III - 1
3.1. Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Magetan
3.1.1. Rencana Pembagian Pusat Kegiatan
Struktur ruang Kabupaten Magetan terdiri dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Pusat
Pengembangan Lingkungan (PPL).
1.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
sebagai ibukota Kabupaten, yaitu Kecamatan Magetan.
2.
PKL Promosi (PKLp)
terdiri dari Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Plaosan,
Kecamatan Parang, dan Kecamatan Maospati.
3.
Pusat Pengembangan Kecamatan (PPK)
, yaitu Kecamatan Ngariboyo, Barat,
Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro, Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Sidorejo,
Poncol dan Kecamatan Lembeyan.
4. Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL)
Desa Milangasri berada di Kecamatan Panekan;
Desa Sumberdodol berada di Kecamatan Panekan;
Desa Turi berada di Kecamatan Panekan;
Desa Cepoko berada di Kecamatan Panekan;
Desa Banjarejo berada di Kecamatan Panekan.
Desa Madigondo berada di Kecamatan Takeran;
Desa Sampung berada di Kecamatan Kawedanan;
Desa Tladan berada di Kecamatan Kawedanan;
Desa Sayutan berada di Kecamatan Parang;
Desa Kentangan berada di Kecamatan Sukomoro;
Desa Pupus berada di Kecamatan Lembeyan;
Desa Kedungpanji berada di Kecamatan Lembeyan;
Desa Temboro berada di Kecamatan Karas;
III - 2
Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Magetan, adalah sebagai berikut:
1. Perkotaan sebagai
PKL
adalah Perkotaan Magetan
2. Perkotaan sebagai
PKLp
adalah Perkotaan Maospati, Kawedanan dan Plaosan dan
Parang; serta
3. Perkotaan sebagai
PPK
adalah ibukota kecamatan di Kabupaten Magetan lain yang
tidak termasuk diatas, antara lain Kecamatan Panekan, Ngariboyo, Barat, Kartoharjo,
Karas, Sukomoro, Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Lembeyan, Poncol, dan Sidorejo.
3.1.2. Rencana Sistem dan Fungsi Kegiatan
Secara sistem perwilayahan, Kecamatan Magetan sebagai pusat perwilayahan dan
sebagai pusat fungsi pelayanan kegiatan dari masing-masing pusat kegiatan lokal promosi.
Kabupaten Magetan ditetapkan memiliki 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 4 (empat)
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), dimana di masing-masing PKLp tersebut memiliki
fungsi sesuai dengan potensi yang dimiliki, serta arahan kegiatan utama berdasarkan
kegiatan yang dominan yang memungkinkan dapat dikembangkan di masing-masing
wilayah pengaruhnya.
Secara sistem perkotaan, Kecamatan Magetan memiliki fungsi pusat kegiatan lokal
(PKL), adapun fungsi perkotaan Magetan diarahkan kegiatannya sebagai berikut:
pusat pemerintahan,
pusat pendidikan,
pusat kesehatan,
pusat perdagangan dan jasa
pusat industri
Perkotaan Magetan diharapkan dapat melayani Kecamatan Magetan, Kecamatan
Panekan, dan Kecamatan Ngariboyo, dengan fungsi kegiatan yaitu :
Pertanian yaitu tanaman padi, jagung, ubi rambat, kacang ijo, sayur, kopi, termbakau.
Peternakan yaitu ternak sapi, kambing, ayam.
Perindustrian yaitu sentra industri makanan, penyamakan kulit, anyaman bambu,
kerajinan batik.
Pariwisata yaitu Taman Ria Manunggal, Candi Reog.
III - 3
1. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Maospati (PKLp Maospati) terpusat Kecamatan Maospati,
dengan wilayah pengaruh Kecamatan Barat, Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro
dan Bendo. PKLp Maospati dengan skala pelayanan regional kecamatan. Arahan
kegiatan utama PKLp Maospati terdiri dari :
Perindustrian, yaitu kawasan industri Pabrik Gula Purwodadi, industri genteng;
Pertanian, yaitu tanaman padi, jagung, ketela pohon, kacang ijo, kacang tanah, tebu,
jeruk pamelo, melinjo;
Peternakan, yaitu ternak, sapi, kambing, ayam;
Perhubungan (transportasi), yaitu tempat transisi moda angkutan (Terminal
Maospati, Stasiun Barat);
Ketahanan nasional di wilayah Lanud Iswahyudi.
2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Kawedanan (PKLp Kawedanan) terpusat di Kecamatan
Kawedanan dengan skala pelayanan regional kecamatan, wilayah pengaruh
Kecamatan Takeran dan Kecamatan Nguntoronadi. Fungsi kegiatan PKLp Kawedanan
terdiri dari sebagai kegiatan :
Pertanian, yaitu Padi, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah, Kacang Ijo, Tebu,
Jeruk Pamelo, Kelapa, Jambu mete, melinjo;
Perindustrian, yaitu kawasan industri Pabrik Gula Rejosari, industri penyamakan
kulit;
Pariwisata, yaitu Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo
III.
3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi Plaosan (PKLp Plaosan) terpusat di Kecamatan Plaosan
dengan skala pelayanan regional kecamatan, dengan wilayah pengaruh terdiri dari
Kecamatan Sidorejo, dan Kecamatan Poncol. Fungsi kegiatan PKLp Plaosan yaitu :
Pertanian, yaitu Jagung, Ketela Pohon, Ubi Rambat, Kopi, Tembakau, Sayur dan
Durian Tawir;
Peternakan, ternak sapi, kambing, ayam;
Perikanan, yaitu ikan nila, lele dan udang;
Pariwisata, yaitu Telaga Sarangan, Telaga Wahyu, Wisata Bumi perkemahan
Mojosemi dan Sarangsari, Air Terjun Tirtorsari, Air Terjun Pundak Kiwo, Prasasti
Watu Ongko, Waduk Gonggang.
III - 4
Setiap Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), mempunyai wilayah pelayanan desa-desa
di dalam wilayah kecamatan tersebut, dengan fungsi pengembangan sebagai pusat
pelayanan kecamatan yaitu fasilitas kesehatan Puskesmas, Pasar, Perdagangan jasa skala
kecamatan, pendidikan SMU/SMK, kantor kecamatan, lapangan olahraga skala kecamatan,
dan pusat pemasaran dan industri pengolahan komoditi unggulan setiap kecamatan.
Tabel 3.1. Sistem Perwilayahan Pusat Kegiatan di Kabupaten Magetan Perkotaan Kecamatan dan PPK Fungsi Kawasan Luas Wilayah (km2)
Kec. Magetan Pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perdagangan dan jasa, industri
Kec. Panekan Pertanian, pariwisata Magetan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Kec. Ngariboyo Pertanian
124,770
Kec. Maospati Perindustrian, pertanian, peternakan, perhubungan dan kawasan pertanahan nasional Kec. Barat Pertanian
Kec. Kartoharjo Pertanian Kec. Karangrejo Perindustrian
Kec. Sukomoro Pertanian, Peternakan, Perindustrian Kec. Bendo Pertanian
Kec. Kawedanan Pertanian, Perindustrian, Pariwisata
Kec. Takeran Pertanian, Peternakan, Pariwisata Kawedanan
Kec. Plaosan Pertanian, Peternakan, Perikanan, Pariwisata
Kec. Poncol Pertanian, Peternakan, Pariwisata Plaosan
Pusat Kegiatan Lokal Promosi
(PKLp) Kec. Sidorejo Pertanian
156,56
Kec. Parang Pertanian Parang
Pusat Kegiatan Lokal Promosi
(PKLp) Kec. Lembeyan Pertanian
126,49
Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031
III - 5 Tabel 3.2. Arahan Kegiatan PKL Magetan
No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra
Pusat Pemerintahan Kegiatan Pemerintahan skala regional kabupaten dan skala kecamatan Fasilitas pemerintahan -
Kesehatan
Fasilitas Kesehatan : - Pengembangan RS tipe C - Pengadaan RS Swasta - Peningkatan kualitas
puskesmas
Pusat kegiatan pelayanan sosial (kesehatan dan pendidikan)
Jasa Kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan
Fasilitas Perdagangan dan jasa: - Peningkatan pasar umum
- Pengembangan pasar induk Pasar Induk Pertanian Kegiatan pengembangan tanaman pangan (padi, jagung, ubi rambat), Pertanian tanaman pangan Sentra tanaman pangan
Peternakan Kegiatan pengembangan peternakan (sapi, kambing, ayam) Peternakan -
Perindustrian Pengembangan home industri (penyamakan kulit, anyaman bambu, dan makanan ringan) Home Industri
Sentra Home
III - 6 Tabel 3.3. Arahan Kegiatan PKLp Maospati
No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra
Perindustrian Pengembangan kawasan industri pabrik gula Purwodadi, industri genteng. Fasilitas perindustrian
Pertanian Budidaya tanaman pangan (padi, ubi kayu, jagung),
perkebunan (jeruk pamelo, tebu) Irigasi pertanian
Sentra tanaman pangan : Padi
Peternakan Kegiatan pengembangan peternakan (sapi, kambing, ayam) Peternakan
Perhubungan Pengembangan distribusi pergerakan manusia dan barang Peningkatan klas Terminal Maospati tipe A Terminal Tipe A 2
Hankam Pengembangan kawasan pertahanan Lanud Iswahyudi Kawasan militer Lanud Iswahyudi Kawasan strategis Hankam Lanud Iswahyudi Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031
Tabel 3.4. Arahan Kegiatan PKLp Kawedanan
No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra
Pertanian Budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ketela pohon), perkebunan (tebu, jeruk pamelo), Irigasi pertanian Sentra tanaman pangan : Padi
Perindustrian Pengembangan kawasan industri pabrik gula Rejosari, home industri manisan kulit pamelo Fasilitas perindustrian; industry kecil
Home Industri : - Jeruk Pamelo - Manisa kulit
pamelo Peternakan Budidaya peternakan (Sapi, kambing, ayam) Peternakan
3
Pariwisata Pemanfaatan kawasan wisata OWSB: Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo
Prawirodirdjo III Fasilitas pariwisata
III - 7 Tabel 3.5. Arahan Kegiatan PKLp Plaosan
No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Kegiatan Arahan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra
Pertanian Budidaya tanaman pangan Fasilitas pertanian; irigasi pertanian Sentra tanaman pangan dan hortikultura Peternakan Budidaya peternakan Peternakan
Perikanan Budidaya perikanan : ikan nila, lele dan udang Fasilitas perikanan 4
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kec. Plaosan
Kec. Poncol
Kec. Sidorejo Regional Kecamatan, Lokal
Pariwisata Pengembangan wisata alam, wisata minat khusus, wisata sejarah dan budaya Fasilitas pariwisata Sumber : RTRW Kabupaten Magetan 2011-2031
Tabel 3.6. Arahan Kegiatan PKLp Parang
No Kegiatan Pusat Pendukung Wilayah Jangkauan Pelayanan Kegiatan Fungsi Arahan Kegiatan Pengembangan Fasilitas Pengembangan Sentra
5
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kec. Parang
Kec.
Lembeyan Regional Kecamatan, Lokal Pertanian Budidaya tanaman pertanian (ketela pohon, kacang tanah) Irigasi pertanian
III - 9
3.1.3. Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan kawasan perkotaan diarahkan terbentuk di pusat-pusat
pertumbuhan di masing-masing lokasi PKL dan PKLp untuk mendukung wilayah pengaruh
disekitarnya. Pengembangan kawasan perkotaan dimasing-masing PKL dan PKLp di
Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:
1. Kawasan perkotaan Magetan termasuk dalam wilayah PKL Magetan, meliputi
Kecamatan Magetan, Kecamatan Panekan dan Kecamatan Ngariboyo dengan Kota
Magetan sebagai pusat pertumbuhannya.
Fungsi Kegiatan :
Pusat Pemerintahan,
Pusat Pendidikan,
Pusat Kesehatan,
Pusat Perdagangan dan Jasa,
Pertanian,
Peternakan,
Perindustrian,
Pariwisata.
Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Magetan :
Pengembangan kegiatan pemerintahan skala regional kabupaten dan skala
kecamatan;
Pusat pelayanan kegiatan kesehatan melalui pengembangan fasilitas kesehatan
seperti pengadaan rumah sakit swasta, pengembangan RS tipe C, Balai
pengobatan, BKIA dan Apotik;
Pusat pelayanan kegiatan pendidikan melalui pengembangan fasilitas pendidikan
tingkat SMA, Akademi dan Perguruan Tinggi;
Kegiatan pengembangan budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ubi rambat),
perkebunan dan peternakan (sapi, kambing, ayam);
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan;
Pengembangan home industri (penyamakan kulit, anyaman bambu, dan makanan
ringan);
Pengembangan lingkage sistem kota untuk kemudahan sirkulasi pergerakan dalam
kota dan keterhubungan antar wilayah di sekitarnya;
III - 10
2. Kawasan perkotaan Maospati, wilayah PKLp Maospati meliputi Kecamatan Maospati,
Kec. Barat, Kec. Kartoharjo, Kec. Karangrejo, Kec. Karas, Kec. Sukomoro dan Kec.
Bendo. Pusat pertumbuhan kawasan perkotaan Maospati terpusat di Kota Maospati.
Fungsi Kegiatan :
Perindustrian,
Pertanian,
Peternakan,
Perhubungan (transportasi),
Ketahanan nasional.
Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Maospati:
Pengembangan kawasan industri Pabrik Gula Purwodadi dan industri genteng.
Budidaya pengembangan tanaman pangan (padi, ubi kayu, jagung), perkebunan
(jeruk pamelo, tebu); peternakan (sapi, kambing, ayam);
Pengembangan arus distribusi pergerakan manusia dan barang, melalui peningkatan
klas Terminal Maospati tipe C menjadi tipe A;
Pengembangan kawasan pertahanan (kawasan militer) Lanud Iswahyudi.
3. Kawasan perkotaan Kawedanan, wilayah PKLp Kawedanan meliputi Kecamatan
Kawedanan, Kec. Takeran, dan Kec. Nguntoronadi. Pusat pertumbuhan kawasan
perkotaan Maospati terpusat di Kota Kawedanan.
Fungsi Kegiatan :
Pertanian,
Perindustrian,
Peternakan,
Pariwisata.
Arahan pengembangan kegiatan perkotaan Kawedanan:
Pengembangan kawasan budidaya tanaman pangan (padi, jagung, ketela pohon),
tanaman perkebunan (tebu, jeruk pamelo), peternakan (sapi, kambing, ayam)
ditunjang dengan peningkatan pasar umum;
Pengembangan kawasan industri Pabrik Gula Rejosari;
Pengembangan kegiatan home industri penyamakan kulit;
III - 11
4. Kawasan perkotaan Plaosan, wilayah PKLp Plaosan, meliputi Kecamatan Plaosan,
Kecamatan Poncol dan Kecamatan Sidorejo. Pusat pertumbuhan kawasan perkotaan
Plaosan diarahkan terpusat di Kota Plaosan.
Fungsi Kegiatan :
Pertanian,
Peternakan,
Perikanan,
Pariwisata.
Arahan pengembangan kegiatan kawasan perkotaan Plaosan :
Pengembangan wisata alam, melalui peningkatan prasarana dan sarana wisata,
diarahkan dibentuk paket jalur wisata;
Pengembangan budidaya tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan
dalam bentuk pengembangan sentra hortikultura yang ditunjang keberadaan pasar
sayur dan buah;
5. Kawasan perkotaan Parang, termasuk dalam wilayah PKLp Parang, meliputi wilayah
Kecamatan Parang dan Kecamatan Lembeyan. Pusat pertumbuhan diarahkan di Kota
Parang. Kawasan perkotaan Parang yang berada di bagian Selatan Kabupaten Magetan
yang berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, dalam pengembangannya lebih
dikembangkan potensi yang ada seperti budidaya tanaman pertanian maupun
perkebunan dan ditunjang dengan keberadaan fasilitas pelayanan sehingga dapat
mengurangi mobilitas penduduk ke arah Kabupaten Ponorogo. Fungsi kawasan
diarahkan sebagai kawasan pertanian.
Arahan pengembangan kegiatan kawasan perkotaan Parang :
Pengembangan budidaya tanaman pertanian (ketela pohon, kacang tanah);
Pengembangan budidaya tanaman semusim (tebu, kelapa, melinjo, jambu mede);
Penetapan pembagian kawasan perkotaan dengan pusat-pusat pelayanannya
diharapkan dimasa mendatang kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan perkotaan
akan menyebar dan merata di masing-masing kawasan perkotaan, terutama untuk
wilayah bagian selatan Kabupaten Magetan PKLp Parang, yaitu kawasan perkotaan
Parang.
3.1.4. Pengembangan Kawasan Perdesaan
III - 12
pemanfaatan lahannya, di mana untuk kawasan permukiman pedesaan di Kabupaten
Magetan prosentasenya lebih tinggi dibanding dengan permukiman pada kawasan
perkotaan. Hal ini disebabkan mayoritas wilayah Kabupaten Magetan termasuk dalam
kawasan pedesaan.
Pengelolaan struktur ruang kawasan perdesaan merupakan upaya untuk
mempercepat efek pertumbuhan di kawasan perdesaan. Pengelolaan sistem pusat
permukiman pedesaan diarahkan pada konsep pengembangan desa-desa agropolis.
Pengembangan desa agropolis secara struktural akan terkait pula dengan pengembangan
interaksi wilayah desa-kota.
Arahan pengembangan kawasan pedesaan adalah :
Meningkatkan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi berbasis pertanian.
Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
Kawasan perdesaaan di Kabupaten Magetan akan dikembangkan dengan sistem
agropolitan. Kegiatan yang akan dikembangkan dalam rencana pengembangan sistem
agropolitan di adalah pengembangan kegiatan hortikultura, mengingat kondisi fisik kawasan
di Kabupaten Magetan yang sangat mendukung untuk mendapatkan lokasi produksi
penghasil komoditas tanaman sayuran, seperti tanaman buncis, kentang, wortel, kubis,
ketimun, terong, kacang panjang, cabe, bawang, dll. Komoditas tanaman buah, seperti
tanaman jeruk besar, jeruk kecil, durian dan mangga.
Pengembangan agropolitan di Kabupaten Magetan berasal dari komoditas tanaman
hortikultura khususnya tanaman sayuran seperti wortel, tomat, kentang, kubis, buncis,
bawang putih, bawang daun, sawi banyak terdapat di sekitar wilayah Kecamatan Plaosan,
Panekan, sebagian wilayah Poncol. Budidaya tanaman sayuran tersebut dikembangkan
pada wilayah dataran tinggi dan di wilayah Kecamatan Plaosan budidaya tanaman tersebut
menyebar pada seluruh desa di dataran tinggi, di wilayah Kecamatan Panekan terdapat
pada wilayah sekitar Desa Sukowidi yang merupakan basis tanaman sayuran.
III - 13
3.1.5. Rencana Pengembangan Transportasi
1. Rencana Jaringan Jalan
Jaringan Jalan Arteri Primer
Sesuai dengan kondisi yang ada di Kabupaten Magetan, rencana jaringan jalan
arteri primer menghubungkan beberapa kota, jalan tersebut melintasi Kecamatan
Maospati dan Kecamatan Karangrejo, yaitu ruas jalan penghubung Magetan – Madiun,
Magetan – Ngawi. Sedangkan untuk jalan sekunder adalah jalan yang menghubungkan
antara wilayah pusat dengan wilayah yang ada dibawahnya.
Jaringan Jalan Kolektor Primer
Jalan kolektor primer di Kabupaten Magetan terdapat di sepanjang lintasan mulai
dari pertigaan/traffic light Maospati dimana terdapat terminal angkutan umum sampai
kearah pusat kabupaten dan bila diteruskan akan sampai pada wilayah atas di Plaosan
hingga adanya keterhubungan dengan wilayah Kabupaten Karanganyar.
Arahan rencana pengembangan jalan kolektor primer :
Pemanfaatan Jalan Lingkar Utara Sidorejo sebagai jalan alternatif, jalan yang
melintasi wilayah Sidorejo-Panekan-Sukomoro.
Prioritas pengembangan jalan dengan membuka jalur jalan yang membentuk huruf
H, yaitu mulai dari jalan arteri primer yang dilanjutkan hingga melintasi wilayah
Bendo, Kawedanan, dan Lembeyan yang kemudian berhubungan dengan wilayah
kabupaten Ponorogo.
Peningkatan status jalan menjadi kolektor pada wilayah timur, yaitu ruas jalan yang
melintasi Plaosan – Poncol – Parang yang kemudian berhubungan dengan wilayah
Kabupaten Ponorogo.
Jaringan Jalan Lokal Primer
Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi. Jalan lokal primer ini pada dasarnya merupakan jalan penghubung utama
antar kecamatan yang ada dan penghubung dengan fungsi utama di Kabupaten
Magetan yang tidak terletak di jalan arteri maupun kolektor.
Arahan pengembangan jalan lokal primer yang termasuk status Jalan Kabupaten
di wilayah Kabupaten Magetan, dan pengelolaannya menjadi wewenang Pemerintah
Kabupaten Magetan adalah :
Meningkatkan jalan dan hubungan antar kecamatan supaya lebih tinggi lagi berupa
jalan tembus alternatif, sehingga meningkatkan kelancaran aktifitas kegiatan.
III - 14
strategis kabupaten dan jalan penghubung antar kabupaten, meliputi jalan yang
menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Ngawi, jalan yang
menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Madiun, Jalan yang
menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Ponorogo, jalan yang
menghubungkan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Wonogiri.
Rencana Jalan Bebas Hambatan
Rencana pembangunan Jalan tol Surabaya - Mojokerto - Kertosono - Ngawi -
Mantingan – Solo sepanjang 244 km melewati wilayah kabupaten Magetan, yaitu
Kecamatan Kartoharjo. Keberadaan rencana pembangunan jalan tol yang melintasi
wilayah Karangrejo, tidak terlalu berpengaruh terhadap sistem transportasi di Kabupaten
Magetan, karena jalan tol tersebut hanya melintasi sebagian wilayah di Kabupaten
Magetan. Arahan pengembangan kawasan di sekitar ruas jalan tol, yaitu perlunya
ketentuan batasan pemanfaatan lahan di sekitar ruas jalan tol khususnya di wilayah
Kecamatan Karangrejo.
2. Rencana Prasarana Transportasi
Rencana Terminal
Saat ini Kabupaten Magetan memiliki terminal sebanyak 9 unit, dengan 1 unit
terminal tipe B di Kecamatan Magetan , dan lainnya dikategorikan sebagai terminal tipe C
tersebar di Kecamatan Maospati, Plaosan, Panekan, Parang, Kawedanan, Barat, Poncol,
dan Lembeyan.
Terminal Maospati dilihat dari Peta Asal Tujuan saat ini letaknya sangat strategis.
Berada pada persimpangan yang menghubungan antara Kabupaten Madiun-Kabupaten
Magetan-Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu terminal Maospati dapat diarahkan menjadi
Terminal Type A. Arahan rencana pengembangan terminal di Kabupaten Magetan antara
lain:
Pengembangan tipe terminal perlu dilakukan karena hingga saat ini belum terdapat
terminal A untuk penumpang di Kabupaten Magetan, diarahkan Terminal Maospati
yang saat ini dikategorikan dalam tipe C ditingkatkan menjadi tipe A, namun
penerapannya dikoordinasikan dengan rencana diatasnya seperti Tatrawil dan
RTRWP.
Kegiatan penataan terminal dilakukan di beberapa wilayah untuk memenuhi aktivitas
pergerakan dengan kendaraan umum.
Rencana Jaringan Rel Kereta Api
III - 15
Magetan yang sebagai alternatif moda angkutan darat kurang berfungsi. Strategi pokok
pengembangan moda kereta api di Kabupaten Magetan yaitu melalui peningkatan peran
dan fungsi kereta api.
Sedangkan arahan rencana yang berkaitan dengan keberadaan moda transportasi
kereta api di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :
Pengembangan stasiun guna menarik masyarakat naik dari Stasiun Barat, sehingga
dapat mengurangi jumlah penumpang kereta api ke wilayah Madiun (Stasiun
Madiun).
Rencana pengembangan jalur perkeretaapian double track.
Penataan bangunan di sempadan rel, relokasi penduduk yang berada di sempadan
rel.
Perlindungan kawasan sempadan kereta api adalah dengan taman, jalan yang
menghubungkan antar kelurahan/desa.
3.1.6. Rencana Kependudukan
Rencana distribusi penduduk di Kabupaten Magetan didasarkan pada proyeksi
jumlah penduduk dan luas wilayah. Berikut tabel mengenai rencana distribusi penduduk
Kabupaten Magetan
III - 16 Proyeksi Kepadatan Penduduk
No Pusat Kegiatan Wilayah Luas
(Km2) 2011 2013 2018 2023 2031
5 PKLp Parang
Kec. Parang 71,64 646 648 653 658 665
Kec. Lembeyan 54,85 755 757 763 769 777
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031
Berdasarkan tabel di atas, hingga tahun 2031 diprediksi distribusi penduduk akan
tetap terpusat di Kecamatan Magetan yang ditunjukan tingginya nilai tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Magetan.
3.1.7. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung
Secara umum, rencana pola ruang kawasan lindung di Kabupaten Magetan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Magetan
No Rencana Pola Ruang Luas (Ha) %
1 Hutan Lindung 4.976,1 7,4%
2 Kawasan Lindung Bawahan 885,8 1,3%
3 Kawasan Lindung Setempat 300,4 0,45%
4 Pelestarian Alam 4.002,9 5,98%
Total Kawasan Lindung 10.165,2
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031
1. Kawasan Hutan Lindung
Luas total rencana kawasan hutan lindung di Kabupaten Magetan 4.976,08 Ha,
terletak dibeberapa lokasi, yaitu berada di Kecamatan Plaosan yang berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di perbukitan lereng timur Gunung Lawu.
2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya
Kawasan resapan air pada Kabupaten Magetan yaitu terdapat pada Kecamatan
Plaosan, Poncol, dan Panekan. Penetapan dan pemantapan kawasan resapan air juga
merupakan salah satu upaya dalam pelestarian DAS yang ada di Kabupaten Magetan.
3. Kawasan Perlindungan Setempat
III - 17
4. Kawasan Sekitar Waduk dan Mata Air
Kawasan perlindungan di sekitar waduk dan mata air berada di Kecamatan Plaosan
dan Poncol. Waduk/telaga yang ada di Kabupaten Magetan ada 2 (dua), yaitu Telaga
Sarangan dan Telaga Wahyu. Sebagian besar telaga ini sudah terlindungi dari kawasan
budidaya, sebab sekeliling waduk banyak yang digunakan sebagai kawasan wisata atau
lahan pertanian.
Sementara itu kawasan sekitar mata air merupakan kawasan di sekeliling mata air
yang mempunyai manfaat penting mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
Keberadaan sumber mata air di wilayah Kabupaten Magetan di mana lokasinya cukup
banyak dan tersebar di beberapa kecamatan.
5. Kawasan Sempadan sungai
Ketentuan dan lokasi kawasan sempadan sungai di Kabupaten Magetan adalah
sebagai berikut:
Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum
100 meter. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Magetan ini antara lain
adalah: Sungai Bengawan yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Magetan.
Perlindungan terhadap anak-anak sungai di luar permukiman ditetapkan minimum 50
meter. Termasuk pada wilayah ini adalah: Sungai Gandong yang merupakan anak
Sungai Bengawan yang melintasi Kecamatan Takeran, Bendo, dll. Sedangkan Kali
Bringin juga merupakan anak Sungai Bengawan yang melintasi wilayah Kecamatan
Parang dan Lembeyan.
Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan
minimum 15 meter. Pada kawasan ini terdapat pada hampir setiap kecamatan,
bahkan pada sekitar aliran sungai ini banyak yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari oleh masyarakat setempat. Mengingat kondisii yang ada saat ini,
dimanapun sungai yang ada banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat, juga
keterbatasan lahan yang tersedia sehingga mengakibatkan wilayah perlindungan
terutama sekitar sungai banyak yang digunakan sebagai kawasan budidaya baik
sebagai lahan pertanian maupun permukiman atau dengan kata lain tidak seluruh
wilayah memenuhi syarat minimum ini. Maka sebaiknya kawasan sekitar sungai ini
dibatasii penggunaannya untuk kegiatan budidiya, dan sebaiknya dialihkan
(sepanjang memungkinkan), pada pengembangan fungsi tanaman lindung
sebagai
antisipasi di merpatnya permukiman pada wilayah konversi tersebut.
III - 18
Luas rencana lahan kawasan pelestarian alam di Kabupaten Magetan 4.002,927 Ha.
Kawasan pelestarian alam yang dimaksud di kawasan Kabupaten Magetan merupakan
kawasan-kawasan yang meliputi kawasan hutan wisata. Kawasan tersebut terletak di
wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan.
Kawasan cagar budaya dan Ilmu pengetahuan
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan di Kabupaten Magetan antara lain:
Candi Reog yang berlokasi di Desa Cempoko, Kecamatan Panekan; Candi Simbatan di
Desa Simbatan, Kecamatan Takeran; dan Situs Kuno Watu Ongko di puncak pegunungan
dekat air terjun Pundak Kiwo pada wilayah Desa Ngancar.
Kawasan Rawan Bencana
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah
longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah
Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat.
Tabel 3.9. Titik-titik lokasi rawan logsor di Kabupaten Magetan
No Lokasi Jenis gerakan tanah
1 Jalan menuju Sarangan Rock fall
2 Jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamataan Plaosan Sliding (translational/rational)
3 Jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow 4 Jalan menuju Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rotational sliding 5 Jalan menuju Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Rotational sliding 6 Desa trosoo Kecamatan Parang Rotational sliding 7 Lereng tegak di Kawasan Gunung Blego Rock fall 8 Tepi jalan Telaga Wahyu Rotational sliding
9 Tepi jalan Cemorosewu Rock fall
10 Tepi jalan Tawangmangu-sarangan Rock fall 11 Tikungan jalan Sarangan Rotational sliding 12 Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rock fall
13 RPH Campurejo, Desa Jabung Rotational sliding, rock fall Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031
Rawan Letusan Gunung Berapi
Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
terletak di kaki Gunung Lawu. Berdasarkan hasil pengamatan, aliran sungai yang mengalir
ke arah timur laut merupakan sungai yang banyak membawa aliran lahar dari Gunung Lawu.
Tabel 3.10. Titik-titik lokasi bencana aliran lahar lewat media sungai di Kabupaten Magetan
No Lokasi
1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan 2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang 3. Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan 4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro 5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro 6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan 7. Kali Trinil Kecamatan Karas
III - 19
No Lokasi
9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031
Banjir
Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering mengalami bencana banjir adalah
Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan Takeran, dan Kecamatan Bendo.
Tabel 3.11. Titik-titik lokasi bencana aliran sedimen di Kabupaten Magetan
No Lokasi
1 Kali Kanal, desa Poncol, Kecamatan Kartoharjo 2 Kali Watu,Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo 3 Kali Madiun, Desa Kerang, Kecamatan Takeran 4 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Karangmojo
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan 2011 – 2031
7. Kawasan Lindung Geologi
Kawasan Cagar Alam Geologi
Di wilayah Kabupaten Magetan tidak terdapat kawasan lindung geologi berupa
kawasan cagar alam geologi, namun cagar alam yang ada berupa wanawisata disekitar
Telaga Sarangan dimana banyak sekali obyek yang perlu untuk dilestarikan seperti Bumi
Perkemahan Mojosemi, Taman Bunga Sarangsari, Air Terjun Tirtosari, Pundak Kiwo.
Kawasan rawan bencana alam geologi
Kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan bencana alam geologi di wilayah
Kabupaten Magetan berupa lokasi-lokasi rawan gerakan tanah (longsor) yaitu di lokasi jalan
menuju Sarangan, jalan menuju air terjun Tirtosari, Desa Ngluweng Kecamatan Plaosan,
jalan menuju Desa Genilangit Kecamatan Poncol, jalan menuju Desa Wonomulyo
Kecamatan Poncol, Desa Trosoo Kecamatan Parang, Lereng tegak di kawasan Gunung
Blego, tepi jalan Cemorosewu, tepi jalan Telaga Wahyu, dan tepi jalan
Tawangmangun-Sarangan.
Kawasan rawan bencana alam geologi yang berupa kawasan rawan letusan gunung
berapi di wilayah Kabupaten Magetan berada pada lokasi rawan bencana aliran lahar lewat
media sungai, yaitu berada di lokasi Kali Gonggang Kecamatan Lambeyan, Kecamatan
Parang di sekitar Gunung Bancak, perpotongan Sungai Trinil Desa Taji Kecamatan
Sukomoro, di sekitar Jembatan Ginuk Sungai Trinil Kecamatan Sukomoro, disekitar
jembatan Sedran Desa Sedran Kecamatan Panekan dan disekitar jembatan Melangsari Kali
Catur Kecamatan Panekan.
III - 20
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, di wilayah Kabupaten
Magetan berupa kawasan sempadan mata air. Keberadaan sumber mata air di wilayah
Kabupaten Magetan di mana lokasinya cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan.
8. Kawasan Lindung Lainnya
III - 22
3.1.8. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi di Kabupaten Magetan tersebar di beberapa kecamatan.
Hutan produksi di Kabupaten Magetan juga merupakan bagian dari upaya pelestarian DAS.
Kawasan peruntukan hutan produksi berada pada Kecamatan Parang, Plaosan dan Poncol.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
Sawah
Lahan yang termasuk dalam kategori subur di perbukitan terdapat di Kecamatan
Plaosan, sedangkan lahan subur yang berada di dataran rendah terdapat di Kecamatan
Karangrejo, Barat, Karas, Kartoharjo dan Takeran. Lahan yang termasuk dalam kategori
kesuburan sedang yang berada di perbukitan terdapat di Kecamatan Panekan dan
Kecamatan Poncol bagian barat. Sementara itu, lahan dengan tingkat kesuburan sedang
yang berada di dataran rendah terdapat di Kecamatan Magetan, Maospati, sebagian
Kecamatan Bendo, sebagian Kecamatan Sukomoro, dan sebagian Kecamatan Kawedanan.
Tegalan
Pengendalian kawasan tegalan dilakukan agar tidak memakan lahan yang berfungsi
sebagai kawasan penyangga karena akan dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dan
akan banyak menimbulkan bencana alam terutama longsor.
Peternakan
Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan mencakup dalam
budidaya ternak sapi, domba/kambing dan ayam. Peternakan sapi kereman merupakan
ternak unggulan di wilayah Kabupaten Magetan, dibudiayakan pada kawasan Poncol,
Takeran, Plaosan, Magetan. Kegiatan budidaya pada kawasan ini sangat terkait dengan
pengembangan budidaya penyamakan kulit yang ada di ibukota kabupaten, maka sistem
keterkaitan yang digunakan dalam pengembangan ini bersumber dari budidaya ternak sapi
kereman tersebut harus terus ditingkatkan sesuai dengan potensinya yang mendukung
program sebagai sektor unggulan.
Kawasan Perkebunan
Terdapat berbagai budidaya tanaman perkebunan yang tersebar di beberapa
wilayah, antara lain:
Budidaya tanaman tahunan tebu (Karangrejo, Karas, Sukumoro, Kawedanan,
Bendo, Takeran, Lembeyan)
Budidaya tanaman jeruk pamelo (Bendo, Takeran, Sukomoro,Kawedanan)
III - 23
Budidaya tanaman tembakau (Plaosan, Poncol, Panekan)
Budidaya tanaman kelapa (Parang, Lembeyan, Kawedanan)
Budidaya tanaman jambu mete (Parang, Lembeyan, Kawedanan, Sukomoro)
Budidaya tanaman melinjo (Sukomoro, Kawedanan, Lembeyan)
Budidaya tanaman sayur dan buah durian tawin (Plaosan, Sidorejo, Poncol, dan
Panekan)
Perikanan
Kawasan yang akan dikembangkan sebagai tempat budidaya perikanan darat antara
lain: Kecamatan Plaosan, Panekan, Poncol, Sidorejo, Parang, Lembeyan, Kawedanan,
Bendo, Takeran, Ngutoronadi, Sukomoro, Karas, Karangrejo, Kartoharjo, Barat, dan
Maospati yang mungkin dapat dikembangkan sebagai daerah perikanan karena banyak
memiliki sumber air yang dapat ditampung dan dikembangkan sebagai budidaya ikan darat
dengan jenis ikan nila, tombro, gurami, patin lele atau udang.
2. Pertambangan
Potensi bahan galian/tambang yang ada di Kabupaten Magetan yang sedang
dikembangkan adalah bahan galian yang berasal dari permukaan tanah bagian luar seperti
pasir, batu, dan tanah liat, di mana potensi tersebut banyak terdapat di Kecamatan
Karangrejo, Sukomoro dan Bendo. Pengembangan bahan galian/ tambang pasir berada di
kawasan Bendo.
Sedangkan yang banyak digali dalam pengembangan hasil tambang batu adalah di
sekitar
Plaosan
yang
dimanfaatkan
sebagai
bahan
bangunan,
tapi
pemanfaatan/pengelolaan hasil tambang tersebut masih dilakukan secara sederhana oleh
masyarakat.
Selain itu, terdapat tambang tras yang sudah dimulai sejak tahun 1997 namun masih
dalam skala kecil. Adapun potensi bahan galian belerang yang berada di kawasan Gunung
Lawu masih memerlukan penelitian tentang kadar dan produktivitasnya.
3. Kawasan Peruntukan Industri
III - 24
Kecamatan Sukomoro; industri pengolah pangan dengan dukungan sentra produksi, industri
kerajinan gerabah dengan dukungan bahan baku tanah liat, dan lain-lain.
Di kabupaten Magetan juga terdapat potensi industri kecil/ rumah tangga, antara lain:
kegiatan penyamakan kulit menjadi kerajinan seperti sepatu, tas, sabuk (Magetan dan
Kawedanan), kerajinan anyaman bambu (Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan), kerajian
Gamelan (Kecamatan Karangrejo), industri genting (Sukomoro, Maospati, Barat) dan home
industri makanan ringan seperti jenang, Kerupuk, mlinjo, tempe, serta keberadaan industri
makanan ringan chiki dan jelly di Kecamatan Kawedanan.
4. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peeruntukan pariwisata di Kabupaten Magetan terdiri dari: obyek wisata
alam, obyek wisata minat khusus, obyek wisata sejarah dan budaya, serta obyek wisata
industri dan kerajian.
Obyek Wisata Alam
Obyek wisata alam, antara lain: obyek wisata telaga sarangan (Kelurahan Sarangan,
Kecamatan Plaosan), obyek wisata telaga wahyu (Kelurahan Plaosan, Kecamatan Plaosan),
obyek wisata air terjun tirtosari (Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan), obyek wisata air terjun
pundak kiwo (Desa Poncol - Desa Janggan Kecamatan Poncol), waduk gonggang (Desa
Ngancar, Kecamatan Plaosan), dan obyek wisata puncak lawu.
Obyek Wisata Minat Khusus
Obyek wisata minat khusus, antara lain: obyek wisata bumi perkemahan mojosemi
dan sarangsari (Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan), wisata buatan taman ria
manunggal (pusat ibukota kabupaten), taman ria kosala tirta (Kecamatan Maospati), dan
sumber clelek (Desa Driyorejo, Kecamatan Nguntoronadi).
Obyek Wisata Sejarah dan Budaya
Obyek wisata sejarah dan budaya, antara lain: Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan
K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III (Desa Giripurno, Kecamatan Kawedanan), monumen
soco (Desa Soco, Kecamatan Bendo), candi simbatan – arca dewi sri (Desa Simbatan,
Kecamatan Takeran), candi reog (Desa Cepoko, Kecamatan Panekan), dan prasasti watu
ongko (Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan).
Obyek Wisata Industri dan Kerajinan
III - 25
Selain obyek-obyek tersebut, terdapat beberapa obyek yang potensial untuk
dikembangkan, antara lain Kolam Renang Banyubiru di Kecamatan Sukomoro, Kebun Kopi
Wanamulya di Kecamatan Poncol, Kebun Stroberi di desa Cemorosewu (dengan luas lahan
8 Ha), serta Kebun Mangga Aromanis di Kecamatan Parang seluas 7 Ha.
5. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman pedesaan di Kabupaten Magetan prosentasenya lebih tinggi
dibanding dengan permukiman pada kawasan perkotaan. Hal ini disebabkan mayoritas
wilayah Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kawasan pedesaan. Pada kawasan ini,
kegiatan diarahkan sebagai kawasan permukiman dengan fasilitas penunjangnya dan
terdapat kawasan pertanian untuk kegiatan usaha.
Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang digunakan untuk kegiatan
permukiman dengan kegiatan uatama non pertanian dan pada umumnya ditunjang oleh
sarana dan prasarana transportasi yang memadai, fasilitas peribadatan, pendidikan,
perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan.
Di Kabupaten Magetan kawasan yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman
perkotaan adalah Hirarki I (K1) adalah di Kecamatan Magetan yang juga merupakan pusat
PKL Magetan dan ibukota kabupaten, Kecamatan Ngariboyo, dan Kecamatan Panekan.
Selanjutnya yang termasuk kota hirarki II (K2) yakni wilayah perkotaan di Kecamatan
Maospati, Kawedanan, Palosan, dan Parang. Kota hirarki III (K3) mencakup wilayah
perkotaan di Kecamatan Ngariboyo, Barat, Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro,
Bendo, Takeran, Nguntoronadi, Sidorejo, Poncol, dan Lembeyan. Kota hirarki IV (K4)
Kecamatan Panekan, Takeran, Kawedanan, Parang, Sukomoro, Lembeyan, Karas, Barat,
dan Kartoharjo.
6. Kawasan Khusus
Kawasan khusus di wilayah Kabupaten Magetan terdapat di sebagian wilayah
Kecamatan Maospati dan sebagian wilayah Kecamatan Bendo yang merupakan pangkalan
Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud Iswahyudi),
7. Kawasan Pengendalian ketat
( High Control Zone )
Kawasan pengendalian ketat adalah suatu kawasan yang mempunyai
perkembangan cepat, wilayah yang mempunyai kerawanan pada penggunaan tanah atau
wilayah yang terletak pada kawasan yang strategis, meliputi:
Kawasan pusat kota,
III - 26
Kawasan sekitar koridor jalan utama terutama pada jalan arteri sekunder
Kawasan sekitar koridor jalan yang direncanakan sebagai kolektor, khususnya di
sekitar jalan lingkar selatan
Kawasan rawan bencana terutama kawasan permukiman yang berada di daerah
bantaran sungai dan daerah rawan longsor.
Kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya.
8. Kawasan Agropolitan
Pengembangan kawasan agropolitan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan daerah dengan menitikberatkan pada berbagai kegiatan agrobisnis yang
menjadi sector sentral dan andalan yang diharapkan dapat menjadi pendorong dan sumber
penggerak perekonomian daerah. Kebijakan yang dapat diambil dalam perencanaan
kawasan agropolitan diantaranya :
Pengembangan agropolitan dilakukan dan diorientasikan kepada kekuatan pasar
yang ada dan juga melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat agar mengerti
strategi dalam pengembangan agropolitan.
Memberikan kemudahan dalam akses penyediaan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung pengembangan agropolitan.
Mengupayakan pengembangan dalam system agropolitan mencakup agrobisnis dan
juga agroindustri yang nantinya menciptakan sinergi antara tenaga kerja dan juga
komoditi yang akan dikembangkan sehingga akan mampu menciptakan masyarakat
mandiri.
9. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Aktivitas perdagangan dan jasa merupakan sektor yang terlihat mulai mengisi
wilayah Kabupaten Magetan, seperti di Kecamatan Magetan, Maospati dan Kawedanan.
Kondisi ini menunjukan adanya potensi yang cukup besar dalam aktivitas perdagangan dan
jasa.
Dengan adanya perkembangan di areal perdagangan dan jasa diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi pemasukan daerah dan pengembangan daerah yang lebih
baik. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian dan pegelolaan yang baik, mengingat
kondisi Kabupaten Magetan yang tengah berkembang.
10. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )
Arahan dalam kebijakan penataan ruang terbuka hijau di Kabupaten Magetan, antara
lain:
III - 27
agar ada pemerataan lokasi RTH yang nantinya berfungsi juga sebagai daerah
resapan.
Mengutamakan tanah yang menjadi asset pemerintah yang potensial untuk
dikembangkan menjadi RTH public yang nantinya juga dapat menjadi sarana ruang
public bagi masyrakat sperti alun-alun.
Menjaga jalur-jalur hijau yang ada baik di pinggiran maupun di daerah pusat
sehingga tetap memiliki kota yang baik.
Menumbuhkan kesadaran masyrakat akan pentingnya ruang terbuka hijau. Dengan
demikian akan timbul kesadaran sehingga masyrakat juga pengelolaan ruang
terbuka hijau, baik RTH Publik maupun RTH Privat.
11. Kawasan Peruntukan bagi Sektor Informal
Kawasan peruntukan khusus pengembangan sektor informal meliputi penyediaan
PKL bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat marginal/ menengah kebawah di
perkotaan.
12. Kawasan Andalan
Kawasan andalan di wilayah Kabupaten Magetan meliputi kawasan pengembangan
ekonomi terpadu yaitu kawasan agrobisnis, dimana pengembangan kawasan andalan
diharapkan dapat menjadi pendorong dan sumber penggerak perekonomian daerah di
wilayah Kabupaten Magetan.
Pengembangan kawasan andalan agropolitan di Kabupaten Magetan berasal dari
komoditas tanaman hortikultura khususnya tanaman sayuran seperti wortel, tomat, kentang,
kubis, buncis, bawang putih, bawang daun, sawi banyak terdapat di sekitar wilayah
Kecamatan Plaosan, Panekan, sebagian wilayah Poncol. Komoditas sayuran lain, seperti
terong, kacang panjang, ketimun, cabe dikembangkan di beberapa kecamatan lainnya
seperti Kecamatan Parang, Lembeyan, Takeran, Ngariboyo, Karas, Kawedanan, Magetan
dll.
III - 29
3.2. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
3.2.1. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan Strategis ekonomi adalah kawasan yang memberikan pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan adalah kawasan Agropolitan, Sentra Industri
dan kawasan strategis penopang ketahanan pangan.
A. Pengembangan Kawasan Agropolitan
Tujuan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Magetan adalah untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan
pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan,
keberlanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di
pemerintah daerah dan masyarakat) di kawasan agropolitan.
Adapun arah pengembangan agropolitan Kabupaten Magetan adalah sebagai
berikut :
Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan kualitas
pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi atau peluang
ekonomi yang ada di perdesaan.
meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalitas, yang saling mendukung dan
menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan
agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan
ekonomis.
menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam tepat
yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.
Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan
agribisnis.
Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengolahan hasil,
pemasaran dan penyedia jasa).
Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan
pengembangan terpadu.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalitas.
Peningkatan perdagangan/pemasaran termasuk pengembangan terminal / subterminal
III - 30
Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang
bersifat strategis.
Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.
Pengembangan percobaan/pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.
Berikut kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan di Kabupaten
Magetan :
Kawasan Plaosan, Panekan dan sebagian wilayah Poncol sebagai kawasan agropolitan
hortikultura, Kawasan BETASUKA (Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro,
Kawedanan) sebagai kawasan agropolitan perkebunan.
Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan pertanian, meliputi:
Budidaya tanaman padi yang terdapat di Kecamatan Takeran, Ngariboyo, Bendo,
Karas, dan Kartoharjo;
Budidaya tanaman jagung yang terdapat di Kecamatan Lembeyan, Plaosan dan
Sukomoro;
Budidaya tanaman ubi kayu yang terdapat di Kecamatan Poncol, Parang, dan
Plaosan;
Budidaya tanaman kacang tanah yang terdapat di Kecamatan Lembeyan dan
Takeran;
Budidaya tanaman kacang hijau yang terdapat di Kecamatan Maospati.
Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan mencakup dalam
budidaya ternak besar (sapi,sapi perah, kerbau, dan kuda), ternak kecil (kambing,
domba, dan babi), serta unggas (ayam kampung, itik, mentok, ayam petelur, dan ayam
potong) dan kelinci, potensi peternakan tersebut harus terus dikembangkan. Adapun
wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan peternakan, meliputi:
Budidaya ternak besar terdapat di Kecamatan Poncol, Lembeyan, Bendo dan Barat;
Budidaya ternak kecil di Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Magetan,
Ngariboyo, Bendo, Karas, Barat;
Budidaya ternak unggas terdapat di Kecamatan Takeran dan Kecamatan
Nguntoronadi;
Budidaya ternak kelinci terdapat di Kecamatan Parang, Lembeyan, Nguntoronadi,
Kawedanan, Sukomoro, Karangrejo, Barat, dan Kartoharjo.
3.2.2. Pengembangan Kawasan Strategis Sentra Industri
III - 31
Kerajinan Kulit
Industri kerajinan kulit ini dipusatkan di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan
Magetan, ± 1 km arah Barat Kota Magetan.
Kerajinan Bambu
Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan ± 1,5 arah
Barat Daya Kota Magetan.
Kerajinan Gamelan
Sentralisasi kegiatannya ada di Desa Kauman, Karangrejo, ± 14 Km arah Timur Kota
Magetan.
Industri Makanan Khas Magetan
Berada di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan.
Industri Ayam Panggang Gandu
Berlokasi di dekat Papringan
Industri Batik Sidomukti
Berpusat di Desa Sidomukti.
3.2.3. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yaitu Makam G.B.R.Ay.
Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III, Monumen Soco, Candi Simbatan – Arca
Dewi Sri, Candi Reog, Prasasti Watu Ongko. Rencana pengembangan pada kawasan ini
adalah dengan melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta
ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan
geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian.
Kawasan di sekitar candi perlu dijaga agar tidak berkembang menjadi kawasan
budidaya yang menyebabkan keberadaan candi menjadi tenggelam atau bahkan hilang
tergusur oleh kegiatan budidaya permukiman. Untuk itu, lingkungan di sekitar candi perlu
ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, dengan batas luasan
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan analisis Lembaga yang terkait dengan
kepurbakalaan. Kawasan cagar budaya memiliki nilai sejarah peradaban manusia di lokasi
tersebut dari zaman ke zaman. Informasi yang terkandung di dalamnya perlu dipelihara
keberadaannya agar dapat dipelajari oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3.2.4. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
III - 32
Rencana pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan
terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitarnya, mengingat kawasan
tersebut memiliki fungsi penyelamat lingkungan hidup dengan berbagai fungsinya sebagai
kawasan lindung.
A. Kawasan yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kawasan Hutan Lindung
Kriteria kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai kelerengan
40% atau lebih serta kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut
1.000-2.000 meter atau lebih. Lokasi dari kawasan tersebut terdapat di Kecamatan Plaosan
yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karanganyar yang berada di perbukitan lereng
timur Gunung Lawu. Hutan lindung tersebut perlu dijaga kelestariannya. Perlu ditetapkan
adanya larangan kegiatan budidaya apapun di kawasan tersebut, kecuali budidaya
pariwisata alam yang sangat peduli dengan kelestarian alam sebagai obyek yang
ditawarkannya.
Kawasan Resapan Air
Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang
mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara
besar – besaran. Maka jenis kawasan ini yang terdapat di Kabupaten Magetan berlokasi di
Kecamatan Plaosan, Poncol, Panekan dan Parang.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Sempadan Sungai
Kriteria kawasan sempadan sungai adalah kawasan yang berada
sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter dari kiri kanan anak sungai
yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa
sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15
meter. Untuk kawasan jenis ini di Kabupaten Magetan terdapat pada:
Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum
100 meter. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Magetan ini antara lain
adalah: Sungai Bengawan yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Magetan dan
Kabupaten Madiun.
III - 33
Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan
minimum 15 meter. Pada kawasan ini terdapat pada hampir setiap kecamatan.
Kawasan Sekitar Danau/waduk
Kriteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian
danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk
antara 50-100 meter dari titik pasang ke arah daratan. Perlindungan tersebut diukur dari tepi
telaga/waduk saat pasang tertinggi yang proporsional dengan kondisinya dengan jarak 50 –
100 meter. Waduk/telaga yang ada di Kabupaten Magetan ada 2, yaitu Telaga Sarangan
dan Telaga Wahyu.
Kawasan Sekitar Mata Air
Perlindungan pada sekitar mata air ini adalah minimum berjari- jari 200 meter dari
sumber mata air tersebut. Di Kabupaten Magetan sangat banyak terdapat mata air/sumber
air ± 265 titik sumber air, Lingkungan yang harus dijaga ketat kualitas lingkungannya untuk
mempertahankan eksistensi mata air adalah areal pada radius 100 meter dari batas tepi
mata air/telaga.
C. Kawasan Suaka Alam
Kawasan Cagar Alam
Di Kabupaten Magetan,kawasan cagar alam terdiri dari wanawisata di sekitar Telaga
Sarangan dimana banyak sekali obyek yang perlu untuk dilestarikan seperti Bumi
Perkemahan Mojosemi, Taman Bunga Sarangsari, Air Terjun Tirtosari, Pundak Kiwo, serta
Jarakan.
Kawasan Suaka Margasatwa
Di Kabupaten Magetan satwa yang dilindungi adalah binatang sejenis kera/budeg,
lutung, kijang, aneka burung, dll yang terdapat di kawasan lindung mutlak disekitar obyek air
terjun Pundak Kiwo.
D. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian alam berupa kawasan hutan wisata. Untuk kawasan ini di
Kabupaten Magetan terletak di wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan dimana pada
kawasan tersebut dapat dikembangkan wisata petualangan dan pendidikan mulai dari Desa
Ngancar hingga menelusuri jalan setapak yang perlu adanya perbaikan yang memadai
hingga sampai ke obyek Air Terjun Pundak Kiwo.
E. Kawasan Rawan Bencana Alam
III - 34 Tabel 3.12. Kawasan Rawan Bencana Aliran Lahar lewat Media Sungai di
Kabupaten Magetan
No Lokasi
1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan 2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang 3. Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan 4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro 5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro 6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan 7. Kali Trinil Kecamatan Karas
8. Kali Ginik, Desa Ginuk, Kecamatan Karas
9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah
longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah
Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat sehingga wajar
apabila bencana tanah longsor lebih intens terjadi di Kabupaten Magetan.
Tabel 3.13. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magetan
No Lokasi Jenis Gerakan Tanah
1 Jalan menuju Sarangan Rock fall
2 Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan (translational/rational) Sliding
3 Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow
4 Jalan menuju Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rotational sliding 5 Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rock fall
6 Jalan menuju Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Rotational sliding 7 Desa Trosono, Kecamatan Parang Rotational sliding 8 Lereng tegak di kawasan Gunung Blego Rock fall
9 Tepi jalan Telaga Wahyu Rotational sliding
10 Tepi jalan Telaga Cemorosewu Rock fall 11 Tepi jalan Tawangmangu-Sarangan Rock fall
12 Tikungan jalan Sarangan Rotational sliding
13 RPH Campurejo, Desa Jabung Rotational sliding, Rock fall
Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering mengalami bencana banjir adalah
Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan Takeran, dan Kecamatan Bendo.
Pada tabel berikut ini dapat dilihat sungai-sungai di Kabupaten Magetan yang menyebabkan
terjadinya banjir di sebagian wilayah di kabupaten tersebut.
Tabel 3.14. Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Magetan
No Lokasi
1 Kali Kanal, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo
III - 35
No Lokasi
Takeran
4 Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Barat