah

Umumnya hubungan diantara data adalah coincident, kecuali hubungan antara data spasial Kawasan Kajian, Garis Pantai dengan data atribut HTML dan Grid dengan

Kami, selaku Dewan Takmir Masjid Raya Vila Inti Persada ingin menyampaikan terima kasih kami kepada bapak/ibu/jamaah yang telah memberikan kontribusi pada kemakmuran Masjid Raya

Berdasarkan pembahasan yang terdapat dalam bab sebelumnya mengenai keterhubungan dalam graf komutatif dari matriks bilangan real yang meliputi matriks diagonal

Data dan informasi kepemudaan yang disajikan meliputi; kependudukan, jumlah pemuda, persentase pemuda yang tinggal di perkotaan, rasio jenis kelamin pemuda, struktur