• Tidak ada hasil yang ditemukan

draft tatib pemilihan ketum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "draft tatib pemilihan ketum"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM

IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN

(Nama TENTATIF)

PERIODE TAHUN 2010 – 2014 (Tentatif Masa Bhakti Pengurus)

BAB I Ketentuan Umum

Pasal 1

Pemilihan Ketua Umum dilakukan melalui Pemungutan Suara dalam Sidang Pleno yang dihadiri oleh Peserta MUNAS, secara langsung, bebas dan rahasia.

BAB II

Kriteria Ketua Umum Pasal 2

1. Ketua Umum adalah alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan

2. Ketua Umum yang dapat dipilih yang memenuhi kriteria :

a. Berdomisili di Ibukota Negara, dan wilayah sekitarnya untuk kepentingan efektivitas dan efisiensi organisasi; (alternatif I)

b. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia (alternatif II) c. Tidak menjadi anggota parpol dan berafiliasi pada salah

satu partai politik yang ada di Negara Republik Indonesia;

d. Memiliki konsep visi dan misi yang jelas, melalui penyampaian visi dan misi di Sidang Pleno Munas ini;

e. Memiliki Kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas;

f. Mampu bekerjasama secara kolektif pada tingkat Nasional dan Daerah;

g. Memiliki komitmen dan kompetensi untuk memimpin Organisasi Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan berdasarkan AD/ART dan Program Kerja Organisasi

Bab III

Penjaringan Bakal Calon Ketua Umum dan Penetapan Calon Ketua Umum

Pasal 3

Penjaringan Bakal Calon Ketua Umum

(2)

2. Masing-masing utusan tersebut dalam ayat (1) pasal ini mengusulkan paling sedikit 1 (satu) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang Bakal calon Ketua Umum;

3. Dalam mengusulkan calon ketua umum utusan Provinsi wajib melibatkan utusan kabupaten/kota di dalamnya.

4. Nama-nama Bakal Calon Ketua Umum tersebut dalam ayat (2) pasal ini disampaikan kepada Pimpinan MUNAS oleh masing-masing utusan

5. Pimpinan MUNAS melakukan penghitungan suara Bakal Calon Ketua Umum secara terbuka di hadapan peserta MUNAS

6. Bakal Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga), ditetapkan menjadi Calon Ketua Umum dan berhak mengikuti Pemilihan Ketua Umum.

7. Dalam hal bakal calon ketua umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) lebih dari 3 (tiga) orang, akan dilakukan penjaringan ulang putaran ke 2 atas bakal calon ketua umum yang memperoleh suara sama banyaknya lebih dari 3 orang bakal calon ketua umum.

8. Dalam hal bakal calon ketua umum yang diajukan hanya 1 (satu) orang, maka bakal calon ketua umum yang bersangkutan ditetapkan sebagai calon ketua umum.

Pasal 4

Penetapan Calon Ketua Umum

1. Pimpinan MUNAS menetapkan 3 (tiga) Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) secara alfabetis untuk menentukan nomor urut Calon Ketua Umum;

2. Pimpinan MUNAS mengumumkan 3 (tiga) Calon Ketua Umum dengan nomor urutnya kepada peserta MUNAS untuk dipilih;

Pasal 5

Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua Umum

1. Sebelum dilakukan pemilihan Ketua Umum, maka setiap Calon Ketua Umum berkewajiban menyampaikan Visi dan Misinya maksimal 15 menit, didepan peserta MUNAS dalam sidang Pleno MUNAS;

2. Agenda kegiatan penyampaikan Visi dan Misi para Calon Ketua Umum dipimpin oleh Pimpinan MUNAS.

3. Pimpinan MUNAS, berhak mengingatkan dan menghentikan penyampaian Visi dan Misi dari setiap Calon Ketua Umum bila telah melewati waktu sesuai ayat (1) pasal ini

4. Calon ketua umum yang tidak menyampaikan visi dan misi dinyatakan gugur.

(3)

Pemungutan Suara Pasal 6

Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada pasal 1, dilakukan secara langsung oleh Peserta Munas

Pasal 7

Hak Suara Pesrta MUNAS diatur sebagai berikut : 1. Utusan Kabupaten/Kota mempunyai 1 (satu) suara; 2. Utusan Provinsi mempunyai 1 (satu) suara;

3. Utusan Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat mempunyai 1 (satu) suara apabila jumlah alumni 10 orang atau lebih.

Pasal 8

1. Wakil utusan masing-masing utusan tersebut pada pasal 7, mengisi formulir yang disediakan oleh Panitia MUNAS, dan segera menyerahkan kepada Pimpinan MUNAS;

2. Pimpinan MUNAS memeriksa dan meneliti formulis tersebut pada ayat (1) pasal ini;

3. Pimpinan MUNAS dibantu oleh Panitia MUNAS menetapkan calon pemilih menjadi pemilih untuk selanjutnya akan memanggil satu persatu guna menerima surat suara;

4. Sebelum dilakukan pemungutan suara, pimpinan MUNAS wajib melakukan:

a. Penghitungan surat suara secara terbuka sebelum dibagikan sesuai daftar pemilih yang telah ditetapkan;

b. Memeriksa kotak suara yang akan digunakan dalam mengumpulkan surat suara pemilihan Ketua Umum dan menunjukkan kepada Peserta MUNAS kotak suara yang kosong; c. Setelah butir (b) ayat (4) dari pasal ini, pimpinan MUNAS

melakukan penyegelan dengan kunci gembok dan disaksikan secara terbuka oleh Peserta MUNAS

5. Dalam hal calon ketua umum hanya terdapat 1 orang sebagaimana dimaksud pada pasal ..., maka calon yang bersangkutan langsung ditetapkan sebagai ketua umum terpilih setelah menyampaikan visi dan misi.

Pasal 9

1. Pimpinan MUNAS memanggil satu persatu peserta MUNAS yang ditetapkan sebagai pemilih sesuai ayat (3) pasal 8 secara tertib, dan teratur agar pemilih tidak bertumpuk pada saat akan mengisi surat suara

2. Pemilih yang telah menerima surat suara langsung menentukan pilihannya sesuai pasal 4;

(4)

4. Pemilih yang sudah menentukan pilihannya sesuai ayat (2) pasal ini, memasukkan surat suara ke dalam kotak suara yang telah disiapkan;

BAB V

Penghitungan Suara

Pasal 10

1. Penghitungan suara diawali dengan membuka gembok kotak suara yang telah berisi surat suara yang telah diisi oleh pemilih; 2. Pelaksanaan ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Panitia Munas secara

terbuka dan disaksikan oleh saksi sebanyak 3 (tiga) orang yang telah ditunjuk oleh masing-masing Calon Ketua Umum;

3. Panitia Munas yang disaksikan para saksi membuka surat suara dan membacakan secara keras nomor calon Ketua Umum dan atau nama Calon Ketua Umum yang dicatat/dipilih oleh pemilih dalam surat suara;

4. Surat Suara sah bila hanya memuat 1 (satu) nomor Calon Ketua Umum atau memuat nama Calon Ketua Umum dan atau nomor dan nama Calon Ketua Umum yang telah ditetapkan sesuai pasal 4;

5. Sah atau tidaknya suarat suara diputuskan oleh Pimpinan MUNAS disaksikan dan disetujui oleh 3 (tiga) orang saksi yang telah ditunjuk oleh masing-masing calon Ketua Umum;

6. Setelah diputuskan sah oleh Pimpinan MUNAS maka, panitia MUNAS menskore sesuai dengan nomor urut dan nama Calon Ketua Umum, dilakukan dan disaksikan oleh Peserta MUNAS secara terbuka.

Pasal 11

1. Setelah semua surat suara dalam kotak suara telah dibuka dan habis, serta telah dinilai sah oleh Pimpinan Munas yang disaksikan para saksi, maka Pimpinan MUNAS dibantu oleh Panitia MUNAS melakukan penjumlahan suara sesuai dengan suara yang telah dikumpulkan dan dicatat di white board/papan/kertas penghitungan suara;

2. Setelah dilakukan ayat (1) pasal ini, Pimpinan MUNAS membacakan hasil pemungutan suara dengan menyebutkan nama-nama Calon Ketua Umum dan jumlah peroleh suaranya, termasuk suara abstain atau tidak sah.

3. Calon Ketua Umum dianggap sah terpilih, apabila mendapatkan suara 50% + 1 dari suara pemilih yang telah ditetapkan sesuai ayat (3) dari tata tertib ini.

(5)

5. Pelaksaan ayat (4) pasal ini sesuai mekanisme pemilihan Calon Ketua Umum sebelumnya.

Pasal 12

Pimpinan MUNAS mengesahkan dan menetapkan nama Calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN Periode 2010-2014.

BAB VI

Pembentukan Kepengurusan

Pasal 13

Ketua Umum terpilih diberi mandat penuh oleh MUNAS untuk menyusun komposisi personalia Dewan Pengurus Pusat IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN Periode 2010-2014, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah MUNAS.

BAB VII

Ketentuan Penutup

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Bandung Pada Tanggal : ... Agustus 2010

MUSYAWARAH NASIONAL PERTAMA

IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEPAMONGPRAJAAN

(TENTATIF)

1. Ketua Sidang Munas : ………. (……. Tanda Tangan…..)

2. Wakil Ketua Sidang Munas : ………. (……. Tanda Tangan…..)

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Usulan tersebut tampaknya cukup mengejutkan karena selama ini sudah banyak beredar beberapa nama yang akan maju sebagai calon ketua umum yang telah

Umum Suara Karya melakukan konstruksi realitas pencalonan Ketua Umum Partai Golkar menuju Munas VIII. Manfaat penelitian ini adalah , 1) Memberikan sumbangan untuk kemajuan

Suara Karya tentang pencalonan Ketua Umum Partai Golkar menuju Munas VIII. Dalam struktur skriptural akan ditemukan obyek wacana, dan

Setelah semua surat suara dalam kotak suara telah dibuka dan habis, serta telah dinilai sah oleh Pimpinan Musyawarah Anggota s yang disaksikan para saksi, maka Pimpinan Musyawarah

P.elaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Gubernur .dan Wakil Gubernur disaksikan oleh Saksi Pasangan Calon, serta diawasi oleh Panwas Kabupaten TANATORAJA..

Dengan sengaja tidak memberikan salinan satu eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi

disaksikan oleh saksi saksi dari Partai Politik, dan diawasi oleh Pengawas Pemilu Lapangan Luar Negeri menyelesaikan rekapitulasi hasil suara untuk Pemilihan Umum Anggota

Umum Suara Karya melakukan konstruksi realitas pencalonan Ketua Umum Partai Golkar menuju Munas VIII. Manfaat penelitian ini adalah , 1) Memberikan sumbangan untuk kemajuan