• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewajiban Pelaku Usaha Terhadap Perlindungan Konsumen Rumah Makan Menurut Hukum (Studi Pada Rumah Makan Kamang Jaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kewajiban Pelaku Usaha Terhadap Perlindungan Konsumen Rumah Makan Menurut Hukum (Studi Pada Rumah Makan Kamang Jaya)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus-menerus meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil dan merata dalam segala aspek kehidupan serta diselenggarakan secara terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk mencapai semua itu, perlu diselenggarakan suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan, baik bagi pihak yang memproduksi maupun yang mengkonsumsi pangan, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

Tersedianya pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi merupakan prasyarat utama yang harus terpenuhi dalam upaya mewujudkan insane yang berharkat dan bermartabat serta sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya manusia yang berkualitas selain merupakan unsur terpenting yang perlu memperoleh prioritas dalam pembangunan, juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan, antara lain, oleh kualitas pangan yang dikonsumsinya.

(2)

diperhatikan oleh setiap orang yang memproduksi pangan adalah penggunaan metode tertentu dalam kegiatan atau proses produksi pangan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan manusia, seperti rekayasa genetika atau iradiasi, harus dilakukan berdasarkan persyaratan tertentu.

Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diperdagangkan perlu memperhatikan ketentuan mengenai mutu dan gizi pangan yang ditetapkan. Pangan tertentu yang diperdagangkan dapat diwajibkan untuk terlebih dahulu diperiksa di laboratorium sebelum diedarkan. Dalam upaya meningkatkan kandungan gizi pangan olahan tertentu, Pemerintah berwenang untuk menetapkan persyaratan tentang komposisi pangan tersebut.

Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan perlu dibebani tanggung jawab, terutama apabila pangan yang diproduksinya menyebabkan baik kerugian pada kesehatan manusia maupun kematian orang yang mengkonsumsi pangan tersebut. Dalam hal itu, Undang-undang secara spesifik mengatur tanggung jawab industri pangan untuk memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Di samping tanggung jawab untuk memberikan ganti rugi sebagaimana dimaksud di atas Undang-undang ini juga menetapkan ketentuan sanksi lainnya, baik yang bersifat administratif maupun pidana terhadap para pelanggarnya.4

Dalam kegiatan perdagangan pangan, masyarakat yang mengkonsumsi perlu diberikan sarana yang memadai agar memperoleh informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan ketentuan

4

(3)

mengenai label dan iklan tentang pangan. Dengan demikian, masyarakat yang mengkonsumsi pangan dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat sehingga tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya menumbuhkan persaingan yang sehat di kalangan para pengusaha pangan. Khusus menyangkut label atau iklan tentang pangan yang mencantumkan pernyataan bahwa pangan telah sesuai dengan persyaratan atau kepercayaan tertentu, maka orang yang membuat pernyataan tersebut bertanggung jawab terhadap kebenaran pernyataan dimaksud.

Pengusaha kecil di bidang pangan pada tahap-tahap awal mungkin mengalami kesulitan untuk memenuhi keseluruhan persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-undang ini. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pembinaan secara berkesinambungan agar pengusaha kecil tersebut dapat memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan. Berkenaan dengan itu, pelaksanaan ketentuan-ketentuan tersebut dilakukan secara bertahap.

Ketentuan mengenai keamanan, mutu, dan gizi pangan, serta label dan iklan pangan tidak hanya berlaku bagi pangan yang diproduksi dan atau diedarkan di wilayah Indonesia, tetapi juga bagi pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia. Dalam hal-hal tertentu bagi produksi pangan nasional yang akan diedarkan di luar negeri, diberlakukan ketentuan yang sama.

(4)

perdagangan pangan yang dapat memberi peluang bagi pengusaha di bidang pangan, baik yang besar, menengah maupun kecil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pengaturan mengenai pangan juga diarahkan untuk meuwujudkan ketahanan pangan yang mencakup ketersediaan dan cadangan pangan, serta terjangkau sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat Pemerintah bersama masyarakat perlu memelihara cadangan pangan nasional. Disamping itu, Pemerintah dapat mengendalikan harga pangan tertentu, baik untuk tujuan stabilisasi harga maupun untuk mengatasi keadaan apabila terjadi kekurangan pangan atau keadaan darurat lainnya.

Agar pangan yang aman tersedia secara memadai, perlu diupayakan terwujudnya suatu sistem pangan yang mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat yang mengkonsumsi pangan sehingga pangan yang diedarkan dan/atau diperdagangkan tidak merugikan serta aman bagi kesehatan jiwa manusia. Dengan perkataan lain, pangan tersebut harus memenuhi persyaratan keamanan pangan.

(5)

Pangan yang dikonsumsi masyarakat pada dasarnya melalui suatu mata rantai proses yang meliputi produksi, penyimpanan, pengangkutan, peredaran hingga tiba di tangan konsumen.

Konsumen dalam berbagai kondisi sering kali ditempatkan pada posisi lemah. Kedudukan konsumen dan pelaku usaha tidak seimbang. Konsumen menjadi obyek aktivitas bisnis untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.5

Permasalahan lain adalah karena disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hak-haknya sebagai konsumen.

Hal tersebut menyebabkan hukum perlindungan konsumen dianggap penting keberadaannya. Telah menjadi hal umum bahwa saat ini hak-hak konsumen seringkali terabaikan. Banyak orang yang tidak menyadari bagaimana pelanggaran hak-hak konsumen yang dilakukan oleh pelaku usaha dan konsumen cenderung mengambil sikap diam.

6

5

Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 12.

6

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hal.17.

(6)

pelaku usaha yang bertanggung jawab. Undang-Undang Perlindungan Konsumen merupakan landasan hukum bagi penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia.

Dilihat dari UUPK maka terdapat beberapa pasal yang mengatur mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, kewajiban pelaku usaha, serta hak-hak yang dimiliki oleh konsumen. Keterbukaan dan kemudahan untuk mendapatkan akses informasi produk, masalah label dan pencantuman komposisi serta tanggal kadaluarsa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha rumah makan.

Skripsi ini akan menyajikan pembahasan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh konsumen untuk rumah makan dan upaya perlindungan hukum bagi konsumen produk rumah makan ditinjau dari aturan-aturan yang berlaku dan berkaitan dengan rumah makan. Oleh karena itu, penulis memberi judul skripsi ini KEWAJIBAN PELAKU USAHA TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN RUMAH MAKAN MENURUT HUKUM (Studi Pada Rumah Makan Kamang Jaya).

B. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang penulisan dan judul skripsi ini maka pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

(7)

2 Bagaimanakah pembinaan dan pengawasan pemerintah daerah dan instansi terkait terhadap produk rumah makan kamang jaya?

3 Bagaimanakah penyelesaian sengketa antara konsumen dengan Rumah Makan Kamang Jaya?

C. Tujuan Penelitian

Setiap pelaksanaan suatu kegiatan penelitian memiliki tujuan dan manfaat yang akan dicapai dari penilitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui upaya perlindungan hukum bagi konsumen rumah makan kamang jaya.

2. Untuk mengetahui pembinaan dan pengawasan pemerintah daerah dan instansi terkait terhadap produk rumah makan kamang jaya.

3. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa antara konsumen dengan Rumah Makan Kamang Jaya.

D. Manfaat Penelitian

Bertitik tolak pada perumusan masalah di atas, manfaat dari penulisan ini adalah

(8)

2. Secara praktis, bahwa penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembuat kebijakan, penegak hukum dan masyarakat guna melengkapi peraturan perundang-undangan yang masih diperlukan dan lebih memahami perlindungan hukum bagi konsumen berkaitan dengan penerapan standar mutu pada produk rumah makan.

E. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan, maka penulisan ini bersifat deskriptif analisis, yaitu menggambarkan, menelaah, menjelaskan secara tepat atau menganalisis suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan pelaksanaan hukum positif yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Deskriptif maksudnya menggambarkan atau menelaah permasalahan hukum terhadap kewajiban pelaku usaha terhadap perlindungan konsumen rumah makan menurut hukum konsumen dan hukum perdata. Analisis dimaksudkan berdasarkan fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat bagaimana menjawab permasalahan.

Bentuk penelitian adalah preskriptif yaitu bentuk penelitian yang berusaha mencarikan solusi tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam perlindungan konsumen rumah makan.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :7

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Metode pengumpulan data melalui Library Research ini maksudnya adalah penelitian dipusatkan kepada studi kepustakaan untuk mendapatkan

7

(9)

data yang relevan dengan penyusunan skripsi ini, yaitu buku-buku, majalah-majalah, tulisan dan karangan ilmiah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Disamping itu, penulis menggunakan studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.8

2. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dilakukan melalui wawancara (interview), meminta bahan-bahan yang berhubungan dengan judul serta yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan Bapak Mustamil selaku pengusaha/pemilik Rumah Makan Kamang Jaya Jalan. K.S.Tubun No.177B Medan.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan persoalan yang menjadi obyek kajian. Data yang terkumpul akan diidentifikasikan kemudian dilakukan penganalisisan secara kualitatif berupa pembahasan, antara berbagai data sekunder yang terkait dengan berbagai peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang telah

8

(10)

diinventarisir dan pada tahap akhir akan ditemukan hukum secara konkretnya, sehingga penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berpikir deduktif.

F. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini didasarkan kepada ide, gagasan, maupun pemikiran penulis secara pribadi dari awal hingga akhir penyelesaian. Ide maupun gagasan yang timbul karena melihat keadaan yang berkembang mengenai bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen rumah makan menurut hukum konsumen. Artinya tulisan ini bukanlah merupakan hasil ciptaan ataupun penggambaran dari karya tulisan orang lain,dan telah dilakukan penelusuran diperpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum USU tidak ada judul skripsi yang sama.Oleh karena itu, keaslian dari penulisan ini terjamin adanya. Kalaupun ada terdapat skripsi yang terdahulu yang mungkin menyerupai. Akan tetapi yang menjadi pembahasan dan penelitian antara skripsi penulis dan skripsi ini sangatlah berbeda dan tidak ada kesamaan mengenai apa yang menjadi pembahasan utama dari skripsi ini.

Kalaupun ada pendapat dan kutipan dari penulisan ini, hal tersebut merupakan semata-mata adalah sebagai faktor pelengkap dalam usaha menyusun dan menyelesaikan penulisan ini, karena hal ini memang sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan tulisan ini.

G. Sistematika Penulisan

(11)

saling berkaitan satu sama lain. Uraian singkat atas bab-bab dan sub bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM

PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang Hukum

Perlindungan Konsumen dan pelaku usaha, sejarah perkembangan perlindungan Konsumen di Indonesia, Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen, dan hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.

BAB III : TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA

Bab ini menguraikan tentang pengertian tanggung jawab pelaku usaha, hak dan kewajiban pelaku usaha, prinsip-prinsip tanggung jawab, product liability, dan larangan bagi pelaku usaha.

BAB IV : KEWAJIBAN PELAKU USAHA TERHADAP

(12)

Bab ini merupakan inti dalam tulisan ini yang menengahkan tentang upaya perlindungan hukum bagi konsumen rumah makan kamang jaya, pembinaan dan pengawasan Pemerintah Daerah dan instansi terkait terhadap produk rumah makan kamang jaya, dan penyelesaian sengketa antara konsumen dengan Rumah Makan Kamang Jaya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab akhir yang berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban ringkas terhadap permasalahan di dalam tulisan ini, dan saran yang merupakan sumbangsih pemikiran penulis terhadap permasalahan tersebut.

BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN

KONSUMEN DI INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR NAMA PENERIMA DANA SOSIAL KORPRI TRIWULAN I ( Bulan

The researcher also found out the factors that influence the five difficulties are: students’ factors: students’ likeness toward English lesson is not high, most of students

Penelitian  tingkat  tutur bahasa  Jawa  dialek  Banyuwangi  ini  menggunakan  metode  deskriptif.  Metode  ini  berusaha  memberikan  dan  menginterpretasi- kan 

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intern)

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuat produk sorbet dari buah salak varietas Bongkok dengan menggunakan dua penstabil yaitu pektin dengan CMC

3 Tahun 1997 dan apabila pokok sengketanya (Geschilpunt, Fundamentum petendi) terletak dalam lapangan hukum privat maka kompetensi peradilan umum untuk mengadilinya,

Ganesha merupakan bentuk antropomorfik dari manusia dan gajah pada masa. kebudayaan Hindu di Indonesia, sebenarnya kebudayaan asli Indonesia tidaklah

Oleh karena itu pada perancangan ini selain akan dikembangkan sebuah e-commerce sebagai media penjualan suplement fitnes, juga akan ditambahkan sistem peramalan penjualan