• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC TRADING SYSTEM (JATS) - Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC TRADING SYSTEM (JATS) - Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC

TRADING SYSTEM (JATS) A. Wanprestasi

Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah

memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada

pihak yang dirugikan. Tetapi adakalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana

dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau

debitur.

Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi

buruk yang timbul dari adanya perjanjian yang dibuat oleh satu orang atau lebih

dengan satu orang atau lebih lainnya (obligatoire overeenkomst)5

1. Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhinya

kewajiban maupun karena kelalaian,

. Adapun yang

dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian

atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah

ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. Tidak

dipenuhinya kewajiban oleh debitur disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu :

2. Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, jadi di luar

kemampuan debitur, dalam arti bahwa debitur di sini dianggap tidak

bersalah. Adanya kesalahan harus dipenuhi syarat-syarat :

5

(2)

a) Perbuatan yang dilakukan harus dapat dihindarkan.

b) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepada pembuat, yaitu bahwa

orang tersebut dapat menduga tentang akibatnya.

Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau tidak, akan tetapi harus diukur

secara objektif dan subjektif. Objektif yaitu apabila menurut manusia yang normal

akibat tersebut dapat diduga dan subjektif jika akibat tersebut menurut keahlian

seseorang dapat diduga. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kesalahan

mempunyai pengertian yaitu dalam arti luas yang meliputi kesengajaan dan

kelalaian, dan dalam arti sempit yang hanya meliputi kelalaian saja.

Bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu:

1) Tidak memenuhi prestasi sama sekali;

Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi prestasinya

maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.

2) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya;

Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka

debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.

3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru.

Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru

tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi

(3)

Sedangkan menurut Subekti, bentuk wanprestasi ada empat macam yaitu:6

Di dalam pembatasan tuntutan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan

Pasal 1248 KUH Perdata. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian

bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian

diadakan.

1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;

2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya;

3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;

4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-akibat bagi

debitur yang melakukan wansprestasi , dapat digolongkan menjadi tiga kategori,

yakni :

1) Membayar Kerugian yang Diderita oleh Kreditur (Ganti Rugi)

Ganti rugi sering diperinci meliputi tiga unsur, yakni:

a. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata

sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak;

b. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan

kreditur yang diakibat oleh kelalaian si debitur;

c. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah

dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.

2) Pembatalan Perjanjian atau Pemecahan Perjanjian

6

(4)

3) Peralihan Risiko

Peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi

suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang dan

menjadi obyek perjanjian sesuai dengan Pasal 1237 KUH perdata.

Jika debitur melakukan wanprestasi maka kreditur dapat menuntut salah

satu dari lima kemungkinan sebagai berikut :

1. Dapat menuntut pembatalan atau pemutusan perjanjian.

2. Dapat menuntut pemenuhan perjanjian.

3. Dapat menuntut penggantian kerugian.

4. Dapat menuntut pembatalan dan penggantian kerugian.

5. Dapat menuntut pemenuhan dan pengganti kerugian.

Kerugian yang bisa dimintakan penggantikan itu tidak hanya biaya-biaya

yang sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang

sungguh-sungguh menimpa benda si berpiutang (schaden), tetapi juga berupa kehilangan

keuntungan (interessen), yaitu keuntungan yang didapat seandainya siberhutang

tidak lalai (winstderving).

B. Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan 1. Dasar Hukum Pasar Modal

Pasar modal merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi

perkembangan ekonomi negara, sebab itu negara selalu berkepentingan untuk

turut mengatur jalannya pasar modal. Kegiatan pasar modal pada umumnya

(5)

resminya disebut Bursa Efek (Stock Market), Lembaga Kliring dan

lembaga-lembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya7

7

Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004) hal. 7.

.

Menjalankan kegiatan pasar modal harus berjalan dengan baik oleh karena

itu para pelaku pasar modal harus mengetahui dasar hukum yang mengatur

mengenai pasar modal, dasar hukum pasar modal tercantum dalam:

Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar

Modal, menyatakan bahwa :

”Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek”.

Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperdagangkan

efek.

Masalah mengenai pengawasan pasar modal diatur dalam Pasal 3

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan

bahwa :

(1) Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan

Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(6)

(2) Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri.

Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai

wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk

menunjang pembangunan nasional, untuk itu kegiatan pasar modal perlu

mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan

efisien.

Pelaksana pengawas pasar modal diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa :

“Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan

terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta

melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat”.

Pelaksana pengawas pasar modal seperti telah dijelaskan adalah

Bapepam, dengan tujuan adalah untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang

teratur.

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk:

1. Memberi :

a. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan

(7)

b. Izin orang perseorangan bagi wakil Penjamin Emisi Efek, wakil

Perantara Pedagang Efek, dan wakil Manajer Investasi

c. Persetujuan bagi Bank Kustodian

2. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali

Amanat.

3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan

memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur

serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring

dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru.

4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta

menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan

pendaftaran.

5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan tiap pihak dalam hal terjadi

peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap

undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

6. Mewujudkan pihak untuk :

a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang

berhubungan dengan kegiatan pasar modal, atau

b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi

akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud,

(8)

a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan

menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, atau

b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang

perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan

undang-undang ini.

8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam

rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud

dalam angka 7.

9. Mengumumkan hasil pemeriksaan.

10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek

atau menghentikan transaksi bursa atas efek untuk jangka waktu

tertentu guna melindungi kepentingan pemodal

11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu

tertentu dalam hal keadaan darurat.

12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi

oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan

membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.

13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan

dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal.

14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian

masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar

(9)

15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknik atas

Undang-undang ini atau peraturan pelaksaannya.

16. Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan

dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal.

17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang

ini.

Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai

wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu

mendapat pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien.

Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan

mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal. Pengawasan

tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat

preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun

secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

2. Pengertian Pasar Modal

Secara prinsip, pasar modal (capital market) tak ubahnya sama dengan

pasar-pasar yang lain, yakni tempat orang melakukan transaksi jual beli. Di

dalamnya terdapat orang yang berperan sebagai penjual, pembeli dan barang

(10)

menawarkan barang dagangannya sedangkan pembeli mencari barang kebutuhan.

Mereka berinteraksi melakukan tawar menawar, dan biasanya disusul dengan

transaksi jual beli.

Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek

diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah

suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek

yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Fungsi

Bursa Efek adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang

wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Definisi pasar modal

menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang

mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka

panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Pasar modal merupakan sarana

pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan

sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai

sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya8

8Ibid

, hal. 13.

.

Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar

Modal mendefinisikan pasar modal sebagai berikut:

“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

(11)

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu ;9

a. Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal

(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan

untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan

lain-lain.

b. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada

instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang

dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko

masing-masing instrument.

Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk

instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang.

Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari capital market, yang berarti

suatu tempat atau sistem bagaimana caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dana untuk modal suatu perusahaan. Pasar modal merupakan tempat orang

membeli atau menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

Pasar modal Indonesia memperdagangkan efek dalam wujud instrumen

modal dan utang, instrumen derivatif seperti surat pengganti atau bukti sementara

9

(12)

dari efek, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, hak-hak untuk memesan atau

membeli saham atau obligasi,warrant, dan option.

Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat

utang (bond atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat pemilikan (saham atau

equity), perakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak ragamnya.

Saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa jenis yang penggolongannya

dapat ditentukan menurut kriteria yang melekat pada masing-masing instrumen.

Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan

yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan

pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek

bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau

sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan

tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Marak dan rumitnya

kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat hukum sehingga pasar lebih

teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal mengatur segala segi yang

berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pasar

Modal, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar

modal. Menurut Undang-Undang ini, Bapepam diberi kewenangan sebagai

pengawas dan memiliki otoritas penyelidikan serta penyidikan.

3. Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut

(13)

berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Derivatif dari Efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang

maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Opsi adalah hak yang

dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah

efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Waran adalah efek yang diterbitkan

oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan

saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau

lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Transaksi Bursa adalah kontrak yang

dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh

Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek atau kontrak lain

mengenai efek atau harga efek.

Saham (Stocks)

Saham adalah salah satu intrumen pasar modal yang paling

umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat

keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari

seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan

terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan

sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Perusahaan-perusahaan yng ingin menambah modal usaha dapat

(14)

mekanisme penawaran umum (go public) dengan bantuan perusahaan

efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek.10

Saham antara lain dibedakan dalam berapa jenis, yaitu :

Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa

pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan

kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali

menabung, maka akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa nasabah

telah menyetor sejumlah uang. Dan bila nasabah membeli saham, maka

nasabah akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa nasabah

memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.

11

Saham Biasa (Common Stocks)

Saham biasa (common stock) paling dikenal masyarakat,

Saham biasa juga merupakan saham yang paling banyak

digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa

paling menarik baik bagi pemodal maupun bagi emiten.

Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena

bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),

tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang

10

Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta: Visimedia, 2010) hal. 198.

11Ibid,

(15)

dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham

biasa karena dua hal, yang pertama mewakili kepemilikan

ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis

di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen.

Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada

tiga hal yaitu, ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,

dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham,

memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)

dengan saham biasa. Saham preferen diperdagangkan

berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara

praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan

pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi

di pasar. Obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih

senior dibanding dengan saham preferen.

Dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau

memiliki saham:12

Dividen

Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang

dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat

persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika

seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka

12Ibid,

(16)

pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam

kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan

saham tersebut berada dalam periode di mana diakui

sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan

dividen. Dividen adalah salah satu daya tarik bagi

pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti

misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain,

dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen

tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan

dividen berupa uang tunai (cash dividend) dalam jumlah

rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa

dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap

pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham

sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal

akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham

tersebut.

Capital Gain.

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan

harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas

perdagangan saham di pasar sekunder, misalnya seorang

pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp

3.000,- kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp

(17)

gain sebesar Rp 500,- untuk setiap saham yang dijualnya.

Pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar

keuntungan melalui capital gain. misalnya seorang

pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian

menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami

kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk -

high return, artinya saham merupakan surat berharga yang

memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga

berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal

untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain)

dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring

dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga

dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam

waktu singkat.

Risiko-risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan

sahamnya:13

Tidak Mendapat Dividen.

Perusahaan akan membagikan dividen jika

operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan

demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen

jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Potensi

13Ibid,

(18)

keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen

ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

Capital Loss.

Pemodal tidak selalu mendapatkan capital

gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya dalam

aktivitas perdagangan saham. Pemodal harus menjual

saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli,

dengan demikian seorang pemodal mengalami capital

loss, misalnya seorang pemodal memiliki saham

Indosat (ISAT) dengan harga beli Rp 9.000,- namun

beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per

saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut

mengalami capital loss Rp 1.000,- untuk setiap saham

yang dijual. Untuk menghindari potensi kerugian yang

makin besar seiring dengan terus menurunnya harga

saham dalam jual beli saham, maka seorang investor

rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini

dikenal dengan istilah cut loss. Disamping risiko di

atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan

dengan potensi risiko lainnya.

(19)

Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu

saja akan berdampak secara langsung kepada saham

perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan

pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu

perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara

otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan

dari Bursa atau di-delist. Pemegang saham dalam

kondisi perusahaan akan menempati posisi lebih rendah

dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya

setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih

dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang

obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan

kepada para pemegang saham.

Saham dihapus catatkan dari Bursa Efek (Delisting)

Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal

adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari

pencatatan di Bursa Efek alias di-delist. Perusahaan

di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk,

misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah

diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun,

tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama

beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai

(20)

yang telah didelist tentu saja tidak lagi diperdagangkan

di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di Luar

bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga

yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang

jauh dari harga sebelumnya.

Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka

panjang yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit

obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu

dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada

pihak pembeli obligasi. Jadi, transaksi obligasi dapat berakibat hukum

terjadinya utang-piutang. Perusahaan penerbit obligasi disebut pihak

yang memiliki utang (berutang/debitur), sedangkan pembeli obligasi

disebut pihak yang memiliki piutang (berpiutang/kreditur).14

14Ibid,

hal. 205.

Penerbit

membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah

ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang

tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok

pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini

memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem

ekonomi menurun, nilai obligasi naik, sebaliknya jika bunga meningkat,

(21)

Perbedaan antara saham dan obligasi antara lain :15

1. Saham adalah satu bukti pemilikan saham, dan obligasi merupakan

bukti pengakuan utang.

2. Obligasi, walaupun jangka panjang, tetap ada jatuh temponya

(kecuali perpectual bonds yang kini hampir musnah), sedangkan

saham tidak memiliki jatuh tempo.

3. Perusahaan penerbit obligasi tetap wajib membayar bunga dan

pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang

sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan (dividen).

4. Perusahaan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga

dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan perusahaan penerbit

saham yang tidak dapat memberikan dividen tidak dapat

dipailitkan.

Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada

tiga macam, yaitu sebagai berikut:16

1. Corporate bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta.

2. Government bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh

Pemerintahan RI.

15Ibid,

hal. 206. 16Ibid,

(22)

3. Retail bonds, yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam

satuan nilai nominal yang kecil, baik dalam bentuk

corporate bonds maupun government bonds.

Varian jenis-jenis obligasi nyaris tak terbatas, rumpun aktiva

keuangan yang bernama obligasi bisa dikelompokkan berdasar tipe

emiten, berdasar maturity atau masa jatuh temponya, berdasar agunan,

berdasar ada atau tidaknya indeksasi pelunasan, berdasarkan variasi

penetapan tingkat bunga, berdasarkan ada atau tidaknya hak penukaran

atau konversi, dan seterusnya. Pasar modal Indonesia, saat ini,

diperdagangkan dua jenis obligasi, yaitu obligasi biasa dan konversi,

perbedaannya adalah dalam kelompok obligasi biasa terdapat variasi

yang cukup kaya, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha

Milik Negara dan perusahaan swasta, obligasi yang memiliki tingkat

bunga tetap dan mengambang, dan untuk kelompok obligasi konversi

adalah obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo. Obligasi konversi

juga dapat ditukar dengan saham biasa, bahkan setiap obligasi konversi

bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa, pada dasarnya obligasi

memiliki beberapa jenis, berikut ini adalah penjelasan mengenai

jenis-jenis obligasi, yaitu: 17

17Ibid,

hal. 208.

1) Dilihat dari sisi penerbit

(23)

Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk

badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b) Government Bonds

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c) Municipal Bond

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan

publik (public utility).

2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga

a) Zero Coupon Bonds

Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara

periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada

saat jatuh tempo.

b) Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik

sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c) Fixed Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan

sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan

secara periodik.

d) Floating Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum

(24)

tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata

tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan

swasta.

3) Dilihat dari hak penukaran atau opsi

a) Convertible Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk

mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham

milik penerbitnya.

b) Exchangeable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk

menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan

afiliasi milik penerbitnya.

c) Callable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli

kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi

tersebut.

d) Putable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada

harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4) Dilihat dari segi jaminan

(25)

Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya

atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Kelompok ini,

termasuk di dalamnya adalah:

1) Guaranteed Bonds

Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan

penangguangan dari pihak ketiga

2) Mortgage Bonds

Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan

agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

3) Collateral Trust Bonds

Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit

dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan

yang dimilikinya.

b) Unsecured Bonds

Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi

dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

5) Dilihat dari segi nilai nominal

a) Konvensional Bonds

Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1

miliar per satu lot.

b) Retail Bonds

Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang

(26)

6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil

a) Convensional Bonds

Obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon

bunga.

b) Syariah Bonds

Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan

perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam

obligasi syariah.

1) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah

yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga

pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut

diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

2) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang

menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee

ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui atau diperhitungkan

sejak awal obligasi diterbitkan.

7) Dilihat dari cara peralihannya

a) Beared bond/aan toonder obligatie

Obligasi Atas Unjuk merupakan obligasi yang tidak

mencantumkan nama pemegangnya sehingga orang yang

memegang obligasi tersebutlah yang dianggap sebagai

(27)

pada saat jatuh tempo si pemegangnya akan mendapatkan hak

atas pelunasan pokok maupun bunga obligasi tersebut.

b) Registered bond/naam obligatie

Obligasi Atas Nama adalah obligasi yang mencantumkan nama

pemegangnya. Obligasi Atas Nama dapat dibedakan sebagai

berikut.

Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Di obligasi ini, nama

pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi dank upon bunga

dilekatkan padanya.

Obligasi atas nama untuk bunga. Di obligasi ini, nama pemiliki

tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat

pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk

memudahkan penghitungan bunga.

Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Di obligasi

ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi

tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan

bungan langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang

namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi.

Investasi dengan membeli obligasi, wajib mengerti dan

menyadari benar mengenai risiko dan potensi keuntungannya yang

terkandung dalam instrumen obligasi, dua hal yang perlu diperhatikan

(28)

1) Manfaat Obligasi

Obligasi dikenal sebagai fixed income securities atau

surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu

berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah

yang tetap (misalnya sebesar 16% per tahun) pada waktu

yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau

satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari

capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan

harga pembelian.

2) Risiko Obligasi

Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi

adalah sulitnya memperkirakan perkembangan suku

bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung dari

perkembangan suku bunga, bila suku bunga bank

menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang

obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi

akan turun.

c. Reksa Dana (Mutual Funds)

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi

masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang

tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko

(29)

menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,

mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya

memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selain itu Reksa

Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal

untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. 18

Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam

reksa dana, masyarakat pemodal tidak langsung menginvestasikan

uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka

membeli produk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi.

Manajer investasi itulah yang akan mengelola dana-dana yang

dihimoun dari masyaraat pemodal untuk membeli efek-efek yang

dinilai menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan oleh

manajer investasi mendatangkan keuntungan, keuntungan tersebut

akan dikembalikan kepada para pemodal sesuai kesepakatan.

Sementara itu, manajer investasi akan mendapat uang jasa (fee)

sesuai kesepakatan.19

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi

dalam Reksa Dana, antara lain:20

18Ibid,

hal. 237. 19Ibid,

hal. 236. 20Ibid,

(30)

1) Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat

melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat

memperkecil risiko, contohnya, seorang pemodal dengan dana

terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin

dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Reksa Dana

mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar sehingga akan

memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal

maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai

jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.

2) Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi

di pasar modal, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli

bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan

pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua

pemodal memiliki pengetahuan tersebut.

3) Efisiensi waktu. Hal ini disebabkan karena jika melakukan

investasi pada reksa dana dimana dana tersebut dikelola oleh

manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot

untuk memantau kinerja investasi karena hal tersebut telah

dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

Reksa Dana selalu mendatangkan keuntungan juga mengandung

berbagai risiko, antara lain:21

1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.

21Ibid,

(31)

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham,

obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio

Reksa Dana tersebut.

2. Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer

Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan

kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer

Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas

redemption tersebut.

3. Risiko Wanprestasi

Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat

timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan

kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau

membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak

yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen

pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan

penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

Dilihat dari bentuknya, Reksa Dana dapat dibedakan

menjadi :22

1) Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)

22Ibid,

(32)

Bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana

menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa Dana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana Perseroan yang terbuka.

a) Reksa Dana Terbuka (open-end-fund) adalah reksa dana yang

dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahammnta

dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah

dikeluarkan. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual

kembali sahamnya kepada manajer investasi, tetapi harus

menjual saham tersebut melalui bursa efek tempat saham

reksa dana tersebut dicatatkan.

b) Reksa Dana Tertutup (close-end-fund) adalah reksa dana

yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah

dijual kepada pemodal. Pemegang saham reksa dana jenis ini

dapat menjual kembali sahamnya (atau unit penyertaannya)

setiap saat melalui manajer investasi dan bank custodian

dengan harga sesuai NAB per saham atau NAB per unit

penyertaan yang berlaku saat itu.

2) Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual

Type)

Reksa Dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer

Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit

(33)

mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian

diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk

inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah

dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan.

d. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depository Receipt)

Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Bapepam telah mengeluarkan peraturan tentang SPEI ini, namun sampai saat ini belum ada perusahaan yang menerbitkan Efek jenis ini di Indonesia.

4. Instrumen Efek Derivatif

Efek-efek derivatif yang terdapat dalam pasar modal antara lain right,

warrant, option. Efek-efek ini pada dasarnya merupakan kelanjuan dari efek

yang telah terlebih dahulu dipasarkan Indonesian Depository Receipt.23

a. Right

Right adalah sama dengan HMETD (hak memesan efek terlebih

dahulu) yang ditujukan bagi pemegang saham sebelumnya.

Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang

memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli

saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan

harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemtive right,

yaitu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi

23Ibid,

(34)

pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan

pengeluaran saham baru.24

b. Option (Opsi)

Adalah suatu suatu privelsa atau hak istimewa untuk membeli atau

menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan

sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya

dengan ganti rugi atau harga. Option mempunyai dua tipe, yaitu

call option. Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada

pemegangnya untuk membeli tidak hanya saham, tetapi juga aset

keuangan yang telah ditentukan jumlah, harga dan waktunya. Put

option adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau

menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam

waktu tertentu.25

c. Warrant (Waran/Surat Saham)

Adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu

perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh

penerbit waran/emiten. Harga pasar saham dapat berubah-ubah

setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Letika harga saham naik lebih tinggi, pemilik waran akan

mendapat keuntungan karena dapat membeli saham dengan harga

awal. Sebaliknya, jika harga saham turun lebih rendah daripada

harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga

24Ibid,

hal. 232. 25Ibid,

(35)

waran karena waran tidak dapat digunakan untuk membeli saham

dengan harga lebih rendah dari pada harga pasar. Umumnya, waran

dapat diperdagangkan di bursa sehingga pemilik waran mendapat

keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran lebih tinggi

daripada harga beli.26

5. Para Pihak dalam Pasar Modal

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek

yang diterbitnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Para pelaku yang terkait dalam pasar modal27

a. Perusahaan Efek.

:

Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha

sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau

Manajer Investasi.

1) Penjamin Emisi Efek.

Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak

dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi

kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk

membeli sisa efek yang tidak terjual.

26Ibid,

hal. 228. 27

(36)

2) Perantara Pedagang Efek.

Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan

kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau

pihak lain.

3) Manajer Investasi.

Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usaha adalah

mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau

mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok

nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank

yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Emiten

Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1995 Tentang Pasar Modal, emiten adalah pihak yang melakukan

penawaran umum. Bila suatu perusahaan melakukan penawaran

umum melalui pasar modal berarti dana yang diperoleh dari publik,

baik individu maupun institusi. Pemanfaatan dana publik didorong

oleh tiga hal, yaitu :

1) Perluasan Usaha atau Ekspansi

Suatu perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya harus

(37)

membutuhkan manajemen yang profesional dan tambahan

modal.

2) Perbaikan Struktur Modal

Restrukturisasi modal (capital restructurization) yaitu merubah

komposisi modal dimana modal saham menjadi lebih besar dan

modal pinjaman menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan bila

perusahaan mengalami kerugian karena dibebani oleh

pembayaran bunga dan cicilan hutangnya.

3) Divestasi (divestment)

Divestasi adalah tindakan mengalihkan saham dari pemegang

saham lama kepada pemegang saham baru.

c. Investor

Investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai

kelebihan dana dan menggunakannya untuk investasi28

28Ibid

, hal 45.

. Banyak

orang atau badan hukum yang memiliki kelebihan dana tetapi

hanya sedikit yang mampu melakukan investasi yang lebih

menguntungkan, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat

pendidikan, akses terhadap informasi dan berbagai kebijakan

pemerintah yang mengatur masalah-masalah yang berhubungan

dengan investasi. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal Asing, membedakan antara investor asing dan

(38)

Investor adalah pihak yang berperan dalam kegiatan pasar

modal, bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar

modal adalah keberadaan investor.

1) Investor Asing diatur dalam, Pasal 1 butir 6 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing

menyatakan bahwa :

“Investor asing adalah perseorangan warga negara asing, badan

usaha asing, atau pemerintah asing yang melakukan penanaman

modal di wilayah negara Republik Indonesia”.

Kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia

sebenarnya membawa dampak yang baik bagi prekonomian

Indonesia, namun dengan adanya permasalahan politik dan

ekonomi yang terjadi di Indonesia, serta penegakan hukum yang

lemah, tidak adanya jaminan keamanan yang memadai membuat

banyak investor asing mundur dari pasar modal Indonesia.

2) Investor Domestik diatur dalam, Pasal 1 butir 5 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing

menyatakan bahwa :

“Investor domestik adalah perseorangan warga negara

Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia,

atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah

(39)

Kehadiran investor domestik di pasar modal Indonesia

sangatlah diharapkan, karena hanya dengan investor domestik

yang kuat akan mendukung pasar modal yang stabil dan tidak

mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor

asing yang dengan mudah memindahkan investasinya.

Investor mempunyai dua kesempatan untuk melakukan

investasi di pasar modal dengan tujuan yang berbeda, yaitu :

1) Kesempatan pertama pada pasar perdana (primary market),

yaitu kesempatan antara saat ijin go public diberikan kepada

perusahaan sampai waktu tertentu sesuai dengan perjanjian

antara emiten dengan penjamin emisinya.

2) Kesempatan kedua pada pasar sekunder (secondary market),

yaitu kesempatan setelah saham perusahaan terdaftar/listed di

bursa.

Investor berasal dari berbagai lapisan masyarakat karena itu

tujuan modalnya pun berbeda-beda. Berdasarkan tujuan

investasi maka investor dapat dibedakan dalam empat

kelompok, yaitu :

a) Investor yang tujuannya adalah untuk memperoleh

dividen.

Investor ini mengincar perusahaan yang sudah stabil yang

menjamin keuntungan yang relatif stabil.

(40)

Harga saham seringkali mengalami perubahan tergantung

kekuatan penawaran dan permintaan. Perubahan harga

tersebut membuat beberapa pemodal mengambil posisi

sebagai pedagang yang memperdagangkan saham-saham

di bursa. Tujuan utama pembelian saham adalah untuk

mendapatkan keuntungan dari selisih positif harga beli

dengan harga jual (capital gain). Mereka membeli saham

pada waktu harganya turun dan menjualnya kembali pada

saat harga saham meningkat.

c) Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan

perusahaan.

Investasi dalam kelompok ini cenderung memilih saham

perusahaan yang sudah memiliki nama dan reputasi yang

baik, posisinya dalam perusahaan adalah sebagai pemilik

perusahaan (owners).

c) Kelompok spekulator.

Yaitu sekelompok individu yang melakukan aksi jual beli

saham berdasarkan factor-faktor spekulasi.

6. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang pasar modal merupakan lembaga yang memiliki

(41)

sebagai penunjang pasar modal. Beberapa aturan dan sifat yang berlaku di

pasar modal membutuhkan lembaga penunjang khusus pasar modal.

Lembaga penunjang harus memberikan jasa yang diperlukan oleh

emiten atau investor. Posisi lembaga penunjang berada diantara emiten dan

investor. Lembaga penunjang tersebut adalah :29

a. Biro Administrasi Efek.

Biro Administrasi Efek (BAE) adalah salah satu lembaga

penunjang pasar modal yang memegang peranan penting dalam

menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada pasar

perdana maupun pasar sekunder. Berdasarkan Pasal 1 angka 3

Undang-undang Nomor 8 Tahun1995 Tentang Pasar Modal, Biro

Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan

Emiten melaksanakan pencacatan pemilikan efek dan pembagian

hak yang berkaitan dengan efek.

b. Kustodian (Tempat Penitipan Harta)

Berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-unang Nomor 8 Tahun 1995

Tentang Pasar Modal, Kustodian adalah pihak yang memberikan

jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta

jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,

menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening

yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat menjadi Kustodian

adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),

29

(42)

Perusahaan Efek atau bank umum yang telah mendapat persetujuan

dari Bapepam.

c. Wali Amanat (Trustee)

Wali Amanat (trust agent) adalah lembaga yang dipercaya untuk

mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas

kredit. Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 8 Tahun

1995 Tentang Pasar Modal, Wali Amanat adalah pihak yang

mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Peranan

Wali Amanat diperlukan dalam emisi obligasi dan sebagai

pemimpin dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).

Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No. 696/KMK. 011/1985/,

Wali Amanat mempunyai tugas pokok mewakili dan melindungi

kepentingan para pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam perjanjian perwaliamanatan. Perwaliamanatan

dalam suatu emisi obligasi dapat dilakukan secara bersama-sama

dalam bentuk sindikat wali amanat.

Wali amanat melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :

1) Menganalisa kemampuan dan kredibilitas emiten.

2) Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang

diterima olehnya sebagai penjamin.

3) Memberikan nasehat yang diperlukan emiten.

4) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bersama

(43)

5) Mengawasi pelunasan pinjaman pokok serta bunganya yang

harus dipenuhi emiten tepat pada waktunya.

6) Bertindak sebagai agen utama pembayaran.

7) Terus-menerus mengikuti perkembangan pengelolaan

perusahaan emiten dan lain-lainnya.

8) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh suatu wali

amanat.

Anggota direksi dan atau komisarisnya harus mempunyai

kedudukan yang bebas, dalam arti tidak mempunyai kepentingan

baik langsung maupun tidak dengan emiten.

7. Profesi Penunjang Pasar Modal

Eksistensi Profesi Penunjang Pasar Modal diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan berbagai peraturan

pelaksanaannya. Tanggung jawab utama Profesi Penunjang Pasar Modal

adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan

keterbukaan, berkaitan dengan prinsip keterbukaan, maka Profesi Penunjang

Pasar Modal harus membantu emiten dalam mempersiapkan prospektus dan

laporan tahunan.

Profesi Penunjang Pasar Modal harus memahami Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya

serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten,

karena itu, independensi Profesi Penunjang Pasar Modal merupakan hal

(44)

a. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah profesi penunjang pasar modal yang

memegang peranan kunci dalam menjamin kewajaran penyajian

informasi keuangan yang merupakan informasi yang kepentingan

yang harus dimuat dalam setiap pernyataaan pendaftaran efek.

Akuntan publik adalah pihak pertama yang akan dihubungi

oleh perusahaan jika mereka akan melakukan penawaran umum.

Akuntan publik juga bertindak sebagai konsultan bisnis dan

keuangan perusahaan dalam proses penawaran umum.

Perusahaan yang mempunyai rencana untuk melakukan

penawaran umum sebaiknya telah mempunyai hubungan baik

dengan akuntan publik dan bila proses penawaran umum telah

selesai sebaiknya manajemen perusahaan tetap mempunyai

hubungan dengan akuntan publik yang dapat memberi nasihat

dalam waktu yang panjang, sebab perusahaan yang telah menjadi

perusahaan publik harus diaudit oleh akuntan yang telah ditunjuk

pada waktu penawaran umum.

Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kewajaran

laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang

berlaku umum dan peraturan Bapepam. Standar Pemeriksaan

merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas

pemeriksaannya.

(45)

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta

otentik seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Notaris diperlukan dalam

emisi saham untuk membuat akta Perubahan Anggaran Dasar

Emiten, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Perjanjian antar

Penjamin Emisi Efek dan Perjanjian Agen Penjual, sedangkan

dalam emisi obligasi, Notaris diperlukan untuk membuat Perjanjian

Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan. Notaris

bertanggung jawab atas semua perjanjian yang dibuatnya dan

terdapat profesinya kepada organisasi profesinya. Notaris harus

independen dan memahami peraturan pasar modal agar dapat

menjalankan peranannya dengan baik.

c. Konsultan Hukum

Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang ditunjuk oleh

emiten untuk memberikan dan menandatangani pendapat hukum

mengenai emisi. Konsultan Hukum diperlukan dalam setiap emisi

efek untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion)

mengenai :

1) Anggaran Dasar emiten serta perubahannya

2) Izin usaha emiten

3) Bukti pemilikan/penguasaan harta kekayaan emiten

(46)

5) Perkara perdata dan pidana yang menyangkut emiten dan

pribadi pengurus

Tanggung jawab Konsultan Hukum hanya sebatas pada nilai

kebenaran atas dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan dari

segi hukum termasuk yang berhubungan dengan peranan Akuntan

Publik. Konsultan Hukum hanya menilai dari segi hukum atas

laporan keuangan yang dibuat oleh Akuntan Publik. Profesi

sebagai Konsultan Publik diperlukan syarat-syarat tertentu seperti

mengikuti pendidikan khusus tentang pasar modal yang diadakan

oleh BPLK (Badan Pengawas Lembaga Keuangan), sanggup

memeriksa sesuai dengan Standar Pemeriksaan Hukum dan

Standar Pendapat Hukum, Kode Etik Profesi serta bersikap

independen.

d. Perusahaan Penilai (Appraiser)

Perusahaan Penilai adalah salah satu lembaga profesi yang

berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta perusahaan.

Perusahaan Penilai diperlukan untuk mengetahui nilai harta tetap

suatu perusahaan yang merupakan salah satu tolok ukur untuk

menilai keadaan perusahaan yang go public. Nilai merupakan

informasi bagi investor dalam mengambil keputusan investasi,

dalam melakukan penilaian harta kekayaan suatu perusahaan

dalam rangka go public, Perusahaan Penilai harus memperhatikan

(47)

tingkat teknologi yang digunakan dan letak dari harta yang dinilai,

agar investor dapat membacanya dengan mudah maka isi laporan

harus jelas,singkat, padat, sistematis dan dalam bentuk yang

standar. Penilaian dimaksudkan untuk go public maka Perusahaan

Penilai harus menyadari bahwa laporan penilainya bersifat terbuka

dan merupakan salah satu informasi yang sangat diperlukan oleh

investor untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan Penilai

juga harus menyadari konsekuensi dari laporan yang menyesatkan

dan tidak ditunjang oleh data yang akurat. Investor dapat menuntut

Perusahaan Publik untuk bertanggung jawab atas kerugian yang

dideritanya akibat laporan menyesatkan yang dibuat oleh

Perusahaan Publik.

8. Prinsip Keterbukaan

Apabila diperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum pasar

modal, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban

keterbukaan (mandatory disclosure) bagi emiten atau perusahaan publik.

Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal ini

adalah prinsip keterbukaan (disclosure principle), oleh karena perannya membuat

investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi

yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Dengan

(48)

misleading statement berupa misrepresentasion atau omission dan misstatement

serta insider trading di pasar modal.30

Namun, UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan belum cukup

mengatur pelaksanaan keterbukaan tersebut. Terdapat beberapa masalah yang

berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban keterbukaan tersebut. Misalnya, terdapat

kejadian yang wajib diungkapkan oleh emiten, tetapi ketentuan standar fakta

material atas kejadian tersebut tidak tegas atau tidak cukup penetuan standarnya.

Sedangkan fakta material adalah napas berjalannya UUPM yang mengatur

kewajiban keterbukaan tersebut. Apabila penentuan standar fakta material tidak

tegas atau tidak cukup, maka jalannya kewajiban keterbukaan akan terhambat. Di

samping itu, batas waktu penyampaian fakta material masih perlu ditekankan

penerapannya.

Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pasar Modal (UUPM)

disebutkan bahwa, “Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang

mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada

undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu

yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang

dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan

atau harga dan efek tersebut”.

31

Pelaksanaan sistem keterbukaan merupakan upaya meminimalisasi risiko

dari informasi yang tidak akurat, agar risiko yang dihadapi investor dapat dibatasi

30

Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 51.

31

(49)

sebab risiko itu inherent dalam instrument investasinya. Di samping itu, prinsip

keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil

keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan

terbentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi, yang dapat menentukan

pilihan secara optimal terhadap portofolio mereka. Makin jelas informasi

perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin

tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi akan

menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan

ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalu pasar modal.

Apabila dirinci tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal oleh Emiten

atau perusahaan publik kepada investor, maka rinciannya adalah pertama untuk

menciptakan mekanisme pasar efisien. Pasar efisien sering didefinisikan sebagai

pasar dimana harga saham dipengaruhi semua informasi yang tersedia secara

langsung. Menurut John C. Coffee, Jr, bahwa pasar yang efisien tersebut berkaitan

dengan sistem keterbukaan, karena pada dasarnya sistem keterbukaan berusaha

menyediakan informasi teknis (technical information) bagi analis saham dan

professional pasar, dimana secara dalil yang wajar mereka merupakan daya

penggerak yang pada dasarnya mempertahankan pasar efisien. Untuk memahami

esensi keterbukaan wajib dalam rangka menciptakan pasar efisien tersebut, akan

lebih dipahami dengan memperhatikan apa yang telah diamati oleh Brad M.

(50)

pasar efisien seluruh informasi publik disampaikan secara cepat dan penuh

dicerminkan kepada harga saham.32

Kedua, perlindungan terhadap investor, khususnya investor biasa

(unsophisticated investors) dari penipuan. Karena tujuan prinsip keterbukaan

tersebut dilakukan dengan cara menyamakan akses terhadap informasi diantara

para pelaku pasar. Cara penyamaan akses tersebut diantara investor akan dapat

menjaga kepercayaan investor dan dapat mencegah terjadinya penipuan. Apabila

hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan ditegaskan secara fair dan

mengandung unsur creditability serta accountability, maka kejahatan dalam

bentuk misstatement atau misrepresentation dan omission yang mengakibatkan

pernyataan menyesatkan (misleading statement) akan dapat diatasi. Sebab dengan

prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat

mudah dideteksi.33

Dengan demikian unsophisticated investors, yang pada umumnya kurang

dapat mengakses informasi dibandingkan dengan investor potensial yang

profesional, dapat terlindung dari eksploitasi. Karena terdapat pendapat, bahwa

“investor yang tidak mengetahui informasi adalah termasuk sebagai investor

tereksploitasi.” Dalam perkataan lain, “barang siapa yang mengetahui sedikit

informasi akan memperoleh suatu deal yang merugikan.” Di pihak lain,

eksploitasi akan membuat rasa ketakutan dan ketakutan eksploitasi ini akan

merusak kepercayaan. Meskipun investor tersebut terbukti mengalami kerugian

ataupun tidak dirugikan. Investor yang tereksploitasi dari informasi ini sangat

32Ibid, hal. 3. 33Ibid,

(51)

dirugikan, dibandingkan dengan investor lain yang memiliki informasi, yang

karena informasi tersebut ia berada dalam posisi yang diuntungkan (informational

advantage). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa fungsi keterbukaan tersebut

melindungi investor dari ketakutan eksploitasi.34

Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor

tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang

disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan

informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian

informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari

bentuk-bentuk penipuan (fraud) atau manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya

yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang (fraudulent acts), seperti melalui

misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan

menyesatkan.35

Tujuan keterbuakaan yang kedua tersebut mendasari pengaturan ketentuan

keterbuakaan supaya dilakukan secara akurat dan penuh dan dalam melakukan

keterbukaan tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh ketentuan

keterbukaan yang diatur dalam hukum pasar modal, agar tidak menimbulkan

pernyataan yang menyesatkan bagi investor, seperti informasi yang salah. Karena

34

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001) hal. 61.

35

(52)

menurut Fraud-on-the-Market-Theory informasi yang salah, yang masuk ke pasar

secara cepat akan merubah harga suatu saham.36

Ketiga, membantu menetapkan harga yang akurat. Sebab dengan prinsip

keterbukaan akan mudah diperoleh informasi. Hal ini didasarkan pengamatan

sebagaimana yang diuraikan Saul Levmore, yang menguraikan bahwa apabila

informasi secara relative mudah untuk diperoleh para pelaku pasar modal, maka

informasi tersebut akan masuk kepasar dengan nilai kebenaran yang sangat

akurat.37

Oleh karena yang wajib di-disclose hanyalah informasi yang mengandung

fakta material, perlu digarisbawahi apa yang dimaksud dengan informasi atau Tujuan-tujuan ini saling terikat satu sama lain, dengan diterapkannya

kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau meminimalisir kejadian yang

dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor. Sebab pelaksanaan atas kewajiban

keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta

material. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil terciptanya pasar yang

efisien, bahkan sebaliknya tanpa kewajiban keterbukaan bisa terjadi kemungkinan

investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya

informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau

terdapat suatu informasi atau fakta material yang belum tersedia untuk publik,

tetapi telah di-disclose kepada orang-orang tertentu, seperti seseorang atau

kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal.

36

Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 5.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dan wawancara pada penelitian dapat diambil kesimpulan studi tentang tingkat pemahaman Standar Proses Kurikulum 2013 pada guru PPKn dalam proses

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran Sungai Code secara keseluruhan memiliki tingkat kerentanan rendah, hal

Mengajak dan membimbing siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian, semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa,

Alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan karena kualitas strategi aliansi baik antara pembeli-pemasok beserta faktor-faktor yang mendukung kualitas strategi aliansi

Dalam kerangka analisis risiko keamanan pangan, ONKP bertugas untuk mengelola proses kajian risiko keamanan pangan nasional; yang mana hasilnya akan menjadi input bagi

In this paper, our goal is to study the effects of behavioral probability weight- ing of players on their equilibrium strategies in three fundamental interdependent security

Pada hari ini,. tahun dua ribu. Bahwa saya sanggup ditempatkan di mana saja dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa saya sanggup mengganti seluruh kerugian biaya

Sebagai alternatif pengganti pakan konsentrat impor, dapat diberikan suplementasi pakan hijuan dari jenis leguminosa dan non leguminosa pohon yang mempunyai nilai