• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOX UJI MODEL SEBAGAI SOLUSI PENDEKATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BOX UJI MODEL SEBAGAI SOLUSI PENDEKATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BOX UJI MODEL SEBAGAI SOLUSI PENDEKATAN

LOADING TEST

STRUKTUR BAWAH BANGUNAN

Yuwono1, AndikanozaPradiptiya2

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Email : yuwono_20@yahoo.co.id

ABSTRACT

Identification of a soil material can be carried out in the laboratory to determine whether the soil parameters such as: soil classification, index Engeneering propertys or the propertys of a soil. The results of this investigation can be used as reference in designing a building structure, especially the sub structures. The results of the draft form of the theoretical approach and use certain safety factor. However, if in the data collection and calculation less accurate then there is still a lot of possibility the failure of the structure of the receiving load. To assure the truth of design designed it is necessary to direct loading test in the field but with a very high cost. By moving media to the media field with a scale model of a particular laboratory that is by making a test box models as testing medium, with actual model in the form of a scale model. This method is quite cheap and efficient as it can be used for a variety of models and can be repeated

Key words: The box, loading test, the sub structures

1. PENDAHULUAN

2. Geoteknik adalah salah satu cabang dari ilmu teknik sipil

yang mendalami tentang struktur bawah (sub structure) maupun metode konstruksi yang berada di dalam tanah. Hingga saat ini masih banyak fenomena kerusakan/kegagalan struktur bangunan yang masih sulit diprediksi, hal ini diakibatkan oleh kurangnya data dan pemahaman terhadap jenis maupun karakter dari suatu tanah yang mendukung bangunan tersebut. Untuk mengetahui perilaku struktur yang sebenarnya terhadap pembebanan maka haruslah dilakukan uji coba di lapangan. Pengujuian secara

langsung di lapangan

memerlukan biaya yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi ini maka perlu dibuatkan media lapangan yang dapat dipindahkan ke laboratorium dengan menggunakan model skala tertentu dengan box uji model.

3. Box uji model’ ini bersifat portable yang di dalamnya dilengkapi dengan ruang media tanah, angkur, penempatan model struktur, serta dapat dilengkapi alat alat ukur lainnya. Pada ‘box

uji model’ ini dapat dipergunakan untuk mengamati berbagai model struktur bangunan bawah. Proses pemakaian ‘box uji model’ ini dapat disimulasikan dari kondisi tanah yang ada dilapangan, selanjutnya dapat dilakukan

loading test pada berbagai model

struktur yang diamati tersebut. Dari hasil pengujian dengan skala model ini dapat memperoleh data respon struktur yang lebih dekat dengan kondisi di lapangan, serta biaya yang lebih murah.

4. Box uji model’ ini berfungsi untuk mengukur respon struktur bawah akibat pembebanan khususnya gaya eksternal yang hasilnya dapat dipergunakan sebagai pedoman maupun pelengkap data dalam

men-design suatu struktur serta dapat

(2)

untuk pengamatan terhadap pembaharuan /penemuan suatu model struktur yang baru khususnya pada bangunan struktur bawah.

5. Box uji model’ ini dirancang bukan untuk beban dinamis melainkan untuk mengakomodasi pembebanan statis berlanjut maupun beban statis berulang (siklik) pada model struktur pada media tanah yang berbeda-beda.

6. Perencanaan/design secara teoritis suatu struktur bangunan bawah dapat dilakukan

berdasarkan data dari

laboratorium baik dari segi

indeks property maupun dari segi

engeneering propertys dari suatu

tanah. Namun demikian untuk meyakinkan hasil unjuk kerja dari suatu design yang dilaksanakan maka masih perlu dilakukan uji langsung atau loading test di lapangan, sehingga melalui ‘box

uji model’ ini dapat dipakai sebagai pengamatan yang mendekati kondisi lapangan.

7. Tinjauan Pustaka

8. Penggunaan model fisik

9. Aplikasi dan pembelajaran pada bidang teknik sipil sebagai suatu hal yang nyata dan dapat

direalisasikan dalam

bentuk/model struktur bangunan yang dapat menghubungkan antara teoritis dengan respon struktur yang diranacang.

10. Felder (1996) dalam Hanson et.al. (2006) mencatat bahwa siswa yang diajar secara eksklusif teoritis mungkin tidak mempunyai ketangkasan mental yang dibutuhkan dalam dunia

profesional untuk berurusan dengan informasi yang beragam. Ini mengarah langsung ke kesimpulan bahwa salah satu tujuan pendidikan harus membantu siswa membangun keterampilan dan kreatifitas mereka dengan secara langsung

memperlihatkan keadaan

sesungguh nya di lapangan maupun dengan pendekatan pemodelan fisik.

11. Paradigma metode pengajaran klasik yang hanya berdasarkan

textbook , papan tulis dan

ceramah hanya akan menjadikan motode pembelajaran yang pasif. Nirmalakhan et.al. (2002) mengkaji keaktifan proses

pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan

kombinasi pengajaran

menggunakan metode pemodelan fisik, matematika dan simulasi komputer. Siswa ditantang untuk menerapkan konsep-konsep teoritis untuk merasionalisasi, merekonsiliasi, memprediksi, dan memvalidasi fenomena melalui model fisik. Latihan-latihan itu memungkinkan siswa untuk berpartisipasi, bertindak, bereaksi, dan merefleksikan, baik secara individu maupun kolektif.

12. Landasan teori

13. Keilmuan bidang geoteknik

14. Geoteknik adalah salah satu cabang dari ilmu teknik sipil, di

dalamnya diperdalam

pembahasan mengenai

(3)

dengan tingkat peradaban

manusia, dari mulai

pembangunan piramid di Mesir, candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang ini. Salah satu permasalahan geoteknik yang melegenda ialah kemiringan menara Pisa di Italia, yang disebabkan oleh ketidak seragaman dukungan tanah di bawahnya terhadap menara tersebut (Wikipedia).

15. Peran pemodelan fisik dalam desain geoteknik

16. Sebagian besar proses desain teknik bergantung pada iterasi dan siklus test untuk memastikan keberhasilan dari desain akhir. Namun, jenis siklus berulang tersebut tidak mungkin di gunakan untuk desain sistem geoteknik karena biaya, skala, dan kompleksitas proyek-proyek geoteknik. Insinyur geoteknik mengandalkan pemodelan fisik

skala tertentu untuk

mengevaluasi kinerja atau untuk memverifikasi perilaku sistem geoteknik. Teknologi centrifuge geoteknik secara luas diadopsi untuk tujuan pemodelan fisik skala tertentu tersebut.

17. Faktor skala untuk pemodelan geoteknik diberikan oleh Taylor, 1995 dapat dilihat dalam Tabel 1. Kim N.R., et.al. (2011)

menyarankan penggunaan

pemodelan fisik untuk desain geoteknik terutama pada pekerjaan dengan konsep design

baru dan pada bangunan infrastruktur dengan resiko tinggi.

18. Tabel 1. Faktor skala pemodelan sistem geoteknik (Taylor, 1995)

19. Item 20. S.F

21. Stress,

modulus 22. 1

23. Density 24. 1

25. Length 26. N-1

27. Gravity 28. N

29. Strain 30. 1

37. Wave Velocity 38. 1

39. Acceleration 40. N

41.

42. Beberapa fungsi box uji model ini adalah dapat dipergunakan di dalam pengamatan berbagai jenis model sub strukur yang dirancang terhadap pembebanan yang diterapkan, baik pada tanah lempung biasa maupun pada tanah lempung ekspasif. Hingga saat ini perilaku tanah lempung ekspansif sangat sulit untuk diprediksi karena adanya keterbatasan peralatan yang tersedia serta penelitian yang masih minimum pada tanah tersebut sehingga masih banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

43. Mekanisme pengembangan dalam tanah lempung ekspansif

(expansive clay) sangat komplek

(4)

44.

45. Gambar 1 Penyusutan dan pengembangan lempung ekspansif

(Conduto, 1994)

46. Menurut Krebs (1971), kadar air

dan kepadatan akan

mempengaruhi tingkat

pengembangan dan tekanan pengembangan. Ketika tanah bertambah kadar airnya, fenomena osmotik yang terjadi dapat menyebabkan tertariknya molekul-molekul air ke arah bahan yang larut. Penambahan volume air dalam rongga pori tanah diikuti oleh perpindahan partikel secara simultan, sehingga

terjadi pengembangan.

Hardiyatmo (2006) menyatakan bahwa penarikan molekul air ke arah permukaan (atau pusat penyerapan bebas) menimbulkan tekanan desakan internal yang berpengaruh pada pemisahan partikel-partikel tanah. Pengumpulan air dalam tanah tidak menentukan proses pengembangan. Pengembangan membutuhkan tekanan yang dapat menambah jarak dan ketahanan partikel untuk mengatasi perpindahan ini. Karena itu, pengembangan adalah proses bertambahnya volume tanah yang terjadi saat tanah berinteraksi dengan air. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan kadar air dan berkembangnya tekanan dalam film air yang terdapat pada titik-titik kontak antara partikel-pertikel dan agregat (atau di dalam kelompok partikel).

47. METODE PENELITIAN

48. Prosedur pembuatan box uji

model

49. Pembuatan box uji meliputi dari tahapan awal persiapan, tahapan pembuatan kerangka dan dinding serta dilanjutkan dengan tahapan finishing yang dilengkapi dengan alat ukur gaya dan pergerakan. Beberapa tahapan antara lain :

50. Tahapan persiapan.

51. Pada tahap persiapan ini mulai menghitung kebutuhan bahan dan alat yang akan dipergunakan. Kebutuhan bahan dan alat yang diperlukan ditabelkan sehingga penyediaan bahan dan alat dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan bahan sesuai dengan ukuran dan jumlah yang dibutuhkan untuk pembuatan model. Dalam pemotongan ukuran maupun jumlah dapat dilakukan dengan pembuatan tabel ukuran dan jumlah bahan yang diperlukan. Pada kondisi ini dapat dievaluasi tentang jumlah dan jenis bahan yang diperlukan.

52. Tahapan perakitan.

53. Pada tahap ini dilakukan

perakitan penyambungan

kerangka box uji dengan menggunakan system las listrik. Serta penyempurnaan kerangka

box uji dengan pengukuran kesikuan sudut-sudut pertemuan kerangka serta memperbaikinya apabila terdapat kekurangan.

54. Tahap perakitan dinding.

(5)

Selanjutnya dilakukan pembuatan angkur dari bahan baja berbentuk holo (pipa kotak berlubang). Angkur yang terbuat dari kerangka baja ini berfungsi sebagai penempatan alat – alat ukur apabila dikemudian hari box uji ini dipergunakan.

56. Pada tahap terakhir adalah pekerjaan finishing yang berupa pengecatan kerangka maupun dinding box uji serta pemasangan asesoris lainnya. Dalam pengoperasiannya box uji ini dilengkapi dengan proving ring

untuk mengukur gaya dan dial

gauge dipakai untuk mengukur

pergerakan dengan ketelitian tertentu.

57. Bahan dan Alat

58. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan box uji model.

59. Besi Kerangka

60. Besi yang digunakan sebagai kerangka untuk pembuatan kotak uji (box uji model) harus kuat menahan beban lateral maupun vertical dari tanah di dalam box uji model tanpa mengalami lendutan yang berlebihan, sehingga dipilih baja profil

c. Kait tiang angkur yang diletakan pada dasar box untuk mengikat tiang angkur agar tidak bergerak. Untuk kebutuhan angkur ini

dipilih dari batang baja kotak ukuran 60.40.4.

61. Dinding box uji , Alat penguat dan Alat ukur

62. Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan box uji model adalah alat mesin dan alat tangan

63. Gambar rancangan box uji

model

64. Gambar rancangan box uji berukuran 120 cm x 120 cm x 120 cm seperti pada Gambar 2.

65. Lempung ekspansif

Proving

Fondasi cakar ayam dengan pelat koperan

Proving ring

Dial gauge Dial gauge

Fondasi cakar ayam pelat polos

Pa

sir

Pa

sir

Lempung ekspansif

125 125

c) Potongan I - I

66. Gambar 2. Potongan box uji 67.

(6)

69.

Gambar 4. Contoh penggunaan beban tarik pada suatu model

70.

71. Box uji yang telah dilengkapi

dengan media tanah yang diteliti, kerangka angkur, beberapa model dan alat pengukur gaya serta dial gauge untuk mengukur displacement.. Adapun diagram alir pembuatan box uji seperti gambar 5 berikut.

72.

73. Gambar 5. Diagram alir penelitian

74. HASIL YANG DICAPAI

75. Box Uji

76. Box uji dapat memodelkan perilaku struktur bawah akibat pembebanan khususnya gaya eksternal yang hasilnya dapat

dipergunakan sebagai pedoman maupun pelengkap data dalam

men-design suatu struktur serta dapat dipergunakan sebagai media untuk pengamatan terhadap pembaharuan/penemuan suatu model struktur yang baru khususnya pada bangunan struktur bawah. Box uji yang sudah dirangkai dapat dilihat pada Gambar 6.

77.

78. Gambar 6. Box uji

79. Variasi pemodelan struktur

bawah dalam box uji.

80. Box uji dapat digunakan untuk memodelkan perilaku struktur bawah dengan skala tertentu dalam tanah. Pemodelan dapat dilakukan untuk memodelkan fondasi dangkal dan fondasi dalam dengan aplikasi gaya external dan jenis tanah tertentu seperti Gambar 7.

81.

(7)

dengan model beserta alat ukur gaya (proving ring)

83. 84.

85. Gambar 8. Model fondasi tiang

86. Perilaku struktur bawah dalam

box uji dapat divariasikan dari sisi pembebanan seperti gaya tarik, tekan dan dinamik. Ukuran model struktur bawah juga dapat dibuat dengan skala tertentu

88. Hasil pembuatan ‘box uji model’ ini untuk melengkapi peralatan Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta. Alat ini dapat dipergunakan untuk melakukan uji pembebanan (loading test)

dari model struktur bawah suatu konstruksi yaitu berbagai jenis fondasi dangkal maupun fondasi dalam. Box ini juga dapat dipergunakan untuk menguji CBR dari berbagai kepadatan tanah dasar pada umumnya maupun tanah dasar yang telah diperbaiki Respon dari berbagai macam model struktur yang telah dirancang dapat dilihat dari hasil uji yang selanjutnya dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan struktur yang dibangun. Pengujian pada box ini dapat dilakukan dengan uji beban statis, masing masing model

dapat dilakukan pengujian dengan melengkapi asesosoris sesuai kebutuhan.

89. DAFTAR PUSTAKA

[1] Al-Rawas, A.A. and Goosen, M. F. A., 2006, Exspansive Soils, Taylor & Francis, London, UK. [2] ASTM, 2007, Annual Book of

ASTM Standards, section 4, Volume 04 09, Philadelphia, USA.

[3] Bowles, J.E., 1977, Foundation Analysis and Design. International Student Edition, Civil Engineering of Bradly University, Mc Graw-Hill Book Company, New York. [4] Chen, F.H.,(1975), Foundation On

Expansive Soil, Elsevier Science Hutagamisfardal dan Susanto, H.A.,(1999), Perilaku Sistem Cakar Ayam Kontribusi untuk Perancangan, Seminar Nasional 1999, Yogyakarta.

[7] Hanson, A., Hanson T. and Bawazir S. (2006). Use of Physical Models to Encage Student Interest. Proceedings of the 2006 ASEE Gulf-Southwest Annual Conference Southern University and A&M College.

American Society for Engineering Education.

(8)

[9]Kim N.R., et.al. (2011). The Role of Physical Modeling in the Design of Geotechnical

[10] Systems. First International

Workshop on Design in Civil and Environmental Engineering. KAIST. Korea.

[11] Krebs, 1971, Highway Materials, Virginia Polytechnic

Institute and State University, McGraw-Hill Book Company, New York.

[12] Nirmalakhandan, N. et.al. (2002). Teaching Tools to Promote Active Learning: A Case

Study. Civil & Geological

(9)
(10)

Gambar

Gambar 2. Potongan box ujic) Potongan I - I
Gambar 7. Contoh kerangka angkur
Gambar 8. Model fondasi tiang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran terhadap Risk agent (RQ) pencemar udara akibat kendaraan bermotor di jalan utama Kota Surabaya dengan alat yang digunakan dalam pengambilan

berfungsi dengan baik sehingga wisatawan tidak bisa melihat pemandangan pantai dari ketinggian, kondisi panggung atau pentas seni yang tidak terawat, penyewaan banana boat

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara indikator minat belajar, yaitu responsif belajar yang merupakan indikator dengan penambahan

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu

Ketika pelanggan online shop NWE Label yang sudah berbelanja lebih dari satu kali, merasakan kepuasan atas produk atau layanan, kemudian apa yang diharapkan itu

Kedalaman gerusan lokal maksimum rata-rata di sekitar pilar sangat tergantung pada nilai relatif kecepatan alur sungai (perbandingan antara kecepatan rerata aliran

Untuk mendapatkan besarnya tegangan (stress, a), diperlukan konstanta yang dikenal dengan Modulus Young. Modulus Young yang banyak beredar adalah modulus Young

Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah aset yang diperoleh bank pelapor baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela