MATREALITAS DAN RISIKO
AUDIT
A. MATERIALITAS
1. Pengertian Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji.
Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
2. Level Materialitas
Materialitas pada Level Laporan Keuangan
Karena opini auditor atas kewajaran laporan keuangan sebagai suatu keseluruhan. Jumlah minimum salah saji dalam laporan keuangan yang mencegah kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan PABU.Salah saji dapat disebabkan:
– Kesalahan penerapan PABU – Menyimpang dari fakta
– Penghilangan informasi yang diperlukan
Materialitas pada Level Saldo Akun
Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun:
Mempertimbangkan kemungkinan terjadi salahsaji dalam akun
Kemungkinan biaya verifikasi akun
3. Hubungan antara Materialitas dengan Bukti Audit
Semakin besar jumlah akun, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan
Semakin kecil level materialitas, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperlukan
B. RISIKO AUDIT
1. Pengertian Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yangmengandung salah saji material.Risiko audit digolongkan menjadi 2 :
Risiko audit keseluruhan
Risiko audit individual
2. Unsur Risiko Audit:
a. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
Berefek Pervasive
Pervasive: berpengaruh terhadap seluruh asersi atau banyak akun. Misal:
o Profitabilitas relatif terhadap industri
o Sensitivitas usaha akibat faktor ekonomi
o Masalah kelangsungan usaha
o Jenis, sebab, dan jumlah salahsaji yang ditemukan audit tahun lalu
o Perputaran, reputasi, dan keahlian akuntansi manajemen
Berefek Specific
Specific; hanya berpengaruh pada asersi akun tertentu. Misal:
o Kesulitan utk mengaudit akun atau transaksi
o Issue akuntansi yang membingungkan
o Kerawanan terjadinya penggelapan
o Kompleksitas perhitungan
o Tingginya tingkat pertimbangan yang terkait dengan asersi
o Jenis, sebab, dan jumlah salahsaji yang ditemukan audit tahun lalu
o Sensitivitas penilaian karena faktor-faktor ekonomi
b. Risiko Pengendalian atau kontrol, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
Langkah penilaian Risiko pengendalian:
Tentukan rencana penilaian tingkat risiko kontrol untuk setiap asersi berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal klien.
Risiko pengendalian sesungguhnya ditentukan berdasarkan bukti yang diperoleh dari studi dan evaluasi pengendalian internal selama pekerjaan interim
c. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Dua macam kecurangan:
Pemalsuan pelaporan keuangan (Fraudulent Financial Reporting)
Salahsaji yang timbul karena penyalahsajian atau penghilangan jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menyesatkan pemakai laporan keuangan.
Cara:
1. Manipulasi, pemalsuan atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang dijadi dasar penyusunan laporan keuangan.
3. Salah penerapan secara sengaja prinsip-prinsip akuntansi sehubungan dengn jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan
Penggelapan asset
C. Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut:
Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut:
menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan, dan