• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

2.1 AMANAT PEMBANGUNAN NASIONAL

2.1.1 RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN)

2.1.1.1 Visi dan Misi RPJPN 2005-2025

Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka VisiPembangunan Nasional tahun

2005-2025 adalah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Dengan penjelasan sebagai berikut:

Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar

dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya

memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.

Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun,

baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi

seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter

bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan

internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya,

mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan

memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan landasan

spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan

(2)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

pemanfaatan iptek melalui penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan

kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak rakyat kecil.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan

TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan

pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan

pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka ragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan

berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi

masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan;

meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut

nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun

ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber

(3)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan

kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan

identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja

sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta

antarlembaga di berbagai bidang.

2.1.1.2 Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025

Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun (2005-2025) adalah sebagai berikut:

1. Wujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika, Berbudaya, Dan Beradab

a. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan.

b. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul.

c. Budaya inovatif yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar bangsa Indonesia menguasai iptek serta mampu berjaya pada era persaingan global.

2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing

a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri

c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan d. Membangun infrastruktur yang maju

e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

3. Mewujudkan Indonesia Yang Demokratis Berlandaskan Hukum

a. Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses pelembagaan demokrasi

b. Penataan peran negara dan masyarakat dititikberatkan pada pembentukan kemandirian dan kedewasaan masyarakat serta pembentukan masyarakat madani yang kuat dalam bidang ekonomi dan pendidikan.

c. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada pengalokasian/representasi kekuasaan

d. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada penanaman nilai-nilai demokratis

e. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik

(4)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum; serta penciptaan kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis.

g. Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan pembaruan produk hukum untuk menggantikan peraturan perundang-undangan warisan kolonial yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia serta mampu mendorong tumbuhnya kreativitas dan melibatkan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional yang bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang mencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian dan pengembangan hukum.

h. Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk memantapkan dan mengefektifkan berbagai organisasi dan lembaga hukum, profesi hukum, dan badan peradilan sehingga aparatur hukum mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional.

i. Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dilaksanakan secara tegas, lugas, profesional, dan tidak diskriminatif dengan tetap berdasarkan pada penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM), keadilan, dan kebenaran, terutama dalam penyelidikan, penyidikan, dan persidangan yang transparan dan terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial sehingga dapat mendukung pembangunan serta memantapkan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis

j. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi terus ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap segala informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan akses kepada masyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan nasional sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara

k. Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur negara dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat, lini pemerintahan, dan semua kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahguna kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat; serta peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemerintahan yang baik.

4. Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai Dan Bersatu

a. Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan pertahanan, pembangunan keamanan dalam negeri, dan pembangunan keamanan sosial yang diselenggarakan berdasarkan kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan nusantara.

(5)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

kedaulatan negara dan menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragam termasuk pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta ruang udara nasional. Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terus ditingkatkan agar memiliki efek penggentar yang disegani untuk mendukung posisi tawar dalam ajang diplomasi. c. Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus disempurnakan untuk

mewujudkan sistem pertahanan semesta berdasarkan kapabilitas pertahanan agar secara simultan mampu mengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar.

d. Postur dan struktur pertahanan diarahkan untuk dapat menjawab berbagai kemungkinan tantangan, permasalahan aktual, dan pembangunan kapabilitas jangka panjang yang sesuai dengan kondisi geografis dan dinamika masyarakat.

e. Peningkatan profesionalisme Tentara Nasional Indonesia dilaksanakan dengan tetap menjaga netralitas politik dan memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan dalam bentuk operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang melalui fokus pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan alutsista.

f. Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista setiap matra dilaksanakan menurut validasi postur dan struktur pertahanan untuk dapat melampaui kebutuhan kekuatan pertahanan minimal

g. Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan Negara dalam kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan terus ditingkatkan dalam proses yang bersifat kontinyu maupun terobosan.

h. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upaya melindungi sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat

i. Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme Polri beserta institusi terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.

j. Peningkatan profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan kompetensi pelayanan inti, perbaikan rasio polisi terhadap penduduk, pembinaan sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan alat utama, serta peningkatan pengawasan dan mekanisme kontrol lembaga kepolisian.

k. Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen dalam mendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan keamanan nasional

5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan Berkeadilan

a. Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di setiap wilayah, serta memerhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan

(6)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

c. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain.

d. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan

pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi

outward looking sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas

ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga

e. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil diseimbangkan pertumbuhannya dengan mengacu pada sistem pembangunan perkotaan nasional. f. Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam suatu sistem

wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan

g. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah ditingkatkan, terutama di luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor penggerak’ pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya maupun dalam melayani kebutuhan warga kotanya

h. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu ‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’

i. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan agroindustri padat pekerja, terutama bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dan kelautan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya; pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan; peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan

social capital dan human capital yang belum tergali potensinya sehingga kawasan

perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam saja; intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.

j. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan.

k. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi.

l. Kapasitas pemerintah daerah terus dikembangkan melalui peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, kapasitas keuangan pemerintah daerah, serta kapasitas lembaga legislatif daerah.

(7)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

n. Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal.

o. Koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen di berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.

p. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan kesejahteraan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

q. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung disempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial yang didukung oleh peraturan-peraturan perundangan, pendanaan, serta sistem nomor induk kependudukan (NIK)

r. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan dikembangkan untuk memastikan dan memantapkan pemenuhan hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar.

s. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya

t. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi

u. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi.

6. Mewujudkan Indonesia Yang Asri Dan Lestari

a. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan b. Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan c. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi

d. Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air e. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan

f. Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tropis yang Unik dan Khas

g. Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yang Ada di Setiap Wilayah

h. Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia i. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

j. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup k. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai Lingkungan Hidup

7. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasiskan Kepentingan Nasional

a. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari

(8)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

c. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal terkait di dalamnya, termasuk kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh hukum laut United Nation Convention on the Law Of Sea (UNCLOS) 1982

d. Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan asset Negara Kesatuan Republik Indonesia

e. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan f. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut

g. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukan dengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yang mampu memberikan lapangan kerja lebih luas kepada keluarga miskin.

8. Mewujudkan Indonesia Yang Berperan Aktif Dalam Pergaulan Internasional

a. Peranan hubungan luar negeri terus ditingkatkan dengan penekanankan pada proses pemberdayaan posisi Indonesia sebagai negara, termasuk peningkatan kapasitas dan integritas nasional melalui keterlibatan di organisasi-organisasi internasional, yang dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan diplomasi dan hubungan luar negeri dengan memaknai secara positif berbagai peluang yang menguntungkan bagi kepentingan nasional yang muncul dari perspektif baru dalam hubungan internasional yang dinamis.

b. Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalam rangka ikut serta menciptakan perdamaian dunia, keadilan dalam tata hubungan internasional, dan ikut berupaya mencegah timbulnya pertentangan yang terlalu tajam di antara negara-negara yang berbeda ideologi, dan sistem politik maupun kepentingan agar tidak mengancam keamanan internasional sekaligus mencegah munculnya kekuatan yang terlalu bersifat hegemonik-unilateralistik di dunia.

c. Peningkatan kualitas diplomasi di fora internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam, baik daratan maupun lautan, serta antisipasi terhadap berbagai isu baru dalam hubungan internasional yang akan ditangani dengan parameter utamanya adalah pencapaian secara optimal kepentingan nasional.

d. Peningkatan efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerjasama yang ada demi membangun kembali solidaritas Association of South East Asian Nation (ASEAN) di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan keamanan menuju terbentuknya komunitas ASEAN yang lebih solid.

e. Pemeliharaan perdamaian dunia melalui upaya peningkatan saling pengertian politik dan budaya, baik antarnegara maupun antarmasyarakat dunia serta peningkatan kerja sama internasional dalam membangun tatanan hubungan dan kerja sama ekonomi internasional yang lebih seimbang.

f. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif antar aktor-aktor negara dan aktor-aktor nonnegara yang menyelenggarakan hubungan luar negeri

2.1.2. RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)/NAWACITA

2.1.2.1. Visi dan Misi RPJMN 2015-2019/NAWACITA

(9)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

“Indonesia Yang Mandi, Berdaulat dan Berkepribadian Yang Berlandaskan Gotong Royong”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

2.1.2.2. Strategi Pembangunan

Secara umum Strategi Pembangunan Nasional yang menggariskan hal-hal sebagai berikut: 1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai

berikut:

a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.

b. Setiap upaya meningkatkan kesejahteran, kemakmuran,produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar yang dapat merusak keseimbangan pembangunan. Perhatian khusus kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah-bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

c. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

2. Tiga Dimensi Pembangunan;

a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.

(10)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

b. Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan prioritas:

 Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang cukup untuk memenuhi

kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat, sehingga tidak boleh tergantung secara berlebihan kepada negara lain.

Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan. Dilakukan dengan memanfaatkan

sebesar-besarnya sumber daya energi (gas, batu-bara, dan tenaga air) dalam negeri.

 Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritime Indonesia harus dapat

dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan nasional

dan kesejahteraan rakyat.

Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya

yang unik merupakan modal untuk pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan industri diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang berbasiskan penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek, keterampilan, keahlian, dan SDM yang unggul.

c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah, dengan prioritas:

 Wilayah desa, untuk mengurangi jumlah pendudukmiskin, karena penduduk

miskin sebagian besar tinggal didesa;

Wilayah pinggiran;

Luar Jawa;

Kawasan Timur.

3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil diperlukan sebagai prasyarat pembangunan yang berkualitas. Kondisi perlu tersebut antara lain:

a.Kepastian dan penegakan hukum; b.Keamanan dan ketertiban;

c.Politik dan demokrasi; dan

d.Tatakelola dan reformasi birokrasi.

(11)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Kabinet Kerja

2.1.2.3. Sembilan Agenda Prioritas

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agendaprioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsadan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelolapemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuatdaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistemdan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, danterpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasarInternasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkitbersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

(12)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

2.1.3. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk melengkapi dokumen perencanaan guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih solid, diperlukan adanya suatu masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus dan terukur maka perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.

MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan

Penjelasan umum koridor ekonomi :

1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema “Sentra Produksi dan pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah kelapa sawit, batu bara, karet, dan besi baja. Selain itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu pengembangan kawasan strategis nasional yaitu pembangunan jembatan selat sunda.

2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema “Pendorong Industri dan Jasa Nasional” adalah industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, alutista, telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.

3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasl Tambang dan Lumbung Energi Nasional.

4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara dengan tema “Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional” adalah: pariwisata, peternakan, dan perikanan.

5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional” adalah pariwisata, perikanan, dan peternakan.

(13)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Gambar 2.2. Masterplan MP3EI

2.1.4. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN

KEMISKINAN INDONESIA (MP3KI)

Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi.

Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan

kemiskinan eksisting Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Lalu di

Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat. Kedua,

(14)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Gambar 2.3. Fokus Kerja MP3EI

Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:

TAHAP 1 (Periode 2013-2014)

Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun 2014;

Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan

kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);

 Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk

membangun keterkaitan dengan MP3EI;

Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .

TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)

Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;

Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal

coverage;

 Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;

 Penguatan sustainable livelihood.

TAHAP 3 (Periode 2020-2025)

Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu;

(15)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Gambar 2.4 Rencana dan Strategi Pelaksanaan MP3EI

2.1.5. KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)

Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional.

Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan peningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

(16)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.

Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi. Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.

Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.6. DIREKTIF PRESIDEN

Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga negara, Gubernur dan Kepala Daerah (Bupati/Walikota) untuk dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program :

1. Pro rakyat;

2. Keadilan untuk semua (justice for all);

3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals -

MDG’s).

Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud diatas: 1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:

a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;

b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;

c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil;

2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada: a. Program keadilan bagi anak;

b. Program keadilan bagi perempuan;

c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;

(17)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan; b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; d. Program penurunan angka kematian anak;

e. Program kesehatan ibu;

f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;

h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.

2.2. PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CIPTA

KARYA

2.2.1. UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.

Pemerintah perlu berperan lebih dalam pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang kurang memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau.

Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk:

a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

b. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR; c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan

perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan;

d. memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan

f. menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

(18)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru mencakup:

a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi; b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;

c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum; dan

d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan:

a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;

b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;

c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak membahayakan penghuni;

d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan; e. kualitas bangunan; dan

f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

2.2.2. UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, berjati diri, serta seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu dalam pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus diselenggarakan secara tertib.

Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan pengguna bangunan gedung pada setiap tahap penyeleng-garaan bangunan gedung, ketentuan tentang peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.

Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :

1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

(19)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung;

Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.

Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya.

Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua penyelenggaraan bangunan gedung baik pembangunan maupun pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh pihak asing, wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang tentang Bangunan Gedung.

Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik informasi maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai kontekstual, tradisional, spesifik, dan bersejarah.

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai hak: a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan

gedung yang telah memenuhi persyaratan;

b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah Daerah;

d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundangundangan dari Pemerintah Daerah karena bangunannya ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan dilestarikan;

e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah; f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan apabila

bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya.

Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai kewajiban:

(20)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);

c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan rencana teknis yang telah disahkan dan dilakukan dalam batas waktu berlakunya izin mendirikan bangunan; d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan rencana teknis bangunan

gedung yang terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan bangunan gedung;

b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat bangunan akan dibangun;

c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan keandalan bangunan gedung; d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung yang laik fungsi;

e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya; f. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;

g. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung;

h. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi bangunan gedung. i. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi;

j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin mendirikan bangunan, dengan tidak mengganggu keselamatan dan ketertiban umum.

Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan ketentuan pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong, memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya dapat dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat kemanusiaan, kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai dengan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik.

2.2.3. UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR

Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk hidup. Ketersediaan dan kebutuhan harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sumber daya air. Kelebihan air terutama di musim hujan di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor. Namun kekurangan air terutama pada musim kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan. Keberadaaan, ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif. Sejarah terbitnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada yang kontra untuk diterbitkan. Isu-isu timbul selama proses penerbitannya, antara lain privatisasi, ekspor air, peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan

bahwa air merupakan kepentingan semua pihak (water is everyone's business).

(21)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.

Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut termasuk hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan dengan tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai dengan prinsip hukum pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip:

1. Good governance principle, 2. Subsidiary principle,

3. Equity principle, 4. Priority use principle,

5. Prior appropriation principle, 6. Sustainable development principle,

7. Good sustainable development governance, 8. Principle of participatory development.

Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:

a. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah sungai strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi;

c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota;

Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain sepanjang kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka konservasi dan pengendalian daya rusak air.

(22)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

meliputi satu wilayah sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang pengelolaan sumber daya air atau kerja sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi sumber daya air.

2.2.4. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam.

Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar.

Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.

Dalam rangka menyelenggarakan pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk melaksanakan pelayanan publik, diperlukan payung hukum dalam bentuk undang-undang. Pengaturan hukum pengelolaan sampah dalam Undang-Undang ini berdasarkan asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.

Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana termuat pada Undang-undang No.18 Tahun 2008 terdiri atas:

(23)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan sampah;

c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah;

d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;

e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;

f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan

g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan:

a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;

d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah;

e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan

f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud diatas merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sesuai Undang-undang No.18 Tahun 2008 Pengurangan sampah dimaksud meliputi kegiatan:

a. pembatasan timbulan sampah; b. pendauran ulang sampah; dan/atau c. pemanfaatan kembali sampah.

Dalam hal ini Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam meliputi:

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;

(24)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Dalam mewujudkan usaha bersama pengelolaan sampah terpadu, Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar pemerintah daerah dan dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam melakukan pengelolaan sampah.

2.2.5. UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011. Dalam undang-undang tersebut Rumah susun didefinisikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,

peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan

kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat

2.3. AMANAT INTERNASIONAL

2.3.1. AGENDA HABITAT

Tujuan dari Agenda Habitat yang sepenuhnya sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional. Sedangkan pentingnya kekhasan nasional dan regional serta berbagai sejarah, budaya dan latar belakang agama harus diingat, itu adalah tugas dari semua negara untuk mempromosikan dan melindungi semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak untuk pembangunan.

Pelaksanaan Agenda Habitat, termasuk implementasi melalui hukum nasional dan prioritas pembangunan, program dan kebijakan, adalah hak kedaulatan dan tanggung jawab masing-masing Negara sesuai dengan hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk hak atas pembangunan, dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai agama dan etika, latar belakang budaya, dan keyakinan filosofis individu dan masyarakat, memberikan kontribusi untuk menikmati hak asasi manusia untuk mencapai tujuan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman yang berkelanjutan.

(25)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

berkelanjutan dapat dipilih secara bebas untuk lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan.

Pembangunan berkelanjutan. Sangat penting bagi pembangunan pemukiman manusia,

dan memberikan pertimbangan penuh untuk kebutuhan dan kebutuhan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Pertimbangan khusus harus diberikan untuk negara-negara berkembang dengan transisi ekonomi. Pemukiman manusia harus direncanakan, dikembangkan dan ditingkatkan dengan cara yang memperhitungkan penuh prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan semua komponennya, sebagaimana tercantum dalam Agenda 21 dan terkait hasil dari Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan. Pembangunan Pemukiman manusia berkelanjutan menjamin pembangunan ekonomi, kesempatan kerja dan kemajuan sosial, selaras dengan lingkungan. Ini mencakup prinsip-prinsip Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan, yang merupakan hasil dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan, prinsip-prinsip pendekatan kehati-hatian, pencegahan polusi, perhatian terhadap daya dukung ekosistem, dan pelestarian peluang untuk masa depan generasi. Produksi, konsumsi dan transportasi harus dikelola dengan cara yang dapat melindungi dan melestarikan stok sumber daya. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam membentuk pemukiman manusia yang berkelanjutan dan mempertahankan ekosistem mereka. Keberlanjutan pemukiman manusia memerlukan distribusi geografis yang seimbang atau distribusi lainnya yang sesuai dengan kondisi nasional, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan manusia dan pendidikan, dan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara berkelanjutan komponen-komponennya, dan pemeliharaan keanekaragaman budaya serta udara, air, hutan, vegetasi dan kualitas tanah pada standar cukup untuk menopang kehidupan manusia dan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

(26)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

Semua orang memiliki hak dan juga harus menerima tanggung jawab mereka untuk menghormati dan melindungi hak-hak orang lain termasuk generasi mendatang dan untuk berkontribusi secara aktif untuk kebaikan bersama. Manusia dengan pemukiman

berkelanjutan adalah mereka yang, antara lain, menghasilkan rasa kewarganegaraan dan

identitas, kerjasama dan dialog untuk kebaikan bersama, dan semangat voluntarisme dan keterlibatan masyarakat, di mana semua orang didorong dan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan. Pemerintah di semua tingkatan, termasuk otoritas lokal, memiliki tanggung jawab untuk menjamin akses untuk pendidikan dan untuk melindungi kesehatan penduduk mereka, keselamatan dan kesejahteraan umum. Hal ini memerlukan, penetapan kebijakan, hukum dan peraturan untuk kegiatan publik dan swasta, mendorong kegiatan swasta yang bertanggung jawab di segala bidang, memfasilitasi partisipasi kelompok masyarakat, mengadopsi prosedur yang transparan, mendorong semangat kepemimpinan dan kemitraan dengan pihak swasta, dan membantu orang untuk memahami dan melaksanakan hak dan tanggung jawab mereka melalui proses partisipatif yang efektif, pendidikan universal dan penyebaran informasi.

Kemitraan antara negara-negara dan swasta, sukarela dan organisasi berbasis masyarakat, sektor koperasi, lembaga swadaya masyarakat dan individu sangat penting untuk tercapainya pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan dan penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua dan layanan dasar. Kemitraan dapat

mengintegrasikan dan saling mendukung tujuan partisipasi kebutuhan dasar, antara lain,

membentuk aliansi, mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, keterampilan dan kontribusi memanfaatkan keunggulan komparatif dari tindakan kolektif. Itu proses dapat dibuat lebih efektif dengan memperkuat organisasi masyarakat sipil di semua tingkatan. Setiap upaya harus dilakukan untuk mendorong kolaborasi dan kemitraan dari semua sektor masyarakat dan di antara semua aktor dalam proses pengambilan keputusan, yang sesuai.

Solidaritas dengan mereka yang termasuk kelompok yang kurang beruntung dan rentan, termasuk orang-orang yang tinggal dalam kemiskinan, serta toleransi, non-diskriminasi dan kerja sama di antara semua orang, keluarga dan masyarakat adalah dasar bagi kohesi sosial. Solidaritas, kerjasama dan bantuan harus ditingkatkan oleh masyarakat internasional serta oleh Negara dan semua faktor yang relevan lainnya dalam menanggapi tantangan pembangunan pemukiman. Masyarakat internasional dan Pemerintah di semua tingkat yang berkaitan untuk mempromosikan kebijakan dan instrumen suara dan efektif, sehingga memperkuat kerjasama antar pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya tambahan untuk memenuhi tantangan ini.

Untuk melindungi kepentingan generasi sekarang dan mendatang pada pemukiman manusia merupakan salah satu tujuan fundamental dari masyarakat internasional. Perumusan dan pelaksanaan strategi untuk pengembangan pemukiman manusia adalah tanggung jawab masing-masing negara baik nasional dan lokal terutama tingkat dalam

kerangka hukum masing-masing negara, antara lain , dengan menciptakan lingkungan

(27)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

KABUPATEN SOLOK

berkembang - masyarakat, swasta, multilateral, bilateral, domestik dan eksternal - perlu ditingkatkan melalui mekanisme yang tepat dan fleksibel dan instrumen ekonomi untuk mendukung tempat tinggal yang memadai untuk semua dan pembangunan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Ini harus disertai dengan langkah-langkah konkret untuk teknis internasional kerjasama dan pertukaran informasi.

Kesehatan manusia dan kualitas hidup berada di tengah upaya untuk mengembangkan emukiman manusia yang berkelanjutan. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi untuk mencapai tujuan universal dan sama akses ke pendidikan berkualitas, standar tertinggi kesehatan fisik, mental dan lingkungan, dan akses yang sama dari semua untuk perawatan kesehatan primer, membuat upaya khusus untuk memperbaiki ketidaksetaraan yang berkaitan kondisi sosial dan ekonomi, termasuk perumahan, tanpa membedakan ras, asal negara, jenis kelamin, usia, atau cacat, menghormati dan mempromosikan budaya umum dan khusus.

2.3.2. RIO +20

"Rio +20" , merupakan konferensi PBB tentang pembangunan berkelanjutan , diadakan pada Juni 2012. Konferensi ini bertujuan untuk menjamin membaharuan komitmen politik global untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Kemajuan pencapaian Rio +20 meliputi beberapa bidang:

 Ekonomi hijau merupakan instrumen penting untuk mencapai pembangunan

berkelanjutan.

Komitmen dibuat untuk tindakan di bidang kebijakan kunci, yang meliputi ketahanan

pangan, lahan, pertanian berkelanjutan , air, energi berkelanjutan , kelautan dan perikanan , serta konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

 Rio memutuskan untuk mengembangkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

yang menjadi tujuan yang universal , berlaku untuk semua negara , dan untuk dikembangkan bersama pasca kebijakan pembangunan 2015 .

Sarana Implementasi dan Pembiayaan untuk pembangunan berkelanjutan.

Reformasi Kerangka Kelembagaan Internasional (penguatan UNEP , dan bekerja untuk

pembentukan Forum Politik Tingkat Tinggi pada pembangunan berkelanjutan).

2.3.3. MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs (MDGs)

Delapan tujuan dan 18 Sasaran yang disepakati dalam Millenium Development Goals adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran MDGs

8 Tujuan 18 Sasaran

1. Memberantas kemiskinan dan

kelaparan yang ekstrim 1. Setengah pendapatannya kurang dari satu dolar per hari pada proporsi penduduk yang tingkat tahun 2015.

2. Setengah proporsi penduduk yang menderita kelaparan tahun 2015

(28)

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

4. Mengurangi perbedaan gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005

4. Menurunkan angka kematian

anak 5. Mengurangi jumlah balita yang meninggal sebanyak dua pertiga pada 2015 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Mengurangi rasio kematian ibu sebanyak tiga perempat

tahun 2015 6. Memerangi HIV / AIDS,

malaria dan penyakit lainnya 7. Menghentikan dan mulai memulai pencegahan penyebaran HIV / AIDS pada tahun 2015 8. Menghentikan dan mulai mencegah penyebaran

malaria dan penyakit berat lainnya pada tahun 2015

7. Memastikan kelestarian

lingkungan 9. Memadukan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional, prinsip-prinsip pembangunan serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan pada tahun 2015

10. Mengurangi setengah dari proporsi penduduk tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum yang aman pada tahun 2015

11. Membuat peningkatan kehidupan yang signifikan, setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020

8. Mengembangkan kemitraan

global untuk pembangunan 12. Mengembangkan sistem perdagangan dan keuangan terbuka yang berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangunan dan pengurangan kemiskinan nasional dan internasional 13. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus

negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus bagi negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Termasuk didalamnya pembebasan tarif dan kuota untuk ekspor; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

14. Memenuhi kebutuhan khusus bagi Negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.

15. Penanggulangan Masalah utang negara berkembang melalui upaya nasional dan internasional untuk membuat hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.

16. Dalam kerjasama dengan negara-negara berkembang, mengembangkan pekerjaan yang layak dan produktif bagi kaum muda.

17. Dalam kerjasama dengan perusahaan farmasi, menyediakan akses obat-obatan penting dengan harga terjangkau di negara berkembang.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Kabinet Kerja
Gambar 2.2. Masterplan MP3EI
Gambar 2.3. Fokus Kerja MP3EI
Gambar 2.4 Rencana dan Strategi Pelaksanaan MP3EI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Karya ilmiah dan karya

Gambar 4.15 Tingkat Partisipasi Manajer Tingkat Menengah Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Lama Jabatan ...37. Gambar 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model

Pegadaian (Persero) Klaten, maka di tarik kesimpulan yaitu setelah dilakukan analisis maka dapat di ketahui bahwa secara parsial variabel motivasi kerja yang terdiri atas

Pelaksanaan istighosah dan dzikir akbar di SDIT Umar bin Khattab Juwana, memberikan kontribusi yang sangat baik terhadap terhadap perkembangan keberagamaan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat terdapat perbedaan kemampuan disposisi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini menunjukkan

Adapun bentuk dari desain input yang dirancang pada sistem pengolahan data Administrasi keuangan Panti Asuhan „Aisyiyah Pariaman diantaranya adalah Entry data donatur

Bagi penulis dan pengajar Seni Budaya (Seni Rupa) dapat mengetahui gambaran penghayatan dan daya ungkap siswa SMP (remaja) terhadap gagasan kekayaan budaya bangsa

Berdasarkan wawancara langsung dengan Staff Telkom Cabang Tarakan dapat disimpulkan bahwa banyaknya keluhan yang masuk membuat PT. Telkom Cabang Tarakan kesulitan