• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Magetan 3.1.1. Rencana Pembagian Pusat Kegiatan - DOCRPIJM 2e4d2cfb34 BAB IIIBAB III Rencana Pembangunan Wilayah.compressed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1. Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Magetan 3.1.1. Rencana Pembagian Pusat Kegiatan - DOCRPIJM 2e4d2cfb34 BAB IIIBAB III Rencana Pembangunan Wilayah.compressed"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

III - 1

3.1. Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Magetan

3.1.1. Rencana Pembagian Pusat Kegiatan

Struktur ruang Kabupaten Magetan terdiri dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat

Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Pusat

Pengembangan Lingkungan (PPL).

1.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

sebagai ibukota Kabupaten, yaitu Kecamatan Magetan.

2.

PKL Promosi (PKLp)

terdiri dari Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Plaosan,

Kecamatan Parang, dan Kecamatan Maospati.

3.

Pusat Pengembangan Kecamatan (PPK)

, yaitu Kecamatan Ngariboyo, Barat,

Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro, Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Sidorejo,

Poncol dan Kecamatan Lembeyan.

4. Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL)

Desa Milangasri berada di Kecamatan Panekan;

Desa Sumberdodol berada di Kecamatan Panekan;

Desa Turi berada di Kecamatan Panekan;

Desa Cepoko berada di Kecamatan Panekan;

Desa Banjarejo berada di Kecamatan Panekan.

Desa Madigondo berada di Kecamatan Takeran;

Desa Sampung berada di Kecamatan Kawedanan;

Desa Tladan berada di Kecamatan Kawedanan;

Desa Sayutan berada di Kecamatan Parang;

Desa Kentangan berada di Kecamatan Sukomoro;

Desa Pupus berada di Kecamatan Lembeyan;

Desa Kedungpanji berada di Kecamatan Lembeyan;

Desa Temboro berada di Kecamatan Karas;

(2)

III - 2

Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Magetan, adalah sebagai berikut:

1. Perkotaan sebagai

PKL

adalah Perkotaan Magetan

2. Perkotaan sebagai

PKLp

adalah Perkotaan Maospati, Kawedanan dan Plaosan dan

Parang; serta

3. Perkotaan sebagai

PPK

adalah ibukota kecamatan di Kabupaten Magetan lain yang

tidak termasuk diatas, antara lain Kecamatan Panekan, Ngariboyo, Barat, Kartoharjo,

Karas, Sukomoro, Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Lembeyan, Poncol, dan Sidorejo.

3.1.2. Rencana Sistem dan Fungsi Kegiatan

Secara sistem perwilayahan, Kecamatan Magetan sebagai pusat perwilayahan dan

sebagai pusat fungsi pelayanan kegiatan dari masing-masing pusat kegiatan lokal promosi.

Kabupaten Magetan ditetapkan memiliki 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 4 (empat)

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), dimana di masing-masing PKLp tersebut memiliki

fungsi sesuai dengan potensi yang dimiliki, serta arahan kegiatan utama berdasarkan

kegiatan yang dominan yang memungkinkan dapat dikembangkan di masing-masing

wilayah pengaruhnya.

Secara sistem perkotaan, Kecamatan Magetan memiliki fungsi pusat kegiatan lokal

(PKL), adapun fungsi perkotaan Magetan diarahkan kegiatannya sebagai berikut:

pusat pemerintahan,

pusat pendidikan,

pusat kesehatan,

pusat perdagangan dan jasa

pusat industri

Perkotaan Magetan diharapkan dapat melayani Kecamatan Magetan, Kecamatan

Panekan, dan Kecamatan Ngariboyo, dengan fungsi kegiatan yaitu :

Pertanian yaitu tanaman padi, jagung, ubi rambat, kacang ijo, sayur, kopi, termbakau.

Peternakan yaitu ternak sapi, kambing, ayam.

Perindustrian yaitu sentra industri makanan, penyamakan kulit, anyaman bambu,

kerajinan batik.

Pariwisata yaitu Taman Ria Manunggal, Candi Reog.

(3)

III - 3

1. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Maospati (PKLp Maospati) terpusat Kecamatan Maospati,

dengan wilayah pengaruh Kecamatan Barat, Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro

dan Bendo. PKLp Maospati dengan skala pelayanan regional kecamatan. Arahan

kegiatan utama PKLp Maospati terdiri dari :

Perindustrian, yaitu kawasan industri Pabrik Gula Purwodadi, industri genteng;

Pertanian, yaitu tanaman padi, jagung, ketela pohon, kacang ijo, kacang tanah, tebu,

jeruk pamelo, melinjo;

Peternakan, yaitu ternak, sapi, kambing, ayam;

Perhubungan (transportasi), yaitu tempat transisi moda angkutan (Terminal

Maospati, Stasiun Barat);

Ketahanan nasional di wilayah Lanud Iswahyudi.

2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Kawedanan (PKLp Kawedanan) terpusat di Kecamatan

Kawedanan dengan skala pelayanan regional kecamatan, wilayah pengaruh

Kecamatan Takeran dan Kecamatan Nguntoronadi. Fungsi kegiatan PKLp Kawedanan

terdiri dari sebagai kegiatan :

Pertanian, yaitu Padi, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Kacang Ijo, Tebu,

Jeruk Pamelo, Kelapa, Jambu mete, melinjo;

Perindustrian, yaitu kawasan industri Pabrik Gula Rejosari, industri penyamakan

kulit;

Pariwisata, yaitu Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo

III.

3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Plaosan (PKLp Plaosan) terpusat di Kecamatan Plaosan

dengan skala pelayanan regional kecamatan, dengan wilayah pengaruh terdiri dari

Kecamatan Sidorejo, dan Kecamatan Poncol. Fungsi kegiatan PKLp Plaosan yaitu :

Pertanian, yaitu Jagung, Ketela Pohon, Ubi Rambat, Kopi, Tembakau, Sayur dan

Durian Tawir;

Peternakan, ternak sapi, kambing, ayam;

Perikanan, yaitu ikan nila, lele dan udang;

Pariwisata, yaitu Telaga Sarangan, Telaga Wahyu, Wisata Bumi perkemahan

Mojosemi dan Sarangsari, Air Terjun Tirtorsari, Air Terjun Pundak Kiwo, Prasasti

Watu Ongko, Waduk Gonggang.

(4)

III - 4

Setiap Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), mempunyai wilayah pelayanan desa-desa

di dalam wilayah kecamatan tersebut, dengan fungsi pengembangan sebagai pusat

pelayanan kecamatan yaitu fasilitas kesehatan Puskesmas, Pasar, Perdagangan jasa skala

kecamatan, pendidikan SMU/SMK, kantor kecamatan, lapangan olahraga skala kecamatan,

dan pusat pemasaran dan industri pengolahan komoditi unggulan setiap kecamatan.

Tabel 3.1. Sistem Perwilayahan Pusat Kegiatan di Kabupaten Magetan Perkotaan Kecamatan dan PPK Fungsi Kawasan Luas Wilayah (km2)

Kec. Magetan Pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perdagangan dan jasa, industri

Kec. Panekan Pertanian, pariwisata Magetan

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Kec. Ngariboyo Pertanian

124,770

Kec. Maospati Perindustrian, pertanian, peternakan, perhubungan dan kawasan pertanahan nasional Kec. Barat Pertanian

Kec. Kartoharjo Pertanian Kec. Karangrejo Perindustrian

Kec. Sukomoro Pertanian, Peternakan, Perindustrian Kec. Bendo Pertanian

Kec. Kawedanan Pertanian, Perindustrian, Pariwisata

Kec. Takeran Pertanian, Peternakan, Pariwisata Kawedanan

Kec. Plaosan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Pariwisata

Kec. Poncol Pertanian, Peternakan, Pariwisata Plaosan

Pusat Kegiatan Lokal Promosi

(PKLp) Kec. Sidorejo Pertanian

156,56

Kec. Parang Pertanian Parang

Pusat Kegiatan Lokal Promosi

(PKLp) Kec. Lembeyan Pertanian

126,49

Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031

(5)

III - 5 Tabel 3.2. Arahan Kegiatan PKL Magetan

No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra

Pusat Pemerintahan Kegiatan Pemerintahan skala regional kabupaten dan skala kecamatan Fasilitas pemerintahan -

Kesehatan

Fasilitas Kesehatan : - Pengembangan RS tipe C - Pengadaan RS Swasta - Peningkatan kualitas

puskesmas

Pusat kegiatan pelayanan sosial (kesehatan dan pendidikan)

Jasa Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan

Fasilitas Perdagangan dan jasa: - Peningkatan pasar umum

- Pengembangan pasar induk Pasar Induk Pertanian Kegiatan pengembangan tanaman pangan (padi, jagung, ubi rambat), Pertanian tanaman pangan Sentra tanaman pangan

Peternakan Kegiatan pengembangan peternakan (sapi, kambing, ayam) Peternakan -

Perindustrian Pengembangan home industri (penyamakan kulit, anyaman bambu, dan makanan ringan) Home Industri

Sentra Home

(6)

III - 6 Tabel 3.3. Arahan Kegiatan PKLp Maospati

No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra

Perindustrian Pengembangan kawasan industri pabrik gula Purwodadi, industri genteng. Fasilitas perindustrian

Pertanian Budidaya tanaman pangan (padi, ubi kayu, jagung),

perkebunan (jeruk pamelo, tebu) Irigasi pertanian

Sentra tanaman pangan : Padi

Peternakan Kegiatan pengembangan peternakan (sapi, kambing, ayam) Peternakan

Perhubungan Pengembangan distribusi pergerakan manusia dan barang Peningkatan klas Terminal Maospati tipe A Terminal Tipe A 2

Hankam Pengembangan kawasan pertahanan Lanud Iswahyudi Kawasan militer Lanud Iswahyudi Kawasan strategis Hankam Lanud Iswahyudi Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031

Tabel 3.4. Arahan Kegiatan PKLp Kawedanan

No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra

Pertanian Budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ketela pohon), perkebunan (tebu, jeruk pamelo), Irigasi pertanian Sentra tanaman pangan : Padi

Perindustrian Pengembangan kawasan industri pabrik gula Rejosari, home industri manisan kulit pamelo Fasilitas perindustrian; industry kecil

Home Industri : - Jeruk Pamelo - Manisa kulit

pamelo Peternakan Budidaya peternakan (Sapi, kambing, ayam) Peternakan

3

Pariwisata Pemanfaatan kawasan wisata OWSB: Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo

Prawirodirdjo III Fasilitas pariwisata

(7)

III - 7 Tabel 3.5. Arahan Kegiatan PKLp Plaosan

No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra

Pertanian Budidaya tanaman pangan Fasilitas pertanian; irigasi pertanian Sentra tanaman pangan dan hortikultura Peternakan Budidaya peternakan Peternakan

Perikanan Budidaya perikanan : ikan nila, lele dan udang Fasilitas perikanan 4

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kec. Plaosan

Kec. Poncol

Kec. Sidorejo Regional Kecamatan, Lokal

Pariwisata Pengembangan wisata alam, wisata minat khusus, wisata sejarah dan budaya Fasilitas pariwisata Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031

Tabel 3.6. Arahan Kegiatan PKLp Parang

No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Arahan Kegiatan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra

5

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kec. Parang

Kec.

Lembeyan Regional Kecamatan, Lokal Pertanian Budidaya tanaman pertanian (ketela pohon, kacang tanah) Irigasi pertanian

(8)
(9)

III - 9

3.1.3. Pengembangan Kawasan Perkotaan

Pengembangan kawasan perkotaan diarahkan terbentuk di pusat-pusat

pertumbuhan di masing-masing lokasi PKL dan PKLp untuk mendukung wilayah pengaruh

disekitarnya. Pengembangan kawasan perkotaan dimasing-masing PKL dan PKLp di

Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan perkotaan Magetan termasuk dalam wilayah PKL Magetan, meliputi

Kecamatan Magetan, Kecamatan Panekan dan Kecamatan Ngariboyo dengan Kota

Magetan sebagai pusat pertumbuhannya.

Fungsi Kegiatan :

Pusat Pemerintahan,

Pusat Pendidikan,

Pusat Kesehatan,

Pusat Perdagangan dan Jasa,

Pertanian,

Peternakan,

Perindustrian,

Pariwisata.

Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Magetan :

Pengembangan kegiatan pemerintahan skala regional kabupaten dan skala

kecamatan;

Pusat pelayanan kegiatan kesehatan melalui pengembangan fasilitas kesehatan

seperti pengadaan rumah sakit swasta, pengembangan RS tipe C, Balai

pengobatan, BKIA dan Apotik;

Pusat pelayanan kegiatan pendidikan melalui pengembangan fasilitas pendidikan

tingkat SMA, Akademi dan Perguruan Tinggi;

Kegiatan pengembangan budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ubi rambat),

perkebunan dan peternakan (sapi, kambing, ayam);

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan;

Pengembangan home industri (penyamakan kulit, anyaman bambu, dan makanan

ringan);

Pengembangan lingkage sistem kota untuk kemudahan sirkulasi pergerakan dalam

kota dan keterhubungan antar wilayah di sekitarnya;

(10)

III - 10

2. Kawasan perkotaan Maospati, wilayah PKLp Maospati meliputi Kecamatan Maospati,

Kec. Barat, Kec. Kartoharjo, Kec. Karangrejo, Kec. Karas, Kec. Sukomoro dan Kec.

Bendo. Pusat pertumbuhan kawasan perkotaan Maospati terpusat di Kota Maospati.

Fungsi Kegiatan :

Perindustrian,

Pertanian,

Peternakan,

Perhubungan (transportasi),

Ketahanan nasional.

Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Maospati:

Pengembangan kawasan industri Pabrik Gula Purwodadi dan industri genteng.

Budidaya pengembangan tanaman pangan (padi, ubi kayu, jagung), perkebunan

(jeruk pamelo, tebu); peternakan (sapi, kambing, ayam);

Pengembangan arus distribusi pergerakan manusia dan barang, melalui peningkatan

klas Terminal Maospati tipe C menjadi tipe A;

Pengembangan kawasan pertahanan (kawasan militer) Lanud Iswahyudi.

3. Kawasan perkotaan Kawedanan, wilayah PKLp Kawedanan meliputi Kecamatan

Kawedanan, Kec. Takeran, dan Kec. Nguntoronadi. Pusat pertumbuhan kawasan

perkotaan Maospati terpusat di Kota Kawedanan.

Fungsi Kegiatan :

Pertanian,

Perindustrian,

Peternakan,

Pariwisata.

Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Kawedanan:

Pengembangan kawasan budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ketela pohon),

tanaman perkebunan (tebu, jeruk pamelo), peternakan (sapi, kambing, ayam)

ditunjang dengan peningkatan pasar umum;

Pengembangan kawasan industri Pabrik Gula Rejosari;

Pengembangan kegiatan home industri penyamakan kulit;

(11)

III - 11

4. Kawasan perkotaan Plaosan, wilayah PKLp Plaosan, meliputi Kecamatan Plaosan,

Kecamatan Poncol dan Kecamatan Sidorejo. Pusat pertumbuhan kawasan perkotaan

Plaosan diarahkan terpusat di Kota Plaosan.

Fungsi Kegiatan :

Pertanian,

Peternakan,

Perikanan,

Pariwisata.

Arahan pengembangan kegiatan kawasan perkotaan Plaosan :

Pengembangan wisata alam, melalui peningkatan prasarana dan sarana wisata,

diarahkan dibentuk paket jalur wisata;

Pengembangan budidaya tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan

dalam bentuk pengembangan sentra hortikultura yang ditunjang keberadaan pasar

sayur dan buah;

5. Kawasan perkotaan Parang, termasuk dalam wilayah PKLp Parang, meliputi wilayah

Kecamatan Parang dan Kecamatan Lembeyan. Pusat pertumbuhan diarahkan di Kota

Parang. Kawasan perkotaan Parang yang berada di bagian Selatan Kabupaten Magetan

yang berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, dalam pengembangannya lebih

dikembangkan potensi yang ada seperti budidaya tanaman pertanian maupun

perkebunan dan ditunjang dengan keberadaan fasilitas pelayanan sehingga dapat

mengurangi mobilitas penduduk ke arah Kabupaten Ponorogo. Fungsi kawasan

diarahkan sebagai kawasan pertanian.

Arahan pengembangan kegiatan kawasan perkotaan Parang :

Pengembangan budidaya tanaman pertanian (ketela pohon, kacang tanah);

Pengembangan budidaya tanaman semusim (tebu, kelapa, melinjo, jambu mede);

Penetapan pembagian kawasan perkotaan dengan pusat-pusat pelayanannya

diharapkan dimasa mendatang kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan perkotaan

akan menyebar dan merata di masing-masing kawasan perkotaan, terutama untuk

wilayah bagian selatan Kabupaten Magetan PKLp Parang, yaitu kawasan perkotaan

Parang.

3.1.4. Pengembangan Kawasan Perdesaan

(12)

III - 12

pemanfaatan lahannya, di mana untuk kawasan permukiman pedesaan di Kabupaten

Magetan prosentasenya lebih tinggi dibanding dengan permukiman pada kawasan

perkotaan. Hal ini disebabkan mayoritas wilayah Kabupaten Magetan termasuk dalam

kawasan pedesaan.

Pengelolaan struktur ruang kawasan perdesaan merupakan upaya untuk

mempercepat efek pertumbuhan di kawasan perdesaan. Pengelolaan sistem pusat

permukiman pedesaan diarahkan pada konsep pengembangan desa-desa agropolis.

Pengembangan desa agropolis secara struktural akan terkait pula dengan pengembangan

interaksi wilayah desa-kota.

Arahan pengembangan kawasan pedesaan adalah :

Meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan

jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berbasis pertanian.

Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Kawasan perdesaaan di Kabupaten Magetan akan dikembangkan dengan sistem

agropolitan. Kegiatan yang akan dikembangkan dalam rencana pengembangan sistem

agropolitan di adalah pengembangan kegiatan hortikultura, mengingat kondisi fisik kawasan

di Kabupaten Magetan yang sangat mendukung untuk mendapatkan lokasi produksi

penghasil komoditas tanaman sayuran, seperti tanaman buncis, kentang, wortel, kubis,

ketimun, terong, kacang panjang, cabe, bawang, dll. Komoditas tanaman buah, seperti

tanaman jeruk besar, jeruk kecil, durian dan mangga.

Pengembangan agropolitan di Kabupaten Magetan berasal dari komoditas tanaman

hortikultura khususnya tanaman sayuran seperti wortel, tomat, kentang, kubis, buncis,

bawang putih, bawang daun, sawi banyak terdapat di sekitar wilayah Kecamatan Plaosan,

Panekan, sebagian wilayah Poncol. Budidaya tanaman sayuran tersebut dikembangkan

pada wilayah dataran tinggi dan di wilayah Kecamatan Plaosan budidaya tanaman tersebut

menyebar pada seluruh desa di dataran tinggi, di wilayah Kecamatan Panekan terdapat

pada wilayah sekitar Desa Sukowidi yang merupakan basis tanaman sayuran.

(13)

III - 13

3.1.5. Rencana Pengembangan Transportasi

1. Rencana Jaringan Jalan

Jaringan Jalan Arteri Primer

Sesuai dengan kondisi yang ada di Kabupaten Magetan, rencana jaringan jalan

arteri primer menghubungkan beberapa kota, jalan tersebut melintasi Kecamatan

Maospati dan Kecamatan Karangrejo, yaitu ruas jalan penghubung Magetan – Madiun,

Magetan – Ngawi. Sedangkan untuk jalan sekunder adalah jalan yang menghubungkan

antara wilayah pusat dengan wilayah yang ada dibawahnya.

Jaringan Jalan Kolektor Primer

Jalan kolektor primer di Kabupaten Magetan terdapat di sepanjang lintasan mulai

dari pertigaan/traffic light Maospati dimana terdapat terminal angkutan umum sampai

kearah pusat kabupaten dan bila diteruskan akan sampai pada wilayah atas di Plaosan

hingga adanya keterhubungan dengan wilayah Kabupaten Karanganyar.

Arahan rencana pengembangan jalan kolektor primer :

Pemanfaatan Jalan Lingkar Utara Sidorejo sebagai jalan alternatif, jalan yang

melintasi wilayah Sidorejo-Panekan-Sukomoro.

Prioritas pengembangan jalan dengan membuka jalur jalan yang membentuk huruf

H, yaitu mulai dari jalan arteri primer yang dilanjutkan hingga melintasi wilayah

Bendo, Kawedanan, dan Lembeyan yang kemudian berhubungan dengan wilayah

kabupaten Ponorogo.

Peningkatan status jalan menjadi kolektor pada wilayah timur, yaitu ruas jalan yang

melintasi Plaosan – Poncol – Parang yang kemudian berhubungan dengan wilayah

Kabupaten Ponorogo.

Jaringan Jalan Lokal Primer

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi. Jalan lokal primer ini pada dasarnya merupakan jalan penghubung utama

antar kecamatan yang ada dan penghubung dengan fungsi utama di Kabupaten

Magetan yang tidak terletak di jalan arteri maupun kolektor.

Arahan pengembangan jalan lokal primer yang termasuk status Jalan Kabupaten

di wilayah Kabupaten Magetan, dan pengelolaannya menjadi wewenang Pemerintah

Kabupaten Magetan adalah :

Meningkatkan jalan dan hubungan antar kecamatan supaya lebih tinggi lagi berupa

jalan tembus alternatif, sehingga meningkatkan kelancaran aktifitas kegiatan.

(14)

III - 14

strategis kabupaten dan jalan penghubung antar kabupaten, meliputi jalan yang

menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Ngawi, jalan yang

menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Madiun, Jalan yang

menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Ponorogo, jalan yang

menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Wonogiri.

Rencana Jalan Bebas Hambatan

Rencana pembangunan Jalan tol Surabaya - Mojokerto - Kertosono - Ngawi -

Mantingan – Solo sepanjang 244 km melewati wilayah kabupaten Magetan, yaitu

Kecamatan Kartoharjo. Keberadaan rencana pembangunan jalan tol yang melintasi

wilayah Karangrejo, tidak terlalu berpengaruh terhadap sistem transportasi di Kabupaten

Magetan, karena jalan tol tersebut hanya melintasi sebagian wilayah di Kabupaten

Magetan. Arahan pengembangan kawasan di sekitar ruas jalan tol, yaitu perlunya

ketentuan batasan pemanfaatan lahan di sekitar ruas jalan tol khususnya di wilayah

Kecamatan Karangrejo.

2. Rencana Prasarana Transportasi

Rencana Terminal

Saat ini Kabupaten Magetan memiliki terminal sebanyak 9 unit, dengan 1 unit

terminal tipe B di Kecamatan Magetan , dan lainnya dikategorikan sebagai terminal tipe C

tersebar di Kecamatan Maospati, Plaosan, Panekan, Parang, Kawedanan, Barat, Poncol,

dan Lembeyan.

Terminal Maospati dilihat dari Peta Asal Tujuan saat ini letaknya sangat strategis.

Berada pada persimpangan yang menghubungan antara Kabupaten Madiun-Kabupaten

Magetan-Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu terminal Maospati dapat diarahkan menjadi

Terminal Type A. Arahan rencana pengembangan terminal di Kabupaten Magetan antara

lain:

Pengembangan tipe terminal perlu dilakukan karena hingga saat ini belum terdapat

terminal A untuk penumpang di Kabupaten Magetan, diarahkan Terminal Maospati

yang saat ini dikategorikan dalam tipe C ditingkatkan menjadi tipe A, namun

penerapannya dikoordinasikan dengan rencana diatasnya seperti Tatrawil dan

RTRWP.

Kegiatan penataan terminal dilakukan di beberapa wilayah untuk memenuhi aktivitas

pergerakan dengan kendaraan umum.

Rencana Jaringan Rel Kereta Api

(15)

III - 15

Magetan yang sebagai alternatif moda angkutan darat kurang berfungsi. Strategi pokok

pengembangan moda kereta api di Kabupaten Magetan yaitu melalui peningkatan peran

dan fungsi kereta api.

Sedangkan arahan rencana yang berkaitan dengan keberadaan moda transportasi

kereta api di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

Pengembangan stasiun guna menarik masyarakat naik dari Stasiun Barat, sehingga

dapat mengurangi jumlah penumpang kereta api ke wilayah Madiun (Stasiun

Madiun).

Rencana pengembangan jalur perkeretaapian double track.

Penataan bangunan di sempadan rel, relokasi penduduk yang berada di sempadan

rel.

Perlindungan kawasan sempadan kereta api adalah dengan taman, jalan yang

menghubungkan antar kelurahan/desa.

3.1.6. Rencana Kependudukan

Rencana distribusi penduduk di Kabupaten Magetan didasarkan pada proyeksi

jumlah penduduk dan luas wilayah. Berikut tabel mengenai rencana distribusi penduduk

Kabupaten Magetan

(16)

III - 16 Proyeksi Kepadatan Penduduk

No Pusat Kegiatan Wilayah Luas

(Km2) 2011 2013 2018 2023 2031

5 PKLp Parang

Kec. Parang 71,64 646 648 653 658 665

Kec. Lembeyan 54,85 755 757 763 769 777

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031

Berdasarkan tabel di atas, hingga tahun 2031 diprediksi distribusi penduduk akan

tetap terpusat di Kecamatan Magetan yang ditunjukan tingginya nilai tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Magetan.

3.1.7. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung

Secara umum, rencana pola ruang kawasan lindung di Kabupaten Magetan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Magetan

No Rencana Pola Ruang Luas (Ha) %

1 Hutan Lindung 4.976,1 7,4%

2 Kawasan Lindung Bawahan 885,8 1,3%

3 Kawasan Lindung Setempat 300,4 0,45%

4 Pelestarian Alam 4.002,9 5,98%

Total Kawasan Lindung 10.165,2

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031

1. Kawasan Hutan Lindung

Luas total rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Magetan 4.976,08 Ha,

terletak dibeberapa lokasi, yaitu berada di Kecamatan Plaosan yang berbatasan dengan

wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di perbukitan lereng timur Gunung Lawu.

2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya

Kawasan resapan air pada Kabupaten Magetan yaitu terdapat pada Kecamatan

Plaosan, Poncol, dan Panekan. Penetapan dan pemantapan kawasan resapan air juga

merupakan salah satu upaya dalam pelestarian DAS yang ada di Kabupaten Magetan.

3. Kawasan Perlindungan Setempat

(17)

III - 17

4. Kawasan Sekitar Waduk dan Mata Air

Kawasan perlindungan di sekitar waduk dan mata air berada di Kecamatan Plaosan

dan Poncol. Waduk/telaga yang ada di Kabupaten Magetan ada 2 (dua), yaitu Telaga

Sarangan dan Telaga Wahyu. Sebagian besar telaga ini sudah terlindungi dari kawasan

budidaya, sebab sekeliling waduk banyak yang digunakan sebagai kawasan wisata atau

lahan pertanian.

Sementara itu kawasan sekitar mata air merupakan kawasan di sekeliling mata air

yang mempunyai manfaat penting mempertahankan kelestarian fungsi mata air.

Keberadaan sumber mata air di wilayah Kabupaten Magetan di mana lokasinya cukup

banyak dan tersebar di beberapa kecamatan.

5. Kawasan Sempadan sungai

Ketentuan dan lokasi kawasan sempadan sungai di Kabupaten Magetan adalah

sebagai berikut:

Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum

100 meter. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Magetan ini antara lain

adalah: Sungai Bengawan yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Magetan.

Perlindungan terhadap anak-anak sungai di luar permukiman ditetapkan minimum 50

meter. Termasuk pada wilayah ini adalah: Sungai Gandong yang merupakan anak

Sungai Bengawan yang melintasi Kecamatan Takeran, Bendo, dll. Sedangkan Kali

Bringin juga merupakan anak Sungai Bengawan yang melintasi wilayah Kecamatan

Parang dan Lembeyan.

Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan

minimum 15 meter. Pada kawasan ini terdapat pada hampir setiap kecamatan,

bahkan pada sekitar aliran sungai ini banyak yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari oleh masyarakat setempat. Mengingat kondisii yang ada saat ini,

dimanapun sungai yang ada banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat, juga

keterbatasan lahan yang tersedia sehingga mengakibatkan wilayah perlindungan

terutama sekitar sungai banyak yang digunakan sebagai kawasan budidaya baik

sebagai lahan pertanian maupun permukiman atau dengan kata lain tidak seluruh

wilayah memenuhi syarat minimum ini. Maka sebaiknya kawasan sekitar sungai ini

dibatasii penggunaannya untuk kegiatan budidiya, dan sebaiknya dialihkan

(sepanjang memungkinkan), pada pengembangan fungsi tanaman lindung

sebagai

antisipasi di merpatnya permukiman pada wilayah konversi tersebut.

(18)

III - 18

Luas rencana lahan kawasan pelestarian alam di Kabupaten Magetan 4.002,927 Ha.

Kawasan pelestarian alam yang dimaksud di kawasan Kabupaten Magetan merupakan

kawasan-kawasan yang meliputi kawasan hutan wisata. Kawasan tersebut terletak di

wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan.

Kawasan cagar budaya dan Ilmu pengetahuan

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan di Kabupaten Magetan antara lain:

Candi Reog yang berlokasi di Desa Cempoko, Kecamatan Panekan; Candi Simbatan di

Desa Simbatan, Kecamatan Takeran; dan Situs Kuno Watu Ongko di puncak pegunungan

dekat air terjun Pundak Kiwo pada wilayah Desa Ngancar.

Kawasan Rawan Bencana

Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah

longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah

Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat.

Tabel 3.9. Titik-titik lokasi rawan logsor di Kabupaten Magetan

No Lokasi Jenis gerakan tanah

1 Jalan menuju Sarangan Rock fall

2 Jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamataan Plaosan Sliding (translational/rational)

3 Jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow 4 Jalan menuju Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rotational sliding 5 Jalan menuju Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Rotational sliding 6 Desa trosoo Kecamatan Parang Rotational sliding 7 Lereng tegak di Kawasan Gunung Blego Rock fall 8 Tepi jalan Telaga Wahyu Rotational sliding

9 Tepi jalan Cemorosewu Rock fall

10 Tepi jalan Tawangmangu-sarangan Rock fall 11 Tikungan jalan Sarangan Rotational sliding 12 Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rock fall

13 RPH Campurejo, Desa Jabung Rotational sliding, rock fall Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031

Rawan Letusan Gunung Berapi

Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang

terletak di kaki Gunung Lawu. Berdasarkan hasil pengamatan, aliran sungai yang mengalir

ke arah timur laut merupakan sungai yang banyak membawa aliran lahar dari Gunung Lawu.

Tabel 3.10. Titik-titik lokasi bencana aliran lahar lewat media sungai di Kabupaten Magetan

No Lokasi

1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan 2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang 3. Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan 4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro 5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro 6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan 7. Kali Trinil Kecamatan Karas

(19)

III - 19

No Lokasi

9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031

Banjir

Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering mengalami bencana banjir adalah

Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan Takeran, dan Kecamatan Bendo.

Tabel 3.11. Titik-titik lokasi bencana aliran sedimen di Kabupaten Magetan

No Lokasi

1 Kali Kanal, desa Poncol, Kecamatan Kartoharjo 2 Kali Watu,Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo 3 Kali Madiun, Desa Kerang, Kecamatan Takeran 4 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Karangmojo

Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031

7. Kawasan Lindung Geologi

Kawasan Cagar Alam Geologi

Di wilayah Kabupaten Magetan tidak terdapat kawasan lindung geologi berupa

kawasan cagar alam geologi, namun cagar alam yang ada berupa wanawisata disekitar

Telaga Sarangan dimana banyak sekali obyek yang perlu untuk dilestarikan seperti Bumi

Perkemahan Mojosemi, Taman Bunga Sarangsari, Air Terjun Tirtosari, Pundak Kiwo.

Kawasan rawan bencana alam geologi

Kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan bencana alam geologi di wilayah

Kabupaten Magetan berupa lokasi-lokasi rawan gerakan tanah (longsor) yaitu di lokasi jalan

menuju Sarangan, jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng Kecamatan Plaosan,

jalan menuju Desa Genilangit Kecamatan Poncol, jalan menuju Desa Wonomulyo

Kecamatan Poncol, Desa Trosoo Kecamatan Parang, Lereng tegak di kawasan Gunung

Blego, tepi jalan Cemorosewu, tepi jalan Telaga Wahyu, dan tepi jalan

Tawangmangun-Sarangan.

Kawasan rawan bencana alam geologi yang berupa kawasan rawan letusan gunung

berapi di wilayah Kabupaten Magetan berada pada lokasi rawan bencana aliran lahar lewat

media sungai, yaitu berada di lokasi Kali Gonggang Kecamatan Lambeyan, Kecamatan

Parang di sekitar Gunung Bancak, perpotongan Sungai Trinil Desa Taji Kecamatan

Sukomoro, di sekitar Jembatan Ginuk Sungai Trinil Kecamatan Sukomoro, disekitar

jembatan Sedran Desa Sedran Kecamatan Panekan dan disekitar jembatan Melangsari Kali

Catur Kecamatan Panekan.

(20)

III - 20

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, di wilayah Kabupaten

Magetan berupa kawasan sempadan mata air. Keberadaan sumber mata air di wilayah

Kabupaten Magetan di mana lokasinya cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan.

8. Kawasan Lindung Lainnya

(21)
(22)

III - 22

3.1.8. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Magetan tersebar di beberapa kecamatan.

Hutan produksi di Kabupaten Magetan juga merupakan bagian dari upaya pelestarian DAS.

Kawasan peruntukan hutan produksi berada pada Kecamatan Parang, Plaosan dan Poncol.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian

Sawah

Lahan yang termasuk dalam kategori subur di perbukitan terdapat di Kecamatan

Plaosan, sedangkan lahan subur yang berada di dataran rendah terdapat di Kecamatan

Karangrejo, Barat, Karas, Kartoharjo dan Takeran. Lahan yang termasuk dalam kategori

kesuburan sedang yang berada di perbukitan terdapat di Kecamatan Panekan dan

Kecamatan Poncol bagian barat. Sementara itu, lahan dengan tingkat kesuburan sedang

yang berada di dataran rendah terdapat di Kecamatan Magetan, Maospati, sebagian

Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan Sukomoro, dan sebagian Kecamatan Kawedanan.

Tegalan

Pengendalian kawasan tegalan dilakukan agar tidak memakan lahan yang berfungsi

sebagai kawasan penyangga karena akan dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dan

akan banyak menimbulkan bencana alam terutama longsor.

Peternakan

Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan mencakup dalam

budidaya ternak sapi, domba/kambing dan ayam. Peternakan sapi kereman merupakan

ternak unggulan di wilayah Kabupaten Magetan, dibudiayakan pada kawasan Poncol,

Takeran, Plaosan, Magetan. Kegiatan budidaya pada kawasan ini sangat terkait dengan

pengembangan budidaya penyamakan kulit yang ada di ibukota kabupaten, maka sistem

keterkaitan yang digunakan dalam pengembangan ini bersumber dari budidaya ternak sapi

kereman tersebut harus terus ditingkatkan sesuai dengan potensinya yang mendukung

program sebagai sektor unggulan.

Kawasan Perkebunan

Terdapat berbagai budidaya tanaman perkebunan yang tersebar di beberapa

wilayah, antara lain:

Budidaya tanaman tahunan tebu (Karangrejo, Karas, Sukumoro, Kawedanan,

Bendo, Takeran, Lembeyan)

Budidaya tanaman jeruk pamelo (Bendo, Takeran, Sukomoro,Kawedanan)

(23)

III - 23

Budidaya tanaman tembakau (Plaosan, Poncol, Panekan)

Budidaya tanaman kelapa (Parang, Lembeyan, Kawedanan)

Budidaya tanaman jambu mete (Parang, Lembeyan, Kawedanan, Sukomoro)

Budidaya tanaman melinjo (Sukomoro, Kawedanan, Lembeyan)

Budidaya tanaman sayur dan buah durian tawin (Plaosan, Sidorejo, Poncol, dan

Panekan)

Perikanan

Kawasan yang akan dikembangkan sebagai tempat budidaya perikanan darat antara

lain: Kecamatan Plaosan, Panekan, Poncol, Sidorejo, Parang, Lembeyan, Kawedanan,

Bendo, Takeran, Ngutoronadi, Sukomoro, Karas, Karangrejo, Kartoharjo, Barat, dan

Maospati yang mungkin dapat dikembangkan sebagai daerah perikanan karena banyak

memiliki sumber air yang dapat ditampung dan dikembangkan sebagai budidaya ikan darat

dengan jenis ikan nila, tombro, gurami, patin lele atau udang.

2. Pertambangan

Potensi bahan galian/tambang yang ada di Kabupaten Magetan yang sedang

dikembangkan adalah bahan galian yang berasal dari permukaan tanah bagian luar seperti

pasir, batu, dan tanah liat, di mana potensi tersebut banyak terdapat di Kecamatan

Karangrejo, Sukomoro dan Bendo. Pengembangan bahan galian/ tambang pasir berada di

kawasan Bendo.

Sedangkan yang banyak digali dalam pengembangan hasil tambang batu adalah di

sekitar

Plaosan

yang

dimanfaatkan

sebagai

bahan

bangunan,

tapi

pemanfaatan/pengelolaan hasil tambang tersebut masih dilakukan secara sederhana oleh

masyarakat.

Selain itu, terdapat tambang tras yang sudah dimulai sejak tahun 1997 namun masih

dalam skala kecil. Adapun potensi bahan galian belerang yang berada di kawasan Gunung

Lawu masih memerlukan penelitian tentang kadar dan produktivitasnya.

3. Kawasan Peruntukan Industri

(24)

III - 24

Kecamatan Sukomoro; industri pengolah pangan dengan dukungan sentra produksi, industri

kerajinan gerabah dengan dukungan bahan baku tanah liat, dan lain-lain.

Di kabupaten Magetan juga terdapat potensi industri kecil/ rumah tangga, antara lain:

kegiatan penyamakan kulit menjadi kerajinan seperti sepatu, tas, sabuk (Magetan dan

Kawedanan), kerajinan anyaman bambu (Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan), kerajian

Gamelan (Kecamatan Karangrejo), industri genting (Sukomoro, Maospati, Barat) dan home

industri makanan ringan seperti jenang, Kerupuk, mlinjo, tempe, serta keberadaan industri

makanan ringan chiki dan jelly di Kecamatan Kawedanan.

4. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peeruntukan pariwisata di Kabupaten Magetan terdiri dari: obyek wisata

alam, obyek wisata minat khusus, obyek wisata sejarah dan budaya, serta obyek wisata

industri dan kerajian.

Obyek Wisata Alam

Obyek wisata alam, antara lain: obyek wisata telaga sarangan (Kelurahan Sarangan,

Kecamatan Plaosan), obyek wisata telaga wahyu (Kelurahan Plaosan, Kecamatan Plaosan),

obyek wisata air terjun tirtosari (Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan), obyek wisata air terjun

pundak kiwo (Desa Poncol - Desa Janggan Kecamatan Poncol), waduk gonggang (Desa

Ngancar, Kecamatan Plaosan), dan obyek wisata puncak lawu.

Obyek Wisata Minat Khusus

Obyek wisata minat khusus, antara lain: obyek wisata bumi perkemahan mojosemi

dan sarangsari (Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan), wisata buatan taman ria

manunggal (pusat ibukota kabupaten), taman ria kosala tirta (Kecamatan Maospati), dan

sumber clelek (Desa Driyorejo, Kecamatan Nguntoronadi).

Obyek Wisata Sejarah dan Budaya

Obyek wisata sejarah dan budaya, antara lain: Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan

K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III (Desa Giripurno, Kecamatan Kawedanan), monumen

soco (Desa Soco, Kecamatan Bendo), candi simbatan – arca dewi sri (Desa Simbatan,

Kecamatan Takeran), candi reog (Desa Cepoko, Kecamatan Panekan), dan prasasti watu

ongko (Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan).

Obyek Wisata Industri dan Kerajinan

(25)

III - 25

Selain obyek-obyek tersebut, terdapat beberapa obyek yang potensial untuk

dikembangkan, antara lain Kolam Renang Banyubiru di Kecamatan Sukomoro, Kebun Kopi

Wanamulya di Kecamatan Poncol, Kebun Stroberi di desa Cemorosewu (dengan luas lahan

8 Ha), serta Kebun Mangga Aromanis di Kecamatan Parang seluas 7 Ha.

5. Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan Permukiman Perdesaan

Kawasan permukiman pedesaan di Kabupaten Magetan prosentasenya lebih tinggi

dibanding dengan permukiman pada kawasan perkotaan. Hal ini disebabkan mayoritas

wilayah Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kawasan pedesaan. Pada kawasan ini,

kegiatan diarahkan sebagai kawasan permukiman dengan fasilitas penunjangnya dan

terdapat kawasan pertanian untuk kegiatan usaha.

Kawasan Permukiman Perkotaan

Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang digunakan untuk kegiatan

permukiman dengan kegiatan uatama non pertanian dan pada umumnya ditunjang oleh

sarana dan prasarana transportasi yang memadai, fasilitas peribadatan, pendidikan,

perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan.

Di Kabupaten Magetan kawasan yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman

perkotaan adalah Hirarki I (K1) adalah di Kecamatan Magetan yang juga merupakan pusat

PKL Magetan dan ibukota kabupaten, Kecamatan Ngariboyo, dan Kecamatan Panekan.

Selanjutnya yang termasuk kota hirarki II (K2) yakni wilayah perkotaan di Kecamatan

Maospati, Kawedanan, Palosan, dan Parang. Kota hirarki III (K3) mencakup wilayah

perkotaan di Kecamatan Ngariboyo, Barat, Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro,

Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Sidorejo, Poncol, dan Lembeyan. Kota hirarki IV (K4)

Kecamatan Panekan, Takeran, Kawedanan, Parang, Sukomoro, Lembeyan, Karas, Barat,

dan Kartoharjo.

6. Kawasan Khusus

Kawasan khusus di wilayah Kabupaten Magetan terdapat di sebagian wilayah

Kecamatan Maospati dan sebagian wilayah Kecamatan Bendo yang merupakan pangkalan

Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud Iswahyudi),

7. Kawasan Pengendalian ketat

( High Control Zone )

Kawasan pengendalian ketat adalah suatu kawasan yang mempunyai

perkembangan cepat, wilayah yang mempunyai kerawanan pada penggunaan tanah atau

wilayah yang terletak pada kawasan yang strategis, meliputi:

Kawasan pusat kota,

(26)

III - 26

Kawasan sekitar koridor jalan utama terutama pada jalan arteri sekunder

Kawasan sekitar koridor jalan yang direncanakan sebagai kolektor, khususnya di

sekitar jalan lingkar selatan

Kawasan rawan bencana terutama kawasan permukiman yang berada di daerah

bantaran sungai dan daerah rawan longsor.

Kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya.

8. Kawasan Agropolitan

Pengembangan kawasan agropolitan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

pertumbuhan daerah dengan menitikberatkan pada berbagai kegiatan agrobisnis yang

menjadi sector sentral dan andalan yang diharapkan dapat menjadi pendorong dan sumber

penggerak perekonomian daerah. Kebijakan yang dapat diambil dalam perencanaan

kawasan agropolitan diantaranya :

Pengembangan agropolitan dilakukan dan diorientasikan kepada kekuatan pasar

yang ada dan juga melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat agar mengerti

strategi dalam pengembangan agropolitan.

Memberikan kemudahan dalam akses penyediaan sarana dan prasarana yang dapat

mendukung pengembangan agropolitan.

Mengupayakan pengembangan dalam system agropolitan mencakup agrobisnis dan

juga agroindustri yang nantinya menciptakan sinergi antara tenaga kerja dan juga

komoditi yang akan dikembangkan sehingga akan mampu menciptakan masyarakat

mandiri.

9. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Aktivitas perdagangan dan jasa merupakan sektor yang terlihat mulai mengisi

wilayah Kabupaten Magetan, seperti di Kecamatan Magetan, Maospati dan Kawedanan.

Kondisi ini menunjukan adanya potensi yang cukup besar dalam aktivitas perdagangan dan

jasa.

Dengan adanya perkembangan di areal perdagangan dan jasa diharapkan dapat

memberikan dampak positif bagi pemasukan daerah dan pengembangan daerah yang lebih

baik. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian dan pegelolaan yang baik, mengingat

kondisi Kabupaten Magetan yang tengah berkembang.

10. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )

Arahan dalam kebijakan penataan ruang terbuka hijau di Kabupaten Magetan, antara

lain:

(27)

III - 27

agar ada pemerataan lokasi RTH yang nantinya berfungsi juga sebagai daerah

resapan.

Mengutamakan tanah yang menjadi asset pemerintah yang potensial untuk

dikembangkan menjadi RTH public yang nantinya juga dapat menjadi sarana ruang

public bagi masyrakat sperti alun-alun.

Menjaga jalur-jalur hijau yang ada baik di pinggiran maupun di daerah pusat

sehingga tetap memiliki kota yang baik.

Menumbuhkan kesadaran masyrakat akan pentingnya ruang terbuka hijau. Dengan

demikian akan timbul kesadaran sehingga masyrakat juga pengelolaan ruang

terbuka hijau, baik RTH Publik maupun RTH Privat.

11. Kawasan Peruntukan bagi Sektor Informal

Kawasan peruntukan khusus pengembangan sektor informal meliputi penyediaan

PKL bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat marginal/ menengah kebawah di

perkotaan.

12. Kawasan Andalan

Kawasan andalan di wilayah Kabupaten Magetan meliputi kawasan pengembangan

ekonomi terpadu yaitu kawasan agrobisnis, dimana pengembangan kawasan andalan

diharapkan dapat menjadi pendorong dan sumber penggerak perekonomian daerah di

wilayah Kabupaten Magetan.

Pengembangan kawasan andalan agropolitan di Kabupaten Magetan berasal dari

komoditas tanaman hortikultura khususnya tanaman sayuran seperti wortel, tomat, kentang,

kubis, buncis, bawang putih, bawang daun, sawi banyak terdapat di sekitar wilayah

Kecamatan Plaosan, Panekan, sebagian wilayah Poncol. Komoditas sayuran lain, seperti

terong, kacang panjang, ketimun, cabe dikembangkan di beberapa kecamatan lainnya

seperti Kecamatan Parang, Lembeyan, Takeran, Ngariboyo, Karas, Kawedanan, Magetan

dll.

(28)
(29)

III - 29

3.2. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis

3.2.1. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan Strategis ekonomi adalah kawasan yang memberikan pengaruh yang

besar terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Kawasan strategis dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan adalah kawasan Agropolitan, Sentra Industri

dan kawasan strategis penopang ketahanan pangan.

A. Pengembangan Kawasan Agropolitan

Tujuan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Magetan adalah untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan

pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong

berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan,

keberlanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di

pemerintah daerah dan masyarakat) di kawasan agropolitan.

Adapun arah pengembangan agropolitan Kabupaten Magetan adalah sebagai

berikut :

Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan kualitas

pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi atau peluang

ekonomi yang ada di perdesaan.

meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalitas, yang saling mendukung dan

menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan

agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan

ekonomis.

menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam tepat

yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.

Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan

agribisnis.

Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengolahan hasil,

pemasaran dan penyedia jasa).

Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan

pengembangan terpadu.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalitas.

Peningkatan perdagangan/pemasaran termasuk pengembangan terminal / subterminal

(30)

III - 30

Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang

bersifat strategis.

Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.

Pengembangan percobaan/pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.

Berikut kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan di Kabupaten

Magetan :

Kawasan Plaosan, Panekan dan sebagian wilayah Poncol sebagai kawasan agropolitan

hortikultura, Kawasan BETASUKA (Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro,

Kawedanan) sebagai kawasan agropolitan perkebunan.

Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan pertanian, meliputi:

Budidaya tanaman padi yang terdapat di Kecamatan Takeran, Ngariboyo, Bendo,

Karas, dan Kartoharjo;

Budidaya tanaman jagung yang terdapat di Kecamatan Lembeyan, Plaosan dan

Sukomoro;

Budidaya tanaman ubi kayu yang terdapat di Kecamatan Poncol, Parang, dan

Plaosan;

Budidaya tanaman kacang tanah yang terdapat di Kecamatan Lembeyan dan

Takeran;

Budidaya tanaman kacang hijau yang terdapat di Kecamatan Maospati.

Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan mencakup dalam

budidaya ternak besar (sapi,sapi perah, kerbau, dan kuda), ternak kecil (kambing,

domba, dan babi), serta unggas (ayam kampung, itik, mentok, ayam petelur, dan ayam

potong) dan kelinci, potensi peternakan tersebut harus terus dikembangkan. Adapun

wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan peternakan, meliputi:

Budidaya ternak besar terdapat di Kecamatan Poncol, Lembeyan, Bendo dan Barat;

Budidaya ternak kecil di Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Magetan,

Ngariboyo, Bendo, Karas, Barat;

Budidaya ternak unggas terdapat di Kecamatan Takeran dan Kecamatan

Nguntoronadi;

Budidaya ternak kelinci terdapat di Kecamatan Parang, Lembeyan, Nguntoronadi,

Kawedanan, Sukomoro, Karangrejo, Barat, dan Kartoharjo.

3.2.2. Pengembangan Kawasan Strategis Sentra Industri

(31)

III - 31

Kerajinan Kulit

Industri kerajinan kulit ini dipusatkan di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan

Magetan, ± 1 km arah Barat Kota Magetan.

Kerajinan Bambu

Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan ± 1,5 arah

Barat Daya Kota Magetan.

Kerajinan Gamelan

Sentralisasi kegiatannya ada di Desa Kauman, Karangrejo, ± 14 Km arah Timur Kota

Magetan.

Industri Makanan Khas Magetan

Berada di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan.

Industri Ayam Panggang Gandu

Berlokasi di dekat Papringan

Industri Batik Sidomukti

Berpusat di Desa Sidomukti.

3.2.3. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya

Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yaitu Makam G.B.R.Ay.

Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III, Monumen Soco, Candi Simbatan – Arca

Dewi Sri, Candi Reog, Prasasti Watu Ongko. Rencana pengembangan pada kawasan ini

adalah dengan melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta

ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan

geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian.

Kawasan di sekitar candi perlu dijaga agar tidak berkembang menjadi kawasan

budidaya yang menyebabkan keberadaan candi menjadi tenggelam atau bahkan hilang

tergusur oleh kegiatan budidaya permukiman. Untuk itu, lingkungan di sekitar candi perlu

ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, dengan batas luasan

disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan analisis Lembaga yang terkait dengan

kepurbakalaan. Kawasan cagar budaya memiliki nilai sejarah peradaban manusia di lokasi

tersebut dari zaman ke zaman. Informasi yang terkandung di dalamnya perlu dipelihara

keberadaannya agar dapat dipelajari oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

3.2.4. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup

(32)

III - 32

Rencana pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan

terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitarnya, mengingat kawasan

tersebut memiliki fungsi penyelamat lingkungan hidup dengan berbagai fungsinya sebagai

kawasan lindung.

A. Kawasan yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahannya

Kawasan Hutan Lindung

Kriteria kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai kelerengan

40% atau lebih serta kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut

1.000-2.000 meter atau lebih. Lokasi dari kawasan tersebut terdapat di Kecamatan Plaosan

yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di perbukitan lereng

timur Gunung Lawu. Hutan lindung tersebut perlu dijaga kelestariannya. Perlu ditetapkan

adanya larangan kegiatan budidaya apapun di kawasan tersebut, kecuali budidaya

pariwisata alam yang sangat peduli dengan kelestarian alam sebagai obyek yang

ditawarkannya.

Kawasan Resapan Air

Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang

mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara

besar – besaran. Maka jenis kawasan ini yang terdapat di Kabupaten Magetan berlokasi di

Kecamatan Plaosan, Poncol, Panekan dan Parang.

B. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Sempadan Sungai

Kriteria kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang berada

sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter dari kiri kanan anak sungai

yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa

sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15

meter. Untuk kawasan jenis ini di Kabupaten Magetan terdapat pada:

Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum

100 meter. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Magetan ini antara lain

adalah: Sungai Bengawan yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Magetan dan

Kabupaten Madiun.

(33)

III - 33

Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan

minimum 15 meter. Pada kawasan ini terdapat pada hampir setiap kecamatan.

Kawasan Sekitar Danau/waduk

Kriteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian

danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk

antara 50-100 meter dari titik pasang ke arah daratan. Perlindungan tersebut diukur dari tepi

telaga/waduk saat pasang tertinggi yang proporsional dengan kondisinya dengan jarak 50 –

100 meter. Waduk/telaga yang ada di Kabupaten Magetan ada 2, yaitu Telaga Sarangan

dan Telaga Wahyu.

Kawasan Sekitar Mata Air

Perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari- jari 200 meter dari

sumber mata air tersebut. Di Kabupaten Magetan sangat banyak terdapat mata air/sumber

air ± 265 titik sumber air, Lingkungan yang harus dijaga ketat kualitas lingkungannya untuk

mempertahankan eksistensi mata air adalah areal pada radius 100 meter dari batas tepi

mata air/telaga.

C. Kawasan Suaka Alam

Kawasan Cagar Alam

Di Kabupaten Magetan,kawasan cagar alam terdiri dari wanawisata di sekitar Telaga

Sarangan dimana banyak sekali obyek yang perlu untuk dilestarikan seperti Bumi

Perkemahan Mojosemi, Taman Bunga Sarangsari, Air Terjun Tirtosari, Pundak Kiwo, serta

Jarakan.

Kawasan Suaka Margasatwa

Di Kabupaten Magetan satwa yang dilindungi adalah binatang sejenis kera/budeg,

lutung, kijang, aneka burung, dll yang terdapat di kawasan lindung mutlak disekitar obyek air

terjun Pundak Kiwo.

D. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan pelestarian alam berupa kawasan hutan wisata. Untuk kawasan ini di

Kabupaten Magetan terletak di wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan dimana pada

kawasan tersebut dapat dikembangkan wisata petualangan dan pendidikan mulai dari Desa

Ngancar hingga menelusuri jalan setapak yang perlu adanya perbaikan yang memadai

hingga sampai ke obyek Air Terjun Pundak Kiwo.

E. Kawasan Rawan Bencana Alam

(34)

III - 34 Tabel 3.12. Kawasan Rawan Bencana Aliran Lahar lewat Media Sungai di

Kabupaten Magetan

No Lokasi

1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan 2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang 3. Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan 4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro 5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro 6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan 7. Kali Trinil Kecamatan Karas

8. Kali Ginik, Desa Ginuk, Kecamatan Karas

9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan

Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah

longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah

Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat sehingga wajar

apabila bencana tanah longsor lebih intens terjadi di Kabupaten Magetan.

Tabel 3.13. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magetan

No Lokasi Jenis Gerakan Tanah

1 Jalan menuju Sarangan Rock fall

2 Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan (translational/rational) Sliding

3 Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow

4 Jalan menuju Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rotational sliding 5 Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rock fall

6 Jalan menuju Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Rotational sliding 7 Desa Trosono, Kecamatan Parang Rotational sliding 8 Lereng tegak di kawasan Gunung Blego Rock fall

9 Tepi jalan Telaga Wahyu Rotational sliding

10 Tepi jalan Telaga Cemorosewu Rock fall 11 Tepi jalan Tawangmangu-Sarangan Rock fall

12 Tikungan jalan Sarangan Rotational sliding

13 RPH Campurejo, Desa Jabung Rotational sliding, Rock fall

Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering mengalami bencana banjir adalah

Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan Takeran, dan Kecamatan Bendo.

Pada tabel berikut ini dapat dilihat sungai-sungai di Kabupaten Magetan yang menyebabkan

terjadinya banjir di sebagian wilayah di kabupaten tersebut.

Tabel 3.14. Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Magetan

No Lokasi

1 Kali Kanal, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo

(35)

III - 35

No Lokasi

Takeran

4 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Barat

3.2.5. Kawasan Strategis Hankam

Kawasan strategis pertahanan keamanan (Hankam) di Kabupaten Magetan

didelineasi pada wilayah di sekitar Lapangan Udara Iswahyudi yang memiliki nilai

pertahanan-keamanan tingkat nasional, tempat pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara

Indonesia disiagakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan Negara. Pemanfaatan

lahan di sekitar lapangan udara tersebut perlu diatur sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu keberadaan dan kinerja angkatan udara.

Kawasan strategis Hankam juga diberlakukan di sekitar ruas jalan

Maospati-Magetan, karena banyak fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pertahanan-keamanan

berada di sekitar ruas jalan tersebut. Arahan penanganan pada kawasan ini antara lain :

Menjaga batas teritori kawasan demi pengamanan instalasi vital dan operasional

peralatan strategis;

Menetapkan delineasi area penyangga atau transisi demi penyelenggaraan fungsi

kawasan maupun keselamatan dan keberlangsungan kehidupan masyarakat.

Penyediaan

buffer-zone

/penyangga yang memisahkannya dari permukiman warga sipil.

Membuat pembatas wilayah yang belum ditempati lahan terbangun dan difungsikan

sebagai lahan pengembangan budidaya tanaman pangan, dengan radius sekitar 200

meter dari batas kawasan militer tersebut.

(36)

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.7.
Tabel 3.8.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 8 menjelaskan ilustrasi penyisipan pesan. Warna kuning merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan file format media sebesar 56 bytes, warna biru digunakan

Ho : Pelatihan ,motivasi dan kompensasi tidak mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan. Ha : Pelatihan ,motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh yang

Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud judul penelitian “Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di Desa

Dengan demikian yang dimaksud peserta didik (murid) adalah manusia yang sedang mengalami perrtumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani. Pendidikan dirancang dan

dan tante (Heppy Santoso, SP dan Erfin Sukayati, S.Sos, M.Kes), adik-adik tercinta Badri Ainur Sakhis, Muhammad Syaichullah Ghazur Ilahi dan Ahmad Adistri El

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dan kemandirian belajar dengan hasil belajar

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Pembanding dalam gugatan rekonvensi tersebut menuntut pula agar Tergugat Rekonvensi/ Terbanding diperintahkan melaksanakan

HONDA FREED 010 w putih Tangan1 is- timewa sekali Harga Damai TTKrd Jl.. Jati- waringin