PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG)
Atik Baroroh
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Abstract : Job satisfaction is a factor which greatly affects the performance of
employees. Factors that affect employee satisfaction and performance include:
career development and motivation. This research was conducted on Politeknik Ilmu P elayaran Semarang. Issues that will be examined is the decline
in the performance of employees. The purpose of this study was to analyze the effect of motivation on career development and job satisfaction and satisfa ction as an intervening variable. The sample used in this study were 70 employees in Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Collecting data using questionnaires. The analysis technique used is multiple linear regression. According to analysis done can be seen that the career development and motivation has a positive effect on job satisfaction and performance. While job satisfaction has a positive effect on performance. Based on the results of Sobel test, job satisfaction mediates the effect of career development and motivation on performance.
Keywords: career development, motivation, job satisfaction, performance.
Abstrak : Kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja pegawai antara lain : pengembangan karir dan motivasi. Penelitian ini dilakukan terhadap Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Permasalahan yang akan diteliti adalah terjadinya penurunan kinerja pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengembangan karir dan motivasi terhadap kepuasan kerja dengan kepuasan sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 70 orang pegawai Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengembangan karir dan motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja. Sedangkan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Berdasarkan hasil Sobel test, kepuasan kerja memediasi pengaruh pengembangan karir dan motivasi terhadap kinerja.
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu organisasi
sangat dipengaruhi oleh kinerja
individu karyawannya. Setiap
organisasi maupun perusahaan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan
kinerja karyawan, dengan harapan
apa yang menjadi tujuan perusahaan
akan tercapai. Salah satu cara yang
ditempuh oleh perusahaan dalam
meningkatkan kinerja karyawannya,
misalnya dengan melalui pendidikan,
pelatihan, pemberian kompensasi
yang layak, pemberian motivasi, dan
menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif (dalam Bambang Guritno
dan Waridin, 2005).
Sukses tidaknya seorang
karyawan dalam bekerja akan dapat
diketahui apabila perusahaan atau
organisasi yang bersangkutan
menerapkan system penilaian
kinerja. Kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika
(Prawirosentono, 1999).
Politeknik Ilmu Pelayaran
(PIP) Semarang sebagai lembaga
pendidikan di lingkungan
Kementerian Perhubungan adalah
institusi/unit pelaksana teknis di
daerah tepatnya berlokasi di Kota
Semarang, mempunyai tugas untuk
menyiapkan taruna di bidang
pelayaran niaga. Pada aktivitas
sehari-hari pegawai PIP Semarang
masih terlihat adanya kinerja
pegawai yang rendah. Hal ini
terungkap dari komplain yang
dilakukan oleh pengguna jasa
pendidikan PIP Semarang, yaitu
dosen, taruna dan peserta diklat
kepada manajemen PIP Semarang.
Berdasarkan banyaknya jumlah
komplain yang masuk ini, dapat
dikatakan bahwa terdapat
permasalahan dengan kinerja
pegawai administrasi pada PIP
Semarang. Untuk mengetahui
indikator – indikator yang
menunjukkan permasalahan kinerja
pegawai PIP Semarang, maka
penulis melakukan prasurvei kepada
dua puluh responden di lingkungan
No Penyebab
1 Pemberian promosi yang tidak jelas
2 Aturan kenaikan pangkat yang tidak setara bagi tiap karyawan 3 Tidak ada penghargaan dari organisasi terhadap pekerjaan 4 Gaji dan bonus terkadang tidak sepadan
5 Banyak limpahan pekerjaan dari atasan
6 Tidak ada kejelasan tentang waktu masuk, pulang dan absensi.
No Keluhan Jumlah
Respon atas keluhan lambat
Pekerjaan tidak selesai sesuai dengan target Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu Persentase kehadiran rendah Pelayanan kurang memuaskan Tidak menerapkan senyum, salam, sapa Ketidaksesuaian antara pekerjaan yang diberikan Kurang disiplin
Kehadiran kerja sering terlambat Kurang mengoptimalkan waktu bekerja Tidak ada inisiatif
Kurang rasa tanggung jawab dalam menjalankan tupoksi Tidak taat pada atasan
Tidak konsisten dalam melaksanakan pekerjaan
8
Indikator Kurangnya Kinerja Oegawai PIP Semarang
Sumber : Prasurvei Data PIP Semarang, 2013
Dari tabel di atas terlihat
bahwa responden yang diambil
sampelnya secara acak terdiri dari
pegawai yang memiliki jabatan di
suatu urusan maupun unit kerja di
lingkungan Politeknik Ilmu
Pelayaran Semarang.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan pegawai di lingkungan PIP
Semarang, faktor – faktor yang
menyebabkan penurunan kinerja
dapat dirangkum dalam tabel 2
berikut.
Tabel 2
Penyebab Penurunan Kinerja Pegawai di PIP Semarang
Sumber : Prasurvei Data PIP Semarang, 2013
Berdasarkan tabel di atas,
terlihat bahwa penurunan kinerja
pegawai di PIP Semarang
dipengaruhi oleh beberapa faktor
utama, yaitu pemberian promosi
yang masih tidak jelas dan aturan
kenaikan pangkat yang tidak sama
bagi pegawai. Tidak ada
penghargaan dan gaji serta bonus
yang dirasa masih kurang juga
menimbulkan masalah tersendiri,
dimana pegawai merasa kerjanya
kurang dihargai oleh organisasi.
Permasalahan yang terjadi di
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
adalah terjadinya penurunan kinerja
pegawai. Dari fenomena yang
penulis pelajari dari prasurvei serta
adanya penelitian terdahulu dengan
hasil yang berbeda, penelitian ini
akan mencoba menjelaskan pengaruh
pengembangan karir dan motivasi
terhadap kinerja pegawai Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang dengan
dimediasi oleh kepuasan kerja dalam
bentuk penelitian yang berjudul
“PENGARUH
PENGEMBANGAN KARIR DAN
MOTIVASI TERHADAP
KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA POLITEKNIK ILMU
TINJAUAN PUSTAKA Kinerja
Menurut pendapat dari
Simamora (2004) mengemukakan
bahwa kinerja karyawan (employee
performance) adalah tingkat pada
tahap mana karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Irianto dalam Edy Sutrisno (2010)
mengemukakan kinerja karyawan adalah “prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas.” Oleh karena itu, keberhasilan
perusahaan dalam mencapai
tujuannya tergantung dari seberapa
baik kinerja karyawan yang dimiliki.
Definisi kinerja karyawan
menurut Bernandin & Russell (1993)
yang dikutip oleh Faustino Cardoso
Gomes dalam bukunya yang berjudul
Human Resource Management, “Performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu”.
Irianto dalam Edy Sutrisno
(2010) mengemukakan kinerja karyawan adalah “prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas.” Oleh karena itu, keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya tergantung dari
seberapa baik kinerja karyawan yang
dimiliki.
Selanjutnya, definisi kinerja
karyawan menurut A.A. Anwar
Prabu Mangkunegara (2000) bahwa
"Kinerja karyawan adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kepuasan Kerja
Definisi kepuasan kerja
dikemukakan oleh Luthans (1998)
adalah suatu keadaan emosi
seseorang yang positif maupun
menyenangkan yang dihasilkan dari
penilaian suatu pekerjaan atau
pengalaman kerja. Herzberg dengan
teorinya tentang kepuasan kerja
menyatakan bahwa kepuasan kerja
berkaitan dengan faktor
Motivator-Hygiene (Kreitner & Kinichi, 2005).
Faktor motivator berkaitan dengan
pekerjaan yang menawarkan prestasi,
pengakuan, pekerjaan yang
menantang, tanggungjawab serta
prospek kemajuan. Sedangkan faktor
hygiene yang berkaitan kebijakan
hubungan kerja dan kondisi kerja.
Disimpulkan faktor hygiene hanya
dapat mengeliminasi ketidakpuasan
saja, tidak mampu untuk
meningkatkan kepuasan kerja,
sedangkan faktor motivator akan
dapat meningkatkan kepuasan kerja,
apabila faktor ini ada
Pengembangan Karir
Menurut Siagian (2007)
pengembangan karir adalah
perubahan– perubahan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai
suatu rencana karir, sedangkan
menurut Stone (dalam Gomez, 2003)
menyatakan bahwa “career
development refers to the process
and activities involved in preparing
an employee for future position in the
organization”. (Pengembangan karir
menunjukkan proses dan kegiatan
mempersiapkan seorang pegawai
untuk jabatan dalam organisasi yang
akan datang). Menurut Fubrin dalam
buku Anwar Prabu Mangkunegara
(2001) mendefinisikan
”Pengembangan karir adalah aktifitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan
karir masa depan mereka di
perusahaan agar perusahaan dan
pegawai yang bersangkutan dapat
mengembangkan diri secara maksimum”.
Motivasi
Menurut Malthis (2001)
motivasi merupakan hasrat di dalam
diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut melakukan tindakan.
Sedangkan Rivai (2004) berpendapat
bahwa motivasi adalah serangkaian
sikap dan nilai-nilai yang
mempengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu. Motivasi
adalah kesediaan melakukan usaha
tingkat tinggi guna mencapai sasaran
organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan usaha tersebut
memuaskan kebutuhan sejumlah
individu (Robins dan Mary, 2005).
Motivasi merupakan faktor
psikologis yang menunjukan minat
individu terhadap pekerjaan, rasa
puas dan ikut bertanggung jawab
terhadap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan (Masrukhin dan
Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan
(2004) berpendapat bahwa motivasi
adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung
bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal.
Penelitian Terdahulu
Penelitian Suwardi dan Joko
Utomo (2011) dengan hasil Motivasi,
kepuasan dan komitmen berpengaruh
terhadap kinerja .
Penelitian Rizka Afrisalia
Nitasari dan Eisha Lataruva (2012)
dengan hasil Motivasi berpengaruh
terhadap kepuasan. Kepuasan
berpengaruh terhadap kinerja.
Kepuasan kerja sudah tepat berada
pada variabel intervening.
Penelitian Endah Winarti dan
Heru Susilo (2012) dengan hasil
Motivasi dan pengembangan karir
berpengaruh terhadap kepuasan.
Motivasi dan pengembangan karir
berpengaruh terhadap kinerja.
Kepuasan kerja sudah tepat sebagai
variabel intervening, sedangkan
strategi SDM tidak memoderasi
model.
Penelitian Nana Suryana, Siti
Haerani dan Muhammad Idrus Taba
(2009) dengan hasil Kepemimpinan
dan Motivasi berpengaruh terhadap
kepuasan. Kepemimpinan dan
Motivasi berpengaruh terhadap
kinerja.
Kepuasan berpengaruh terhadap
kinerja. Kepuasan kerja sudah tepat
berada pada variabel intervening.
Kerangka Pemikiran
Dari uraian pemikiran tersebut
diatas, secara skematis digambarkan
seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara pengembangan karir terhadap kinerja.
H2 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi terhadap kinerja.
H3 : Terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara pengembangan karir.
Pengembanga n Karir (X1)
Motivasi (X2)
Kinerja (Y) H1
H2
H3
H4
Kepuasan Kerja (M)
H4 : Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja.
H5 : Terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai PIP
Semarang, yang jumlahnya pada saat
dilakukan penelitian sebanyak 230
orang. Untuk lebih memberikan
arahan atau lebih memfokuskan
pemilihan sampel yang benar-benar
dapat mewakili jumlah populasi,
maka digunakan teknik pengambilan
sampel dengan stratified sampling.
Karena jumlah populasinya terhitung
yaitu 230 pegawai, maka dalam
penentuan jumlah sampel digunakan
rumus Slovin sebagai berikut :
n =
n = 69,69
Dari perhitungan diatas,
sampel yang diperoleh sebanyak 70
nasabah.
Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu
yang diketahui atau dianggap
mempunyai sifat bias memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan (Supranto, 2001). Data
yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi adalah data Primer. Data
primer yang ada dalam penelitian ini
merupakan penyebaran kuesioner.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan metode Kuesioner.
Metode Analisis Data Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda
adalah sebagai berikut (Ghozali,
2011):
M= Kepuasan kerja
Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk
menguji atau menganalisis hipotesis
dengan menggunakan uji signifikansi
dengan tingkat alpha yang digunakan
adalah 5%. Kriteria pengujian yaitu :
Apabila t hitung > t tabel dan
signifikansi < 0,05, maka Ho
ditolak
Apabila t hitung < t tabel dan
signifikansi > 0,05, maka Ho tidak
mampu ditolak
Analisis Koefisien Determinasi (R²) Digunakan untuk mengetahui
besar sumbangan variabel
independen (X) terhadap variabel
independen (Y).
Uji Deteksi Pengaruh Mediasi Pengujian hipotesis mediasi
dapat dilakukan dengan prosedur
yang dikembangkan oleh Sobel
(1982) dan dikenal dengan Uji Sobel
(Sobel Test). Untuk menentukan
intervening variabel, maka perlu
dilihat besarnya direct effect apabila
dibandingkan dengan total effectnya.
Kriteria pengujian :
Apabila total effect > direct effect
maka posisi intervening tepat.
Apabila total effect < direct effect
maka posisi intervening tidak
tepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Regresi
Proses pengolahan data
dengan menggunakan alat bantu IBM
SPSS 19 menghasilkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 1 Variabel Standardized
Coefficients
Pengembangan karir 0,731
Motivasi 0.334
M = 0,731X1+0,334X2
Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 2 Variabel Standardized
Coefficients
Pengembangan karir 0.576
Motivasi 0.369
Y = 0,576X1+0,369X2
Tabel 3
Hasil Regresi Linier Berganda 3 Variabel Standardized
Coefficients
Kepuasan Kerja 0.879
Y = 0,879M
Hasil Uji t
Uji hipotesis Pengembangan karir terhadap Kepuasan kerja
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai t hitung untuk
Pengembangan karir adalah 11,505
dengan hasil signifikansi sebesar
0,000< 0,05, sedangkan level of
significance (taraf signifikansi)
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954
sehingga nilai t hitung = 11,505 >
nilai t tabel = 1,9954. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara
Pengembangan karir terhadap
Kepuasan kerja.
Uji hipotesis Motivasi terhadap Kepuasan kerja
Hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
untuk Motivasi adalah 5,257dengan
hasil signifikansi sebesar 0,000<
0,05, sedangkan melalui level of
significance (taraf signifikansi)
sebesar 0,05 dan df sebesar = 68
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954
sehingga nilai t hitung = 5,257> nilai
t tabel = 1,9954. Signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha dapat diterima.
Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengujian
tersebut menunjukkan pengaruh yang
signifikan positif antara Motivasi
terhadap Kepuasan kerja.
Uji hipotesis Pengembangan karir terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai t hitung untuk
Pengembangan karir adalah 6,898
dengan hasil signifikansi sebesar
0,000< 0,05, sedangkan level of
significance (taraf signifikansi)
sebesar 0,05 dan df sebesar = 68
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954
sehingga nilai t hitung = 6,898> nilai
t tabel = 1,9954. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara
Pengembangan karir terhadap
Kinerja.
Uji hipotesis Motivasi terhadap Kinerja
Hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
untuk Motivasi adalah 4,416dengan
hasil signifikansi sebesar 0,000<
0,05, sedangkan melalui level of
significance (taraf signifikansi)
sebesar 0,05 dan df sebesar = 68
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954
sehingga nilai t hitung = 4,416> nilai
t tabel = 1,9954. Signifikansi sebesar
0,000< 0,05 menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan Ha dapat diterima.
Dengan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengujian
tersebut menunjukkan pengaruh yang
signifikan positif antara Motivasi
Uji hipotesis Kepuasan kerja terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan,
maka diperoleh nilai t hitung untuk
Kepuasan kerja adalah 15,204
dengan hasil signifikansi sebesar
0,000 < 0,05, sedangkan level of
significance (taraf signifikansi)
sebesar 0,05 dan df sebesar = 68
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9954
sehingga nilai t hitung = 15,204>
nilai t tabel = 1,9954. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan positif antara
Kepuasan kerja terhadap Kinerja.
Analisis Koefisien Determinasi Berikut hasil pengujian yang
dibantu dengan program SPSS
adalah :
Tabel 6
Koefisien Determinasi No Koefisien Determinasi
1 Regresi 1 0,731
2 Regresi 2 0,536
3 Regresi 3 0,769
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa besarnya nilai
koefisien determinasi ditunjukkan
oleh nilai Adjusted R Square yaitu
sebesar 0,731, hal ini berarti bahwa
variasi Kepuasan kerja mampu
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
Pengembangan karir,dan Motivasi,
sebesar 73,1%. Kinerja mampu
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu
Pengembangan karir,dan Motivasi,
sebesar 53,6% sedangkan Kinerja
mampu dijelaskan oleh Kepuasan
kerja, sebesar 76,9%.
Sobel Test
Sobel Test Pengembangan karir Terhadap Kinerja
Hasil bootstrapping
memberikan nilai standard error yang
lebih besar bila dibandingkan dengan
asusmsi distribusi normal yaitu
0,1182 dengan mean 0,6754.
t = mean / standard error = 0,6754 /
0,1182 = 5,7140> 1,9954
Karena nilai t > dari nilai ttabel yaitu
1,9954, jadi dapat disimpulkan
bahwa variabel kepuasan kerja
memediasi pengaruh pengembangan
karir terhadap kinerja.
Sobel Test Motivasi Terhadap Kinerja
Hasil bootstrapping
memberikan nilai standard error yang
asusmsi distribusi normal yaitu
0,0816 dengan mean 0,2784.
t = mean / standard error = 0,2784 /
0,0816 = 3,4117>1,9954
Karena nilai t > dari nilai ttabel yaitu
1,9954, jadi dapat disimpulkan
bahwa variabel kepuasan kerja
memediasi pengaruh motivasi
terhadap kinerja.
Pembahasan
Berdasarkan dari hasil
pengujian regresi linier berganda,
menunjukkan bahwa secara simultan
atau bersama – sama, Pengembangan
karir, dan Motivasi berpengaruh
terhadap Kepuasan kerja, artinya
bahwa Kepuasan kerja tersebut akan
meningkat jika Pengembangan karir,
dan Motivasi ditingkatkan. Hal ini
sesuai dengan penelitianWinarti dan
Susilo (2012).
Secara simultan atau bersama – sama, Pengembangan karir, dan Motivasi berpengaruh terhadap
Kinerja, artinya bahwa Kinerja
tersebut akan meningkat jika
Pengembangan karir, dan Motivasi
ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Winarti dan Susilo (2012).
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Pengembangan karir mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Kepuasan kerja. Kejelasan
pengembangan karir sangat
berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan, hal ini dapat terjadi karena
semakin baik pengembangan karir
karyawan tersebut, maka akan
semakin tinggi kepuasan kerja
karyawan tersebut terhadap
perusahaan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Winarti dan Susilo (2012).
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Motivasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Kepuasan kerja.
Motivasi merupakan hal yang
esensial bagi meraih kepuasan kerja.
Semakin tinggi motivasi karyawan
tersebut dalam menjalankan
pekerjaannya, akan membuat
kepuasan kerja semakin meningkat.
Hal ini sesuai dengan penelitian
Winarti dan Susilo (2012) dan
Nitasari dan Lataruva (2012).
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Pengembangan karir mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja. Kondisi dimana kriteria bagi
pada PIP Semarang yang tidak jelas,
membuat kinerja pegawai semakin
menurun. Hal ini sesuai dengan
penelitian Winarti dan Susilo (2012).
Hasil penelitian terbukti
bahwa secara parsial, peningkatan
Motivasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Kinerja. Motivasi
merupakan hal yang esensial bagi
Kinerja karyawan. Semakin tinggi
motivasi karyawan tersebut, akan
membuat Kinerja karyawan semakin
meningkat. Penurunan tingkat
motivasi pada PIP Semarang yang
disebabkan karena rendahnya
penghargaan atas kerja keras
karyawan, rendahnya tingkat insentif
dan juga rendahnya kesempatan
untuk mengemukakan pendapat
membuat karyawan bekerja hanya
dengan setengah hati, yang pada
akhirnya membuat kinerja semakin
menurun. Motivasi. Hal ini sesuai
dengan penelitian Winarti dan Susilo
(2012) dan Nitasari dan Lataruva
(2012).
Dari koefisien determinasi,
Kepuasan kerja mampu dijelaskan
oleh kedua variabel yaitu
Pengembangan karir,dan Motivasi
sebesar 73,1%, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diamati dalam penelitian ini.
Kinerja mampu dijelaskan oleh
kedua variabel yaitu Pengembangan
karir,dan Motivasi sebesar 53,6%,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diamati
dalam penelitian ini. Kinerja mampu
dijelaskan oleh Kepuasan
kerjasebesar 76,9%, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diamati dalam penelitian
ini.
Dari hasil Sobel Test untuk
mengetahui apakah terjadi hubungan
mediasi antara variable independen
dan dependen, diketahui bahwa
Kepuasan kerja memediasi
Pengembangan karir dan Motivasi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan karir
berpengaruh positif terhadap
Kepuasan kerja. Kejelasan
pengembangan karir sangat
berpengaruh terhadap kepuasan
terjadi karena semakin baik
pengembangan karir pegawai
tersebut, maka akan semakin
tinggi kepuasan kerja pegawai
tersebut terhadap organisasi.
2. Motivasi berpengaruh positif
terhadap Kepuasan kerja.
Motivasi merupakan hal yang
esensial bagi meraih kepuasan
kerja. Semakin tinggi motivasi
pegawai tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya, akan
membuat kepuasan kerja
semakin meningkat.
3. Pengembangan karir
berpengaruh positif terhadap
Kinerja. Kualitas pengembangan
karir pegawai sangat
berpengaruh terhadap Kinerja
pegawai, hal ini dapat terjadi
karena semakin baik
pengembangan karir pegawai
tersebut, maka akan semakin
tinggi Kinerja pegawai tersebut.
4. Motivasi mempunyai
berpengaruh positif terhadap
Kinerja. Motivasi merupakan hal
yang esensial bagi Kinerja
pegawai. Semakin tinggi
motivasi pegawai tersebut, akan
membuat Kinerja pegawai
semakin meningkat.
5. Kepuasan kerja berpengaruh
positif terhadap Kinerja.
Pegawai yang puas dalam
pekerjaan cenderung akan
bekerja lebih efektif
dibandingkan dengan pegawai
yang kurang puas dalam
pekerjaannya. Sehingga semakin
tinggi kepuasan kerja, maka
kinerja akan semakin meningkat.
6. Berdasarkan hasil Sobel Test
untuk mengetahui apakah terjadi
hubungan mediasi antara
variable independen dan
dependen, diketahui bahwa
Kepuasan kerja memediasi
pengaruh Pengembangan karir
dan Motivasi terhadap Kinerja.
Hal ini dapat dibuktikan dari
nilai signifikansi setelah
bootstrapping dan nilai t hitung
yang lebih besar nilai t tabel.
Saran
Atas dasar kesimpulan yang
telah dikemukakan di atas, dapat
diberikan beberapa saran dan
diharapkan dapat berguna bagi
kemajuan perusahaan. Adapun saran
1. Hendaknya institusi lebih
memperhatikan kejelasan dalam
penentuan kriteria untuk
pengembangan karir pegawai,
dengan adanya jenjang yang
jelas dan kejelasan akan kriteria
apa saja yang diperlukan agar
seorang pegawai dapat
dipromosikan, maka pegawai
akan mempunyai suatu tujuan
dalam bekerja, sehingga hal ini
dapat meningkatkan kinerjanya.
2. Hendaknya institusi lebih
memperhatikan motivasi
pegawai. Dalam meningkatkan
motivasi pegawai, institusi
hendaknya lebih jeli dalam
mengetahui kebutuhan dari
pegawai tersebut. Pemenuhan
kebutuhan baik materiil amupun
moral, akan membuat pegawai
puas dan termotivasi dalam
bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. 1994. “Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of
Human Resource
Management”. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Semarang.
Gomez, Faustino Cardoso. 2003. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Andi. Yogyakarta.
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. “Pengaruh Persepsi
Karyawan Mengenai
Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja”. JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 63-74.
Hakim, Abdul. 2006. “Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Perhubungan Dan
Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 165-180.
Handoko, T. Hani. 2003. “Manajemen Edisi 2”. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu. 2004. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Kartika, Endo Wijaya, Thomas S. Kaihatu. 2010. “Analisis
Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja
Vol. 12, No. 1, Maret 2010:100 – 112.
Khaeron, M. 2009. “Motivasi, Pengembangan Karir dan Iklim
Organisasi Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan (Sebuah Tinjauan
Teori)”. Jurnal Analisis Salemba Empat. Jakarta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2000. “Manajemen Sumber Daya Manusia.” Rineka Cipta, Jakarta
Masrukhin dan Waridin. 2004. “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya
Organisasi Dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai”. EKOBIS. Vol 7. No 2. Hal: 197-209.
Nise Septyawati. 2010. “Analisis Pengembangan Karir Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung”.
Nitasari, Rizka Afrisalia dan Eisha Lataruva. 2012. “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT. Bank Central Asia Tbk. Cabang Kudus”. Diponegoro Journal of
Management Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 446-454.
Rosari, Reni. 2005. “Analisis Gaya Kepemimpinan Dosen-Dosen Di Fakultas Ekonomi UGM Yogyakarta”. Jurnal Telaah Bisnis. Vol 6. No 1. Hal: 87-109.
Robbins, Stephen. P. 2006. “Perilaku Organisasi”. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks
Kelompok GRAMEDIA.
Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2004. “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan”. PT RAJAGRAFINDO
PERSADA. Jakarta
Ruvendi, Ramlan. 2005. “Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor”. Jurnal Ilmiah Binaniaga, Vol 01, No. 1, Tahun 2005.
Manusia”. STIE YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. ”Metode Penelitian Bisnis”. CV Alfabeta. Bandung.
Suharto dan Cahyono. 2005.
“Pengaruh Budaya
Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia Di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah”. JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 13-30.
Suranta, Sri. 2002. “Dampak Motivasi Karyawan Pada Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dengan
Kinerja Karyawan
Perusahaan Bisnis”. Empirika.Vol 15. No 2. Hal: 116-138.
Suryana, Nana, Siti Haerani dan Muhammad Idrus Taba. “Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus di Divisi
Tambang PT. Inco
Sorowako)”.
Suwardi dan Joko Utomo. 2011. “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Pegawai Setda Kabupaten Pati)”. Jurnal Analisis Manajemen Vol. 5 No. 1 Juli 2011. ISSN:14411-1799.
Wahyudi, Bambang, Drs. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Sulita. Bandung.