• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review 10 Jurnal Internasional Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Review 10 Jurnal Internasional Akuntansi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOMENTAR JURNAL

AKUNTANSI FORENSIK

Disusun Oleh:

MUHAMMAD RUSYDI AZIZ NIM. 166020310111022

Dosen:

Achmad Zaky, SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA

JOINT PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

KOMENTAR AUDIT FORENSIK

1. Application of Beneish M-Score Models and Data Mining to Detect Financial Fraud Tarjo dan Herawati (2015) meneliti pengaplikasian Model Beneish M-Score dan Data Mining untuk mendeteksi kecurangan keuangan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis kemampuan Beneish M-Scored dalam mendeteksi kecurangan keuangan. Objek penelitian disini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan fraud berdasarkan Otoritas jasa keuangan pada perode 2001-2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan model Beneish M-Score mampu untuk mendeteksi kecurangan keuangan. Sedangkan secara parsial, indeks margin kotor, indeks depresiasi, indeks beban penjualan dan admin umum, dan total akrual secara signifikan mampu untuk mendeteksi kecurangan keuangan. Sedangkan indeks penjualan, indeks kualitas aset, dan indeks leverage secara statistik tidak berpengaruh signifikan dalam mendeteksi fraud. Melihat hasil penelitian ini, menurut saya Beneish M-Score ini dapat menjadi sebuat alat yang bisa digunakan bagi auditor, pemerintah, mahasiswa, maupun pihak lain sebagai dasar awal mengetahui apakah perusahaan ini terindikasi kecurangan laporan keuangan. Meskipun alat ini mampu untuk mendeteksi kecurangan keuangan, tetap saja alat ini belum bisa menjadi media utama untuk menentukan perusahaan tertentu melakukan kecurangan atau tidak. Hal itu dikarenakan karena ada beberapa bagian dari beneish M-score yang tidak memberikan hasil yang signifikan seperti indeks penjualan dan lain sebagainya. Meskipun begitu, M-score tetap bisa digunakan dan dapat mempermudah pekerjaan terutama pekerjaan auditor.

Tarjo dan Herawati, Nurul. 2015. Application of Beneish M-Score Models and Data Mining to Detect Financial Fraud. Social and Behavioral Science. Volume 211. Hal. 924-930. Diakses 28 September 2016

2. Catch the “Warning Signals”: The Fight against Fraud and Abuse in Non-Profit Organizatioins

(3)

Arshad, R., Razali, W. A. A. W. M., Bakar, N. A. 2015. Catch the “Warning Signals”: The Fight against Fraud and Abuse in Non-Profit Organizatioins. Procedia Economics and Finance. Volume 28. Hal. 114-120. Diakses 28 September 2016

3. Detecting and Preventing Fraud with Data Analytics

Banarescu (2015) dalam jurnalnya Detecting and Preventing Fraud with Data Analytics menjelaskan berbagai cara serta berbagai alat yang digunakan dalam menganalisis

Fraud. Hal ini penting karena Fraud pasti selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal tersebut menjelaskan berbagai metode seperti data mining, Risk Analysis, Statistical Analysis, dan sebagainya yang mana Adrian (2015) menjelaskan berbagai kelebihan serta kelemahan. Selain itu, Banarescu (2015) dalam jurnalnya juga menjelaskan berbagai alat yang digunakan untuk menganalisis Fraud seperti Microsoft Excel, Microsoft Access, SAP, ACL, dan lain sebagainya yang mana penggunaan Microsoft Excel paling banyak di organisasi di dunia. Inti dari jurnal Banarescu (2015) adalah bukan untuk menunjukkan salah satu metode analisis Fraud merupakan metode terbaik atau salah satu alat analisis Fraud

merupakan alat terbaik, akan tetapi Banarescu (2015) dalam jurnalnya bertujuan untuk menyemangati para manajemen untuk melawan segala bentuk Fraud dengan memberikan berbagai opsi metode maupun alat yang dapat digunakan untuk melawan Fraud itu sendiri. Menurut saya, isi dari jurnal ini sudah sangatlah bagus yang mana jurnal ini memberikan berbagai metode serta alat yang dapat digunakan untuk menganalisis Fraud serta memberikan kelebihan dan kelemahan atas metode yang ada sehingga jurnal ini memberikan banyak manfaat terutama bagi para manajemen. Namun, menurut saya jurnal ini kurang secara jelas memberikan masukan pada saat kapan sebaiknya menggunakan metode tertentu dan pada saat kapan sebaiknya menggunakan aplikasi tertentu untuk menganalisis Fraud. Selain itu, penggambaran metode analisis Fraud kurang secara jelas digambarkan dalam jurnal ini.

Banarescu, Adrian. 2015. Detecting and Preventing Fraud with Data Analytics. Procedia Economics and Finance. Volume 32. Hal. 1827-1836. Diakses 28 September 2016

4. Effectiveness of Fraud Prevention and Detection Techniques in Malaysian Islamic Banks

(4)

pengumpulan data, menurut saya sebaiknya juga menyertakan data berupa wawancara untuk memperkuat hasil penelitian. Dengan wawancara, peneliti lebih bisa mengetahui persepsi lebih mendalam mengenai persepsi baik manager maupun petugas bank Islam di Malaysia mengenai keefektifan teknik deteksi dan pencegahan kecurangan serta apa saja kendala dalam mewujudkan teknik-teknik tersebut.

Rahman, R. A. dan Anwar, I. S. K. 2012. Effectiveness of Fraud Prevention and Detection Techniques in Malaysian Islamic Banks. Social and Behavioral Science. Volume 145. Hal. 97-102. Diakses 28 September 2016

5. Forensic Accounting Training: A Proposal for Turkey

Akyel (2012) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa perlunya akuntansi forensik dalam kegiatan keuangan saat ini terlebih lagi sekarang globalisasi dan perkembangan terutama di bidang bisnis sangat pesat yang menyebabkan reliabilitas dari aktifitas keuangan menjadi penting secara signifikan. Dengan adanya Akuntansi Forensik ini terutama di Turki diharapkan mampu memberikan bantuan dalam hal akuntansi. Aykel (2012) menjelaskan berbagai model pelatihan yang diajukan dalam jurnalnya mengenai akuntansi forensik. Menurut saya, model pelatihan yang disampaikan sudah sangatlah lengkap sebagai proposal seperti mengapa dibutuhkan akuntan forensik? Kemampuan apa saja yang dibutuhkan akuntan forensi? Dimana saja area kerja akuntan forensik? Dan lain sebagainya. Saran atas langkah yang harus ditempuh juga disertakan dalam jurnal sehingga pemerintah Turki mengerti apa yang harus dilakukan untuk menciptakan para akuntan forensik. Namun, kekurangan dalam jurnal ini adalah kurangnya contoh empiris bahwa Turki memang benar-benar membutuhkan akuntan forensik dalam kegiatan bisnis di negara Turki. Contoh empiris disini maksudnya seperti kejadian-kejadian Fraud maupun penggelapan yang dilakukan pada sektor bisnis sehingga untuk mengatasi hal ini diperlukan akuntan forensik. Contoh empiris yang disebutkan dapat meningkatkan urgensi serta alasan mengapa akuntan forensik benar-benar diperulakan di Turki.

Aykel, Nermin. 2012. Forensic accounting training: A proposal for Turkey. Social and Behavioral Science. Volume 55. Hal. 77-86. Diakses 28 September 2016

6. Fraud Detection and Prevention Methods in the Malaysian Public Sector: Accountants’ and Internal Auditors’ Perceptions

(5)

lapangan. Namun, meskipun penelitian ini memberikan saran kepada pemerintah, saran yang diberikan serasa masih belum jelas karena sebatas memberikan “perintah” namun tanpa cara atau langkah-langkah efektif yang mungkin bisa diapliasikan pemerintah dalam mewujudkan kebijakan whistle-blowing, hotline kecurangan, dan akuntan forensik.

Othman, R., Aris, N. A., Mardziyah, A., Zainan, N., Amin, N. M. 2015. Fraud Detection and Prevention Methods in the Malaysian Public Sector: Accountants’ and Internal Auditors’ Perceptions. Procedia Economics and Finance. Volume 28. Hal. 59-67. Diakses 28 September 2016

7. Perceived “Tone From the Top” During a Fraud Risk Assessment

Rubasundram (2015) dalam jurnalnya menyatakan bahwa pada tahun terakhir mekanisme kontrol dan pemerintahan yang baik meningkat secara signifikan karena jumlah pada kegagalan industri kalangan atas yang disebabkan tindakan curang oleh top management. Jurnal ini menganalisis pentingnya dukungan manajemen yang dirasakan dan dampaknya pada budaya organisasi pada penilaian risiko kecurangan dengan menggunakan

action research. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa pada penilaian awal, kemungkinan kecurangan yang melibatkan top executive sangatlah besar atau sering disebut dengan white collar crime. Pemasangan kontrol internal untuk mencegah tindakan curang dalam organisasi hanya bisa efektif saat “nada dari atas” atau “tone from the top” kuat. Hal itu dikarenakan top executif memiliki kemampuan atas hak akses, hak pembuatan keputusan, dan lain sebagainya. Hal itu diperkuat dengan kurangnya komitmen dari karyawan untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik sehingga segala keputusan dari pihak atas akan selalu diterima. Oleh karena itu perlunya peran dari manajer dan karyawan lainnya untuk proaktif dalam melawan keputusan yang tidak etis yang mana bisa membawa ke tindakan curang. Menurut saya, penelitian ini sangat fokus sekali pada white collar crime yang dilakukan oleh

top executive yang dihubungkan kepada team penilaian risiko kecurangan. Penulis menjelaskan secara detail bagaimana hubungan team penilai risiko kecurangan ini dengan istilah tone from the top. Peneliti juga memberikan solusi atas kasus white collar crime yang terjadi melalui fraud risk assessment, meskipun solusi yang diberikan masih kurang jelas dan kebanyakan hanya mengacu pada fraud risk assessment.

Rubasundram, G. A. 2015. Perceived “Tone From the Top” During a Fraud Risk Assessment.

Procedia Economics and Finance. Volume 28. Hal. 102-106. Diakses 28 September 2016

8. The Legal Overview on Falsification, Fraud and Forgery

(6)

color crime" yang khusus dalam kejahatan keuangan diidentifikasi harus ditetapkan. Ini termasuk dengan memberikan lebih banyak kekuatan melalui hukum baik untuk mengakses dan mengumpulkan bukti-bukti untuk tujuan penuntutan. Dengan demikian, bantuan timbal balik antara berbagai instansi harus efektif dilakukan untuk memenuhi kebutuhan untuk penyelidikan. Menurut saya, peneliti dengan jelas menjelaskan tinjauan hukum dari pemalsuan dokumen dan tanda tangan serta perilaku kecurangan dengan begitu tujuan jurnal sendiri yaitu, memeriksa elemen-elemen, kontradiksi dan tujuan untuk membentuk kembali standarisasi aspek fakta pada klaim kriminal maupun sipi berdasarkan pada kasus hukum yang dilaporkan, dapat terjawab. Namun, menurut saya, mungkin sebaiknya diberi kesimpulan atas jurnal sehingga pembaca lebih mudah memahami jurnal.

Hadi, K. A. A., Paino, H., Pauzi., S. F. M. 2015. The Legal Overview on Falsification, Fraud and Forgery. Procedia Economics and Finance. Volume 31. Hal. 581-586. Diakses 28 September 2016

9. The Model of Fraud Detection in Financial Statements by Means of Financial Ratios Kanapickiene dan Grundiene (2015) melakukan analisis rasio keuangan sebagai salah satu metode yang mudah untuk mendeteksi kecurangan. Jurnal ini menggunakan rasio laba kotor terhadap penjualan (GP/SAL) dan rasio laba kotor terhadap total aset (GP/TA). Penelitian ini menganalisis 40 tindakan curang pada laporan keuangan dan menganalisis 125 tindakan tidak curang pada laporan keuangan. Tujuan penelitian adalah untuk membedakan rasio keuangan, nilai yang mana bisa menjadi mengindikasi kecurangan dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyak kasus, frauddialkukan untuk menunjukkan bahwa perusahaan tetap berkembang dan memenuhi kondisi kewajiban. Analisis teoritis menunjukkan bawah rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas, dan struktur dianalisa paling banyak. 51 rasio keuangan diinvestigasi selama penelitian empiris. Rasio keuangan, nilai yang mana dapat mengindikasi tentang kecurangan dalam laporan keuangan dibedakan. Sebuah model regresi logistik dibentuk untuk mempredisksi fraud dalam laporan keuangan pada basil rasio keuangan. Model yang di desain dapat digunakan oleh pengguna eksternal atas informasi laporan keuangan saat membuat keputusan untuk investasi dan penilaian perusahaan. Menurut saya, jurnal ini kurang menjelaskan pada hasil penelitian. Tidak hanya hasil penelitian, kesimpulan yang di dapat masih terasa secara umum bukan kesimpulan atas rasio-rasio yang digunakan seperti GP/SAL maupun GP/TA.

Kanapickiene, R., Grundiene, Z. 2015. The Model of Fraud Detection in Financial Statements by Means of Financial Ratios. Social and Behavioral Sciences. Volume 213. Hal. 321-327.

10. Assessing Fraud Risk Factors of Assets Misappropriation: Evidences from Iranian Banks

(7)

bank di Iran. Hasil yang didapatkan adalah memang sebagian besar karyawan melakukan kecurangan dalam penyalahgunaan aset dan merasa hal tersebut biasa saja. Dari sini bisa dilihat bahwa persepsi atas kecurangan masih sangatlah kecil sehingga karyawan merasa tidak bersalah atau biasa saja dan merasa bukan tindakan yang salah. Akibatnya, banyak industri terutama di jasa keuangan yaitu perbankan di Iran menderita kerugian yang besar karena kecurangan atas penyalahgunaan aset. Oleh karena itu perlu peran pemerintah dan indsutri jasa keuangan untuk memperbaiki persepi karyawan atas penggunaan aset. Menurut saya, penelitian ini bagus dalam memberikan hasil yang mampu menjawab mengapa permasalahan terjadi. Namun ada beberapa kelemahan yaitu kurang memberikan saran yang tepat atas permasalahan yang terjadi. Selain itu penggunaan metode wawancara sangat diperlukan untuk memperlengkap informasi atas kondisi yang terjadi. Dan juga penulis sebaiknya memberikan saran untuk mengatasi hal seperti ini terutama atas penyalahgunaan aset yang disebabkan karena persepsi dari karyawan bank di Iran.

(8)

PERTANYAAN

1. Dalam sebuah kasus korupsi? Selain pelaku, pihak mana saja yang bisa ikut terkena jeratan hukum? Dan hukum mana yang bisa menjerat pihak yang bukan pelaku tersebut?

2. Adakah batas terakhir atas pelaporan atau kasus tindak korupsi?

3. Apa yang menjadi kendala utama dalam sebuah kasus korupsi di Indonesia?

4. Apa pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan hukuman mati atau tindak korupsi tidak berlaku di Indonesia?

Referensi

Dokumen terkait

DATA PELAKSANAAN KEGIATAN SERTIFIKASI DOSEN UNIVERSITAS RIAU KEADAAN : 31 DESEMBER 2012. SERTIFIKASI (LULUS) SERTIFIKASI

Dengan demikian secara keseluruhan pemahaman leksikon lingkungan kelautan dalam bahasa Pesisir Sibolga untuk generasi 21-45 tahun jumlah pemahaman leksikon lingkungan kelautan

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Hernowo (2002), bahwa pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistic dengan kejadian leptospirosis, hal ini

Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil daripada 100 ℃ ditempatkan dalam labu erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil pada  bagian penutupnya

Kemudian Bagian produksi akan memeriksa packing list dan job order marketing bila tidak sesuai Bagian produksi akan kembali menyiapkan berita acara produksi dan

Likopen pada tomat merupakan antioksidan yang memiliki kemampuan untuk mencegah radikal bebas perusak sel yang disebabkan oleh ROS (reactive oxygen species) yang dapat

Maksud dari seminar ini adalah narasumber memberikan tips penting dalam membuat publikasi karya ilmiah yang baik dan bagus ke jurnal internasional bereputasi

Pada bab ini, berisi tentang gambaran umum objek penelitian, kemudian membahas mengenai hasil kuesioner yang dikumpulkan, dan mendeskripsikan analisis hasil kuesioner