• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL Peran Ergonomi dalam Keselamatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL Peran Ergonomi dalam Keselamatan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Ergonomi dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ayodhya

Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom ayodhyayodi@gmail.com

Abstrak

Salah satu faktor yang harus dikembangkan demi keselamatan dan kesehatan kerja adalah ergonomis. Sistem Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pembahasan utama yang selalu dikembangkan dalam kajian ergonomi selama ini. Sistem kerja sangat penting dalam dunia industri untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ini akan membantu meningkatkan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja serta untuk memudahkan selama proses produksi berjalan. Pentingnya atas keselamatan dan kesehatan kerja berupaya untuk kemajuan perusahaan yang menjadi faktor inti dari segala aspek didalamnya. Hal ini juga membahas tentang efektifitas, kesalahan, dan implementasi keselamatan dan kesehatan kerja, yang mana tetap mempertimbangkan aspek ergonomis serta memahami masalah pengguna untuk keselamatan dan kesehatan kerja.

Kata Kunci : Keselamatan kerja, kesehatan, lingkungan, ergonomi Pendahuluan

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyelaraskan antara segala fasilitas yang digunakan dalam beraktivitas atau bekerja dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun non fisik sehingga kualitas hidup secara keseluruhan lebih baik. Ergonomi atau dikenal juga dengan Human Factors Engineering merupakan sebuah disiplin keilmuan yang selalu menempatkan manusia pada titik pusat perhatian (human centered design) secara holistik dan integratif dalam sebuah sistem kerja dimana manusia terlibat didalamnya.

(2)

Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata “safety” dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor - faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.

Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.

Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.

Resiko keselamatan merupakan aspek - aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas - tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.

Unsur - unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a. Adanya unsur - unsur keamanan dan kesehatan kerja. 


b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja. 


c. Teliti dalam bekerja.

d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan 
 kerja.

Kesehatan Kerja

Kesehatan berhubungan erat dengan kebersihan yang dapat diartikan dari bahasa Yunani yang adalah ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A and Southgate, H.A, tahun 1986). Dalam sejarah Yunani Kesehatan berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Kesehatan yang intinya sama adalah usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia.

(3)

tersebut berada. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman, sehat dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga atau binatang lainnya.

Menurut Brownell, kesehatan adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan. Menurut Gosh, kesehatan adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh faktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat. Menurut Prescott, kesehatan menyangkut 2 aspek yaitu yang menyangkut individu (personal kesehatan) dan yang menyangkut lingkungan (environment).

Manfaat Kesehatan di tempat kerja adalah menjadikan hidup lebih disiplin dalam kerja dan hasil, selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, hidup sehat dan lebih percaya diri, hidup penuh arti untuk orang lain, dan membuat nyaman dan aman.

Setiap perusahaan memberikan pakaian seragam bagi stafnya, setiap unit kerja memiliki seragam untuk menunjukkan identitas dari profesi / pekerjaannya.Tujuan dari pemberian seragam yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada bidang pariwisata adalah kenyamanan, keserasian dan keamanan dalam menjalankan tugas serta untuk membedakan spesifikasi masing - masing bagian dalam pekerjaan.

Selain pakaian seragam (uniform), kita juga harus menjaga kesehatan secara fisik karena sehat secara fisik penting dalam melaksanakan rutinitas pekerjaan. Yang dimaksud dengan sehat secara fisik adalah sehat jasmani, selalu menjaga, merawat dan melindungi diri dari berbagai jenis penyakit dengan memperhatikan 5 hal yaitu sanitasi lingkungan, personal kesehatan, nutrisi makanan yang dikonsumsi, istirahat yang cukup serta berolah raga.

Merancang kegiatan penerapan kesehatan di tempat kerja setiap bidang pekerjaan mempunyai tanggungjawab dalam hal bekerja dengan selalu menerapkan kesehatan. Apa yang akan anda lakukan bila staf di tempat kerja anda tidak menerapkan kesehatan dalam pekerjaannya sehari - hari.

Resiko Karena Kesalahan Ergonomi

Ergonomi dan keselamatan dan kesehatan Kerja merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja.

Pencapaian kinerja sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah terperhatikan di perusahaan tersebut. Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang secara administratif telah lulus audit sistem. Keluhan yang berhubungan dengan penurunan kemampuan kerja berupa kelainan pada sistem otot-rangka (musculoskeletal disorders) misalnya, seolah-olah luput dari mekanisme dan sistem audit yang ada pada umumnya. Padahal data menunjukkan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini menempati rangking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk kecelakaan-kecelakaan kerja yang lain.

Sering dijumpai pada sebuah industri terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tersebut disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen perusahaan atau bisa juga dari alat yang digunakan pekerja yang kurang memenuhi standar. Kecelakaan yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena pekerja tidak hati-hati atau mereka tidak mengindahkan peraturan kerja yang telah dibuat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor penyebab yang ditimbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih belum mempertimbangkan segi ergonominya. Untuk menghindari resiko tersebut, pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat

(4)

Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomis : 1. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan.

2. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.

3. Pekerja sering melakukan kesalahan. 


4. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang. 


5. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja. 


6. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.

7. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.

8. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup. 


9. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.

10. Komitmen kerja yang rendah.

11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap 
 kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini departemen dirancang 


Sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan human-centered design (HCD). Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata pekerja (task demand < work capacity). Dengan inilah diperoleh rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat, dan juga nyaman bagi pekerja.

Proses Implementasi Ergonomi

Kurangnya kesadaran akan peningkatan tingkat ergonomis di indonesia masih tertinggal jauh,dibandingkan di luar negeri. Ada beberapa prinsip dasar dalam melakukan program ergonomi yaitu : 1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan.

(5)

3. Bekerjasama dengan pekerja dan departemen terkait. 


4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua. 


5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau dan sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki. 


6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat dan sederhana. (OSHA, 2004). Langkah awal untuk membangun program ergonomi di tempat kerja, diantaranya: 


1. Membangun komitmen dari manajemen (ini sangat diperlukan dalam setiap penerapan program, karena sistem yang baik harus ditunjang oleh dukungan dari top management).

2. Mengadakan pelatihan ergonomi untuk mendorong adanya partisipasi dari seluruh karyawan. (memeberikan pengetahuan kepada pekerja akan pentingnya penerapan ergonomi demi meningkatkan produktivitas di tempat kerja). 


3. Membentuk working group yang bertanggung jawab untuk penerapan program ini (tim P2K3/ HSE).

Perancangan program ergonomi dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, diantaranya: 1. Pendekatan Reaktif

Perancangan program dilakukan untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang sudah ada agar lebih ergonomis, sehat dan aman.

2. Pendekatan Pro Aktif


Perancangan program dilakukan untuk membuat kondisi lingkungan kerja yang baru agar lebih ergonomis, sehat dan aman. 


Kesimpulan

(6)

Daftar Pustaka

1. International Labor Office. (1996). Ergonomic Checkpoints. Geneva : International Labor Office. 2. Rudi Suardi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : penerbit PPM. 3. (2011). [Online] Available at: http://ergonomi-

fit.blogspot.co.id/2011/08/fungsi-ergonomi-dalam-kehidupan-dan.html. [Accessed 8 Dec 2015].

4. Simanjuntak, Lisnawaty. (2013). [Online] Available at: http://belajar.ditpsmk.net/wp- content/uploads/ 2014/09/SANITASI-HYGIENE-DAN-KESELAMATAN-KERJA-X.pdf. [Accessed 6 Dec 2015]

5. (2009). [Online] Available at: http://kasmancepu.wordpress.com/2009/03/05/proses-implementasi-ergonomi-di- perusahaan/. [Accessed 8 Dec 2015].

6. Iqro, Veronisa. (2013). [Online] Available at: http://veronisa- iqro.blogspot.co.id/2013/12/resiko-karena-kesalahan-ergonomi.html. [Accessed 8 Dec 2015].

7. Lukman, Teuku. (2009). [Online] Available at: https://hakiiem.wordpress.com/2009/04/24/penerapan-ergonomi-untuk- meningkatkan-kualitas-sumber-daya-manusia-dan-produktivitas/. [Accessed 8 Dec 2015].

Referensi

Dokumen terkait

(2011) menunjukan bahwa aktivitas antioksidan daun jambu biji ekstrak etanol yang terbaik cenderung ditunjukan fraksi hasil ekstraksi maserasi dibandingkan hasil ekstraksi

Kain geringsing diketahui sebagai ciri khas Desa Tenganan yang berbentuk kain tenun ikat. Tidak diketahui secara pasti kapan kain geringsing mulai muncul di

Penelitian ini dilakukan di dinas pendidikan kabupaten mamuju untuk mengetahui bagaimana mengatasi buta aksara, dimana setiap tahunnya selalu mengalami

dilengkapi dengan incenerator Ada penambahan beberapa ruang untuk operasi dan kamar inap 2 07-02-2012 PT. 1368 IPAL tidak difungsikan secara optimal Belum melakukan

Oleh karena itu, peneliti menggunakan perhitungan biaya satuan menggunakan modelActivity Based Costing (ABC) untuk menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan

Pada penelitian ini dilakukan konversi pati ubi gajah menjadi asam levulinat melalui reaksi hidrolisis dengan menggunakan katalis asam sulfat.. Asam levulinat

MOO staff merasa dalam menerapkan karakter vision MOO manager memiliki tingkat komitmen dan kemampuan untuk mengaplikasikan vision dari organisasi secara jelas