• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah pertanian Sejarah pertanian Sejarah pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah pertanian Sejarah pertanian Sejarah pertanian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentukkebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris danEufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongandi daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Esterakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu danmegalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.

Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur danAsia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut(millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM danJepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.

(2)

Sejarah Perkembangan Pertanian Pertanian kuno (purba) :

ž mengambil hasil pertanian tanpa menanam ž menanam di lahan sempit secara sederhana ž pertanian ladang berpindah (shifting cultivation) ž berpindah tempat baru jika hasil tanaman sudah turun ž kembali ke tempat semula setelah 7-10 putaran ž teknologi masih sederhana

ž hasil untuk keluarga (subsisten) Pertanian tradisional :

ž pertanian dengan sistem menetap

ž pengolahan tanah dengan tenaga manusia/hewan, ž bibit menggunakan jenis lokal,

ž pemupukan dengan pupuk organik, ž pengairan sistem tadah hujan,

ž pengendalian hama penyakit secara manual ž rasa padi enak

ž hasil panen yg baik dipilih untuk bibit ž Hasil padi rendah

ž Umur tanaman lama (± 6 bulan)

ž Bibit lokal rentan serangan hama/penyakit Pertanian modern (revolusi hijau) :

ž pengolahan tanah secara mekanik (mesin)àsewa ž bibit unggul hasil persilangan buatan

ž bibit selalu beli, dan butuh unsur hara tinggi ž penggunaan pupuk an organik (buatan pabrik) ž tanah sawah kekurangan bahan organik ž pencemaran tanah, air dan udara

ž pengairan sistem irigasi

ž pengendalian hama/ penyakit secara rutin pakai pestisida buatan ž penggunaan hormon tumbuh

ž ledakan hama sekunder

ž polusi pestisida ke tanah dan air Pertanian sehat (sustainable agriculture): ž menggunakan prinsip-prinsip ekologis

ž penurunan penggunan pupuk buatan dan memberikan pupuk organik ž penggunaan pestisida organik

(3)

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.

Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang.

Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat. Contoh budaya semacam ini masih terlihat pada masyarakat yang menerapkan sistem perladangan berpindah (slash and burn) di Kalimantan dan Papua.

Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin) menurut Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley), buncis(pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).

(4)

Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta perladangan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.

Perkembangan Pertanian dari Zaman ke Zaman

Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan, merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis.

Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar peperangan dan perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan mendesak kebutuhan sistem akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun yang lalu dengan terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan. Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun di bawah banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan secara tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina. Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria, Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.

Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di Mesir, di mana pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah mediteran.

(5)

membangun serentetan parit untuk menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.

Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul asalnya dari suatu tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan gerakan memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia (belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan masih banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak diperbaiki dengan penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan dengan konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan berbagai alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang paling baik ketika itu.

Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan seni masak -industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan penyimpanan pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan acar, pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak tanaman dibudidayakan untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus untuk kertas, jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka menciptakan jamu-jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan industri rempah-rempah, wangi-wangian dan kosmetik.

Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma, anggur, ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai, bawang bombay, slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai labu.

Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul.

(6)

sesuatu yang lama menghilang dan baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.

Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan dan peperangan antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang melacak kejatuhan Yunani pada akibat peningkatan populasi pada merosotnya sumber-sumberdaya alam baik oleh peperangan maupun oleh kebusukan dari dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak cukup untuk menyokong kebudayaan yang selalu tumbuh.

Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi, berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh kuat. Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari ekonomi dan urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak tanah; perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana agraria; kekayaan besar diinvestasikan pada lahan pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi pelaksanaannya secara Romawi.

Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka terkenal betul betul memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan yang bertahan lama adalah jalan-jalan dan jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi bisnis dan kecenderungannya terikat pada tanah.

Praktek pertanian Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian yang pertama adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 - 149 SM), yang menulis aspek-aspek praktis dari pengelolaan tanaman dan ternak, terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi desa ditemui dalam kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi juga tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro (116 - 28 SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya negeri sekemakmuran pada pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah Georgica karangan Vergilius (70 - 19 SM) dan banyak lain. Historia naturalis karangan Plinius (23 - 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun hal-hal yang tidak diketahui. Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.

Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman (grafting dan budding), poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk hijau, penggunaan pupuk kandang, pengembalian kesuburan tnah, bahkan penyimpanan dingin untuk buah-buahan. Dikenal pula suatu "specularium", rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada musim dingin. Di Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai tingkat tinggi.

(7)

Setelah negara Romawi berkembang wilayahnya dan memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang, muncul unit produksi yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan. Hasil sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan perotangan yang hebat yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan dahsyat. Kenaikan tenaga kerja murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran milik perorangan berakibatkan ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan tempatnya sebagai kekuatan stabilisasi dalam kehidupan Romawi.

Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat muncul. "Absente ownership", perbudakan, membawa kerusakan tanah yang menurunkan produktivitas. Di samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan semangat berproduksi tinggi. Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam pertanian. Beban untuk mendukung dan mempertahankan negara yang overexpanded meremehkan dasar-dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan tidak stabil mengurangi daya pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Abad pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi beralih ke Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang hasil-hasil kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul dengan menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan ilmu pengetahuannya yang jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.

Sejarah Pertanian

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.

Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Berdasarkan data statistik yang ada saat ini sekitar 75% penduduk Indonesia tinggal diwilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan hidup dari sektor pertanian dengan tinggat pendapatan yang relative rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan.

Kondisi sosial budaya pertanian merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembagunan nasional dan kemampuan sektor untuk bersaing pada abad yang akan datang.

(8)

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelolalingkungan hidupnya Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak(raising),

Meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, danstatistika, juga dipelajari dalam pertanian

Sistem pertanian konvensional merupakan system memicu produktifitas dengan mengandalkan mekanisme dalam mengolah tanah. Dan merupakan system pertanian yang terpadu (dengan perternakan) dimana setiap petani memelihara ternak dari kotoran itulah diproses suatu pupuk organic sendiri.

Kotoran hewan yang ditampung dalam bak penampunhgan telah dicampur dengan berbagi macam mineral sesuai dengan struktur dan sifat alam. Kemudian setelah itu diaduk dengan mesen pengaduk dan dimasukan kedalam mobil tanggki untuk disiramkan atau disemprotkan dilahan pertanian.

Macam-macam system pertanian di Indonesia

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Asal mula pertanian

Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.

(9)

Revolusi Hijau Pertanian Pangan

Tujuan utama revolusi hijau adalah untuk menaikan prduktivitas dalam sekor pertanian. Khususnya sub-sektor pertanian pangan melalui penerapan paket teknologi pertanian moderen.

Adapun kelemahan dari revolusi hijau adalah sub-sektor pangan rentan terhadap berbagai hama, meskipun memiliki produktivitas yang tinggi namun padi bibit unggul tidak memiliki ketahanan hidup yang lama.

Dan dampak dari revolusi hijau adalah mengubah sikap para petani khususnya para petani sub-sektor pangan, daro sikap “anti teknologi” ke sikap yang mau memanfaatkan teknologi pertanian modern dan berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas sub-sektor pertanian pangan.

Diversifikasi pangan

Program peningkatan ketahanan pangan merupakan fasilitas bagi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Ketahanan rumah tangga berkaitan dengan kemampuan rumah tangga untuk dapat akses terhadap pangan di pasar, dengan demikian ketahanan pangan rumah tangga dipengaruhi oleh

kemampuan daya beli atau pendapatan rumah tangga. Sejalan dengan itu maka peningkatan pendapatan rumah tangga merupakan faktor kunci dari peningkatan ketahanan pangan rumah tangga.

Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Sasaran yang ingin dicapai adalah:

1. Dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal

2. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat 3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan. Kegiatan utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan meliputi:

semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis.

(10)

dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan

strategis. Upaya meningkatkan hasil pertanianadalah upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:

* Ekstensifikasi (pada daerah pertanian luar Pulau Jawa) * Intensifikasi

* Diversifikasi * Rehabilitasi

Perkembangan pertanian di indonesia

Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain berbagai ancaman akibat bencana alam, dan perubahan iklim, pertanian juga terancam oleh kerusakan tanah yang makin mengeras karena intensifikasi penggunaan pupuk. Melalui kebijakan Program Insus 1969 dari pemerintah, intensitas penggunaan pupuk kimia meningkat. Akibatnya residu tanah menumpuk, hama meningkat, beragam dan resist terhadap obat-obatan pertanian.

Sementara dari pihak petaninya sendiri telah mengalami hal-hal yang dapat mengancam hilangnya kemandirian petani. Yaitu kriminalisasi petani berupa tuntutan hukum terhadap sekitar 16 petani dari Kediri dan sekitarnya. Salah satunya Burhana Juwito Muhammad Ali, anggota dari Paguyuban Bina Tani Makmur Kediri yang telah menjalani hukuman lima bulan penjara karena tuduhan pelanggaran sertifikasi pembenihan. Padahal kenyataannya Burhana tidak pernah melakukan sertifikasi pembenihan.

Perubahan sistem pemerintahan yang sentralistik di era Orde Baru menjadi otonomi daerah juga mempengaruhi dalam hal penyebaran dan pemahaman informasi. Maka yang terpenting adalah komunikasi program antara pusat dan daerah.

140.140 ha dan diperkirakan sekitar 342.387 ha (Dinas Tanaman Pangan Kalsel, 2002; Kalimantan Selatan Dalam Angka, 2003) sangat potensial untuk dikembangkan bagi kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

Pemanfaatan lahan rawa baru sekitar 143.118 ha, dan sisanya seluas 199.269 (58,19%) masih berupa lahan tidur yang belum digarap (Anonim, 2003). Meskipun demikian lahan rawa sangat potensial dikembangkan karena didukung oleh ketersediaan lahan yang luas, keadaan topografi yang datar, ketersediaan air melimpah dan teknologi pertanian yang cukup tersedia (Noor. M., 2007).

Disisi sumber daya manusia (SDM) sebagian besar tenaga kerja produktif masih dominan pada sektor primer (pertanian dan pertambangan) hal ini dapat dilihat dari data tenaga kerja Prov Kalsel tahun 2008, yang dipublikasikan oleh BPS Kalsel, sebesar 48% dari total tenaga kerja.

(11)

Program dan kebijakan apapun yang dikembangkan oleh pemerintah, tidak akan optimal apabila secara institusi dan pengembangan sumber daya manusia tidak berkembang dengan baik. Sumber daya manusia dibidang pertanian semakin berkurang dari sisi kualitas maupun kuantitas. Sementara lahan dari sisi luasan juga semakin berkurang didesak kemajuan jaman. Namun dalam metode pengembangan kita masih berkutat pada metode dan cara yang kita susun pada saat SDM dan lahan berlebih.

Disinilah pentingnya sebuah revolusi pertanian dalam tataran pengembangan kebijakan terkait pertanian. Harus ada komitmen yang masif dan kuat yang diwujudkan dalam program jangka panjang terkait kebijakan pertanian. Pertanian tidak lagi dipandang sebagai sektor parsial tapi merupakan tujuan dari keseluruhan pengembangan sektor. Harus ada penguatan pengembangan SDM disisi kesehatan dan pendidikan untuk mendukung pertanian. Pengembangan sektor kesejahteraan diarahkan pada peningkatan jaminan kesejahteraan petani dan sebagainya.

Industrialisasi pertanian harus segera dilakukan di Kalimantan Selatan karena sudah secara nyata terjadi pergeseran sektor basis perekonomian yang tidak sehat. Pergeseran kearah sektor tersier tidak ditopang oleh sektor sekunder (industri) yang kuat, akan menyebabkan tatanan perekonomian mudah goyah. Dan industri yang paling positif dikembangkan di wilayah Kalsel dengan dukungan potensi lahan pertanian yang sangat luas adalah industri pertanian.

Perlu dilakukan kaji ulang kebijakan pemerintah di sektor pertanian dengan memasukkan kebijakan mendorong pengembangan infrastruktur pertanian, perencanaan dan implementasi RTRW yang konsisten, dukungan sistem insentif dalam implementasi produksi komoditas unggulan wilayah (daerah).

Alih fungsi lahan pertanian terkait perkembangan wilayah perkotaan yang berimplikasi terhadap wilayah permukiman dan perdagangan harus diatur dengan tegas. Perlu segera dilakukan inventarisasi berapa luasan lahan pertanian yang ideal untuk dapat menopang kebutuhan daerah akan produksi pertanian khususnya tanaman pangan.

Industri pertanian membutuhkan bahan baku yang besar dan terkoordinasi. Untuk itu kebijakan alih fungsi lahan harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pertanian. Kebijakan kompensasi alih fungsi lahan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan sentra-sentra wilayah pertanian. Hal ini akan dapat membantu pemusatan pengembangan petani tradisional kearah modern.

Membangkitkan koperasi-koperasi pertanian secara selektif akan dapat memperkuat bargaining position kaum tani dan produksinya, agar tidak kalah dengan permintaan pasar yang selalu menginginkan harga terendah.

(12)

tahun 1998 menjadi 10,6 juta tahun 2003. Karet meningkat dari 1,6 juta ton tahun 1998 menjadi 2,7 juta ton tahun 2003. Ayam ras meningkat dari 324 juta ekor tahun 1999 menjadi 1 milyar tahun 2003. Hal yang membanggakan kita adalah peningkatan produksi tersebut sebagian besar disumbang oleh peningkatan produktivitas. Mengapa tidak ada gejolak pangan selama tahun 2000 - 2003 antara lain karena disumbang oleh prestasi produksi komoditi pangan utama ini. Sesudah 20 tahun tampaknya tahun 2004 ini kita kembali mencapai swasembada beras.

Tidak hanya itu, data BPS juga melaporkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di pedesaan mengalami perbaikan yang cukup berarti. Indeks nilai tukar petani naik dari 96,6 tahun 2000 menjadi 110,4 pada tahun 2003.Tingkat kemiskinan di pedesaan turun rata-rata 20 persen yakni dari 32,7 juta tahun 1999 menjadi 25,1 juta tahun 2002. Tingkat kemiskinan juga turun dari 26 juta orang tahun 1999 menjadi 20,6 juta orang tahun 2002. Di pihak lain tingkat upah di pedesaan naik sekitar 17 persen pertahun sehingga meningkatkan pendapatan buruh tani di pedesaan.

Secara makro kemajuan tersebut juga konsisten. Total impor komoditi pertanian masih besar tetapi mengalami penurunan sementara ekspor meningkat. Sehingga neraca perdagangan komoditi pertanian mengalami surplus yang meningkat rata-rata 15 persen pertahun, yaitu dari US $ 2.2 milyar tahun 1999 menjadi US $ 3.4 milyar tahun 2002 dan 3.7 US $ pada tahun 2003. PDB pertanian selama tahun 2000-2003 bertumbuh rata-rata 1,83 persen pertahun dan pertumbuhan PDB pertanian tahun 2003 Mencapai sekitar 2,61 persen. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan pertanian selama krisis (1998-1999) yang hanya 0,88 persen bahkan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pertanian akhir orde baru (1993-1997) yang hanya 1,57 persen per tahun.

Tingkat pertumbuhan tersebut. belum memperhitungkan agribisnis hulu dan hilir (seperti industri mesin-mesin pertanian, pupuk, benih, bibit; produk-produk olahan, dsb.). Karena dampak multiplier pertanian itu sangat besar, baik ke belakang maupun ke depan, maka jelaslah bahwa pertumbuhan sektor pertanian sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian nasional. Kemajuan-kemajuan yang kita capai juga lebih berkualitas. Pertumbuhan yang dikemukakan tersebut di atas bukanlah dicapai at all cost, tetapi lebih disebabkan oleh kreativitas masyarakat agribisnis. Benar Indonesia mencapai swasembada beras tahun 1984, tetapi melalui gerakan-gerakan yang dikomandoi oleh pemerintah, dimulai dengan alokasi sumberdaya oleh pemerintah sampai ke pelosok-pelosok pedesaan kita dengan biaya tinggi. Inilah yang kita sebut dengan government driven. Di era Kabinet Gotong Royong, paradigma ini kita ubah menjadi people driven, yang dimulai oleh pembuatan rencana oleh kelompok tani, sedangkan dinas-dinas pertanian merupakan pembina teknis. Dengan begitu alokasi sumberdaya dilakukan oleh petani, sedangkan pemerintah memberikan fasilitasi. Dengan kemajuan pertanian yang demikian - dari sudut ekonomi, pertanian Indonesia telah lepas dari spiral pertumbuhan rendah (1998-1999) dan sedang memasuki fase percepatan pertumbuhan (accelerating growth) menuju pertumbuhan berkelanjutan (sustaining growth). Hal ini berarti pertanian Indonesia sudah naik kelas baik dibandingkan dengan kondisi masa krisis maupun kondisi akhir orde baru.

Agenda jangka menengah-pendek (sekitar lima tahun kedepan) yang perlu segera kita rumuskan ialah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang cukup menggembirakan tersebut. Apa yang telah kita capai saat ini merupakan pondasi untuk berkembang lebih lanjut. Setidaknya lima upaya yang harus dan segera dilakukan agar momentum akselerasi pertumbuhan sektor pertanian dapat terus dipertahankan secara berkelanjutan yaitu:

(13)

transportasi, sistem telekomunikasi dan kelistrikan pedesaan;

(b) revitalisasi sistem inovasi pertanian (penelitian dan pengembangan, diseminasi teknologi pertanian);

(c) pengembangan kelembagaan agribisnis (tata pemerintahan, organisasi pengusaha dan jejaring usaha);

(d) rekonstruksi sistem insentif berproduksi dan investasi; dan

(e) pengelolaan pasar input dan output

Semua ini merupakan lebih lanjut dari kebijakan dasar proteksi dan promosi yang landasannya telah kita bangun dalam tiga tahun terakhir. Kedepan, pengalaman krisis pahit multi-dimensi 1998-1999 memberikan pelajaran berharga betapa strategisnya sektor pertanian sebagai jangkar, peredam gejolak, dan penyelamat bagi sistem perekonomian. Sektor pertanian merupakan kunci untuk pengentasan kemiskinan dan pemantapan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu pembangunan sektor pertanian haruslah tetap dijadikan sebagai prioritas pembangunan nasional. Inilah konsensus politik yang masih perlu diperjuangkan bersama.

Kinerja sektor pertanian tidaklah semata-mata cermin kinerja Departemen Pertanian. Kinerja sektor pertanian justru lebih banyak oleh pihak-pihak diluar Departemen Pertanian. Oleh karena itu, kalaupun ada perbaikan dalam kinerja sektor pertanian, penghargaan terbesar adalah kepada mereka petani dan pelaku agribisnis yang ada di seluruh pelosok tanah air. Faktor – faktor yang mendukung pertanian di indonesia

Papadah orang tua bahari, “jangan pernah makan nasi ada sisa karena pamali, bisa kualat.” Sepertinya relevan menggambarkan cara pemerintah daerah menangani masalah pertanian. Terbuai oleh berlimpahnya komoditas dan kesuburan lahan kita lupa untuk bersyukur dan bersiap ketika masa berlimpah akan berakhir

Indikator-indikator ini dapat dengan telanjang kita lihat pada anatomi pertumbuhan sektor pertanian kita. Terutama di daerah Kalimantan Selatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari tahun 2006 s/d 2009 rata-rata hanya 22,36% dengan tingkat

pertumbuhan rata-rata yang negatif.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi oligosakarida pada umbi garut ( Maranta arundiacea L.) dan ganyong ( Canna edulis Kerr.), (2) mengevaluasi potensi prebiotik

iv. Prinsip konsistensi menyatakan bahawa semua elemen perlu kekal pada kedudukan yang sama supaya pengguna akan berasa selesa semasa menggunakan aplikasi yang dibina. Pengguna

Ahmad Dahlan dalam novel ”Sang Pencerah” karya Akmal Nasery Basral dalam bentuk perilaku sang tokoh yang diungkapkan pengarang.. memunculkan perilaku-perilaku berani , prinsipil

Berikut struktur SQL untuk pencarian data menggunakan LIKE : select * from nama_tabel where nama_kolom like ‘operator’; Contoh : Mencari data pegawai yang mempunyai nama dengan

Dengan bantuan pasukan Singhasari yang kembali dari Sumatra, Raden Wijaya menjadi raja pertama kerajaan Majapahit bergelar Krtarajasa Jayawardhana (1293-1309), mempunyai 4

Untuk penelaahan data sifat fisis mekanis (kerapatan dan keteguhan tarik sejajar serat) dari 23 jenis rotan berdiameter kecil (<1,2 cm), digunakan analisa keragaman

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama hasil pengembangan aplikasi mobile leaaning

dimaksud dalam huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Disiplin Kerja Bagi Aparatur Sipil