• Tidak ada hasil yang ditemukan

pidana internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " pidana internasional"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pertikaian di tanah Balkan akibat perang saudara berawal ketika Slovenia dan Croatia menyatakan diri sebagai negara merdeka pada tahun 1991 yang selanjutnya diikuti oleh Makedonia, Bosnia dan Herzegovina. Ada empat faktor yang menyebabkan peperangan terjadi di tanah Balkan. Pertama, kelemahan dari institusi pemerintah pusat Yugoslavia. Kedua, timbulnya nasionalisme agresif dari Serbia. Ketiga, runtuhnya sistem satu partai komunis di sekitar Eropa pada tahun 1990 termasuk Yugoslavia. Keempat, nasionalisme Serbia yang meliputi Tentara Rakyat Yugoslavia.

Konflik ini semakin meningkat ketika Serbia memborbardir Ibukota Bosnia, Sarajevo dan kota-kota lainnya. Gerilyawan Bosnia ditangkap dan dibunuh serta perempuan-perempuan diperkosa. Pihak serbia melakukan ethnic cleansing terhadap warga Bosnia dengan metode pengurungan, pembunuhan, perkosaan, pelecehan seksual, penyiksaan, pemukulan, perampokan dan perlakuan tidak manusiawi terhadap penduduk sipil, dan penghancuran rumah ibadah.1

Pembersihan etnis bukanlah konsekuensi dari perang Bosnia, melainkan salah satu tujuan utama, yaitu eksekusi masal dan pemerkosaan masal yang diselenggarakan sebagai alat untuk menggusur paksa populasi rakyat Serbia dari tempat mereka. Pemerintah Bosnia mendokumentasikan bahwa pada tahun 1993, antara 20.000 – 50.000 perempuan Bosnia diperkosa oleh anggota pasukan Serbia.2

Pembunuhan masal yang sistematis yang terjadi di Bosnia pada paruh waktu 1990-an telah masuk ke dalam kesadaran internasional lebih dari hal lain dari pembunuhan masal yang sistematis sejak Holocaust. Perang Bosnia telah digambarkan sebagai perang yang paling dipublikasikan dalam sejarah.3 Dalam

rangka merespon konflik bersenjata yang terjadi di Yugoslavia, Dewan Keamanan PBB membentuk komisi ahli pada tanggal 6 Oktober 1992 untuk meneliti pelanggaran hukum internasional yang terjadi di sana.

1 “The International Tribunal For The Former Yugoslavia”, http://www.icty.org/x/cases/mladic/ind/en/kar-ii950724e.pdf, diakses tanggal 4 Mei 2017.

(2)

Komisi ini kemudian menyimpulkan bahwa telah terjadi pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan merupakan ancaman bagi perdamaian serta keamanan internasional. Berdasarkan Resolusi 827 Dewan Keamanan PBB pada tanggal 25 Mei 1993 dibentuklah International Crininal Tribunal fo the Former Yugoslavia (ICTY). ICTY dibentuk untuk menginvestigasi, menuntut, dan mengadili individu yang bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional selama konflik bersenjata sejak tahun 1991.4 Yurisdiksi ICTY adalah pelanggaran berat

terhadap konvensi jenewa, pelanggaran terhadap hukum kebiasaan perang, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.5

Permasalahan yang berkaitan dengan pemberlakuan secara retroaktif dalam Statuta ICTY, dikemukakan oleh Sekjen PBB, bahwa aplikasi dari prinsip

nullum crimen sine lege di pengadilan internasional perlu menggunakan ketentuan dari hukum humaniter internasional yang diyakini sebagai bagian dari hukum kebiasaan. Hal ini penting dalam konteks pengadilan internasional yang menuntut orang yang bertanggungjawab untuk pelanggaran yang serius terhadap hukum humaniter internasional.6 Kritik terhadap pengadilan yang memberlakukan hukum

secara retroaktif adalah suatu kewajaran. Oleh karena itu dikatakan bahwa ICTY yang diberlakukan secara retroaktif hanyalah merupakan prosedural. Disamping itu, tuduhan tentang pemberlakuan secara retroaktif bagi terdakwa Serbia, juga tidak dapat dibenarkan karena tindakan yang dilakukan telah berlawanan dengan hukum humaniter internasional.

Kasus Posisi

Radovan Karadzic merupakan salah satu dari beberapa orang yang dianggap bertanggung jawab atas insiden pemusnahan etnis muslim Bosnia di

4 Eddy O.S Hiariej, 2009, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Erlangga, Jakarta, hlm 80. 5 Manfred Nowak (Alih Bahasa : Sri Sulastini), 2003, Pengantar Pada Rezim HAM Internasional, Brill Academic Publisher, Jakarta, hlm 314.

(3)

Yugoslavia. Radovan Karadzic merupakan pendiri dari SDS dan menjabat sebagai Presiden dari Juli 1990 sampai Juli 1996. Karadzic juga merupakan Presiden Dewan Keamanan Nasional Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina. Dari tanggal 17 Desember 1992, ia adalah satu-satunya Presiden Republik Srpska, dan Panglima Tertinggi angkatan bersenjata Republik Srpska.7

Sejak tahun 1995, Karadzic menjadi buronan yang paling dicari untuk diadili di ICTY. Setelah 13 tahun dalam pelarian, mantan pemimpin Serbia Bosnia Radovan Karadzic akhirnya ditangkap pada tanggal 21 Juli 2008 di Boegrad. Saat itu dia menyamar sebagai pekerja di sebuah klinik pengobatan alternatif dengan menggunakan nama samaran Dragan Dabic.

Karadzic didakwa dengan 2 tuduhan genosida, 5 tuduhan kejahatan kemanusiaan yang meliputi penganiayaan, pemusnahan, pembunuhan, deportasi, tindakan tidak manusiawi pemindahan paksa, 4 tuduhan pelanggaran hukum atau kebiasaan perang yang meliputi pembunuhan, teror, penyerangan terhadap warga sipil, dan mengambil sandera.8 Dalam surat dakwaan, Karadzic dituduh secara

individu bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 7 (1) Statuta Tribunal ICTY untuk kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, melanggar hukum kebiasaan perang, serta partisipasinya dalam empat perusahaan kriminal Joint Criminal Enterprise (JCE). Dari Oktober 1991 hingga 30 November 1995, Karadzic berpartisipasi dalam JCE, yang tujuannya adalah untuk secara permanen menghapus warga muslim Bosnia dari daerah Bosnia dan Herzegovina yang diklaim sebagai wilayah Serbia.

April 1992 dan November 1995, Karadzic berpartisipasi dalam JCE untuk membangun dan melaksanakan kampanye dan melakukan penembakan terhadap penduduk sipil dari Sarajevo, yang tujuannya adalah untuk menebarkan teror

7 Amabelle C. Asuncion, 2010, “Pulling The Stops On Genocide : The State Or The Individual ?”, The European Journal Of International Law, Vol 20, hlm 1197.

(4)

kepada rakyat. Pembunuhan muslim Bosnia dilakukan di dalam fasilitas tahanan serta diperlakukan secara tidak manusiawi setelah pengambilalihan kota.9

Juni 1995, Karadzic menyuruh JCE untuk menyerang pasukan perdamaian PBB dan pengamat militer untuk memaksa NATO untuk menjauhkan diri serta tidak melakukan serangan udara yang ditujukan kepada militer Serbia. 15 anggota pasukan Belanda disandera dan kemudian Serbia meminta kepada pasukan Belanda untuk menukar dengan rakyat Bosnia yang berada dalam wilayah aman yang ditetapkan oleh PBB. Pasukan Belanda akhirnya menyerahkan warga Bosnia yang berada di dalam kamp wilayah aman untuk menyelamatkan 15 anggota pasukannya,

Pada 11 Juli 1995 yang kemudian berlanjut sampai dengan 1 November 1995, JCE dibawah arahan Karadzic menghilangkan muslim Bosnia di Srebrenica dengan cara membunuh pria dan anak laki-laki dari Srebrenica, dan secara paksa memindahkan perempuan, anak kecil, dan beberapa orang yang lanjut usia. Selain itu, jaksa penuntut umum juga mendakwa Karadzic berdasarkan Pasal 7 (3) Statuta ICTY, dengan tuduhan bahwa Karadzic terlah merencanakan, menghasut, memerintahkan dan membantu dalam kejahatan tersebut.

Persidangan dimulai pada tanggal 26 Oktober 2009, tetapi Karadzic menolak hadir di pengadilan. Pada tanggal 5 November, sidang pengadilan mengeluarkan keputusan dimana ditemukan bahwa Karadzic secara substansial dan terus-menerus menghambat jalannya persidangan. Oleh karena itu, Chamber

memerintahkan untuk menunjuk pengacara untuk mewakili kepentingan Karadzic di pengadilan, dan memerintahkan untuk melanjutkan sidang pada 1 Maret 2010.

Chamber menemukan bukti atas konflik bersenjata yang terjadi di Bosnia-Herzegovina selama periode yang relevan dengan surat dakwaan dan persyaratan umum lainnya untuk kejahatan berdasarkan Pasal 3 Statuta ICTY terpenuhi. Sidang membahas tentang dugaan kejahatan yang dilakukan JCE di kota Bijeljiba,

(5)

Brcko, Foca, Rogatica, Sokolac, Visegrad, Vlasenica, dan Zvornik di Timur Bosnia Herzegovina, dan di kota-kota dari Hadtici, Ilidta, Novi Grad, Novo Sarajevo, Pale, dan Vogosca di wilayah Sarajevo, yang kemudian ini akan disebut sebagai municipalities (kota).

Sidang menemukan bahwa sejumlah besar Muslim Bosnia di kota dipindahkan secara paksa dari tempat mereka ke lokasi lain. Karadzic menyatakan bahwa penduduk Bosnia pindah secara sukarela karena konsekuensi perang. Tetapi, sidang menemukan sebaliknya, bahwa penduduk Bosnia dipaksa untuk meninggalkan kota setelah kotanya di ambil alih oleh pasukan Serbia, dan korban lainnya ditangkap dan ditahan kemudian diangkut ke luar kota, sehingga pengusiran ini mengakibatkan perubahan drastis pada komposisi etnis Bosnia di kota.

Muslim Bosnia juga diberhentikan dari pekerjaan mereka dibeberapa kota. Para warga muslim Bosnia yang ditahan mengalami perlakuan yang tidak manusiawi. Di dalam tahanan mereka mengalami penyiksaan, pemukulan, dan kekerasan fisik dan psikologi oleh pasukan Serbia. Selama masa penahanan, perempuan Bosnia menjadi sasaran pemerkosaan dan tindak kekerasan seksual lainnya oleh anggota Serbia. Kejahatan ini mengakibatkan penderitaan mental atau fisik yang serius pada korban.

Chamber menyimpulkan bahwa anggota angkatan Serbia dan organ pemerintahannya melakukan pembunuhan sebagai pelanggaran hukum atau kebiasaan perang serta pembunuhan, pemusnahan, deportasi, dan tindakan tidak manusiawi lainnya (pemindahan paksa) dan penganiayaan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

(6)

sebagai niat melakukan genosida sesuai Pasal 4 (2a) dan (2b). Kesimpulannya chamber tidak dapat mengidentifikasi atau menyimpulkan maksud genosida dari pihak terdakwa Karadzic, anggota JCE yang diduga sebagai pelaku fisik tindakan ini atau dari kasus kejahatan yang dilakukan di kota-kota ini.

Karadzic secara signifikan berkontribusi pada Overarching JCE. Karadzic juga berada di puncak struktur politik, pemerintahan, serta militer dan mampu menggunakan kekuatan dan pengaruhnya untuk tujuan yang lebih menyeluruh pada JCE. Karadzic mendukung pelaksanaan militer yang bertujuan untuk pengambilalihan wilayah non-Serbia. Tanggung jawab terdakwa Karadzic dalam kasus Srebrenica yang menewaskan setidaknya 5.115 pria muslim Bosnia. Karadzic mengakui bahwa ia menyetujui rencana pengambilalihan kawasan Srebrenica tapi menurut Karadzic, ia tidak pernah diberitahu mengenai pembunuhan ini.

Chamber telah menemukan bahwa setidaknya pada saat Directive 7 dikeluarkan pada bulan Maret 1995, Terdakwa dan Mladic telah menyusun rencana jangka panjang yang ditujukan untuk penghapusan paksa Muslim Bosnia di Srebrenica, dan menganggap bahwa pembentukan struktur Serbia Bosnia di Srebrenica menjadi demonstratif dari maksud untuk secara permanen dan menghilangkan secara paksa penduduk Muslim Bosnia.

(7)

Pada tanggal 28 Juni 2012, Trial Chamber mengeluarkan keputusan sesuai dengan Peraturan 98 bis bahwa Karadzic dibebaskan atas sepuluh tuduhan yang didakwakan. Karadzic hanya didakwa atas satu kejahatan genosida yang dilakukannya di beberapa kota di Bosnia Herzegovina pada maret-desember 1992. Kemudian jaksa mengajukan banding atas putusan vonis bebas. Sidang putusan dilaksanakan kembali pada tanggal 24 maret 2016 dan menyatakan Radovan Karadzic bersalah atas kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pelanggaran hukum atau kebiasaan perang yang dilakukan oleh pasukan Serbia selama konflik bersenjata di Bosnia Herzegovina dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1995. Karadzic dihukum karena genosida di daerah Srebrenica pada tahun 1995, penganiayaan, pemusnahan, pembunuhan, deportasi, tindakan tidak manusiawi (pemindahan paksa), teror, penyerangan terhadap warga sipil, dan penyanderaan dan dijatuhi hukuman selama 40 tahun. Akan tetapi Karadzic dibebaskan dari tuduhan genosida di kota-kata lain di Bosnia Herzegovina pada tahun 1992 karena jaksa merasa tidak yakin dan tidak dapat mengidentifikasi.

Genosida didefinisikan dalam Convention on the Prevention amd Punishment of the Crime of Genocide, pada Pasal 2 genosida dirumuskan :

in the present convention, genocide means any of the following acts committed with intent to destroy, in whole or in part, a national, ethnical, racial or religious group, as such :

a. Killing members of the group;

b. Causing serious bodily or mental harm to members of the group;

c. Deliberately inflicting on the group conditions of life calculated to bring about its physical destruction in whole or in part;

d. Imposing measures intended to prevent births within the group; e. Forcibly trasferring children of the group to another group.

(8)

berkepanjangan yang dapat timbul akibat dari perbuatan ini. Bahkan jika dilihat pada Pasal 3b jo Pasal 7 (1) bahwa konspirasi melakukan genosida dapat dituntut sebagai individu, mengacu pada keterlibatan Karadzic dengan JCE maka sangat mungkin terjadi genosida di kota-kota lain selain Srebrenica. Mengingat bahwa perang yang terjadi antara Serbia dan Bosnia dikarenakan Serbia ingin terlihat lebih menonjol dibanding Bosnia.

Walaupun Karadzic dibebaskan dari tuntutan genosida di kota-kota tersebut selain Srebrenica, tetapi kekerasan seksual didakwakan sehubungan dengan Sarajevo dan penyanderan di kota-kota sebagai komponen dari kasus tersebut.10 Pemerkosaan dan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh

pasukan Serbia merupakan hal yang mengerikan. Banyak warga sipil yang ditahan kemudian mengalami kekerasan seksual dan bentuk-bentuk pelecehan lainnya. Bahkan selama perkosaan di kamp Trnopolje, pelaku mengatakan kepada korban bahwa perempuan muslim Serbia harus melahirkan anak-anak serbia. Sebagai contoh, chamber menemukan kasus

 Bijeljiba : Para militer Serbia memperkosa dua wanita muslim Bosnia dan mengarak mereka dengan telanjang melalui kota sebelum memperkosa mereka lagi.

 Brcko : perempuan Bosnia diperkosa di kamp Luka.

 Foka : perempuan dan anak perempuan yang ditahan menjadi sasaran kekerasan seksual oleh anggota pasukan Serbia dibeberapa lokasi Foca, termasuk oleh publik. Selama 40 hari penahanan, seorang perempuan diperkosa sekitar 150 kali.

Trial chamber menjelaskan bahwa tindak kekerasan seksual ini merupakan pelanggaran yang sangat serius yang menimpa korban dengan cara pemaksaan, ancaman kekerasan, atau intimidasi yang menghilangkan martabat korban. Dengan demikian disimpulkan bahwa ini sama dengan kejahatan lain yang tercantum dalam Pasal 5 statuta, dengan demikian merupakan suatu tindak penganiayaan.

(9)

Trial chamber memperhatikan fakta peradilan yang diputuskan yang berkaitan dengan kekerasan seksual pada kasus-kasus sebelumnya, terutama untuk menetapkan fakta bahwa kejahatan tersebut berlangsung. Bukti tertulis dan pemberitahuan peradilan atas kasus-kasus sebelumnya dapat menjadi pertimbangan jaksa mengingat resiko trauma kekerasan seksual korban apabila korban tidak mau bersaksi di persidangan, mengingat proses penyembuhan trauma dari korban itu sendiri.

(10)

Daftar Pustaka

Buku

Hiariej, Eddy OS, 2009, Pengantar Hukum Pidana Internasional, Erlangga, Jakarta.

Nowak Manfred (Alih Bahasa : Sri Sulastini), 2003, Pengantar Pada Rezim HAM Internasional, Brill Academic Publisher, Jakarta

Jurnal dan Internet

Asuncion Amabelle C., 2010, “Pulling The Stops On Genocide : The State Or The Individual ?”, The European Journal Of International Law, Vol 20.

Fiori Matteo, 2008, “The Indictments Against Radovan Karadzic An Analysis Of The Legal Developments In The ICTY’s Crucial Upcoming Trial”, Hangue Justice Journal Judiciaire De La Haye, Volume 3.

Morrari Massimo dan Amra Sabic El Rayes, 2009, “Transitional Justice And DDR : The Case Of Bosnia And Herzegovina, Research Unit International Center For Transitional Justice.

Hoare Marko Attila, 2011, “A Case Study In Underachievement : The International Courts And Genocide In Bosnia-Herzegovina, Genocide Studies And Prevention : An International Journal, Volume 6.

Jones John R.W.D and Steven Powles, 2003, International Criminal Practice, Transnational Publishers-Oxford University.

“The International Tribunal For The Former Yugoslavia”, http://www.icty.org/x/cases/mladic/ind/en/kar-ii950724e.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Retribusi pemerikasaan alat pemadam kebakaran, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pelayanan pemeriksaan dan atau

Dari hasil analisis kondisi eksisting agroindustri karet remah serta analisis kebutuhan pelaku terhadap implementasi sistem produksi bersih dapat timbul berbagai

Terkait dengan hal tersebut, makalah ini mencoba untuk memaparkan proses pemberdayaan masyarakat di lokasi wisata minat khusus Kalisuci yang terletak di Kecamatan

Fungsi ini membolehkan pengguna melaksanakan arahan ‘ping’ rangkaian untuk mengesahkan jika Appliance boleh mencapai alamat IP atau URL yang dimasukkan oleh

[r]

 Menurut keterangan Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, keputusan HET beras oleh Kemdag akan menimbulkan persoalan baru yang berpotensi membuat harga beras naik di

46 Tahun 2013 tentang Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Pada permulaan tahun 1970 an cara pendekatan yang dilakukan oleh IMO dalam membuat peraturan yang berhubungan dengan Marina Pollution pada dasarnya sama