• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor 120-K PM.III-19 AD VIII 2012.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nomor 120-K PM.III-19 AD VIII 2012.pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 120-K/PM.III-19/AD/VIII/2012

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : ROY HOFNI WOUW Pangkat / Nrp : Prada/31060464971284 Jabatan : Ta Angg 6 Ru 2 Tonzi II Kesatuan : Denzipur 10/KYD

Tempat, tanggal lahir : Genyem, 05 Desember 1984 Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

A g a m a : Kristen Protestan

Alamat tempat tinggal : Asrama Denzipur 10/KYD Waena Jayapura.

Terdakwa tidak ditahan.

PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA tersebut di atas.

Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dari Danpomdam XVII/Cenderawasih Nomor : BP-49/A-45/VI/2012 tanggal 22 Juni 2012.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan perkara dari Pangdam XVII/ Cenderawasih Selaku Papera Nomor : Kep/827-19/VII/2012 tanggal 25 Juli 2012.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/115/VII/2012 tanggal 30 Juli 2012.

3. Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/281/PM.III-19/AD/X/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Penunjukan Hakim.

4. Penetapan Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/281/PM.III-19/AD/X/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Penetapan Hari Sidang.

5. Relaas Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/ 115/VII/2012 tanggal 30 Juli 2012 yang dibacakan di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan-keterangan para Saksi dibawah sumpah.

(2)

menyatakan bahwa Terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana :

“ Militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari ”.

Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut Pasal 87 ayat (1) ke-2 Jo Ayat (2) KUHPM dan ketentuan perundang-undangan lain yang berlaku.

Dan oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi dengan :

Pidana Penjara : Selama 9 (Sembilan) bulan.

Barang Bukti :

Surat :

- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Pengganti Absensi atas nama Terdakwa.

Mohon tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mewajibkan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

2. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan memohon dijatuhi pidana seringan-ringannya.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut:

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat seperti tersebut di bawah ini yaitu sejak tanggal dua puluh tiga bulan Juli tahun dua ribu sepuluh sampai dengan tanggal dua puluh tiga bulan Januari tahun dua ribu sebelas atau waktu lain, setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun dua ribu sepuluh sampai dengan tahun dua ribu sebelas bertempat di Denzipur 10/KYD atau ditempat lain, setidak-tidaknya disuatu tempat yang termasuk wewenang Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana :

“Militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari.”

Dengan cara-cara sebagai berikut :

(3)

2. Bahwa Terdakwa telah tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Dandenzipur 10 / KYD atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011 atau selama 184 (seratus delapan puluh tiga ) hari secara berturut-turut.

3. Bahwa alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin tersebut, karena Terdakwa mengalami menderita sakit karena di guna-guna, dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan, sehingga setelah masa ijin habis, Terdakwa tetap tinggal dirumah Orang tua Terdakwa di Genyem, Kab. Jayapura untuk meneruskan pengobatan kepada Paranormal.

4. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Tersebut, Terdakwa tidak pernah memberitahukan tentang keberadaannya ke Kesatuan.

5. Bahwa Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang sendiri ke Kesatuan

Denzipur 10 / KYD.

6. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

BERPENDAPAT : Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan

dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam pasal 87 ayat (1) ke-2 jo ayat (2) KUHPM.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa mengakui telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan membenarkan semua dakwaan yang didakwakan kepadanya. Menimbang : Bahwa disidang Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum

dan menyatakan akan dihadapi sendiri.

Menimbang : Bahwa atas Dakwaan Oditur Militer, Terdakwa tidak mengajukan Eksepsi atau Keberatan.

Menimbang : Bahwa Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :

Saksi I : Nama lengkap : JAKOB MANDOWEN, Pangkat/NRP : Serda / 3930361080772, Jabatan : Danru Bek Air Ton Ban, Kesatuan: Denzipur 10 / KYD, Tempat tanggal lahir : Biak, 04 Juli 1972, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Kristen Protestan, Alamat tempat tinggal : Asrama Denzipur 10 / KYD Waena, Jayapura.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

(4)

2. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa telah tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Komandan atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 24 Januari 2011 atau selama 184 (seratus delapan puluh empat) hari.

3. Bahwa Saksi tidak mengetahui secara pasti alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan, namun pada saat meminta ijin kepada Saksi maupun Lettu Czi Yogi yang bersangkutan menerangkan bahwa dirinya sedang sakit karena guna-guna dan pada waktu itu Terdakwa diberikan ijin secara lisan selama 3 hari.

4. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan, Terdakwa tidak pernah memberitahukan tentang keberadaannya, baik secara lisan maupun tertulis, sehingga keberadaannya tidak diketahui. 5. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan Kesatuan, dari

Kesatuan termasuk Saksi telah melaporkannya kepada Danton sehingga Danton meneruskan kepada Staf untuk selanjutnya Saksi tidak mengetahuinya karena sedang dalam persiapan melaksanakan Satgas Konga di Kongo.

6. Bahwa Saksi mengetahui dari Terdakwa sendiri, jika Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke Kesatuan Denzipur 10/KYD.

7. Bahwa selama meninggalkan kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

Atas keterangan Saksi-I, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa Saksi telah dipanggil berdasarkan ketentuan Undang-Undang , namun sampai batas waktu yang ditentukan

Saksi tersebut tidak dapat hadir karena ada tugas khusus dari kesatuannya, oleh karenanya dengan berpedoman pada pasal 155 Undang-Undang nomor 31 tahun 1997, maka keterangan Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah dibacakan oleh Oditur Militer yang pada pokoknya sebagai berikut :

Saksi II : Nama lengkap : MATEIS PITER UPESSY, Pangkat/NRP : Serka/ 21000118530279, Jabatan : Danru I Ton Jihandak, Kesatuan : Denzipur 10/KYD, Tempat tanggal lahir : Merauke, 08 Pebruari 1979, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Kristen Protestan, Alamat tempat tinggal : Asrama Denzipur 10/KYD Waena Jayapura.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2010 pada saat Terdakwa masuk menjadi anggota Pleton Saksi di Denzipur 10/KYD, hanya sebatas antara atasan dengan bawahan dan tidak mempunyai hubungan keluarga.

(5)

3. Bahwa Saksi tidak mengetahui secara pasti alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan, namun pada saat meminta ijin kepada Saksi maupun Lettu Czi Yogi yang bersangkutan menerangkan bahwa dirinya sedang sakit karena guna-guna sehingga diberi ijin tanggal 19 sampai dengan 23 Juli 2010.

4. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan, Terdakwa pernah mengirimkan SMS kepada Saksi bahwa Terdakwa belum bisa masuk ke kesatuan karena Terdakwa masih berobat, kemudian Saksi melaporkan hal tersebut kepada Lettu Czi Yogi juga menanggapi dengan baik dan memberikan waktu kepada Terdakwa .

4. Bahwa selama Terdakwa meninggalkan Kesatuan, dari Kesatuan termasuk Saksi telah melaporkannya kepada Danton sehingga Danton meneruskan kepada Staf untuk selanjutnya Saksi tidak mengetahuinya karena sedang dalam persiapan melaksanakan Satgas Konga di Kongo.

5. Bahwa Saksi mengetahui dari Terdakwa, jika Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke kesatuan Denzipur 10/KYD.

6. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

Atas keterangan Saksi-II yang dibacakan dibawah sumpah, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa dipersidangan Terdakwa memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD melalui Pendidikan Secata tahun 2005 di Rindam XVII/Cenderawasih dan lulus dilantik dengan pangkat Prada, dilanjutkan dengan Dikjurtazeni di Pusdikzi Bogor selama 3 bulan dan setelah lulus ditempatkan di Yonzipur 8/SMG, kemudian pada tahun 2010 Terdakwa dipindahkan tugas di Denzipur 10/KYD, sampai dengan saat terjadinya tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini, dengan pangkat terakhir Prada NRP 31060464971284.

2. Bahwa Terdakwa mengakui telah tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Komandan atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011 atau selama 184 (seratus delapan puluh empat) hari.

3. Bahwa alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan karena Terdakwa menderita sakit yang tidak wajar sehingga Terdakwa tidak dapat kembali ke Kesatuan pada tepat waktu.

(6)

5. Bahwa selama meninggalkan Kesatuan, Terdakwa melakukan pengobatan di daerah Genyem Kab. Jayapura agar sakit yang di derita Terdakwa cepat sembuh dan Terdakwa hanya berada di rumah dengan keluarga serta paman Terdakwa.

6. Bahwa Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke Kesatuan Denzipur

10/KYD.

7. Bahwa selama meninggalkan kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

Menimbang : Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim di persidangan berupa :

Surat :

- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Pengganti Absensi atas nama Terdakwa.

Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, maka dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan perbuatan yang didakwakan.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD melalui Pendidikan Secata tahun 2005 di Rindam XVII/Cenderawasih dan lulus dilantik dengan pangkat Prada,

dilanjutkan dengan Dikjurtazeni di Pusdikzi Bogor selama 3 bulan dan setelah lulus ditempatkan di Yonzipur 8/SMG

kemudian, pada tahun 2010 Terdakwa dipindahkan tugas di Denzipur 10/KYD, sampai dengan saat terjadinya tindak pidana yang menjadi perkara sekarang ini, dengan pangkat terakhir Prada NRP 31060464971284.

2. Bahwa benar, Terdakwa tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Dandenzipur 10/KYD atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011 atau selama 184 (seratus delapan puluh empat) hari secara berturut-turut.

3. Bahwa benar, alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin tersebut, karena Terdakwa mengalami menderita sakit karena di guna-guna, dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan, sehingga setelah masa ijin habis, Terdakwa tetap tinggal dirumah Orang tua Terdakwa di Genyem, Kab. Jayapura untuk meneruskan pengobatan kepada paranormal.

(7)

5. Bahwa benar, Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke Kesatuan Denzipur 10/KYD.

6. Bahwa benar, selama meninggalkan Kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut :

Bahwa Majelis Hakim pada prinsipnya sependapat dengan tuntutan Oditur Militer dalam hal pembuktian unsur dakwaannya, namun demikian mengenai pidana yang dimohonkan dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sebagaimana dalam putusan ini.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaannya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

Unsur Kesatu : “Militer “

Unsur Kesatu : “Dengan sengaja melakukan ketidak hadiran tanpa izin”.

Unsur Ketiga : “Dalam waktu damai”

Unsur Keempat : “Lebih lama dari tiga puluh hari “.

Menimbang : Bahwa mengenai dakwaan Oditur Militer tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Unsur Kesatu “ Militer ” :

Bahwa yang dimaksud dengan “Militer” dalam pasal 46 KUHPM adalah mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada angkatan perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersebut dan semua sukarelawan lainnya pada angkatan perang dan militer wajib selama mereka itu berada dalam dinas yang dimaksud dengan

angkatan perang adalah anggota TNI (TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU) serta satuan-satuan lain yang dipanggil dalam perang

menurut undang-undang yang berlaku.

Bahwa seorang militer ditandai dengan : Pangkat, Nrp, Jabatan dan Kesatuan di dalam melaksanakan tugasnya atau berdinas memakai seragam sesuai dengan Matranya, lengkap dengan tanda pangkat, lokasi kesatuan dan atribut lainnya.

Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

(8)

2. Bahwa benar, sesuai dengan Surat Keputusan Penyerahan perkara dari Pangdam XVII/ Cenderawasih Selaku Papera

Nomor : Kep/827-19/VII/2012 tanggal 25 Juli 2012, dinyatakan bahwa Terdakwa masih sebagai prajurit TNI

dengan pangkat Prada NRP 31060464971284.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu “Militer ” telah terpenuhi.

Unsur Kedua “Dengan sengaja melakukan ketidakhadiran” :

Bahwa yang dimaksud dengan “Dengan sengaja” adalah menghendaki atau menginsyafi terjadinya sesuatu tindakan beserta akibatnya artinya seorang yang melakukan tindakan dengan sengaja maka ia harus menghendaki dan menginsyafi tindakannya tersebut beserta akibat yang akan ditimbulkannya .

Bahwa yang dimaksud ”tanpa izin” berarti ketidakhadiran atau tidak beradanya si pelaku (Terdakwa) di suatu tempat tersebut (kesatuan) sebagaimana lazimnya seorang prajurit antara lain didahului dengan apel pagi, melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan atau yang menjadi tanggungjawabnya, kemudian apel siang, tanpa sepengatahuan atau seijin Komandan atau Pimpinannya. Sebagaimana lazimnya setiap prajurit yang bermaksud meninggalkan Kesatuannya wajib menempuh prosedur yang berlaku di kesatuannya.

Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa benar, Terdakwa tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Dandenzipur 10/KYD atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011.

2. Bahwa benar, alasan Terdakwa meninggalkan Kesatuan tanpa ijin tersebut, karena Terdakwa mengalami menderita sakit karena di guna- guna, dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan, sehingga setelah masa ijin habis, Terdakwa tetap tinggal dirumah Orang tua Terdakwa di Genyem, Kab. Jayapura untuk meneruskan pengobatan kepada Paranormal.

3. Bahwa benar, selama meninggalkan Kesatuan tanpa ijin tersebut, Terdakwa tidak pernah memberitahukan tentang keberadaannya ke Kesatuan.

4. Bahwa benar, Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke Kesatuan Denzipur 10/KYD.

(9)

Unsur Ketiga “Dalam waktu damai” :

Bahwa yang dimaksud “dimasa damai” berarti bahwa si Pelaku / Terdakwa atau seorang prajurit melakukan ketidakhadiran tanpa izin itu Negara Republik Indonesia tidak dalam keadaan perang yang ditentukan oleh undang-undang demikian pula Kesatuan Terdakwa/si Pelaku tidak melaksanakan atau tidak dipersiapkan untuk tugas-tugas Operasi Militer (pasal 58 KUHPM) yaitu perluasan dalam keadaan perang.

Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa benar, Terdakwa tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Dandenzipur 10/KYD atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011.

2. Bahwa benar, Terdakwa kembali ke Kesatuan pada tanggal 24 Januari 2012 dengan cara datang ke Kesatuan Denzipur 10/KYD.

3. Bahwa benar, selama meninggalkan Kesatuan, baik Terdakwa maupun Kesatuan Terdakwa tidak sedang melaksanakan ataupun dipersiapkan untuk tugas Operasi Militer dan Negara Republik Indonesia dalam keadaan damai.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur Ketiga “Dalam waktu damai” telah terpenuhi.

Unsur Keempat “Lebih lama dari tiga puluh hari”.

Bahwa melakukan ketidakhadiran lebih lama dari tigapuluh hari berarti Terdakwa tidak hadir tanpa ijin berturut-turut lebih dari waktu tiga puluh hari.

Bahwa berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, hal-hal yang diperiksa dari barang bukti, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang meliputi perbuatan terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa benar, Terdakwa tidak masuk dinas atau meninggalkan Kesatuan tanpa ijin Dandenzipur 10/KYD atau atasan lain yang berwenang sejak tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan tanggal 23 Januari 2011.

2. Bahwa benar, selama kurun waktu tersebut diatas adalah 184 (seratus delapan puluh empat) hari secara berturut-turut.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur keempat “Lebih lama dari tiga puluh hari “ telah terpenuhi.

(10)

“Militer yang dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari“

Sebagaimana diatur dan diancam menurut pasal : 87 ayat (1) ke-2 jo ayat ( 2 ) KUHPM.

Menimbang : Bahwa dipersidangan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf

maupun alasan pembenar atas perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa, oleh karena itu perbuatan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum, dan Terdakwa harus di pidana.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakikat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut:

1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa adalah karena Terdakwa kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap dinas atau kesatuan.

2. Bahwa hakikat Terdakwa melakukan tindak pidana ini, karena Terdakwa kurang mentaati norma-norma hukum yang berlaku di lingkungan TNI.

3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, kesatuan dirugikan dan dapat merusak moril di kesatuan.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi Prajurit yang baik sesuai falsafah Pancasila dan Sapta Marga.

Menimbang : Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa, dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

1. Terdakwa mengaku bersalah dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan Terdakwa.

2. Terdakwa kembali ke Kesatuan dengan cara menyerahkan diri.

Hal-hal yang memberatkan :

1. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan sendi-sendi kehidupan prajurit dan tidak sesuai dengan Sapta Marga ke-5 dan ke-6 dan Sumpah Prajurit ke-2 dan ke-4.

2. Perbuatan Terdakwa menimbulkan dampak negatif terhadap penegakan disiplin di satuan.

3. Perbuatan Terdakwa selama meninggalkan dinas sangat merugikan satuannya.

(11)

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus

dibebani membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat :

- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Pengganti Absensi atas nama Terdakwa.

Merupakan bukti petunjuk adanya tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa maka perlu ditentukan statusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mengingat : 1. Pasal 87 ayat (1) ke-2 Jo ayat (2) KUHPM.

2. Pasal 190 ayat (1) dan (5) Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1997 dan ketentuan perundang-undang lain yang bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas yaitu : ROY HOFNI WOUW, Prada/31060464971284, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana:

“ Desersi dalam waktu damai. ”

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :

Pidana : Penjara selama 8 (delapan) bulan.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

Surat :

- 1 (satu) lembar Surat Keterangan Pengganti Absensi atas nama Terdakwa.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

(12)

Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 29 November 2012 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Bambang Indrawan, S.H NRP 548944 sebagai Hakim Ketua serta Asep Ridwan Hasyim, S.H Mayor Laut (KH) NRP 12360/P dan Wing Eko Joedha Harijanto, S.H., Mayor Sus NRP 524432 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang

sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Tavip Heru Marsono Mayor Sus NRP 520861, dan Panitera Muhammad Saleh, S.H Kapten Chk NRP

11010001540671, serta dihadapan umum dan Terdakwa.

HAKIM KETUA

BAMBANG INDRAWAN, S.H LETKOL CHK NRP 548944

HAKIM ANGGOTA I HAKIM ANGGOTA II

ASEP RIDWAN HASYIM, S.H WING EKO JOEDHA HARIJANTO, S.H MAYOR LAUT (KH) NRP 12360/P MAYOR SUS NRP 524432

PANITERA

Referensi

Dokumen terkait

OEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAVAAN.. Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara , Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal

(2008) yang mengungkapkan bahwa pertemuan komite audit adalah faktor yang penting dalam pengawasan perilaku manajemen yang berhubungan dengan mengurangi asimetri

Langkah langkah yang dilakukan tahap perencanaan tindakan meliputi menata setting kelas, menyusun rancangan pembelajaran (RKH) serta mempersiapkan bahan-bahan yang

c. Kondisi lingkungan, dikarenakan etanol mudah menguap, oleh karena itu wadah sampel selalu dalam posisi tertutup.. Sampel yang digunakan adalah ciu hasil produksi

Mampu menerapkan formulasi Hamilton untuk berbagai masalah mekanika Persamaan Gerak Hamilton ppt, papan tulis Mendengark an, bertanya, berpendapat dan menjawab quis

Nilai indeks kerentanan indikator kemiringan di sepanjang pantai Takalar dominan berada pada nilai tidak rentan yaitu sekitar 18 km terdapat di Desa Talatala dan Mandi

Direktorat Program Diploma IPB 2010. pada MK

merencanakan, menyiapkan, menyusun, dan mengalokasikan anggaran yang diperlukan dalam rangka persiapan dan pelaksanaan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Tahun 2020 di