PENGENALAN PROFESI KOMUNIKASI HUMAS
Nama : Dyah Gupitasari
PENGENALAN PROFESI KOMUNIKASI
Ada lima kompetensi dasar dari profesi humas, namun ternyata keloma kompetensi ini bisa didapatkan oleh semua sarjana (bukan hanya pada sarjana komunikasi/humas saja). Hal ini berdampak pada profesi humas banyak diisi oleh sarjana bukan jurusan humas.
Hubungan masyarakat (humas) sering disamakan dengan publisitas. Padahal, publisitas itu hanya merupakan bagian dari hubungan masyarakat. Publisitas merupakan aktivitas perusahaan yang dirancang untuk memicu perhatian media melalui artikel, editorial dan berita baru yang diharapkan dapat membantu memelihara kesadaran, cara pandang dan citra yang dipikirkan masyarakat terhadap perusahaan menjadi tetap positif.
Tujuan Hubungan Masyarakat (humas)
Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan pihak lain yakni publik (umum, masyarakat) serta untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di laian pihak melalui komunikasi yang harmonis dan timbal balik.
Proses Pelaksanaan Tugas Hubungan Masyarakat (humas)
Menurut Cutlip dan Center (dalam Kasali dan Abdurachman ), proses humas sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri dari : fact finding, planning, communications, dan evaluation.
1. Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta / data sebelum melakukan tindakan. Praktisi humas sebelum melakukan sesuatu kejadian harus terlebih dahulu mengetahui,apa yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk ke dalam publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai faktor.
2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul.
4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi itu menjadi dasar kegiatan humas berikutnya.
Ciri-ciri Hubungan Masyarakat (humas)
1. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal balik.
2. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyabaran informasi penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum.
3. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat humas menginduk.
4. Sasaran yang dituju adalah khalayak didalam organisasi dan khalayak diluar organisasi.
5. Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan harmonis antara organisasi dan khalayak
Dari ciri-ciri humas itu jelas bahwa tugas kegiatan humas adalah mendukung tercapainya tujuan organisasi yang dikejar dan dilaksanakan oleh seluruh insan organisasi yang bersangkutan mulai dari pimpinan tertinggi sampai bawahan terendah. Banyak perusahaan menggunakan humas pemasaran (marketing public realations) untuk melakukan promosi perusahaan atau produk dan membuat citra perusahaan dan produk. Humas pemasaran mempunyai peran antara lain :
Membantu dalam meluncurkan produk baru, misalnya Pantene meluncurkan produk
baru Hair Fall Control untuk menjawab kebutuhan konsumen untuk mengurangi rambut rontok karena patah yang diklaim sampai 98 % dengan pemakaian teratur selama dua bulan. Pantene membagi ilmu seputar rambut rontok kepada pers yang untuk kasus wanita di Indonesia mengalami rambut rontok karena patah.
Membangun minat dalam sebuah kategori produk, misalnya Maspion mengajak untuk membeli produk buatan Indonesia.
Dari Penjelasan diatas telah dapat dipahami bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang humas, karena humas merupakan suatu jurusan yang sangat penting didalam pencitraan perusahaan yang belum tentu jurusan lain bisa menjadi seorang humas.
Hubungan Masyarakat
Posted on October 25, 2012 by iskandarh3
Hubungan Masyarakat
Pengertian – pengertian dasar hubungan masyarakat
Humas (public realtions) dinyatakan oleh gruning adalah kegiatan manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dengan berbagai macam publiknya. Empat elemen dasar humas adalah manajemen, komunikasi, organisasi dan publik.
Johnston dan zawawi mendefinisikan publik adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau kepedulian yang sama. John Dewey menyatakan ciri-ciri publik adalah : ada permasalahan yang dihadapi bersama, permasalahan tersebut benar-benar ada dan harus diselesaikan, dan mengorganisir diri untuk melakukan sesuatu serta mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Salah satu fungsi humas adalah mengindentifikasi siapa saja yang menjadi publik organisasi yang diwakilinya.
Cutlip, center dan broom mendefinisikan humas sebagai salah satu fungsi manajemen yang harus ada didalam sebuah organisasi. Fungsi manajemen kegiatan kehumasan bertugas untuk : mengevaluasi sikap dan opini publik, mengindentifikasi serta menyesesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan kepentingan publik, merencanakan serta melaksanakan program/kegiatan kehumasan agar organisasi dapat mencapai saling pengertian serta diterima keberadaannya oleh publik.
Tugas kehumasan meliputi : pengindentifikasian, perencanaan dan pelaksanaan.
2 fungsi dasar humas adalah : humas sebagai penyampai informasi dan humas sebagai pencari informasi.
Profesi humas muncul pertama kali tahun 1830 di amerika serikat (gruning dan hunt), pada waktu itu public relations belum terkenal yang populer adalah istilah press agents/press agentry. Setelah seringnya muncul surat kabar penny press bertugas untuk memopulerkan seorang calon bintang atau bintang yang sudah mulai pudar namanya. Phineas T. Barnum adalah seorang press angent yang laris pada waktu itu.
Pratik humas di era modern adalah sebuah upaya menjalin komunikasi dua arah yang seimbang antara sebuah organisasi dengan para publiknya. Era public information merupakan evolusi kedua dari kajian kehumasan sifat komunikasinya masih satu arah, yang dimaksud komunikasi satu arah adalah organisasi telah memulai komunikasi dengan publik namun aliran pesannya hanya berjalan dari organisasi ke publik saja dan tidak sebaliknya.
Era berikutnya adalah era humas dua arah asimetris : pertama feedback dari publik telah diperhatikan oleh pihak organisasi, kedua walaupun tipe komunikasinya telah dua arah, namun belum sempurna.
Era terakhir adalah era humas dua arah simetris : di era ini komunikasi yang terbentuk telah memenuhi persyaratan komunikasi dua arah yang seimbang.
Perbedaan humas dan pemasaran yaitu dalam hal kegiatan yang dilakukan, serta orang orang yang menjadi publik humas maupun pemasaran. Pemasaran biasaya dipahami sebagai segala kegiatan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian barang dan jasa, sedangkan kehumasan tidak semata mata bertujuan untuk mencari keuntungan (johnston dan zawawi). Kegiatan kehumasan lebih luas ruang lingkupnya daripadi pemasaran. Persamaan antara humas dan pemasaran adalah keduanya sama sama merupakan fungsi manajemen sebuah organisasi.
Cutlip, center dan broom (1985) : mendefinisikan publisitas sebagai informasi yang berasal dari pihak luar yang digunakan oleh media massa berdasarkan nilai berita yang dimiliki oleh informasi tersebut. Publisitas merupakan metode komunikasi yang tidak bisa dikontrol karena diliput tidaknya sebuah berita oleh media massa tergantung dari layak muat tidaknya sebuah berita. Dari aspek kredibilitas pesan publisitas biasanya dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi.
Istilah propaganda pertama kali digunakan pada tahun 1622 oleh gereja katolik untuk menetapkan sacra congregatio de propaganda fide.
Istilah corporate communication biasanya digunakan oleh profesi humas di perusahaan besar, istilah ini biasanya dipakai untuk membedakan peran humas dengan peran marketing, berfungsi yang bertanggung jawab terhadap reputasi corporate atau organisasi sementara marketing berfungsi yang berkaitan dengan citra merek. Reputasi mengandung aspek yang lebih luas jika dibandingkan dengan citra. Dalam menjaga sebuah reputasi kita harus memikirkan aspek kredibilitas, sejarah panjang perusahaan dan kultur organisasi.
Cutlip menyatakan public affairs dipandang sebagai sebuah fungsi khusus untuk menangani kegiatan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Kegiatannya meliputi pemberian informasi tentang layanan publik, kampanye untuk mendukung program pemerintah dan semacamnya. Istilah public affairs dipakai oleh organisasi profit perusahaan untuk fungsi goverment relations yang mereka miliki. Public information officer biasanya bekerja di kantor pemerintah pusat kepresidenan dan kantor pemerintahan daerah.
Istilah marketing communication (marcomm) atau marketing public relations (MPR) biasanya digunakan oleh mereka yang bertugas melakukan kegiatan kehumasan dalam sebuah departemen pemasaran. Kegiatan kegiatan tersebut adalah kegiatan teknis yang erat kaitannya dengan promosi produk, mengorganisasikan event , mengurus publikasinya serta kegiatan sponsorship.
Mulyadi (2000) menyebutkan bahwa manusia perlu berinteraksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis untuk mendapatkan sukses dan kebahagiaan. Humas adalah kegiatan untuk membangun hubungan antara dua pihak didasari oleh saling percaya, mengerti dan mempengaruhi. Gejala humas adalah hubungan yang dibangun untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia.
Newson, turk dan kruckerberg (1996) menyatakan bahwa pada awal keberadaan manusia telah ada gejala kegiatan humas. Ia juga menyembutkan bahwa hasil karya seni seperti pyramid, candi, prasasti merupakan bentuk media komunikasi untuk mempersuasif public pada saat itu.
Gejala awal munculnya kegiatan humas dapat dilihat pada jaman romawi, yakni dengan populernya sebutan rumores, box popul, res republic yang diterjemahkan sebagai peristiwa umum republic. Puncak kejayaan romawi terjadi pada masa pemerintahan Julius Caesar, ditandai dengan munculnya seorang ahli pidato Cicero dan munculnya surat kabar pertama (acta diurna). Setelah runtuh baru pada abad pertengahan di eropa muncul gerakan renaissance, gilda adalah perkumpulan para pengusaha yang berbasis home industry dan bergerak dalam usaha kecil.
Ditemukan mesin uap oleh james watt (1769) menjadi tongak perubahan pada pola ekonomi. Dampak dari penggunaan mesin adalah menurunnya kepercayaan public pada para produsen dan hal ini menjadi ancaman serius bagi perusahaan.
Di amerika perkembangan humas dimulai sejak 1883. Baskin dan aronoff (1988) menyebutkan bahwa perkembangan humas di amerika diawali oleh perusahaan AT&T (American telephone and telegrah) yakni perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi. George westhinghouse (1889) pendiri industry raksasa, pertama kali membentuk departemen humas dan mengangkat E.H Heinrichs.
Perkembangan humas diamerika dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu :
1. manipulation period, pada periode ini humas masih dalam taraf sebagai press agents. 2. Information, periode ini dimulai pada tahun 1900 humas berkembang lebih maju
menjadi penasehat utama raja minyak amerika john d rockefeler (1914). Prinsip-prinsip lee adalah mengembangkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pegawai dan media, prinsip lee yang lain adalah menyediakan berbagai informasi yang cepat akurat yang menyangkut kepentingan umum. Lee berhasil membangun humas sebagai komunikasi yang berasaskan ketulusan (candor) dan kebenaran (truth). Ia juga mendeklarasikan declaration of principles.
3. Mutual influence and understanding period, adalah periode dimana humas berperan dalam membangun hubungan yang saling mempengaruhi dan saling memahami. Jeffkins (1995) menyebutkan bahwa humas modern mulai diterapkan pertama kali di eropa dan di amerika serikat justru bukan di lembaga bisnis namun di lembaga pemerintah. Ia juga menyebutkan Lioyd George yang menjabat sebagai chancellor of the exchequer atau bendahara Negara mengorganisir sebuah tim khusus bertugas member penjelasan tentang rancangan pensiun untuk lanjut usia yang pertama di dunia. Setelah perang dunia ke 2 antara tahun 1926 – 1933 di inggris berlangsung upaya kehumasan terbesar, pada saat itu sir Stephen tallent menjadi presiden pertama lembaga formal yang mengembangkan humas yakni institute of public relations (1948) yang dibentuk di inggris dan amerika.
Fungsi humas yang menginternasional mulai dikenal sejak tahun 1980 – 1990. Newsom turk dan kruckeberg (1996) menyebutkan bahwa pertumbuhan humas pada decade ini ditandai dengan berubahnya masyarakat dunia yang tidak lagi terpisah oleh jarak sebagai akibat berkembangnya teknologi komunikasi. Ia juga menyebutkan bahwa perubahan ekonomi dunia mendorong para pelaku bisnis melakukan perubahan dalam berbisnis lebih efisien dengan tingkat kompetisi tinggi disinilah praktisi humas berperan dalam perkembangan bisnis. Humas berkembang pesat sejak pecahnya Negara komunis uni soviet. Tanpa opini public humas tidak berfungsi. Pada tahun 1990 – 2000, fungsi humas tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu. Hal ini ditandai dengan melebarnya peran humas secara geografis maupun fungsional. Secara geografis dengan lahirnya cyberspace (teknologi internet) menjadikan hubungan antar Negara dan antar perusahaan tidak lagi dibatasi oleh batas batas fisik.
Sistem politik dicina menganut sistem tertutup. Dilembaga pemerintah humas berperan sebagai penyampai informasi menyampaikan kebijakan kebijakan penguasa kepada rakyatnya. Siramesh (2004) menambahkan bahwa dalam sistem yang demikian pers sangat dikontrol pemerintah sehingga pers hanya berfungsi menyampaikan informasi satu arah dari pemerintah kepada rakyat dan tidak sebaliknya. Faktor budaya menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan humas di indonesia. Budaya patenalistik, feodalistik, ewuh pekewuh (sungkan), menjadikan fungsi humas tidak maksimal. Budaya paternalistik menjadikan pola hubungan yang vertikal / atasan selalu benar. Sementara budaya feodalistik adalah budaya yang menempatkan atasan bukan sebagai partner kerja namun sebagai majikan. Budaya ewuh pekewuh adalah budaya yang menempatkan bawahan tidak berani mengkritik dan menegor atasan sekalipun atasan melakukan kesalahan.
Humas di asia dapat kita telusuri dari negeri cina. Mark mcelreath, ni chen, lyudmila azarova dan valeria ahdrova dalam heath (2000) menyebutkan bahwa sejarah humas dicina dimulai sejak ribuan tahun lalu. Seorang filosof cina yang bernama conflucius mengajarkan bahwa bagaimana menggunakan komunikasi yang harmonis sebagai jalan membangun relasi untuk menyelesaikan konflik sosial. Sejak cina diperintah oleh pemerintahan komunis humas berfungsi sebagai lembaga penyampai informasi dan komunikasi bersifat searah. Sriramesh menyebutkan di india profesi humas dapat berkembang dengan pesat karena negara ini menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis. Perkembangan humas di india dapat dilihat dengan terbentuknya organisasi profesi kehumasan seperti PRSI (the public relations society of india).
hanya sebagai penyampai informasi namun di beberapa lembaga bumn humas telah berfungsi sebagai penghubung kepentingan perusahaan dan stakeholder.
Vercic, gruning and gruning dalam sriramesh (2004) menyebutkan bahwa perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel lingkungan masing-masing negara. Faktor faktor yang mendorong perkembangan humas adalah : demokratisasi kehidupan politik, industrialisasi, perkembangan teknologi komunikasi, privatisasi dan liberalisasi perekonomian dan penerapan good governance.
Freedom dalam sriramesh (2004) bahwa sistem politik sebagai pendorong perkembangan humas adalah demokrasi. Menurut sriramesh dalam pasar bebas dengan kompetisi yang terbuka strategi humas diperlukan untuk memenangkan persaingan. Humas berperan dalam membangun citra lembaga bisnis, citra produk dan citra corporate.
Ditemukannya mesin cetak oleh johan gutenberg, memacu perkembagan teknologi komunikasi. Mesin cetak mendorong berkembangnya surat kabar. Pada era cyber, humas semakin lebih mudah dan praktis. Komunikasi dan riset dapat dilakukan melalui internet. Privatisasi dan liberalisasi perekonomian menjadikan peluang bisnis lebih terbuka dan kompetitif.
Kedudukan dan peran humas dalam organisasi
Menurut grunig dan hunt (1984), sebuah sistem terdiri atas aspek aspek sebagai berikut : environment (lingkungan), boundary (pembatas), input (masukan), output (keluaran), throughput dan feedback (umpan balik). Organisasi sebagai sebuah sistem yang memiliki batas batas wilayah yang jelas, hidup pada sebuah lingkungan tertentu.
Humas adalah fungsi yang diperlukan oleh sebuah organisasi yang menganut sistem terbuka untuk mengelola hubungan atau interaksi serta komunikasi antara organisasi dengan pihak pihak luar tersebut. Grunig dan hunt (1984) menyebut humas dengan istilah boundary spanner, karena posisinya yang mengantarai atau berada di perbatasan manajemen pusat dengan bagian bagian lain yang ada di dalam organisasi serta antara organisasi dan lingkungannya.
Kehadiran humas dalam organisasi menjadi sangat diperlukian karena humaslah yang bertugas sebagai perantara atau penghubung antara organisasi dengan lingkungannya.
Kearney (1984) seorang antropolog menyatakan bahwa worldview adalah a set of images or assumptions about the world. Sementara Kuhn (1970) menyatakan bahwa worldview adalah a paradigm that stands for the entire constellation of beliefs, values, techniques and so on shared by the member of a given community. Worldview adalah semacam paradigm yang dianut oleh suatu masyarakat.
Menurut grunig (1989) ada dua jeni worldview yang bisa dianut adalah : symmetrical worldview (paradigma simetris) dan asymmetrical worldview (paradigma asimetris). Sebuah organisasi agar bisa bertahan dalam lingkungan dengan baik dan mampu menjalin hubungan yang positif dengan lingkungan tersebut sebuah organisasi memerlukan paradigma yang simetris. Sebaliknya sebuah organisasi tidak akan dapat bertahan lama dalam sebuah lingkungan jika ia memiliki seperangkat paradigma yang asimetris.
Paradigma yang asimetris tersebut adalah :
1. Internal orientation (berorientasi ke dalam) : para anggota organisasi tersebut hanya bisa melihat kepada dirinya sendiri namun tidak mampu membayangkan bagaimana orang lain memandang organisasi tersebut.
2. Closed system : informasi hanya bergerak ke luar dari organisasi namun tidak ada informasi yang masuk ke dalam organisasi.
3. Efficiency : efisiensi adalah segala galanya bagi organisasi.
4. Elitism : menganggap pimpinan organisasi sebagai yang paling tahu dan yang paling bijak.
6. Tradition : tradisi turun temurun dalam organisasi tersebut dianggap sebagai pakem yang tidak bisa diubah ubah lagi bahkan bila tradisi tersebut tidak sesuai lagi dengan perubahan jaman.
7. Central authority : kekuasaan harus terkonsentrasi pada segelintir orang yang ada di pucuk pimpinan perusahaan.
Paradigma yang simetris adalah :
1. Interdependence : organisasi menyadari bahwa ia tidak bisa mengisolasi diri dari lingkungan sekitar.
2. Moving equilibrium : organisasi sebagai sebuah sistem bisa saja berupaya untuk mencapai kondisi equilibrium yaitu kondisi yang stabil namun ia harus menyadari bahwa kondisi stabil tersebut tidak akan selamanya bertahan.
3. Equity : organisasi beroperasi atas dasar persamaan hak antar manusia. 4. Autonomy : memberikan otonomi yang cukup luas kepada karyawan.
5. Innovation : organisasi bersikap fleksibel atau luwes dalam menghadapi adanya gagasan gagasan baru dan tidak terpaku pada konsevatisme atau tradisi yang ketinggalan jaman.
6. Decentralization of management : ada pendelegasian kewenangan yang memadai para manajer berperan lebih sebagai koordinator dari pada diktator.
7. Responsibility : organisasi dan para anggotanya harus menyadari bahwa kehadiran mereka dalam suatu lingkungan memiliki dampak bagi sistem lain yang ada di lingkungan tersebut.
8. Confliet resolution : organisasi bersikap terbuka terhadap adanya konflik.
Secara fungsional humas tidak harus ada sebagai state of being atau sebagai sebuah bagian tersendiri dengan segala konsekuensi sebuah bagian yang memiliki fasilitas ruang pimpinan dan staf tersendiri. Secara struktural humas telah terlembagakan ke dalam bagian tersendiri. Dalam hal ini djanaid (2000) mengklasifikasikan menjadi dua, yakni sebagai state of being dan menthod of communication. Sebagai menthod of communication humas dipahami sebagai sebuah aktivitas berhubungan dengan publik melalui pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh siapa saja yang berada dalam organisasi tersebut. Sedangkan sebagai state of being humas telah terlembagakan ke dalam bagian bagian dalam struktur organisasi.
1. Besar kecilnya organisasi : hal ini mencakup kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi.
2. Kemauan pimpinan : beberapa kalangan memandang istilah media relation officer lebih tepat daripada public relations officer apabila maksud pimpinan mengangkat petugas humas untuk mengelola hubngan dengan media massa. Istilah jurnalist in house lebih tepat digunakan untuk petugas humas yang diberi wewenang dan deskripsi tugas mengelolah media internal. Cutlip, center dan broom (1985) menggambarkan bagaimanan kedudukan humas dalam sebuah organisasi : bahwa posisi humas idealnya diletakkan sejajar dengan fungsi fungsi penting organisasi lainnya. Sebuah organisasi besar biasa memiliki tiga lini manajemen yaitu manajemen lini atas, manajemen lini tengah (middle line management) serta manajemen lini bawah (lower line management).
Grunig dan hunt (1984) yang merujuk hasi karya broom dan dozier mengidentifikasi peran humas sebagai teknisi dan peran sebagai manajer. Tiga jeni peran manajer, yaitu :
1. Expert preciber : peran peran sebagai ahli dan penasihat bagi manajemen.
2. Communication facilitator : peran peran sebagai fasilitator komunikasi antara organisasi dan publiknya.
3. Problem solving process facilitator : peran peran sebagai anggota tim yang dilibatkan dalam memecahkan masalah masalah organisasi.
Selanjutnya, dozier mengidentifikasi dua peran ditingkat menengah, yaitu :
1. Media relations role : tugas pratiksi humas adalah memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi/perusahaan dan menginformasikan kepada organisasi apa saja yang dibuthkan dan dikhawatirkan oleh media.
2. Communication and liaison role : pratiksi humas bertidak sebagai perwakilan organisasi pada acara acara tertentu dan secara posotif menciptakan kesempatan kepada manajemen untuk berkomunikasi dengan para publik organisasi.
Kerja bagian hukum disebuah organisasi meliputi : kontrak kerja, kontrak kerjasama, membuat tata aturan, mengontrol persoalan persoalan organisasi dari aspek pelanggaran undang undang dan hukum yang berlaku dll.
Thomas L. Harris adalah salah satu contoh orang marketing yang melihat peluang kolaborasi humas dengan marketing kedalam suatu konsep marketing publik relations (MPR).
Proses kerja humas
Dasar berpikir perlunya sebuah penelitian adalah bahwa keputusan yang canggih berdasarkan pada informasi. Salah satu pertimbangan manajemen terhadap suatu aktivitas adalah pertimbangan efektivitas dan efisiensi. Kontes program PR tingkat dunia yang diselenggarakan International Public Relations Association (IPRA) telah memasukkan unsur riset sebagai dasar penilaian sebuah program PR yang baik. Penelitian adalah suatu tindakan dalam rangka mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data secara sistematis dan objektif.
Lerbinger (1988) dalam public relations review yang dikutip oleh Ngurah Putra (1999) mengemukakan empat jenis penelitian dalam kehumasan yakni :
1. Environmental monitoring : pemantauan lingkungan dibuat untuk mengamati kecenderungan kecenderungan dalam pendapat umum dan berbagai peristiwa dalam lingkungan sosial politik organisasi yang mungkin akan punya pengaruh penting terhadap sebuah organisasi. Baskin, Aronoff dan Lattimore (1997), ada tiga model dasar scanning untuk mengetahui perubahan lingkungan, yaitu :
1. Irregular model yang menggunakan pendekatan ad hoc karena didorong adanya krisis yang sedang dihadapi oleh sebuah organisasi.
3. Continous model yang menekankan pada pemantauan secara berkesinambungan berbagai unsur lingkungan yang mungkin punya pengaruh pada organisasi temasuk didalamnya.
4. Relevant public, berupa daftar siapa saja yang menjadi publik yang relevan bagi organisasi.
5. The organization’s standing with publics, berupa pandangan masing masing publik terhadap organisasi.
6. Issues of concern to publics, berupa masalah masalah yang menjadi agenda masing masing publik.
7. Power of public, berupa rekaman berdasarkan kekuatan ekonomis dan politis yang dimiliki masing masing publik.
8. Readership survey, digunakan untuk melihat berapa orang yang membaca, mengikuti program, memahami dan mengingat pesan yang didapatkan dari publikasi khusus. 9. Content analysis, yaitu sebuah metode untuk mengkoding dan mengklasifikasikan
secara sistematis pesan pesan khusus dalam aspek tema tema yang ada.
10. Readability studeis , digunakan untuk menilai keterbacaan sebuah artikel atau isi media cetak.
11. Communication climate survery, yaitu pengukuran sikap yang biasa dipakai untuk mengungkapkan persepsi publik terhadap tingkat keterbukaan dan ketersediaan saluran komunikasi.
12. Network analysis, yang bertujuan untuk mengamati frekuensi dan pentingnya jaringan interaksi.
2. Public Relations Audit : PR audit melibatkan sebuah studi lengkap untuk mengetahui posisi humas sebuah organisasi sehingga dapat dirancang program program komunikasi. PR audit yang lengkap meliputi :
3. Communication audit : audit komunikasi merupakan sebuah analisis lengkap tentang komunikasi organisasi internal dan atau eksternal yang dirancang untuk memahami kebutuhan, kebijakan, praktek dan kemampuan komunikasi. Metode yang digunakan dalam audit komunikasi meliputi :
4. Social Audit : umumnya merupakan survey sikap dan pendapat yang mengukur persepsi berbagai publik tentang keresponsifan sosial sebuah organisasi.
yang diperoleh dan disajikan maka penelitian dapat dibedakan kedalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kontinyu atau pelacakan berdasarkan objek penelitiannya, serta penelitian sekunder dan primer berdasarkan perolehan sumber datanya.
1. Penelitian informal, pada hakekatnya kita ini adalah peneliti. Untuk keadaan dan kondisi tertentu, memperoleh data dari penelitian orang lain (data sekunder) bisa menghemat waktu dan biaya daripada melakukan penelitian sendiri.
2. Penelitian formal, penelitian survey yang lebih formal mungkin akan banyak membantu. Begitu pula dengan pooling. Pengujian media massa dan penelitian induksi. Penelitian formal mensyaratkan adanya prosedur ilmiah. Penelitian survey dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Teknik survey melalui surat 2. Interview secara pribadi
Teknik tekni penelitiah humas lainnya menurut Greogory (2001) adalah sebagai berikut : 1. Penelitian kuantitatif, yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
kemudian dibuat statistiknya untuk mendapatkan hasil yang berupa angka angka atau kuantitas.
2. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menyelidiki variabel variabel yang tidak dapat di kuantifikasikan.
3. Penelitian kontinyu atau penelitian pelacakan, yaitu tekni penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil sekelompok orang yang sama atau sekelompok orang yang memiliki profil yang sama sebagai objek riset.
4. Penelitian sekunder atau studi pustaka, yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data data dari sumber sumber yang telah diterbitkan.
5. Penelitian primer, yaitu teknik penelitian yang digunakan untuk mencari informasi yang kita butuhkan dengan segera melalui pengisian kuesioner.
kesepahaman bersama antara suatu organisasi dengan publiknya. Secara teknis, pentingnya perencanaan adalah dikarenakan keterbatasan waktu, sumber dana, dan tenaga disatu sisi dan kompleksitas persoalan humas yang mungkin timbul disisi lain.
Sedangkan secara strategis, pentingnya perencanaan adalah kesadaran para praktisi bahwasannya membangun reputasi yang baik bagi organisasinya bukanlah pekerjaan yang baik dilakukan dalam semalam. Really (1988) dalam bukunya menyatakan bahwa, sebuah perencanaan mungkin bertujuan positif, preventif atau perbaikan. Langkah langkah yang diambil dalam unsur unsur perencanaan adalah :
1. Rumusan Masalah. Perumusan masalah di dapatkan setelah memperoleh fakta fakta melalui hasil penelitian. Suatu keadaan dikatakan sebagai masalah apabila muncul perbedaan antara kenyataan dan harapan (Broom dan Dozier, 1990). Sedangkan menurut Wilcox, Ault dan Agee (1995) dalam putra (1999) pratiksi humas pada dasarnya akan menghadapi tiga jenis masalah kehumasan yang harus ditangani. Pertama, persoalan yang berkaitan dengan adanya persepsi negatif publik terhadap organisasi atau sebuah produk. Kedua, pratiksi humas harus menyusun dan melaksanakan sebuah program kehumasan dalam posisi organisasi yang netral. Ketiga, pratiksi humas harus mengembangkan program program berkesinambungan dalam usaha untuk membangun dukungan secara terus menerus dari berbagai publik organisasi. Beberapa karakteristik perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah bisa dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan masalah.
2. Pernyataan atau pertanyaan masalah harus spesifik dan jelas.
3. Memberikan fokus dan arah bagi orang yang akan mengembangkan strategi dan taktik program.
4. Sebagai panduan bagi orang yang akan melaksanakan program.
5. Memberi rincian ukuran keberhasilan untuk memantau dan mengevaluasi program 2. Penentuan sasaran dan tujuan. Cutlip, Center dan Broom (1994) menyatakan fungsi
penentuan sasaran dan tujuan ini adalah :
Sasaran dan tujuan haruslah dipahami sebagai outcome objective. Cutlip, Center dan Broom (1994) memberikan taksonomi sebagai berikut :
1. Knowledge outcome, yakni berupa pengetahuan atau pemahaman publik terhadap organisasi dan sebaliknya.
3. Behavior outcome, yakni berupa perilaku nyata yang nampak. Beberapa kata kunci untuk menentukan tujuan humas antara lain :
1. Menginformasikan
2. Meningkatkan pengetahuan 3. Menciptakan kesadaran 4. Mendorong saling pengertian
Gregory (2001) ingatlah akronim SMART ketika menentukan tujuan yaitu : Stretching, Measurable, Achievable, Realistic dan time bound.
3. Penentuan jadwal dan anggaran. Alokasi waktu bisa berdasarkan kebutuhan internal dan eksternal (gregory, 2002). Hal yang perlu diperhatikan dalam merinci biaya adalah pertimbangan efektif dan efisiensi. Sedangkan menurut Cutlip, Center dan Broom (1994) anggaran program humas sebuah perusahaan biasanya ditentukan berdasarkan salah satu dari faktor berikut ini :
1. Anggaran berdasarkan jumlah keseluruhan anggaran yang tersedia atau persentase dari seluruh anggaran operasional.
2. Anggaran yang dialokasikan berdasarkan keperluan bersaing. 3. Anggaran berdasarkan seluruh keperluan untuk kegiatan yang ada. 4. Anggaran yang disusun berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
Sedangkan anggaran untuk kegiatan humas biasanya dipilah menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Implementasi dalam program humas berupa suatu tindakan dan komunikasi (Burston, 1999). Program humas tidak hanya sekedar program komunikasi, melainkan juga harus mampu mendorong organisasi melakukan tindakan tindakan non-komunikasi. Bahkan Cutlip, Center dan Broom (1999) menyatakan suatu hal yang masih belum banyak dipahami oleh kebanyakan orang.
Menurut Cutlip, Center dan Broom (1999), tindakan kehumasan adalah tindakan tanggung jawab sosial oleh departemen humas atau bagian lain dari organisasi kita. Strategi tindakan yang dilakukan biasanya termasuk perubahan dalam kebijakan organisasi, prosedur, produk, pelayanan dan perilaku organisasi.
prinsip pertama membingkai isi pesan adalah mengetahui posisi organisasi dalam suatu persoalan. Kedua adalah mengetahui kebutuhan, perhatian dan kepedulian sasaran publik. Putra (2000) beberapa bagian penting dari pesan dalam komunikasi meliputi : gaya pesan (content Style), imbauan pesan (messages Appeals) yang biasanya berupa imbauan rasional dan emosional (ethos, pathos dan logos), pengulangan pesan (messages repetition), kesimpulan (implicit dan explicit), pengorganisasia pesan dan kejelasan pesan.
Memilih media. Menurut Pace dan Faules dalam Putra (2000), penggunaan media tersebut, biasanya didasarkan pada sejumlah pertimbangan, seperti :
1. Biaya yang tersedia
2. Keterampilan dalam penggunaan saluran yang ada, baik pada perusahan maupun publik
3. Dampak yang diinginkan
4. Relevansi saluran dan respon yang diharapkan terhadap informasi yang disampaikan 5. Berkaitan dengan pilihan media yang dapat dikontrol atau tidak
6. Tinggi rendah kemampuannya membawa pesa dan tinggi rendah kepercayaan publik terhadap media tersebut.( Simmons, 1999)
Menurut Volkmann, masing masing saluran komunikasi yang ada memiliki tingkat keefektifan yang berbeda beda, urutan keefektifannya adalah sebagai berikut :
1. Percakapan tatap muka antara dua orang 2. Diskusi atau pertemuan kelompok kecil 3. Pidato dihadapan orang banyak
4. Percakapan melaui telepon 5. Catatan atau tulisan pribadi
Penerima atau publik sasaran. Pembagian publik dalam humas bisa mengikuti pembagian berdasarkan segmentasi tertentu. Hal ini kaitannya dengan penerima adalah pemahaman praktisi humas tentang bagaimana penerima menggunakan suatu informasi atau pesan. Kalangan praktisi humas percaya adanya efek teori domino (Grunig dan hunt, 1984)dalam komunikasi.
terkonsentrasi, penentuan estimasi biaya maupun SDM, serta waktu lebih efisien. Manfaat evaluasi menurut Gregory (2001), yaitu :
1. Memfokuskan usaha 2. Menunjukkan keefektifan 3. Memastikan efisiensi biaya
4. Mendukung manajemen yang baik 5. Memfasilitasi pertanggungjawaban
Watson seperti dikutip oleh Gregory (2001) dalam sebuah risetnya menunjukkan bahwa para praktisi humas lebih suka bersikap defensive terhadap kegiatan mereka. Watson menunjukkan alasan utama mengapa program tidak di evaluasi secara formal. Pertama, kurangnya pengetahuan (mungkin tidak ada minat untuk mempelajari teknik evaluasi), kedua, yaitu kurangnya anggaran.
Beberapa alasan lain mengapa evaluasi dianggap sebagai masalah adalah sebagai berikut : 1. Memahami apa yang harus dievaluasi
2. Memahami apa yang dapat dicapai 3. Agregasi
4. Cakupan teknik evaluasi yang dibutuhkan
Reily (1982) memberi pedoman beberapa faktor yang perlu dievaluasi, antara lain evaluasi apa yang telah dikerjakan oleh masing masing anggota yang terlibat dalam program humas ; evaluasi publik, evaluasi kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung program humas, evaluasi anggaran dan evaluasi publisitas. Tingkat dan tahapan evaluasi dibedakan menjadi dua, yakni evaluasi formatif atau evaluasi selama program berlangsung dan evaluasi sumatif atau evaluasi setelah program humas dilaksanakan semua. Cutlip, Center dan Broom (1994) mengemukakan tiga tingkat dan tahap evaluasi, yaitu :
1. Preparation evaluation. Evaluasi persiapan ini memiliki tahapan tahapan sebagai berikut : pertama, menilai kecukupan informasi yang melatar belakangi sebuah program humas. Kedua, melihat organisasi dan ketepatan strategi dan taktik program, serta ketepatan pesan pesan yang direncanakan. Ketiga, menilai kualitas pesan dan unsur unsur presentasi program lainnya.
(1994) mengatakan inti tahapan pertama ini adalah pendokumentasian seluruh materi materi komunikasi yang telah diproduksi dan disebarkan.
3. Impact evaluation. Evaluasi pengaruh bertujuan mengetahui outcome sesuai tujuan program untuk masing masing sasaran publik maupun keseluruhan program yang dapat dicapai.
Gregory (2001) tidak ada standar yang pasti untuk evaluasi program program dan kampanye tunggal membutuhkan metode evaluasi yang khusus. Metode dan teknik penelitian secara umum bisa diterapkan untuk mengevaluasi program humas. Berikut ini disajikan contoh metode dan teknik evaluasi komunikasi :
1. Analisis isi. Evaluasi yang berkaitan dengan pesan pesan bisa menggunakan metode analisi isi pesan.
2. Riset audiens. Evaluasi yang berkaitan dengan terpaan pesan terhadap khalayak bisa menggunakan metode riset audiens. Jim Macnamara dalam Gregory (2001) memberikan model makro sebagai berikut : model makro Macnamara tersebut membentuk sebuah piramida.
Teknik komunikasi dalam humas
Komunikasi lisan merupakan proses komunikasi dua arah yang memungkinkan informasi tersebut segera diterima dan mendapatkan feed back dengan segera.
Lobi. Lobi bisa dipahami sebagai suatu kegiatan komunikasi dengan tujuan mewujudkan kepentingan orang yang melakukan lobi (pelobi) atau seseorang/organisasi yang menggunakan pelobi dengan cara yang halus. Kegiatan tersebut lebih pada upaya informatif dan persuasif daripada koersif (memaksa). Lobi juga bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh orang orang atau kelompok dengan sasaran akhirnya adalah memperngaruhi keputusan pemerintahan dan para pembuat undang undang. Seseorang yang melakukan lobi disebut pelobi (lobbyist). Kasali (1994), di amerika para lobbyist ini telah memiliki organisasi profesi , dimana keanggotaannya diikat oleh suatu kode etik profesi sehingga kegiatan mereka (lobbyist) bisa dipertanggungjawabkan secara etis. Dalam dunia kehumasan, lobi digunakan untuk mempengaruhi pengambil keputusan suapaya apa yang diputuskan oleh pengambil keputusan tidak merugikan pihak pihak tertentu. Seitel dalam Kasali (1994) membuat tahapan tahapan lobi sebagai berikut :
2. Interpretasi terhadap langkah langkah pemerintah 3. Interpretasi terhadap langkah langkah organisasi 4. Membangun posisi
5. Melemparkan berita nasional. Publicity sprigboard yakni menggunakan tempat lobi sebagai tempat yang selalu dikunjungi wartawan.
6. Mendukung kegiatan pemasaran
Negosiasi. Negosiasi secara awam adalah suatu upaya komunikasi dalam situasi konflik. Sedangkan definisi dari negosiasi sebenarnya adalah pembicaraan dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan untuk mengatur atau mengemukakan (oxford dictionary).
Ludlow and Panton (1992) mengatakan bahwa negosiasi adalah pertemuan antara dua pihak dengan tujuan mencapai kesepakatan atas pokok pokok masalah yang : 1, penting dalam pandangan kedua belah pihak. 2, dapat menimbulkan konflik di antara kedua belah pihak. Dan 3, membutuhkan kerjasama kedua belah pihak untuk mencapainya. Kunci utama kegiatan negosiasi adalah win-win solution. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi negosiasi antara lain :
1. Kekuatan tawar menawa
2. Kepentingan kepentingan dalam negosiasi 3. Suasana negosiasi
Teknik negosiasi. Adapun tahapan negosiasi adalah :
1. Persiapan. Para negosiator yang sukses memiliki tujuan tujuan umum dan tujuan khusus terlebih dahulu dan menyusun rencana bagaimana mencapai tujuan tujuan tersebut sebelum melakukan negosiasi.
2. Proses negosiasi. Yang perlu diperhatikan selama negosiasi berlangsung adalah : 1. Strategi negosiasi. Faktor faktor yang harus diingat dan menjadi bahan pertanyaan
kita adalah mengenai : bagaimna kita dapat mengubah harapan pihak lain. 2. Taktik takti negosiasi.
3. Menyatakan tujuan kita dengan jelas dan tegas.
4. Membahas pokok persoalan secara objektif dengan sikap yang sopan dan dengan praktis.
6. Hindari pilihan yang lunak karena dapat mengalihkan kita dari tujuan tujuan kita dan menghasilkan penyelesaian yang kurang efektif.
7. Apakah semua pihak memahami dengan jelas apa yang telah disepakati? 8. Apakah semua pihak berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut?
9. Apakah diperlukan pertemuan lain untuk membahas pokok pokok yang kecil 10. Bagaimana perasaan kedua belah pihak terhadap kesepakatan yang telah dibuat? 3. Mencari penyelesaian. Penyelesaian hanya dapat diperoleh apabila kedua belah pihak
mampu dan bersedia untuk mencapai kemajuan. Hal yang perlu kita lakukan adalah : 4. Mengakhiri negosiasi. Hal penting lainnya adalah perlunya diputuskan bersama kapan
dan bagaimana kesepakatan tersebut dipulikasikan. Sebelum mengakhiri negosiasi pastikan hal hal berikut ini :
Presentasi. Presentasi adalah kegiatan menyampaikan sesuatu dengan tujuan tertentu. Ludlow dan Panton (1992) menjelaskan beberapa tujuan presentasi antara lain :
1. Untuk mempertujukkan layanan, produk dan sistem 2. Untuk membentuk citra, strategi
3. Untuk menghibur kolega, orang luar 4. Untuk menjual konsep, produk, ide
5. Untuk mewakili kelompok, perusahaan, departremen 6. Untuk mempromosikan sikap, cara bekerja
7. Untuk mengusulkan penyelesaian, konsep baru
Hal utama yang berkaitan dengan persiapan presentasi, yaitu persiapan bahan dan penampilan. Berikut ini, seperti disampaikan Hutabarat (1993) :
1. Persiapan. Langkah langkahnya berikut ini : 1. Susunlah teks berupa makalah beserta lampirannya 2. Tentukan media presentasinya
3. Buatlah gambar terawang bila memakai OHP
4. Bila kita mengerjakan persiapan ini untuk orang lain, tunjukkan apa yang telah kita lakukan pada setiap langkah
5. Simpan bahan bahan presentasi tersebut dengan baik 6. Menguasai alat yang dipakai
7. Memastikan urutan yang benar dari bahan bahan yang akan dipresentasikan 8. Mencoba berbagai karakter suara yang kita miliki
3. Presentasi. Ludlow dan kawan kawan (1996) dalam the essence of effective communications, menyajikan teknik teknik presentasi sebagai berikut :
1. Penggunaan kata kata. Presentasi adalah penggambaran sesuatu ide melalui kata kata. 2. Penampilan. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penampilan adalah : berpakaian
pantas, sesuaikan dengan situasi, penampilan necis, bersih dan rapi. 3. Penggunaan suara
4. Bahasa tubuh. Bahasa tubuh meliputi posisi tubuh kita, menjaga kontak mata, pandangan yang merata keseluruh ruang, gerakan yang sesuai, sederhana, alami, dan harus terkontrol
5. Penggunaan alat bantu/visual. Berikut ini beberapa cara menggunakan alat bantu dengan efektif :
1. Pastikan bahwa bantuan visual harus kita pakai 2. Berdiam dirilah sejenak
3. Matikan atau sisihkan alat tersebut setelah kita memberi penjelasan 4. Bila kita menggunakan OHP maupun infokus :
1. Tatap pendengar
2. Bila menekankan sesuatu, jangan tunjuk pada layarnya 3. Pastikan semua hadirin dapat melihat layar’
4. Tulisan cukup besar untuk hadirin yang duduk dibelakang 5. Letakkan transparan dengan benar
6. Matikan OHP bila ingin menganti transparan
7. Susunlah urutan transparan yang akan ditampilkan dengan benar 8. Menguasai apa yang akan dibicarakan
9. Bila menggunakan whiteboard/papan tulis : 1. Pastikan spidol yang tersedia tidak kering
2. Urutkan spidol dalam gemggaman tanggan lain yang leluasa dan letakkan kembali dalam urutan itu
3. Berdirilah di sisi kanan tulisan 4. Menjawab pertanyaan.
5. Akhiri presentasi dengan diam dan duduk
mendapat dukungan. Karanjia yang dikurip Moore (1981) perencanaan dan penyusunan pidato eksekutif harus menjadi bagian dari keseluruhan program humas suatu organisasi. Ia menampilkan empat langkah untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut. :
1. Memilih kapan dan dimana
2. Putusan apa yang akan dibicarakan 3. Tulislah dulu siaran berita
4. Sekarang mulailah menyusun pidato
De Vito membagi metode penyampaian dalam public speaking ke dalam empat metode, yaitu :
1. Impromptu. Kemampuan dalam menyampaikan pembicaraan impromptu bisa dipupuk melaui kemampuan berbicara di muka umum
2. Manuskrip atau naskah. Pembicara membacakan naskah pidato bagi khalayak. Metode ini paling aman digunakan dalam situasi yang menuntut ketepatan waktu dan kata kata yang dipakai
3. Menghafal. Metode menghafal sering digunakan bila isi pembicaraan menyangkut kasus kasus yang sensitif atau bila waktu yang disediakan sangat terbatas
4. Ekstemporer. Penyampaian dengan metode ini memerlukan persiapan yang menyeluruh, mengingat gagasan gagasan pokok serta urutan kemunculan pesan yang disampaikan. De Vito (1993) sangat menganjurkan metode ini untuk pembicaraan di muka umum (public speaking). Kelebihan metode ekstemporer adalah persiapan yang mendalam, dan pembicara tahu apa yang akan dia katakan, serta telah mematangkan susunan penyampaiannya. Tips yang bisa digunakan dalam metode ekstemporer : a. Hafalkan kalimat kalimat pembuka kurang lebih dua atau tiga kalimat pertama. B. Hafalkan pokok pokok pembicaraan serta urutan penyajiannya. C. Hafalkan kalimat penutup berulang kali dua atau tiga kalimat terakhir dari pembicaraan.
Ananto (1999) tehadap 292 responden yang terdiri dari pratiksi humus di indonesia, kegiatan humas sebagian besar adalah menulis dan editing. Komunikasi lisan cenderung face to face, sehingga respon penerima segera dapat diketahui. Pesan yang disampaikan secara tertulis memiliki respon yang tertunda sehingga kita tidak bisa dengan segera memperbaiki komunikasi yang sudah terlanjur disampaikan (secara tertulis).
yang dilakukan oleh penerima. Pesan pesan yang sifatnya informatif lebih mengharapkan efek kognisi daripada efek yang lain. Contoh praktik penulisan informatif dalam dunia kehumasan adalah penulisan press release. Dalam dunia kehumasan suatu pesan disebut sebagai informatif apabila pesan tersebut memenuhi unsur unsur sebagai berikut : faktual atau sesuai dengan fakta, bukan rumor, bukan kebohongan, bahkan bukan hanya cerita khayalan.
Persuasi menurut Kamus Istilah Komunikasi (1979) adalah proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut berperilaku seperti atas kehendak sendiri. Dalam dunia bisnis, penulisan persuasif biasa digunakan dalam surat permintaan, surat penawaran dan penanganan klaim atau keluhan. Salah satu bentuk penulisan persuasif adalah iklan yang dimuat di media cetak. A-A Procedur atau From Attention to Action yaitu penahapan persuasif yang dimulai dari usaha menumbuhkan perhatian (attention) hingga pada menggerakkan suatu perbuatan (action) tertentu. Prosedur A-A diuraikan menjadi formala AIDDA, yaitu akronim dari Attetion, Interest, Desire, Decission dan Action.
Penuliasan persuasif juga memiliki sistematika sebuah tulisan pada umumnya yang terdiri dari pembukaan, pembahasan dan penutup. :
1. Pembukaan. Berikut ini adalah cara cara yang bisa digunakan sebagai pertimbangan : 1. Menceritakan pengalaman pribadi
2. Mengutip pendapat pakar yang terkenal (testimoni) 3. Mengutip bait lagu yang cenderung populer
4. Mengutip teori yang diakui kebenarannya 5. Menghubungkan dengan kejadian mutakhir
6. Menghubungkan dengan konteks yang sedang melingkupi 7. Menceritakan suatu kisah nyata ataupun fiktif dan mitos 8. Membuat anekdot dan humor
9. Membuka dengan kalimat pertanyaan yang sifatnya provokatif 10. Menyimpulkan pesan
11. Ucapan terima kasi dan pujian kepada khalayak 12. Mengutip kata kata mutiara atau peribahasa 13. Mendorong khalayak untuk bertindak
3. Penuntup. Fungsi utama dibuat adalah untuk memberi kesan klimaks yang positif. Kalimat penutup mestinya bisa memperkuat daya persuasi, yaitu : mendorong kearah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Menutup sebuah pesan persuasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai dengan cara yang lebih panjang, yaitu :
Pada dasarnya yang disebut media audio tidak hanya audio yang sifatnya pasif, seperti radio saja. Tetapi juga media audio yang digunakan untuk komunikasi antar personal, seperti telepon dan radio telepon. Media audio memiliki cirri pesan yang disampaikan bisa ditangkap oleh indera pendengaran. Kelebihan dan kelemahan masing masing media audio :
1. Telepon. Keuntungannya adalah sifatnya yang personal, jauhnya jarak jangkauan dan sifatnya dapat mengirim dan menerima pesan secara langsung. Namun, berbicara ditelepon memerlukan etika tertentu.
2. Radio telepon. Alat komunikasi radio ini menggunakan gelombang radio, dimana frekuensinya terbuka untuk public sehingga pembicaraannya tidak bisa dikatakan personal. Penggunaan media radio telepon ini jauh lebih murah tetapi jangkauannya tidak seluar media massa.
3. Radio. Radio sebagai media humas diartikan sebagai seluruh jaringan kerja alat alat yang terlibat dalam proses penyiaran yang sifatnya audititif. Kelebihan radio siaran antara lain (suhandang, 2004) :
1. Mempunyai daya penyampaian langsung
2. Siaran siarannya dapat dikutip dan dinikmati dalam lingkungan keluarga 3. Kombinasi dialog
4. Pesawat penerimanya relative murah dan merakyat
5. Sifatnya sepintas sehingga membutuhkan penangkapan dan pengertian pendengarnya secara cepat dan akurat
6. Gangguan cuaca dan gangguan teknis merupakan faktor yang menyembabkan pesan kurang efektif dan juga bias
7. Pendengar radio adalah khalayak yang sangat heterogen dari sisi demografi dan psikografis.
Media audio visual merupakan gabungan media audio dan media visual. Contohnya adalah media televisi dan film.
1. Televisi. Televisi dipahami sebagai serangkaian peralatan yang terlibat dalam aktivitas penyiaran, namun penyampaiannya secara audio visual. Televisi merupakan medium telekomunikasi yang memiliki jangkauan luas dan serempak menuju pada khlayak yang banyak. Pesan melalui televisi bisa dimengerti oleh mereka yang buta huruf, maupun berbeda bahasa. Fungsi media massa yang bersifat memberi informasi, mendidik dan menghibur dapat dengan lengkap dijalankan oleh televisi. Kelemahan televisi lebih pada perlakuan masyarakat yang memanfaatkan televisi lebih sebagai media hiburan.
2. Film. Satu hal yang disenangai para praktisi humas terhadap film adalah kendali pengontrolan yang kuat. Film bagi humas merupakan media komunikasi, instruksi, riset dan sebagainya.melalui film, humas dapat menyampaikan pesanpesannya. Tidak hanya film dokumenter, film cerita juga merupakan media yang efektif bagi tujuan humas.
Penerapan humas dalam berbagai organisasi
Setelah orde baru tumbang. Orde reformasi tampaknya ingin mengembalikan kehidupan politik yang dinamis dan demokratis di indonesia.
Humas di pemerintahan. Presiden amerika serikat Abraham Lincoln (1864) pernah mengatakan. Let the people know the facts, and the country will be safe. (dikutip oleh sulivan). Menurut lincoln pemerintah bertanggungjawab kepada rakyat untuk segala kebijakan, peraturan serta berbagai keputusan yang dibuat. Mike McCurry, mantan skretaris pers presiden Bill Clinton mengatakan, pemerintah punya begitu banyak informasi, sehingga mereka perlu sebuah cara yang efektif untuk menyampaikannya kepada rakyat. Di negara negara maju, bagian humas dipemerintahan biasa disebut dengan press office.
Stepen stockwell (2000) menyatakan bahwa pada prinsipnya kegiatan kehumasan di pemerintahan merupakan pekerjaan pekerjaan untuk mengelola tiga hal, yaitu :
1. Mengelola hubungan dengan media guna menyampaikan informasi.
2. Mengelolah kegiatan kegiatan lobbying yang dilakukan oleh berbagai kelompok. 3. Mengelola teknik kampanye dalam pemilu sebelum sebuah pemerintahan baru
terbentuk.
1. Active cooperation on action programs (mensosialisasikan program program pemerintah agar dapat dukungan penuh dari rakyat.
2. Compliance in regulatory programs (mengkampanyekan peraturan peraturan pemerintah serta perundangan undangan baru agar diketahui dan dipatuhi masyarakat. 3. Voter support fot the incumbent administration’s policies (mengupayakan agar
pemilih mendukung kebijakan kebijakan pemerintah yang tengah berkuasa.
Seorang politikus, Mordecai Lee menyatakan bahwa praktik kehumasan yang profesional dan kredibel di lembaga pemerintahan akan memberikan kontribusi yang cukup besar hal hal berikut ini :
1. Penerapan kebijakan politik
2. Membantu media massa meliput kegiatan pemerintahan
3. Melaporkan kepada masyarakat akan berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah 4. Meningkatkan kerjasama dan rasa saling percaya antar bagian di dalam lembaga
pemerintahan itu sendiri
5. Meningkatkan sensitivitas pemerintah terhadap apa yang diinginkan publik 6. Memobilisasi dukungan terhadap pemerintah
Ada tiga macam kegiatan utama humas pemerintah, yaitu :
1. Segala hal yang berhubungan dengan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan pihak media
2. Segala hal yang berkaitan dengan penyampaian dan menggalang dukungan dari masyarakat untuk berbagai program dari kebijakan serta peraturan dari pemerintah 3. Membantu pemerintah yang tengah berkuasa mendapatkan dukungan dari masyarakat Perencanaan perencanaan yang harus segera disusun oleh pihak humas meliputi :
1. Membuat perencanaan program humas yang komprehensif tentang bagaimana agar masyarakat mendukung program program
2. Membuat perencanaan program humas yang komprehensif yang berkenaan dengan perubahan pemerintahan
3. Membuat program program humas yang komprehensif untuk menginformasikan berbagai bentuk pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah
profesional yang disebut sebagai campaign directors. Tugas tim sukses adalah menciptakan sebuah citra yang positif bagi kandidat politik yang ditanganinya.
Stephen Stockwell (2000) membagi kampanye politik menjadi dua, yaitu : 1) insurgent campaign adalah kampanye politik untuk calon/kandidat yang ingin memenangkan sebuah kedudukan politik, dan 2) incumbent campaign adalah kampanye politik untuk calon atau kandidat yang tengah memegang kedudukan politik tertentu dan ingi mempertahankannya. Ada beberapa hal mendasar yang harus dilakukan yaitu :
1. Menciptakan positioning bagi kandidat. Positioning adalah sebuah upaya untuk menciptakan citra tertentu bagi sebuah produk yang membedakannya dengan produk lain. Menurut Witherspoon (dikutip dalam Stockwell, 2000) ada hal hal yang perlu dicermati oleh tim sukses, yaitu :
1. Identifikasi. Identifikasi adalah menciptakan sebuah merek bagi kandidat sehingga pemilih mudah mengidentifikasikannya.
2. Biografi. Dokumentasi yang komprehensif tentang diri kandidat dan keluarganya. 3. Definisi Isu. Menciptakan satu tema kampanye yang bisa merangkum semua program
program kandidat.
4. Serangan. Serangan diartikan dalam hal melakukan black campaign terhadap lawan politik kandidat, melainkan berusaha menonjolkan kelebihan kelebihan program program kandidat yang kita tangani.
5. Komparasi atau perbandingan. Disini tim sukses berupaya untuk membuat perbandingan antara program program kerja yang ditawarkan kandidat kita dengan program program kerja kandidat lawan.
6. Mengetahui perilaku memilih pada pemilu yang lalu
7. Mengetahui perilaku memilih pemilih pemula yang biasanya masih sulit ditebak (swinging voters)
8. Mengetahui keinginan atau kepedulian dari para pendukung partai partai kecil 9. Melakukan penelitian terhadap kehidupan kandidat lawan
10. Mempersiapkan kandidat kutipan langsung (direct quote) yang pendek namun menarik dan komprehensif untuk media massa
11. Membuat press release untuk media massa
12. Menjalin hubungan personal yang baik dengan wartawan khusunya wartawan politik 13. Memberikan nomor telpon yang bisa dikontak wartawan 24 jam dalam sehari
15. Menjalin hubungan baik dengan figur figur atau tokoh tokoh masyarakat lain yang sering muncul di media massa
16. Dialog langsung dengan masyarakat
17. Menggunakan direct mail. Prinsip prinsip lain dalam penulisan direct mail adalah : 1. Surat hendaknya tidak terlalu panjang, satu lembar saja cukup
2. Gunakan pilihan kata kata yang sederhana 3. Gunakan pilihan kata yang personal
4. Sampaikan kepedulian anda pada isu isu lokal
5. Buatlah pesan anda konsisten dengan keseluruhan tema kampanye yang anda lakukan
18. Menggunakan telemarketing. Telemarketing adalah upaya menawarkan produk barang maupun jasa langsung kepada konsumen yang dikehendaki melalui telepon. Karena kandidat tidak mungkin melakukan pembicaraan melalui telepon seorang diri maka yang harus dilakukan adalah :
1. Memberikan training yang cukup kepada sukarelawan yang akan melakukan telemarketing
2. Mendirikan posko informasi yang dilengkapi dengan sistem komputer yang terintegrasi dengan telepon
2. Melakukan riset. Penelitian penelitian untuk kepentingan kampanye biasanya bertujuan untuk :
3. Media management. Para pemilih adalah orang orang yang tidak mengenal mereka yang dipilihnya secara personal. Beberapa hal yang mendasar yang harus dilakukan tim sukses dalam mengorganisasikan liputan media massa adalah :
4. Mengelola upaya kontak langsung dengan pemilih (direct voter contact). Beberapa cara yang bisa digunakan untuk menjalin kontak langsung dengan calon pemilih :
Organisasi bisnis atau yang bisa disebut dengan organisasi profit (profit oriented organization) adalah salah satu bentuk organisasi yang semakin banyak menggunakan jasa humas dalam kegiatannya sehari hari.
karena banyak hal bisa disebut sebagai isu sosial. Dari Mackey kita mendapatkan kata kunci ideas dan attitude atau ide ide dan sikap manusia terhadap suatu hal. Dalam banyak literatur penanganan isu secara profesional oleh perusahaan kini disebut sebagai penerapan management isu (issues management) yang manfaatnya mulai banyak dirasakan. Menurut Grunig (1984) dan Heath (1997) penanganan isu bisa dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
1. Tahap 1 : issues identification. Mengindentifikasi isu isu apa saja yang tengah beredar di masyarakat.
2. Tahap 2 : issue analysis. Menganalisis isu berdasarkan urgensinya.
3. Tahap 3 : issue classification. Mengklasifikasikan isu berdasarkan bentuk dan jenisnya.
4. Tahap 4 : issue prioritization. Membuat daftar prioritas isu.
5. Tahap 5 : determine strategy options. Membuat beberapa alternatif pilihan penanganan isu.
6. Tahap 6 : issue (s) action programs. Merencanakan dan melaksanakan penanganan isu yang telah dipilih pada tahap lima.
7. Tahap 7 : issue management evaluation. Mengevaluasi langkah langkah yang telah diambil.
8. Annual reports (laporan tahunan). Laporan tahunan adalah sebuah bentuk laporan keuangan yang memuat segala transaksi keuangan dalam setahun.
9. Annual general meeting. Adalah pertemuan tahunan para pemegang saham
2. Humas dan tanggungjawab sosial organisasi. Isu tentang corporate social resposibility atau yang di indonesia kan menjadi tanggungjawab sosial perusahaan (TSP). Organisasi dan lingkungan yang ada di sekitarnya merupakan satu bentuk hubungan yang saling tergantung, dalam beberapa hal lingkungan tergantung pada organisasi. Dan begitu pula sebaliknya, sebuah konsep yang oleh Preston dan Post (1975) disebut sebagai interpenetrating system. Menurut David C.H Johnston ada beberapa aspek yang menjadi tanggung jawab sosial perusahaan karena kehadiran sebuah organisasi di sebuah lingkungan tertentu : dampak ekonomi, kualitas produk, hubungan dengan konsumen, dampak lingkungan hidup, konservasi energi, hubungan dengan karyawan dan hubungan dengan komunitas.
potensial untuk menjadi pemegang saham di kemudian hari, c) the financial community seperti bankir, d) financial media. Beberapa cara untuk menjalin hubungan dengan para investor dan pemegang saham yang disampaikan oleh Harris (2000) adalah :
2. Humas dan lobbying. Moloney (1997) mendefinisikan lobbying sebagai persuasive activity to change public policy in favour of an organization by groups of people who are not directly involed in a political process. Dengan lobbying perusahaan berupaya untuk menyampaikan kepentingan kepentingan mereka sehubungan dengan akan diberlakukannya sebuah peraturan baru atau perundang undangan. Kegiatan melobi memerlukan data contact person dan orang berpengaruh di berbagai bidang yang cukup lengkap serta harus selalu diperbaharui dari waktu ke waktu.
Organisasi sosial adalah organisasi yang bertujuan tidak mencari keuntungan (not for profit organization). Baskin & Aronoff (1997) mengatakan bahwa salah satu kegiatan utama organisasi sosial seperti asosiasi profesi, organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, rumah sakit adalah berkomunikasi dengan para anggotanya, pemerintah, dan publik eksternal.
Humas asosiasi profesi. Asosiasi profesi (proffesional associations) merupakan organisasi yang aktivitasnya tergantung dari anggota. Baskin dan Aronoff (1997) menyebutkan bahwa keberadaan humas dalam organisasi semacam ini berfungsi untuk membangun komunikasi antara organisasi dengan anggotanya dan juga mereka yang bukan anggota. Peran humas dalam asosiasi profesi dapat dideskripsikan sebagai berikut (Baskin & Aronoff) :
1. Menyiapkan dan mendistribusikan bahan informasi kepada media
2. Menyiapkan dan menyebarkan bahan bahan untuk pendidikan masyarakat dalam bentuk publikasi, film, audio visual
3. Menyelenggarakan kegiatan pertemuan profesi, seminar dan pameran
4. Mengelola hubungan dengan pemerintah, termasuk menerjemahkan aturan aturan pemerintah
5. Mengumpulkan dan mempublikasikan data, hasil kajian organisasi profesi
Humas rumah sakit. Publik rumah sakit menurut Baskin dan Aronoff (1997) dapat dikategorikan sebagai berikut : pemerintah, lembaga bisnis, pekerja non profesional, pekerja profesional, dokter, pasien.
Humas organisasi keagamaan. Organisasi keagamaan memerlukan publikasi bagi kegiatannya, karena itu humas menjadi bagian penting dari organisasi semacam ini.
Humas organisasi pendidikan. Publik internal adalah : pengajar (guru, dosen), murid atau mahasiswa, pegawai administrasi, orang tua mahasiswa, alumni. Publik eksternal adalah : pemerintah daerah atau pemerintah pusat, sekolah atau perguruan tinggi lain, perusahaan perusahaan, lembaga keagamaan, lembaga hukum, organisasi guru, masyarakat sekitar. Humas organisasi fund raising. Organisasi fund raising adalah organisasi yang kegiatannya memberi bantuan pada masyarakat berupa bantuan dana, pendampingan, penyadaran, pendidikan tentang suatu masalah atau bidang tertentu seperti hukum, lingkungan, kesehatan. Fund raising lebih mengedepankan pada upaya pendidikan dan pemberdayaan masyarakat untuk peduli pada berbagai persoalan seperti lingkungan, hukum, kesehatan, diskriminasi pada kelompok seperti masyarakat miskin dan perempuan.
Profesionalisme dan etika humas
Professional adalah pelakunya dan profesionalisme adalah suatu sikap atau idealism. Profesi berasal dari kata professues (latin) yang berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sumpah dan janji. Masyarakat kita mengartikan profesi sebagai suatu keterampilan atau keahlian khusus yang dimiliki seseorang sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama yang diperolehnya lewat jalur pendidikan atau pengalaman. Professional adalah seseorang yang memiliki kemampuan teknis dan operasional yang diterapkan secara optimum dalam batas batas etika profesi. Seseorang yang bisa digolongkan dan dikatakan sebagai seorang professional adalah a person who does something with great skill.
dilakukan dan mana yang tidak dapat dilakukan sesuai pedoman kode etik profesi (ruslan, 1002). Ciri cirri atau karateristik khusus tertentu, antara lain :
1. Memiliki skil atau kemampuan yang tidak dipunyai oleh orang umum lainnya 2. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi
3. Memiliki jiwa pengabdian pada public atau masyarakat dan dengan penuh dedikasi 4. Menjadi salah satu anggota profesi akan sangat membantu
Siebert dkk dalam Dahlan (1999) berpendapat bahwasannya suatu bidang disebut sebagai profesi apabila : 1) memiliki body of knowledge, 2) memiliki kode etik profesi, 3) adanya kontrol akses yang tertutup bagi orang yang ingin memasukinya. Body of knowledge atau badan pengetahuan bisa ditunjukkan dengan terumuskannya suatu model kerja ataupun model kerangka berpikir sebuah bidang kerja. Kode etik adalah suatu perangkat pedoman tingkah laku yang mengikat semua anggota profesi. Kontrol akses yang tertutup adalah adanya upaya yang dilakukan oleh utamanya organisasi profesi untuk menyeleksi dan atau member criteria bagi orang yang ingin menjadi professional.
Mengevaluasi hal hal berikut ini :
1. Sebagai sebuah bidang kerja, humas telah memiliki body of knowledge 2. Memiliki kode etik
3. Kontro akses yang tertutup
Beberapa persoalan penting yang saat ini dihadapi humas adalah :
1. Masih sedikitnya organisasi yang member posisi humas di tingkat korporat 2. Evaluasi manajemen (eksekutif) puncak terhadap kerja humas yang masih buruk 3. Diragukannya pendidikan humas dalam menyiapkan atau mendukung humas yang
strategis
of amerika (PRSA). Di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu perhimpunan hubungan masyarakat Indonesia (PERHUMAS).
Para praktisi humas di Indonesia mendirikan perhimpunan hubungan masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta pada tanggal 15 desember 1972. Tujuan perhumas adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan professional hubungan masyarakat di Indonesia
2. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat 3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman di antara para anggotanya
4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun di luar negeri
Pada tahun 1997 perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di asia tenggara yakni federation of ASEAN public relations organization (FAPRO) di kuala lumpur. Beberapa kegiatan perhumas antara lain :
1. Menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk bersama sama mengembangkan pendidikan humas
2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan perusahaan dan lembaga lembaga
3. Menerbitkan jurnal perhumas yang berisi tentang aktivitas organisasi dan tulisan para pakar tentang humas dan komunikasi
4. Setiap tahun perhumas menyelenggarakan konvensi nasional
Asosiasi perusahaan public relations (APPRI). Berdiri pada tanggal 10 april 1987 di Jakarta dan bersifat independent. Tujuan APPRI adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional
2. Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab sesuai kode praktik dank ode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional 3. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan memberikan
kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan kerjasama
5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal soal kepentingan usahan dan profesi
6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya
7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations
Organisasi organisasi humas di Negara eropa berkumpul dalam satu wadah organisasi di tingkat eropa, yakni federation associated public relations organization (FAPRO). Berikut beberapa organisasi profesi humas di amerika dan inggris (Black, 1992) :
1. Public relations society of amerika (PRSA). PRSA berkantor pusat di new York, berdiri pada tahun 1047. Tujuan didirikan PRSA adalah :
1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas 2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang kehumasan
3. Untuk merumuskan, memajukan, mejelaskan kepada kelompok kelompok usaha, professional, dan lain lain
4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para majikan dank lien 5. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi mengenai
pelayanan umum dan tingkah langku
PRSA memiliki program tahunan, yakni pemberian penghargaan gold anvil award (GAW). 2. Institute public relations of british (IPR). IPR berada di inggris dan didirikan pada
tahun 1948 oleh sekelompok pegawai humas dari pemerintah pusat, local, kalangan industry dan sector perdagangan. Tujuan IPR adalah sebagai berikut :
1. Untuk memajukan perkembangan humas demi kepentingan praktik tersebut di bidang perdagangan, industry, pemerintah local dan pusat, perusahaan perusahaan nasional professional
2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional yang tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta merumuskan standar standar semacam itu.
3. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi dan lain lain mengenai masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum untuk bertindak sebagai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai praktik kehumasan
5. Mengadakan suatu rotasi / perputara apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan
6. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan
7. Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan
8. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai Negara
3. International public relations association (IPRA). IPRA merupakan organisasi humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan mei tahun 1955 dalam suatu pertemuan di Stratford upon avon dengan tujuan sebagai berikut :
Kongres pertama IPRA diselenggarakan di brussel pada bulan juni 1958.
Etika berbeda dengan moral. Menurut Ruslan (1995), moral adalah suatu system nilai tentang bagaimana menjalankan hidup dengan membedakan antara yang baik dengan yang buruk selaku individu dan anggota masyarakat. Kraf (1991) menyebut moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang baik dan buruk. Moralitas memberikan suatu petunjuk dalam bentuk bagaimana seharusnya bertindak (das sollen). Sedangkan etika lebih banyak menyinggung nilai nilai atau norma norma moral yang bersifat menentukan atau sebagai pedoman sikap tindak atau perilaku dalam wujud yang lebih konkrit (das sein). Terdapat dua macam etika (Ruslan, 1995) :
1. Etika deskriptif. Yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai
2. Etika normative. Yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini (Keraf, 1991).