• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND TRUST DAN BRAND EQUITY TE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH BRAND TRUST DAN BRAND EQUITY TE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB1

ANANTO SUKENDAR2

ABSTRACT

The objective of this study is to analyze the importance of brand trust and brand equity on customer loyalty. Both primary and secondary data were obtained. Secondary data were obtained from various sources such as journal, and books. Primary data were obtained by using questionnaire. Target respondents were medical laboratory analysts in hospital and clinical Laboratories in Jakarta, Tangerang, Bekasi and Depok who utilized the widal test of Remel brand product. A total of 60 responses were obtained. Data were analyzed using both descriptive and statistical analysis. Using multiple regression analysis, it was found that brand trust and brand equity partially and simultaneously had significant effect to customer loyalty. It was also found that brand trust had a more dominant influence on consumer loyalty.

Keywords: Brand Trust, Brand Equity, Brand Loyalty, Customer Loyalty, Purchase loyalty, Attitudinal loyalty.

I. PENDAHULUAN

Persaingan dalam lingkungan bisnis saat ini semakin ketat, sehingga

menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk meningkatkan jumlah konsumen

di pasar yang sudah ada. Hal ini terjadi juga pada industri diagnostik kesehatan, yang

tidak saja dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat, tetapi juga kompleksitas serta

perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Dalam kondisi persaingan yang

semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus

berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah

mempertahankan loyalitas konsumen. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen

konsumen yang dianggap loyal, namun tekanan persaingan yang gencar dan sengaja

diarahkan untuk mengubah loyalitas konsumen, tidak dapat diabaikan karena akan

berlanjut pada perpindahan merek. Bagi konsumen, sebuah merek memberikan suatu

jaminan terhadap kualitas yang diberikan oleh sebuah produk. Kondisi ini

menunjukkan bahwa merek tidak hanya mempengaruhi pandangan konsumen terhadap

(2)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

suatu produk tetapi juga memberikan keuntungan bagi konsumen dengan rendahnya

resiko pembelian.

Kepercayaan merek (brand trust) memainkan peran penting dan berkontribusi

dalam meningkatkan loyalitas yang pada gilirannya mempengaruhi hasil pemasaran

yang terkait dengan faktor-faktor elastisitas pangsa pasar (market share) dan harga

(relative price). Menurut Keller (2008) merek yang memiliki brand equity yang kuat

akan memiliki beberapa keuntungan marketing yaitu diantaranya akan memiliki

loyalitas yang lebih baik.

PT Isotekindo Intertama, agen tunggal untuk memasarkan produk tes widal

merek Remel di Indonesia, berusaha meningkatkan tujuan perusahaan yang lebih baik

dengan cara mempertahankan konsumen yang telah ada, dan selalu mencari konsumen

baru. Dalam perkembangannya produk tes widal merek Remel ini telah mengalami

beberapa kali perubahan keagenan dan merek seperti merek Wellcome, kemudian

Murex, Murex-Remel dan akhirnya saat ini menjadi Remel. Perubahan bisnis yang

cepat, memunculkan kompetitor baru bagi produk tes widal merek Remel. Dari hasil

pengamatan di lapangan ada beberapa pemain produk tes widal. Tabel 1 menampilkan

para pemain, harga dan pemilik keagenan produk tes widal.

Tabel 1

Para Pemain, Harga dan Pemilik Keagenan Produk Tes Widal

Merek Harga Jual/vial Pemilik Keagenan

Remel Rp.175.000 – Rp. 225.000 PT. Isotekindo Intertama AIM Rp. 90.000 – Rp. 110.000 PT. Akurat Intan Madya Delta Rp. 75.000 – Rp. 90.000 PT. Surya Delta Maju Fortress Rp. 70.000 – Rp. 80.000 PT. Setia Guna Medika Shield Rp. 62.500 – Rp. 65.000 PT. Primaco

Reiged Rp. 35.000 – Rp. 40.000 PT. Raja Erba Plasmatec Rp.110.000 – Rp.125.000 PT. Acon Indonesia Dalf Rp. 62.500 – Rp. 65.000 PT. Jafarel

Span Rp. 45.000 – Rp. 60.000 PT. DSI

Fokus Rp. 75.000 – Rp. 85.000 PT. Focus Indonesia Atlas Rp. 75.000 - Rp. 85.000 PT. Intralab Ekatama Tulip Rp. 50.000 – Rp. 60.000 -

B-Jees Rp. 30.000 – Rp. 40.000 -

Teco Rp. 45.000 – Rp. 75.000 PT. Setia Anugrah Medika

(3)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa harga tes widal merek Remel memiliki

harga jual paling tinggi dibandingkan dengan harga jual merek produk kompetitor.

Harga jual yang lebih tinggi ini tentunya harus tetap berkorelasi positif dengan kinerja

produk yang berkualitas tinggi yang diharapkan konsumen, sehingga memiliki value

dan manfaat lebih dibandingkan produk kompetitor. Tujuan penelitian ini untuk

menganalisis seberapa besar pengaruh brand trust dan brand equity terhadap loyalitas

konsumen produk test widal merek Remel.

II. KAJIAN LITERATUR

2.1. Kepercayaan Terhadap Merek (brand trust)

Pemahaman yang lengkap tentang loyalitas merek tidak dapat diperoleh tanpa

penjelasan mengenai kepercayaan terhadap merek (brand trust) dan bagaimana

hubungannya dengan loyalitas merek. Chaudhuri dan Holbrook (2001) mendefinisikan

kepercayaan terhadap merek (brand trust) sebagai kemauan dari rata-rata konsumen

untuk bergantung kepada kemampuan dari sebuah merek dalam melaksanakan segala

kegunaan atau fungsinya. Lebih lanjut Chaudhuri dan Holbrook mengatakan bahwa,

secara spesifik, kepercayaan dapat mengurangi ketidakpastian dalam sebuah lingkungan

di mana konsumen merasa tidak aman di dalamnya, karena mereka mengetahui bahwa

mereka dapat mengandalkan merek yang sudah dipercaya tersebut.

Menurut Lau dan Lee (1999), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang

tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut

adalah : (a) karakteristik merek (brand characteristic), (b) karakteristik perusahaan

(company characteristic), (c) karakteristik konsumen-merek (consumer-brand

characteristic. Selanjutnya Lau dan Lee memproposisikan bahwa kepercayaan terhadap

merek akan menimbulkan loyalitas merek.

2.2. Ekuitas Merek (brand equity)

Menurut Aaker (2005) ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas

merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu

(4)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

perusahaan maupun pada konsumen. Dengan demikian ekuitas merek merupakan nilai

tambah yang diberikan nama merek atas suatu produk.

Sementara itu, model Keller (2008) lebih berfokus pada perspektif perilaku

konsumen. Keller mengembangkan model ekuitas merek berbasis pelanggan (CBBE =

Customer-Based Brand Equity). Asumsi pokok model ini adalah bahwa kekuatan

sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari, dirasakan, dilihat dan didengar

konsumen tentang merek tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu.

Menurut Keller, kunci pokok penciptaan ekuitas merek adalah brand knowledge, yang

terdiri atas brand awareness dan brand image. Dengan demikian brand equity baru

terbentuk jika pelanggan mempunyai tingkat awareness dan familiaritas tinggi terhadap

sebuah merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat, positif dan unik dalam

memorinya.

Model Aaker dan Keller memiliki kesamaan prinsip, yaitu ekuitas merek

mencerminkan nilai tambah yang didapatkan sebuah produk sebagai hasil investasi

pemasaran sebelumnya pada merek bersangkutan (Tjiptono, 2005). Selanjutnya Keller

meringkaskan keuntungan marketing dari merek yang kuat sebagai berikut:

(a) Perbaikan atas persepsi terhadap kinerja produk, (b) loyalitas yang lebih baik,

(c) tidak mudah goyah karena aktivitas pemasaran pesaing, (d) tidak mudah goyah

karena krisis pemasaran, (e) margin yang lebih besar, (f) respon konsumen yang lebih

tidak elastik atas kenaikan harga, (g) respon konsumen yang lebih elastik atas

penurunan harga, (h) kerjasama dan dukungan perdagangan yang lebih baik,

(i) peningkatan efektifitas komunikasi pemasaran, (j) peluang lisensi (possible licensing

opportunities), (k) peningkatan peluang perluasan merek (brand extention).

Dalam studinya, Lassar dkk (1995) mendefinisikan ekuitas merek sebagai

peningkatan di dalam melihat atau mengamati kegunaan dan kepatutan untuk diingini

sebuah nama merek yang dianugerahkan atas produk (the enhancement in the perceived

utility and desirability a brand name confers on a product). Selanjutnya dalam studi

Taylor dkk (2004), dengan menyesuaikan pada obyek penelitian yang dilakukan

menyederhanakan dan menggunakan tiga dari lima dimensi ekuitas merek Lassar dkk,

yaitu kinerja (performance), citra sosial (social image) dan attachment. Tiga dimensi

(5)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

2.3. Loyalitas Merek (brand loyalty)

Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah

merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang

pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika merek tersebut mengalami

perubahan baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Mowen dan Minor (2001)

mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual

produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian.

Oliver (1999) mendefinisikan loyalitas merek sebagai suatu komitmen yang

mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi

preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang

merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat

menimbulkan perilaku peralihan. Definisi ini menekankan dua aspek yang berbeda dari

loyalitas merek yaitu : (a) loyalitas perilaku / pembelian (behavioral / purchase loyalty),

yaitu pembelian berulang dari merek. Masalah konseptual dan pengukuran yang

berhubungan dengan perilaku loyalitas dapat ditemukan di Chaudhuri dan Holbrook

(2001). Perilaku loyalitas dapat dinyatakan dalam berbagai cara, misalnya, konsumen

dapat setia pada merek dan / atau mereka dapat setia kepada took, (b) loyalitas sikap

(attitudinal loyalty) yaitu mencakup tingkat komitmen disposisional dalam beberapa hal

nilai unik yang diasosiasikan dengan merek atau citra merek. Loyalitas sikap ini

dipengaruhi oleh dimensi kognitif, afektif, dan niat. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa loyalitas merek memberikan manfaat turunan yang secara substansial

memberikan penghalang untuk masuknya kompetitor, lebih memiliki kemampuan untuk

merespon ancaman kompetitor, penjualan dan pendapatan lebih besar dan sensitivitas

konsumen rendah pada dampak pemasaran dari kompetitor.

2.4. Penelitian Terdahulu

Lassar dkk (1995) melakukan pengukuran spesifik Customer-Based Brand

Equity (CBBE) berbasis survei konsumen dengan mengidentifikasi lima dimensi ekuitas

merek, yaitu : kinerja (performance), citra sosial (social image), nilai (value),

keyakinan (trustworthiness) dan attachment. Dari penelitian tersebut Lassar dkk

mendefinisikan ekuitas merek sebagai peningkatan di dalam melihat atau mengamati

(6)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

produk (the enhancement in the perceived utility and desirability a brand name confers

on a product).

Chaudhuri dan Holbrook (2001) menggunakan brand trust dan brand affect

sebagai independen variabel dan loyalitas konsumen (purchase dan attitudinal loyalty)

sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian menunjukkan : (a) brand trust

mempunyai hubungan positif untuk purchase loyalty dan attitudinal loyalty, (b) Brand

affect mempunyai hubungan positif untuk purchase loyalty dan attitudinal loyalty,

(c) market share meningkat maka purchase loyalty meningkat, (d) Relative price

meningkat maka attitudinal loyalty meningkat

Taylor dkk (2004) menggunakan variabel satisfaction, value, resistance to

change, affect, trust dan brand equity untuk mengukur loyalitas pelanggan. Pengukuran

variabel trust menggunakan indikator dari Chaudhuri dan Holbrook (2001) dan

pengukuran brand equity menggunakan indikator Lassar dkk (1995). Dari hasil

penelitian ini mengungkapkan bahwa : (a) behavioral loyalty merupakan fungsi besar

dari brand equity dan trust. affect, resistance of change juga berkontribusi kepada

behavioral loyalty dan tidak menemukan hubungan yang signifikan secara statistik

antara kepuasan dan behavioral loyalty, (b) brand equity dan trust mempunyai

hubungan yang signifikan dengan attitudinal loyalty. Affect dan satisfaction juga

berkontribusi pada attitudinal loyalty. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan

secara statistik antara loyalty dan value atau resistance to change.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual ini mencoba menganalisa pengaruh brand trust dan brand equity

terhadap loyalitas konsumen produk tes widal merek Remel. Untuk lebih jelasnya

kerangka konseptual dari penelitian ini dapat lihat pada Gambar 1. Penelitian ini akan

melihat pengaruh dari brand trust, dan brand equity sebagai independen variabel

terhadap loyalitas konsumen produk tes widal merek Remel sebagai dependen variabel.

Kemudian dependen variabel loyalitas konsumen produk tes widal merek Remel

dijabarkan ke dalam dua aspek loyalitas yaitu aspek purchase / behavioural loyalty dan

(7)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

Gambar 1 :

Model Kerangka Konseptual

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh brand trust terhadap loyalitas konsumen.

2. Terdapat pengaruh brand equity terhadap loyalitas konsumen.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara brand trust dan

brand equity sebagai independen variabel terhadap loyalitas konsumen produk tes

widal merek Remel sebagai dependen variabel. Metode yang digunakan untuk melihat

hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen adalah regresi

linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit dan non Rumah Sakit

(Laboratorium klinik) yang telah menggunakan tes widal merek Remel yang tersebar di

wilayah Jakarta, Tangerang, Depok dan Bekasi. Dalam penelitian ini populasi juga

disyaratkan telah menggunakan dan melakukan pembelian ulang (repurchase) produk

tes widal merek Remel sebanyak minimal tiga kali dalam tiga bulan terakhir. Dengan

menggunakan convenience sampling, total sampel yang didapat sebanyak 60 responden.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang dengan menggunakan skala

interval model likert yang meliputi Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai satu,

2. Tidak Setuju (TS) diberi nilai dua, 3. Cukup Setuju (CS) diberi nilai tiga, 4. Setuju

(S) diberi nilai empat, 5. Sangat Setuju (SS) diberi nilai lima. Brand Equity

(8)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

3.2. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian ditampilkan pada Tabel 2. Dari tabel ini dapat

dilihat masing-masing variabel yang digunakan, konsep variabel, indikator penelitian

dan skala pengukuran yang digunakan untuk masing-masing variabel.

Tabel 2: Operasional Variabel Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

X1= Brand 3.Ini merek yang jujur (tepat)

4.Merek ini aman

Likert

X2=Brand Equity

Ekuitas merek sebagai peningkatan di dalam melihat atau mengamati kegunaan dan kepatutan untuk diingini sebuah nama merek yang dianugerahkan atas produk (the

enhancement in the perceived utility and desirability a brand name confers on a product)

Kinerja (performance)

1. Kinerja merek bermutu tinggi 2. Merek relatif bebas masalah selama

digunakan (bekerja sangat baik) Citra Sosial (social image) 1.Kecocokan dengan merek

2.Ini merek sangat dihargai teman seprofesi Perasaan (attachment)

1. Bangga menggunakan merek ini 2.Perasaan positif terhadap merek nya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.

Purchase / Behavioral Loyalty

1. Mau beli ini merek lain kali saat ada pembelian

2. Berniat untuk terus membeli merek ini

Attitudinal Loyalty

1. Berkomitmen untuk merek ini 2. Bersedia membayar harga lebih tinggi

untuk merek ini atas merek lainnya

Likert

3.3. Teknik Analisis

Analisis deskriptif dan analisis kuantitatif digunakan dalam penelitian ini.

Teknik analisis kuantitatif yang digunakan meliputi uji validitas, uji reabilitas, dan

analisis regresi. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil

analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa

brand trust, brand equity, dan loyalitas konsumen, mempunyai dengan anti image

correlation > 0.4. Ini menunjukkan bahwa persyaratan telah dipenuhi dan tidak ada

pertanyaan yang dibuang. Sedangkan hasil Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa

seluruh variabel berada di atas skor 0,60 (Hair dkk., 1998). Ini dapat diartikan bahwa

kuesioner yang dibuat telah reliabel atau handal. Dengan demikian penelitian dapat

(9)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

Tabel 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Anti Image

1 Kinerja berkualitas tinggi dari merek 0,844 2 Merek beroperasi atau bekerja baik 0,740

Social Image

1 Merasa nyaman menggunakan merek 0,863 2 Teman seprofesi menghargai merek 0,777

Attacchment

1 Bangga menggunakan merek 0,816

2 Perasaan positip terhadap merek 0,656

Loyalitas Konsumen 0,952

Purchasing Loyalty

1 Mau beli saat ada pembelian 0,733 2 Berniat terus menerus membeli 0,901

Attitudinal Loyalty

3 Berkomitmen 0.792

4 Bersedia membayar harga lebih tinggi 0,899

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan, jenis

kelamin, usia, dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan 20 persen jumlah

responden adalah laki - laki dan 80 persen adalah perempuan. Sebagian besar memiliki

usia antara 18-25 tahun dan 26-33 tahun masing-masing sebesar 41,67 persen,

selanjutnya disusul oleh usia 34-41 tahun dan usia 42-49 tahun. Bila dilihat dari tingkat

pendidikan, sebagian besar responden (60 persen) memiliki tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Analis Kesehatan (SMAK), kemudian diikuti oleh mereka yang

berpendidikan Diploma dan S1.

4.2. Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand trust dan brand equity

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen produk tes widal merek Remel

dengan nilai beta masing-masing sebesar 0,410 dan 0,316 (lihat Tabel 4). Hasil ini

(10)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

dibandingkan dengan brand equity. Dengan demikian hasil persamaan regresinya dapat

ditulis sebagai berikut:

Y = 2,027 + 0,410 X1 + 0,316 X2

Nilai R-square sebesar 0,413 menunjukkan bahwa 41,3% loyalitas konsumen produk tes

widal merek Remel dipengaruhi oleh variabel brand trust (X1) dan variabel brand equity

(X2). Sedangkan sisanya sebesar 58,7% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel

lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan regresi ini. Secara partial pengaruh

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Variabel brand trust (X1)

Karena t hitung (2,505) > t tabel (2,002) atau sig t < 0,05 (0,015 < 0,05),

maka dapat dikatakan bahwa brand trust berpengaruh nyata atau signifikan

terhadap loyalitas konsumen.

(a) Variabel brand equity (X2)

Karena t hitung (2,472) > t tabel (2,002) atau sig t < 0,05 (0,016 < 0,05),

maka dapat dikatakan bahwa bahwa brand equity berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas konsumen.

Sementara itu, nilai F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan

bahwa variabel brand trust dan variabel brand equity secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel loyalitas konsumen.

Tabel 4: Hasil Uji Regresi Loyalitas Konsumen

Variabel Unstandardized

Coefficients t Sig. Keterangan

Konstanta (a) 2,027 0,932 0,356 Tidak Signifikan

Brand Trust 0,410 2,505 0,015 Signifikan

Brand Equity 0,316 2,472 0,016 Signifikan

R = 0,642 R2 = 0,413 Adjusted R2 = 0,392 F-hitung = 20,036 F-tabel = 3,158 Sig. F = 0,000

Sumber: Data Primer diolah (2010)

Hasil analisis regresi ini membuktikan bahwa brand trust dan brand equity

(11)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

loyalitas konsumen produk tes widal merek Remel. Brand trust dan brand equity

memiliki hubungan kuat dan berkontribusi terhadap loyalitas konsumen produk tes

widal merek Remel. Hal ini sama sejalan dengan hasil penelitian Taylor dkk (2004)

yang mengungkapkan bahwa brand trust dan brand equity merupakan fungsi besar dari

loyalitas konsumen secara tunggal (purchase dan attitudinal loyalty).

Brand trust dalam penelitian ini sebagai variabel yang berpengaruh dominan

terhadap loyalitas konsumen. Hasil ini temuan ini sejalan dengan temuan Chaudhuri

dan Holbrook (2001) bahwa brand trust mempunyai hubungan yang positif dengan

loyalitas konsumen secara tunggal (purchase dan attitudinal loyalty).

Trust dipandang sebagai dasar dalam hubungan dengan konsumen dan trust

merupakan atribut terpenting yang dimiliki oleh sebuah brand. Brand trust menurut

Chaudhuri dan Holbrook (2001) bergantung kepada kemampuan sebuah merek dalam

melaksanakan segala kegunaan dan fungsinya serta dapat mengurangi ketidakpastian di

dalamnya, karena mereka dapat mengandalkan merek yang sudah dipercaya tersebut.

Dari sudut pandang pemasaran, brand trust seharusnya menjadi komponen

fundamental dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk mengarah pada penciptaan

hubungan konsumen sejati. Konsumen harus mampu merasakan bahwa dia dapat

mengandalkan merek, merek dapat dipercaya. Akan tetapi, untuk membangun

kepercayaan membutuhkan waktu lama dan hanya dapat berkembang setelah

pertemuan produk merek yang berulangkali dengan konsumen.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap beberapa masalah penelitian dapat diambil

kesimpulan yaitu variabel brand trust dan variabel brand equity dengan bersama-sama

dan parsial secara konsisten mempengaruhi loyalitas konsumen produk tes widal merek

Remel dengan nyata atau signifikan. Dari dua hipotesis yang diuji keduanya memiliki

pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap loyalitas konsumen dan variabel

independen brand trust memiliki pengaruh lebih dominan terhadap loyalitas konsumen

(12)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

5.2. Saran

(a) Praktisi pemasaran atau perusahaan dapat mempertimbangkan untuk fokus

terhadap strategi pemasaran terpadu yang mendorong brand trust dan brand

equity pada basis konsumen dalam mendukung program loyalitas konsumen.

(b)Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jumlah populasi dan

sampel dengan memperluas skala penelitian yang lebih bersifat nasional

dalam sebaran populasi pengguna produk tes widal merek Remel dengan

melihat pengaruhnya terhadap purchasing dan attitudinal loyalty.

5.3. Implikasi bagi Manajer

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa brand trust dan brand equity secara

konsisten mempengaruhi loyalitas konsumen (purchase dan attitudinal loyalty) produk

tes widal merek Remel. Hasil ini memiliki implikasi langsung untuk praktisi pemasaran.

Praktisi pemasaran mungkin dapat mempertimbangkan fokus terhadap strategi

pemasaran terpadu yang mendorong brand trust dan brand equity pada basis konsumen

dalam mendukung program loyalitas konsumen. Jika loyalitas pada intinya adalah tidak

rasional dan emosional, maka pemasar harus berfokus pada unsur-unsur yang

menciptakan ikatan emosional. Dalam mengembangkan strategi yang menarik pada

sikap irasional konsumen, brand equity memainkan peranan penting. Salah satu

tantangan bagi pemasar brand adalah mengembangkan strategi yang mempertahankan

(13)

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI KASUS PRODUK TES WIDAL MEREK REMEL

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A., 2005 . Strategic Market Management. New York, John Wiley & Son.

Chaudhuri, Arjun and Morris B. Holbrokk. 2001 . The Chain of Effects from Brand Trust and Brand Affect to Brand Performance : The Role of Brand Loyalty. Journal of Marketing. Volume 65. Number 2. pp.81-93. Melalui <www.emeraldinsight.com>

Hair, J.F. Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L. & Black, W.C. 1998. Multivariate Data Analysis, 5th ed. Intl. ed.. Upper Saddle River : Prentice Hall Intl., Inc.

Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran : Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Ahli Bahasa Benyamin Molan. Penyunting Bambang Sarwiji. Jilid 1. ed.11. Jakarta : Indeks.

Keller, K. L. 2008. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity. 3th ed. Upper Saddle River. New Jersey : Pearson Education. Inc.

Lassar, W., Mittal, B. and Sharma, A. 1995. “Measuring Customer-Based Brand Equity”, Journal of Consumer Marketing, Vol. 12 No. 4, pp. 11-19.

ABI/INFORM Research.Melalui http://proquest.umi.com/pqdweb?did= >

Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 1999. Consumers Trust in a Brand and the Link to Brand Loyalty. Journal of Market - Focused Management. 4 ; 4; ABI/INFORMResearch.Melalui http://proquest.umi.com/pqdweb?indek68&did

Matzler, Kurt, Sonja Grabner and Sonja Bidmon. 2008. Risk Aversion and Brand Loyalty: The Mediating Role of Brand Trust and brand Affect. Journal of Product and Brand Managent. Volume 17.Number 3.pp. 152 – 164.

Melalui<www.emeraldinsight.com/1061-0421.Htm

Mowen, John C, & Minor, Michael. 2001. Consumer Behavior: A Framework, Pearson Education, New Jersey 67458, Prentice Hall Upper Saddle River.

Oliver, Richard L. 1999. "Whence Consumer Loyalty ?" Journal of Marketing, 63 (Special Issue), 33-44.

Taylor A., Steven, Kevin Celuch and Stephen Goodwin. 2004 . The Importance of Brand equity to Costumer Loyalty. Journal of Product and Brand Managent.

Volume 13.Number 4. pp. 217 – 227. Melaluiwww.emeraldinsight.com

(14)

MUCHSIN SAGGAFF SHIHAB DAN ANANTO SUKENDAR

Lampiran 1: Karakteristik Responden

No Parameter Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)

1 Jenis kelamin Laki – laki Perempuan

12 48

20,00% 80,00%

2 Usia 18 – 25 tahun

26 – 33 tahun 34 – 41 tahun 42 – 49 tahun

25 25 9 1

41,67% 41,67% 15,00% 1,66%

3 Pendidikan SMA

SMAK Diploma

S1

1 36 21 2

Gambar

Tabel 1 Para Pemain, Harga dan Pemilik Keagenan Produk Tes Widal
Tabel 2: Operasional Variabel Variabel Konsep Variabel
Tabel 3: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Anti Image
Tabel 4: Hasil Uji Regresi Loyalitas Konsumen Unstandardized

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Menurut Aaker (2005) ekuitas merek (Brand Equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang mampu

loyalitas merek. Persepsi kualitas, asosiasi merek, dan nama yang terkenal dapat memberikan alasan untuk membeli dan dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan. 3) Ekuitas

perceived quality (kualitas yang dipersepsikan) , brand association (asosiasi merek), brand loyalty.. (kesetiaan merek), dan brand equity (ekuitas merek) mengenai merek toko

Melihat pentingnya tingkat pengaruh asosiasi merek terhadap ekuitas merek, maka diharapkan perusahaan untuk lebih aktif lagi memperkuat asosiasi mereknya, mengingat bahwa

Tujuan dari penelitian ini memberikan informasi kepada Ibu Pudji mana yang lebih berpengaruh antara ekuitas merek dan perluasan merek terhadap keputusan pembelian produk

Salah satu kebijakan yang mungkin bisa membantu meningkatka citra, kesadaran, dan ekuitas merek yaitu dengan menyampaikan informasi tentang merek Mastin lebih kepada

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Irma Zanitha Anggraini (2007) mengenai Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen

Penelitian ini berjudul Ekuitas Merek (Brand Equity) Apple dan Kepuasan Konsumen (Studi Korelasional Ekuitas Merek (Brand Equity) Apple Terhadap Kepuasan Konsumen Pada