• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KABUPATEN KLUNGKUNG IV.1 Geografi dan Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 66f4308c44 BAB IVBAB IV 2015 2019 (gambaran umum wilayah) (Repaired)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROFIL KABUPATEN KLUNGKUNG IV.1 Geografi dan Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 66f4308c44 BAB IVBAB IV 2015 2019 (gambaran umum wilayah) (Repaired)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1 BAB IV

PROFIL KABUPATEN KLUNGKUNG

IV.1 Geografi dan Administrasi Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Klungkung

adalah 315 km² atau 5,60% dari luas wilayah

Provinsi Bali secara keseluruhan, terdiri atas 4

Kecamatan, yaitu Kecamatan Nusa Penida

memiliki luas terbesar mencapai 202,84

km2atau 64,40% dari luas Kabupaten, diikuti

oleh Kecamatan Banjarangkan 45,73 km2

(14,52%), Kecamatan Dawan 37,38 km²(11,87%) dan yang terakhir adalah Kecamatan

Klungkung, yang mana merupakan wilayah terkecil diantara tiga kecamatan lainnya dengan luas

wilayah 29,05km² atau 9,22% dari wilayah kabupaten. Letak geografis Kabupaten Klungkung

adalah 115.21’28”- 115.37’43’ Bujur Timur dan 008.27º37º- 008.49º00º Lintang Selatan.

Wilayah Kabupaten Klungkung

sepertiga bagian (112,16 km²)

terletak di daratan pulau Bali dan

dua pertiga bagian (202,84 km²)

lagi merupakan kepulauan yaitu

Nusa Penida, Nusa Lembongan

dan Nusa Ceningan. Pulau Nusa

Penida bisa ditempuh dari empat tempat yaitu lewat Benoa dengan menumpang

Quiksilver/Balihai ditempuh ±1 jam perjalanan, lewat Sanur dengan menumpang perahu boat

(2)

IV-2 tempuh ±1,5 jam perjalanan, sedangkan kalau lewat Padangbai dengan menumpang perahu

boat dengan waktu tempuh ± 1 jam perjalanan atau dengan menggunakan Kapal Ferry RoRo

dengan jarak waktu ± 1,5 jam perjalanan.

Secara administrasi Kabupaten Klungkung memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut :

- Sebelah utara adalah Kabupaten Bangli

- Sebelah timur adalah Kabupaten Karangasem

- Sebelah selatan adalah Samudera Hindia

- Sebelah Barat adalah Kabupaten Gianyar

Jarak Pusat Kota Semarapura ke beberapa ibu kota Kabupaten/Kota se-Bali yang

terdekat berjarak sekitar 12 Km dan terjauh 93,1 Km. Sedangkan jarak ke beberapa Ibu Kota

Kecamatan se-Kabupaten Klungkung yang terdekat adalah dengan Kecamatan Klungkung

(asumsi Puspem sebagai jantung kota) berjarak 0 Km, dan terjauh adalah Kota Kecamatan Nusa

Penida dengan jarak 25 Km, adapun rinciannya seperti dibawah ini :

Tabel IV.1

Administrasi Wilayah Kabupaten Klungkung

Tabel 4.1. Jarak dari kota Semarapura ke Ibukota Kecamatan Tahun 2014

No Ke Ibu Kecamatan Jarak (Km) Waktu Tempuh (Menit)

1 Nusa Penida (Sampalan) 25 60

2 Banjarangkan (Banjarangkan) 5,50 10

3 Klungkung (Semarapura) 0 0

4 Dawan (Dawan) 6,50 12

(3)

IV-3 Gambar IV.1

(4)

IV-4 IV.2 Demografi

Kondisi Demografi atau kependudukan suatu daerah merupakan indikator

pembangunan sumber daya manusia menyangkut kondisi kesehatan, pendidikan termasuk

ekonomi yang secara komposit terukur dalam suatu nilai indeks yaitu indeks pembangunan

manusia (IPM).

Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Kependudukan dan Catatan Sipil seperti

yang telah tertuang dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 disyaratkan bahwa; setiap penduduk wajib

mendaftarkan dan mencatatkan peristiwa kependudukannya dari sejak kelahiran sampai

kematiannya

Penduduk merupakan salah satu unsur penyusun suatu pemerintahan. Tercapainya

kesejahteraan penduduk merupakan tujuan utama dari pembangunan di Kabupaten

Klungkung. Sejauh ini belum terjadi pertumbuhan penduduk yang terlalu besar di Kabupaten

Klungkung seperti kota-kota metropolitan. Namun yang menjadi perhatian adalah

penyebarannya, wilayah Nusa Penida yang merupakan kecamatan terluas, hanya dihuni oleh

26,07% penduduk Klungkung, sisanya 73,93% berada di daratan Klungkung (Banjarangkan,

Dawan dan Klungkung). Hal ini disebabkan oleh akses ke Nusa Penida masih terbatas karena

dipisahkan lautan, banyak penduduk Nusa Penida transmigrasi ke luar Bali, ketersediaan

lapangan kerja yang minim serta kondisi lahan kering dan tandus sehingga menyulitkan untuk

bercocok tanam.

Berdasarkan hasil registrasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten

Klungkung pada Tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Klungkung Tahun 2013 adalah

(5)

IV-5 penduduk perempuan. Terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1.000 jiwa jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2012 yang berjumlah 172.900 jiwa.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

jumlah penduduk disuatu wilayah atau daerah yaitu : mutasi penduduk, Kelahiran, migrasi

keluar dan masuk, transmigrasi, tingginya angka kematian dan validitas data yang terjadi

karena kesalahan perhitungan oleh petugas terkait.

Tabel. 4.1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2013

Sumber : Klungkung Dalam Angka Tahun 2014

Gambar 4.1. Diagram Jumlah Penduduk berdasarkan jenis Kelamin Per Kecamatan

Sumber :Klungkung Dalam Angka Tahun 2014

No. Kecamatan Penduduk

(6)

IV-6 Meningkatnya jumlah penduduk diiringi oleh meningkatnya jumlah rumah tangga

namun peningkatannya tidak begitu signifikan yaitu di Tahun 2012 jumlah rumah tangga

mencapai 43.225 RT meningkat menjadi 43.475 RT di Tahun 2013 namun ratio beban

tanggungan tetap yaitu 53%.

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki

dan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu.

Berikut ini akan disajikan data rasio jenis kelamin per kecamatan dalam tiga tahun terakhir :

Tabel. 4.2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011-2013

No. Kecamatan Rasio Jenis Kelamin (%)

(7)

IV-7 4.1.1. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (density) adalah jumlah rata-rata penduduk yang

mendiami suatu wilayah administratif atau politis tertentu, biasanya dinyatakan dalam

jiwa/Km2.

Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, menyebabkan terjadinya

peningkatan kepadatan penduduk di Kabupaten Klungkung namun dalam tiga tahun

terakhir jumlah penduduk di Kabupaten Klungkung cenderung menurun sehingga

tingkat kepadatan penduduk pun cenderung menurun.

Dalam periode tahun 2011-2013, kepadatan penduduk di Kabupaten

Klungkung meningkat 2 penduduk per Km²dari 549 jiwa/km² pada tahun 2012 menjadi

552jiwa/km² pada tahun 2013. Apabila ditinjau dari statistik kepadatan penuduk per

kecamatan, secara relatif wilayah yang terpadat adalah di Kecamatan Klungkung

kemudian Kecamatan Dawan dan Banjarangkan serta yang paling rendah kepadatan

penduduknya adalah di Kecamatan Nusa Penida. Perkembangan kepadatan

penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Klungkung periode 2011-2013

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan dari tahun 2011-2013

Sumber :Klungkung Dalam Angka Tahun 2014

No Kecamatan Penduduk/Km²

(8)

IV-8 4.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu

kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.Laju pertumbuhan penduduk

untuk Kecamatan Klungkung Tahun 2000 yaitu 48.017 jiwa di tahun 2010 mengalami

kenaikan sebesar 12,92% atau 55.141 jiwa dan begitu juga dengan kecamatan Nusa

Penida mengalami kenaikan laju pertumbuhan penduduk di Tahun 2000 sebesar

44.886 jiwa mengalami kenaikan di tahun 2010 sebesar 0,50% atau 45.110 jiwa.

Tabel. 4.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2000-2010

Sumber : Klungkung Dalam Angka Tahun 2014

Gambar. 4.3. Diagram Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan

No Kecamatan Penduduk Rata-rata (%) 2000 2010

1. Nusa Penida 44.886 45.110 0,05

2. Banjarangkan 32.307 37.115 1,41

3. Klungkung 48.017 55.141 1,40

4. Dawan 29.954 33.177 1,00

Kabupaten Klungkung 155.164 170.543 0,95

(9)

-IV-9 4.1.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kebijakan pembangunan di segala bidang senantiasa ditujukan bagi

kepentingan masyarakat umum/penduduk. Oleh karena itu data kependudukan

berdasarkan kelompok umur merupakan salah satu data dasar yang memegang

peranan sangat penting dalam menentukan kelompok sasaran dan penerima manfaat

kebijakan pembangunan. Salah satu penggunaan data penduduk berdasarkan

kelompok umur adalah untuk menghitung jumlah angkatan kerja, rasio ketergantungan

(dependency ratio) produktivitas penduduk, tingkat fertilitas melalui pendekatan rasio

ibu dan anak (Child Woman Ratio), dll.

Pada Tahun 2013 jumlah angkatan kerja kelompok umur 15 – 64 Tahun di

Kabupaten Klungkung berjumlah 113.700 jiwa atau 65,38% dari total jumlah

penduduk, sedangkan untuk jumlah penduduk non angkatan kerja kelompok umur 0 –

14 Tahun dan 65 – 75 Tahun adalah sejumlah 60.200 jiwa atau 34,62% dari total

jumlah penduduk Kabupaten Klungkung. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok umur

angkatan kerja mendominasi jumlah penduduk di Kabupaten Klungkung secara

keseluruhan. Hal ini mencerminkan adanya populasi siap kerja dan diharapkan

peluang kerja terbuka lebar sehingga tidak terjadi peningkatan pengangguran yang

(10)

IV-10

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

0 – 4 7.000 6.500 13.500

Kabupaten Klungkung 86.000 87.900 173.900

Tabel. 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2013

Sumber :Klungkung Dalam Angka Tahun 2014

IV.3 Topografi

Kemiringan tanah merupakan penentu utama kemampuan tanah untuk layak

diusahakan terutama usaha pertanian yang memerlukan pengolahan tanah secara

intensif.Faktor lereng perlu mendapat perhatian, karena dapat membawa akibat kerusakan

tanah.Kerusakan yang paling parah adalah kerusakan akibat erosi, yaitu hanyutnya lapisan atas

tanah.Semakin tinggi persentase kemiringan tanah umumnya semakin besar erosi yang

terjadi.Pembuatan terasiring dan pemilihan tanaman yang tepat merupakan metode yang dapat

(11)

IV-11 terjadinya kerusakan lahan, pengelolaan tanah pada lahan berlereng perlu mengikuti kaidah

konservasi tanah dan air.

Panjang pantai di Kabupaten Klungkung 97,60 km, tediri atas di daratan Klungkung

sepanjang 14,10 km dan di Kepulauan Nusa Penida 83,50 km. Permukaan tanah pada

umumnya tidak rata, bergelombang bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering

dan tandus dan sebagian kecil saja merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan/lereng di

Kabupaten Klungkung dirinci menurut klasifikasi dan luasnya terbagi menjadi daerah datar

(kemiringan 0-2º) seluas 42,21 km² atau 13,08% dari luas kabupaten, landai (kemiringan 2-15º)

seluas 113,05 km² atau 35,89% luas kabupaten, miring (kemiringan 15-40º) seluas 144,27 km²

atau 45,80% luas kabupaten, dan terjal (kemiringan diatas 40º) seluas 16,47 km² atau 5,32% dari

luas Kabupaten Klungkung. Di Nusa Penida, secara umum kondisi topografi tergolong landai

sampai berbukit. Desa-desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan

kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian lahan 0-268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan lerengnya

semakin bergelombang.Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara merupakan lahan datar

dengan kemiringan 0 - 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3 - 8 %.Sedangkan Pulau

Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8 - 15% dan 15 - 30% dengan kondisi

tanah bergelombang dan berbukit.

Tabel 4.6 : Kemiringan/lereng di Kabupaten Klungkung dirinci menurut Klasifikasi dan Luasannya Tahun 2014

No Keterangan Tingkat Kemiringan Luasnya/Total Area Km²

(12)
(13)

IV-13 IV.4 Hidrologi

Kondisi Hidrologi adalah kondisi permukaan dan sub permukaan air bumi baik

peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya serta reaksi dengan lingkungannya,

termasuk hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup (Internasional Glossary of Hidrologi,

1974) [Ersin Seyhan, 1990].

Kabupaten Klungkung memiliki Sumber air yang berasal dari sungai dan mata

air.Sungai hanya terdapat di Klungkung Daratan yang mengalir sepanjang tahun. Sumber air di

kecamatan Nusa Penida bersumber dari mata air dan air hujan yang ditampung melalui bak

penampungan (cubang) atau yang sekarang disebut PAH (Penampungan Air Hujan) yang dibuat

oleh penduduk setempat melalui swadaya dan pendanaan dari APBD Kabupaten Klungkung

maupun APBN Pusat.

Tabel 4.7 : Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Klungkung

(14)

IV-14 Gambar 4.5. Peta Hidrologi Kabupaten Klungkung

Tabel 2.6 : Ketinggian dari permukaan air laut menurut klasifikasi dan luas nya Tahun 2013

Klasifikasi Ketinggian (meter)

Luasnya Area

Km² %

(1) (2) (3)

0-7 8,33 2,64

7-25 23,61 7,5

25-50 21,27 6,75

50-100 33,06 10,5

100-500 227,48 72,21

>500 1,25 0,40

Jumlah Total 315 100

(15)

IV-15 IV.5 Geologi

Kondisi wilayah Kabupaten Klungkung relatif aman, khususnya terhadap bahaya gunung berapi, karena di wilayah ini tidak dijumpai adanya gunung api. Namun berdasarkan peta geologi, formasi Qva dapat menjadi daerah potensi bencana bila Gunung Agung di Kabupaten Karangasem menunjukkan aktivitasnya.

Formasi geologi yang membentuk wilayah Kabupaten Klungkung meliputi : formasi volkam muda (Qva dan Qbb), Endapan Alvium (Qal), Formasi Selatan (Msl), dan formasi Ulakan (Mu). Sebaran formasi-formasi tersebut di Kabupaten Klungkung.

Formasi vulkanik lainnya adalah Qbb yang meliputi sebagian Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Dawan. Formasi ini disusun oleh tufa dengan endapan hasil erupsi volkan-volkan yang ada di sekitar Kabupaten Klungkung, yaitu Gunung Buyan, Bratan dan Batur. Daerah ini juga merupakan daerah subur dan sangat berpotensi bagi pengembangan pertanian Kabupaten Klungkung. Bentuk lahan yang bervariasi menyebabkan lahan-lahan yang berada pada wilayah perbukitan dengan lereng terjal memiliki potensi erosi yang cukup tinggi.

Endapan Aluvium (Qal) merupakan daratan yang dibentuk karena proses pengendapan dari laut (deposit marine) tersebar di Kecamatan Klungkung, Dawan, dan Nusa Penida. Proses pengendapan yang terjadi dalam kurun waktu yang lama menyebabkan majunya garis pantai ke arah laut. Daerah ini sangat berpotensi bagi pengembangan pertanian, khususnya bagi budidaya kelapa.

Formasi Msl dan Mu merupakan formasi endapan tersier, terdiri dari Formasi Selatan (Msl) yang tersusun terutama oleh batuan gamping dan dingkapan-dingkapan kecil formasi Ulakan (Mu) yang tersusun atas breksi gunung berapi,lava, tufa dengan sisipan batuan gamping. Kedua formasi ini terdiri dari bahan-bahan yang terbentuk dari proses sedimentasi bahan-bahan klastik,kimia dan organik. Setelah mengalami sedimentasi, bahan-bahan tersebut mengalami lithifikasi sehingga membentuk batuan sedimen, seperti breksi (Mu) dan batuan gamping (Msl). Kedua formasi ini merupakan daerah yang berpotensi terhadap erosi.

(16)

IV-16 Banjarangkan dan Dawan. Tanah yang terbentuk bersifat agak asam sampai netral, kandungan P2O5 dan K2O sedang sampai tinggi, kandungan CaO dan MgO sedang.

IV.6 Klimatologi

Wilayah Klungkung sebagaimana halnya dengan wilayah lainnya di Bali secara umum

beriklim tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim.Sebagai daerah tropis, di Klungkung terdapat

musim kemarau sekitar bulan Juni – September dan musim hujan sekitar bulan Desember –

Maret yang diselingi oleh musim pancaroba.

Pada Tahun 2014 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Nusa Penida

yaitu sebesar 624.67 mm dengan rata-rata hari hujan per tahun sebanyak 32 hari hujan,

sedangkan terendah ada di Kecamatan Klungkung dengan rata-rata curah hujan sebesar 128

mm dan rata hari hujan sebanyak 9 hari hujan. Kemudian Kecamatan Dawan dengan

rata-rata curah hujan sebesar 163.5 mm dan rata-rata-rata-rata hari hujan per tahunnya adalah sebanyak 13

hari hujan.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan januari sedangkan terendah pada bulan Agustus, pada Tahun 2013 rata-rata curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 2.321 mm di Kecamatan Nusa Penida dan curah

(17)

IV-17 Sumber : BPS Kabupaten Klungkung (Klungkung Dalam Angka Tahun 2014)

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan

orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam

menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pencatatan curah hujan dilakukan di tiap-tiap

kecamatan.Di Kecamatan Nusa Penida ada 4 (empat) tempat pengamatan yaitu Sampalan, Prapat

dan Klumpu, serta Batukandik sedangkan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung

(18)

IV-18 Tabel 2.4.: Jumlah Curah Hujan Per Kecamatan di Kabupaten Klungkung per bulan Tahun 2013

No Bulan

Tempat Stasiun

Nusa Penida Banjarangkan Klungkung Dawan

CH HH CH HH CH HH CH HH

1. Januari 1739 79 433 24 291 14 204 23

2. Pebruari 635 38 216.2 10 190 10 143 10

3. Maret 522 31 150.1 9 148 9 179 14

4. April 397 30 127.8 9 149.1 9 160 12

5. Mei 524 31 313 17 135.6 9 154 14

6. Juni 601 30 181.7 10 110 7 92 12

7. Juli 227 28 316.8 15 218 11 240 18

88. Agustus 9 5 24.8 7 16 3 62 11

9. September 20 6 54.1 4 29 5 28 6

10. Oktober 33 4 20 2 44 2 59 2

11. November 468 48 176.1 17 167 13 209 18

12 Desember 2321 58 338.1 12 323 10 432 15

Jumlah 7.496 388 766 136 1.536 102 1.962 155 Rata-rata 624,67 32,33 63,83 11,33 128 8,5 163,5 12,92

(19)
(20)

IV-20 IV.7 SOSIAL DAN EKONOMI

A. Strategi Pengembangan Sosial Budaya

Strategi pengembangan sosial budaya adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan sikap masyarakat pekraman dan awig-awig adat/pekraman agar

selaras dengan arahan tata ruang sehingga rencana tata ruang wilayah kabupaten

dapat diimplementasikan sesuai dengan ruang (desa), waktu (kala), dan keadaan

setempat (patra);

2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah ada dan relevan menunjang

keajegan bali dan kesejahteraan penduduk lokal perlu lebih diberdayakan.

Lembaga-lembaga sosial baru yang dibutuhkan dalam rangka keberlanjutan dan

perkembangan sumberdaya alam, sumberdaya buatan, sumberdaya manusia lokal,

dan sumberdaya ekonomi perlu diberikan rangsangan dalam pengadaan dan

operasionalnya;

3. Pengembangan sarana-sarana keagamaan, antara lain :

a. Pura-Pura Kahyangan Jagat dan Pura-Pura khusus yang memiliki nilai-nilai

sejarah, ilmu pengetahuan, dan budaya yang unik perlu diamankan keberadaan

dan lingkungannya melalui pembuatan rencana penataan bangunan dan

lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

b. Tempat-tempat pelaksanaan prosesi budaya/keagamaan seperti melasti, tawur

kesanga, dan piodalan perlu tindakan-tindakan pengamanan dan penyediaan

ruang yang memadai untuk pelaksanaan prosesi/upacara keagamaan;

4. Pengembangan struktur tata ruang yang menampilkan identitas budaya Bali.

B. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

Strategi pengembangan sumberdaya manusia, adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas penduduk, menyangkut pendidikan, ketrampilan, kesehatan

untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia;

2. Peningkatan tingkat pendidikan penduduk diprioritaskan untuk mengurangi angka

buta huruf dan mengurangi angka putus sekolah;

3. Peningkatan derajat kesehatan penduduk dengan memeratakan sarana dan

(21)

IV-21

4. Meningkatkan kesadaran penduduk mengenai lingkungan hidup dengan jalan

memberikan motivasi dan pembinaan mengenai lingkungan hidup.

C. Strategi Pengembangan Sumberdaya Ekonomi

Strategi pengembangan sumberdaya ekonomi, adalah sebagai berikut :

1. Pembagian wilayah pembangunan berdasarkan pendekatan administratif dan

pendekatan fungsional sehingga prioritas pembangunan pada masing-masing

wilayah bisa dipertegas;

2. Pengembangan wilayah Klungkung Kepulauan yang mempunyai keunggulan

komperatif dan kompetitif, terkait dengan kepariwisataan dan pertanian dalam arti

luas sebagai pusat pendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan;

3. Pengembangan wilayah Klungkung Daratan yang mempunyai keunggulan komparatif

terkait dengan pertanian dalam arti luas sebagai pendorong pemerataan

pembangunan;

4. Mendukung strategi-strategi spasial di atas, dengan perumusan strategi non spasial

berupa kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan kekuatan sektor pariwisata

terutama untuk mempercepat peningkatan produktivitas sektor pertanian baik

Gambar

Tabel IV.1
Gambar IV.1 Administrasi Wilayah Kabupaten Klungkung
Gambar 4.1. Diagram Jumlah Penduduk berdasarkan jenis Kelamin Per Kecamatan
Tabel. 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2013
+5

Referensi

Dokumen terkait