Thursday, 7 May 2015 tanaman sangat tergantung pada keadaan ekologi atau lingkungan di mana tanaman tersebut tumbuh.
sebaliknya akan terjadi apabila, tanaman tersebut tumbuh pada lingkungan yang tidak/kurang mendukung.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi holtikultura dapat dikelompokkan atas factor iklim (cahaya, suhu, dan keadaan udara) dan factor medium tumbuh (tanah dan air)
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh factor iklim dalam pertumbuhan tanaman ? 2. Bagaimana pengaruh factor medium dalam pertumbuhan tanaman ? 3. Bagaimana jika kurang terdapat cahaya dalam pertumbuhan tanaman ? 3. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh factor iklim dalam pertumbuhan tanaman. 2. Mengetahui pengaruh factor medium dalam pertumbuhan tanaman. 3. Mengetahui jika kurang terdapat cahaya dalam pertumbuhan tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Cahaya
Matahari adalah sumber energi terbesar bagi fotosentesis dan proses metabolism tanaman lainnya, namun radiasi matahari yang mencapai ke bumi jumlahnya sedikit sekali, sebagaimana diilustrasikan pada gambar dibawah.
light) dalam jumlah yang cukup memadai untuk fotosentesis dan sedikit sekali meloloskan cahaya tidak tampak (invisible light), sehingga suhu permukaan bumi tetap terjaga pada tingkat yang moderat (sedang).
1. Pengaruh Intensitas Cahaya
Berdasarkan kebutuhanya akan intensitas cahaya optimum, tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi :
a. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari rendah à tanaman naungan.
b. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari sedang à tanaman setengah naungan.
c. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari tinggi à tanaman cahaya penuh. d. Tanaman yang tumbuh dengan baik pada segala kondisi intensitas cahaya matahari à
tanaman cahaya dan naungan.
Apabila intensitas cahaya berada dalam kisaran yang optimum untuk pertumbuhan serta perkembangan tanaman, dan tanaman tersebut mendapatkan perlakuan yang baik, maka akan diperoleh hasil panen yang tinggi. Apabila intensitas cahaya berada dalam kisaran yang optimum, maka jumlah energi yang tersedia untuk penggabungan CO2 dan air menjadi sangat rendah, sehingga pembentukan karbohidrat menjadi tertekan. Akibatnya, terjadi penurunan pada hasil panen. Sementara itu, apabila intensitas cahaya berada di atas kisaran optimum, maka hasilnpanen yang diperoleh juga akan mengalami penurunan dikarenakan :
a. Berkurangnya kadar klorofil b. Meningkatnya suhu daun
2. Pengaruh Kualitas Cahaya
Komposisi cahay dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman, yang dapat dilihat dari berat kering tanaman serta fase-fase vegetative reprofuksinya. Pada tanaman tomat, produksi bahan kering akan lebih besar bila ditanam dibawah cahaya biru dibandingkan dibawah cahaya putih atau hijau.
Pita cahaya mempengaruhi proses-proses fotoreaksi berada pada kisaran 300-800 nm. Fotosentesi yang paling efisien adalah kisaran cahaya jingga-merah (650 nm) hingga biru (440 nm) pada spectrum cahaya tampak.
Cahaya juga mempengaruhi berbagai respon respon tanaman lain, seperti perkecambahan, pembentukan umbi, pembungaan, dan ekspresi kelamin. Pengaruh lama cahaya disebut juga Fotoperiodesitas.
a. Pengaruh Fotoperiodesitas dengan karbohidrat tanaman
Pada umumnya semakin lama periode cahaya, maka semakin banyak karbohidrat yang dibentuk pada fotosentesis. Dan semakin pendek periode malamnya akan semakin sedikit karbohidrat yang digunakan pada respirasi. Sebagai contoh, stroberi yang diusahakan pada musim panas di daerah beriklim sedang memberikan hasil yang lebih besar dengan rasa buah lebih manis dan aroma lebih baik dibandingkan stroberi yang dihasilkan di daerah tropic yang panjang hari dan panjang malam relative sama.
b. Pengaruh Fotoperiodesitas dengan saat pembentukan kuncup bunga
Periode cahaya juga menentukan inisiasi pembentukan kuncup bunga. Tanaman yang menghendaki periode cahaya lebih panjang (14-16 jam perhari) daripada periode gelap untuk inisiasi pembentukan bunganya disebut tanaman hari panjang, sedangkan tanaman yang menghendaki lama cahaya lebih pendek (8-10 jam perhari) daripada periode gelap disebut tanaman hari pendek.
2. Suhu
Secara umum, pertumbuhan tanaman berlangsung pada kisaran minimum 4,5oC hingga suhu maksimum 36oC. Namun, untuk memungkinkan tanaman untuk melangsungkan fotosentesis dengan laju maksimum dan respirasi normal tanaman menghendaki suhu yang disebut suhu optimum. Oleh karena tanaman memiliki laju fotosentesis yang tinggi bersamaan dengan belangsungnya respirasi yang normal dalam kisaran suhu yang berbeda, maka tanaman dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Tanaman daerah dingin (subtropis) 2. Tanaman daerah pana (tropis)
Penggolongan tanaman berdasarkan kebutuhannya akan suhu optimum
1. Hubungan Suhu Malam Optimum dengan Fase ppertumubhan Tanaman 2. Kerusakan Jaringan Akibat Suhu Rendah
3. Udara
Udara tersusun atas lebih kurang 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9 argon, 0,03% karbondioksida, 0,07% gas lainnya. Selain itu, di dalam udara terdapat berbagai polutan dari senyawa-senyawa organic dan anorganik yang sebagian besar merupakan produk dari reaksi fotokimia antara cahaya matahari dengan hasil pembakaran.
1. Oksigen
Oksigen sangat banyak terdapat di udara, dan tanaman akan mengalami kekurangan oksigen hanya bila terjadi banjir di perakaran.
2. Karbondioksida
Jika berlebihan CO2 akan menjadi racun bagi tanaman, tapi jika normal CO2 kehadirannya sangat pentik bagi tanaman sebagai sumber karbon.
3. Nitrogen
ammonia (NH3). Ammonia dapat disimpan di dalam wadah bertekanan dan diinjeksikan kedalam tanah, atau dapat dikombinasikan dengan CO2 untuk menghasilkan urea dengan reaksi CO2 + 2 NH3 à CO(NH2)2 + H2O atau dengan asam nitrat untuk menghasilkan ammonium nitrat dengan reaksi NH3 + HNO3 à NH4NO3
4. Polusi Udara (ozon). Kadar ozon normal berkisar antara 100-200 ppm. Pengaruh ozon terhadap tanaman: a. Mempengaruhi laju fotosentesis
b. Membuat stomata menutup sehingga pertukaran gas jadi terhambat c. Respirasi meningkat
2. Belerangdioksida
Belerangdioksida (SO2) sebagai hasil dari pembakaran batubara dan biasanya masuk melalui stomata pada tanaman dan bias menggangu proses-proses pada tanaman.
3. Flourida
Gas ini dilepaskan ke udara ketika batuan mineral yang mengandung mineral seperti mika, hornblende, dan cryolite mengalami pelelehan, atau ketika senyawa flourida digunakan sebagai katalis atau sebagai senyawa pengeras.
4. Smog
Gas ini penggabungan antara kabut dengan asap smoke (rokok). 5. Hujan Asam
Hujan asam terjadi saat pembakaran minyak dan batubara dikawasan industry.
5. Tanah
1. Unsur-Unsur Esensial
Pada tahun 1830, Sach dan Knop berhasil membuktikan adanya unsur-unsur didalam tanaman yang meliputi: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Belerang (S), Magnesium (Mg), dan Besi (Fe). Selain itu juga dibutuhkan dalam jumlah sedikit, yakni: Mangan (M), Boron (B), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Molibdat (Mo). Kelima belas unsur tersebut mutlak diperlukan oleh tanaman yang dikenal sebagai unsur hara esensial.
Gejala defisiensi unsur hara sangat tergantung pada dua factor sebagai berikut. 1. Peranan dari unsur-unsur itu sendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Cepat atau tidaknya unsur-unsur tersebut ditranslokasikan dari daun-daun tua ke daun-daun yang lebih muda (mobilitas unsur hara).
3. Suplai hara melalui simbiosis a. Asosiasi Mikoriza
Mikoriza ada dua macam, yaitu: ektomikoriza (mikoriza eksternal) dan endomikoriza (mikoriza internal).
b. Penambatan Nitrogen
6. Air
1. Suplai Air dan Pertumbuhan Tanaman
Pengaruh lain dari suplai air adalah menutupnya stomata, mulai dari menutup sebagian hingga menutup secara keseluruhan bila terjadi cekaman air yang parah. Hal ini membatasi atau bahkan secara keseluruhan menghalangi keluarnya air melalui stomata sehingga kemampuan tanaman untuk menyerap air medium tumbuhnya semakin berkurang. Akibatnya penurunan laju fotosentesis yang berakibat pada terjadinya kemunduran pertumbuhan tanaman
2. Fase Kritis
Bagi kebanyakan tanaman semusim, saat berbunga merupakan fase kritis karena pada saat berbunga pertumbuhan akar akan tertekan sehingga akar-akar baru yang kontakdengan air jumlahnya sedikit
3. Mekanisme Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
7. Mulsa
Mulsa didefinisikan sebagai setiap bahan, baik organic maupun anorganik yang dihamparkan pada permukaan lahan pertanian dengan tujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan mikro (terutama tanah) yang baik guna mendukung pertumbuhan tanaman. Beberapa keuntungan penggunaan mulsa adalah:
1. Mempertahankan kelembaban tanah 2. Mengurangi laju erosi maksimal. Hal sebaliknya akan terjadi apabila, tanaman tersebut tumbuh pada lingkungan yang tidak/kurang mendukung.
Budi daya tanaman holtikultura menghendaki perhatian yang serius, khususnya dalam penentuan persyaratan ekologinya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung pada keadaan ekologi atau lingkungan di mana tanaman tersebut tumbuh.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi holtikultura dapat dikelompokkan atas factor iklim (cahaya, suhu, dan keadaan udara) dan factor medium tumbuh (tanah dan air)
Materi tentang Hortikultura ini khususnya Ekologi Tanaman Hortikultura ini masih perlu dilengkapi, didalamnya masih banyak terdapat kekurangan disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun. Kepada dosen mata kuliah bersangkutan serta semua pihak yang membaca makalah ini agar memberi masukan sehingga makalah ini dapat lebih bermanfaat serta mudah di mengerti.
DAFTAR PUSTAKA