• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSU KALTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSU KALTI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan :

Pembangunan PSU Wilayah Kalimantan, Lokasi PERUM PNS Jone 2,

(2)

Pembangunan PSU Wilayah III Pulau Kalimantan

Lokasi PERUM PNS JONE 2, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (PSU16-KAL03-01)

I. PENDAHULUAN

Proyek ini merupakan Pekerjaan Pembangunan PSU Wilayah III Pulau Kalimantan Lokasi PERUM PNS JONE 2, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (PSU16-KAL03-01), Pelaksanaan Metoda dan koordinasi yang tepat dalam pelaksanaan proyek ini sangat perlu diperhatikan demi tercapainya hasil yang Cepat, tepat, dan sesuai dengan teknis yang sudah di anjurkan dalam gambar maupun RKS.

I.1. Perencanaan Lapangan (Site Planning) & Strategi

Pelaksanaan di Lapangan.

Sebelum melakukan pelaksanaan lapangan, perencanaan lapangan (Site Planning) merupakan hal yang sangat penting, hal ini dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainya yang di Gunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek misalnya direksi keet, gudang stok material di lapangan dll.

Dalam memenpatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka, dalam hal ini masih dalam lokasi proyek (Site).

Sistem Pengaturan Site planning ini bertujuan agar :

a. Memudahkan pelaksanaan di lapangan, dalam hal ini tidak

mengganggu mobilisasi Proyek, baik didalam lapangan sendiri (In Site) maupun mobilisasi yang dilakukan dari luar lapangan (Out Site).

b. Menjamin keamanan di dalam Site.

c. Menjamin terpeliharanya kesehatan dan keselamatan kerja

dilapangan.

d. Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan olek

(3)

e. Terjaminnya kebersihan lapangan, dalam hal ini supaya tidak mengganggu proses pelaksanaan di lapangan dan tidak mengganggu pelaksaan teknis lapangan.

f. Barang-barang atau hal-hal yang tidak diperlukan

dilapangan agar di singkirkan dari lapangan agar tidak mengganggu proses pekerjaan di lapangan.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam pelaksanaan ini yaitu Listrik Kerja dilapangan, apakah itu berasal dari PLN setempat atau Genset, tapi sebaiknya harus disediakan genset, selain untuk menghidari keterbatasan daya listik yang dapat menghambat pekerjaan di lapangan.

Oleh karena itu strategi pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang sudah ada dengan tahapan-tahapn pelaksanaan volume pekerjaan serta waktu pelaksanaan yang dimintakan pemilik sesuai dengan data pelelangan.

Dari data waktu pelaksanaan yang cukup pendek, maka strategi pekerjaan yang akan laksanakan adalah melakukan kegiatan secara parallel, artinya kegiatan dilakukan sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan dimana pekerjaan dapat dilaksanakan secara serentak. Oleh karena itu tiap kegiatan di masing-masing lokasi dialokasikan sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan time schedule.

I.2. Management dan Administrasi Proyek.

Penanganan pekerjaan proyek ini di tangani oleh tenaga-tenaga terampil yang sudah berpengalaman dalam proyek-proyek Bangunan dan Bangunan Penanaganan pemukiman Kumuh Sehingga bila dilihat dari kualitas maupun keberhsailan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak/terumatama dari pihak Pemilik/owner dalam hal ini yaitu dari Pihak Kementrerian Perumahan Rakyat. Disamping itu pelaksana-pelaksana lapangan yang dilibatkan dalam proyek ini merupakan tenaga-tenaga yang profesional dan sudah berpengalaman di bidangnya dan memiliki produktivitas dalam melaksanakan proyek ini.

a. Struktur Organisasi.

(4)

Pelaksanan lapangan serta Staff yang terlibat yang sesuai dengan bidang pekerjaanya. Hal ini untuk mempermudah dalam pelaksanaan dilapangan baik secara administratif maupun secara teknis lapangan.

Gambar.1. Struktur Organisasi proyek

b. Koordinasi Lapangan.

Dalam hal ini kepala Proyek (Site Manager) memimpin semua kegiatan yang berlangsung pada proyek tersebut, baik itu di bidang administrasi proyek maupun di bidang teknik hal ini bertujuan agar pekerjaan dilapangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana lapangan, adapun pembagian tugas lapangan ini di bagi berdasarkan kehlian dan profesi masing-masing seperti uaraian di bawah ini :

 Untuk masalah engginering dan quantity surveyor,

kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta staffnya.

 Urusan keuangan, administrasi umum dan

personalia, dalam hal ini kepala proyek dibantu oleh personalian di bidangnya dan bagian keuangan dan staffnya.

 Urusan logistik dan pelaratan di lapangan, pimpinan

proyek di bantu oleh staff logistik dan peralatan. Untuk mencapai tujuan proyek yang lebih cepat.

 Urusan kemananan dan keselamatan kerja

dilapangan Quality kontrol dan bagian K3 harus berperan aktif demi kelancaran proyek tersebut.

Secara organisasi dan keterlibatan team yang tersebut di atas Site Manager bertanggung jawab secara penuh dalam pelaksaan proyek

SITE MANAGER

(5)

ini. Dan diharapkan dengan sistem tersebut, maka proyek akan berjalan dengan lancar dan pencapaian proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telak di tentukan dan dengan mutu yang di harapkan.

I.3. Administrasi dan Pelaporan Proyek.

Tahapan pelaksanaan administrasi proyek dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

 Ijin Memasuki Lokasi

Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuaannya.

 Ijin Pelaksanaan, dilampiri :

 Shop drawing

 Hasil Pengukuran Lapangan dengan potongan

melintang

 Ijin Material

Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuaannya.

 Laporan Harian, berisi :

 Jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan

 Jenis dan volume material yang akan digunakan

 Jumlah tenaga kerja, yang terdiri dari Pekerja,

Tukang. Kepala Tukang, Mandor dan Staff Kantor Lapangan.

 Jumlah dan Jenis peralatan yang digunakan

 Kondisi cuaca

Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan persetujuaannya.

 Laporan Mingguan, berisikan dan dilampiri :

 Kemajuan pekerjaan mingguan

 Kurva S

 Struktur Organisasi

 Foto Dokumentasi

(6)

Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas paling lambat senin sore pada minggu berikutnya, untuk dimintakan persetujuaannya, dalam bentuk buku terjilid sebanyak 5 ( lima ) set.

 Asbuilt-drawing

Berupa gambar pelaksanaan pekerjaan yang mencakup, gambar lokasi, lay out masing-masing lokasi, potongan memanjang, potongan melintang, gambar potongan dan gambar detail, dengan skala yang ditentukan. Gambar disampaikan dalam bentuk hard copy berupa 1 (satu) set kertas A3, 3 ( tiga ) set copy gambar ukuran A3 dan 1 (satu ) soft copy dalam bentuk CD atau flash disk.

Gambar ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas setelah pekerjaan selesai atau paling lambat sebelum serah terima kedua, untuk dimintakan persetujuaannya.

 Album Foto Dokumentasi 100 %, yang terdiri dari Foto 0

%, 50 %, dan 100 %.

II. UMUM

II.1. Pembuatan papan nama proyek.

Volume Pekerjaan : 1 LS

Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-1 Metode Pelaksanaan

Pada lokasi proyek dipasang 1 (satu) buah papan nama proyek dari bahan triplek ukuran 100 cm x 50 cm x 9 mm, dengan tiang dari kayu kaso ukuran 4 x 6 cm. Papan nama proyek ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan. Pekerjaan ini dikerjakan dalam jangka waktu 1 hari kalender, dengan rincian sebagai berikut:

Tenaga Kerja:

(7)

 Tukang cat = 1 orang

II.2. Penyediaan Air kerja dan Listrik Kerja.

Air kerja di langan menggunakan air sumur pompa di lokasi proyek atau suply dari luar dan untuk listrik kerja diperolah dari sambungan sementara PLN setempat selama pembangunan dengan cadangan dari generator set (GENSET).

II.3. Mobilisasi Peralatan.

Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di lapangan. Peralatan

ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu

melayani/mendukung peleksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauanya.

Peralatan Utama

No Jenis Peralatan Jumlah

1 Dump Truck 5 T 1 Unit

8 Mesin Concrete Cutter(Bar Cutter) 1 Unit

Personil Utama (Office Staff)

No Posisi Jumlah

1 Site Manager 1 orang

(8)

II.4. Pembersihan lokasi

Sejak dimulai pekerjaan dan selama periode pelaksanaan dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan awal (land clearing) dan memelihara pekerjaan dari akumulasi sisa bahan yang digunakan serta sampah yang di akibatkan oleh kegiatan pelaksanaan.

III. PEKERJAAN PERKERASAN BETON

III.1. Pek. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah pengukuran dan bila perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran adalah membuat pola badan jalan dalam ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar denah rencana. Hasil dari pengukuran tersebut, harus kita simpan dan permanenkan dengan melakukan bouwplank.

Volume Pekerjaan : 1000 m’

Jangka Waktu Pelaksanaan : 7 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-2

Metode Pelaksanaan

(9)

 Untuk membantu presisi dan akurasi ketebalan lapisan beton

CL

Gambar.2. Pekerjaan Bowplank

Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as jalan atau pada posisi yang dirasa aman terutama akibat galian.

III.2. Pekerjaan Pemeriksaan Kepadatan Tanah

Untuk memastikan kepadatan tanah maka akan dilakukan pemadatan dengan metode sand cone.

Kepadatan yang akan dicapai 95 % kepadatan laboratorium Pemeriksaan pemadatan dilakukan bersama-sama dengan konsultan.

Metode Pelaksanaan Alat yang digunakan:

 Sand cone test

Tenaga kerja:

 Laboratorium technician

Cara Pelaksanaan

 Mengikuti standard SNI

(10)

 Jika kepadatan yang disyaratkan belum terpenuhi (CBR 80%-100%), maka dilakukan kembali pemadatan dengan menggunakan Tandem roller atau Tamper.

Gambar.4. Pemadatan Tanah Menggunakan Tandem Roller

Gambar.5. Pemadatan Tanah Menggunakan Tamper

III.3. Pekerjaan Bekisting

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pemotongan, penyerutan dan pembentukan papan bekisting serta pemasangan.

Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang di tempatkan pada gambar kerja di lapangan.

Volume Pekerjaan : 300 m2

Jangka Waktu Pelaksanaan : 63 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-3 s/d ke-11

Metode Pelaksanaan Alat yang digunakan:

(11)

 Palu

 Sebelum proses pemasangan bekisting dilakukan, maka di

pastikan bahwa seluruh badan jalan sudah dipadatkan dengan benar.

 Semua patok kayu terpasang sesuai dengan posisi

bouwplank.

 Permukaan tanah penempatan bekisting diratakan.

 Patok penahan bekisting diwaterpass agar kerataannya

sesuai dengan elevasi rencana

 Posisi pemasangan bekisting mengikuti gambar berikut:

(12)

Gambar.7. Pemasangan Bekisting

III.4. Pekerjaan Bond Breaker

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pemotongan, serta pemasangan. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang di tempatkan pada gambar kerja di lapangan.

Volume Pekerjaan : 4300 m2

Jangka Waktu Pelaksanaan : 63 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-2 s/d ke-10

Metode Pelaksanaan

Alat yang digunakan:

 Gunting

 Meteran

Material :

 Lembaran plastic cor(Bond Breake)

Tenaga kerja:

 Pekerja

(13)

 Sebelum proses pemasangan penulangan dilakukan, maka di pastikan bahwa seluruh plastic cor telah terpasang dengan benar.

 Semua lembaran plastic cor berupa material mentah

diperiksa ukurannya dan dipotong hingga panjangnya sesuai komponen gambar, dengan gunting.

 Pola penyambungan (overlapping) dengan lembaran plastic

cor kearah dibuat overlap 10 cm.

 Pada posisi penyambungan diberi pembeban dengan

menggunakan beton deking.

CL

Gambar.8. Denah Pemasangan Plastik Cor

III.5. Pekerjaan Penulangan Wiremesh M5

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pemotongan, serta pemasangan. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang di tempatkan pada gambar kerja di lapangan.

Volume Pekerjaan : 7230 Kg

Jangka Waktu Pelaksanaan : 63 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-2 s/d ke-10

Metode Pelaksanaan

 Lembaran besi wiremesh M5

(14)

 Kawat beton

 Sebelum proses pemasangan penulangan dilakukan, maka di

pastikan bahwa seluruh plastic cor telah terpasang dengan benar.

 Semua lembaran besi wiremesh M5 berupa material

mentah diperiksa ukurannya dan dipotong hingga panjangnya sesuai komponen gambar, dengan gunting besi.

 Pola penyambungan (overlapping) dengan lembaran besi

wiremesh kearah dibuat overlap 10 cm.

 Pada posisi penyambungan diikat dengan menggunakan

kawat beton.

 Dibagian bawah wiremesh diletakkan beton decking untuk

memenuhi tebal selimut beton minimum.

Gambar.9. Pemasangan Wiremesh

III.6. Pekerjaan Penulangan Dowel dan Dudukan Dowel

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pemotongan, pembengkokan serta pemasangan. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang di tempatkan pada gambar kerja di lapangan.

(15)

Jangka Waktu Pelaksanaan : 63 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-2 s/d ke-10

Metode Pelaksanaan

 Sebelum proses pemasangan penulangan dilakukan, maka di

pastikan bahwa seluruh plastic cor telah terpasang dengan benar.

 Besi beton dipotong dengan Barcutter hingga panjangnya

sesuai komponen gambar, dengan gunting besi.

Baja tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan

Barbender sesuai ukuran yang dibutuhkan dan dengan prosedur dimana kondisi awal baja tulangan harus lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan .

(16)

 Tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

 Tulangan ditempatkan di lokasi yang akan dikerjakan rigid

dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.

 Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan

kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

 Dowel ditempatkan per 5 meter setia arah memanjang.

Gambar.11. Pemasangan Dowel

III.7. Pekerjaan Penghamparan Beton K 250

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pembuatan beton, penghamparan, perapihan dan perawatan. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang di tempatkan pada gambar kerja di lapangan.

Volume Pekerjaan : 600 m3

Jangka Waktu Pelaksanaan : 63 Hari

(17)

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-3 s/d ke-11

1. Penyediaan Beton

 Semua contoh material sebelum digunakan sudah

dimintakan persetujuan konsultan

 Beton dibuat dari campuran pasir beton, batu pecah

(split), semen dan air bersih.

 Takaran campuran untuk mutu beton K 250 sesuai

(18)

Mutu

 Beton dicampur di dalam concrete mixer.

 Air ditambahkan sedemikian sehingga didapat

kekentalan beton bila diuji 10 ± 2 cm.

 Metode penakaran sesuai dengan metode volume, yang

perbandingan sesuai dengan hasil pengujian Job Mix Formula.

 Pemeriksaan kebersihan permukaan sub Grade (Lantai

Kerja)

 Periksa sudut-sudut dan sambungan dari acuan

beton,agar tidak terdapat celah yang mengakibatkan keluarnya air semen. Jika di temukan hal seperti itu maka celah tersebut segera ditutup.

 Pemasangan tulangan-tulangan sambungan harus sudah

sesuai gambar kerja.

 Kesiapan alat-alat yang digunakan

2. Penghamparan dan pemadatan beton

 Pengecoran tidak boleh di lakukan pada kondisi cuaca

seperti berikut:

- Hujan,air hujan langsung mengenai area

pengecoran

- Temperature melebihi 30 oC

- Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam .

 Sebelum pengecoran beton di mulai acuan harus di

basahi dengan air.

 Kendaraan concrete mixer menghampar beton di atas

lantai kerja dan di bantu oleh pekerja untuk meratakannya.

 Pengecoran beton harus di lanjutkan tanpa berenti

(19)

agar tercapainya homogenitas beton secara keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air.

 Jarak jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada

ketinggian kurang dari 150 cm,apabila melebihi dapat mengakibatkan segresi spesi beton . serta tidak di perkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu tempat dengan maksud untuk memudahkan meratakan sepanjang acuan.

 Lakukan slump test selama pelaksanaan pengecoran

untuk menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan mix design.

 Lakukan pemadatan dengan menggunakan alat

penggetar, hal ini di lakukan agar semua sudut-sudut terisi,dan di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan tersebut,dan agar permukaan menjadi rata dan halus,mengeluarkan gelembung-gelembung udara dan memgisi semua ronggga.

 Beton dituang diatas permukaan bond breaker, hingga

sampai batas permukaan atas bekisting.

 Beton diratakan dengan menggunakan cangkul.

 Setelah pemadatan beton diratakan permukaannya

dengan menggunakan jidar besi, kemudian setelah agak menggeras dirapihan dengan menggunakan rosram.

Gambar.12. Pekerjaan Pemadatan Menggunakan Vibrator

3. Perawatan

 Setelah beton mengeras seluruh permukaan beton

ditutupi dengan menggunakan karung goni.

 Permukaan karung goni selalu dibasahi dengan

(20)

III.8. Pekerjaan Pemotongan dan Pengisian Aspal (Sealant Join)

Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan ini ialah pekerjaan pemotongan beton dan pengisian bahan plastis berupa aspal cair pada celah join beton

Volume Pekerjaan : 20 Liter

Jangka Waktu Pelaksanaan : 14 Hari

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : Minggu ke-11 s/d ke-12

Metode Pelaksanaan

Alat yang digunakan:

 Mesin concrete cutter

 Air Compressor

 Pekerjaan pemotongan di lakukan paling cepat 30 jam

setelah pengecoran.

 Memotong beton dengan menggunakan concrete cutter

dengan kedalaman 3 cm.

 Semua potongan melintang harus dibuat sesuai dengan

detail dan letak pada gambar rencana.

 Semua sambungan melintang harus dibuat segaris untuk

seluruh lebar perkerasan. Bidang-bidang permukaan sambungan harus diusahakan tegak lurus terhadap bidang permukaan perkerasan.

 Dalam pembuatan sambungan,sebaiknya perhatikan alur

sambungan yang dibuat,guna menghindari ketidakrataan permukaan pada sambungan tersebut.

 Dalam pemotongan harus dilakukan secara perlahan-lahan

untuk mencegah terjadinya sambungan yang kasar.

(21)

Gambar.13. Pekerjaan Pemotongan Beton

(22)
(23)

IV. SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIK MATERIAL BAHAN BANGUNAN PEMBANGUNAN PSU RUMAH UMUM (Jalan Lingkungan)

Pekerjaan : PSU RUMAH UMUM Lokasi : Wilayah III (Kalimantan) Tahun : 2016

No. Jenis Pekerjaan Spesifikasi Teknis Material Bahan

Bangunan Keterangan

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan Lokasi Spesifikasi alat disesuaikan dengan lokasi masing-masing

2 Pengukuran dan Bouwplank Papan Dasar Kayu Kasau 5/7 cm,

Papan Patok 3/20 cm

3 Papan Nama Proyek Multiplek/ Plywood uk. 1x0.5 m, banner

Banner nama kegiatan dicetak dengan ukuran 1x0.5m (Nama proyek, pemilik proyek,

sumberdana, nama kontraktor, nama konsultan, tanggal SPMK, waktu pekerjaan

4 Shop Drawing dan As Built Drawing Kertas A3 Cetak/ print dengan ukuran full paper untuk setiap dokumen

(24)

II PEKERJAAN PERKERASAN BETON

1 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Papan Sembarang, dan patok Kualitas bagus, setara playwood

2 Pekerjaan Pemasangan Bond Breaker

(Plastik) Plastik bersih, tidak sobek

3 Pekerjaan Penulangan D8-200 mm /

Wiremesh M5 Besi tulangan Polos/ Pabrikan SNI SNI

4 Pekerjaan Penghamparan Beton (K250

t= 15 cm) Beton Ready Mix Sesuai karakteristik Mutu Beton

SAMARINDA, 27 Mei 2016 CV. MUSTIKA JAYA KENCANA

(25)

Gambar

Gambar.4. Pemadatan Tanah Menggunakan Tandem Roller

Referensi

Dokumen terkait

Kontrak perencanaan teknis jalan tol antara Badan Usaha Jalan Tol dan konsultan peren- cana mengandung prestasi yang mengandung unsur publik yang merupakan bagian

Disisi lain, pertumbuhan pendapatan di segmen Data internet masih sesuai ekspektasi kami bahwa selama masa PSBB transisi perseroan akan terus membukukan pertumbuhan

Aljabar Menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak, sistem persamaan linear tiga variabel, fungsi, logika matematika,

-Reflex tendon achiles , tungkai pasien ditekuk pada sendi lutut, kaki didorsoflexikan tendon achiles diketuk, positif terjadi plantar flexi kaki, negatif pada kerusakan S1..

Secara keseluruhan, kondisi yang paling signifikan yang tergambar pada segmen-segmen trotoar dengan kondisi trotoar yang baik adalah segmen trotoar yang memiliki konflik yang

Beban usaha mental merupakan indikator besarnya kebutuhan mental dan perhatian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, tidak tergantung terhadap jumlah pekerjaan

Menurut (Yunianta, 2006) kapasitas suatu ruas jalan didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat malintasi suatu ruas jalan yang uniform per jam, dalam satu arah

Hasil wawancara pada tanggal 01 Maret 2014, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana perilaku prososial antara siswa yang berasal dari sekolah umum seperti SMA Ronggolawe