HUBUNGAN SENI MUSIK DENGAN
KECERDASAN VISUAL – SPASIAL
NAMA
: DEBORA INGE RACHEL M S
NIM
: 2014.142.057
FAKULTAS
: KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
: ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI : PG-PAUD
DOSEN PENGAMPU
: Febriyanti Utami, S.Pd.,
A. Pengertian Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “musik adalah (1) ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dalam urutan, kombinas, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan; (2) nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu)”.
Herbert Read dalam Dharsono Sony Kartika menyatakan bahwa, “musik adalah sebuah karya hayati yang dapat dirasakan dan dipahami melalui indra pendengaran” (2004). Yang mempunyai arti setiap manusia/individu memiliki media pengungkapan yang dirasakan melalui indera pendengaran yang dapat menjadi sebuah karya nyata yang langsung dipahami dan dirasakan.
Menurut http://wikipedia.com “musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilakan dari alat-alat yang dapat menghasilakn irama”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa musik adalah seni suara yang mengandung irama yang beraturan dan keharmonisan nada dan dapat didengarkan dengan indra pendengaran.
B. KECERDASAN VISUAL - SPASIAL
Teori kecerdasan majemuk oleh Howard Gardner Frame of Mind (1983) dalam (Bukunya Arvin Saputra, Teori Pengembangan Bahasa 2004) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa
(linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial
(spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits).
Kecerdasan adalah perihal cerdas, kesempurnaan akal budi manusia. Kata kecerdasan ini diambil dari akar kata cerdas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerdas berarti sempurna perkembangan akal budi seseorang manusia untuk berfikir, mengerti, tajam pikiran dan sempurna pertumbuhan tubuhnya.
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen – elemen tersebut. Kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial adalah:
Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik, segitiga, kubus, dll)
Mengenal warna
Membuat bentuk atau rancang bangun
Beberapa macam permainan yang dapat diterapkan guna mengembangkan kecerdasan visual-spasial adalah seperti berikut:
1. Bermain Warna
Orangtua atau pendidik dapat mengenalkan berbagai macam warna pada anak melalui krayon dan cat air. Permainan dengan cat air memiliki manfaat dengan mengenal warna-warna tertentu dan mencampur berbagai warna untuk mendapatkan warna baru dan mengembangkan jiwa seni mereka.
2. Bermain Balok Kayu
Bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan anak untuk membuat rancang bangun tertentu. Dalam permainan ini anak dilatih membut berbagai bentuk bangun dari balok-balok kayu, seperti membuat rumah, menara, istana, jembatan, dll.
3. Bermain Bongkar Pasang
Permainan ini dapat merangsang kemampuan anak untuk membuat bentuk benda atau bengunan tertentu (misalnya mobil-mobilan, pistol-pistolan, dll). Permainan ini ditujukan untuk dapat merangsang kreatifitas anak.
4. Bermain Pasir
Pemainan ini dapat mengembangkan kemampuan anak merancang bangun dan mengembangkan kreatifitas anak.
Kemampuan yang terkait dengan kecerdasan visual-spasial adalah:
1) Mengenal bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik, segitiga, kubus, dll)
2) Mengenal warna
Psikolog perkembangan anak dari Klinik Anakku, Ike R Sugianto mengatakan cerdas visual spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Pemahaman tata letak, arah dan posisi yang baik juga bagian dari kecerdasan ini. “Anak yang cepat menghapal jalan di usia 3-4 tahun bisa dikatakan cerdas visual spasial,” katanya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Gardner, orang-orang yang memiliki kepintaran visual spasial ini lebih banyak dipengaruhi otak kanan, yaitu bagian otak yang bertugas memproses ruang. Kecerdasan ini dibantu, orangtua harus bisa menstimulasi kemampuan ini melalui beragam kegiatan. Biasanya anak tipe ini sangat menggemari permainan-permainan ‘melihat melalui pikiran’ seperti menggambar atau membayangkan obyek dan permainan acting atau berpura-pura.
Komponen inti dari kecerdasan visual spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur tersebut. Komponen lainnya adalah kemampuan membayangkan mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual spasial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat badan ketelitian pengamatan
Anak yang cerdas dalam visual-spasial memiliki ciri-ciri, sbb :
(1) Memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan bangunan.
(2) Memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial (dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat mata) (Armstrong, 1996)
(5) Suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai, dan menyusun unsur-unsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok;
(6) Dapat mempergunakan apa pun untuk membentuk sesuatu yang bermakna baginya. Penjepit kain dapat dikait-kaitkan membentuk pesawat terbang, dinaosaurus, bahkan orang-orangan. Bola sepak diberi coretan sehingga menyerupai gambar orang. Kemampuan dan kecenderungan membayangkan suatu bentuk mewarnai aktivitas bermain mereka.
Guru dapat merangsang kecerdasan visual-spasial dengan melalui :
(1) Berbagai program seperti melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin, mengecap, dan menyusun potongan gambar;
(2) Menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan anak mengembangkan daya imajinasi mereka, seperti alat-alat permainan konstruktif (lego, puzzle, lasie,), balok-balok bentuk geometri berbagai warna dan ukuran, peralatan menggambar, pewarna, alat-alat dekoratif (kertas warna-warni, gunting, lem, benang) dan berbagai buku bergambar
C. Hubungan Musik dengan Keceradasan Visual-Spasial
Dengan media musik, anak yang memiliki keceradasan visual-spasial dapat lebih mudah mempelajari/mendalami hal-hal yang mengenai bentuk, misalnya bentuk-bentuk geometri (bola, lingkaran, balok, wajik, segitiga, kubus, dll), mengenal warna, membuat bentuk atau rancang bangun, dll. Anak dapat belajar hal-hal diatas sambil mendengarkan lagu/memainkan musik, guru juga dapat mengembangkan metode pembelajaran dengan menggunakan musik, misalnya bahan materi yang akan diajarkan kepada murid-murid dipersiapkan dengan menjadikan materi tersebut sebuah lagu yang dapat lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Musik juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas kehidupan terutama pendidikan. Musik mempunyai hal-hal penting dalam mengaitkan pendidikan dengan kecerdasan yang dimiliki anak, terutama kecerdasan visual-spasial. Dalam mengaitkan hal inilah, sebagai pendidik dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik. Musik juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran kepada anak, anak dapat mengetahui hal-hal apa saja yang terkait dengan musik, seperti ketika anak mendengar lagu, anak dapat sekalian meransang kemampuan otak nak, anak dapat berkonsentrasi dalam belajar, anak dapat melapaskan rasa jenuh mereka dengar mendengar musik. Kelebihan-kelebihan inilah yang dapat merangsang otak anak.
Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak : 1. Menggambar dan menulis
2. Mencoret-coret
3. Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep 4. Membuat prakarya
5. Mengunjungi berbagai tempat
6. Melakukan permainan konstruktif dan kreatif 7. Mengatur dan merancang
Dengan musik cara-cara diatas dapat juga dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak. Seperti contoh dengan musik anak dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mencoret-coret di buku mereka, ketika anak melakukan pekerjaan tersebut anak sambil bernyanyi dan melakukan tugasnya dengan baik, selain itu anak juga mendapatkan kemampuan lebih, seperti ketika anak-anak menggambar dan menulis, guru juga dapat memberi materi tentang not-not balok dan angka kepada murid-muridnya sambil memperkenalkan musik kepada anak tersebut, dan anak tersebut dapat lebih mengenal dan mengetahui maupun mendapatkan lebih banyak ilmu ketika guru menggunakan metode tersebut.