Diabetes Mellitus: Patofisiologi, Tipe,
Manifestasi Klinis, dan Komplikasi
Kelompok 1B:
Astina Sicilia
Ayu Wikha
Dendhi Bagus Adriyanto
Fitri Arum Sari
Izmiaty Nurjannah
Lia Anggraini Munthe FAKULTAS FARMASI
D
EFINISI DANP
ATOFISIOLOGID
EFINISIDiabetes
Melitus
merupakan gangguanmetabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia,
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
Pengrusakan (destruksi) sel-sel beta pankreas yang dimediasi
oleh imun akibat defisiensi absolut insulin
Terjadinya resistensi pada reseptor insulin bersamaan
dengan defisiensi relatif insulin.
Pengaruh obat, hormon dan infeksi.
Penyebab-penyebab lain tak umum seperti :
•penyakit-penyakit endokrin (akromegali, sindrom cushing
•penyakit-penyakit eksokrin (pankreatitis)
•pengobatan (golongan glukokortikoid, pentamidin, niasin, dan interferon)
A
PA ITU INSULIN?
I
NSULIN Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari rantai
S
INTESIS DANP
ELEPASANI
NSULINInsulin disintesis oleh sel beta dari pulau langerhans pankreas sebagai preproinsulin
Preproinsulin disintesis di ribosom-retikulum
endoplasma kasar dari RNA dengan bantuan enzim peptidase mengalami pemecahan sebagai proinsulin
Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke badan golgi
Peningkatan kadar glukosa dapat
menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis dibantu oleh suatu
transporter yaitu GLUT agar glukosa bisa masuk ke dalam sel
Glukosa yang masuk dideteksi oleh
glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P
Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanal K+-ATP-Dependent
yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium di intraseluler.
D
IABETESM
ELITUST
IPE1
Terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau
langerhans yang disebabkan oleh reaksi
P
ENYEBABDM 1
Autoantibodi
•ICAA (Islet Cell Cytoplasmic
Antibodies)
A
UTOANTIBODIInteraksi antara antigen sel β pankreas cell yaitu
cytotoxic killer T-cell
Apoptosis β pankreas
Tidak dapat mensekresi
I
DIOPATIK Terkait dengan Human Leukocyte Antigens (HLA)
yaitu bagian kromosom yang mengekspresikan gen-gen untuk pengaturan sistem imun.
Tipe dari gen histokompatibilitas yang berkaitan dengan diabetes tipe 1 (DW3 dan DW4) adalah yang memberikan kode kepada protein-protein yang berperanan penting dalam interaksi monosit-limfosit.
Protein-protein ini yang mengatur respons sel T yang merupakan bagian normal dari respons imun.
F
AKTORR
ESIKORiwayat
Keluarga
Paparan
Protein Susu
Sapi
Infeksi Virus
Pada Janin
atau Pada Masa
Kecil
D
IABETESM
ELITUS TIPE2
Terjadi dikarenakan disfungsi pada sel beta sehingga
menyebabkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah.
Penyebab lain : gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori,
kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik.
P
ENYEBABD
IABETESM
ELITUST
IPE2
Defisiensi
Sekresi
Insulin
D
APAT MENGAKIBATKAN:
1. Defisiensi :
2. peningkatan produksi glukosa hepatik,
3. penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.
4.
Hiperglikemia
Kondisi yang disebabkankarna defisiensi insulin dan rendahnya respon jaringan tubuh terhadap insulin terjadi secara bersamaan
Peningkatan asam lemak bebas di darah Lipolisis yang
tak terkendali di adiposa
Menekan metabolisme
glukosa di jaringan perifer
S
EKRESII
NSULIN Fase 1
Acute Insulin Secretion Response = AIR
Sekresi segera setelah ada rangsangan sel beta Muncul cepat dan
berakhir cepat
AIR cepat dan adekuat
mempertahanka
berlangsungnya proses metabolisme glukosa
Mencegah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP)
Fase 2
Sekresi insulin meningkat secara perlahan bertahan daam waktu yg lama
D
EFISIENSIS
EKRESII
NSULINPenurunan responsivitas pada glukosa (fase 1)
Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance) pada fase 2
Toksisitas glukosa dan lipid-toxicity
Overkompensasi sehingga sel beta lelah
Penurunan pada masa sel beta di
R
ESISTENSII
NSULINo Resistensi Insulin kurangnya sensitifitas jaringan tubuh
terhadap insulin
o Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau tidak mampu
merespon insulin secara normal
o Terdapat hubungannya dengan faktor genetik dan faktor
P
ENYEBAB:
Faktor utama :
Dekompensasi yang berlebihan sehingga reseptor insulin
mengalami kelelahan untuk terus bekerja menangkap insulin resistensi
Faktor tambahan :
Pada kasus obesitas,
merupakan jenis kondisi yang menjadi penyebab resistensi.
Pada obesitas terjadi
peningkatan asam lemak bebas dalam darah
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sudoyo, AW. et al., 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Sukandar, Elin Yulianah dkk. 2008. Iso
K
LASIFIKASID
IABETESM
ELITUSK
LASIFIKASID
IABETESM
ELITUSB
ERDASARKANE
TIOLOGINYA( ADA,2003)
Diabetes Melitus Tipe
D
IABETESM
ELITUST
IPE1
Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) Terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau
langerhans yang disebabkan oleh reaksi Autoimun
Ada yang disebabkan oleh virus, diantaranya
P
ENYEBABK
ERUSAKANAutoantibodi
•ICAA (Islet Cell Cytoplasmic
Antibodies)
A
UTOANTIBODIInteraksi antara antigen sel
β pankreas cell yaitu
cytotoxic killer T-cell
Apoptosis β
pankreas
Tidak dapat mensekresi
I
DIOPATIK Terkait dengan Human Leukocyte Antigens
(HLA) yaitu bagian kromosom yang
mengekspresikan gen-gen untuk pengaturan sistem imun.
Perbedaan allel pada individu dapat
F
AKTORR
ESIKORiwayat
Keluarga
Paparan
Protein Susu
Sapi
Infeksi Virus
Pada Janin
D
IABETESM
ELITUST
IPE2
DM tipe 2 disebut dengan NIDDM (Non-Insulin
Dependent Diabetes Melitus)Diabetes Mellitu) Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari
P
ENYEBABD
IABETESM
ELITUST
IPE2
Gangguan
Sekresi
Insulin
G
ANGGUANS
EKRESII
NSULINPenurunan responsivitas pada glukosa saat sebelum onset klinis
Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance)
Toksisitas glukosa dan lipid-toxicity
Penurunan pada masa sel beta di pankreas
R
ESISTENSII
NSULINo Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau
tidak mampu merespon insulin secara normal
o Terdapat hubungannya dengan faktor genetik
F
AKTORG
ENETIKo Gen reseptor insulin o Gen IRS-1
o Gen reseptor adrenergik β3
F
AKTORL
INGKUNGANo Substrat bioaktif derivat adiposit (adipokines) o TNF-α, leptin
o Resistin
I
NSULINo Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari
rantai A dan B yang kedua rantainya
dihubungkan dengan jembatan sulfida yang menghubungkan struktur helix terminal N-C dari rantai A dengan struktur central helix dari rantai B.
o Insulin mengandung 51 asam amino dengan
berat molekul 5802.
o Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai
S
INTESIS DANP
ELEPASANI
NSULINInsulin dikode oleh lengan pendek kromosom 117 dan disintesis oleh sel beta dari pulau lagerhans pankreas sebagai proinsulin
Proinsulin disintesis di ribosom-retikulum endoplasma kasar dari RNA sebagai proinsulin
Pre-proinsulin kemudian melalui signal peptide akan membentuk proinsulin di Retikulum Endosplasma
Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke badan golgi. Di badan golgi, proinsulin akan diberikan tambahan zink dan kalsium yang menyebabkan bentukan heksamer proinsulin yang tidak larut air
Peningkatan kadar glukosa dapat menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis
Glukosa yang masuk dideteksi oleh
glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanall K+-ATP-Dependent
yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium di
intraseluler.
Sekresi insulin juga dapat dipengaruhi oleh
mediator lain seperti:
Aktivitas fosfolipase dan protein kinase C Ransangan dari aktivitas adenil-siklase dan
R
ESISTENSII
NSULINo Terdapat hormon yang bekerja berlawan dengan
insulin seperti glukoagon, glukokortikoid, dan katekolamin.
o Glukagon menyebabkan proses glikogenolisis,
glukoneogenesis, dan ketogenesis.
o Glukokortikoid menyebabkan katabolisme otot,
glukoneogenesis, dan lipolisis.
o Katekolamin menyebabkan lipolisis dan
F
AKTORR
ESIKOObesitas >120% berat badan ideal
Umur 20-59 tahun : 8,7% > 65 tahun : 18%
Etnik/Ras
Hipertensi >140/90mmHg
Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl
Riwayat
Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional
Faktor-faktor Lain Kurang olah raga
P
ERBEDAANDM 1
DANDM 2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Mula muncul
Umumnya masa kanak- kanak dan remaja,
walaupun ada juga pada masa dewasa < 40 tahun
Pada usia tua, umumnya > 40 tahun
Keadaan klinis saat
diagnosis Berat Ringan
Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan yang disarankan
Terapi insulin, diet, olahraga
D
IABETESM
ELITUSG
ESTASIONAL• Diabetes Melitus Gestasional => keadaaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan dan biasanya
berlangsung hanya sementara atau temporer. • 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM • Tingkat intoleransi glukosa yang terjadi atau
pertama kali dikenali saat masa kehamilan (American Diabetes Association)
Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolisme endokrin dan KH
yang
menunjang pemasokan makan bagi janin
serta persiapan untuk menyusui
Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar
darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai
janin, sehingga kadar gula ibu yang
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh
insulin. Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka
Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila
ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan
F
AKTORP
ENYEBABR
ESISTENSII
NSULIN Hormon Estrogen
E
STROGEN Dapat merangsang glikogenolisis (penguraian glikogen)
H
UMANP
LACENTALL
ACTOGEN hPL meningkat sebanyak 10 kali pada trimester
kedua kehamilan
hPL akan merangsang lipolisis sehingga terjadi
P
LACENTALG
ROWTHH
ORMONE(PGH)
D
IABETESM
ELITUST
IPEL
AINBerdasarkan American Diabetes Associatio, terdapat jenis diabetes yaitu
Defek Genetik dari Sel β Endokrinopati
Induksi Obat atau Senyawa Kimia
DIABETES KARENA DEFEK GENETIK
DARI SEL-
Β
Dikarakterisasi dengan timbulnya hiperglikemia
pada usia dini
Disebut sebagai maturity onset diabetes of the
young (MODY) : ditandai dengan gangguan
E
NDOKRINOPATI Melibatkan disfungsi kelenjar endokrin : sudah
terjadi kerusakan pada sekresi insulin
Growth hormone,cortisol,glucagon dan
D
IABETES KARENAI
NDUKSIO
BAT ATAUS
ENYAWAK
IMIA Antagonis reseptor β-adrenergik
Mengganggu sekresi insulin, terutama golongan
β-adrenergik non selektif.
Golongan β-adrenergik menghambat sekresi
D
IABETESA
KIBATI
NFEKSIMekanisme Pertama
• Melibatkan infeksi langsung sel beta pankreas, replikasi virus menyebabkan terjadinya lisis sel
Mekanisme Kedua
•Mimikri molekular antara antigen
coxsackievirus B4 dan autoantigen sel-β
Mekanisme Ketiga
• Infeksi Coxsackievirus B sel-β persisten,
menagkibatkan
berkurangnya aktivitas litik yang dapat
menghasilkan
Mekanisme Keempat
•Coxsackievirus B menginduksi
diabetes dengan aktivasi sel T autoreaktif melawan antigen pulau Langerhans
Mekanisme Kelima
•Coxsackievirus B mungkin
terlibat dalam patogenesis DM tipe 1 dengan bertindak sebagai
terminal insult pada individu yang telah kehilangan massa
F
AKTORR
ESIKO Overweight
Melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 9
pounds
P
RA-
DIABETES• Pra-diabetes merupakan kondisi dimana kadar gula darah sesorang berada diantara kadar
normal dan diabetes, lebih tinggi dari normal
tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam diabetes tipe 2.
T
IPEP
RA-D
IABETES• Impaired Fasting Glucose (IFG) yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100mg/dl
• Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam kondisi
diabetes
M
ANIFESTASIK
LINIKG
EJALAU
MUM Polifagia
P
OLIFAGIA Polifagia mudah merasa lapar dan terus menerus
makan.
Disebabkan karena ketiadaan insulin, transpor glukosa
ke dalam sel tidak berjalan. Maka dari itu, glukosa yang ada dalam darah tidak masuk kedalam sel dan diolah menjadi energi. tubuh menjadi lemas.
Glukosa juga tidak masuk ke dalam jaringan-jaringan
P
OLIURIA Poliuria banyak buang air kecil.
Disebabkan banyaknya glukosa yang melewati filtrasi
glomerulus glukosuria
Glukosa yang bersifat osmotik Proses osmosis di ginjal
Hipersekresi Air di ginjal
Banyaknya air yang tertarik membuat kandung kemih
P
OLIDIPSIA Polidipsia banyak minum
G
EJALAK
HUSUS DM tipe 1
Terdeteksi pada saat anak-anak atau remaja
Sekitar 75% gejala autoimun terjadi sebelum usia 20 tahun.
Penderita memiliki perawakan yang kurus.
DM tipe I memiliki onset penyakit yang cepat dan seringkali terjadi ketoasidosis pada penderita dimana ditemukan
senyawa keton pada urin sampai nafas penderita berbau aseton.
Sering timbul poliuri, polifagi, polidipsi.
G
EJALAK
HUSUS DM tipe 2
Baru terdeteksi pada usia diatas 40 tahun.
Pekembangan penyakitnya yang lambat karena didukung pola hidup yang kurang baik dan disertai dengan menurunnya
fungsi organ-organ terutama fungsi reseptor insulin Penderita cenderung kelebihan berat badan.
Umumnya juga memiliki tekanan darah dan kolesterol darah yang tingg.
Penderita umumnya tidak memiliki gejala khusus, tetapi terkadang mengalami polifagi, polidipsi, poliuri, dan nokturi namun jarang. Seringkali baru terdeteksi saat terjadi
komplikasi
K
OMPLIKASI
A
KUT
- Hipoglikemia
- Ketoasidosis Diabetik
- Hiperglikemik Hiperosmolar
Nonketonik
H
IPOGLIKEMIA
Hipoglikemia
adalah suatu keadaan di mana kadar glukosa dalam darah berada di bawah kadar normal (3.0 mmol/L atau 60 mg/dL). Terjadi pada penderita diabetes yang mendapat terapi
- Insulin
- OHO (Obat Hipoglikemik Oral)
P
ENYEBABH
IPOGLIKEMIA Insulin
Obat gol. Sulfonilurea (glibenklamid, glimepirid,
gliklazid) dan glinid (repaglinid) : meningkatkan sekresi insulin
Pasien tidak makan
dalam waktu lama
Kekurangan nutrisi
HIPOGLIKE MIA
Aktivitas berlebih
Glukosa diubah menjadi
energi
Kadar
insulin Glukosa
HIPOGLIK EMIA
G
EJALAH
IPOGLIKEMIA Gemetar Pusing Lapar
Berkeringat Mudah lelah Wajah pucat
Gejala awal
Pusing
Penurunan kesadaran Penglihatan kabur
Susah konsentrasi
Neuroglikopenia
Gejala ringan
Gejala sedang
Pingsan Kejang
Gejala berat
K
ETOASIDOSISD
IABETIK Suatu keadaan gangguan metabolik yang disebabkan
karena kekurangan insulin dan ditandai dengan adanya hiperglikemia, asidosis dan adanya benda keton.
DM 1 > DM 2
DEFISIENSI melalui urin
Kekurangan air dan elektrolit
Dehidrasi
Lipolisis (melepaskan
asam lemak bebas)
Hati membentuk BENDA KETON (asam asetoasetat,
asam beta hidroksibutirat dan aseton)
T
ANDA DANG
EJALAK
ETOASIDOSISD
IABETIKTanda klinis
Hiperglikemia
(kadar glukosa
>250 mg/dl)
Ketonuria
Penurunan pH
plasma (<7,3
)
Gejala
•
Rasa haus
•
Polidipsia
•
Poliuria
•
Dehidrasi
•
Nyeri perut
•
Muntah
•
Takipnea
•
Penurunan
kesadaran
H
IPERGLIKEMIKH
IPEROSMOLARN
ONKETONIK suatu gangguan metabolik yang disebabkan karena
meningkatnya resistensi insulin dan kelebihan asupan glukosa, ditandai dengan adanya
hiperglikemia, hiperosmolaritas dan dehidrasi tanpa ketoasidosis.
DM 2 > DM 1
P
ATOFISIOLOGIGlukosa darah naik
HIPERGLIK EMIA
HIPEROSMOLA RITAS
Menarik cairan dari dalam sel
Dehidrasi
Kekurangan air dan elektrolit Volume urin
T
ANDA DANG
EJALAH
IPERGLIKEMIKH
IPEROSMOLARN
ONKETONIKTanda klinis
Hiperglikemia
(
kadar glukosa
>600 mg/dl
)
Hiperosmolaritas
plasma
(>300
mOsm/L)
Gejala
•
dehidrasi berat
•
kulit kering
•
poliuria
•
gangguan
neurologi
•
koma
NEFROPATI RETINOPATI
Komplikasi Mikrovaskular
Penyebab utama gagal ginjal
Akibat hiperglikmia kronik
Penyebab utama kebutaan
Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring (glomerolus). Kadar gula darah tinggi secara
perlahan akan merusak selaput penyaring ini
Gangguan awal pada ginjal sebagai awalnya nefropati adalah terjadinya proses hiperfiltrasi membran basal glomerulus, ekspansi mesangial glomerulus yang akhirnya
menyebabkan glomerulosklerosis.
Kerusakan glomerolus
menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerolus
sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan
mikroalbuminuria
Nefropati diabetik
Sindrom komplikasi mikrovaskular diabetes mellitus yang ditandai dengan hiperfiltrasi glomerulus dan peningkatan GFR
N
EFROPATI DIABETIKJalur GEs
Glukosa
Gangguan osmolaritas membran basal
Aldose
reduktase
Jalur poliol
Adanya penimbunan AGEs dalam jangka panjang akan merusak
membran basalis dan mesangium yang akhirnya merusak
glomerulus
↑Sorbitol
Jalur protein Kinase-C
↓Inositiol
Reaksi antara glukosa dan protein yang meningkatkan produk glikosilasi dengan proses
non enzimatik protein
Aktivasi NO, VEGF, ET-1 Aktivasi PKC
↑ DAG
hiperglikemis
Hipertrofi ginjal
Aktivasi Protein Kinase-C
Tahapan Nefropati
Tahap 2. Laju filtrasi glomerulus tetap meningkat, eksresi albumin dan tekanan
darah normal. Terjadi penebalan membran basalis
Tahap 3. Terjadi mikroalbuminuria yaitu ekskresi albumin lebih dari 30 mg per hari.
Tekanan darah mulai meningkat Tahap 1. Terjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi. Laju filtrasi glomerulus dan
laju eksresi urin meningkat
Tahap Kondisi Ginjal AER LFG TD
1 Hipertrofi N ↑ N
2 Kelainan
struktur
>200 mg/menit Rendah Hipertensi
5 Uremia Tinggi/rendah < 10
ml/menit
Hipertensi
Tahap 4. Perubahan histologi lebih jelas, terdapat peningkatan ketebalan membran basalis. Tahap ini merupakan tahap nefropati lebih lanjut.Laju filtrasi glomerulus menurun akibat peningkatan
tekanan darah.
Tahap. 5 Timbulnya gagal ginjal terminal
Keterangan: AER = Albumin Excretion Rate, LFG= Laju Filtrasi Glomerulus, N= Normal, TD= Tekanan Darah
Retinopati diabetik
Komplikasi mikrovaskular pada mata akibat diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kebutaan
Kesulitan
lingkaran cahaya
Melihat bintik gelap dan cahaya
kelap-kelip
Hiperglikemi a
hipoksia Jalur poliol
Pelepasan vasoaktif: NO,
ET-1
Kerusakan endotel Kerusakan
perisit
advanced glycation end products
(AGEs Reactive oxygen
intermediateds
Pembuluh darah lemah pada membran basalis Oklusi kapiler
retina
Sorbitol tidak dapat melewati membran
↑sorbitol
Kebocoran protein plasma dan pendarahan
retina
Merangsang pembentukan pembuluh
darah baru
Kekurangan jumlah perisit
Mekanisme Retinopati diabetik
Diagnosis
Deteksi dini retinopati dilakuka dengan
menggunakan funduskopi. Fundus photography dapat dilakukan untuk dokumentasi kelainan retina berupa mikroaneurism, edema makula, pendarahan retina, neovaskularisasi dan proliferasi jaringan fibrosis retina.
Retinopati
Mikroanurism merupakan tanda paling awal pada retinopati DM
non proliferatif.
Dengan optalmoskopi atau foto warna fundu, mikroaneurism tampak berupa bintik merah
dengan adanya pembentukan pembuluh darah baru yang terdiri dari satu lapisan endotel
tanpa sel perisit
Pembuluh darah baru tersebut tumbuh secara abnormal keluar dari retina dan meluas ke vitreus yang menghalangi transmisi cahaya
Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, atau akibat denaturasi protein lensa
Hal ini disebabkan adanya akumulasi sorbitol. Akumulasi
sorbitol dalam lensa akan menarik air kedalam lensa sehingga terjadi hidrasi lensa
P
ATOFISIOLOGIPeningkatan kadar gula darah akan diikuti dengan kadar glukosa pada aqueous humor kadar glukosa darah yang meningkat pada aqueous humor glukosa masuk ke dalam lensa melalui difusi kadar glukosa dalam lensa akan meningkat.
Beberapa molekul glukosa akan diubah menjadi sorbitol oleh enzim aldose reduktase. Akumulasi dari sorbitol pada jaringan intraselular menghasilkan perubahan osmotik pada jaringan lensa yang bersifat hidropik yang akhirnya berdegenerasi dan membentuk gula katarak.
Peningkatan akumulasi dari sorbitol membuat keadaan hiperosmotik sehingga cairan masuk karena adanya perbedaan gradien osmotik.
Glaukoma adalah keadaan peningkatan tekanan
intraokular yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang akibat isebabkan
oleh bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris.
K
OMPLIKASIN
EUROPATIN
EUROPATIDiabetic
Foot Ulcer
D
IABETESN
EUROPATI komplikasi terbesar yang sering terjadi pada penderita
diabetes yaitu sekitar 50%
Peningkatan risikonya bertambahnya usia dan
lamanya pasien mengidap diabetes
Diabetes neuropati umumnya muncul pada pasien yang
P
ATOFISIOLOGIJalur Poliol
Pembentukan AGE (Advanced
Glycation End Products)
1. Jalur Poliol
Hiperglikemia menyebabkan peningkatan kadar glukosa intaseluler
pada saraf saturasi pada jalur normal glikolisis masuknya glukosa ke jalur poliol
Glukosa diubah menjadi sorbitol oleh aldose reduktase lalu diubah
menjadi sorbitol dehydrogenase
Aldose reduktase berperan dalam pembentukan myoinositol
2. Pembentukan AGE (Advanced Glycation End Products) Hiperglikemia dapat menyebabkan glikasi non enzimatik protein, nukleotida, dan lipid uyang mengakibatkan terbentuknya AGE (Advanced Glycation End Products). AGE memiliki peran dalam mengganggu integritas dan mekanisme perbaikan pada neural.
3. Stres Oksidatif
P
ENYEBAB Faktor metabolik seperti gula darah, lamanya pasien
menderita diabetes, level lemak pada darah yang abnormal, dan level insulin yang rendah.
Faktor neurovaskular, menyebabkan terganggunya
transportasi oksigen dan nutrisi ke sistem saraf.
Faktor autoimun yang menyebabkan terjadinya iflamasi
pada sistem saraf
Cidera mekanik pada saraf
Faktor genetik yang menyebabkan rentan terkena
G
EJALADiabetes neuropati pada umumnya tidak menimbulkan gejala, namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan gejala seperti:
Nyeri, kesemutan, sakit pada jari, kaki, lengan, tangan, dan
jari kaki
Lelah pada otot-otot kaki atau tangan
Gangguan pencernaan, mual, dan muntah Diare atau sembelit
Pusing atau pingsan akibat terlalu lama berdiri atau duduk Masalah pada urinasi
Disfungsi ereksi pada pria atau vagina yang kering pada
Neuropati periferal
•Jenis diabetes neuropati yang paling umum terjadi. Menyebabkan hilangnya rasa pada jari kaki, tangan, kaki, dan lengan
Neuropati otonom
•Menyebabkan peubahan pada pencernaan, fungsi kandung kemih, dan respon seksual. Hal ini juga mempengaruhi saraf yang mengatur tekanan darah.
Neuropati proximal
•Neuropati proximal menyebabkan nyeri pada paha, pinggul atau bokong dan menyebabkan kelemahan di kaki
Neuropati focal
•Keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi
kelemahan satu saraf atau sekelompok saraf yang menyebabkan kelemahan otot atau rasa sakit.
Laki-laki yang menderita diabetes disfungsi ereksi karena
meningkatnya gula pada darah dan mengakibatkan rusaknya sistem saraf tepi menghambat aliran darah untuk mengalir ke penis
Pasien diabetes sangat rentan giginya cepat goyang
imunitas dan hormonal pada penderita diabetes sudah menurun akibat fungsi leukosit terganggu dan kadar gula darah yang tinggi
Infeksi yang terjadi di rongga mulut kerusakan pada
D
IABETIC FOOT ULCER Diabetes neuropati merupakan 60% penyebab
terjadinya foot ulcer
Penyakit ini dapat diderita oleh pasien diabetes tipe
1 maupun 2.
Pasien diabetes memiliki risiko tinggi untuk terkena
cidera ringan tanpa menyadari terjadinya cidera tersebut sampai cidera tersebut bertambah parah
Risiko terbentuknya foot ulcer pada pasien diabetes
meningkat hingga 7x lipat
Diabetes melitus yang mengenai saraf otonom dapat
Diagnosis
Riwayat dan pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan ulkus
Pengujian neurologis Pemeriksaan
faktor risiko meningkat sebanyak 2-4 kali pada
penderita diabetes
WHO menyebutkan bahwa 75% pasien diabetes yang
Pasien diabetes yang mengalami hiperglikemia
mikroangiopati yaitu rusaknya pembuluh darah kecil sehingga mengganggu suplai darah ke jantung
Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang sama
dengan penderita non diabetes untuk terkena serangan jantung
Pasien diabetes dapat terkena serangan jantung tanpa
menyadari adanya gejala sebelumnya
penderita diabetes mengalami kematian mendadak pria
PERSENTASE PENURUNAN RISIKO TERJADINYA KOMPLIKASI
D
AFTAR REFERENSI Carneiro, A. V. (2004). Coronary heart disease in diabetes mellitus:
risk factors and epidemiology. Revista Portuguesa de Cardiologia : Orgão Oficial Da Sociedade Portuguesa de Cardiologia = Portuguese Journal of Cardiology : An Official Journal of the Portuguese Society of Cardiology, 23(10), 1359–66. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15641298
Criteria, D., & Clinical, B. (2005). and Brief Clinical, 28(4).
Healths, N. I. O. (2009). Diabetic neuropathies : The nerve damage of
diabetes. National Diabetes Information Clearinghouse, 1–11.
Jakobsen, J., & Sidenius, P. (1994). Diabetic neuropathy. Current