• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH STUDI KAS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH STUDI KAS (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjuangan kaum buruh menjadi isu yang gempar dan dibicarakan serta menjadi perhatian masyarakat publik dewasa ini. Munculnya isu ini relevan dengan berbagai perkembangan dalam dunia ekonomi yang secara jelas dan terbuka menuntut kehadiran kaum buruh untuk menopang serta melancarkan kegiatan ekonomi. Tanpa kehadiran kaum buruh dalam ekonomi, produktivitas serta kemajuan perekonomian menjadi tersendat dan menimbulkan berbagai konsekuensi jangka panjang, meskipun konsekuensi tersebut tetap ada dan terjadi ketika kaum buruh ada. Bentuk konsekuensi tersebut ketika kaum buruh melakukan berbagai perlawanan baik dalam bentuk gerakan menentang (demo) maupun mogok kerja. Hal ini menjadi sebuah klimaks dalam seluk beluk kemajuan ekonomi.

Ketika buruh hadir, maka akan ada berbagai tuntutan serta berbagai protes untuk melihat kesejahteraan mereka manakala ditemukan berbagai alienasi terhadap eksistensi mereka. Tidak heran bila problem ini terus menjadi sebuah perhatian yang serius dari pengambil keputusan (pemerintah, LSM serta stakeholders) yang berkepentingan dalam mengatasi permasalahan kaum buruh. Perjuangan kaum buruh yang secara umum bukan saja dilakukan oleh pekerja sektor formal, namun pekerja sektor informal turut berjuang dalam memperbaiki kualitas serta kuantitas kehidupannya. Diantara banyaknya perjuangan serta masalah sosial ekonomi perburuhan yang ada sekarang ini, terdapat suatu kehidupan komunitas buruh yang tampak terabaikan, yakni buruh di pelabuhan Bolok.

(2)

memerlukan jasa pelayanan Ferry, maka pelabuhan Bolok dilengkapi buruh pelabuhan. Buruh di pelabuhan Bolok yang kesehariannya bekerja dalam melayani bongkar muat barang terutama dari angkutan Ferry sangat penting. Kehadiran mereka sangat menunjang proses bongkar muat barang penumpang Ferry. Untuk membantu dan memperlancar pekerjaan dalam melayani penumpang, kaum buruh menggunakan sumber daya. Bentuk sumber daya yang kerap ditemukan dan digunakan adalah gerobak pengangkut yang terbuat dari kayu atau mobil pick up sehingga dengan mudah mengangkut barang penumpang ke tempat tujuan.

Gerobak kayu dan mobil pick up menjadi sumber daya kaum buruh untuk menopang serta mencari kehidupan, karena dengan sumber daya yang ada akan tetap survive dan bisa beradaptasi serta bisa menghasilkan uang. Setiap buruh memiliki cara atau taktik tersendiri untuk merayu para penumpang agar muatannya bisa dimuat. Kebanyakan yang menjadi buruh adalah laki-laki yang secara umum diakui bahwa mereka memiliki kekuatan dan keberanian dan hanya mereka yang bisa melakukan pekerjaan tersebut. Kaum buruh yang bekerja dominan berasal dari daerah pedesaan yang tidak memiliki pekerjaan yang menjanjikan di kampung halamannya.

Horton, et all (1984) mencatat bahwa apa yang tampak biasa bagi orang dari suatu masyarakat mungkin tampak aneh bagi masyarakat lain sehingga perbuatan memiliki makna yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Perbuatan yang dapat kita pahami disini adalah pekerjaan menjadi buruh pelabuhan, sebab menjadi buruh menjadi kebiasaan dan hal yang biasa bagi mereka. Pekerjaan mereka menjadi yang asing bagi orang yang tidak mengetahuinya sehingga merasa aneh ketika dipikirkan oleh orang lain. Pemahaman seperti ini muncul ketika masyarakat melihat bahwa menjadi buruh adalah pekerjaan yang tidak terlalu memberikan penghidupan apalagi menjadi buruh kasar yang tidak memiliki regulasi dan serikat pekerja yang jelas. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa buruh pelabuhan merupakan manusia yang selalu aktif, kreatif dan evaluatif.

(3)

goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni mengoptimalkan segala potensi keluarga dengan mencari pekerjaan sampingan (strategi aktif), mengurangi pengurangan keluarga (strategi pasif) serta menjalin relasi baik baik secara formal maupun informal (strategi jaringan). Mereka yang berprofesi sebagai pengangkat barang harus bisa menjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama buruh dan juga bisa memanfaatkan keadaan tempat tinggal dengan tempat mereka bekerja. Dapat dikatakan bahwa keseluruhan keputusan-keputusan kondisional dan rasional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan.

Menjadi buruh adalah sebuah jawaban dan pekerjaan yang harus dilakukan dalam kondisi apapun. Semakin banyaknya masyarakat yang memilih menjadi buruh kasar menunjukkan sulitnya mencari pekerjaan yang menjanjikan. Kondisi seperti ini didukung oleh proses urbanisasi sehingga daerah yang memiliki dan mempunyai potensi kehidupan yang lebih layak akan menjadi tempat destinasi. Meskipun perbandingannya hanya sedikit, tetapi semua orang memiliki tujuan untuk bertahan hidup dalam kondisi apapun dan di manapun. Dengan melihat sisi lain yang muncul bahwa kaum buruh pelabuhan di Bolok masuk dalam pekerja sektor informal. Bila dicermati secara mendalam kondisi kehidupan sosial ekonomi pekerja sektor informal, sangatlah jauh bila disandingkan dengan kondisi kehidupan ekonomi pekerja sektor formal. Ibaratnya bahwa sektor informal merupakan sektor ekonomi masyarakat yang terus berjalan ditempat.

(4)

menimbulkan berbagai persaingan dan kontravensi. Karena tidak memiliki aturan yang jelas dan serikat buruh terutama kaum buruh di pelabuhan Bolok, maka sulit untuk melacak secara cermat bagaimana kehidupan sosial ekonomi kaum buruh.

Mereka bekerja sebagai pengangkut barang penumpang kapal Ferry. Umumnya para buruh memiliki latar – belakang pendidikan yang rendah sehingga mereka bekerja hanya dengan mengandalkan kekuatan fisik dan sedikit keterampilan. Bekerja sebagai buruh pelabuhan tidaklah memerlukan kriteria khusus yang harus dimiliki. Seseorang cukup bermodalkan tenaga yang cukup kuat dan kondisi fisik yang memungkinkan untuk mengangkut barang penumpang seberat puluhan kilogram. Dari buruh pelabuhan pula dituntut kecepatan dalam bekerja, karena semakin cepat dia melakukan pekerjaannya, semakin besar kemungkinan untuk memperoleh kesempatan mengangkut barang penumpang lainnya. Kompetisi, tampak jelas dalam cara kerja mereka.

Menurut Tobing (2002), mereka yang gagal memperoleh pekerjaan di sektor formal nyatanya sampai saat ini masih merupakan pekerjaan ideal, karena berbagai alasan memasuki jenis pekerjaan disektor informal. Bagi banyak orang, hal itu merupakan pilihan–pilihan terakhir, tetapi bukan tidak banyak yang memilih menjadi penganggur ataupun setengah penganggur. Umumnya yang terlibat pada sektor ini berpendidikan rendah, miskin, tidak terampil dan kebanyakan para migran. Karena itu, cakrawala mereka terbatas untuk mencari kesempatan kerja dan menghasilkan pendapatan langsung bagi dirinya sendiri. Breman (1985:151) “Informal sector as a phase that must exist in the development process and serves as a buffer, at least in the activities of the informal sector provides income and employment to the people no matter how little and not fixed (Sektor informal sebagai fase yang harus ada dalam proses pembangunan dan berfungsi sebagai penyangga, setidaknya kegiatan–kegiatan di sektor informal memberikan pendapatan dan pekerjaan kepada penduduk betapapun sedikit dan tidak tetap). Buruh pelabuhan sebagai salah satu profesi sektor infomal pada bidang pengangkut barang tentu mengalami permasalahan sosial ekonomi khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga terutama kebutuhan primer dan sekunder.

(5)

semakin kompleks pula. Usaha dan upaya masyarakat untuk tetap bertahan hidup dilakukan dengan caranya masing-masing dilihat dari pilihan yang dibuat.

Kembali pada titik permasalahan kehidupan sosial ekonomi kaum buruh di pelabuhan Bolok, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan yang dirasakan oleh kaum buruh dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupannya dengan mengambil sebuah judul “Kehidupan Sosial Ekonomi Kaum Buruh (Studi Kasus pada Kaum Buruh di Pelabuhan Bolok).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas mengenai kehidupan sosial ekonomi buruh di Pelabuhan Bolok, rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimanakah kondisi kehidupan sosial ekonomi kaum buruh di Pelabuhan Bolok?

b. Bagaimanakah strategi kerja kaum buruh di Pelabuhan Bolok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi kaum buruh yang bekerja

sebagai buruh di Pelabuhan Bolok.

b. Untuk menjelaskan strategi kerja yang di gunakan kaum buruh di pelabuhan Bolok dalam mempertahankan serta pemenuhan kebutuhan keluarga.

2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(6)

b. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta motivasi bagi Jurusan Sosiologi Undana guna pengembangan studi sosiologi pada masa yang akan datang serta dapat dengan seksama menjelaskan relevansi masalah sosial dengan teori-teori sosial yang ada.

c. Hasil analisis dari tulisan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khsusnya ilmu Sosiologi yang secara khusus memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Kupang dalam mengatasi masalah perburuhan yang bekerja pada sektor informal. b. Diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi

kehidupan sosial ekonomi kaum buruh pelabuhan, pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah jitu dalam hal penanganan masalah yang dihadapi kaum buruh.

c. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian lain

yang berhubungan dengan penelitian ini.

d. Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pengembangan dan pengkajian konsep-konsep tentang berbagai aspek dalam upaya pemberdayaan kebutuhan agar mampu berjalan secara optimal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(7)

1. Kehidupan Sosial Ekonomi

Apabila ditinjau dari arti kata, kehidupan didefinisikan sebagai cara atau keadaan atau hal tentang hidup. Konsep sosial dan ekonomi secara berturut akan diuraikan berikutnya. Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat yang merupakan sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Sedangkan pada lemabaga sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Sosiologi, kata sosial berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses sosial (Team Rafapustaka, 2010). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain disekelilingnya (zoon politicon). Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum dan secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga (Mubarok, et al, 2012:59)

Dalam Kamus Sosiologi, ekonomi merupakan setiap sistem hubungan-hubungan yang menentukan alokasi sumber-sumber daya yang terbatas atau yang langka (Team Rafapustaka, 2010). Menurut Mey Jr dalam dalam Syafii (2010:46) ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajarai usaha manusia kearah kemakmuran.

(8)

struktur). Kehidupan sosial ekonomi merupakan perkumpulan orang-orang, kelompok ataupun komunitas yang berusaha untuk mencapai suatu kesepakatan bersama dengan melalui kerjasama, pergaulan, pertarungan serta melalui interaksi social. Kehidupan social dalam masyarakat dapat ditandai dengan berbagai fenomena yang mana muncul dan menciptakan sebuah kehidupan sosial antara lain :

1. Adanya kehidupan bersama dan memiliki tujuan bersama minimal satu dua orang

2. Manusia tersebut bergaul, berkumpul dan berinteraksi dalam kurun waktu yang cukup lama. Karena pergaulan yang cukup lama, maka muncul perasaan untuk membentuk sebuah kelompok yang dinamakan kelompok masyarakat dan merupakan satu kesatuan.

(9)

status, pekerjaan dan profesi tersebut sering kita temukan stratifikasi social sangat kental dan kentara dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan, manusia memiliki banyak kebutuhan hidup. Kebutuhan tersebut baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, tentu manusia tidak terlepas dari manusia lainnya sebagai mahkluk sosial. Manusia saling membutuhkan untuk tetap bertahan hidup. Kehidupan social ekonomi merupakan perilaku sosial masyarakat berkaitan dengan interaksi serta perilaku ekonominya dalam hubungannya dengan pendapatan dan pemanfaatannya. Berbicara mengenai kehidupan sosial ekonomi adalah juga mengenai bagaimana seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya serta pemanfaatan hasil ekonomi tersebut. Berhubung dengan kehidupan sosial ekonomi yang didalamnya terdapat pemenuhan kebutuhan, maka Maslow dalam Alma (2001:65), dengan teori motivasinya terutama yang sangat terkenal adalah teori hierarki kebutuhan mencatat bahwa kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Teori tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung apa yang telah dipunyainya, dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurut Maslow ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu: psysiological needs, safety (security), social (affiliation), esteem (recognition), self actualization.

Standar-standar kebutuhan di atas merupakan yang harus dipenuhi oleh manusia. Manusia harus bekerja untuk bertahan hidup dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Tanpa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan minimal yang telah diuraikan diatas, maka akan terjadi penyimpangan dalam hidup.

(10)

Menurut Suharto (2008:87) perlindungan sosial merupakan inisiatif baik yang dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat yang bertujuan untuk menyediakan transfer pendapatan atau konsumsi pada orang miskin, melindungi kelompok rentan terhadap resiko-resiko penghidupan (livelihood) dan meningkatkan status dan hak hidup kelompok-kelompok yang terpinggirkan didalam suatu masyarakat. Sektor informal sebagai fase yang harus ada dalam proses pembangunan dan berfungsi sebagai penyangga, setidaknya kegiatan–kegiatan di sektor informal memberikan pendapatan dan pekerjaan kepada mereka betapapun sedikit dan tidak tetap. Buruh pelabuhan sebagai salah satu profesi yang bekerja pada bidang pengangkut barang tentu mengalami permasalahan sosial ekonomi khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Sejalan dengan pertumbuhan manusia sebagai mahluk sosial, manusia memiliki kebutuhan yang semakin banyak dan beranekaragam. Kebutuhan–kebutuhan hidup tersebut dapat dipenuhi dengan baik apabila adanya pendapatan yang mendukung. Oleh karena itu yang dilakukan oleh buruh terutama buruh pelabuhan dalam pemenuhan kebutuhan hidup yaitu dengan menambah pekerjaan. Dalam usaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan tersebut dijumpai suatu keadaan yang saling mempengaruhi antara diri–sendiri dan dari luar. Kesulitan– kesulitan dalam situasi tertentu mempengaruhi kondisi mental / moral seseorang buruh. Cara – cara yang berbeda untuk bertahan hidup diantara buruh di pelabuhan Bolok memiliki pengaruh terbesar terhadap perilaku mereka ditempat kerja, termasuk hubungan–hubungan mereka dengan para buruh lainnya. Kinerja para buruh ditempat kerja ditentukan oleh sebuah keseimbangan keperluan–keperluan keterampilan. Keterampilan–keterampilan teknis perlu untuk memanipulasi barang–barang untuk tujuan–tujuan manusia, sedangkan keterampilan–keterampilan sosial menunjuk kepada kapasitas utnuk memasuki komunikasi dengan manusia–manusia lain. Keterampilan–keterampilan di atas mengimplikasikan respon–respon terhadap ide–ide orang lain dalam suatu cara tertentu untuk mempromosikan partisipasi yang tepat dalam tugas–tugas bersama.

2. Konsep Buruh

(11)

perhatian publik, adakala kita menyamakan buruh dengan istilah perbudakan di mana seseorang melakukan pekerjaan di bawah pimpinan orang lain dan tidak mempunyai hak apapun termasuk hak atas kehidupannya, ia hanya memiliki kewajiban untuk melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh tuannya. Selain perbudakan ada istilah lain yakni sistem kerja paksa zaman penjajahan Jepang (Rodi). Rodi merupakan kerja paksa yang dilakukan oleh rakyat untuk kepentingan pihak penguasa atau pihak lain dengan tanpa pemberian upah, dilakukan diluar batas perikemanusiaan.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa riwayat timbulnya istilah perburuhan itu dimulai dari peristiwa pahit yakni penindasan dan perlakuan di luar batas kemanusiaan yang dilakukan oleh orang maupun penguasa pada saat itu. Para buruh tidak diberikan hak apapun yang ia miliki hanyalah kewajiban untuk mentaati perintah dari majikan atau tuannya. Nasib para buruh hanya dijadikan barang atau obyek yang kehilangan hak kodratinya sebagai manusia. Merujuk pada penjelasan di atas, akan dirincikan definisi buruh sebagai berikut :

Dalam Kamus Sosiologi buruh (proletar) merupakan kaum atau kelas sosial yang terdiri dari orang-orang miskin yang tidak memiliki modal dan alat-alat produksi serta cenderung ditindas oleh kaum borjuis (Haryanta dan Sujatmiko, 2012:209) Indrawa dalam Miha (2001:8) buruh adalah pekerja yang mendapat upah atau gaji. Di mana upah merupakan suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan yang telah atau yang akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang, ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja termasuk tunjangan baik untuk tenaga kerja sendiri maupun untuk keluarganya.

Selanjutnya Toha (1991) buruh adalah seorang yang bekerja pada orang lain (biasa disebut majikan) dengan menerima upah, bebas dan pekerjaan yang dilakukan di bawah pimpinan orang lain dan mengesamping persoalan antara pekerjaan dan pekerja.

Sedangkan menurut Soepomo (1987: 99) buruh atau pekerja adalah

a. Orang yang bekerja pada orang lain atau pada suatu bidang dengan menerima upah

b. Barang siapa yang bekerja pada majikan dengan menerima upah

(12)

dari pekerja/buruh yaitu: “setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat beberapa unsur yang melekat dari istilah pekerja/buruh yaitu:

1. Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja tetapi harus bekerja)

2. Menerima upah atau imbalan sebagai balas jasa atas pelaksanaan pekerjaan tersebut. (Tunggal. 2012).

3. Upah

Manning dalam Miha (2001:9) mencatat upah ditinjau dari dua sisi yakni : (1) dari sisi sosial, tingkat upah merupakan salah satu ukuran untuk menilai kesejahteraan buruh dan meratanya pendapatan, ( 2) dari sisi ekonomi adalah harga atau nilai sumber daya manusia dan berfungsi dalam alokasi tenaga kerja.

Dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal (1) angka 5 mendefinisikan upah “suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah dan akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang, ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja termasuk tunjangan baik untuk tenaga kerja sendiri maupun untuk keluarganya. Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 pasal (1) Angka 30 memberikan pengertian tentang upah yaitu pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan

Upah merupakan imbalan jasa yang diterima seseorang dalam hubungan kerja berupa uang atau barang, melalui sebuah perjanjian kerja, imbalan jasa diperuntukkan guna memenuhi kbutuhan bagi diri dan keluarganya. Dalam pengertian teori ekonomi, pembayaran yang diperoleh dalam berbagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja (Sukirno, 2002: 353). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa upah adalah balas jasa atau pendapatan yang diterima oleh pekerja/buruh dari pihak lain yang memiliki modal.

(13)

kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja (Ruky, 2001: 7).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan definisi upah secara umum yaitu hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemilik modal (pengusaha) kepada pekerja (buruh) atas pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, sesuai perjanjian kerja, kesepakatan-kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, yang di dalamnya meliputi upah pokok dan tunjangan yang berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup dan kelayakan bagi kemanusiaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Auliya Insani Yunus (2011) dengan judul “Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Kota Makasar (Kasus Penjual Pisang Epe di Pantai Losari). Pada penelitian ini disebutkan bahwa faktor pendorong yang membuat Pedagang Kaki Lima berjualan Pisang Epe di Pantai Losari yaitu bahwa menjual pisang Epe tidak membutuhkan keahlian khusus serta pendidikan yang tinggi. Selain itu faktor lain yang cukup berpengaruh yaitu adanya keinginan untuk bekerja dikota apalagi sanak saudara yang telah hidup kota menyetujui untuk menjadi penjual pisang Epe.

(14)

C. Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir

D. Landasan Teori

1. Teori Pilihan Rasional James Coleman

Beberapa sumber acuan yang penulis coba untuk ditelaah pada penggunaan teori pilihan rasional sebagai landasan teori untuk menjelaskan kehidupan sosial ekonomi tampak jelas bahwa definisi pilihan rasional ternyata

Buruh Pelabuhan (Bolok)

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Kehidupan Sosial Ekonomi

(15)

sangatlah beragam. Beberapa ahli memberikan penekanan sebagai hal yang menyangkut sebagian besar penelitian sosiolog yakni menyelaraskannya dengan analisis yang memandang perilaku atau tindakan seseorang sebagai sesuatu yang purposive. Sebaliknya para ahli lain memberikan arti dengan sangat ketat, sehingga tidak mengikutsertakan semua pilihan rasional yang bersifat sosiologis dengan membatasi bahwa para pelaku harus dipandang sebagai seorang yang termotivasi oleh kepentingan diri. Pengakuan kepentingan diri ini senada dengan Coleman dalam Teori Pilihan Rasionalnya.

Peneliti memilih teori pilihan rasional James Coleman (dalam Ritzer dan Goodman: 2003: 391) untuk menjelaskan kehidupan sosial ekonomi buruh. Orientasi pilihan rasional Coleman adalah gagasan bahwa “orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan dengan tujuan juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi. Orientasi menurut Coleman mengkonseptualisasikan terhadap aktor sosial yang berasal dari ekonomi yang melihat aktor memilih tindakan-tindakan itu yang akan memaksimalkan utilitas atau kepuasaan kebutuhan dan keinginan mereka. Coleman memusatkan perhatian pada aktor di mana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau maksud artinya bahwa aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, serta aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Aktor tidak memilih dan melihat apa yang akan menjadi pilihan atau sumber pilihannya, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor.

Ada dua elemen kunci dalam teroi pilihan rasional Coleman yaitu aktor dan sumber daya. Hubungan diantara kedua elemen tersebut adalah adanya kontrol dan ketertarikan dari aktor terhadap eksistensi sumber daya tersebut atau boleh dikatakan terjadi interaksi antar unsur tersebut. Coleman menjelaskan interaksi antara aktor dan sumber daya secara rinci menuju ke tingkat sistem sosial :

(16)

atau ciri sistematik terhadap tindakan mereka.” (Coleman dalam Ritzer, 2003:394-395 ).

2. Teori Motivasi Manusia Abraham Maslow

(17)
(18)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah membahas hasil penelitian serta analisis data di atas, maka penulis mengambil kesimpulan berkaitan dengan kehidupan sosial ekonomi buruh di pelabuhan Bolok yakni :

1. Buruh yang bekerja dipelabuhan Bolok merupakan pekerja sektor informal yang mana mereka tidak memiliki keterampilan khusus kecuali mengandalkan kekuatan fisik juga rata-rata pendidikan formal yang ditamatkan hanya sampai Sekolah Dasar.

2. Tingkat pendapatan yang dihasilkan buruh di pelabuhan dalam satu bulan tergolong masih rendah yakni Rp 600.000 – Rp 800.000 sehingga upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga masih jauh dari keadaan sejahtera serta dengan jumlah jam kerja yang tidak menentu dan tidak ada batasan. Dengan jumlah pendapatan yang demikian mereka hidup dengan keadaan yang masih kurang dan sulit sehingga mereka mempunyai strategi bertahan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

3. Karena pemenuhan kebutuhan keluarga yang belum cukup, sehingga mengabaikan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Rata-rata anak mereka hanya tamat sekolah dasar setelah itu membantu orang tua mencari uang untuk dapat menambah penghasilan keluarga.

(19)

B. SARAN

Setelah melakukan penelitian dan menyimpulkan hasi penelitian tersebut, maka ada beberapa hal yang menjadi saran dalam tulisan ini yakni :

1. Bagi buruh itu sendiri yakni sebaiknya apa yang menjadi pekerjaan mereka agar tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari namun lebih dari itu untuk dapat memberikan motivasi bagi pekerja sektor informal lainnya yang tidak lebih beruntung dari mereka juga mencari berbagai strategi jitu untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bergantung kepada menjadi buruh, selain strategi yang telah dilakukan.

2. Bagi masyarakat yang lain untuk selalu bekerja sama dengan buruh dalam hal apapun. Di samping itu menggunakan jasa mereka yang ahli dalam bidangnya sebagai buruh Pelabuhan. Sebab kita manusia tidak bisa hidup tanpa kehadiran orang lain dalam konteks kehidupan kemasyarakatan.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan: Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta

Breman, Jan. 1985. Of Peasants, Migrants, And Paupers : Rural Labour Circulation And Capitalist Production In West India. New Delhi; New York: Oxford University Press

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Rev. Edisis IV. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Haryanta, Agung Tri dan Eko Sujatmiko. 2012. Kamus Sosiologi. Surakarta: Aksarra Senergi Media

Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984. Sosiologi. Jilid I, Edisi VI. Jakarta: Erlangga Manning, Chris dan Tadjudin Noer Effemdi. 1985. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor

Informal di Kota. Jakarta: Gramedia

Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka Biman Pressindo Miles, MB dan AM Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis: A Source Book of New

Methods. Sage: Beverly Hills

Moleong, LJ. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mubarok dan Juliana Ifnul. 2012. Kamus Istilah Ekonomi. Bandung: Yrama Widya

Muhidin, Syarif. 1992. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi. Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

NAS, P.J.M. 1979. Pengantar Sosiologi Kota. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Resmi, Setia. (2005). Gali Tutup Lubang Itu Biasa : Strategi Buruh Menanggulangi Persoalan dari Waktu ke Waktu. Bandung : Yayasan Akatiga

Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern: Edisi Ke-6. Jakarta: Prenada Media Group

Ruky, Ahmad S. 2001. Manajemen Penggajian dan Pengupahan Karyawan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Soepomo, Imam. 1987. Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja Cet. IX, Edisi Rev. Jakarta: Djambatan

(21)

---. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Rineka Cipta.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi, Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers

Suparlan, Parsudi. 1984. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Syafii, Inu Kencana. 2010. Teori Keseimbangan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Team Rafapustaka. 2010. Kamus Sosiologi.

Tobing, Elwin. 2002. Pendidikan, Tenaga Kerja dan Kewiraswastaan. Jakarta: The Prospect

Toha, Halili. 1991. Hubungan Kerja antara Majikan dan Buruh: Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta.

Regulasi

Tunggal, Hadi. 2012. Perundang – Undangan Ketenagakerjaan Baru. Jakarta: Harvarindo Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jakarta: Visimedia

Skripsi

Saragih, Dewi Kartika,’’Kontribusi Program Pertanian Berkelanjutan Oleh Serikat Petani Indonesia Dalam Rangka Peningkatan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Di Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor,” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009.

Miha, Rudolf H.“ Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Pelabuhan (Studi Sosiologis tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh di Pelabuhan Laut Tenau Kupang),” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Kupang, NTT, 2001.

Yunus, Auliya Insani“ Potret Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Kota Makasar (Kasus Penjual Pisang Epe di Pantai LOsari)),” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makasar, 2011.

Internet

http:// www. nonowarsonostain.blogspot.com/2011/03/james-s-coleman-sebuah-sketsa-biografis.html, di akses 22 Maret 2013, 23.19 pm.

Referensi

Dokumen terkait

Departemen Agama RI, loc. 45 Al-Imam Zainuddin Ahmad bin Abdul Lathif, Al-Tajrid Al-Shahih Ahadits Al-Jami Al- Shahih, Terj.. Berdasarkan Hadis di atas, maka melakukan

(6) Surat Keterangan NJOP Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak atau Instansi yang berwenang sesuai dengan

takwa yang dulu pasti berwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnya berlubang di beberapa bagian

Dari hasil penelitian terhadap 37 responden, menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang peran perawat UGD yang baik sejumlah 54%, sedangkan yang bersikap

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul Broken Home

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pelaksanaan tata tertib sekolah MTs Swasta Hafizul Ikhsan Aek Paing Kabupaten Labuhanbatu agar dapat menumbuhkembangkan

13 Apakah hal-hal yang membuat Anda mengingat peliharaan Anda menyebabkan Anda merasa sangat menginginkannya kembali.. 14 Apakah hal-hal yang membuat Anda

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang