• Tidak ada hasil yang ditemukan

Introspeksi Diri di Bulan Suci Ramadhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Introspeksi Diri di Bulan Suci Ramadhan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Shahabat yang mulia Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِتَ ﱢ ُ َو ِر#ﱠ%&ا ُباَ)ْ+َأ ْ-َ.ﱢ/ُ0َو ِ1ﱠ%َ2ْ&ا ُباَ)ْ+َأ ْ-َ3ِ4ُ5 ُن#َ7َ8َر َء#َ: اَذِإ ُ=ْ>ِط#َ>ﱠ@&ا

“Apabila datang Ramadhan, pintuDpintu surga dibuka, pintuDpintu neraka ditutup dan setanDsetan dibelenggu.”

Hadits di atas dikeluarkan oleh AlDImam AlDBukhari rahimahullahu dalam ShahihDnya kitab AshDShaum, bab Hal Yuqalu Ramadhan au Syahru Ramadhan no. 1898, 1899. Dikeluarkan pula dalam kitab Bad‘ul Khalqi, bab Shifatu Iblis wa Junuduhu no. 3277. Adapun AlDImam Muslim rahimahullahu dalam ShahihDnya membawakannya dalam kitab AshDShaum, dan diberikan judul babnya oleh AlDImam AnDNawawi, Fadhlu Syahri Ramadhan no. 2492.

Pintu Kebaikan Terbuka, Pintu Kejelekan Tertutup

Kedatangan Ramadhan akan disambut dengan penuh kegembiraan oleh insan beriman yang selalu merindukan kehadirannya dan menghitungDhitung hari kedatangannya. Banyak keutamaan yang dijanjikan untuk diraih dan didapatkan di bulan mulia ini, di antaranya seperti tersebut dalam hadits yang menjadi pembahasan kita dalam rubrik ‘Hadits’ kali ini. Dan keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas didapatkan sejak awal malam Ramadhan yang mubarak

sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

ِر#ﱠ%&ا ُباَ)ْ+َأ َ.ﱢ/ُ0َو ، ﱢ=ِ2ْ&ا ُةَدَaَ8َو ُ=ْ>ِط#َ>ﱠ@&ا ِتَ ﱢ ُ َن#َ7َ8َرِaْbَc ْ=ِ8 ٍ1َ/ْ>َ& ُلﱠوَأ َن#َf اَذِإ ٌب#َ+ #َbْ%ِ8 ْhَ4ْ ُi ْjَ/َ5 . َ3ِ4ُ5َو ِ1ﱠ%َ2ْ&ا ُباَ)ْ+َأ ٍد#َ%ُ8 يِد#َ%ُiَو ، ٌب#َ+ #َbْ%ِ8 ْlَ/ْmُi ْjَ/َ5: ٍ1َ/ْ>َ& ﱠnُf َoِ&َذ َو ،ِر#ﱠ%&ا َ=ِ8 ُء#َ.َ4ُp ِ ﱠ ِqَو ،ْaِrْsَأ ﱢaﱠ@&ا َtِ0#َ+ #َiَو ،ْnِuْsَأ ِaْ>َvْ&ا َtِ0#َ+ #َi

“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setanDsetan dan jinDjin yang sangat jahat dibelenggu, pintuDpintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintuD pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orangDorang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orangDorang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. AtDTirmidzi dalam SunanDnya no. 682 dan Ibnu Majah dalam SunanDnya no. 1682, dihasankan AsyDSyaikh Albani rahimahullahu dalam AlD Misykat no. 1960)

Pada bulan yang penuh barakah ini, kejahatan di muka bumi lebih sedikit, karena jinDjin yang jahat dibelenggu dan diikat, sehingga mereka tidak bebas untuk menyebarkan kerusakan di tengah manusia sebagaimana hal ini dapat mereka lakukan di luar bulan Ramadhan. Di hariDhari itu kaum muslimin tersibukkan dengan ibadah puasa yang dengannya akan mematahkan

syahwat. Juga mereka tersibukkan dengan membaca AlDQur`an dan ibadahDibadah lainnya. (AlD Mirqah, AsyDSyaikh Mulla ‘Ali AlDQari pada ta’liq AlDMisykat 1/783, hadits no. 1961)

IbadahDibadah ini akan melatih jiwa, membersihkan dan mensucikannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َf ُم#َ>ﱢr&ا ُjُ‚ْ>َ/َp َƒِ4ُf ا)ُ%َ8آ َ=ْiِ…ﱠ&ا #َbﱡiَأ #َi َنْ)ُ.ﱠ4َ‡ ْjُ‚ﱠ/َˆَ& ْjُ‚ِ/ْuَs ْ=ِ8 َ=ْiِ…ﱠ&ا ‰َ/َp َƒِ4ُf #َŠ

(2)

Ramadhan, hal. 18D19)

Makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas ُ=ْ>ِط#َ>ﱠ@&ا ِتَ ﱢ ُ adalah setan itu dibelenggu. Dan yang dimaksudkan dengan setan di sini adalah ﱢ=ِ2ْ&ا ُةَدَaَ8 sebagaimana

tersebut dalam hadits riwayat AtDTirmidzi dan Ibnu Majah. Kata ٌةَدَaَ8 adalah bentuk jamak (lebih dari dua) dari kata ا ُدِر#َŠْ& yaitu ُْiِ ﱠ@&ا tِ‡#َˆْ&ا , maknanya yang sangat angkuh, durhaka, bertindak sewenangDwenang lagi melampaui batas (lihat AnDNihayah fi Gharibil Hadits). Sehingga yang dibelenggu hanyalah setan dari kalangan jin yang sangat jahat, adapun setan dari kalangan manusia tetap berkeliaran.

Kita perlu nyatakan hal ini, kata AsyDSyaikh Muqbil bin Hadi AlDWadi‘i rahimahullahu, agar jangan sampai engkau mengatakan: “Kami mendapatkan beberapa perselisihan dan fitnah di bulan Ramadhan (lalu bagaimana dikatakan setanDsetan itu dibelenggu sementara kejahatan tetap ada? Dpent.).” Kita jawab bahwa yang dibelenggu adalah setan dari kalangan jin yang sangat jahat. Sedangkan setanDsetan yang kecil dan setanDsetan dari kalangan manusia tetap berkeliaran tidak dibelenggu. Demikian pula jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan, temanDteman duduk yang jelek dan tabiat yang memang senang dengan fitnah dan pertikaian. Semua ini tetap ada di tengah manusia, tidak terbelenggu kecuali jinDjin yang sangat jahat. (Ijabatus Sa`il ‘ala Ahammil Masa`il, hal. 163)

AlDImam Ibnu Khuzaimah rahimahullahu berkata dalam ShahihDnya (3/188): “Bab penyebutan keterangan bahwa hanyalah yang diinginkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya ُ=ْ>ِط#َ>ﱠ@&ا ِتَ ﱢ ُ َو hanyalah jinDjin yang jahat, bukan semua setan. Karena nama setan terkadang diberikan kepada sebagian mereka (tidak dimaukan seluruhnya).”

Di bulan yang mubarak ini ada malaikat yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru untuk mengurangi kejelekan sebagaimana dalam lafadz hadits:

ٍد#َ%ُ8 يِد#َ%ُiَو: ْaِrْsَأ ﱢaﱠ@&ا َtِ0#َ+ #َiَو ،ْnِuْsَأ ِaْ>َvْ&ا َtِ0#َ+ #َi

“Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orangDorang yang menginginkan kejelekan tahanlah.”

HaditsDhadits tentang Keutamaan Ramadhan

Selain hadits di atas, banyak lagi hadits lain yang berbicara tentang keutamaan Ramadhan. Di antaranya akan kita sebutkan berikut ini:

1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ًŽ#َŠْiِإ َن#َ7َ8َر َم#َ ْ=َ8 ِ•ِuْŽَذ ْ=ِ8 َمﱠ َ.َ‡ #َ8 ُ•َ& َaِ ُ0 #ً+#َ•ِ4ْ‘اَو #

“Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosaDdosanya yang telah lalu.” (HR. AlDBukhari no. 1901 dan Muslim no. 1778) 2. Dari ‘Imran bin Murrah AlDJuhani radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Seseorang datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata:

ا ِتاَ)َ/ﱠr&ا ُ-ْ>ﱠ/َ َو ،ِﷲ َل ْ)ُ“َر َoﱠŽَأَو ،ﷲ ﱠ”ِإ َ•&ِإ َ” ْنَأ ُتْ ِbَc ْنِإ َ-ْiَأَرَأ ،ِﷲ َلْ)ُ“َر #َi َو ، َ•ْŠَvْ& ، َن#َ7َ8َر ُ-ْŠُ َو ،َة#fﱠ–&ا ُ-ْiﱠدَأ َل#َs ؟#َŽَأ ْ=ﱠŠِŠَ5: ِءاَ َbﱡ@&اَو َ=ْ>ِ.ْiﱢ ﱢr&ا َ=ِ8

(3)

syuhada.” (HR. AlDBazzar, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya, dan lafadz yang disebutkan adalah lafadz Ibnu Hibban. Dishahihkan AsyDSyaikh AlDAlbani rahimahullahu dalam Shahih AtDTarghib wat Tarhib no. 989)

3. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َو ِء#َŠﱠ•&ا ُباَ)ْ+َأ ِ•ْ>ِ5 ُhَ4ْ ُ‡ ،ُ•َ8#َ>ِ ْjُ‚ْ>َ/َp ﱠnَ:َو ﱠ–َp ُﷲ َضَaَ5 ،ٌكَر#َuُ8 ٌaْbَc ُن#َ7َ8َر ْjُf#َ‡َأ ُةَدَaَ8 ِ•ْ>ِ5 ﱡnَmُ‡َو ِjْ>ِ3َ2ْ&ا ُباَ)ْ+َأ ِ•ْ>ِ5 ُlَ/ْmُ‡ َأ ْ=ِ8 ٌaْ>َ› ٌ1َ/ْ>َ& ِ•ْ>ِ5 ِ ﱠ ِq ،ِ=ْ>ِط#َ>ﱠ@&ا َمِaُ‘ ْ َ.َ5 #َھُaْ>َ› َمِaُ‘ ْ=َ8 ،ٍaْbَc ِ•ْ&

“Telah datang pada kalian Ramadhan bulan yang diberkahi. Allah Subhanahu wa Ta’ala

mewajibkan atas kalian untuk puasa di bulan ini. Pada bulan Ramadhan dibuka pintuDpintu langit dan ditutup pintuDpintu neraka serta dibelenggu setanDsetan yang sangat jahat. Pada bulan ini Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikan malam itu maka sungguh ia telah diharamkan.” (HR. Ahmad, 2/385, AnD Nasa`i no. 2106, dishahihkan AsyDSyaikh AlDAlbani dalam Shahih Sunan AnDNasa`i. Lihat Shahih AtDTarghib wat Tarhib no. 985, AlDMisykat no. 1962)

4. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ•ْŠَvْ&ا ُةاَ)َ/ﱠr&ا ُaِ #َuَ‚ْ&ا ِ-َuِ%ُ4ْ:ا اَذِإ ، ﱠ=ُbَ%ْ>َ+ #َ8 ٌتاَaﱢ َ‚ُ8 ، َن#َ7َ8َر ‰َ&ِإ ُن#َ7َ8َرَو ِ1َˆُŠُ2ْ&ا ‰َ&ِإ َ1َˆُŠُ2ْ&اَو

“Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, apabila dijauhi dosaDdosa besar.” (HR. Muslim no. 549)

Cukuplah kiranya keutamaan bagi Ramadhan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala memilihnya di antara bulanDbulan yang ada untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kitabDNya yang mulia di bulan berkah tersebut, di malam yang penuh kemuliaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman:

ِن#َsْaُ ْ&اَو ىَ ُbْ&ا َ=ِ8 ِت#َ%ﱢ>َ+َو ِس#ﱠ%/ِ& ىً ُھ ُنآْaُ.ْ&ا ِ•ْ>ِ5 َلِ–ْŽُأ يِ…ﱠ&ا َن#َ7َ8َر ُaْbَc

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) AlDQur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanDpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dengan yang batil.” (AlDBaqarah: 185)

ِرْ َ.ْ&ا ِ1َ/ْ>َ& ْtِ5 ُه#َ%ْ&َ–ْŽَأ #ﱠŽِإ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan AlDQur`an itu pada malam Qadar (malam kemuliaan).” (AlDQadar: 1)

Puasa Semestinya membuahkan Takwa

Hikmah disyariatkannya puasa dinyatakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanDNya: ﱠ/َˆَ& ْjُ‚ِ/ْuَs ْ=ِ8 َ=ْiِ…ﱠ&ا ‰َ/َp َƒِ4ُf #َŠَf ُم#َ>ﱢr&ا ُjُ‚ْ>َ/َp َƒِ4ُf ا)ُ%َ8آ َ=ْiِ…ﱠ&ا #َbﱡiَأ #َi َنْ)ُ.ﱠ4َ‡ ْjُ‚

“Wahai orangDorang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orangDorang sebelum kalian, mudahDmudahan kalian bertakwa.” (AlDBaqarah: 183) AsyDSyaikh Abdurrahman bin Nashir AsDSa‘di rahimahullahu berkata: “Perkara takwa yang dikandung puasa di antaranya:

D Orang yang puasa meninggalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan kepadanya berupa makan, minum, jima’ dan semisalnya, sementara jiwa itu condong kepada perkara yang harus ditinggalkan tersebut. Semua itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengharapkan pahalaDNya. Ini termasuk takwa.

(4)

melakukannya, karena ia mengetahui pengawasan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya. D Puasa itu menyempitkan jalan setan, karena setan itu berjalan pada anak Adam seperti

peredaran/aliran darah. Dan puasa akan melemahkan jalannya sehingga mengecilkan perbuatan maksiat.

D Orang yang puasa umumnya memperbanyak amalan ketaatan sementara amalan ketaatan termasuk perangai takwa.

D Orang yang kaya jika merasakan tidak enaknya lapar maka mestinya ia akan memberikan kelapangan/memberi derma kepada orangDorang fakir yang tidak berpunya. Ini pun termasuk perangai takwa. (Taisir AlDKarimir Rahman, hal. 86)

Dengan demikian sungguh tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa seharusnya momentum Ramadhan dijadikan langkah awal untuk memperbaiki iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk kemudian iman dan takwa itu terus dipupuk dan dirawat di bulanDbulan

selanjutnya. Dan jangan dibiarkan terpisah dari jiwa dan raga hingga datang jemputan dari utusan ArDRahman (malaikat maut). Khususnya kita –penduduk negeri ini– seharusnya berkaca diri berkaitan dengan segala petaka yang menimpa negeri kita, demikian pula musibah yang datang terus menerus, lagi susul menyusul. Tidaklah semua ini menimpa kita kecuali karena dosaDdosa kita dan jauhnya kita dari iman serta takwa kepada AlDKhaliq.

ْjُbﱠ/َˆَ& ا)ُ/ِŠَp يِ…ﱠ&ا َ§ْˆَ+ ْjُbَ.ْiِ…ُ>ِ& ِس#ﱠ%&ا يِ ْiَأ ْ-َuَ•َf #َŠِ+ ِaْ3َuْ&اَو ﱢaَuْ&ا tِ5 ُد#َ•َ ْ&ا َaَbَظ َنْ)ُˆِ:ْaَi

“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan/ulah manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (ArDRum: 41)

ِ©َf ْ=َp )ُ ْˆَiَو ْjُ‚ْiِ ْiَأ ْ-َuَ•َf #َŠِuَ5 ٍ1َuْ>ِrُ8 ْ=ِ8 ْjُ‚َ+#َ َأ #َ8َو ٍaْ>

“Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka hal itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahanDkesalahan kalian.” (AsyD Syura: 30)

Musibah yang menimpa negeri ini berupa gempa, tsunami, meletusnya gunung berapi, tanah longsor, semburan lumpur panas, dan sebagainya bukanlah karena kesialan penguasa/pemerintah sebagaimana tuduhan orangDorang dungu atau puraDpura dungu. Namun justru karena dosaDdosa yang ada di negeri ini. Terlepas apakah bencana ini karena rekayasa asing yang ingin

menjatuhkan dan menghancurkan negeri ini sebagaimana analisa sebagian orang, atau murni musibah tanpa rekayasa, toh semuanya ditimpakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai teguran bagi kita agar kembali kepadaDNya. Bangkit dari lumpur hitam dosa dan maksiat, untuk kemudian bertaubat dan mohon ampun kepadaDNya.

Yang sangat disesalkan, di antara penduduk negeri ini banyak yang tidak sadar dari maksiat mereka dengan musibah yang menimpa. Mereka malah melakukan praktikDpraktik kesyirikan, membuat sesajen penolak bala yang dipersembahkan kepada rohDroh penguasa laut, penguasa gunung, penguasa darat, dan sebagainya. Na’udzubillah min dzalik!!!

(5)

yang menimpa anak Adam, khususnya gempa bumi [1]. MudahDmudahan nasehat ini bisa menjadi renungan bagi anak negeri ini.

Beliau rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Memiliki hikmah Maha Mengetahui terhadap apa yang Dia putuskan dan tetapkan, sebagaimana Dia Maha Memiliki Hikmah lagi Maha Mengetahui dalam apa yang Dia syariatkan dan perintahkan. Dia

menciptakan apa yang diinginkanDNya berupa tandaDtanda kekuasaanDNya. Dia tetapkan hal itu untuk menakutDnakuti hambaDNya dan mengingatkan mereka tentang hakDNya dan

memperingatkan mereka dari kesyirikan, penyelisihan terhadap perintahDNya dan melakukan laranganDNya.”

Selanjutnya beliau menyatakan: “Tidaklah diragukan bahwa gempa yang terjadi pada hariDhari ini di banyak tempat/negeri merupakan sejumlah tandaDtanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menakutDnakuti hambaDhambaDNya. Seluruh musibah gempa yang terjadi dan perkara lainnya yang membuat kemudharatan para hamba dan menyebabkan gangguan bagi mereka, adalah disebabkan kesyirikan dan maksiat.” َ5 ٍ1َ%َ•َ‘ ْ=ِ8 َoَ+#َ َأ #َ8 َoِ•ْ َŽ ْ=ِŠَ5 ٍ1َ-ﱢ>َ“ ْ=ِ8 َoَ+#َ َأ #َ8َو ِﷲ َ=ِŠ

“Tidaklah satu kebaikan menimpamu melainkan itu dari Allah dan tidaklah satu kejelekan menimpamu melainkan karena ulah dirimu sendiri.” (AnDNisa`: 79)

AsyDSyaikh Ibnu Baz rahimahullahu berkata: “Yang wajib dilakukan oleh seluruh muslimin adalah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, istiqamah di atas agamanya dan berhatiD hati dari seluruh perkara yang dilarang berupa syirik dan maksiat. Sehingga mereka memperoleh pengampunan, kelapangan, keselamatan di dunia dan di akhirat dari seluruh kejelekan, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menolak dari mereka seluruh musibah, lalu menganugerahkan kepada mereka setiap kebaikan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

ا)َ.ﱠ‡اَو ا)ُ%َ8آ ىَaُ.ْ&ا َnْھَأ ﱠنَأ ْ)َ&َو َن ْ)ُuِ•ْ‚َi ا)ُŽ#َf #َŠِ+ ْjُھ#َŽْ…َ›َ®َ5 ا)ُ+ﱠ…َf ْ=ِ‚َ&َو ِضْرَ¯ْاَو ِء#َŠﱠ•&ا َ=ِ8 ٍت#َfَaَ+ ْjِbْ>َ/َp #َ%ْ3َ4َ َ&

“Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa niscaya Kami bukakan bagi mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka malah mendustakan maka Kami pun menyiksa mereka disebabkan apa yang dulunya mereka upayakan.” (AlDA’raf: 96)

Kemudian Syaikh menukilkan ucapan AlD’Allamah Ibnul Qayyim rahimahullahu: “Di sebagian waktu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengizinkan bumi untuk bernapas panjang. Ketika itu terjadilah gempa/goncangan yang besar, sehingga menimbulkan ketakutan pada hambaDhambaD Nya, lalu mereka kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencabut diri dari maksiat, tunduk patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyesali diri, sebagaimana ucapan sebagian salaf ketika terjadi gempa bumi: ‘Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian.’ Ketika terjadi gempa di kota Madinah, ‘Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkhutbah dan memberi nasehat kepada penduduk Madinah dan beliau berkata: ‘Kalau gempa ini terjadi lagi, aku tidak akan tinggal bersama kalian di Madinah ini.’

(6)

Disenangi pula untuk memberikan kasih sayang kepada fakir miskin dan bersedekah kepada mereka dengan dalil sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِء#َŠﱠ•&ا tِ5 ْ=َ8 ْjُ‚ُŠَ‘ْaَi ِضْرَ¯ْا tِ5 ْ=َ8 اْ)ُŠَ‘ْرِا ، ُ=Šْ‘ﱠa&ا ُjُbُŠَ‘ْaَi َنْ)ُŠِ‘اﱠa&َا

“OrangDorang yang menyayangi (memiliki sifat rahmah) akan dirahmati oleh ArDRahman. Sayangilah orang yang ada di bumi niscaya Yang di langit akan merahmati kalian.” [2]

ُjَ‘ ْaُi َ” ُjَ‘ ْaَi َ” ْ=َ8

“Siapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi/dirahmati.” [3]

Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu bahwa beliau mengirim surat kepada gubernurDgubernurnya ketika terjadi gempa agar mereka bersedekah.

Termasuk sebab kelapangan dan keselamatan dari semua kejelekan adalah agar pemerintah bersegera mengambil tangan rakyatnya dan mengharuskan mereka untuk berpegang dengan kebenaran dan menjalankan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala pada mereka serta amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ْ±ُŠْ&اَو َن ْ)ُ%ِ8ْ±ُŠْ&اَو َو َةَ²ﱠr&ا َن ْ)ُŠْ>ِ.ُiَو ِaَ‚ْ%ُŠْ&ا ِ=َp َنْ)َbْ%َiَو ِفْوُaْˆَŠْ&#ِ+ َنْوُaُ8ْ®َi ٍ§ْˆَ+ ُء#َ>ِ&ْوَأ ْjُbُ7ْˆَ+ ُت#َ%ِ8 َنْ)ُˆْ>ِ´ُiَو َة#َfﱠ–&ا َنْ)ُ‡ْ±ُi ُﷲ ُjُbُŠَ‘ ْaَ>َ“ َoِ-َ&وُأ ُ•َ& ْ)ُ“َرَو َﷲ

“Kaum mukminin dan mukminat sebagian mereka adalah wali/kekasih bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, mereka

menegakkan shalat, menunaikan zakat dan mentaati Allah dan RasulDNya. Mereka itulah yang akan dirahmati Allah.” (AtDTaubah: 71)

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ1َ8#َ>ِ.ْ&ا ِمْ)َi ِبَaُf ْ=ِ8 ً1َ+ْaُf ُ•ْ%َp ُﷲ َ•ﱠ َŽ #َ>ْŽﱡ &ا ِبَaُf ْ=ِ8 ً1َ+ْaُf ٍ=ِ8ْ±ُ8 ْ=َp َ•ﱠ َŽ ْ=َ8. #َ>ْŽﱡ &ا tِ5 ِ•ْ>َ/َp ُﷲ َaﱠ•َi ٍaِ•ْˆ8 ‰َ/َp َaﱠ•َi ْ=َ8َو ِةَaِ›µْاَو. َ“ ْ=َ8َو ِةَaِ›µْاَو #َ>ْŽﱡ &ا tِ5 ُﷲ ُهَaَ4َ“ #ًŠِ/ْ•ُ8 َaَ4. ِ•ْ>ِ›َأ ِنْ)َp tِ5 ُ ْuَˆْ&ا َن#َf #َ8 ِ ْuَˆْ&ا ِنْ)َp tِ5 ُﷲَو

“Siapa yang melepaskan seorang mukmin dari satu bencana/kesulitan dunia niscaya Allah akan melepaskannya dari satu bencana di hari kiamat. Siapa yang memberi kemudahan bagi orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutup kejelekan/cacat seorang muslim, Allah pun akan menutup cacatnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu

menolong saudaranya.” [4]

Demikian nasehat dari AsyDSyaikh Ibnu Baz –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau dengan rahmatDNya yang luas dan melapangkan beliau di kuburnya, amin–. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati penduduk negeri ini dan menghilangkan musibah dari mereka serta memberi taufik kepada mereka agar bertaubat dan kembali kepada agamaDNya yang benar. Semoga penduduk negeri ini mengambil pelajaran yang berharga di bulan mubarak ini, bulan Ramadhan nan penuh keberkahan, menambah iman dan takwa mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga mereka menjadi , orangDorang yang dibebaskan dari api neraka. Allahumma amin.

Wallahu ta’ala a’lam bishDshawab.

Footnote :

1. Dinukil secara ringkas dari kitab Majmu’ Fatawa Ibni Baz, 9/148D152.

(7)

3. HR. AlDBukhari no. 7376 4. HR. Muslim no. 6793

Referensi

Dokumen terkait

Penyuluhan tentang cara penggunaan obat di Bulan Puasa dan Kiat-kiat menjaga kebugaran dan kesehatan di bulan Ramadhan. 3

Menimbang  :  a.   bahwa dalam  rangka memasuki Bulan Suci Ramadhan Tahun  2016  M/1 L 37 H  Clan  memberikan  kesempatan  baEi  pegawai  yang  beragama  Islam. 

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran status gizi remaja di bulan suci ramadhan pada siswa SLTP negeri 1 Benteng Kabupaten

menyelesaikan 3 khataman sepanjang bulan Ramadhan.  Jika mampu menambah kadar bacaannya, maka sungguh dia telah menuai kebaikan yang banyak, insyaallah.. 23.

Tidak menganggap bahwa pekerjaannya atau belajarnya adalah aktifitas yang menyia-nyiakan waktu untuk melakukan ketaatan kepada Allah di bulan

Waktu yang tepat untuk melakukan promosi online di bulan Ramadhan sangat erat kaitannya dengan kapan sesungguhnya para calon konsumen aktif mengakses internet di

Pertama; Mata kuliah syukur. Tidak semua orang dapat mengin- jakkan kakinya serta menghirup udara pada Ramadhan untuk bisa menik- mati bulan yang penuh rahmat,

Rasulullah SAW jika sudah mau datang bulan ramadhan, beliau mengatakan kepada para sahabat yang artinya: “Telah datang kepada kalian bulan ramdhan, bulan yang penuh dengan berkah