• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PEMB INAAN WIRAUSAHA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM PEMB INAAN WIRAUSAHA INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PEMBINAAN WIRAUSAHA

GUNA MENYUKSESKAN REHABILITASI DAN SOSIALISASI

ANTI NARKOBA DI INDONESIA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017

DISUSUN OLEH

DANANG RIZKY NUGROHO

(2)

Dilansir dari jurnal ilmiah berjudul “Faktor Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Pada Masa Pemulihan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda” oleh Laurensia Enny Panjalina dkk, mayoritas pengguna narkoba adalah remaja. Dan dalam pembahasan disebutkan bahwa alasan utama remaja menyalahgunakan NAPZA adalah kondisi sosial, psikologis yang membutuhkan pengakuan, krisis identitas dan kelabilan emosi yang menyebabkan rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi ini juga identik dengan proses pencarian jati diri yang kerap dikaitkan dengan usia antara 13- 19 tahun . Sehingga pada masa masa seperti inilah remaja terpacu untuk mencoba NAPZA. Tidak jarang setelah masa percobaan NAPZA, pengguna mulai memasuki tahap kecanduan yang mengakibatkan kehilangan daya pikir rasional untuk tidak lagi meneruskan konsumsi. Setelah memasuki tahap pecandu maka para pecandu akan kesulitan untuk melepaskan diri dari NAPZA yang bukan merupakan barang “murah”, maka dengan terpaksa para pecandu akan memprofesikan dirinya sebagai pengedar demi menebus kebutuhannya akan NAPZA. Tak heran pada 2017, Jokowi , Presiden Indonesia menyatakan bahwa Indonesia sedang darurat narkoba. Maka dari itu, penulis menggagas sebuah ide yang dapat membantu para korban pecandu serta remaja untuk terlepas dari bahaya narkoba sekaligus memenuhi kebutuhan remaja yang krisis identitas dengan Program Pembinaan Wirausaha. Program ini tidak hanya membantu mengalihkan perhatian para mantan pecandu narkoba kepada penyakit kecanduan yang dideritanya , namun sekaligus menjadikan mantan pecandu sebagai pelopor yang menyosialisasikan keburukan penggunaan NAPZA bagi kalangan remaja. Belum lagi mantan pecandu akan kesulitan memperoleh pekerjaan guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya dikarenakan blueprint nya di masyarakat sebagai pelaku pidana. Selain itu, program ini dapat mengembalikan nama baik mantan pecandu narkoba ke masyarakat umum dengan turut serta membangun perekonomian di Indonesia.

(3)

ESAI

Masalah narkotika telah menjadi perhatian Internasional bahkan sejak 1987. Pada tahun tersebut, PBB telah aktif mengeluarkan laporan penggunaan narkotika internasional berkala selama satu tahun sekali. Pada 2012, pengguna narkoba di Indonesia mencapai 3,8 juta dari 25 juta pecandu narkoba di seluruh dunia yang sebagian besarnya diisi oleh kalangan usia yang masih produktif yaitu remaja dan dewasa awal (20-30 tahun). 70 persen diantaranya adalah anak usia sekolah (BNN, 2012) . Dari jurnal ilmiah berjudul “Faktor Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Pada Masa Pemulihan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda” menyebutkan bahwa Data Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, dalam kurun waktu 3 tahun (2009- 2011) jumlah pasien sampai 140 orang tiap bulannya dan 78,1 persen adalah usia 25-35 tahun dan selainnya meliputi siswa SLTA. Hal ini sungguh miris karena seharusnya para siswa di Indonesia adalah tonggak perubahan di masa yang akan datang justru terikat dengan obat- obatan terlarang yang membuat mereka jauh dari produktivitas.

Masa remaja seringkali identik dengan pencarian jati diri sehingga mendorong remaja untuk mencoba hal hal baru, termasuk salah satunya ialah NAPZA. Hal ini juga dinyatakan dalam penelitian Purwadi, Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (2004) bahwa remaja memiliki keinginan untuk menunjukkan eksistensi dirinya kepada orang lain serta ingin melepaskan ketergantungannya terhadap pihak lain, dalam hal ini termasuk orang tua. Hal inilah yang menyebabkan remaja menjadi lebih liar dalam mencoba hal- hal baru seperti NAPZA yang berakhir pada kecanduan.

(4)

pemerintah, atau pihak pihak yang terlibat dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan NAPZA yang solutif dan menyelesaikan berbagai permasalahan dalam negeri secara sekaligus.

Masalah narkotika yang telah mendapat perhatian internasional ini merupakan masalah awal yang memicu masalah-masalah selainnya. Jika diterus menerus dibiarkan, maka masa depan Indonesia dapat terancam karena masalah ini memiliki hubungan erat dengan kemiskinan jangka panjang. Para pecandu narkoba memang telah mendapatkan rehabilitasi dari pihak yang bertanggungjawab terhadap masalah narkotika, namun blueprint kriminal masih melekat pada dirinya dan tidak ada jaminan bahwa selanjutnya para mantan pecandu ini akan konsisten berperilaku baik apabila kepastian untuk hidup yang lebih baik masih dipertanyakan Karena apabila ditinjau dari Penelitian Dermawanti (2015) terdapat signifikansi pengaruh kriminalitas dari pendidikan , moral dan pengangguran. Hal ini diperkuat oleh pernyatanan Ariskasuci (2008) bahwa mantan seorang pecandu memiliki hambatan interaksi apabila kembali ke lingkungan keluarga, kerja dan masyarakat karena stigma negative dari perilaku masa lalunya. Sehingga dapat disimpulkan rehabilitasi mantan pecandu narkotika tidak menjamin kepastian perilaku baiknya apabila taraf hidupnya tidak tercukupi.

Maka dari itu , penulis menggagas sebuah program yang dapat menyelesaikan masalah-masalah narkotika di Indonesia sekaligus ekonomi. Para wirausahawan tidak perlu bergantung pada siapapun, ia adalah pencipta pekerjaan untuk dirinya sendiri bahkan orang lain. Selain itu, wirausahawan juga dapat membuka lapangan pekerjaan kepada orang lain. Apabila para mantan pecandu narkotika ini mendapat pembinaan intensif tentang wirausaha, ia akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan dijadikan rolemodel seseorang yang telah lepas dari narkotika dan berguna untuk kehidupan masyarakat. Program pembinaan wirausaha bertujuan untuk membantu program rehabilitasi pada mantan pecandu NAPZA sekaligus memerankannya sebagai pelopor anti narkoba dan membangun perekonomian di Indonesia. Sehingga para pecandu narkotika pun dapat lebih semangat menjalankan rehabilitasinya karena adanya rolemodel yang telah sukses menebus dosanya dengan turut menghapuskan jejak narkotika dan kemiskinan di Indonesia

(5)

usaha dan rekrutmen tenaga kerja yang berasal dari kalangan remaja guna menyosialisasikan anti narkoba serta mentoring usaha secara berkala. Dengan ini, sosialisasi secara tidak langsung akan berjalan seiring berlangsungnya usaha yang dijalankan oleh mantan pecandu narkoba tersebut. Dan nama baik dari mantan pecandu akan perlahan lahan memudar dari mata masyarakat karena kebermanfaatan yang ditimbulkan olehnya

(6)

Ariskasuci (2008) Gambaran Interaksi Sosial Pecandu Narkoba Pasca Rehabilitasi (Skripsi, Universitas Paramadina

Badan Narkotika Nasional. (2012) Jenis- Jenis Narkoba dan Aspek Kesehatan Penyalahgunaan Narkoba . Departemen Sosial RI : Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2015) Angka Partisipasi Kerja 2015 https://www.merdeka.com/uang/bos-bappenas-akui-jumlah-pengangguran-di-indonesia-masih-tinggi.html, diakses 21 September 2017.

L.Enny, Pantjalina (2013) “Faktor Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Pada Masa Pemulihan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda”

(7)

BIODATA PENULIS

JUDUL ESAI : PROGRAM PEMBINAAN WIRAUSAHA GUNA

MENYUKSESKAN REHABILITASI DAN SOSIALISASI ANTI NARKOBA DI INDONESIA

NAMA LENGKAP : DANANG RIZKY NUGROHO

NIM : 041711233103

TTL : MALANG, 9 JULI 1999

NO.TELP : 082244906664

EMAIL : [email protected]

FAKULTAS/

JURUSAN

/ANGKATAN : FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS / MANAJEMEN/2017

SURABAYA, 21 SEPTEMBER 2017

(DANANG RIZKY NUGROHO)

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

Tesis Dengan Judul : Kewenangan Badan Narkotika Nasional Memerintahkan Rehabilitasi Medis Terhadap Pecandu/Pengguna Narkotika Berdasar Undang- Undang Nomor : 35 Tahun

Salah satu fungsi dari Badan Narkotika Nasional adalah melaksanakan Tim Asesmen Terpadu (TAT) untuk rehabilitasi terhadap pemakai dan pecandu narkoba. Kegiatan TAT

Program Rehabilitasi Pengguna Narkoba berbasis Pendidikan Agama Islam di Yayasan Pintu Hijrah merupakan salah cara dalam penanggulangan para pecandu narkoba dimana klien

Pada proses rehabilitasi narkoba, pecandu narkoba mengalami suatu pengalaman perubahan positif yang terjadi sebagai hasil perjuangan individu menghadapi tantangan

“Rehabilitasi Bagi Penyalahguna Narkotika di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Banyumas”, (2) Dola Yesriponnanti, yang berjudul “Rehabilitasi Bagi penyalahguna Narkoba (Studi

Bedasarkan hasil penelitian mengenai Bimbingan Islami bagi Pecandu Narkoba di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido Bogor, dapat dimpulkan bahwa

Meskipun undang-undang ini mengatur sanksi pidana yang berat untuk penyalahgunaan narkotika, termasuk rehabilitasi medis dan sosial bagi pecandu, praktik penegakan hukum sering kali