• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA SAYURAN BUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA SAYURAN BUA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS

“ANALISIS USAHA TANI BUDIDAYA SAYURAN

BUAH TOMAT DI LANGENSARI LEMBANG”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Manajemen Agribisnis dengan Dosen Pengampu : Rani Widina, SP.

Disusun Oleh :

Adi Auf Saiful M 1157060001 Chairul Muttaqin 1157060014

Hana Fitriani 1157060032

Ifah Shofiyyatul M 1157060038

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., karena hanya berkat dan rahmat-Nya akhirnya makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Penulisan isi dan materi makalah ini didasarkan pada hasil observasi di Desa Langensari – Lembang.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Manajemen Agribisnis, yang membahas tentang “Analisis Usaha Tani Budidaya Sayuran Buah Tomat”. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kunjungan lapangan praktikum manajemen agribisnis.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pemilik dan petani Saung Organik atas kesempatan yang diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, 13 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR ...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...5

1.1 Latar Belakang ...5

1.2 Tujuan...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7

2.1 Deskripsi Tanaman Tomat ...7

2.2 Jenis-Jenis Buah Tomat...9

2.3 Manfaat dan Nilai Gizi Buah Tomat ...10

BAB III METODE PELAKSANAAN ...11

3.1 Waktu dan Tempat ...11

3.2 Jenis dan Sumber Data ...11

BAB IV...12

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...12

4.1 Lokasi ...12

4.2 Sejarah Perusahaan...12

4.3 Struktur Organisasi...13

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...14

5.1 Subsistem Agroinput ...14

5.2 Subsistem Produksi ...16

5.3 Subsistem Panen dan Pascapanen ...18

5.4 Subsistem Pemasaran ...19

(4)

BAB VI PENUTUP ...22

6.1 Kesimpulan...22

DAFTAR PUSTAKA ...23

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Penduduk Lembang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani. Potensi alam yang baik menjadikan Lembang menjadi pusat pendidikan dan penelitian untuk pertanian dan peternakan, diantaranya: Balitsa, BIB Lembang, BBTP-SP, dan lain-lain.

Pembangunan pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang dilaksanakan di Jawa Barat telah memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi nasional. Salah satu daerah di Jawa Barat yang dijadikan sebagai lokasi sentra pengembangan pertanian khususnya agribisnis sayuran buah adalah Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang memiliki jumlah produksi dan permintaan pasar yang cukup besar. Desa agribisnis ini merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri dari beberapa sub-sistem atau bagian, yaitu: (1) sub-sistem pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), (2) sub-sistem produksi usahatani, (3) sub-sistem pengolahan dan isndutri hasil pertanian (agroindustri hilir), (4) sub-sistem pemasaran dan perdagangan, dan (5) sub- sistem kelembagaan penunjang (Saragih, 1998).

Menurut Rahardi, dkk (1997), kegiatan agribisnis dimulai dari perencanaan usaha, penyediaan sarana dan prasarana, budidaya tanaman, penanganan hasil produksi sampai distribusi produk. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen (pengelolaan) yang dapat mengelola faktor alam, modal, tenaga kerja dan teknologi dengan faktor sarana prasarana agar dapat saling menunjang.

(6)

diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, ice juice, saus dan sambal. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.

Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar (Cahyono, 1998).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini tentang analisis usahatani sayuran buah tomat adalah, sebagai berikut:

• Untuk mengetahui sisitem agroinput sarana produksi tanaman tomat di Desa Langensari-Lembang

• Untuk mengetahui proses produksi dalam usahatani tomat di Desa Langensari-Lembang

• Untuk mengetahui proses panen dan pasca panen dalam usahatani tomat di Desa Langensari-Lembang

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Tomat

Tanaman tomat (Solanum lycopersicum (L) Karst), berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Bangsa Eropa dan Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat dianggap sebagai tanaman beracun. dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan obat kanker. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998).

Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya, tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya mencapai + 2 meter. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir dari turus bambu atau turus kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (ke atas). Tanaman ini tumbuh baik pada dataran tinggi ataupun rendah yang kondisinya tidak terlalu basah. Tanah yang baik untuk penanaman tomat adalah tanah yang gembur dengan pH sekitar 5 – 6 serta dengan pengairan yang cukup dan teratur. Buah tomat dapat dipanen pada umur 2 – 3 bulan setelah penanaman. (Tugiyono, 1986)

Dalam botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan, tanaman tomat secara sistemik diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

(8)

Ordo : Tubiflorae Familia : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum lycopersicum (L) Karst

Menurut Wiryanta (2002), organ-organ pada tanaman tomat adalah:

a. Batang

Batang tanaman tomat dapat mencapai 2 – 3 meter. Batang yang masih muda berbentuk bulat dan teksturnya lunak. Batang yang tua akan menjadi bersudur dan bertekstur keras berkayu. Ciri khasnya adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaannya.

b. Akar

Akar tanaman tomat berbentuk srabut yang menyebar ke segala arah. Kemampuannya menembus lapisan tanah terbatas pada kedalaman 30 – 70 cm.

c. Daun

Daun tanaman tomat berwarna hijau dan berbulu. Panjangnya sekitar 20 – 30 cm dan lebar 15 – 20 cm. Daunnya tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Tangkai daun berbentuk bulat memanjang sekitar 7 – 10 cm dan ketebalan 0,3 – 0,5 cm.

d. Bunga

Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam kelompok dengan jumlah 5 – 10 bunga per kelomponya. Kuntumnya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai makhota. Serbuk sari bunga memiliki kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunganya dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunga berumah satu, tetapi masih dapat terjadi penyerbukan silang.

e. Buah

(9)

tua beerwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah kehitaman. Ada juga buah yang berwarna kuning.

f. Biji

Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan diselimuti daging buah. Warna bijinya ada yang putih kekuningan, ada juga yang kecoklatan. Biji ini umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman.

2.2 Jenis-Jenis Buah Tomat

Umumnya jenis-jenis tomat didasarkan pada ketinggian tanaman, penampilan, dan kegunaannya. Berdasarkan ketinggian tanamannya, jenis tomat dibagi menjadi 3 golongan utama, yaitu (Faujiah, 2014) :

a. Determinate

Golongan ini merupakan yang terpendek diantara tanaman tomat, yakni hanya berkisar antara 50-80 cm saja. Golongan ini tidak bisa tumbuh tinggi karena ujung tanamannya diakhiri dengan rangkaian bunga. Jenis ini relatif memiliki umur sangat pendek sehingga dapat cepat dipanen.

b. Intermediate

Pohon Tomat dengan golongan ini termasuk relatif tinggi dan dapat tumbuh hingga mencapai 2 m. Namun demikian, meskipun batang tanamannya relatif tinggi umurnya hanya berkisar 4 bulan saja.

c. Hybrida

Golongan ini merupakan hasil persilangan antara golongan determinate dengan intermediate. Karena merupakan persilanngan antara keduanya, varietas ini memiliki sifat dari keduanya.

(10)

2.3 Manfaat dan Nilai Gizi Buah Tomat

Tomat merupakan sayuran yang kaya akan berbagai senyawa antioksidan seperti likopen, alfakaroten, betakaroten, lutein, vitamin C, flavonoid, dan vitamin E (Willcox dkk., 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agarwa and Rao (2000), buah tomat adalah salah satu jenis buah yang banyak mengandung antioksidan yang sangat berguna untuk menangkal radikal bebas. Senyawa antioksidan membantu mengikat radikal bebas yang berlebihan sehingga mencegah perubahan oksidatif yang abnormal dalam tubuh manusia. Mengkonsumsi tomat tidak dianjurkan dalam jumlah banyak secara terus menerus karena akan menyebabkan kelebihan lycopene di dalam tubuh. Lycopene diubah didalam tubuh menjadi vitamin A. Namun, jika jumlahnya sangat banyak maka tubuh tidak dapat mengubahnya sekaligus dan akhirnya menjadi racun dalam tubuh (Giovannucci, 2002).

(11)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Minggu, 19 Februari 2017 Pukul : 13.00 WIB s/d selesai.

Tempat : Jl. Maribaya RT01 RW12 Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat – Jawa Barat, Indonesia 40391

3.2 Jenis dan Sumber Data

(12)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Lokasi

Pemilihan lokasi observasi ini dilakukan secara diskusi mencari bersama melalui jaringan internet yaitu Google. Lokasi usaha tani yang bernama Saung Organik tersebut berada di dalam jalan utama atau masuk gang. Saung Organik merupakan salah satu perusahaan swasta atau milik sendiri yang dikelola oleh bapak Doris Saepul Anwar dan merupakan usaha tani yang cukup maju karena letaknya berada di kawasan pertanian yaitu Lembang. Budidaya tomat ini tepatnya berada di Jl. Maribaya RT01 RW12 Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Selain itu lokasinya merupakan akses jalur menuju banyak wisata seperti Tebing Keraton, Floating Market, Farm House dan Taman Bunga Begonia. Lokasi tersebut menjadi lokasi yang potensial untuk di datangi serta Saung Organik berada di dekat pemukiman dan kebun sayuran penduduk lainnya. Akses kendaraan umum seperti angkot dan ojek ada dan bisa di lewati juga oleh mobil pribadi.

4.2 Sejarah Perusahaan

(13)

4.3 Struktur Organisasi

Bendahara Istrinya Sekertaris

Pak RT

Ketua Doris Saepul Anwar

Bagian Hama dan Penyakit Aceng Kusnawan Bagian Pengairan dan

Pemupukan Rudi Supriadi

Bagian Pemasaran Asep Saripudin

(14)

BAB V Apabila pengadaan bibit dengan cara membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat. Pada hasil observasi di Desa Langensari-Lembang pengadaan benih dilakukan dengan cara membeli dengan nama jenis benih tomat yang dipakai yaitu hibrida dengan merk jual benih yaitu Betavila. Adapun jumlah benih yang digunakan pada budidaya tomat ini yaitu 5 gram untuk 1500 tanaman tomat.

b. Pupuk

Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman tomat adalah pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) atau pupuk buatan pupuk nitrogen (N), Pospor (P), dan Kalium (K). Pemupukan yang berwawasan lingkungan adalah pemupukan yang dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis, dan cara penempatannya. Dengan memperhatikan tiga hal tersebut, maka dapat menghindari pemupukan yang berlebihan. Adapun pupuk yang digunakan pada budidaya tanaman tomat di Desa Langensari yaitu hanya menggunakan pupuk organik, tidak dengan penggunaan pupuk buatan. Dosis yang dipakai yaitu 1,5 ton atau 1500 kg.

c. Pestisida dan Insektisida

(15)

batang, penggerek daun, penggerek buah, dan sebagainya. Dosis yang digunakan pada tanaman tomat yaitu 1 liter.

d. ZPT (Zat Perangsang Tumbuh)/H ormon

ZPT adalah suatu senyawa organik yang berfungsi mempengaruhi proses fisiologis pada tanaman. ZPT yang digunakan pada budidaya tanaman tomat di Desa Langensari-Lembang yaitu Gibgro 10 SP. Gibgro 10 SP mengandung asam giberelin 10% yang berfungsi untuk meningkatkan hasil panen tanaman yang dibudidayakan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. ZPT Gibgro ini termasuk kedalam ZPT yang dapat merangsang pertumbuhan hormon Giberelin. Hormon Giberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Giberelin berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Fungsi dari hormon Giberelin yaitu membentu proses pembentukan biji, memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan dapat merangsang pembentukan akar jika diberikan dalam dosis yang tinggi. Sehingga jika tanaman diberikan ZPT ini maka buah tanaman yang asalnya tumbuh kerdil menjadi tumbuh normal.

e. Alat-Alat Pertanian

(16)

5.2 Subsistem Produksi

a. Persiapan Penyemaian

Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya. Biji disebar merata diatas pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media. Media untuk pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran. Persemaian ini dilakukan selama 25 hari. Setelah tanaman tomat berusia 25 hari SMT maka tanaman siap dipindahkan pada lahan budidaya.

b. Persiapan Bahan

Bahan yang harus dipersiapkan untuk proses pembudidayaan tanaman tomat yaitu bibit, pupuk, tanah, mulsa, bambu penyangga, dan tali rapia.

c. Penanaman

Bibit seharusnya sudah diseleksi pada tempat pembibitan sebelumnya diangkut ke lahan pertanaman. Bibit tomat dapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 25 hari di pesemaian. Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak ada yang rusak. untuk menjadi pertumbuhan tanaman tomat agar tidak terhambat pertumbuhannya yaitu diberikan pestisida atau insektisida 2 kali dalam satu minggu.

Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Kesehatan bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhatikan dari petumbuhannya yang normal dan tanaman tampak subur. Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung. Jadi sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya.

(17)

pagi dan sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan. Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman dengan proses transpirasi (penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam dengan jarak 60 cm x 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang tanam.

d. Penyiangan

Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada diantara sela-sela tanaman budidaya. Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanaman sayuran tomat berumur 2 minggu. Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali. Tujuan dari penyiangan yaitu untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. metode penyiangan yang digunakan yaitu dengan pemberian herbisida. Herbisida yang dipilih secara selektif mampu membunuh gulma, namun dapat menyakiti tanaman produksi. Herbisida digunakan jika mekanisme tidak memungkinkan atau tidak diinginkan. Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.

e. Pemupukan

Pemupukan yang berwawasan lingkungan adalah pemupukan yang dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis, dan cara penempatannya. Dengan memperhatikan tiga hal tersebut, maka dapat menghindari pemupukan yang berlebihan. Pemupukan dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang dan dilakukan dengan cara ditabur secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna. Kemudian tanah disiram agar pupuk dapat masuk dan dapat larut dalam air.

(18)

lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur pupuk. Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.

f. Pengairan

Pada umur 21 hari sejak penanaman di lahan, atau kira-kira sudah setinggi 25 cm, tanaman tomat harus diberi air untuk menopang tegaknya tanaman dan menopang buah. Sebab, tanaman tomat memiliki batang yang kurang kuat sehingga apabila tidak diberi air akan roboh. Untuk pengairan sendiri penanaman dilakukan jika pada musim kemarau maka pengairan dilakukan 2 kali dalam 1 minggu. Namun jika pada musim hujan tanaman tomat tidak perlu di berikan air atau disiram. Penyiraman pada musim hujan hanya mengandalkan air hujan.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit yang perlu diterapkan adalah pengendalian secara terpadu yaitu pengendalian yang memadukan cara biologis, mekanis, dan iklim. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir untuk memberantas hama dan penyakit.

5.3 Subsistem Panen dan Pascapanen

a. Panen

Buah yang sudah dapat dipanen pada tanaman yang telah berumur 70 HST. Para pekerja disana memanen buah tomat dengan cara dipetik. Selain itu pemetikan dilakukan dengan pemilihan pada buah yang sudah matang sempurna karena sebagian masih ada yang berbunga dan menghasilkan buah lagi di bagian pucuknya. Dengan demikian, pemanenan buah tomat disana tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi dilakukan berkali-kali sesuai dengan kematangan buah.

(19)

b. Pascapanen

Buah tomat yang telah dipetik dan terkumpul selanjutnya dibersihkan jika ada kotoran yang menempel pada permukaan kulitnya, baik berupa debu, percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan pada saat pemeliharaan. Pembersihan ini dilakukan untuk menjaga mutu dan harga jualnya saat dipasarkan. Buah tomat tersebut oleh pegawai dicuci dengan memakai zat kimia pembersih kotoran dan residu pestisida, misalnya pembersih yang digunakan pada budidaya tanaman tomat di Desa Langensari-Lembang yaitu merk neutral cleaner brogdex dan britex wax.

Perlakuan selanjutnya setelah dibersihkan buah tomat tersebut disimpan di gudang / tempat khusus dan untuk teknik penyimpanan budidaya tanaman di Desa Langensari-Lembang menggunakan teknik yang bisa menyimpan untuk mempertahankan kesegaran buah tomat dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian, kematangan buah tertunda sampai beberapa hari. Di samping itu, buah tomat yang ada di tempat penyimpanan (gudang) terhindar dari infeksi hama dan penyakit selama dalam penyimpanan.

Setelah siap untuk di pasarkan pada budidaya tanaman tomat di desa Langensari-Lembang secara langsung di jual ke pasar atau grosiran terdekat. Untuk harga dari pihak budidaya disana tidak secara resmi mempunyai harga pokok atau patokan harga jual tersendiri karena, harga buah tomat mengikuti bagaimana harga pasar dan susah dikendalikan. Sebab, harga sayuran dan buah terutama buah tomat ini tidak bisa kita yang menentukan.

5.4 Subsistem Pemasaran

(20)

5.5 Analisis Usahatani

Benih 1500 butir 35,500 / 150 butir 355,000

pupuk 1500 kg 500 / kg 750,000

pestisida 2 liter 70,000 / 500ml 280,000

ZPT

1 liter + 1

butir 10,000/250ml + 5,000 45,000

tenaga

kerja 4 orang 1,500,000 / bulan 6,000,000

Jumlah 7,430,000

3) Total Biaya (c) / biaya operasional

A+B =

7,430,000 + 16,800,000 = Rp. 24,230,000

4) Pendapatan (d)

Hasil Fisik (kg) x Harga (Rp) = 60,000 x 1,500 = Rp. 90,000,000

5) Keuntungan

D – C =

90,000,000 – 24.230.000= Rp. 65,770,000

6) A. BEP harga produksi .biaya operasional (Rp)

=

(21)

7) B/C Rasio

. pendapatan

=

biaya operasional

.90,000,000

= 3.714

24,230,000

8) ROI

. keuntungan

x 100% =

biaya operasional

. 65,770,000

x 100% = 271.4%

24,230,000

(22)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi pada budidaya tanaman buah tomat di Desa Langensari-Lembang maka dapat disimpulkan bahwa komoditas hortikulura atau sayuran buah khususnya tomat merupakan komoditas yang memiliki banyak manfaat baik itu untuk tubuh manusia maupun dari segi ekonomi karena selain dapat diandalkan bagi petani dalam produksi buah segar untuk konsumsi sehari-hari, tomat juga dapat diolah menjadi berbagai jenis bahan makanan yang dapat memberikan penghasilan tambahan tanpa harus terus mengandalkan harga jual tomat di pasar yang tidak menentu.

Jadi, usaha tani ini tergolong layak dan efisien karena ROI melebihi 15-25% dan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ambrosius Ryan L N, Totok M, dan Kunto A. 2013. Strategi Pemasaran Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Di Kabupaten Boyolali. Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret: Surakarta

Farah Metha M, Nasrullah, dan Rudi Hari M. 2009. Analisis Rata-Rata Generasi Hasil Persilangan Tomat Lv 6123 Dan Lv 5152. Agrivita Volume: 31 No. 2

Karmini dan Syarifah Aisyah A. 2008. Optimalisasi Lahan Usahatani Tomat Dan Mentimun Dengan Kendala Tenaga Kerja (Pendekatan Program Linier). EPP.Vol.5.No.2:44-50

Mujiburrahmad. 2011. Analisis Produktivitas Usahatani Tomat Berbasis

Agroklimat (Kasus Dataran Medium dan Dataran Tinggi). Sains Riset Volume 1 - No. 2

Sarworini. 2012. Arah Dan Strategi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Di Kawasan Agropolitan Kabupaten Pemalang. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro: Semarang

Wa Ode N. 2012. Rencana Usaha Tani Tomat Di Desa Lapandewa. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Buton: Bau-Bau

(24)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

In both consumer and industrial markets, product and brand managers are responsible for product planning and strategy; preparing annual marketing plans and sales forecasts; working

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada

'13 100 Gunung kidul (DIY) 5 Tenaga Penyuluh Lapangan Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak 1 6 14 Feb.. '13 100 Tegal 7 Tenaga Penyuluh

Penilaian dilakukan untuk unsur teori dan praktik penilaian kepribadian siswa yang meliputi; disiplin waktu, kemauan kerja dan motivasi, prestasi dan kerja nyata,

[r]

Tekstur tepung termo- difikasi lebih halus dibanding tepung aslinya Richana dan Suarni (2007). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tepung jagung

Adat istiadat sebagai bagian dari kearifan lokal masih dipegang dengan sangat kukuh oleh masyarakat Baduy, dan adat istiadat tersebut telah menjadi benteng diri bagi masyarakat

Seiring waktu berjalan terkadang dapat dijumpai dalam praktek dilapangan, pada saat surat perjanjian pemborongan pembangunan rumah huni telah terjadi perubahan