• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN. pdf"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SMA Negeri 3 Cilacap 1

PENDAHULUAN

Pernyataan KH. Said Agil Siradj Ketua PBNU versi Muktamar Jombang tahun 2015 yang menyatakan “Orang berjenggot itu mengurangi kecerdasan, jadi syaraf yang sebenarnya untuk mendukung kecerdasan otak, ketarik oleh, untuk memanjangkan jenggot,” sontak membuat geger kalangan umat Islam di Indonesia. Pernyataan kontroversi tersebut juga mengundang pro dan kontra di kalangan warga NU sendiri. Sebagian kalangan NU ada yang membenarkannya dan sebagian yang lain ada yang menyalahkan bahkan mengecamnya.

Pernyataan pembelaan terhadap pernyataan KH. Said Agil Siradj di antaranya datang dari Hamim Mustofa Nerashuke dalam webnya : www.ngaji.com. Sebenarnya Hamim Mustofa Nershuka hanya mencoba menengahi dengan memberikan beberapa alasan warga NU tidak menghujat habis-habisan terhadap KH. Said Agil Siradj. Dalam webnya Hamim Mustofa Nerashuke menyebutkan beberapa pendapat yang senada dengan pernyataan KH. Said Agil Siradj. Di antaranya adalah :

1. Abdul Malik bin marwan berkata: “Barangsiapa panjang jenggotnya maka ia sedikit akalnya.”

2. Ashabul firosah berkata: “Ketika seseorang tinggi perawakan dan panjang jenggotnya maka bisa dipastikan ia orang yang bodoh.”

3. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan: “Tempatnya akal itu pada otak, jalan jiwa itu melalui hidung dan tempat kebodohan itu pada panjangnya jenggot.”

4. Sa'ad bin Manshur mengatakan: “Aku berkata kepada Ibn Idris: “Apakah kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah ?” Dia menjawab : “Iya, aku melihat panjang jenggotnya dan dia bodoh.”

5. Ziad berkata: “Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya (kecerdasannya).”

Pernyataan kecaman di antaranya datang dari NU Garis Lurus. Dalam webnya NU Garis Lurus menyebutkan bahwa para Kyai NU

HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN DAN PENAMPILAN

Shafna Annisa Harimurti dan Dona Fitria Nur Azizah

ABSTRAK

Sejak KH. Said Agil Siradj melontarkan pernyataan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan, muncul berbagai reaksi baik pro maupun kontra. Tujuan dari penelitian adalah menguji apakah ada hubungan antara jenggot dengan kecerdasan dan sikap ramah. Berdasarkan kajian literatur diperoleh data bahwasanya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenggot dengan kecerdasan maupun dengan sikap ramah. Metode yang kami gunakan adalah kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data-data prestasi akademik dan sikap perilaku 15 orang yang berjenggot dan 15 orang tidak berjenggot yang kami pilih secara acak (random sampling) kemudian membandingkannya dengan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jenggot dan kecerdasan sebesar 58 %. Nilai IPK dari responden yang tinggi 33,7%-nya dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Sehingga dalam uji T diketahui bahwa jenggot memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan pria karena signifikansinya hanya 0,001. Seluruh pria yang berjenggot maupun yang tidak berjenggot sama-sama bisa berpenampilan yang menarik.

(2)

SMA Negeri 3 Cilacap 2

kharismatik hampir semuanya berjenggot, termasuk juga pendiri NU, yaitu KH. Hasyim Asyari.

KH. Zuhrul Anam Hisyam atau Gus Anam pengasuh Pondok Pesantren Leler Banyumas Jawa Tengah menjawab dengan gubahan syair :

Para imam pembawa petunjuk mereka mempunyai jenggot, Dari Imam Malik sampai Imam Abi Hanifah.

Dan Imam Ahmad serta Imam Syafi’i yang agung, Perkataan ini demi Allah mempunyai banyak cacat.

Adapun Said dan seseorang yang lain telah melecehkan, Mereka semua adalah orang -orang yang meremehkan.”

Kecaman para kyai terhadap KH. Said Agil Siradj membuat beliau meralat pernyataannya. Dalam web : www.nu.or.id KH. Said Agil Siradj mengatakan : “Memelihara jenggot termasuk salah satu sunnah Rasulullah SAW sehingga kaum muslim boleh mengamalkannya. Tapi yang ditiru jangan hanya jenggotnya saja, melainkan akhlaknya.” Kemudian beliau melanjutkan : ”kecerdasannya itu akan turun ke hati. Artinya orang berjenggot panjang adalah simbol dari hati yang sudah arif, bersih, sudah tidak lagi memikirkan harta dunia, kedudukan, dan ikhlas lillahi ta’ala. Ulama sufi dan wali semuanya berjenggot, kecerdasan pindah dari otak ke hati.”

Kejadian tersebut membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian, apakah benar jenggot mempengaruhi kecerdasan atau tidak.

Rumusan Masalah

Sejak jaman dahulu banyak ulama dan ilmuwan yang berperilaku ramah namun tetap memiliki jenggot. Pernyataan KH Said Agil Siradj yang merupakan salah satu pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia membuat pro dan kontra. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan jenggot dengan kecerdasan seorang pria ?

2. Bagaimana hubungan jenggot dengan penampilan seorang pria ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meneliti pengaruh jenggot terhadap kecerdasan seorang pria.

2. Meneliti pengaruh jenggot terhadap sikap dan perilaku seorang pria.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menemukan jawaban ilmiah dari polemik berkepanjangan seputar jenggot.

2. Sebagai salah satu upaya menanamkan sikap ilmiah dalam menghadapi berbagai wacana-wacana baru yang membuat geger publik.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Jenggot

(3)

SMA Negeri 3 Cilacap 3

Jenggot Dalam Pandangan Islam

Secara umum, para ulama fiqh 4 madzhab sepakat bahwa memelihara jenggot adalah sebuah keutamaan (fadlilah) dan fitrah kaum lelaki (fithrah). Akan tetapi, apakah keutamaan dan fitrah itu hukumnya wajib atau tidak, dan apakah mencukurnya sama dengan mengingkari fitrah atau tidak? Dalam hal ini, ulama fiqh 4 madzhab memiliki pandangan berbeda (akhtilaf). Perbedaan pendapat tersebut dapat diperinci sebagai berkut:

1. Hanafiyah

Mayoritas ulama madzhab Hanafi mewajibkan memelihara jenggot dan haram mencukurnya, terutama jenggot yang tumbuh pertama kali. Dalam Kitab Radd al-Muhtar ‘ala Dar al-Mukhtar, Ibnu Abidin menyatakan: ِهِتحيِِْ ُعْطحق ِلُجّرلا ىحلحع ُمُرْحَ (Haram atas laki-laki memotong jenggotnya).

2. Malikiyah

Ulama Malikiyah berbeda pendapat, ada yang menghukumi wajib dan ada yang menghukumi sunnah memelihara jenggot. Yang menghukumi wajib memelihara jenggot, otomatis mengharamkan mencukurnya. Sedangkan ulama yang menghukumi sunnah memelihara jenggot, memakruhkan mencukurnya. (lihat Hasyiah ad-Dasuqi ‘ala Syarh al-Kabir dan Al-Hafidz al-Iraqi dalam Tharh al-Tatsrib).

3. Hanabilah

Mayoritas ulama Hanabilah menghukumi wajib memelihara jenggot dan haram mencukurnya, seperti dikatakan Ibnu Muflih dalam Kitab al-Furu’:

احهُقْلحح ُمُرْحَحو احُُوُط ْنحجْهح تْسُي ْحَ احم ِبحهْذحمْلا ِِحو ، ُهحتح يِِْ يِفْعُ يحو

(Dibiarkan jenggotnya, di dalam mazhab (Hanabilah) selama panjangnya jenggot tidak dikhawatirkan menyebabkan buruk dan haram mencukurnya).

4. Syafi’iyah

Sebagaimana ulama Malikiyah, ulama Syafi’iyah juga berbeda pendapat dalam menentukan hukum memelihara dan mencukur jenggot. Namun pendapat yang paling kuat di kalangan Syafi’iyah adalah yang menghukumi sunnah memelihara dan makruh mencukur. Pendapat inilah yang dipegang mayoritas umat Islam Indonesia.

Kemakruhan mencukur jengggot, di antaranya dinyatakan oleh Imam al-Ghazali, al-Nawawi, al-Rafi’i, Zakariya al-Anshari, Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Ramli, al-Khatib as-Syarbini, dan lainnya. Sedangkan keharaman mencukur jengot, dinyatakan oleh Imam as-Syafi’i, Ibnu al-Rifa’ah, al-Hulaimi, al-Qaffal as-Syasyi. (Yasin, 2015)

Jenggot dan Kesehatan

Jenggot ternyata bermanfaat bagi kesehatan laki-laki, begitu juga dengan kumisnya (kumis diperintahkan untuk dipotong, tetapi tidak mesti harus habis). Berikut manfaatnya:

1. Pelindung dari sinar matahari

Sebuah studi terbaru dari University of Southern Queensland mengungkapkan bahwa jenggot dapat memberikan perlindungan yang signifikan dari sinar matahari yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker kulit.

(4)

SMA Negeri 3 Cilacap 4

cambang rata-rata tiga kali lebih sedikit terpapar sinar UV yang berbahaya dibandingkan dengan bagian tubuh yang tidak tertutup rambut apapun.

Dengan menggunakan teknik dosimetrik yang dapat mengukur jumlah sinar atau radiasi yang diserap tubuh, diperoleh fakta bahwa jenggot memberikan perlindungan terhadap sinar matahari hingga 90-95 persen, meski hal itu bergantung pada panjangnya jenggot.

“Secara umum rambut memang menawarkan perlindungan terhadap sinar matahari. Itulah mengapa wanita tak begitu mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari jika rambutnya menutupi bagian belakang leher dan bagian samping wajahnya,” tandas Dr. Nick Lowe, seorang pakar dermatologi terkemuka yang berbasis di London.

“Tapi ternyata ketebalan rambutnya juga berpengaruh. Sama halnya dengan faktor SPF karena makin tinggi kepadatan dan kelebatan rambutnya maka makin tinggi SPF-nya. Makanya ketika saya berpraktik di California, saya sering melihat peselancar yang botak tapi berjenggot justru lebih sering mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari dan pra-kanker di kepala mereka, daripada jika mereka punya rambut di atas kepala,” tambahnya.

Teori lain dinyatakan oleh Iain Sallis, seorang konsultan trikologi. Menurutnya cahaya memancar dalam bentuk garis lurus tapi ketika bertabrakan dengan jenggot yang keriting, maka jenggot itu akan memecah cahayanya sehingga tak pernah mencapai kulit.

2. Mencegah serangan asma

Pria yang asmanya dipicu oleh serbuk bunga dan debu dapat terlindungi oleh jenggot yang

lebat karena jenggot itu dapat membantu mengurangi gejala asmanya.

“Kumis yang menutupi area hidung dapat menghambat pemicu alergi atau alergen masuk ke dalam hidung dan terhirup masuk ke paru-paru,” kata Carol Walker, pakar rambut medis dan pendiri Birmingham Trichology Centre.

Tapi menurut seorang dokter umum yang berbasis di London, Dr. Rob Hicks, hanya serbuk sari yang bisa terperangkap dengan cara ini, tapi tidak dengan debu yang berbentuk mikroskopis. Kalaupun bisa terjebak di kumis, debu-debu itu bisa menumpuk di kumis dan hanya tinggal menunggu waktu, lama-lama keduanya pun bisa masuk ke dalam hidung.

“Teorinya, kumis tak serta-merta dapat menghambat pemicu asma untuk measuk ke saluran pernafasan, kecuali jika sangat lebat,” simpul Dr. Felix Chua, dokter dan konsultan penyakit sistem pernafasan dari London Clinic, Harley Street.

3. Memperlambat penuaan

Dari waktu ke waktu, rambut yang tumbuh di wajah dapat membantu menjaga kulit agar tetap awet muda dan sehat.

“Dengan kata lain rambut itu menjaga agar kulit tetap lembab dengan melindunginya dari angin yang dapat mengeringkan kulit dan mengganggu upaya perlindungan terhadap kulit,” ujar Dr. Lowe.

(5)

SMA Negeri 3 Cilacap 5

berambut atau telah dicukur karena akan lebih mudah terhapus.

4. Melawan batuk

Menurut Carol Walker, jenggot tebal yang tumbuh di bawah dagu dan leher akan meningkatkan temperatur leher serta membantu melawan demam dan batuk.

“Rambut adalah semacam insulator yang dapat membuat Anda terus merasa hangat. Jenggot yang panjang dan tebal juga dapat menjebak udara dingin dan meningkatkan suhu leher sehingga Anda bisa bertahan di bawah cuaca dingin,” tukasnya.

5. Mencegah ruam kulit

Justru jika seseorang malas bercukur itu tandanya kulitnya terhindar dari ruam kulit. “Bercukur itu merupakan penyebab utama infeksi bakteri pada bagian tubuh yang tertutup jenggot. Aktivitas ini dapat berakibat pada ruam akibat pisau cukur, rambut tumbuh ke dalam kulit dan folikulitis (infeksi folikel rambut yang menyebabkan munculnya bintik-bintik di kulit,” ungkap Dr. Martin Wade, konsultan dan pakar dermatologi dari London Skin and Hair Clinic. ( Bahraen, 2013 )

Jenggot dan Kecerdasan

Terkait dengan “guyonan” KH. Said Agil Siradj bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan, semakin panjang semakin goblok, ada beberapa point yang menjadi catatan untuk menyikapi “guyonan” tersebut :

Pertama : Imam Ghozali berkata : "Syuraih Al-Qoodhli berkata : "Aku berharap kalau aku memiliki jenggot, meskipun harus membayar 10 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)

Ghozali juga berkata : "Para sahabat Al-Ahnaf bin Qois berkata, "Kami berangan-angan untuk membelikan jenggot buat Al-Ahnaf meskipun harus membayar 20 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)

Para ulama yang tidak berjenggot dahulu ternyata berangan-angan untuk memiliki jenggot meskipun harus membayar mahal sekali.

Kedua : Di antara daftar orang-orang berjenggot adalah para Nabi dan para ulama. Jabir bin Samuroh berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebat rambut janggutnya" (HR Muslim no 2344)

Demikian juga Nabi Harun 'alaihis salam, Allah berfirman :

حلوُقح ت نحأ ُتيِشحخ ِِِّإ ۖ يِس

أحرِب حَحو ِِحيۡحِلِب

ۡ

ۡذُخۡحَ حَ ّمُؤح نۡ بح ي حلاحق

ۡرح ت ۡحَحو حليِء حرۡسِإ ِِحب ح ۡۡح ب حت

ۡقّرح ف

ِلۡوح ق ۡبُق

“Harun berkata (kepada Nabi Musa) "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jenggotku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak

memelihara amanatku" (QS Toha : 94)

Ketiga : Bahkan kita dapati kaum Nashrani juga tatkala menggambarkan nabi Isa 'alaihis salaam (yang dianggap tuhan oleh mereka) ternyata selalu berjenggot.

Keempat : Para ulama –terutama Imam Asy-Syafi'i dan para ulama madzhab syafi'i, demikian juga madzhab-madzhab yang lain- telah ijmak (sepakat ) akan larangan mencukur jenggot hingga gundul habis.

(6)

SMA Negeri 3 Cilacap 6

Ahmad Dahlan, Buya Hamka, sampai KH. Hasyim Asy’ari – pendiri NU – juga berjenggot.

Keenam : Demikian juga banyak tokoh-tokoh non muslim yang berjenggot, contohnya Khong hu cu dan Lao Tse.

Demikian juga tokoh-tokoh ilmuan non muslim seperti James Parkinson (1755 – 1824), William Edmond Logan (1798 –1875), Asa Gray (1810 - 1888), John Strong Newberry (1822 – 1892), John Tyndall (1820 – 1893), Alfred Bernhard Nobel (1833 – 1896), John Wesley Powell (1834 – 1902), Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906), Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907), Henry Clifton Sorby (1826 - 1908), Grove Karl Gilbert (1843 –1918), Pyotr Alexeyevich Kropotkin (1842 – 1921), Alexander Graham Bell (1847 – 1922), Wilhelm Conrad Röntgen (1845 – 1923), dan masih banyak lagi; ini semua adalah para ilmuwan non-Islam yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan berjenggot.

Ketujuh : Tokoh-tokoh Nusantara yang dianggap sangat cerdas oleh KH Said Agil Siradj karena tidak berjenggot, ternyata di antara mereka beraliran Liberal dan Pluralisme.

Kedelapan : Sebenarnya pernyataan bahwa semakin panjang jenggot semakin goblok itu hanya berdasarkan praduga, bukan berdasarkan disiplin ilmu tertentu, baik di bidang kedokteran, atau ahli saraf, atau ahli agama, atau ahli-ahli yang lainnya.

Kesembilan : KH Said Agil Siradj sendiri disinyalir waktu masa muda pernah gagah berjenggot.

Kesepuluh : Bila KH Said Agil Siradj saat ini lebih memilih tidak berjenggot maka tidak perlu

mengejek yang berjenggot dengan menyatakan mereka goblok. ( Firanda, 2015 )

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data prestasi akademik orang-orang yang berjenggot dan tidak berjenggot kemudian membandingkannya.

Indikator Penelitian

Dari kajian pustaka di atas, dapat diturunkan menjadi beberapa indikator. Indikator ini merupakan landasan kami melakukan pengumpulan data. Data yang akan kami kumpulkan adalah :

1. Pengaruh jenggot terhadap kecerdasan. Indikator yang kami tetapkan adalah sebagai berikut :

a. Nilai akademik yang meliputi nilai IPK raport atau ijazah.

b. Prestasi akademik yang meliputi prestasi di bidang-bidang yang terkait dengan kecerdasan, seperti penemuan baru, dedikasi untuk kemajuan umat manusia dan sebagainya.

2. Pengaruh jenggot terhadap penampilan dan karier.

Indikator yang kami tetapkan adalah sebagai berikut :

a. Penampilan yang menarik dan perilaku yang ramah, seperti suka menyapa, murah senyum, sopan dan lemah-lembut.

b. Kesuksesan dalam kehidupan, seperti kesuksesan pengusaha, tentara, birokrat dan sebagainya.

c. Kemasyhuran dalam reputasi, seperti tokoh-tokoh sejarah dan tokoh-tokoh dunia.

Metode Penarikan Sample

Penarikan sample menggunakan metode

purposive random sampling dengan jumlah

(7)

SMA Negeri 3 Cilacap 7

Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis regresi linier dengan software SPSS 16.0. dan analisis deskriptif observatif.

Hipotesis

Tidak ada pengaruh jenggot terhadap kecerdasan maupun perilaku dalam artian setiap laki-laki baik yang berjenggot maupun tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang ramah dan menjadi orang yang cerdas.

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 – 12 Mei 2016 di kota Cilacap dengan melibatkan 15 responden berjenggot dan 15 responden tidak berjenggot dengan latar belakang beragam, mulai dari dosen, guru, pegawai, karyawan, wiraswastawan, mahasiswa dan pelajar yang dipilih secara acak (random).

Data-Data Penelitian

Penelitian pertama adalah penelitian pengaruh jenggot terhadap kecerdasan dengan cara mengumpulkan IPK para responden dan menyusunnya dalam sebuah tabel perbandingan.

Tabel 4.2.1. Perbandingan IPK responden Responden

Sumber : hasil survey

Data di atas menunjukkan bahwa responden yang berjenggot memiliki kecenderungan nilai IPK yang lebih tinggi daripada responden yang tidak berjenggot.

Hasil Analisis Regresi Linier

Hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier menggunakan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jenggot dengan kecerdasan sebesar 58%.

Tabel 4.3.1. Hasil Analisis R dan R Square

Dari tabel di atas diperoleh data bahwa keberadaan jenggot menjadi penyebab peningkatan kecerdasan pria yang menjadi responden hingga 33,7 %.

Tabel 4.3.2. Hasil Analisis Uji T

Sumber : Hasil olahan software SPSS

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji T menyatakan keberadaan jenggot berpengaruh kepada peningkatan kecerdasan pria yang menjadi responden dalam penelitian ini karena signifikansinya hanya 0,001 < 0,05.

Pembahasan

Jenggot adalah salah satu identitas seorang pria muslim. Sejak jaman Rasulullah SAW dan para Shahabatnya, kaum muslimin senantiasa menjaga identitas keislaman ini. Hal ini didasarkan oleh sabda Rasulullah SAW :

اوُرِِفحو حِْۡكِرْشُمْلا اوُفِلاحخ

حبِراحوّشلا اوُفْححأ حو ىححِِللا

“Berbedalah dengan orang-orang musyrikin. Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis!” ( HR. Bukhari )

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .580a .337 .313 .46571

a. Predictors: (Constant), Kondisi dagu

(8)

SMA Negeri 3 Cilacap 8

Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah SAW bersabda :

حخ حو ىححِِللا اوُخْرحأ حو حبِراحوّشلا اوُزُج

حسْوُجحمْلا اوُفِلا

“Pendekkan kumis dan panjangkan jenggot, berbedalah kalian dengan orang-orang Majusi!”

( HR. Muslim ) Meskipun hadits-hadits di atas dinyatakan shahih oleh para ulama, namun banyak kaum muslimin yang enggan mengamalkannya. Sebagian mereka berargumentasi bahwa orang-orang musyrikin pada jaman sekarang ini banyak yang berjenggot, sehingga perintah Rasulullah SAW untuk berjenggot supaya berbeda dengan orang-orang musyrikin tidak berlaku lagi. Argumentasi demikian adalalah argumentasi yang keliru, karena jenggot telah dijadikan sebagai identitas seorang pria muslim oleh Rasulullah SAW, sehingga selaku seorang muslim seharusnya malu bila ternyata banyak orang non muslim yang bangga mengenakan identitas muslim sementara orang-orang yang mengaku muslim malah meninggalkannya.

Hal lain yang membuat banyak kaum muslimin di Indonesia enggan berjenggot adalah munculnya anggapan bahwa jenggot adalah ciri dari teroris. Padahal Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dalam Tabligh Akbar Indonesia Bersholawat menyatakan bahwa jenggot bukan ciri teroris. Bahkan potensi terorisme bisa muncul dari agama manapun, sehingga tidak benar jika teroris itu disangkut pautkan dengan Islam. (Islamedia, 2016)

Menurut Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin, terorisme akan selalu menggunakan konteks agama. Bahkan ribuan gerakan yang diduga terorisme yang ada di Indonesia, semuanya mengatasnamakan agama. Terkait kerap dikaitkannya terorisme dengan Islam dan sebaliknya, BNPT menilai

bahwa hal itu merupakan risiko agama mayoritas. Simbol-simbol agama mayoritas akan digunakan pelaku, untuk membenarkan kekerasan yang dilakukan. BNPT sendiri tidak pernah mempermasalahkan penampilan agama apa pun, termasuk jenggot. (Faza, 2016)

Kebencian terhadap jenggot lebih disebabkan oleh rasa ketidaksukaan terhadap ormas atau kelompok lain yang memelihara jenggot. Fanatisme buta yang disebarkan dengan cara menebar kebencian bukanlah hal yang baik. Perbedaan yang ada di antara ormas-ormas atau kelompok-kelompok Islam yang ada semestinya dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, bukan malah dijadikan sebagai alasan memfitnah dan memusuhi kelompok yang lainnya.

Tuduhan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan sesungguhnya adalah tuduhan yang tidak benar. Dari data yang kami kumpulkan ternyata hampir seluruh ulama kharismatik di Indonesia adalah berjenggot. KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah berjenggot, KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU berjenggot, KH. Ahmad Surkati pendiri Al-Irsyad berjenggot, Muhammad Natsir pendiri Masyumi berjenggot, dan lain-lainnya. Demikian pula para ulama-ulama dunia seperti : Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lain-lainnya semuanya berjenggot. Bahkan Walisanga semuanya pun berjenggot.

(9)

SMA Negeri 3 Cilacap 9

banyak yang berjenggot, seperti Archimedes, Pythagoras, Socrates, Plato, Aristoteles, Alexander Graham Bell, Galileo Galilei, Louis Pasteur, Alfred Nobel, Antonio Meucci, Dmitri Mendeleev, Johannes Genfleisch, dan lain-lain juga berjenggot.

Jenggot ternyata tidak menghalangi manusia untuk sukses sebagai pengusaha. Salah satu contohnya adalah Kolonel Harland Sanders yang gambar dirinya dalam keadaan berjenggot dijadikan sebagai maskot perusahaan waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) yang sudah mendunia. Banyak para pengusaha sukses lainnya yang juga berjenggot.

Beberapa presiden Amerika Serikat yang menjadi tokoh legendaris dunia ternyata juga berjenggot, seperti Abraham Lincoln, Ullyses S. Grant, James A. Grafield dan Benjamin Harrison. Sehingga jenggot tidak menghalangi manusia untuk menjadi seorang birokrat dan politikus yang memiliki reputasi yang mendunia.

Pahlawan-pahlawan Indonesia dan prajurit-ptajurit tangguh yang telah berjuang membela tanah air banyak pula yang berjenggot, seperti Kyai Mojo, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Sisingamangaraja, Cik Di Tiro, H. Agus Salim, Sultan Hassanudin dan sebagainya. Hasil penelitian Pentagon menyebutkan bahwa tentara yang berjenggot itu lebih efektif dan taktis di medan tempur dibandingkan tentara yang klimis tanpa jenggot. Jonathon Burns, ketua peneliti, mengambil sampel 100 tentara. 25 tentara adalah pasukan khusus (special forces) yang memang berjenggot. 25 tentara adalah dari pasukan khusus tanpa jenggot. 25 tentara adalah tentara biasa yang dibolehkan untuk memanjangkan jenggot untuk kepentingan penelitian tersebut. Dan 25 tentara sisanya adalah tentara biasa tanpa jenggot. Semua tentara ini diterjunkan di medan perang Afghanistan selama masa penelitian ini.

Hasilnya, 50 tentara yang berjenggot sangat efektif di medan tempur. Akurasi tembakan mereka sangat baik. Tidak ada satu pun diantara 50 tentara tersebut yang terluka atau mati di medan tempur. Sedangkan tentara yang tidal berjenggot sangat tidak efektif di lapangan. Mereka banyak melakukan kesalahan di medan tempur.

James N. Mattis, seorang petinggi jenderal di United States Central Command (CENTCOM) mengatakan bahwa “beards save lives!” dan merencanakan menetapkan aturan agar tentara Amerika memanjangkan jenggot, minimal satu inci.

Para dokter, negarawan, ilmuwan dari semenjak jaman dulu berpenampilan dengan berjenggot. Pada zaman dahulu jenggot sudah menjadi ciri khas orang-orang pintar. (Syahrial, 2014)

(10)

SMA Negeri 3 Cilacap 10

dalam kegiatan kampus, sekolah, masjid, kajian ilmiah dan sebagainya. Dengan demikian anggapan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan adalah keliru.

Jenggot juga tidak menghalangi para pria dalam berperilaku ramah. Semua responden berjenggot yang kami survei semuanya ramah, suka menyapa, murah senyum, sopan dan lemah-lembut. Tidak ada satu pun di antara mereka yang selalu memasang tampang sangar, muka masam dan berpenampilan garang.

Sehingga seorang pria yang berjenggot tetap bisa berpenampilan smart. Hal ini didukung oleh berbagai data penelitian. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, laki-laki yang berjenggot cenderung lebih cerdas daripada laki-laki yang tidak berjenggot. Berdasarkan penelitian yang lain diperoleh fakta bahwa jenggot mampu meningkatkan kesehatan dan lebih menampakkan sifat maskulin seorang pria.

Kata smart sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yang berarti pintar. Kata ini kemudian diserap oleh bahasa Indonesia dengan memiliki sekumpulan makna, yaitu : cerdas, pintar, bijak, tampan dan tepat atau tangkas. (Kamuslengkap, 2016)

Wardana Suryapratama ( 2015 ) dalam Sarasehan Pentingnya Pendidikan Karakter pada Generasi Muda di Gedung Subud Purwokerto menyatakan pentingnya pendidikan karakter untuk mewujudkan generasi muda yang smart. Hal ini karena pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan, oleh karena itu pendidikan karakter bagi generasi muda menjadi sangat penting dan harus terus menerus dilakukan oleh semua pihak demi harapan dan masa depan bangsa Indonesia.

Pada dekade terakhir ini timbul kerisauan di sebagian kalangan masyarakat terhadap perilaku masyarakat (termasuk pemuda) Indonesia yang dinilai menyimpang dari

akhlak atau karakter mulia. Oleh karena itu karakter diri menjadi hal yang sangat strategis untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara, sehingga agar Negara Indonesia semakin maju perlu adanya pendidikan karakter, wawasan kebangsaan dan patriotisme yang dikenalkan kepada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa. Beberapa nilai-nilai luhur yang perlu di ajarkan pada generasi muda antara lain : kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin diri dan moderasi, kesetiaan dan kemurnian, serta keadilan dan kasih sayang. (Suryapratama, 2015)

Wardhana Suryapratama mewakili spesialis pendidik karakter pemuda menjelaskan bahwa generasi yang smart adalah generasi yang jujur, memiliki loyalitas, dapat diandalkan, menghormati orang lain, cinta dan kasih sayang kepada sesame, tidak egois, baik hati, suka berkawan, menyukai perdamaian, mandiri, memiliki bakat dan potensi diri, setia, tulus dan selalu mengedepankan sikap yang penuh keadilan.

Seorang muslim yang berjenggot tetap bisa tampil smart, yaitu menarik hati dalam perilaku, kecerdasan dan penampilannya. Tidak sedikit para tokoh-tokoh dunia yang berjenggot tetapi tetap multitalenta. Berderet-deret nama tokoh ahli agama ( ulama ), ilmuwan, pengusaha, perwira, bintang olahraga hingga artis yang tetap smart meskipun berjenggot.

(11)

SMA Negeri 3 Cilacap 11

adalah : Jamie Doman, Gyllenhaal, Brad Pitt, Alasdhair Willis, Hugh Jackman, Ryan Gosling, Ben Affleck, George Clooney dan David Beckham sebagai juaranya. Semua pria-pria tersebut tampak smart dengan jenggotnya sehingga melumpuhkan banyak hati wanita. ( KapanLagi, 2015 )

Jenggot, bulu yang tumbuh di sekitar bibir laki-laki itu memang salah satu daya tarik laki-laki bagi para wanita. Ada beberapa alasan kenapa banyak wanita begitu tergila-gila dengan para pria yang berjenggot, di antaranya karena jenggot adalah lambang kejantanan seorang laki-laki. Pria yang memelihara jengot tampak lebih macho dari pada pria yang klimis. Ada yang mengatakan meski berlama-lama di gym, tanpa jenggot tetap akan dianggap sebagai pria kelas dua diantara para laki-laki yang membiarkan jenggotnya tumbuh. Pria berjenggot pun terlihat lebih dewasa. Bahkan semakin lebat jenggot seorang pria semakin tampak lebih bijaksana dan penyabar. ( Winarta, 2015 ) Bila demikian sudut pandang masyarakat Eropa dan Negara-Negara maju dalam menilai jenggot, mengapa masih banyak kaum muslimin yang malah mencibir jenggot. Menganggap jenggot sebagai penghalang untuk tampil smart, bahkan menuding dengan berbagai macam tudingan yang tidak benar. Kebencian terhadap suatu kelompok masyarakat semestinya jangan sampai membuat seorang muslim berlaku tidak adil dalam memberikan penilaian, karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

ح ق اوُنوُك اوُنحمآ حنيِذّلا احهُ يحأ حَ

ْمُكّنحمِرْحَ َحو ِطْسِقْلِِ حءاحدحهُش َِِّ حِۡماّو

ّنِإ حَّا اوُقّ تاحو ىحوْقّ تلِل ُبحرْ قحأ حوُه اوُلِدْعا اوُلِدْعح ت َحأ ىحلحع ٍمْوح ق ُنآحنحش

حنوُلحمْعح ت احِِ ٌرِبحخ حَّا

“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah,

menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah

kebencianmu terhadap suatu kaum

membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.

Dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( QS. Al Maidah : 8 )

Dan tidak layak seorang muslim mengolok-olok muslim lainnya, apalagi dalam hal yang mana muslim tersebut sedang mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW karena Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

اًرْ يحخ اوُنوُكحي ْنحأ ىحسحع ٍمْوح ق ْنِم ٌمْوح ق ْرحخْسحي حَ اوُنحمآ حنيِذّلا احهُ يحأ حَ

ّنُهْ نِم اًرْ يحخ ّنُكحي ْنحأ ىحسحع ٍءاحسِن ْنِم ٌءاحسِن حَحو ْمُهْ نِم

اوُزِمْلح ت حَحو

ْس َِا حسْئِب ۖ ِباحقْلحِِْْ اوُزح باحنح ت حَحو ْمُكحسُفْ نحأ

ۚ ِناحمِْْا حدْعح ب ُقوُسُفْلا ُم

حنوُمِلاّظلا ُمُه حكِئ حلوُأحف ْبُتح ي ْحَ ْنحمحو

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olok) lebih baik daripada wanita ( yang mengolok-olok), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itu orang-orang yang zalim.” ( QS. Al-Hujurat : 11 )

(12)

SMA Negeri 3 Cilacap 12

Sumatera Barat, Prof Syaifullah (2015) mengemukakan terorisme tidak ada hubungannya dengan penampilan seperti jenggot dan gamis. Oleh sebab itu FKPT menghimbau jangan sampai hal ini menjadi prasangka dan menimbulkan salah paham terhadap orang yang berjenggot dan bergamis. Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (2015) mengkritik pola pemberitaan sejumlah media massa di Tanah Air tentang terorisme karena dinilai melanggar etika. Menyikapi hal itu Dewan Pers telah menyusun peraturan tentang peliputan terorisme yang tertuang dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 01/Peraturan-DP/IV/2015. Aturan tersebut mengatur tentang bagaimana seharusnya wartawan dan media massa menyiarkan berita terorisme, diantaranya menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan jurnalistik.

Mustafa Rizal (2016) menuturkan pengalaman pribadinya. Saat dia berada di Indonesia, ternyata banyak yang menafsirkan berjenggot dekat dengan teroris. Hal ini menunjukkan bahwa media telah sukses dalam membuat stereotipe seorang pemuda muslim berjenggot dekat dengan teroris. Mustofa Rizal menuturkan bahwa dia lebih banyak melihat orang berjenggot di Amerika daripada di Indonesia. Karena di Amerika, bukan hanya orang Islam saja yang berjenggot. Orang-orang non muslim bahkan yang bertatto pun banyak yang berjenggot, namun mereka ramah-ramah.

Media Midle East Panorama edisi 13 Januari 2016 menyebutkan bahwa teroris ISIS telah menerbitkan buklet yang ditujukan kepada anggotanya yang ingin melakukan serangan individu di Inggris, buklet itu berjudul “Pedoman Keselamatan dan Keamanan Mujahidin”, termuat di dalamnya tips dari markas organisasi teroris kepada para elemennya tentang beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan, bagi mereka

yang ingin melakukan aksi serangan teror di Eropa. Terdapat dalam buklet tersebut beberapa tips bagi elemen organisasi teroris ISIS di Eropa, diantaranya melakukan hal-hal tertentu untuk mengelabui pihak keamanan, semisal mencukur jenggot, memakai pakaian wanita (bagi para lelaki) dengan menggunakan burqo, tidak memakai celana cingkrang, styling rambut dengan fashion terbaru, tidak salat di masjid-masjid, tidak membawa siwak, memakai salib, memakai cincin emas, mengenakan jam tangan di tangan kiri dan memakai parfum yang beralkohol. ( ARN, 2016 )

Kegiatan terorisme ISIS di Irak pun memakai modus yang sama, yaitu mencukur jenggot dan memakai baju seperti pakaian wanita dengan tujuan untuk mengelabui pasukan keamanan Irak. ( JPNN, 2016 )

VOA Islam News ( 2016 ) menuturkan bahwa seorang komandan pasukan pejuang Hashd Al-Shaabi, Jabbar Mamouri, mengungkapkan, Sabtu (18/06), bahwa sebagian besar elemen kelompok teroris ISIS meninggalkan “seragam ala Afghanistan” dan mencukur jenggot panjang mereka seiring dengan kemajuan pasukan keamanan di distrik Sharqat utara provinsi Salahuddin, ia mencatat bahwa moral kelompok teroris itu yang berada di distrik tersebut “runtuh” total. Pelaku aksi terorisme di Indonesia, seperti pelaku bom bunuh diri di Sarinah Plaza ternyata juga tidak berjenggot. Salah seorang pelaku yang tertangkap kamera kontributor Xinhua sedang melakukan penembakan dan kemudian tewas, ia memakai topi merek nike, kaos bertulisan Asto dan celana jeans. Tidak ada sedikit pun jenggot yang menghiasi dagunya. ( Siyasa, 2016 )

(13)

SMA Negeri 3 Cilacap 13

terorisme. Hal ini karena anjuran berjenggot bagi laki-laki terdapat dalam banyak hadits yang shahih. Oleh karena itu mengenakan jenggot tidak identik dengan paham garis keras atau terorisme. Bahkan banyak model tokoh fiktif non muslim yang juga mengenakan jenggot panjang dan lebat sebagai identitas tokoh tersebut, seperti Santa Claus atau Sinterklas.

Santa Claus atau juga dikenal sebagai Sinterklas, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa adalah tokoh dalam berbagai budaya Kristen yang menceritakan tentang seorang Kardinal yang hidup di Kota Patara pada abad tiga masehi. Nama aselinya adalah Nikolas yang merupakan anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan bernama Epiphanius (Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα) menurut versi lain. Untuk menjaring orang-orang kepada ajaran Kritsen, Nikolas pun digambarkan sebagai figur yang suka membagi-bagikan hadiah untuk anak-anak yang baik, serta menghukum anak-anak jahat dengan kekuatan sihir. Santa Nikolas gemar mengendarai kereta yang ditarik oleh rusa-rusa kutub. Jadilah penggambaran ini marak di berbagai belahan dunia ketika momen Hari Natal tiba. (Tri, 2013) Dengan demikian jenggot tidak hanya monopoli orang muslim.

Ada sebagian orang yang mengolok-olok pria berjenggot sebagai mirip kambing. Cemoohan demikian bukan sikap yang baik. Bahkan jenggot bagi binatang memiliki manfaat yang sangat penting. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa jenggot bagi hewan-hewan laut seperti anjing laut berguna untuk melacak arus air laut. Sementara bagi hewan-hewan darat, jenggot digunakan untuk melacak arus udara.

Yan Yu mahasiswa S-3 di Norwesthern University bersama rekannya menyelidiki peran jenggot pada kemampuan hewan darat untuk merasakan arah angin dengan menggunakan lima tikus betina yang berusia sama untuk dilatih menentukan sumber angin dari kipas angin khusus di satu meja bundar.

Di sepanjang meja, lima kipas angin dengan ruang yang sama dipasang dalam bentuk setengah lingkaran, dan secara acak dinyalakan satu per satu untuk menghembuskan angin ke arah "pintu-awal" yang sama yang ditaruh di seberang meja.

Satu tikus harus berlari dari pintu ke arah kipas yang menghembuskan angin, dan turun ke lubang seukuran tikus di luar kipas angin itu. Masing-masing lubang mengarah ke satu terowongan di bawah meja, tempat tikus tersebut diberi hadiah karena memilih kipas angin yang benar. Setelah semua tikus melaksanakan tugas pada satu tingkat sekitar 60 % benar atau lebih tinggi selama 10 hari berturut-turut, para penelitih memotong jenggot mereka dan meneliti perubahan prilaku.

Akhirnya, hasil tim itu memperlihatkan pemotongan jenggot mengurangi kemampuan tikus sebesar rata-rata 20 %. Para peneliti tersebut mengatakan kemerosotan penampilan menunjukkan tikus menggunakan lebih dari satu petunjuk untuk menentukan lokasi kipas angin tapi jelas mereka masih sangat mengandalkan jenggot mereka untuk melaksanakan tugas mereka. ( Tresnady, 2016 )

(14)

SMA Negeri 3 Cilacap 14

muslim yang berpendidikan tidak berpendapat dengan asal-asalan, sekalipun hanya berupa selorohan.

Trend kaum wanita lebih menyukai pria berjenggot sudah mulai merambah Australia dan Amerika. Sebuah studi di Australia menemukan bahwa perempuan menilai lelaki berjenggot lebih menarik 15-20 % dibandingkan mereka yang berwajah mulus. Hasil ini didapat setelah 8.500 perempuan di Australia disurvei mengenai tampilan lelaki yang paling membuatnya menarik. Setiap perempuan disodori foto lelaki berwajah mulus dan lelaki berjenggot.

Menurut Profesor Psikologi di Charles Sturt University di Australia, rambut pada wajah merupakan tanda maskulinitas seorang lelaki. Jenggot yang lebat juga menunjukkan kebahagiaan yang dirasakan lelaki. Ia pun mengatakan bahwa memiliki pasangan yang memiliki rambut di wajah, bisa membuat perempuan lebih bahagia karena mendapatkan energi positif dari lelaki. ( Indriani, 2016 )

Survei di Amerika menunjukkan bahwa 80 % wanita menyukai pria yang memiliki rambut di wajahnya. Survey ini menemukan bahwa 40 % pria menumbuhkan rambut wajah untuk merasa lebih percaya diri, 36 % menganggap itu bisa membuat mereka lebih menarik, sementara 15 % menganggap rambut wajah sebagai tren, dan 9 % pria merasa terlihat lebih pintar dengan rambut wajah. Namun tampaknya, tak semua rambut di wajah disukai oleh wanita. Buktinya, survey menunjukkan bahwa wanita lebih menyukai pria yang berjenggot daripada berkumis. (Ananda, 2012)

Ulama Cirebon Buya Yahya menyayangkan ungkapan yang melecehkan sunnah Rasulullah berupa berjenggot. Menurutnya hal itu adalah tindakan aneh yang

tidak perlu dikatakan oleh seorang muslim yang beriman. Bahkan beliau menyatakan bahwa kebanyakan orang pintar itu berjenggot. Orang paling pintar di dunia dan akhirat, yaitu Nabi Muhammad pun berjenggot. ( Suandriansyah, 2015 ).

Dari berbagai penelitian dan penjelasan para ahli menunjukkan fakta tidak terbantahkan bahwa lelaki berjenggot cenderung lebih smart dibandingkan dengan lelaki yang klimis ( tidak berjenggot ). Obyektivitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan karena penelitian tidak hanya dilakukan oleh orang muslim terhadap orang muslim, namun dilakukan juga oleh banyak lembaga riset dan lembaga survei di berbagai Negara di dunia yang melibatkan responden dari berbagai macam latar belakang agama dan keyakinan. Riset dan survei yang kami lakukan di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dari para periset terdahulu. Sehingga seorang laki-laki yang berjenggot akan tampak lebih cerdas, lebih penyabar, lebih bijaksana dan lebih maskulin daripada lelaki yang tidak berjenggot. Oleh karena itu penghinaan dan pelecehan terhadap jenggot sudah seharusnya tidak lagi terjadi.

Berjenggot belakangan ini tengah menjadi trend di berbagai belahan dunia, baik di Eropa, Amerika maupun Australia. Bila masyarakat dunia sudah menerima jenggot sebagai trend gaya hidup modern, semestinya umat Islam harus lebih toleran terhadap lelaki yang berjenggot. Seorang laki-laki muslim tetap bisa tampil smart meskipun berjenggot.

Kesimpulan

Hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa jenggot memiliki pengaruh terhadap kecerdasan, yaitu 33,7 % kecerdasan responden yang kami pilih secara acak ditentukkan oleh keberadaan jenggot di dagunya.

(15)

SMA Negeri 3 Cilacap 15

mampu mengembangkan potensi dirinya. Banyak ulama, ilmuwan, birokrat, tentara, pahlawan dan pengusaha yang berjenggot. Bahkan belakangan ini jenggot telah menjadi trend di Eropa, Amerika dan Australia.

Saran

Semestinya seorang muslim saling menghargai amalan yang dikerjakan oleh muslim yang lainnya selama amalan tersebut mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits.

DAFTAR PUSTAKA

Alawi, Abdullah. 2015. “Tiru Rasulullah Bukan Sekedar Jenggot, Tapi Akhlak.”

http://www.nu.or.id/post/read/62227/

tiru-rasulullah-bukan-sekadar-jenggot-tapi-akhlak

Ananda, Kun Sila. 2012. “Wanita Lebih Suka Pria Berjenggot Daripada Berkumis.”

https://www.merdeka.com/gaya/wani

ta-lebih-suka-pria-berjenggot-daripada-berkumis.html

Aris, Ustadz. 2012. “Pengertian Jenggot.”

http://ustadzaris.com/pengertian-jenggot

ARN. 2016. “Jurus Teroris ISIS Eropa, Pakai Kalung Salib, Cukur Jenggot dan Bergaya Ala Barat.”

https://arrahmahnews.com/2016/01/1 4/jurus-teroris-isis-eropa-pakai-

kalung-salib-cukur-jenggot-dan-bergaya-ala-barat/

Bahraen, Raehanul. 2013. “Jenggot : Sehat, Bikin Ganteng dan Sunnah (Ajaran) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

https://muslimafiyah.com/jenggot- sehat-bikin-ganteng-dan-sunnah- ajaran-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

Elshinta. 2015. “8 Fakta Unik Sekaligus Menarik Mengenai Jenggot Pria.”

http://elshinta.com/news/19575/2015

/07/22/8-fakta-unik-sekaligus-menarik-mengenai-jenggot-pria

Faza, Abu. 2016. “Terorisme Selalu Dikaitkan Dengan Islam, BNPT Sebut Resiko Agama Mayoritas.”

http://www.suara-islam.com/read/index/17850

Firanda, Abu Abdil Muhsin. 2015. “Bantahan : Goblok Karena Berjenggot.”

https://www.firanda.com/index.php/a

rtikel/bantahan/969-goblok-karena-berjenggot

FKPT SUMBAR. 2015. “Jangan Orang Pakai Jenggot dan Gamis Langsung

Dikira Teroris.”

http://fkptsumbar.damai.id/2015/07/1

1/jangan-orang-pakai-jenggot-dan-gamis-langsung-dikira-teroris/

Indriani, Ririn. 2016. “Lelaki Berjenggot Lebih Menarik di Mata Perempuan.”

http://www.suara.com/lifestyle/2016/

09/06/115244/lelaki-berjenggot-lebih-menarik-di-mata-perempuan

Islamedia. 2016. “Kapolre Kembali Tegaskan Jenggot dan Celana Cingkrang Bukan Ciri Teroris.”

http://islamedia.id/kapolri-kembali-

tegaskan-jenggot-dan-celana-cingkrang-bukan-ciri-teroris/

JPNN. 2016. “Menyamar Jadi Wanita, Cukur Jenggot, Belasan Militan ISIS Ditangkap.”

http://www.jpnn.com/read/2016/02/1 5/357032/Menyamar-jadi-Wanita,-

(16)

SMA Negeri 3 Cilacap 16

Kamus Lengkap. 2016. “Arti Kata ‘Smart’ Bahasa Inggris Dalam Bahasa Indonesia.”

http://kamuslengkap.com/kamus/ing

gris-indonesia/arti-kata/smart

KapanLagi. 2015. “10 Pria Berjenggot Terseksi di Dunia, Super Ganteng

dan Macho.”

http://www.kapanlagi.com/foto/berit

a-foto/internasional/40405pria_berjeng

got_terseksi_di_dunia-20151001-003-rita.html

Nerashuke, Hamim Mustofa. 2015. “Memang Benar, Jenggot Mengurangi Kecerdasan dan Makin

Panjang Makin Bodoh.”

http://www.ngaji.web.id/2015/09/me

mang-benar-jenggot-mengurangi.html

NU Garis Lurus. 2015. “Said Agil Menghina Jenggot, Ini Jawaban Syi’ir dari KH. Zuhrul Anam (Gus Anam).”

http://www.nugarislurus.com/2015/0 9/said-agil-menghina-jenggot-ini- jawaban-syiir-dari-kh-zuhrul-anam-gus-anam.html

Rizal, Mustofa. 2016. “Antara Jenggot dan Teroris.”

http://www.enjoyingusa.com/antara-jenggot-dan-teroris/

Siyasa. 2016. “Ini Penampakan Pelaku Bom Sarinah : Pakai Celana Jeans, Kaos Branded, Tidak Berjenggot.”

http://www.tarbiyah.net/2016/01/ini-

penampakan-pelaku-bom-sarinah-pakai.html

Suandriansyah. 2015. “Buya Yahya : Orang Paling Pintar Dunia Akhirat Itu

Berjenggot.”

https://www.islampos.com/buya-

yahya-orang-paling-pintar-dunia-akhirat-itu-berjenggot-213466/

Suryapratama, Wardhana. 2015. “Membangun Generasi Muda Smart Melalui Pendidikaan Karakter.” Kesbangpol Kabupaten Banyumas. Syahrial, Hendri. 2014. “Inilah Fakta Ilmiah

dan Unik Tentang Jenggot.

http://banghen.com/ternyata-jenggot-

itu-membuat-pria-lebih-ganteng-dan-sehat-ini-buktinya-foto/

Tresnady, Tomi. 2016. “Jenggot Bantu Hewan Deteksi Arah Angin.”

http://www.suara.com/tekno/2016/08

/29/082919/jenggot-bantu-hewan-deteksi-arah-angin

VOA-IslamNews. 2016. “Ketakutan ! Teroris ISIS Rame-Rame Lepas Seragam dan Cukur Jenggot.”

http://www.voa- islamnews.com/ketakutan-teroris-

isis-rame-rame-lepas-seragam-dan-cukur-jenggot.html

Winarta, Karmin. 2015. “12 Alasan Cewek Suka Cowok Berjenggot.”

http://citizen6.liputan6.com/read/216

9234/12-alasan-cewek-suka-cowok-berjenggot

Yasin, Ahmad Mubarok. 2015. “Inilah Pendapat Ulama Terkait Jenggot dan Kecerdasan.”

Gambar

Tabel 4.3.2. Hasil Analisis Uji T

Referensi

Dokumen terkait

 Perlu dibuat event busaya, olahraga secara terprogra m berkala setiap tahunnya  Mendukun g dan mendoron gt para jurnalis melakukan pemberita an mengenai kawasan

Beberapa konflik dan gesekan-gesekan militer pun terjadi antara China dengan Filipina. Konflik aktual ini mulai dipicu 8 April saat pihak berwenang Filipina memergoki 8 kapal

Segala puji bagi Allah subhana wa ta’ala , yang telah melimpahkan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PERAN BANTUAN

produk KUBE, juga bertindak sebagai agen bank untuk aktivasi dan pencairan bantuan sosial. +Target pembangunan e-warong 300 tahun 2016 dan 3.500 di

(1) Pelaksanaan sewa menyewa atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 ayat (4) dilaksanakan sesuai peraturan

Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Belanja daerah yang dilakukan secara empiris Pemerintah Kota Semarang, serta

Penerima Wasiat Menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu seseorang baik laki maupun perempuan yang mendapat wasiat dari pemberi wasiat yang tidak dinyatakan dihukum

OP AMP bukanlah elemen pencatu daya, melainkan bekerja dengan bantuan catu daya dari luar sehingga ia mampu memperbesar sinyal masukan. Oleh karena itu ia kita pelajari dalam bab