• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah kata baku dan tidak baku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah kata baku dan tidak baku"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALIS RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU

PADA SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2013

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

1 Asep Joharli 7011140073 2 Iik Ikbal Fauzi 7011140009 3 Irfan Somantri 7011140078 4 Masto Hardianto 7011140040 5 Rendi Najmudin 7011140068 6 Sutrisno Pibowo 70111400

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda. Menurut Sugono (2007) sikap politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia“ merupakan pengakuan terhadap banyaknya bahasa di Indonesia sebanyak 746 bahasa. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnik di Indonesia.

Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945, sejak saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi formal, seperti interaksi di kantor-kantor, di sekolah-sekolah, pidato dan ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan tatacara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.

(3)

masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda, 1997 : 30).

Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku.

1.2 Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut ; 1. Apa yang dimaksud dengan bahasa dan ragam bahasa?

2. Apa saja jenis - jenis ragam bahasa?

3. Bagaimana proses terjadinya ragam bahasa?

4. Apa yang dimaksud ragam bahasa baku dan tidak baku? 5. Apa saja sifat ragam bahasa baku?

6. Apa fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku?

1.3 Tujuan Penelitian

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengertian bahasa dan ragam bahasa. 2. Mengetahui jenis - jenis ragam bahasa.

3. Mengetahui proses terjadinya ragam bahasa.

4. Mengetahui pengertian ragam bahasa baku dan tidak baku. 5. Mengetahui sifat ragam bahasa baku.

6. Mengetahui fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku.

7. Dapat menganalisis dan membahas ragam bahasa baku dan tidak baku.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitiann makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Membaca dan memahami pada skripsi mahasiswa program studi teknik sipil 2013. 2. Berdiskusi secara seksama.

3. Merumuskan ragam bahasa baku dan tidak baku. 4. Melihat referensi pada kamus besar bahasa Indonesia.

(4)

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya makah ini, pembaca diharapkan : 1. Memahami penggunaan bahasa baku dan tidak baku. 2. Memahami teori – teori penggunaan kata baku. 3. Mampu menggunakan kata baku.

1.6 Definisi Operasional Penelitian

(5)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa dan Ragam Bahasa

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluantentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi.Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragambahasa.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi seperti di sekolah, di kantor atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi seperti di rumah, di taman atau di pasar kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

2.2 Jenis Ragam Bahasa

2.1.1 Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media

Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.

(6)

pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :

1. Ragam bahasa lisan

Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.

Ciri-ciri ragam lisan :

A. Memerlukan orang kedua/teman bicara. B. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu. C. Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. D. Berlangsung cepat.

E. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu. F. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.

G. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. 2. Ragam bahasa tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata

Ciri Ragam Bahasa Tulis :

A. Tidak memerlukan kehadiran orang lain. B. Tidak terikat ruang dan waktu.

C. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat. D. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna. E. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap. F. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu. G. Berlangsung lambat.

H. Memerlukan alat bantu.

2.1.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur 1. Ragam bahasa berdasarkan daerah (logat/dialek)

(7)

Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan sebagainya.

2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

2.1.3 Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

2.3 Proses Terjadinya Ragam Bahasa

(8)

ragam standar (Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluan, apapun latar belakangnya.

2.4 Arti Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.

Contoh pada Undang-undang dasar :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

2.5 Sifat Ragam Bahasa Baku

(1) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek. Misalnya,

BAHASA BAKU BAHASA TIDAK BAKU bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

Misalnya:

(9)

BAHASA BAKU BAHASA NON BAKU

Bersama-sama Bersama2

Melipatgandakan Melipat gandakan

(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya penipu.

(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

(10)

(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.

(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.

Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.

Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.

(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Surat Anda sudah saya baca.

Kiriman buku sudah dia terima.

(11)

Misalnya:

Saudaranya

Dikomentari

Mengotori

Harganya

(10)Fungsi gramatikal (subjek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Kepala Kantor pergi keluar negeri.

Rumah orang itu bagus.

(11)Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:

Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silakan.

(12)

(13)Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).

2.6 Fungsi Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Secara umum, fungsi ragam bahasa baku dan tidak baku adalah sebagai berikut :

1. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu masyarakat bahasa baik dalam kegiatan resmi ataupun tidak resmi.

2. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda dengan pemakaian bahasa lainnya.

3. Bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa seseorang atau sekelompok orang.

(13)

BAB III HASIL ANALIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis

No. Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku

1 Ucapkan Haturkan

2 Allah S.W.T. Allah SWT

3 Yanti Defiana, M.T. Yanti Defiana MT 4 R. Nugraha Kusuma N. R Nugraha Kusuma N

5 Tidak Tak

Dari hasil analisis pada skripsi mahasiswa prodi teknik sipil 2013, bahwa terdapat kesalahan – kesalahan antara lain :

1. Baku dari Segi Nasional

Kata - kata yang masih bersifat kedaerahan, belum bersifat “nasional” hendaknya jangan digunakan dalam karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu sudah bersifat nasional, artinya sudah menjadi bagian dari kekayaan kosakata bahasa Indonesia boleh saja digunakan.

2. Singkatan

Singkatan nama - nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda titik yang sesuai.

3. Kesalahan Ejaan

Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan Bahasa Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (disingkat EYD). Oleh karena itu, semua kata yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.

(14)
(15)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi.

Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.

1. Ragam bahasa baku yang lazim digunakan dalam:

Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi,

perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.

2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.

3. Pembicaraan di depan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya. 4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.

6.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Harsono, fitri. 2013. Ragam Bahasa Indonesia. (online)

http://fitriharsono.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-indonesia.html (diakses pada

30 November 2014)

Rosdianto, Candra. 2013. Ragam Bahasa Indonesia.(online)

http://candrarosdianto.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-indonesia_7424.html(diakses pada 21 Maret 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan bagan diatas menjelaskan bahwa karakteristik keluarga yaitu pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan jumlah balita dapat mempengaruhi pola makan anak balita

saintifik (kelas eksperimen) dengan hasil belajar matematika siswa pada kelas. yang tidak diberikan perlakuan (kelas

Pendaftaran Nama JK Agama Tempat Lahir Tanggal Lahir Asal Sekolah 1 3004470 FARA TRI UTAMI PUTRI P Islam UJUNG PANDANG 29-Jun-99 SMK PRATIDINA MAKASSAR. 2 3156805 Nur Wanda Hamida

Mengajukan permohonan perdadaran kepada koordinator Tugas Akhir (sekretaris II) atau ke Ketua Jurusan, dengan mengisikan form pendaftaran pendadaran (judul dalam bahasa inggris wajib

mempengaruhi pengetahuan anak sekolah dasar tentang safety education (pendidikan keselamatan) di Sekolah Dasar Swasta Pangudi Luhur Bernardus 02 Semarang yang meliputi:

Perlindungan hukum yang meliputi undang-undang dan peraturan mentri tersebut yang seharusnya dapat memberikan perlindungan bagi anak sebagai peserta didik di

Hasil dari penelitian ini yaitu ponpes Al-Intishor berhasil membuat jadwal dengan berbagai model hasil menggunakan aplikasi FET, serta para guru mampu membuat media

Sejalan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini “ Bagaimana penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat