• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PRESENTASI ANAK LAMBAN BELAJAR S (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PRESENTASI ANAK LAMBAN BELAJAR S (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PRESENTASI

“ANAK LAMBAN BELAJAR (

SLOW LEARNER

)”

Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu Prof.Dr.Slameto,M.Pd

Disusun oleh :

SIPYANI

SUBANDI

TRIYONO

SULAR WIYONO

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA

( STIEPARI ) SEMARANG

(2)

MAKALAH

“ANAK LAMBAN BELAJAR (

SLOW LEARNER

)”

Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu Prof.Dr.Slameto,M.Pd

Disusun oleh :

SIPYANI SUBANDI TRIYONO SULAR WIYONO

ABSTRAK

Observasibertujuanuntukmenemukan strategipembelajarananaklamban belajar di SD Negeri Kopeng 03

SubjekobservasimeliputigurukelasII dan kelas III,,anaklambanbelajar kelasII dan kelas III, dankepala sekolah. Teknikpengumpulandatamenggunakanmetode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkanhasilobservasi,dapatdisimpulkanbahwa keduaguru kelas melaksanakanstrategipembelajarananaklambanbelajarsesuaikondisi dikelas masing-masing. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendahuluan anaklamban belajarsamadengansiswalainnya,kecualisatugurukelasyang memberikan pendekatan individualpada pengecekanketerampilan prasyarat. Perlakuankhusus masing-masingguru kelasuntukanaklambanbelajar dalampenyampaian informasi berbeda-beda.Ketigagurukelas membantuanaklamban belajardalam pelaksanaanlatihan danpraktikdanmemberikanpenguatan positif danpenguatan negatif.Setiapgurukelasmempunyaistrategi masing-masing dalammemberikan penyesuaianwaktu,cara,danmateridalampenilaian pembelajarananaklamban belajar. Belumsemua aspek dalam kegiatan lanjutan dapatdilaksanakankarena keterbatasan alokasi waktu dan ketiga guru kelas mempertimbangkan kondisi anak lamban belajar.

Kata kunci:strategi pembelajaran, anaklamban belajar (slowlearners)

(3)

A. Latar Belakang

Setiap individu yang terlahirkan di dunia ini memiliki kemampuan yang berbeda terutama dalam bidang akademik, yang diakibatkan adanya perbedaan tingkat intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu tersebut. Sering kita temui adanya individu yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dan sering mendominasi dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran, yang disebut anak berbakat atau pintar.Ada pula anak yang biasa-biasa saja yang intelegensinya normal atau sering disebut dengan anak normal, dan sering pula ditemukan anak yang memiliki tingkat intelegensi rendah atau di bawah normal yang mengakibatkan mereka mengalami keterlambatan belajar.

Di Indonesia masih banyak anak yang mengalami lamban belajar terutama dalam bidang akademiknya.Akibat lamban belajar tersebut, prestasi belajar anak menurun atau rendah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Dalam dunia pendidikan tentunya, kita tidak akan lepas dari permasalahan tersebut. Memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai calon pendidik untuk memahami permasalahan-permasalahan yang ada tersebut dengan jelas, dan mengetahui serta melakukan upaya pemecahan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian slow learner atau yang disebut lamban belajar pada anak, bagaimana karakteristik dan penyebabnya, untuk membantu calon pendidik agar memahami cara menghadapi anak yang mengalami gangguan lamban belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Anak Lamban Belajar (Slow Learner) ? 2. Apa yang menyebabkan anak mengalam igangguan lamban belajar? 3. Bagaimana karakteristik anak yang mengalami lamban belajar? 4. Bagaimana cara menghadapi anak lamban belajar?

5. Bagaimana cara menangani anak yang mengalami lamban belajar?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

2. Mengetahui penyebab anak yang mengalami kelainan lamban belajar 3. Mengetahui karakteristik anak yang mengalami lamban belajar

4. Mengetahui cara menghadapi anak yang mengalami kelainan lamban belajar 5. Mengetahui cara menangani anak yang mengalami lamban belajar

(4)

A. Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

Anak lamban belajar atau Slow Learner adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .

Anak-anak lamban belajar atau Slow Learner juga terbatas pada kemampuan lain seperti pada aspek komunikasi dan bahasa, emosi, sosial atau moral.

B. Penyebab Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

 Faktor Prenatal (sebelum lahir) dan Genetik

Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak pembuahan.Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari kedua orangtuanya, berupa kromosom yang memecah menjadi partikel yang disebut gen. kelainan dari kromosom dapat menyebabkan kelainan fungsi-fungsi kecerdasan.Selain komosom, juga disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh. Kondisi jantung ibu yang kurang baik juga menyebabkan transfer oksigen ke otak bayi menjadi kurang.

Anak lahir prematur disinyalir dapat melahirkan anak-anak lamban belajar karena organ tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga proses perkembangannya lambat.

 Faktor Biologis Non Keturunan 1. Obat-obatan

Saat ibu hamil, tidak semua obat dapat diminum, karena ada beberapa jenis obat yang apabila diminum dapat merugikan janin.Begitu juga dengan ibu alkoholis, penggunaan dosis yang berlebih dapat berpengaruh pada kemampuan memori jangka pendek anak. 2. Keadaan Gizi Ibu Yang Buruk Saat Hamil

Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilannya.janin akan dapat hidup dan berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi dalam kandungan akan mendapatkan makanan dari darah ibu melalui tali pusar.

3. Radiasi Sinar X

Radiasi sinar X dapat mengakibatkan bermacam gangguan pada otak dan sistem tubuh lainnya. Radiasi sinar rawan terjadi saat usia kehamilan muda, kemudian berkurang resikonya saat usia hamil tua.

4. Faktor Rhesus

Rini Handayani (2009), menyebutkan bahwa jika seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi keturunannya.

 Faktor Natal ( saat proses kelahiran)

(5)

antisipasi kondisi seperti ini maka ibu hamil yang yang pernah mempunyai pengalaman seperti ini sebaiknya melakukan persalinan di rumah sakit.

 Faktor Postnatal (sesudah lahir) dan Lingkungan

Malnutrisi dan trauma fisik juga menjadi perhatian kita, begitu juga dengan lingkungan yang dapat berperan juga sebagai penyebab terjadinya anak lamban belajar(slow learner). Stimulasi yang salah, menyebabkan anak tidak dapat berkembang secara optimal. Gen dapat dianggap sebagai kemampuan intelektual, tetapi pengaruh lingkungan akan menentukan dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut (Atkinson, dkk, 1983, h. 135).

C. Karakteristik Anak Lamban Belajar (Slow Learner) 1. Intelegensi

Dari segi intelegensi anak-anak lamban belajar berada pada kisaran 70-90 berdasarkan skala WISC.Anak dengan IQ tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah.

2. Bahasa

Anak-anak lamban belajar mengalami masalah dalam berkomunikasi baik dalam menyampaikan ide dan gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain. Untuk meminimalisir kesulitan, sebaiknya melakukan komunikasi yang sederhana.

3. Emosi

Anak-anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif.Jika melakukan kesalahan atau tertekan, biasanya mereka cepat patah semangat.

4. Sosial

Anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Saat bermain, mereka memilih jadi pemain pasif atau penonton dan terkadang lebih senang bermain dengan anak dibawah usia mereka.

5. Moral

Moral seseorang akan berkembang seiring kematangan kognitifnya, anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan tersebut dibuat. Hal tersebut disebabkan kemampuan memori mereka terbatas sehingga sering lupa.

D. Masalah Yang Dihadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

1. Anak mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan teman-temannya.

2. Cenderung pemalu, menarik diri dari lingkungannya.

3. Lamban menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.

4. Hasil prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena ketidakmampuan mencapai harapannya.

(6)

6. Mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya.

E. Cara Menghadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

1. Pahami bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. 2. Sederhanakan kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak

memahami maksudnya.

3. Cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka untuk menghafal.

4. Gunakan alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat membantu mereka memahami materi dengan mudah.

5. Ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik

6. Ikut sertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara prifat. Kegiatan ini dapat membantu anak mengatasi ketertinggalan dalam penguasaan materi dan mempersempit kesenjangan yang dialami dengan teman-temannya.

7. Doronglah anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.

F. Penanganan Anak Lamban Belajar - Terapi Bermain

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang gemar bermain, mereka merasa senang bila melakukan aktivitas bermain.Terapi bermain adalah salah satu upayapsikoterapi untuk membantu mengatasi masalah sosial, bahasa atau motorik. - Terapi Perilaku

Diberikan kepada anak dengan tujuan melatih perilaku baru dengan mengubah lingkungan atau dengan proses kognitif dan emosional anak,. Misalnya, kebiasaan mencorat-coret tembok menjadi kebiasaan menggambar di buku.

- Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diterapkan untuk seluruh anggota keluarga dalam rangka membantu anak lamban belajar.Banyak masalah anak dapat diatasi dengan cepat karena bantuan atau dukungan keluarganya.

- Terapi Lain

Terapi lain seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

(7)

Kegiatan observasi kami lakukan di sebuah sekolah inklusi di daerah Getasan. Selama kami melakukan kegiatan observasi kami mengamati lima orang siswa kelas II SD dan lima orang siswa kelas III SD, dengan nama yang sudah kami samarkan.

1. Kelas II

Hasil Pengamatan Anak Slow Learner :

 Karakteristik siswa slow learner berdasarkan pengamatan:

1. Dn dan Sg: Saat guru memberikan pembelajaran di kelas kedua anak tersebut tidak mau memperhatikan melainkan sibuk sendiri entah mencorat- coret buku, menggambar atau mengganggu teman yang lain, akibatnya saat guru memberikan pertanyaan, jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan. Selain itu, keduanya juga tidak mau mengikuti perintah guru, namun Sg terkadang mau mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Dn dan Sg termasuk siswa yang hiperaktif.

2. Cn : Saat guru sedang memberikan pembelajaran, Cn sering tiduran dan bermalas- malasan, ketika menjawab pertanyaan ia cenderung tidak bisa menjawab bahkan tidak sesuai dengan pertanyaannya, lebih parahnya lagi ia sering mencontek ketika mengerjakan soal. Cn merupakan anak yang pendiam.

3. Ak : Saat pembelajaran berlangsung, ia sibuk sendiri dengan kegiatan lain, seperti menggambar, dan bermain sendiri. Dalam menulis kata, ia belum bisa menuliskannya secara lengkap hurufnya karena gangguan pada penglihatan,ditambah lagi ia belum hafal huruf, akibatnya dalam menulis masih lambat dan harus di bantu oleh guru. Dalam hal membaca ia juga belum lancar. Saat diberi pertanyaan oleh guru, Ak tidak dapat menjawabnya.

4. Af : Af merupakan anak yang sangat pendiam, di kelas ia terlihat tidak fokus, sibuk sendiri seperti menggambar dan berimajinasi (berbicara sendiri). Ia sudah dapat menulis dan membaca namun terkadang masih terdapat kesalahan. Saat diberi pertanyaan Af tidak dapat menjawab pertanyaan.

 Hasil Wawancara dengan Guru

Penyebab slow learner :

a. Faktor dari si anak

1. Dn terlambat masuk sekolah, yaitu pada umur 11 tahun, akibatnya anak tersebut malas dalam belajar, tidak dapat mengingat materi pelajaran dengan baik serta memiliki hasil tes IQ yang rendah.

(8)

3. Ak juga mengalami lamban belajar salah satu faktornya karenaketerbatasan penglihatan, jadi Ak merupakan anak berkebutuhan khusus atau cacat ganda yaitu tuna grahita dan slow learner.

b. Faktor dari orang tua

1. Cn mengalami slow learner karena faktor keturunan dari orangtuanya, iajuga memiliki IQ yang rendah dan tidak dapat mengingat atau menyerap mata pelajaran dengan baik.

2. Kurangnya perhatian dan pendampingan dari orang tua mampu menghambat proses belajar Af, terutama perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu

Pendampingan :

Ada pendampingan khusus setiap hari selasa dan kamis agar anak dapat mengejar keterlambatan pembelajaran. Sehingga guru pendamping lebih mudah untuk melakukan pengamatan dan melakukan identifikasi perilaku anak, seperti mengulangi pertanyaan ketika anak belum dapat menangkap pertanyaan tersebut.

Namun masih terdapat kendala dalam pendampingan tersebut yakni jika seorang pendamping hanya terfokus pada satu anak saja, maka anak yang lain ramai, merasa tidak diperhatikan. Jadi tergantung pendamping dapat menguasai kelas atau tidak, apabila pendamping menguasai kelas suasana di dalam kelas dapat terkondisikan. Dari anak-anak yang mengalami slow learner, hampir semuanya mengalami keterlambatan belajar yang tidak hanya pada satu mata pelajaran saja tetapi hampirsemua mata pelajaran, namun kebanyakan mengalami kesulitan pada mata pelajaranmatematika, bahasa indonesia, dan pkn. Menurut guru pendamping, anak-anak yang mengalami slow learner kelas II SD tersebut lebih kesulitan dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

2. Kelas III

 Karakteristik siswa slow learner:

Berikut ini kami rangkum aktivitas anak- anak yang mengalami lamban belajar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia saat praktik membaca puisi. Anak- anak yang kami amati adalah Jono, Jeni, Bunga, Bejo dan Boy.

1. Saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat sibuk sendiri, ada yang sibuk menggambar dan ada pula yang ramai dengan temannya.

2. Siswa juga memiliki kecenderungan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.

(9)

4. Siswa mudah terganggu dan sulit berkonsentrasi saat belajar apabila ada aktivitas lain yang ada di luar kelas.

 Hasil Wawancara dengan Guru

Penyebab siswa slow learner:

1. Faktor keluarga

a. Orang tua yang sibuk bekerja mengakibatkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang, terutama dalam hal belajar. Seperti yang dialami oleh si kembar Jono dan Jeni (nama disamarkan). Mereka hidup berkecukupan, segala fasilitas disediakan oleh orang tuanya, hanya saja orang tua mereka hanya sekedar memberikan fasilitas tetapi tidak memberikan pendampingan dan perhatian.Akibatnya, sampai saat ini Jono belum bisa menulis sedangkan Jeni belum bisa membaca dan menulis. Jono setiap kali menuliskan kata- kata selalu ada huruf yang kurang atau kelebihan, sedangkan Jeni karena belum bisa membaca dan menulis setiap kali diberi soal ia menuliskan soal itu kembali pada lembar jawaban.

b. Orangtua yang bermasalah ternyata juga dapat mempengarunhi kondisi anak. Sebut saja namanya Bunga.Orangtua Bunga bercerai atau broken home.Berangkat dari kondisi keluarganya itu, Bunga menjadi anak yang tertutup dan kurang percaya diri. Akibatnya saat mengikuti pembelajaran di sekolah, ia cenderung melamun dan seolah- olah memperhatikan penjelasan guru, setiap kali Bunga ditanya yang ada kaitannya dengan pembelajaran dia tidak bisa menjawab sama sekali bahkan sekalipun menjawab, jawabannya pasti tidak nyambung.

c. Orangtua yang memiliki potensi tingkat kecerdasan yang rendah, ternyata dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan anaknya. Seperti yang dialami Bejo, sampai saat ini dia belum bisa menulis secara benar, seperti Jono, tulisannya terkadang kelebihan tetapi terkadang juga kurang.

2. Faktor dari si anak

a. Slow leaner juga diakibatkan dari dalam diri sendiri. Seperti yang dialami Boy yang belum bisa membaca dan menulis. Dari awal masuk kelas III ia memiliki bakat pemalas, dalam setiap pembelajaran dia selalu menganggap remeh mata pelajaran, setiap kali ditanya

“apakah sudah jelas”, dia selalu menjawab “sudah”, padahal jika ditanya dia tidak tahu apa- apa. Sikap dia tersebut sempat mempengaruhi teman- teman sekelasnya, tetapi setelah mendapat pendampingan khusus dan di kelas juga dibentuk kelompok- kelompok belajar, Boy bisa bersikap lebih baik dan teman- teman sekelasnya bisa menyesuaikan.

Pendampingan :

(10)

memahami materi pembelajaran dipersiapkan untuk menjadi tutor sebaya bagi teman- temannya yang lamban belajar.

Pihak sekolah memberikan pendampingan dengan cara mengajarkan keterampilan, dimaksudkan untuk membantu siswa termotivasi meskipun dalam hal akademik mereka kurang mampu maka siswa tersebut masih bisa menyumbangkan kemampuannya untuk membuat keterampilan.

(11)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

1. Anak lamban belajar atau Slow Learner adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .

2. Penyebab anak yang mengalami lamban belajar (Slow learner) adalah faktor prenatal (sebelum lahir) dan genetik, faktor biologis non keturunan (obat-obatan, keadaan gizi ibu yang buruk saat hamil, radiasi sinar X,dan faktor rhesus), faktor natal (saat proses keturunan), dan faktor postnatal (sesudah lahir) dan lingkungan.

3. Karakteristik anak yang mengalami lamban belajar dilihat dari segi intelegensi yaitu anak dengan IQ 70-90 berdasarkan skala WISC tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah. Dari segi bahasa, anak-anak mengalami masalah dalam berkomunikasi baik. Dari segi emosi, kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Dari segi sosial, anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Sedangkan segi moral, anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan tersebut dibuat.

4. Cara menghadapi anak yang mengalami lamban belajar (Slow Learner) yaitu pahami bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya,sederhanakan kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami maksudnya, cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka untuk menghafal, gunakan alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi, ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik, ikutsertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara privat, doronglah anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.

5. Cara menangani anak yang mengalami lamban belajar yaitu dengan terapi bermain, terapi perilaku, terapi keluarga, dan terapi lainnya seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

(12)

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. A. Muri Yusuf, 1995, Manajemen Mutu terpadu, Suatu Upaya Pembinaan dan Pengembangan Mutu Sekolah. Jakarta. Pelita.

2. Drs. Dandang A. Dahlan, 1996. Peran Guru BP Mengecewakan, Singgalang, Padang.

3. Dr. Moh. Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. C.V. Ilmu. Bandung

4. Herwindo Haribowo, 1996. Peningkatan Efesieni dan Efektivitas Pelaksanaan Program di Sekolah. Jakarta. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat.

5. Prof. DR. Prayitno, 1995. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, ( dari pola tidak jelas ke pola tujuh belas) disampaikan dalam seminar dan lokakarya di Jakarta.

6. Prof. DR. Winarno Surakhmad, 1979. Metodelogi Pengajaran Nasional. PT. Jemmars. Jakarta

7. Khaerudin Kurniawan, 1997. Kreativitas, Tuntutan Hidup Manusia Modern, Jakarta. Suara Pembaruan.

8. Peraturan Pemerinta Republik Indonesia No. 39 tahun 1992, Tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasioanal.

9. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(13)

LAMPIRAN

LAMPIRAN

KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN

(14)

KONDISI SEKOLAH

Referensi

Dokumen terkait

Ini disebabkan kebijakan pengelolaan lingkungan yang kapitalistik dan antroposentrik yang sudah mulai sejak zaman kolonialisme Belanda dan telah direkonstruksi oleh

Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmetika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu

Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Materi yang disampaikan harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. Menyiapkan materi dan media

Dimensi tubuh embung sawahsumur adalah : Panjang Embung : 178.4 m, Tinggi Embung : 11 m, Lebar Puncak : 5.5 m, Elevasi Puncak : + 37,50 , elevasi dasar tampungan : + 28,50

Setelah didapatkan hasil konstruksi pohon dengan nilai akurasi mencapai 84,375%, maka untuk mengetahui apakah hasil konstruksi pohon baik digunakan untuk memprediksi

Di UPT Perpustakaan Universitas Sriwijya manusia atau pengguna pada umumnya adalah Mahasiswa, Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya mahasiswa sebagai perusak

Internship ialah peringkat transisi profesional yang bertujuan untuk mengaitkan pengalaman amalan profesional pelajar dengan tugas guru permulaan.

Pada siklus I berdasarkan perhitungan dari lembar observasi aktivitas guru dan kreativitas belajar siswa pada pendekatan saintifik, skor perolehan aktivitas guru sebesar