• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN Agronomi Peneletian tanaman. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN Agronomi Peneletian tanaman. doc"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI

OLEH:

KELOMPOK : 2

KELAS : 2-A

NAMA : 1. MYA AULIYA.U (201410210311011)

2. INDRI M.S (201410210311013) 3. NADHIFA (201410210311018) 4. DEBY W (201410210311020) 5. M. KHAERUL. A (201410210311028) 6. WIDO SATRIA (201410210311034) 7. ALDIAS P.P (201410210311038)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

l

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya dan ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal kami.

Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada satu pun dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh-Nya, niscaya tidak ada satu pun dapat memberi petunjuk kepadanya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yan berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah azza wajalla, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Amma ba’du:

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan praktikum yang ada pada mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi jurusan Agribisnis semester dua. Untuk mencapai tujuan instruksional umum yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu perkuliahaan dengan bobot 2 sks dan praktikum dengan bobot 1 sks. Kegiatan praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam aspek psikomotorik (keterampilan) serta pemahaman teoritis.

Dengan selesainya Laporan Akhir Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak, mulai dari bimbingan Dosen pengampu dan Instruktur praktikum, serta bantuan Assistant, dan kerja sama anggota kelompok penulis. Untuk banyak hal yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

(5)

Malang, Juni 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I BUDIDAYA TANAMAN I.PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan...1

1.3. Manfaat...2

II.TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Budidaya Tanaman...3

2.2 Media Tanam...4

2.3 Pola Tanam...10

2.3.1Monokultur...11

2.3.2Polikultur...11

2.4 Komoditas Tanaman...13

2.4.1Kangkung (Ipomoea spp)...13

2.4.2Cabe Besar (Capsicum sp.)...14

(6)

5.1.Metode Praktikum Pengenalan Media Tanam...16

3.1.1Alat...16

3.1.2Bahan...16

3.1.3Cara Kerja...16

5.2.Metode Praktikum Budidaya Tanaman Semusim...16

3.1.4Alat...16

3.1.5Bahan...16

3.1.6Cara Kerja...16

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN...18

4.1Media Tanam...18

4.1.1Hasil...18

4.1.2Pembahasan...18

4.2Budidaya Tanaman Semusim...20

4.2.1Hasil...20

4.2.2Pembahasan...21

V.PENUTUP...23

5.1.Kesimpulan...23

5.2.Saran...23

DAFTAR PUSTAKA...24

(7)

BAB II PENGENALAN PUPUK & PEMBUATAN PUPUK BOKASI

3.2Metode Praktikum Pembuatan Pupuk Organik (Bokasi)...41

(8)

2.2Pembuatan Pupuk Organik (Bokasi)...43

4.2.1Hasil...43

4.2.2Pembahasan...43

V.PENUTUP...44

5.1Kesimpulan...44

5.2Saran...44

DAFTAR PUSTAKA...45

(9)

BAB III PENGENALAN PESTISIDA & PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

Alat yang digunakan adalah kertas,bolpoin,penggaris,gelas reaksi,stopwatch...55

(10)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN...56

4.1Pengenalan Pestisida Anorganik...56

4.1.1Hasil...56

4.1.2Pembahasan...57

4.2Pembuatan Pestisida Organik...57

4.2.1Hasil...57

4.2.2Pembahasan...57

V.PENUTUP...58

5.1.Kesimpulan...58

5.2.Saran...58

DAFTAR PUSTAKA...59

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL TEKS HAL

1 TABEL HASIL PENGAMATAN MEDIA TANAM...18

2 HASIL PENGAMATAN TANAMAN SEMUSIM...20

3 TABEL HASIL PENGAMATAN PUPUK ANORGANIK...42

4 HASILPENGAMATANPUPUK BOKASI...43

5 TABELANALISISDARIJENISPESTISIDA...56

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR TEKS HAL

1 CONTOHMEDIATANAMCOCOPEAT...7

2 CONTOHMEDIATANAMVERMEKULIT...10

3 KANGKUNG...14

4 MACAM-MACAMCABAI...15

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN TEKS HAL

1 DOKUMENTASI PEMASANGAN MULSA...25

2 DOKUMENTASI BUDIDAYA TANAMAN...26

3 LAPORANSEMENTARANMEDIATANAM...27

4 DOKUMENTASI PRAKTIKUM MEDIA TANAM...28

5 LAPORAN SEMENTARA PENGENALAN PUPUK ANORGANIK...46

6 DOKUMENTASI PENGENALAN PUPUK ANORGANIK...47

7 DOKUMENTASI PEMBUATAN PUPUK BOKASI...48

8 LAPORAN HASIL PENGAMATAN PESTISIDA AONRGANIK...60

9 DOKUMENTASI PENGENALAN PESTISIDA ANORGANIK...61

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budidaya tanaman merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya. Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya disuatu lahan untuk membesarkan tanaman lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi, yang dapat berupa biji, buah atau bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi.

Keberhasilan budidaya tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu kualitas benih, sedangkan faktor luar antara lain media tanam, air, suhu, kelembaban, dan lain-lain. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah pola tanam dan sistem budidaya yang digunakan. Pada kegiatan praktikum ini akan dipelajari teknik budidaya tanaman, khususnya tanaman semusim, yang meliputi, media tanam dan pola tanam dengan memanfaatkan lahan yang sempit.

Dimana pola tanam yang kami gunakan adalah pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur.Pola tanam ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan untuk meminimalisir resiko kegagalan yang mungkin akan terjadi.Namun,harus tetap memperhatikan persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati persamaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

1.2. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum budidaya tanaman adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dari perbedaan pola tanam. 2. Mengetahui dan menerapkan budidaya tanaman dilahan.

3. Mempelajari dan mengetahui macam-macam media tanam.

(15)

5. Mempelajari komoditas tanaman khususnya pada tanaman kangkung dan cabe

1.3. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari dilakukannya praktikum budidaya tanaman adalah:

1. Mahasiswa mampu mengetahui budidaya tanaman.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari macam-macam media tanam.

3. Mahasiswa dapat mempelajari macam-macam pola tanam yang biasa di terapkan dalam bercocok tanam.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Tanaman

Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani[ CITATION Sas14 \l 1033 ].

Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya di suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok tanam[ CITATION Sas14 \l 1033 ].

Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu:

1) melakukan pengolahan tanah;

2) pememeliharaan untuk mencapai produksi maksimum; dan

3) tidak berpindah-pindah

Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu:

1) aspek pemuliaan tanaman;

2) aspek fisiologi tanaman; dan

3) aspek ekologi tanaman

Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: produk yang dapat digunakan langsung dan benih atau bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan kelangsungan budidaya .

(17)

2.2 Media Tanam

Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat porous sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman[ CITATION Wid96 \l 1033 ]

Media tanam merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman untuk mendapatakan hasil optimal. Media tanam yang baik diantaranya memiliki sifat fisik yang baik, gembur dan mempunyai kemampuan menahan air lama karena kondisi fisik tanah sangat penting untuk berlangsungnya kehidupan tanaman mulai dari bibit hingga dewasa[CITATION Sit08 \l 1033 ]

Macam-macam media tanam organik dan anorganik: a. Media tanam organik

1. Media Tanam Arang

Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang buffer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan miskin akan unsurhara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu dsuplai unsure hara beruapa aplikasi pemupukan.

2. Media Tanam Batang pakis

(18)

Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menajdi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.

Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecil lainnya.

Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis dikarenakan sifat-sifat yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta berstektur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

3. Media Tanam Kompos

Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selian itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsure nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

(19)

Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.

5. Media Tanam Pupuk kandang

Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fospor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam.

Pupuk kandang yang digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.

6. Media Tanam Sabut kelapa (coco peat)

Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam sebaiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan didaerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit.

Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahlulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

(20)

kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsure-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).

Gambar 1 contoh media tanam cocopeat

7. Media Tanam Sekam padi

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama.

Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidka perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.

Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara. 8. Media Tanam Humus

(21)

berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah (top soil). Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah.

Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan erasi yang ekstrim. Humus juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidka mampu menyerap air. Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.

b. Media Tanam Anorganik

1. Media Tanam Gel

Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium.

Namun, gel tidak cocok untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam mamasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah.

2. Media Tanam Pasir

(22)

Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

3. Media Tanam Kerikil

Pada dasarnya, penggunaan kerikil sebagai media tanam memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budidaya tanaman secara hidroponik.

4. Media Tanam Pecahan batubata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan sebagai media tanam. Seperti hal nya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar.

Sebaliknya , ukuran batu bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat kecil, seperti kerikil , dengan ukuran sekitar 2-3 cm. Semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsure hara akan semakin baik.

5. Media Tanam Spons (floralfoam)

Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan sehinga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat denagn sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman. Kelebihan lain dari media tanam spons adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsure hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan.

6. Media Tanam Tanah liat

(23)

banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. 7. Media Tanam Vermikulit

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemanasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potassium dan kalsium.

Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kepasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jensi dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.

Gambar 2 contoh media tanam vermekulit

8. Media Tanam Gabus (Styrofoam)

Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styrene yang dapat dijadikan sebagai media tanam[ CITATION Ton15 \l 1033 ]

2.3 Pola Tanam

(24)

Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani. Sebab dari usaha tani yang dilakukan, diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal. Tidak hanya hasil yang menjadi objek, bahkan keuntungan maksimum dapat didapat dengan tidak mengabaikan pengawetan tanah dan menjaga kestabilan kesuburan tanah[ CITATION Wah131 \l 1033 ].

2.3.1 Monokultur

Pola tanam pertanian monokultur adalah pola tanam dalam dunia pertanian dengan menanam tanaman sejenis pada suatu bidang lahan bedengan, maupun guludan. Sebagai contoh adalah pada lahan sawah yang hanya ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.

Kelebihan pola tanam Monokultur ini adalah untuk meningkatkan hasil pertanian karena pada suatu bidang lahan yang sama hanya di tanami tanaman sejenis saja sehingga produktivitas yang di hasilkan lebih banyak dan maksimal.

Namun kekurangan pola tanam monokultur adalah dapat menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap karena hanya terdiri satu jenis tanaman saja dalam suatu bidang atau lahan pertanian. Fakta yang lain adalah pada tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas, sehingga dalam hal ini petani tidak dapat panen dan memanen hasil pertanianya dikarenakan tanamannya terserang hama semua. Kelebihan sistem pola tanam ini adalah teknis budidayanya yang relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun di sisi lain, kelemahan sistem pola ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit[CITATION Ano132 \l 1033 ].

2.3.2 Polikultur

(25)

terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.

Keuntungan pola tanam polikultur adalah sebagai berikut :

a. Dapat mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin,

b. Mampu menambah kesuburan tanah. Hal ini dapat di lakukan dengan menanam tanaman dari family leguminosa atau sejenis kacang-kacangan- yang memiliki kandungan unsur N (nitrogen) dalam tanah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.

c. Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman sehingga dapat memutus siklus organism pengganggu tanaman,

d. Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya. [CITATION Ano132 \l 1033 ]

Kekurangan sistem pola tanam polikultur adalah sebagai berikut :

a. Terjadinya persaingan dalam mendapatkan dan menggunakan unsur hara antar tanaman dalam tanah,

(26)

2.4 Komoditas Tanaman

2.4.1 Kangkung (Ipomoea spp)

Kangkung (Ipomoea spp) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair[CITATION Ano15 \l 1033 ]

Jenis-jenis kangkung:

1. Kangkung darat(Ipomoea Reptans) Ciri-ciri kangkung darat :

 Berwarna hijau terang

 Ujung Daun Runcing

 Bunga kangkung berwarna kuning cerah

2. Kangkung Air (Ipomoea aquatic )

Ciri-ciri kangkung air:

 Kangkung berwarna hijau agak gelap

 Ujung daun agak tumpul

 Bunga kangkung berwarna agak ungu

Produksi Tanaman Kangkung:

(27)

ditanam pada semaian sebelum dipindahkan di kebun. Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu ia ditanam.

Gambar 3 kangkung

Jika penanaman basah digunakan, potongan sepanjang 12-inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah. Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah ditenggelami pada tahap 6 inci dan aliran air perlahan digunakan. Aliran air ini kemudian dihentikan apabila tanah harus digemburkan.

Masa Tanaman Kangkung:

Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7-10 hari[CITATION Ano132 \l 1033 ].

2.4.2 Cabe Besar (Capsicum sp.)

Cabai atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus

(28)

1. Cabe merah besar. Bentuknya lonjong panjang dengan ujung melancip. Kulitnya mulus dan agak tebal seperti mempunyai lapisan lilin.

2. Cabe merah keriting. Bentuknya panjang dengan diameter yang

kecil, ujungnya lancip cenderung runcing. Kulit buahnya tidak mulus melainkan bergelombang atau keriting. Kulit buahnya relatif tipis.

3. Cabe hijau. Jenis cabe hijau sebenarnya adalah cabe merah

besar atau cabe merah keriting yang dipanen saat masih hijau. Alasan pemanenan dini ini biasanya untuk mendapat hasil yang lebih cepat atau dibeberapa lokasi memang sulit untuk dipanen merah. Untuk daerah-daerah yang memiliki curah hujan dan kelembaban tinggi relatif lebih sulit untuk memanen cabe hingga berwarna merah sempurna. Cabe hijau tidak sepedas cabe merah dan harganya pun lebih murah.

Gambar 4 macam-macam cabai

(29)

III.

METODE PELAKSANAAN

5.1. Metode Praktikum Pengenalan Media Tanam 3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pH motor,timbangan,kantong plastik,alas plastik ukuran 80cm x 60cm,beker glass,dan stopwatch.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Pupuk Urea,ZA,SP,NPK mutiara,monokalium phosphate (PK) dan KCL.

3.1.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan ke-12 macam bahan media tanaman.

2. Mencermati dan mengamati tekstur dan bentuk pada masing-masing media tanam.

3. Mencatat hasilnya pengamatan.

4. Mengambil dokumentasi dengan menggunakan kamera handphone.

5.2. Metode Praktikum Budidaya Tanaman Semusim 3.1.4 Alat

Alat yang digunakan untuk budidaya tanaman semusim adalah plastik mulsa, bambu penjepit ,plong untuk melubangi plastik mulsa, dan alat penyiram tanaman.

3.1.5 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benih kangkung dan cabai,pupuk kandang.

3.1.6 Cara Kerja

(30)

3. Memasangkan penjepit pada setiap ujung dan sisi-sisi bagian samping bedengan yang sudah terpasang mulsa

4. Melubangi mulsa sesuai dengan yang ukuran jarak tanamnya 5. Memberi pupuk dan mencampurkannya dengan tanah

(31)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Media Tanam 4.1.1 Hasil

Tabel 1 Tabel Hasil Pengamatan Media Tanam

Bahan Tekstur Bentuk

Tanah Halus,Lembut Serbuk

Humus Lembut,lembab,lunak Serbuk Kompos Lembut,lembab,lunak Serbuk Pasir Kasar,keras,kering padat Serbuk Pecahan batu

bata

Kasar Bongkahan

Arang Sekam Kasar Bulir

Arang Kayu Padat hitam Bulat lonjong

Sekam padi Kasar Bulir Tipis

Batang pakis Kasar,keras Ranting,memanjang Serbuk gergaji Kasar Serbuk tidak

beraturan Sabut kelapa Kasar,berserak Berserat Kerikil Kasar,keras,padat Bongkahan Cocopit Halus,agak lembab Serbuk

Kapur Halus Serbuk

Sterofoam Kenyal Bulat,bongkahan

4.1.2 Pembahasan

(32)
(33)

4.2 Budidaya Tanaman Semusim 4.2.1 Hasil

(34)

4.2.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan praktik budidaya tanaman semusim dengan memulai menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan, kami mulai menyiapkan 3 bedengan tanah yang nantinya di gunakan untuk media tanam, tanah yang kami gunakan untuk praktikum ini sudah di persiapkan dan sudah di siangi juga , pentingnya media yang kami gunakan ini maka kami sangat menjaga karakteristik media tanam agar tetap seimbang karena media tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Setelah itu kami membungkus lahan menggunakan mulsa dengan tujuan mengurangi hama dan penyakit yang ada dalam tanah , meminimalisir gulma pengganggu dan memudahkan pemeliharaan tanaman, dan mengurangi ongkos pemeliharaan karena tak perlu menyiangi rumput. Bedengan yang sudah di lapisi mulsa akan di lubangi dengan menggunakan alat yang biasa disebut Plong dengan tujuan untuk memberi ruang tanam terhadap tanaman yang akan di tanam, jaraknya juga di atur misalnya dengan media tanam polikultur dan monukultur karena jarak tanam itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman , Kendala yang biasanya di alami jika tidak menerapkan pola tanam ini adalah hasil yang di tanam tidak dapat tumbuh secara maksimal .

Tidak hanya pola tanam yang harus di terapkan dalam budidaya tanaman, pemupukan dan penyiraman juga wajib ada dalam proses budidaya tanaman karena pemupukan itu berfungsi untuk menambahkan beberapa unsur pada media tanaman atau unsur-unsur yang di butuhkan oleh tanaman.

Tanaman juga membutuhkan air untuk proses fotosintesis oleh karena itu penyiraman dalam proses budidaya tanaman sangat penting , setiap tanaman juga mempunyai proses fotosintesis yang berbeda-beda juga biasa di golongkan menjadi beberapa golongan tanaman ada yang peka terhadap lingkungan atau pun sebaliknya.

(35)

bobot basah tanaman kangkung pada pola tanam polikultur ialah 346 gram sedangkan rata-rata bobot basah tanaman kangkung pada pola tanam monokultur ialah 144 gram. Ini berarti pertumbuhan kangkung pada pola tanam polikultur lebih bagus dibandingkan pada pola tanam monokultur. Penyebab tanaman kangkung lebih bagus pertumbuhannya pada pola tanam polikultur antara lain jumlah tanaman kangkung yang lebih sedikit dibandingkan daripada pola tanam monolkultur. Sehingga unsur hara yang tersedia tidak terbagi rata pada tanaman monokultur.

(36)

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Budidaya tanaman merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya. Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Secara umum, pola tanam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola tanam tunggal (monokultur) dan pola tanam ganda (polikultur). Komoditas tanaman,kangkung darat dan cabai merah besar.

5.2. Saran

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Agronomi, A. (2013, January 27). Pola Tanam. Retrieved May 22, 2015, from Anak Agronomy[dot]com:

http://www.anakagronomy.com/2013/01/pola-tanam.html

Anwar, T. (2015). Macam-Macam Media Tanam Organik dan Anorganik. Retrieved May 22, 2015, from Best Budidaya Tanaman:

http://www.bestbudidayatanaman.com/2015/01/macam-macam-media-tanam-organik-dan-anorganik.html

Dewa. (2013). Retrieved May 21, 2015, from

http://dinpertantph.jatengprov.go.id/berita111214a.html

Fatimah, S. (2008). Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata, Nees). Embriyo, 1-2.

Pustaker. (2013, May 31). Pengertian Agronomi. Retrieved May 26, 2015, from Pustaka Sekolah: http://www.pustakasekolah.com/pengertian-agronomi.html

(38)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Pemasangan Mulsa

Melubangi mulsa dengan plong

Memberi pupuk

Memasang mulsa pada bedengan dan

(39)

Lampiran 2 Dokumentasi Budidaya Tanaman

Mengukur tanaman Menyulam tanaman yang

mati Panen tanaman kangkung

(40)
(41)

Lampiran 4 Dokumentasi Praktikum Media Tanam

Media tanam: kapur Media tanam : cocopit

Media tanam: serbuk gergaji Media tanam : Sabut Kelapa

Media tanam : Batu bata Media tanam : Batang pakis

Media tanam : Sekam padi

Media tanam :Batukerikil

(42)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia pertanian pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Berdasakan kandungan unsur hara yang dikandungnya maka pupuk dapat dibedekan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal terdiri dari satu unsur hara sedangkan pupuk majemuk terdiridari beberapa unsur hara.

Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian ke dalam pupuk khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.

1.2. Tujuan

1. Untuk melatih agar dapat melakukan pencampuran pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

2. Untuk mengenalkan berbagai bentuk dan jenis pupuk. 3. Mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tanaman

1.3. Manfaat

1. Mahasiswa mampu melakukan pencampuran pupuk tunggal dan pupuk majemuk

(43)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk

Pupuk dapat di defenisikan sebagai unsur hara yang berasal dari bahan alami (organik) atau bahan buatan (anorganik) yang di berikan kepada tanaman. Di dalam tubuh tanaman pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien)[CITATION Imu \l 1033 ] .

2.2 Klasifikasi Pupuk

2.2.1 Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik, bahan alami, yaitu yang terbuat dari pelapukan organisme tumbuhan atau hewan, biasanya, pupuk ini berasal dari bahan kompos, pupuk kandang, daun-daun yang membusuk, sekam, dan bahan-bahan lain yang terbebas dari bahan kimia aktif.

Ada beberapa jenis pupuk orgnanik, diantaranya : 1. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang terbuat dari komponen daun tanaman hijau, jenis tanaman yang banyak dipakai sebagai pupuk hijau adalah dari tanaman familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan rumput-rumputan, kenapa? karena jenis ini mengandung bintil akar yang berfungsi mengikat nitrogen dari udara, sehingga menyebabkan tanah menjadi subur.

2. Pupuk Kompos

(44)

3. Pupuk Kandang

Pupuk Kandang merupakan pupuk yang terbuat dari kotoran ternak, bisa hewan ternak sapi, kambing, domba, atau kerbau. Pupuk Kandang mengandung unsur S, Mn, Br dan lain-lain yang terkadang tidak dimiliki oleh pupuk organik jenis lainnya. Pupuk kandang bisa digunakan sebagai pupuk dasar dan merupakan pupuk yang sangat diperlukan untuk kesuburan tanah.

4. Pupuk Seresah

Pupuk ini merupakan pupuk yang dibikin dari pemanfaatan bahan organik yang tidak terpakai, atau limbah organik. seperti sampah organik, dedaunan kering, jerami kering, bubuk gergaji, tebsan rumput, tongkol jagung, buah-buahan busuk, dan lain-lain. Cara penggunaannya pun cukup praktis, hanya dengan menjadi penutup permukaan tanah disekitar tanaman dengan berfungsi sebagai penjaga kelembaban tanah, penghemat air, pencegah erosi, dan penjaga tekstur tanah agar tetap gembur dan subur. 5. Pupuk Cair Organik

Pupuk Organik Cair, bisa juga dikatakan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) biasanya dilakukan sebagai pupuk pelengkap dengan cara menyemprotkan pupuk cair kedaun atau dikocorkan/disiramkan pada permukaan tanah dekat tanaman. Pupuk ini bisa terbuat dari air kencing ternak atau dari permentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk organik lainnya.

2.2.2 Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk 1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

1) Pupuk Nitrogen

Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:

- Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.

(45)

- Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik) Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau ammonium. Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah menjadi protein. Nitrogen termasuk unsure yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18% protein terdiri dari nitrogen. Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.

2) Pupuk Fosforus

Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:

 respirasi dan fotosintesis

 penyusunan asam nukleat

 pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.

 Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,

 Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

 Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.

 Mempercepat metabolisme unsure nitrogen,

 Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur. Macam-macam pupuk kalium sebagai berikut:

- pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl). Ada 2 macam pupuk KCl yang beredar di pasaran, yaitu KCl 80 (mengandung 50% K2O) dan KCl 90 (mengandung 53%

K2O).

- Pupuk ZK (Zwavel Kalium) atau kalium sulfat (K2SO4)

yang baik digunakan pada tanaman yang tidak tahan te rhadap konsentrasi ion klorida tinggi. Ada 2 macam pupuk ZK yang beredar di pasaran, yaitu ZK 90 (mengandung 50% K2O) dan ZK 96 (mengandung 53% K2O).

(46)

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium

dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).

Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O).

Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam.

2.2.3 Pupuk Padat dan Cair A. Pupuk Padat

Pupuk Padat, yaitu pupuk yang berbentuk padat baik berupa butir (granule) atau kristal. Pupuk padat ada yang diaplikasikan secara langsung pada media tanam ada juga yang dicampur dengan air untuk kemudian disemprotkan ke tanaman ataupun media tanam. Contoh Pupuk Padat butir : Mutiara, Pusar, SP-36, dll. Contoh pupuk Padat kristal : Growmore, Urea, Hiponex, dll. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam

B. Pupuk Cair

Pupuk Cair, yaitu pupuk yang berbentuk larutan atau cair. Pengaplikasiannya dapat langsung pada tanaman ataupun ditambah dengan air.

(47)

Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :

1. Nitrogen (N)

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok.

2. Fosfor atau Phosphor (P)

Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman.

Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.

3. Kalium (K)

Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.

Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.

(48)

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.

Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.

5. Kalsium (Ca)

Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

6. Belerang atau Sulfur (S)

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman

Unsur Hara Mikro

(49)

untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.

1. Boron (B)

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

2. Tembaga (Cu)

Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi.

3. Seng atau Zinc (Zn)

Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

4. Besi atau Ferro (Fe)

Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

5. Molibdenum (Mo)

(50)

6. Mangan (Mn)

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.

7. Khlor (Cl)

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.

8. Natrium (Na)

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.

9. Cobalt (Co)

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.

10. Silicone (Si)

Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.

11. Nikel (Ni)

(51)

tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi

2.4 Teknik Pengaplikasian Pupuk

Terdapat dua Teknik pemupukan yaitu : 1. Pemupukan Melalui Akar Tanaman

Yaitu segala macam pupuk yang diberikan kepada tanaman lewat akar. Tujuannya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, supaya tanaman yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara:

a. Disebar (Broad Casting)

b. Ditempatkan di antara larikan/barisan c. Ditempatkan dalam lubang

2. Pemupukan Dengan Cara Disemprotkan Ke Daun Tanaman (Spraying)

Pupuk yang dilarutkan ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat penyemprot biasa (Hand Sprayer). Pada hamparan yang luas dapat digunakan pesawat terbang.

Larangan menyemprot daun tanaman:

1. Setelah beberapa kali penyemprotan munculah tunas baru yang nantinya menjadi ranting dan daun. Bila tunas telah muncul, penyemprotan dihentikan. Sebab tunas muda ini amat peka terhadap pupuk, apalagi kalau dosisnya melebihi dari yang dianjurkan. Tetapi bila nanti tunas baru itu telah berubah menjadi ranting dan daun yang cukup kuat (tak menampakkan gejala menumbuhkan daun muda lagi), barulah tanaman boleh disemprot lagi.

(52)

bunga sudah menjadi pentil, penyemprotan dengan pupuk daun boleh dilakukan lagi terutama hara pH-nya tinggi, dengan catatan yang disemprot bukan buahnya tetapi tetap pada daunnya

3. Satu lagi tanaman yang tidak bisa disemprot pupuk daun ialah tanaman yang baru dipindah ke lapangan. Karena tanaman itu masih terhitung masih muda dan lemas. Baru setelah tanaman mulai segar kembali atau pulih dari pengaruh pemindahan, pupuk daun bisa jalan lagi.

Cara pemupukan dengan penyemprotan melalui daun dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar tanah, misalnya tanaman yang tumbuh pada tanah berpasir atau tanah-tanah yang berbatu.

b. Bila unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit (unsur hara mikro).

c. Kondisi dan sifat fisik dari pupuk yang buruk.

d. Bila pemakaian pupuk dengan cara pemberian melalui akar tidak berhasil.

e. Pengaruh maksimum dari pupuk terhadap tanaman dapat diperoleh selama musim kerin

III.

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Praktikum Pengenalan Pupuk Anorganik 3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah gelas plastik,stopwatch,alat tulis, dan kamera.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah air, pupuk Urea,ZA,TSP,KCL,MKP.

3.1.3 Cara Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

(53)

3. Menulis hasil pengamatan pada tabel yang dibuat.

3.2 Metode Praktikum Pembuatan Pupuk Organik (Bokasi) 3.2.1 Alat

Alat yang dignakan pada praktikum ini adalah seed box,botol bekas air mineral,alat pengaduk,thermometer,karung,dan soiltester.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sekam,pupuk kandang,dolomit(kapur) ,bakteri em4 10ml,dan molase 10ml.

3.2.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Semua bahan dicampur dan diaduk rata.

3. Larutkan bakteri em4 dan campurkan dengan arang sekam,pupuk kandang,dan dolomit lalu aduk rata. 4. Setelah dicampur rata,pupuk dimasukan kedalam karung. 5. Mengukur suhu dan pH pupuk.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Pupuk Anorganik 4.1.1 Hasil

(54)

6 NPK Mutiara N,P,K -

-7 FRAMPION

INSTA GREEN

N,P,K -

-4.1.2 Pembahasan

Dari hasil yang telah di amati oleh kelompok II bahwa pupuk UERA dan ZA larut dalam waktu kurang dari 5 menit dan memiliki PH 6 sedangkan untuk pupuk TPS dan KCL larut dalam waktu lebih dari 5 menit dan memiliki PH 6.

2.2 Pembuatan Pupuk Organik (Bokasi) 4.2.1 Hasil

Tabel 4 Hasil pengamatan pupuk Bokasi Hari tentang pupuk Bokasi untuk pengamatan 1,2 dan 3 di hari ke 0 terdapat suhu

(55)

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan tentang kajian aplikasi pupuk pada tanaman serta kajian pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk dan jenis pupuk terhadap tanaman , maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Aplikasi pupuk pada tanaman perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu karena rekomendasi pemberian pupuk harus disesuaikan dengan volume dan berat tanah atau tempat tanaman di tanam. Setelah melakukan perhitungan berdasarkan rekomendasi pupuk terhadap tanaman jagung, maka dapat ditentukan berapa konsentrasi pupuk yang akan diberikan.

2. Perbedaan konsentrasi pupuk dan jenis pupuk berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat basah, dan berat kering tanaman.

5.2 Saran

(56)
(57)

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S. (2008). Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata, Nees). Embriyo.

Floris, I. (2014). Diambil kembali dari

(58)

LAMPIRAN

(59)

Lampiran 6 Dokumentasi Pengenalan Pupuk Anorganik

Menyiapkan macam-macam pupuk Menyiapkan alat tulis kerja

Melalukan percobaab kecepatan larut pupuk anorganik

Menyiapkan kertas PH

Mendokumentasikan hasik

(60)

Lampiran 2.7 Dokumentasi Pembuatan Pupuk Bokasi

Menyiapkan 1 seedbox sekam padi Menyiapkan dolomit

Mencampurkan pupuk kandang dengan sekam padi Menyiapkan 1 seedbox pupuk

kandang

Mencampurkan bakteri EM4,molase ke campuran sekam

padi dan pupuk kandang

Memasukkan bokasi yang sudah jadi ke dalam karung

(61)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pestisida (sida, cide = racun) sampai kini masih merupakan salah satu cara utama yang digunakan dalam pengendalian hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

Di Indonesia pestisida banyak digunakan baik dalam bidang pertanian maupun kesehatan. Di bidang pertanian pemakaian pestisida dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pangan. Banyaknya frekuensi serta intensitas hama dan penyakit mendorong petani semakin tidak bisa menghindari pestisida. Di bidang kesehatan, penggunaan pestisida merupakan salah satu cara dalam pengendalian vektor penyakit. Pengguaan pestisida dalam pengendalian vektor penyakit sangat efektif diterapkan terutama jika populasi vektor penyakit sangat tinggi atau untuk menangani kasus yang sangat menghawatirkan penyebarannya.

Pestisida merupakan racun yang mempunyai nilai ekonomis terutama bagi petani. Pestisida memiliki kemampuan membasmi organisme selektif (target organisme), tetatpi pada praktiknya pemakian pestisida dapat menimbulkan bahaya pada organisme non target. Dampak negatif terhadap organisme non target meliputi dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran dan menimbulkan keracunan bahkan dapat menimbulkan kematian bagi manusia.

Penggunaan pestisida memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun juga memberikan kerugian diantaranya residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara, Penggunaan terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi berbagai jenis hama.

(62)

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari pestisida organik.

2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pestisida anorganik beserta macam-macamnya

1.3. Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian pestisida organi dan anorganik.

2. Mahasiswa mahasiswa mampu memahami macam-macam pestisida organik dan anorganik.

(63)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pestisida Anorganik

Pestisida anorganik adalahpestisida yang bahan aktifnya berasal dari bahan kimia atau bahan lainnya, yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain

2.2. Jenis-Jenis Pestisida dan Pengaplikasiannya 2.2.1 Herbisida

Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil panen yang disebabkan oleh gulma.

2.2.2 Insektisida

Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman (SPT). Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida.

2.2.3 Fungisida

(64)

2.2.4 Bakterisida

Bakterisida senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang dapat membunuh bakteri.

2.2.5 Nematisida

Nematisida adalah racun yang di gunakan untuk membunuh nematoda, biasanya berbentuk butiran yang penggunanya dapat di taburkan atau di benamkan

2.2.6 Akarisida

Akarisida adalah racun yang di gunakan untuk membunuh organisme golongan akarina, seperti tungau(petani mengistilahkan sebagai cabuk merah)

2.3. Pestisida Organik

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahanorganik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan.Serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana.

2.4. Bahan-Bahan Penghasil Zat Pestisida Alami

Tuba, Jenu (Derriseleptica), bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

(65)

Bawang Putih (Allium sativum), bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga. Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu, abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Mint (Menta spp), daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp), ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum), cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Kemangi (Ocimum sanetu), cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

(66)

Minyak Cengkeh, cengkeh merupakan tanaman perkebunan yang banyak dibudidayakan di tingkat petani. Tanaman ini banyak mengandung minyak atsiri yang mempunyai nilai jual tinggi. Minyak atsiri diperoleh melalui proses ekstraksi maupun penyulingan bagian daun atau bunga cengkeh. Minyak tersebut diketahui mengandung sampai dengan 80% eugenol dan berdasarkan uji laboratorium dan rumah kaca diketahui sangat efektif membunuh nematode puru akar, M. incognita.

Tembakau (Nicotium tabacum), tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman

Gambar 5 Salah satu gambar tentang pestisida yang terbuat dari dedaunan (sumber: agroalamraya.wordpress.com)

III.

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Praktikum Pengenalan Pestisida Anorganik 3.1.1 Alat

(67)

2. Isi air pada gelas reaksi (50ml)

3. Masukkan sedikit pupuk dan tunggu hingga larut dengan menghitung waktu

4. Ukur PH dengan kertas lakmus

5. Tulis hasil pengamatan Pestisida

Pestisida Anorganik:

1. Siapkan alat dan bahan

2. Amati pestisida mulai dari isi kandungan hingga kegunaannya

3. Catat hasil pengamatan

3.2 Metode Praktikum Pembuatan Pestisida Organik 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan adalah blender 2 botol minum 1,5L,saringan,wadah

3.2.2 Bahan

Bahan yang di gunakan adalah 25 lembar daun sirsak, 50 ml tetes tebu, dan 2 liter air biasa

3.2.3 Cara Kerja

1. Pertama, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu

2. Kedua blender 25 lembar daun sirsak dengan sedikit air 3. Ketiga, letakkan atau tuang isi blender ke wadah dan

campur dengan mikroba,50 ml tetes tebu , dan air 2 liter 4. Keempat, aduk sampai rata,lalu tuang ke botol

(68)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengenalan Pestisida Anorganik

4.1.1 Hasil

(69)

4.1.2 Pembahasan

Pada hari Jumat 27 maret 2015 di laboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang. Kami melakukan praktikum tentang penelitian untuk mengetahui macam-macam pestisida anorganik, juga untuk mengetahui berbagai fungsi dan masing-masing pestisida tersebut.Serta mengetahui bahan –bahan aktif di dalamnya

.

4.2 Pembuatan Pestisida Organik 4.2.1 Hasil

Tabel 6 Hasil Pengamatan Pestisida Organik

Hari

Ke-Suhu PH

P.1 P. 2 P. 3 P.1 P. 2 P. 3

0 34oc 33oc 33oc 5 5,1 5

7 28oc 28oc 28oc 6 6,2 6

14

21

28

4.2.2 Pembahasan

(70)

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pestisida terbagi menjadi dua yaitu pestisida organik dan anorganik.

Pestisida anorganik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari bahan kimia atau bahan lainnya, yang berkhasiat mengendalikan serangan hama

pada tanaman. Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Kemudian pestisida juga ada yang terbuat dari daun-daun khusus yang memiliki kandungan tersendiri. Didalam metode pelaksanaan melakukan pecobaan dengan membuat pestisida nabati dan menganalisis pestisida anorganik.

5.2. Saran

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Agronomi, A. (2013, January 27). Pestisida. Dipetik May 22, 2015, dari Anak Agronomy[dot]com:

http://www.anakagronomy.com/2013/01/pola-tanam.html

(72)

LAMPIRAN

(73)

Lampiran 9 Dokumentasi Pengenalan Pestisida Anorganik

Menyiapkan bahan dan alat praktikum Roundup(herbisida)

Thuricide Furadan(Herbisida)

(74)

Lampiran 10 Dokumentasi Pembuatan Pestisida Organik

Alat(blender) praktikum Bahan-bahan pestisida organik untuk menggiling

Memasukkan pestisida yang sudah siap kedalam botol. Mencampurkan biji klerak

dengan bahan yg sudah diblender

Gambar

Gambar 1 contoh media tanam cocopeat
Gambar 2 contoh media tanam vermekulit
Gambar 3 kangkung
Gambar 4 macam-macam cabai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Serat Wedhatama, yang merupakan karya besar Sri Mangkunegara IV dapat dijadikan rujukan utama dalam pembelajaran muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa,

BODY IMAGE PADA REMAJA PUTRI PENGGEMAR GIRL BAND K-POP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Materi yang disampaikan pada mata kuliah ini terdiri dari konsep sistem multimedia, representasi audio, standar kompresi audio, format dan teknik pengkodean

Penilaian aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru dan siswa didasarkan pada unjuk kerja/ gerak yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran.. Penilaian dilaksanakan

bersifat preventif atau pengendalian internal untuk pencegahan terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan dan bersifat detektif atau pengendalian internal

[r]

dan hasil observasi guru dan observer yang dikumpulkan dari penelitian tindakan. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran serta menganalisis. kekurangannya.