• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT Kelompok 1B Diabetes Mellitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PPT Kelompok 1B Diabetes Mellitus"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Diabetes Mellitus: Patofisiologi, Tipe,

Manifestasi Klinis, dan Komplikasi

Kelompok 1B:

Astina Sicilia

Ayu Wikha

Dendhi Bagus Adriyanto

Fitri Arum Sari

Izmiaty Nurjannah

Lia Anggraini Munthe FAKULTAS FARMASI

(2)

D

EFINISI DAN

P

ATOFISIOLOGI

(3)

D

EFINISI

Diabetes

Melitus

merupakan gangguan

metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia,

berhubungan dengan abnormalitas metabolisme

(4)

Pengrusakan (destruksi) sel-sel beta pankreas yang dimediasi

oleh imun akibat defisiensi absolut insulin

Terjadinya resistensi pada reseptor insulin bersamaan

dengan defisiensi relatif insulin.

Pengaruh obat, hormon dan infeksi.

Penyebab-penyebab lain tak umum seperti :

•penyakit-penyakit endokrin (akromegali, sindrom cushing

•penyakit-penyakit eksokrin (pankreatitis)

•pengobatan (golongan glukokortikoid, pentamidin, niasin, dan interferon)

(5)

A

PA ITU INSULIN

?

(6)

I

NSULIN

 Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari rantai

(7)

S

INTESIS DAN

P

ELEPASAN

I

NSULIN

Insulin disintesis oleh sel beta dari pulau langerhans pankreas sebagai preproinsulin

Preproinsulin disintesis di ribosom-retikulum

endoplasma kasar dari RNA dengan bantuan enzim peptidase mengalami pemecahan sebagai proinsulin

Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke badan golgi

(8)

Peningkatan kadar glukosa dapat

menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis  dibantu oleh suatu

transporter yaitu GLUT agar glukosa bisa masuk ke dalam sel

Glukosa yang masuk dideteksi oleh

glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P

Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanal K+-ATP-Dependent

yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium di intraseluler.

(9)
(10)

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

1

 Terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau

langerhans yang disebabkan oleh reaksi

(11)
(12)

P

ENYEBAB

DM 1

Autoantibodi

•ICAA (Islet Cell Cytoplasmic

Antibodies)

(13)

A

UTOANTIBODI

Interaksi antara antigen sel β pankreas cell yaitu

cytotoxic killer T-cell

Apoptosis β pankreas

Tidak dapat mensekresi

(14)

I

DIOPATIK

 Terkait dengan Human Leukocyte Antigens (HLA)

yaitu bagian kromosom yang mengekspresikan gen-gen untuk pengaturan sistem imun.

 Tipe dari gen histokompatibilitas yang berkaitan dengan diabetes tipe 1 (DW3 dan DW4) adalah yang memberikan kode kepada protein-protein yang berperanan penting dalam interaksi monosit-limfosit.

 Protein-protein ini yang mengatur respons sel T yang merupakan bagian normal dari respons imun.

(15)

F

AKTOR

R

ESIKO

Riwayat

Keluarga

Paparan

Protein Susu

Sapi

Infeksi Virus

Pada Janin

atau Pada Masa

Kecil

(16)
(17)

D

IABETES

M

ELITUS TIPE

2

 Terjadi dikarenakan disfungsi pada sel beta sehingga

menyebabkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah.

 Penyebab lain : gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori,

kurangnya olahraga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik.

(18)

P

ENYEBAB

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

2

Defisiensi

Sekresi

Insulin

(19)

D

APAT MENGAKIBATKAN

:

1. Defisiensi :

2. peningkatan produksi glukosa hepatik,

3. penurunan pengambilan glukosa pada otot skelet.

4.

Hiperglikemia

 Kondisi yang disebabkan

karna defisiensi insulin dan rendahnya respon jaringan tubuh terhadap insulin  terjadi secara bersamaan

Peningkatan asam lemak bebas di darah Lipolisis yang

tak terkendali di adiposa

Menekan metabolisme

glukosa di jaringan perifer

(20)

S

EKRESI

I

NSULIN

 Fase 1

 Acute Insulin Secretion Response = AIR

 Sekresi segera setelah ada rangsangan sel beta  Muncul cepat dan

berakhir cepat

 AIR  cepat dan adekuat

 mempertahanka

berlangsungnya proses metabolisme glukosa

 Mencegah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP)

 Fase 2

 Sekresi insulin meningkat secara perlahan  bertahan daam waktu yg lama

(21)

D

EFISIENSI

S

EKRESI

I

NSULIN

Penurunan responsivitas pada glukosa (fase 1)

Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance) pada fase 2

Toksisitas glukosa dan lipid-toxicity

Overkompensasi sehingga sel beta lelah

Penurunan pada masa sel beta di

(22)

R

ESISTENSI

I

NSULIN

o Resistensi Insulin kurangnya sensitifitas jaringan tubuh

terhadap insulin

o Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau tidak mampu

merespon insulin secara normal

o Terdapat hubungannya dengan faktor genetik dan faktor

(23)

P

ENYEBAB

:

 Faktor utama :

 Dekompensasi yang berlebihan sehingga reseptor insulin

mengalami kelelahan untuk terus bekerja menangkap insulin  resistensi

 Faktor tambahan :

 Pada kasus obesitas,

merupakan jenis kondisi yang menjadi penyebab resistensi.

Pada obesitas terjadi

peningkatan asam lemak bebas dalam darah 

(24)

DAFTAR PUSTAKA

 Anggota IKAPI. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

 Sudoyo, AW. et al., 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

 Sukandar, Elin Yulianah dkk. 2008. Iso

(25)

K

LASIFIKASI

D

IABETES

M

ELITUS

(26)

K

LASIFIKASI

D

IABETES

M

ELITUS

B

ERDASARKAN

E

TIOLOGINYA

( ADA,2003)

Diabetes Melitus Tipe

(27)

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

1

 Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)  Terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau

langerhans yang disebabkan oleh reaksi Autoimun

 Ada yang disebabkan oleh virus, diantaranya

(28)

P

ENYEBAB

K

ERUSAKAN

Autoantibodi

•ICAA (Islet Cell Cytoplasmic

Antibodies)

(29)

A

UTOANTIBODI

Interaksi antara antigen sel

β pankreas cell yaitu

cytotoxic killer T-cell

Apoptosis β

pankreas

Tidak dapat mensekresi

(30)

I

DIOPATIK

 Terkait dengan Human Leukocyte Antigens

(HLA) yaitu bagian kromosom yang

mengekspresikan gen-gen untuk pengaturan sistem imun.

 Perbedaan allel pada individu dapat

(31)

F

AKTOR

R

ESIKO

Riwayat

Keluarga

Paparan

Protein Susu

Sapi

Infeksi Virus

Pada Janin

(32)

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

2

 DM tipe 2 disebut dengan NIDDM (Non-Insulin

Dependent Diabetes Melitus)Diabetes Mellitu)  Penderita DM tipe 2 mencapai 90-95% dari

(33)
(34)

P

ENYEBAB

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

2

Gangguan

Sekresi

Insulin

(35)

G

ANGGUAN

S

EKRESI

I

NSULIN

Penurunan responsivitas pada glukosa saat sebelum onset klinis

Gangguan toleransi glukosa (Impaired Glucose Tolerance)

Toksisitas glukosa dan lipid-toxicity

Penurunan pada masa sel beta di pankreas

(36)

R

ESISTENSI

I

NSULIN

o Sel-sel sasaran insulin dalam tubuh gagal atau

tidak mampu merespon insulin secara normal

o Terdapat hubungannya dengan faktor genetik

(37)

F

AKTOR

G

ENETIK

o Gen reseptor insulin o Gen IRS-1

o Gen reseptor adrenergik β3

(38)

F

AKTOR

L

INGKUNGAN

o Substrat bioaktif derivat adiposit (adipokines) o TNF-α, leptin

o Resistin

(39)

I

NSULIN

o Memiliki struktur dipeptida yang terdiri dari

rantai A dan B yang kedua rantainya

dihubungkan dengan jembatan sulfida yang menghubungkan struktur helix terminal N-C dari rantai A dengan struktur central helix dari rantai B.

o Insulin mengandung 51 asam amino dengan

berat molekul 5802.

o Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai

(40)

S

INTESIS DAN

P

ELEPASAN

I

NSULIN

Insulin dikode oleh lengan pendek kromosom 117 dan disintesis oleh sel beta dari pulau lagerhans pankreas sebagai proinsulin

Proinsulin disintesis di ribosom-retikulum endoplasma kasar dari RNA sebagai proinsulin

Pre-proinsulin kemudian melalui signal peptide akan membentuk proinsulin di Retikulum Endosplasma

Vesikel sekretori dari RE akan mengirim proinsulin ke badan golgi. Di badan golgi, proinsulin akan diberikan tambahan zink dan kalsium yang menyebabkan bentukan heksamer proinsulin yang tidak larut air

(41)

Peningkatan kadar glukosa dapat menginduksi pelepasan insulin yang baru saja disintesis

Glukosa yang masuk dideteksi oleh

glukokinase, sehingga difosforilasi menjadi G6P Proses tersebut menghasilkan ATP sehingga terjadi penutupan kanall K+-ATP-Dependent

yang menyebabkan depolarisasi membran plasma dan adanya aktivitas kanal kalsium yang bersifat voltage-dependent menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium di

intraseluler.

(42)

 Sekresi insulin juga dapat dipengaruhi oleh

mediator lain seperti:

 Aktivitas fosfolipase dan protein kinase C  Ransangan dari aktivitas adenil-siklase dan

(43)

R

ESISTENSI

I

NSULIN

o Terdapat hormon yang bekerja berlawan dengan

insulin seperti glukoagon, glukokortikoid, dan katekolamin.

o Glukagon menyebabkan proses glikogenolisis,

glukoneogenesis, dan ketogenesis.

o Glukokortikoid menyebabkan katabolisme otot,

glukoneogenesis, dan lipolisis.

o Katekolamin menyebabkan lipolisis dan

(44)

F

AKTOR

R

ESIKO

Obesitas >120% berat badan ideal

Umur 20-59 tahun : 8,7% > 65 tahun : 18%

Etnik/Ras

Hipertensi >140/90mmHg

Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl

Riwayat

Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional

(45)

Faktor-faktor Lain Kurang olah raga

(46)

P

ERBEDAAN

DM 1

DAN

DM 2

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Mula muncul

Umumnya masa kanak- kanak dan remaja,

walaupun ada juga pada masa dewasa < 40 tahun

Pada usia tua, umumnya > 40 tahun

Keadaan klinis saat

diagnosis Berat Ringan

Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal

Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal

Pengelolaan yang disarankan

Terapi insulin, diet, olahraga

(47)

D

IABETES

M

ELITUS

G

ESTASIONAL

• Diabetes Melitus Gestasional => keadaaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan dan biasanya

berlangsung hanya sementara atau temporer. • 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM • Tingkat intoleransi glukosa yang terjadi atau

pertama kali dikenali saat masa kehamilan (American Diabetes Association)

(48)

Dalam kehamilan terjadi perubahan

metabolisme endokrin dan KH

yang

menunjang pemasokan makan bagi janin

serta persiapan untuk menyusui

Glukosa dapar berdifusi secara tetap melalui

plasenta kepada janin sehingga kadarnya

dalam darah janin hampir menyerupai kadar

darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai

janin, sehingga kadar gula ibu yang

(49)

 Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh

insulin. Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka

(50)

 Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila

ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan

(51)

F

AKTOR

P

ENYEBAB

R

ESISTENSI

I

NSULIN

 Hormon Estrogen

(52)

E

STROGEN

 Dapat merangsang glikogenolisis (penguraian glikogen)

(53)

H

UMAN

P

LACENTAL

L

ACTOGEN

 hPL meningkat sebanyak 10 kali pada trimester

kedua kehamilan

 hPL akan merangsang lipolisis sehingga terjadi

(54)

P

LACENTAL

G

ROWTH

H

ORMONE

(PGH)

(55)

D

IABETES

M

ELITUS

T

IPE

L

AIN

Berdasarkan American Diabetes Associatio, terdapat jenis diabetes yaitu

 Defek Genetik dari Sel β  Endokrinopati

 Induksi Obat atau Senyawa Kimia

(56)

DIABETES KARENA DEFEK GENETIK

DARI SEL-

Β

 Dikarakterisasi dengan timbulnya hiperglikemia

pada usia dini

 Disebut sebagai maturity onset diabetes of the

young (MODY) : ditandai dengan gangguan

(57)

E

NDOKRINOPATI

 Melibatkan disfungsi kelenjar endokrin : sudah

terjadi kerusakan pada sekresi insulin

 Growth hormone,cortisol,glucagon dan

(58)

D

IABETES KARENA

I

NDUKSI

O

BAT ATAU

S

ENYAWA

K

IMIA

 Antagonis reseptor β-adrenergik

 Mengganggu sekresi insulin, terutama golongan

β-adrenergik non selektif.

 Golongan β-adrenergik menghambat sekresi

(59)

D

IABETES

A

KIBAT

I

NFEKSI

Mekanisme Pertama

• Melibatkan infeksi langsung sel beta pankreas, replikasi virus menyebabkan terjadinya lisis sel

Mekanisme Kedua

•Mimikri molekular antara antigen

coxsackievirus B4 dan autoantigen sel-β

Mekanisme Ketiga

• Infeksi Coxsackievirus B sel-β persisten,

menagkibatkan

berkurangnya aktivitas litik yang dapat

menghasilkan

(60)

Mekanisme Keempat

•Coxsackievirus B menginduksi

diabetes dengan aktivasi sel T autoreaktif melawan antigen pulau Langerhans

Mekanisme Kelima

•Coxsackievirus B mungkin

terlibat dalam patogenesis DM tipe 1 dengan bertindak sebagai

terminal insult pada individu yang telah kehilangan massa

(61)

F

AKTOR

R

ESIKO

 Overweight

 Melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 9

pounds

(62)

P

RA

-

DIABETES

• Pra-diabetes merupakan kondisi dimana kadar gula darah sesorang berada diantara kadar

normal dan diabetes, lebih tinggi dari normal

tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam diabetes tipe 2.

(63)

T

IPE

P

RA

-D

IABETES

• Impaired Fasting Glucose (IFG) yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: <100mg/dl

• Impaired Glucose Tolerance (IGT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi glukosa berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam kondisi

diabetes

(64)

M

ANIFESTASI

K

LINIK

(65)

G

EJALA

U

MUM

 Polifagia

(66)

P

OLIFAGIA

 Polifagia  mudah merasa lapar dan terus menerus

makan.

 Disebabkan karena ketiadaan insulin, transpor glukosa

ke dalam sel tidak berjalan. Maka dari itu, glukosa yang ada dalam darah tidak masuk kedalam sel dan diolah menjadi energi.  tubuh menjadi lemas.

 Glukosa juga tidak masuk ke dalam jaringan-jaringan

(67)

P

OLIURIA

 Poliuria  banyak buang air kecil.

 Disebabkan banyaknya glukosa yang melewati filtrasi

glomerulus  glukosuria

 Glukosa yang bersifat osmotik  Proses osmosis di ginjal

 Hipersekresi Air di ginjal

 Banyaknya air yang tertarik membuat kandung kemih

(68)

P

OLIDIPSIA

 Polidipsia  banyak minum

(69)

G

EJALA

K

HUSUS

 DM tipe 1

 Terdeteksi pada saat anak-anak atau remaja

 Sekitar 75% gejala autoimun terjadi sebelum usia 20 tahun.

 Penderita memiliki perawakan yang kurus.

 DM tipe I memiliki onset penyakit yang cepat dan seringkali terjadi ketoasidosis pada penderita dimana ditemukan

senyawa keton pada urin sampai nafas penderita berbau aseton.

 Sering timbul poliuri, polifagi, polidipsi.

(70)

G

EJALA

K

HUSUS

 DM tipe 2

 Baru terdeteksi pada usia diatas 40 tahun.

 Pekembangan penyakitnya yang lambat karena didukung pola hidup yang kurang baik dan disertai dengan menurunnya

fungsi organ-organ terutama fungsi reseptor insulin  Penderita cenderung kelebihan berat badan.

 Umumnya juga memiliki tekanan darah dan kolesterol darah yang tingg.

 Penderita umumnya tidak memiliki gejala khusus, tetapi terkadang mengalami polifagi, polidipsi, poliuri, dan nokturi namun jarang. Seringkali baru terdeteksi saat terjadi

komplikasi

(71)

K

OMPLIKASI

A

KUT

- Hipoglikemia

- Ketoasidosis Diabetik

- Hiperglikemik Hiperosmolar

Nonketonik

(72)

H

IPOGLIKEMIA

Hipoglikemia

adalah suatu keadaan di mana kadar glukosa dalam darah berada di bawah kadar normal (3.0 mmol/L atau 60 mg/dL).

 Terjadi pada penderita diabetes yang mendapat terapi

- Insulin

- OHO (Obat Hipoglikemik Oral)

(73)

P

ENYEBAB

H

IPOGLIKEMIA

Insulin

 Obat gol. Sulfonilurea (glibenklamid, glimepirid,

gliklazid) dan glinid (repaglinid) : meningkatkan sekresi insulin

Pasien tidak makan

dalam waktu lama

Kekurangan nutrisi

HIPOGLIKE MIA

(74)

Aktivitas berlebih

Glukosa diubah menjadi

energi

Kadar

insulin Glukosa

HIPOGLIK EMIA

(75)

G

EJALA

H

IPOGLIKEMIA

 Gemetar  Pusing  Lapar

 Berkeringat  Mudah lelah  Wajah pucat

Gejala awal

(76)

Pusing

Penurunan kesadaran Penglihatan kabur

Susah konsentrasi

Neuroglikopenia

Gejala ringan

Gejala sedang

Pingsan Kejang

Gejala berat

(77)

K

ETOASIDOSIS

D

IABETIK

 Suatu keadaan gangguan metabolik yang disebabkan

karena kekurangan insulin dan ditandai dengan adanya hiperglikemia, asidosis dan adanya benda keton.

DM 1 > DM 2

(78)

DEFISIENSI melalui urin

Kekurangan air dan elektrolit

Dehidrasi

Lipolisis (melepaskan

asam lemak bebas)

Hati membentuk BENDA KETON (asam asetoasetat,

asam beta hidroksibutirat dan aseton)

(79)

T

ANDA DAN

G

EJALA

K

ETOASIDOSIS

D

IABETIK

Tanda klinis

Hiperglikemia

(kadar glukosa

>250 mg/dl)

Ketonuria

Penurunan pH

plasma (<7,3

)

Gejala

Rasa haus

Polidipsia

Poliuria

Dehidrasi

Nyeri perut

Muntah

Takipnea

Penurunan

kesadaran

(80)

H

IPERGLIKEMIK

H

IPEROSMOLAR

N

ONKETONIK

 suatu gangguan metabolik yang disebabkan karena

meningkatnya resistensi insulin dan kelebihan asupan glukosa, ditandai dengan adanya

hiperglikemia, hiperosmolaritas dan dehidrasi tanpa ketoasidosis.

DM 2 > DM 1

(81)

P

ATOFISIOLOGI

Glukosa darah naik

HIPERGLIK EMIA

HIPEROSMOLA RITAS

Menarik cairan dari dalam sel

Dehidrasi

Kekurangan air dan elektrolit Volume urin

(82)

T

ANDA DAN

G

EJALA

H

IPERGLIKEMIK

H

IPEROSMOLAR

N

ONKETONIK

Tanda klinis

Hiperglikemia

(

kadar glukosa

>600 mg/dl

)

Hiperosmolaritas

plasma

(>300

mOsm/L)

Gejala

dehidrasi berat

kulit kering

poliuria

gangguan

neurologi

koma

(83)
(84)

NEFROPATI RETINOPATI

Komplikasi Mikrovaskular

Penyebab utama gagal ginjal

Akibat hiperglikmia kronik

Penyebab utama kebutaan

(85)

Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring (glomerolus). Kadar gula darah tinggi secara

perlahan akan merusak selaput penyaring ini

Gangguan awal pada ginjal sebagai awalnya nefropati adalah terjadinya proses hiperfiltrasi membran basal glomerulus, ekspansi mesangial glomerulus yang akhirnya

menyebabkan glomerulosklerosis.

Kerusakan glomerolus

menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerolus

sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan

mikroalbuminuria

Nefropati diabetik

Sindrom komplikasi mikrovaskular diabetes mellitus yang ditandai dengan hiperfiltrasi glomerulus dan peningkatan GFR

(86)

N

EFROPATI DIABETIK

Jalur GEs

Glukosa

Gangguan osmolaritas membran basal

Aldose

reduktase

Jalur poliol

Adanya penimbunan AGEs dalam jangka panjang akan merusak

membran basalis dan mesangium yang akhirnya merusak

glomerulus

↑Sorbitol

Jalur protein Kinase-C

↓Inositiol

Reaksi antara glukosa dan protein yang meningkatkan produk glikosilasi dengan proses

non enzimatik protein

Aktivasi NO, VEGF, ET-1 Aktivasi PKC

↑ DAG

hiperglikemis

Hipertrofi ginjal

(87)

Aktivasi Protein Kinase-C

(88)

Tahapan Nefropati

Tahap 2. Laju filtrasi glomerulus tetap meningkat, eksresi albumin dan tekanan

darah normal. Terjadi penebalan membran basalis

Tahap 3. Terjadi mikroalbuminuria yaitu ekskresi albumin lebih dari 30 mg per hari.

Tekanan darah mulai meningkat Tahap 1. Terjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi. Laju filtrasi glomerulus dan

laju eksresi urin meningkat

Tahap Kondisi Ginjal AER LFG TD

1 Hipertrofi N ↑ N

2 Kelainan

struktur

>200 mg/menit Rendah Hipertensi

5 Uremia Tinggi/rendah < 10

ml/menit

Hipertensi

Tahap 4. Perubahan histologi lebih jelas, terdapat peningkatan ketebalan membran basalis. Tahap ini merupakan tahap nefropati lebih lanjut.Laju filtrasi glomerulus menurun akibat peningkatan

tekanan darah.

Tahap. 5 Timbulnya gagal ginjal terminal

Keterangan: AER = Albumin Excretion Rate, LFG= Laju Filtrasi Glomerulus, N= Normal, TD= Tekanan Darah

(89)

Retinopati diabetik

Komplikasi mikrovaskular pada mata akibat diabetes mellitus yang dapat menyebabkan kebutaan

(90)

Kesulitan

lingkaran cahaya

Melihat bintik gelap dan cahaya

kelap-kelip

(91)

Hiperglikemi a

hipoksia Jalur poliol

Pelepasan vasoaktif: NO,

ET-1

Kerusakan endotel Kerusakan

perisit

advanced glycation end products

(AGEs Reactive oxygen

intermediateds

Pembuluh darah lemah pada membran basalis Oklusi kapiler

retina

Sorbitol tidak dapat melewati membran

↑sorbitol

Kebocoran protein plasma dan pendarahan

retina

Merangsang pembentukan pembuluh

darah baru

Kekurangan jumlah perisit

Mekanisme Retinopati diabetik

(92)

Diagnosis

Deteksi dini retinopati dilakuka dengan

menggunakan funduskopi. Fundus photography dapat dilakukan untuk dokumentasi kelainan retina berupa mikroaneurism, edema makula, pendarahan retina, neovaskularisasi dan proliferasi jaringan fibrosis retina.

(93)

Retinopati

Mikroanurism merupakan tanda paling awal pada retinopati DM

non proliferatif.

Dengan optalmoskopi atau foto warna fundu, mikroaneurism tampak berupa bintik merah

dengan adanya pembentukan pembuluh darah baru yang terdiri dari satu lapisan endotel

tanpa sel perisit

Pembuluh darah baru tersebut tumbuh secara abnormal keluar dari retina dan meluas ke vitreus yang menghalangi transmisi cahaya

(94)

 Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, atau akibat denaturasi protein lensa

 Hal ini disebabkan adanya akumulasi sorbitol. Akumulasi

sorbitol dalam lensa akan menarik air kedalam lensa sehingga terjadi hidrasi lensa

(95)

P

ATOFISIOLOGI

Peningkatan kadar gula darah  akan diikuti dengan kadar glukosa pada aqueous humor  kadar glukosa darah yang meningkat pada aqueous humor  glukosa masuk ke dalam lensa melalui difusi  kadar glukosa dalam lensa akan meningkat.

Beberapa molekul glukosa akan diubah menjadi sorbitol oleh enzim aldose reduktase. Akumulasi dari sorbitol pada jaringan intraselular menghasilkan perubahan osmotik pada jaringan lensa yang bersifat hidropik yang akhirnya berdegenerasi dan membentuk gula katarak.

Peningkatan akumulasi dari sorbitol membuat keadaan hiperosmotik sehingga cairan masuk karena adanya perbedaan gradien osmotik.

(96)

 Glaukoma adalah keadaan peningkatan tekanan

intraokular yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang akibat isebabkan

oleh bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris.

(97)

K

OMPLIKASI

N

EUROPATI

(98)

N

EUROPATI

Diabetic

Foot Ulcer

(99)

D

IABETES

N

EUROPATI

 komplikasi terbesar yang sering terjadi pada penderita

diabetes yaitu sekitar 50%

 Peningkatan risikonya  bertambahnya usia dan

lamanya pasien mengidap diabetes

 Diabetes neuropati umumnya muncul pada pasien yang

(100)

P

ATOFISIOLOGI

Jalur Poliol

Pembentukan AGE (Advanced

Glycation End Products)

(101)

1. Jalur Poliol

 Hiperglikemia menyebabkan peningkatan kadar glukosa intaseluler

pada saraf  saturasi pada jalur normal glikolisis  masuknya glukosa ke jalur poliol

 Glukosa diubah menjadi sorbitol oleh aldose reduktase lalu diubah

menjadi sorbitol dehydrogenase

 Aldose reduktase berperan dalam pembentukan myoinositol 

(102)

2. Pembentukan AGE (Advanced Glycation End Products) Hiperglikemia dapat menyebabkan glikasi non enzimatik protein, nukleotida, dan lipid uyang mengakibatkan terbentuknya AGE (Advanced Glycation End Products). AGE memiliki peran dalam mengganggu integritas dan mekanisme perbaikan pada neural.

3. Stres Oksidatif

(103)

P

ENYEBAB

 Faktor metabolik seperti gula darah, lamanya pasien

menderita diabetes, level lemak pada darah yang abnormal, dan level insulin yang rendah.

 Faktor neurovaskular, menyebabkan terganggunya

transportasi oksigen dan nutrisi ke sistem saraf.

 Faktor autoimun yang menyebabkan terjadinya iflamasi

pada sistem saraf

 Cidera mekanik pada saraf

 Faktor genetik yang menyebabkan rentan terkena

(104)

G

EJALA

Diabetes neuropati pada umumnya tidak menimbulkan gejala, namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan gejala seperti:

 Nyeri, kesemutan, sakit pada jari, kaki, lengan, tangan, dan

jari kaki

 Lelah pada otot-otot kaki atau tangan

 Gangguan pencernaan, mual, dan muntah  Diare atau sembelit

 Pusing atau pingsan akibat terlalu lama berdiri atau duduk  Masalah pada urinasi

 Disfungsi ereksi pada pria atau vagina yang kering pada

(105)

Neuropati periferal

•Jenis diabetes neuropati yang paling umum terjadi. Menyebabkan hilangnya rasa pada jari kaki, tangan, kaki, dan lengan

Neuropati otonom

•Menyebabkan peubahan pada pencernaan, fungsi kandung kemih, dan respon seksual. Hal ini juga mempengaruhi saraf yang mengatur tekanan darah.

Neuropati proximal

•Neuropati proximal menyebabkan nyeri pada paha, pinggul atau bokong dan menyebabkan kelemahan di kaki

Neuropati focal

•Keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi

kelemahan satu saraf atau sekelompok saraf yang menyebabkan kelemahan otot atau rasa sakit.

(106)

 Laki-laki yang menderita diabetes  disfungsi ereksi karena

meningkatnya gula pada darah dan mengakibatkan rusaknya sistem saraf tepi  menghambat aliran darah untuk mengalir ke penis

 Pasien diabetes sangat rentan giginya cepat goyang

imunitas dan hormonal pada penderita diabetes sudah menurun akibat fungsi leukosit terganggu dan kadar gula darah yang tinggi

 Infeksi yang terjadi di rongga mulut  kerusakan pada

(107)

D

IABETIC FOOT ULCER

 Diabetes neuropati merupakan 60% penyebab

terjadinya foot ulcer

 Penyakit ini dapat diderita oleh pasien diabetes tipe

1 maupun 2.

(108)

 Pasien diabetes memiliki risiko tinggi untuk terkena

cidera ringan tanpa menyadari terjadinya cidera tersebut sampai cidera tersebut bertambah parah

 Risiko terbentuknya foot ulcer pada pasien diabetes 

meningkat hingga 7x lipat

 Diabetes melitus yang mengenai saraf otonom dapat

(109)
(110)

Diagnosis

Riwayat dan pemeriksaan

fisik

Pemeriksaan ulkus

Pengujian neurologis Pemeriksaan

(111)
(112)

 faktor risiko meningkat sebanyak 2-4 kali pada

penderita diabetes

 WHO menyebutkan bahwa 75% pasien diabetes yang

(113)

 Pasien diabetes yang mengalami hiperglikemia 

mikroangiopati yaitu rusaknya pembuluh darah kecil sehingga mengganggu suplai darah ke jantung

 Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang sama

dengan penderita non diabetes untuk terkena serangan jantung

 Pasien diabetes dapat terkena serangan jantung tanpa

menyadari adanya gejala sebelumnya

 penderita diabetes mengalami kematian mendadak pria

(114)
(115)

PERSENTASE PENURUNAN RISIKO TERJADINYA KOMPLIKASI

(116)

D

AFTAR REFERENSI

 Carneiro, A. V. (2004). Coronary heart disease in diabetes mellitus:

risk factors and epidemiology. Revista Portuguesa de Cardiologia : Orgão Oficial Da Sociedade Portuguesa de Cardiologia = Portuguese Journal of Cardiology : An Official Journal of the Portuguese Society of Cardiology, 23(10), 1359–66. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15641298

 Criteria, D., & Clinical, B. (2005). and Brief Clinical, 28(4).

 Healths, N. I. O. (2009). Diabetic neuropathies : The nerve damage of

diabetes. National Diabetes Information Clearinghouse, 1–11.

 Jakobsen, J., & Sidenius, P. (1994). Diabetic neuropathy. Current

(117)

Pertanyaan/Sanggahan

2. Resistensi Insulin? Mekanisme?

3. DM gestasional, ada hubungannya ke bayi?

Terapinya? Kapan normal lagi?

4. Foot ulcer, hubungannya ke diabetes Basah dan

Kering? Yang mana?

5. Faktor resiko GDM, hubungannya melahirkan bayi 9

Pound / 4,5 Kg ke GDM? Kenapa?

6. Ciri-ciri konkrit diabetes, bedanya?

(118)

8. Dm tipe 1 kurus, tipe 2 gemuk. Tipe 1 polifagia,

hubungan berat badan ke DM

Referensi

Dokumen terkait

Gelas beker III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk huruf w supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa adanya hubungan antara tingkat obesitas dengan gangguan Konsep diri: Gambaran Diri remaja, Hal ini bisa terjadi karena

Dengan adanya sistem informasi penjadwalan ini diharapkan dapat membantu menyusun jadwal mata pelajaran sehingga proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan dengan baik..

Untuk lembar observasi keterlaksanaan sintaks bagi siswa siklus 2 pertemuan kedua, disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah tertulis dalam RPP

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pola asuh orang tua dan faktor lingkungan sekolah dengan perilaku agresif pada anak usia sekolah..

Pada akhir penulisan penulis memberi kesimpulan bahwa pembuatan iklan harus mempunyai konsep dan tujuan yang jelas agar masyarakat mudah memahami makna yang terkandung dalam

Dalam kompetisi Matematika yang terdiri dari 40 soal, peserta akan mendapat skor 4 untuk jawaban benar, skor -1 untuk jawaban salah, dan skor 0 untuk soal yang tidak

Puji dan syukur tak lupa penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih dan penyertaanNya selama menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi dengan judul