• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU SISWA MELALUI PENDEKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU SISWA MELALUI PENDEKAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI LEARNING CYCLE PADA TOPIK SEGI EMPAT DI SMP …

IDE PENELITIAN TESIS diajukan guna memenuhi salah satu syarat

pendaftaran Pascasarjana Magister Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya Tahun Ajaran 2013/2014

Oleh:

(2)

1 1. Latar Belakang

Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan sains dan teknologi, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis, dan kritis (Hobri, 2008:151). Matematika sebagai ratunya ilmu, dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain (Jica, 2001:28). Matematika tidak hanya berperan dalam bidang matematika tetapi juga pada bidang lain. Menurut Hudojo matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bermanfaat untuk sebagian besar ilmu yang lain. Hal ini menyebabkan manusia dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang matematika.

Sehubungan dengan hal itu, (Hudoyo, 1990:79) mengemukakan kondisi pembelajaran matematika di Indonesia sampai saat ini masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, hal ini disebabkan masih banyak permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran matematika diantaranya: kurikulum, model pembelajaran, kualitas guru, serta kurangnya motivasi peserta didik.

(3)

2

melakukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan untuk mereduksi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melaksanakan Program Wajib belajar 9 tahun, peningkatan dan pengadaan sumber belajar, penataran bagi guru-guru, peningkatan kompetensi guru (Sunardi, 2009:53). Dengan adanya penataran bagi guru-guru, diharapkan guru dapat memiliki berbagai inovasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan buku pedoman pada Depdiknas (Depdiknas, 2006:2) tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika yang menyatakan bahwa pelajaran Matematika SMP bertujuan agar siswa SMP dapat :

a. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah;

b. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

c. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;

(4)

e. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan lima tujuan di atas ditunjukkan bahwa belajar matematika adalah belajar menggunakan pikiran. Dalam hal ini Geometri sebagai salah satu cabang matematika yang telah diajarkan sejak Sekolah Dasar (SD) mempunyai posisi yang strategis untuk menumbuh kembangkan kemampuan nalar siswa dan dapat dipandang sebagai suatu latihan untuk menata nalar atau wawasan keruangan siswa. Objek-objek dalam geometri bersifat abstrak, seperti garis lurus adalah sesuatu yang abstrak, hanya ada dalam pikiran, sedangkan yang dilihat dan dipelajari dalam geometri hanyalah lukisan atau gambar untuk mempermudah mempelajarinya. Dengan adanya objek-objek geometri yang bersifat abstrak, mengakibatkan guru matematika kesulitan dalam menerangkan atau membelajarkan materi geometri dibandingkan dengan materi yang lain sehingga berpengaruh terhadap prestasi siswa.

(5)

4

menyatakan bahwa dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi contextual problem.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, terlihat jelas bahwa secara tersurat

contextual problem (masalah kontekstual) merupakan inti dari pembelajaran matematika. Pentingnya 'masalah kontekstual' didasarkan akan pentingnya paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah Realistic Mathematics Education (RME) atau Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Pengembang ingin mengembangkan suatu produk pembelajaran yang berupa buku siswa dengan pendekatan PMR. Dalam PMR, matematika tidak dipandang sebagai ilmu atau bidang kajian yang sudah "jadi", tetapi dipandang sebagai sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa. Siswa adalah pihak yang aktif mengkonstruksi konsep-konsep matematika, fungsi guru tidak lagi sebagai pengajar, tetapi sebagai pendamping atau fasilitator bagi siswa. PMR menempatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran tidak dimulai dari definisi, teorema, atau sifat-sifat yang selanjutnya diikuti dengan contoh-contoh, namun sifat, definisi, teorema itu diharapkan ditemukan sendiri oleh siswa. Dengan demikian jelas bahwa dalam pembelajaran matematika realistik, siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya (Hobri:2008).

(6)

kepada siswa untuk belajar secara mandiri tanpa tergantung pada guru. Pemilihan strategi Learning Cycle sengaja digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut.

Dipilihnya Learning Cycle (siklus belajar) sebagai strategi dalam penyusunan buku siswa dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut ini: (1) meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; (2) membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa; dan (3) pembelajaran menjadi lebih bermakna. (Fajaroh, 2007)

Pada penelitian ini pengembang memilih materi segi empat pada kelas VII SMP dengan beberapa pertimbangan yaitu: materi segi empat merupakan bagian dari geometri yang masih dirasa sulit oleh siswa, aplikasi bentuk dari segi empat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan siswa untuk memahami geometri secara kontekstual. Sehubungan dengan beberapa hal yang telah dikemukakan di atas, pengembang mencoba mengembangkan buku siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dengan menggunakan strategi

Learning Cycle pada topik segi empat di kelas VII SMP.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian pengembangan buku siswa ini adalah:

a. bagaimanakah proses pengembangan buku siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dengan menggunakan strategi

(7)

6

b. bagaimana hasil pengembangan buku siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dengan menggunakan strategi Learning Cycle

pada topik segi empat di kelas VII SMP?

3. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah dan latar belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. menjabarkan proses pengembangan buku siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dengan menggunakan strategi Learning Cycle

pada topik segi empat di kelas VII SMP;

b. menghasilkan pengembangan buku siswa melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dengan menggunakan strategi Learning Cycle

pada topik segi empat di kelas VII SMP.

4. Metode Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan model Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Model Thiagarajan (dalam Hobri, 2010:12) terdiri dari empat tahap yang dikenal dengan model 4-D (four D Model). Keempat tahap tersebut adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), tahap penyebaran (disseminate).

(8)

Selanjutnya yaitu tahap perancangan, tujuan dari tahap ini adalah merancang buku siswa, sehingga diperoleh prototype (contoh buku siswa). Tahap ini dimulai setelah ditetapkan tujuan pembelajaran khusus. Tahap perancangan terdiri dari empat langkah pokok yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal (desain awal). Kegiatan utama dalam proses perancangan adalah pemilihan media dan format untuk bahan dan pembuatan desain awal pembelajaran. Hasil rancangan buku siswa yang ditulis pada tahap ini dinamakan Draft I.

Tahap pengembangan untuk menghasilkan draft buku siswa yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli dibidang matematika dan uji coba lapangan. Berdasarkan analisis data validasi buku siswa serta saran-saran dan masukan para ahli, buku siswa Draft I kemudian direvisi sehingga diperoleh buku siswa Draft II. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan revisi pada Draft II. Hasil revisi Draft II pada tahap ini kemudian dinamakan sebagai pembelajaran Draft III.

(9)

8

Daftar Pustaka

Fajaroh, Fauziatul dan Dasna, I Wayan. (2007). Pembelajaran dengan Siklus Belajar (Learning Cycle). [Online]

http://sahaka.multiply.com/journal/item/29/PEMBELAJARAN_DENGAN _MODEL_SIKLUS_BELAJAR_LEARNING_CYCLE

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.

Hobri. 2008. “Realistic Mathematics Education (RME): Konsepsi dan Pelaksanaanya”. Tidak diterbitkan. Makalah. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan [Aplikasi Pada penelitian Pendidikan Matematika]. Jember : Pena Salsabila.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Dasar Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang.

JICA. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Matriks SWOT merupakan alat yang sangat penting untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO ( Strength-Opportunities ) yaitu

Permintaan pasar atau permintaan agregat untuk suatu komoditi menunjukkan jumlah alternative dari komoditi yang diminta periode waktu, pada berbagai harga

Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi atas kinerja dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur dalam pengembangan potensi kepariwisataan yang mereka lakukan selama

---, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia Untuk Tingkat Pendidikan Menengah , Jakarta: Gramedia, 1991. Kridalaksana, Harimurti, Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia , Jakarta:

Honorarium panitia pelaksanaaan pengawasan internal secara berkala dan perjalanan dinas dalam daerah. Sanggau (Kab.)

Jadi, manakala televisi menayangkan berita yang menunjukkan para mahasiswa pengunjuk rasa melempari aparat keamanan dengan batu di Jakarta, maka perilaku agresif para pengunjuk

3.33 Foto lokasi titik ukur 2 di Ruang Kelas III (lingkar kuning pada. gambar menunjukkan lokasi titik ukur 2 untuk

Bahwa besarnya panjar biaya proses penyelesaian perkaraditetapkan berdasarkan jarak / radius tempat tinggal para pihak, jumlah para pihak, dan biaya hak kepaniteraan