• Tidak ada hasil yang ditemukan

Before and After Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima - repository civitas UGM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Before and After Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima - repository civitas UGM"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

LEWINTANA BEFORE AND AFTER

Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima

Ditulis Oleh: Ambar Pertiwiningrum, dkk Hak Cipta dilindungi undang-undang

All Rights reserved

Editor: Mumu tandabaca, Sampul dan Layout: tandabaca Cetak I, November 2013.

BEFORE AND AFTER

Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima

92 halaman + vii, 19 cm x 24 cm. ISBN : 978-602-1233-15-3

Diterbitkan:

SME & SR Partnership Program Pertamina Dicetak:

TandabacaPress

d.a: Joglo Abang, Gombang, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, telp: 0274.6539555, email: tandabacamultimedia@gmail.com

web: tandabaca.net

Dilarang mengutip atau memperbanyak naskah ini sebagian Atau seluruhnya dalam

bentuk apapun Tanpa izin tertulis dari penerbit. rogram Bedah Desa Madani Pertamina diluncurkan dengan

P

kerjasama Pertamina-Kementerian PDT-UGM (FAPET). Pada bulan Oktober 2011 program ini dimulai dengan survei lapangan ke wilayah yang disebut sebagai daerah tertinggal. Survei tersebut memilih dua desa di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang mendapatkan program Bedah Desa Madani Pertamina. Kedua desa tersebut, yaitu: Desa Lewintana dan Lewidewa.

(5)

LEWINTANA BEFORE AND AFTER

Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima

Ditulis Oleh: Ambar Pertiwiningrum, dkk Hak Cipta dilindungi undang-undang

All Rights reserved

Editor: Mumu tandabaca, Sampul dan Layout: tandabaca Cetak I, November 2013.

BEFORE AND AFTER

Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) Meretas Kemiskinan di Kabupaten Bima

92 halaman + vii, 19 cm x 24 cm. ISBN : 978-602-1233-15-3

Diterbitkan:

SME & SR Partnership Program Pertamina Dicetak:

TandabacaPress

d.a: Joglo Abang, Gombang, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, telp: 0274.6539555, email: tandabacamultimedia@gmail.com

web: tandabaca.net

Dilarang mengutip atau memperbanyak naskah ini sebagian Atau seluruhnya dalam

bentuk apapun Tanpa izin tertulis dari penerbit. rogram Bedah Desa Madani Pertamina diluncurkan dengan

P

kerjasama Pertamina-Kementerian PDT-UGM (FAPET). Pada bulan Oktober 2011 program ini dimulai dengan survei lapangan ke wilayah yang disebut sebagai daerah tertinggal. Survei tersebut memilih dua desa di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang mendapatkan program Bedah Desa Madani Pertamina. Kedua desa tersebut, yaitu: Desa Lewintana dan Lewidewa.

(6)

Program Bedah Desa Madani Pertamina bertujuan untuk untuk mengembangkan sumberdaya pertanian terpadu yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Sasaran dari Bedah Desa Madani Pertamina: pertama, meningkatkan aktifitas dan kreatifitas masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan sumberdaya potensial yang tersedia melalui pertanian terpadu; kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan usaha baru bagi masyarakat setempat.

Dalam rangkaian program Bedah Desa Madani Pertamina, tim melakukan penggadaan ketersediaan air melalui pembuatan sumur bor menginggat air merupakan elemen penting dalam budidaya pertanian. Setelah ketersediaan air berhasil diatasi, tim mempersiapkan sarana bagi terbentuknya pola pertanian terpadu

diantaranya dengan pembangun kandang ternak. Pembangunan kandang bertujuan untuk mendukung pola pertanian terpadu melalui penggunaan pupuk organik. Di samping itu, limbah dari petenakan ini juga dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Yang tidak kalah penting dari itu, dibangunnya kampus BDMP dengan tujuan sebagai pusat pembelajaran petani dan berbagi informasi tentang pertanian merupakan wadah yang menggairahkan petani untuk lebih bersemangat dalam melakukan budidaya pertanian.

(7)

Program Bedah Desa Madani Pertamina bertujuan untuk untuk mengembangkan sumberdaya pertanian terpadu yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Sasaran dari Bedah Desa Madani Pertamina: pertama, meningkatkan aktifitas dan kreatifitas masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan sumberdaya potensial yang tersedia melalui pertanian terpadu; kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan usaha baru bagi masyarakat setempat.

Dalam rangkaian program Bedah Desa Madani Pertamina, tim melakukan penggadaan ketersediaan air melalui pembuatan sumur bor menginggat air merupakan elemen penting dalam budidaya pertanian. Setelah ketersediaan air berhasil diatasi, tim mempersiapkan sarana bagi terbentuknya pola pertanian terpadu

diantaranya dengan pembangun kandang ternak. Pembangunan kandang bertujuan untuk mendukung pola pertanian terpadu melalui penggunaan pupuk organik. Di samping itu, limbah dari petenakan ini juga dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Yang tidak kalah penting dari itu, dibangunnya kampus BDMP dengan tujuan sebagai pusat pembelajaran petani dan berbagi informasi tentang pertanian merupakan wadah yang menggairahkan petani untuk lebih bersemangat dalam melakukan budidaya pertanian.

(8)

LEWINTANA selama ini tidak dikembangkan di wilayah kering yang curah hujannya

terbatas seperti: buah-buahan, sayur mayur, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Bahkan hal yang selama ini tidak terbayangkan dapat dilakukan di Desa Lewintana dan Lewidewa seperti budidaya ikan air tawar, berkat program Bedah Desa Madani Pertamina dapat dilakukan dan dapat menambah penghasilan ekonomi keluarga.

Program Bedah Desa Madani Pertamina di Kabupaten Bima ini diharapkan juga bisa dilakukan di tempat-tempat lain agar banyak daerah tertinggal bisa dientaskan dari kemiskinan dan masyarakat bisa meningkat kesejahteraan ekonominya.

Coordinator SME & SR Partnership Program PT. Pertamina

Kuswandi

Pengantar 3

Daftar Isi 7

Lewintana dan Lewindewa Kering Tanpa Harapan 9

Membedah Desa, Membedah Harapan 21

(9)

LEWINTANA selama ini tidak dikembangkan di wilayah kering yang curah hujannya

terbatas seperti: buah-buahan, sayur mayur, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Bahkan hal yang selama ini tidak terbayangkan dapat dilakukan di Desa Lewintana dan Lewidewa seperti budidaya ikan air tawar, berkat program Bedah Desa Madani Pertamina dapat dilakukan dan dapat menambah penghasilan ekonomi keluarga.

Program Bedah Desa Madani Pertamina di Kabupaten Bima ini diharapkan juga bisa dilakukan di tempat-tempat lain agar banyak daerah tertinggal bisa dientaskan dari kemiskinan dan masyarakat bisa meningkat kesejahteraan ekonominya.

Coordinator SME & SR Partnership Program PT. Pertamina

Kuswandi

Pengantar 3

Daftar Isi 7

Lewintana dan Lewindewa Kering Tanpa Harapan 9

Membedah Desa, Membedah Harapan 21

(10)

Tahun 70an telah ada penelitian tentang pencarian lokasi sumber mata air di wilayah Kecamatan Soromandi, rekomendasi hasil pencarian yang dimaksud ditemukan adanya titik sumber mata air yang terletak di Kampung Lewintana dan Lewidewa (lihat tanda panah). Tapi penemuan tersebut belum ditindaklanjuti realisasinya hingga tahun 2011, karena jauh dari pemukiman masyarakat setempat dijadikan alasan kendala eksekusi implementasinya saat itu.

Akhir tahun 2011 Tim Bedah Desa Madani Pertamina ( B D M P ) h a d i r d e n g a n keinginan dan tekad kuat untuk merealisasikannya d e n g a n t a r g e t s a s a r a n mengembangkan potensi s u m b e r d a y a l o k a l d a n menciptakan kualitas hidup masyarakat setempat, guna m e w u j u d k a n I n d o n e s i a sejahtera. Dasarnya, akan beroperasinya sumber mata air yang menyimpan air tanah dalam jumlah besar (debit 18 liter/detik) sebagai modal dasar pengembangan potensi SDA dan SDM telah tersedia untuk mengungkit ekonomi

masyarakat melalui PERTANIAN TERPADU BERBASIS PETERNAKAN TERINTEGRASI.

Kampung Lewitana dan Lewidewa terletak di Desa Lewintana - Kecamatan Soromandi - Kabupaten Bima - Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kecamatan Soromandi secara administratif memiliki luas 34.166 km persegi, yang berbatasan dengan Kecamatan Bolo sebelah selatan, sebelah barat Pulau Kambing, sebelah utara Laut Flores, dan teluk Bima di bagian Timur.

(11)

Tahun 70an telah ada penelitian tentang pencarian lokasi sumber mata air di wilayah Kecamatan Soromandi, rekomendasi hasil pencarian yang dimaksud ditemukan adanya titik sumber mata air yang terletak di Kampung Lewintana dan Lewidewa (lihat tanda panah). Tapi penemuan tersebut belum ditindaklanjuti realisasinya hingga tahun 2011, karena jauh dari pemukiman masyarakat setempat dijadikan alasan kendala eksekusi implementasinya saat itu.

Akhir tahun 2011 Tim Bedah Desa Madani Pertamina ( B D M P ) h a d i r d e n g a n keinginan dan tekad kuat untuk merealisasikannya d e n g a n t a r g e t s a s a r a n mengembangkan potensi s u m b e r d a y a l o k a l d a n menciptakan kualitas hidup masyarakat setempat, guna m e w u j u d k a n I n d o n e s i a sejahtera. Dasarnya, akan beroperasinya sumber mata air yang menyimpan air tanah dalam jumlah besar (debit 18 liter/detik) sebagai modal dasar pengembangan potensi SDA dan SDM telah tersedia untuk mengungkit ekonomi

masyarakat melalui PERTANIAN TERPADU BERBASIS PETERNAKAN TERINTEGRASI.

Kampung Lewitana dan Lewidewa terletak di Desa Lewintana - Kecamatan Soromandi - Kabupaten Bima - Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kecamatan Soromandi secara administratif memiliki luas 34.166 km persegi, yang berbatasan dengan Kecamatan Bolo sebelah selatan, sebelah barat Pulau Kambing, sebelah utara Laut Flores, dan teluk Bima di bagian Timur.

(12)

rata-rata 58, 75 mm, dengan kondisi ini Kabupaten Bima merupakan daerah berkategori kering sepanjang tahun (Kemarau + 8 bulan), kurangnya persediaan air dan sungai-sungai mengering mengakibatkan persediaan air bersih selalu menjadi persoalan rumit sepanjang tahun. Dampak lebih jauh dengan kondisi alam seperti itu, secara ekonomi mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat Lewidewa dan Lewintana. Kedua wilayah ini termasuk wilayah tertinggal dengan tingkat kemiskinan mencapai 35,0%.

ewintana tempoe doeloe, Agustus 2010.

L

Siang di bawah pohon Asem, Wahyu Suswinto salah satu anggota Tim Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) duduk terdiam di atas bongkahan batu sambil menatap hamparan tanah coklat yang terpanggang teriknya sinar matahari. Tidak banyak tetumbuhan terlihat, dan tanah-tanah kering seperti sedang tengadah ke atas berharap langit menangis menurunkan air mata yang disebut hujan agar memberi harapan hidup baru. Berharap keajaiban selain pada langit juga merupakan hal yang sia-sia di Lewintana.

Sebelum pemekaran, Lewintana secara administratif menjadi bagian dari Kecamatan Donggo dan satu-satunya desa yang tidak mempunyai lahan sawah untuk menanam padi. Kondisinya merupakan lahan kering tadah hujan dengan sumber air terbatas, sehingga budidaya pertanian hanya bisa dilakukan setahun sekali saat musim hujan yang pendek dan setelah itu berlalu, tanah dibiarkan terpanggang sinar matahari dan tidak mungkin dimanfaatkan untuk budidaya pertanian. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar penduduk usia produktif merantau ke kota besar di Indonesia, bahkan ke luar negeri menjadi TKI untuk menggapai harapan hidup lebih baik.

Merespon kondisi tersebut, dalam mengupayakan daerah-daerah yang tidak mempunyai sumber air cadangan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat

dalam pengembangan pertanian. Pemerintah daerah pada tahun 1997, berinisiatif bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dengan tujuan mencari potensi sumber mata air yang diharapkan dapat dapat digunakan untuk mengembangkan pertanian, khususnya tanaman pangan. Pencarian titik mata air pertama dilakukan di Lewidewa, dan dari proses penelitian tersebut ditemukan satu titik mata air yang berjarak 11 kilometer dari jalan utama di Lewidewa. Selain itu, ditemukan pula satu titik mata air lagi di Lewintana, tepat di tanah milik Bapak Sahbudin. Pengeboran pertama mata air dilakukan di Lewidewa. Pengeboran tersebut mengalami empat kali kegagalan, dan akhir keluarlah air di Lewidewa. Tapi, entah karena sebab apa pengeboran mata air di Lewintana tidak jadi dilakukan.

Tahun 2000 ketika pemekaran wilayah, Lewintana kering dan Lewidewa yang mulai basah masuk dalam wilayah yang mengalami pemekaran sebagai bagian dari kecamatan baru yang bernama Soromandi. Terbentuk dan masuknya wilayah ke kecamatan baru, cerita tentang kesulitan air sebagai sumber harapan kehidupan di Lewintana tidak juga berubah. Hamparan tanah-tanah kering masih saja menunggu air mata dari langit untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Dan tetap air mata dari langit itu sekali saja turun dalam setahun, karenanya tidak heran kalau kemudian setelah musim tanam tanah-tanah di Lewintana dibiarkan terlantar dan ditinggal m a s y a r a k a t u n t u k m e n c a r i k e h i d u p a n d i k o t a l a i n .

(13)

rata-rata 58, 75 mm, dengan kondisi ini Kabupaten Bima merupakan daerah berkategori kering sepanjang tahun (Kemarau + 8 bulan), kurangnya persediaan air dan sungai-sungai mengering mengakibatkan persediaan air bersih selalu menjadi persoalan rumit sepanjang tahun. Dampak lebih jauh dengan kondisi alam seperti itu, secara ekonomi mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat Lewidewa dan Lewintana. Kedua wilayah ini termasuk wilayah tertinggal dengan tingkat kemiskinan mencapai 35,0%.

ewintana tempoe doeloe, Agustus 2010.

L

Siang di bawah pohon Asem, Wahyu Suswinto salah satu anggota Tim Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) duduk terdiam di atas bongkahan batu sambil menatap hamparan tanah coklat yang terpanggang teriknya sinar matahari. Tidak banyak tetumbuhan terlihat, dan tanah-tanah kering seperti sedang tengadah ke atas berharap langit menangis menurunkan air mata yang disebut hujan agar memberi harapan hidup baru. Berharap keajaiban selain pada langit juga merupakan hal yang sia-sia di Lewintana.

Sebelum pemekaran, Lewintana secara administratif menjadi bagian dari Kecamatan Donggo dan satu-satunya desa yang tidak mempunyai lahan sawah untuk menanam padi. Kondisinya merupakan lahan kering tadah hujan dengan sumber air terbatas, sehingga budidaya pertanian hanya bisa dilakukan setahun sekali saat musim hujan yang pendek dan setelah itu berlalu, tanah dibiarkan terpanggang sinar matahari dan tidak mungkin dimanfaatkan untuk budidaya pertanian. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar penduduk usia produktif merantau ke kota besar di Indonesia, bahkan ke luar negeri menjadi TKI untuk menggapai harapan hidup lebih baik.

Merespon kondisi tersebut, dalam mengupayakan daerah-daerah yang tidak mempunyai sumber air cadangan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat

dalam pengembangan pertanian. Pemerintah daerah pada tahun 1997, berinisiatif bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dengan tujuan mencari potensi sumber mata air yang diharapkan dapat dapat digunakan untuk mengembangkan pertanian, khususnya tanaman pangan. Pencarian titik mata air pertama dilakukan di Lewidewa, dan dari proses penelitian tersebut ditemukan satu titik mata air yang berjarak 11 kilometer dari jalan utama di Lewidewa. Selain itu, ditemukan pula satu titik mata air lagi di Lewintana, tepat di tanah milik Bapak Sahbudin. Pengeboran pertama mata air dilakukan di Lewidewa. Pengeboran tersebut mengalami empat kali kegagalan, dan akhir keluarlah air di Lewidewa. Tapi, entah karena sebab apa pengeboran mata air di Lewintana tidak jadi dilakukan.

Tahun 2000 ketika pemekaran wilayah, Lewintana kering dan Lewidewa yang mulai basah masuk dalam wilayah yang mengalami pemekaran sebagai bagian dari kecamatan baru yang bernama Soromandi. Terbentuk dan masuknya wilayah ke kecamatan baru, cerita tentang kesulitan air sebagai sumber harapan kehidupan di Lewintana tidak juga berubah. Hamparan tanah-tanah kering masih saja menunggu air mata dari langit untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Dan tetap air mata dari langit itu sekali saja turun dalam setahun, karenanya tidak heran kalau kemudian setelah musim tanam tanah-tanah di Lewintana dibiarkan terlantar dan ditinggal m a s y a r a k a t u n t u k m e n c a r i k e h i d u p a n d i k o t a l a i n .

(14)

bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat melalui budidaya pertanian kalau air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kurang?

Saat itu seorang lelaki paruh baya datang mendekat, Sahbudin namanya. Dia datang untuk menenggok kebunnya dan tempat Wahyu duduk di bawah pohon asem itu merupakan bagian dari kebun Sahbudin, lalu mereka berkenalan dan berlanjut dalam dialog tentang kehidupan dan masa depan pertanian di Lewintana. Mengalirlah cerita tentang air dari bibir kering Sahbudin seperti halnya tanah di sekitarnya yang juga kering, termasuk cerita tentang kerjasama dengan UI yang pernah dilakukan pemerintah setempat. Karakter Wahyu yang bukan orang mudah percaya, hari berikutnya Wahyu bersama Tim BDMP termasuk Bappeda dan LSM datang lagi ke tempat yang dimaksud untuk melakukan pendalaman survei, saat itu Sahbudin yang bekerja sebagai Kaur bagian keuangan di Desa Bajo diminta untuk datang juga karena dianggap sebagai orang yang tahu titik mata air tersebut.

“Ini! Tempatnya di bawah pohon Asam ini!” kata Sahbudin menunjukkan lokasi air.

“Apa mungkin?” dibawah sangat teriknya sinar matahari Wahyu masih tidak percaya, karena melihat kondisi sekeliling yang sangat gersang. Tanah-tanah dan batu-batu coklat terpanggang matahari, rerumputan tidak mampu bertahan, pohon-pohon bahkan pun enggan tumbuh. Bagaimana mungkin ada mata air di tempat seperti ini?

(15)

bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat melalui budidaya pertanian kalau air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kurang?

Saat itu seorang lelaki paruh baya datang mendekat, Sahbudin namanya. Dia datang untuk menenggok kebunnya dan tempat Wahyu duduk di bawah pohon asem itu merupakan bagian dari kebun Sahbudin, lalu mereka berkenalan dan berlanjut dalam dialog tentang kehidupan dan masa depan pertanian di Lewintana. Mengalirlah cerita tentang air dari bibir kering Sahbudin seperti halnya tanah di sekitarnya yang juga kering, termasuk cerita tentang kerjasama dengan UI yang pernah dilakukan pemerintah setempat. Karakter Wahyu yang bukan orang mudah percaya, hari berikutnya Wahyu bersama Tim BDMP termasuk Bappeda dan LSM datang lagi ke tempat yang dimaksud untuk melakukan pendalaman survei, saat itu Sahbudin yang bekerja sebagai Kaur bagian keuangan di Desa Bajo diminta untuk datang juga karena dianggap sebagai orang yang tahu titik mata air tersebut.

“Ini! Tempatnya di bawah pohon Asam ini!” kata Sahbudin menunjukkan lokasi air.

“Apa mungkin?” dibawah sangat teriknya sinar matahari Wahyu masih tidak percaya, karena melihat kondisi sekeliling yang sangat gersang. Tanah-tanah dan batu-batu coklat terpanggang matahari, rerumputan tidak mampu bertahan, pohon-pohon bahkan pun enggan tumbuh. Bagaimana mungkin ada mata air di tempat seperti ini?

(16)

Sebagai daerah yang hampir kering sepanjang tahun, bukan berarti Kabupaten Bima tidak menghasilkan produksi pertanian sama sekali. Kondisi lahan kering tadah hujan dengan sumber mata air terbatas, budidaya pertanian t e t a p d i l a k u k a n d e n g a n k e t e r b a t a s a n m a s y a r a k a t setempat yakni hanya sekali dalam setahun dan hasil yang tidak maksimal. Jenis tanaman yang masih dibudidayakan dengan mengandalkan air tadah hujan, antara lain: jagung, kacang-kacangan, padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Suasana alam yang kering dan tidak ramah tersebut membuat Sebagian besar penduduk usia produktif desa Lewintana memilih merantau ke kota besar di Indonesia mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bahkan ke luar negeri pun dilakoninya menjadi TKI guna menggapai harapan h i d u p y a n g l e b i h b a i k .

Dalam konteks ini memunculkan stigma atau anggapan masyarakat Lewintana bahwa untuk bisa mendapatkan kehidupan yang

lebih baik hanya bisa dilakukan di luar kabupaten atau ke luar negeri menjadi harapan yang lazim.

Karenanya pola hidup selalu pergi untuk mencari kehidupan lebih baik di kota besar seperti Lombok, Denpasar, Makasar, Surabaya pada saat musim kering yang panjang membentuk kebiasaan yang unik bagi masyarakat Bima dalam memelihara sapi. Sapi diliarkan di tanah-tanah kering dan dibiarkan mandiri dengan mencari makan sendiri, sehinga meliarkan sapi menjadi kebiasaan yang dilakukan selama bertahun-tahun.

(17)

Sebagai daerah yang hampir kering sepanjang tahun, bukan berarti Kabupaten Bima tidak menghasilkan produksi pertanian sama sekali. Kondisi lahan kering tadah hujan dengan sumber mata air terbatas, budidaya pertanian t e t a p d i l a k u k a n d e n g a n k e t e r b a t a s a n m a s y a r a k a t setempat yakni hanya sekali dalam setahun dan hasil yang tidak maksimal. Jenis tanaman yang masih dibudidayakan dengan mengandalkan air tadah hujan, antara lain: jagung, kacang-kacangan, padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Suasana alam yang kering dan tidak ramah tersebut membuat Sebagian besar penduduk usia produktif desa Lewintana memilih merantau ke kota besar di Indonesia mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bahkan ke luar negeri pun dilakoninya menjadi TKI guna menggapai harapan h i d u p y a n g l e b i h b a i k .

Dalam konteks ini memunculkan stigma atau anggapan masyarakat Lewintana bahwa untuk bisa mendapatkan kehidupan yang

lebih baik hanya bisa dilakukan di luar kabupaten atau ke luar negeri menjadi harapan yang lazim.

Karenanya pola hidup selalu pergi untuk mencari kehidupan lebih baik di kota besar seperti Lombok, Denpasar, Makasar, Surabaya pada saat musim kering yang panjang membentuk kebiasaan yang unik bagi masyarakat Bima dalam memelihara sapi. Sapi diliarkan di tanah-tanah kering dan dibiarkan mandiri dengan mencari makan sendiri, sehinga meliarkan sapi menjadi kebiasaan yang dilakukan selama bertahun-tahun.

(18)

sebagai pola pemeliharaan natural yang sangat tergantung dengan daya tahan sapi untuk survive dengan caranya sendiri. Kondisi seperti ini sesuai dengan ritme alam dan pola hidup masyarakat Bima yang hanya dapat menikmati curah hujan sangat pendek untuk bercocok tanam. Meski dengan pola pemeliharaan alami tersebut, jumlah sapi di Kecamatan Soromandi termasuk yang terbesar kedua setelah Kecamatan Wera. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah sapi di Kecamatan Soromandi tahun 2013 mencapai 16.423 ekor, kerbau 2.089 ekor, dan kambing 612 ekor.

Siklus alam yang kering membentuk kultur yang kuat pada mayarakat Bima, tidak hanya dalam pemeliharaan ternak tapi juga dalam budidaya pertanian. Secara umum masyarakat Bima memiliki keterampilan (skill) pertanian yang terbatas bahkan sangat minim. Oleh karenanya etos kerja di bidang pertanian bagi masyarakat Bima juga sangat kurang, bagi mereka lebih menarik bekerja di kota besar yang langsung bisa menghasilkan uang dari pada mengolah tanah yang hasilnya tidak pasti.

(19)

sebagai pola pemeliharaan natural yang sangat tergantung dengan daya tahan sapi untuk survive dengan caranya sendiri. Kondisi seperti ini sesuai dengan ritme alam dan pola hidup masyarakat Bima yang hanya dapat menikmati curah hujan sangat pendek untuk bercocok tanam. Meski dengan pola pemeliharaan alami tersebut, jumlah sapi di Kecamatan Soromandi termasuk yang terbesar kedua setelah Kecamatan Wera. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah sapi di Kecamatan Soromandi tahun 2013 mencapai 16.423 ekor, kerbau 2.089 ekor, dan kambing 612 ekor.

Siklus alam yang kering membentuk kultur yang kuat pada mayarakat Bima, tidak hanya dalam pemeliharaan ternak tapi juga dalam budidaya pertanian. Secara umum masyarakat Bima memiliki keterampilan (skill) pertanian yang terbatas bahkan sangat minim. Oleh karenanya etos kerja di bidang pertanian bagi masyarakat Bima juga sangat kurang, bagi mereka lebih menarik bekerja di kota besar yang langsung bisa menghasilkan uang dari pada mengolah tanah yang hasilnya tidak pasti.

(20)

LEWINTANA

ajar pagi kemudian datang sesuai kodratnya terbit dari timur,

F

Matahari khatulistiwa tidak lagi terasa menyengat tetapi dirasakan hangat dan indah ketika masuknya program BDMP ke Lewintana atas kerjasama Pertamina-Kementerian PDT-UGM (FAPET) dalam fokus pengembangan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi melalui pemberdayaan masyarakat.

Sasaran dari BDMP Kabupaten Bima, adalah: pertama, mendorong aktifitas dan kreatifitas masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam potensial dengan kegiatan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi melalui pemberdayaan masyarakat setempat; kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan usaha baru bagi masyarakat setempat.

(21)

LEWINTANA

ajar pagi kemudian datang sesuai kodratnya terbit dari timur,

F

Matahari khatulistiwa tidak lagi terasa menyengat tetapi dirasakan hangat dan indah ketika masuknya program BDMP ke Lewintana atas kerjasama Pertamina-Kementerian PDT-UGM (FAPET) dalam fokus pengembangan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi melalui pemberdayaan masyarakat.

Sasaran dari BDMP Kabupaten Bima, adalah: pertama, mendorong aktifitas dan kreatifitas masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam potensial dengan kegiatan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi melalui pemberdayaan masyarakat setempat; kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan usaha baru bagi masyarakat setempat.

(22)

d a n K a b u p a t e n B i m a umumnya, bahwa masyarakat memilih keluar wilayah untuk m e n d a p a t k a n s u m b e r penghidupan yang lebih baik. Banyaknya penduduk yang k e l u a r d e s a u n t u k mendapatkan pekerjaan, bukan tidak bermasalah sama sekali bagi wilayah yang merupakan p o t e n s i a l b a g i p r o d u k s i pertanian. Seringkali keluarga yang ditinggalkan merantau, khususnya anak-anak rentan secara emosional dengan berkurangnya kasih sayang dan perhatian orangtua. Sementara di perantauan (kota besar), para perantau yang tidak memiliki skill dan keahlian yang memadai juga menimbulkan persoalan tersendiri.

(23)

d a n K a b u p a t e n B i m a umumnya, bahwa masyarakat memilih keluar wilayah untuk m e n d a p a t k a n s u m b e r penghidupan yang lebih baik. Banyaknya penduduk yang k e l u a r d e s a u n t u k mendapatkan pekerjaan, bukan tidak bermasalah sama sekali bagi wilayah yang merupakan p o t e n s i a l b a g i p r o d u k s i pertanian. Seringkali keluarga yang ditinggalkan merantau, khususnya anak-anak rentan secara emosional dengan berkurangnya kasih sayang dan perhatian orangtua. Sementara di perantauan (kota besar), para perantau yang tidak memiliki skill dan keahlian yang memadai juga menimbulkan persoalan tersendiri.

(24)

merupakan pekerjaan berat yang harus dilakukan tim BDMP dan itu bukan hal yang sederhana. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan waktu yang panjang untuk mengubah kebiasaan masyarakat Bima dalam prilaku budidaya pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi, karena kebiasaan tersebut sudah berlangsung turun temurun. Perubahan cara pikir penting dilakukan karena BDMP mengusung program dengan konsep integrated farming, dimana pertanian dan peternakan menjadi satu kesatuan sistem produksi yang dikelola masyarakat.

sangat luas, dimana rumput-rumput tetap tumbuh meski tidak subur sehingga masih memungkinkan hewan ternak mencari makan sendiri untuk keberlangsungan hidupnya.

Kebiasaan ini di satu sisi menguntungkan peternak karena tidak perlu repot mencari makan buat hewan peliharaannya, yakni cukup dilepas di lahan yang luas dan ternak akan mandiri dengan mencari makan

Berapa banyak biaya SIKIB untuk datang ke Bima, diantaranya untuk mengubah pola prilaku masyarakat yang sangat susah. Dulu, Lewintana berapa banyak orang yang mengkritisi bahwa itu pekerjaan yang sia-sia. Tapi ketika ini berhasil menjadi hijau, air mengalir dengan enak, sapi-sapi melahirkan dengan leluasa, dengan

bagus....sekarang apa? Mereka ingin. Berapa tahun ini pekerjaan Pertamina dengan KPDT berlangsung pada satu tempat ……berapa banyak biaya yg kita keluarkan selama waktu itu, hanya untuk merubah prilaku orang… Ir. Indra Jaya, Kepala Bapedda Kabupaten Bima

sendiri. Memang cara ini sangat gampang, dan tidak dibutuhkan perawatan yang rumit. Faktanya, dengan pola pemeliharaan ternak diliarkan seperti ini saja rata-rata sapi yang dimiliki masyarakat Lewintana berkisar 10 ekor, bahkan ada yang memiliki sapi sampai 60 ekor dan semua diliarkan. Jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran peternak, bahkan tidak sedikit masyarakat Bima yang berhasil berangkat naik haji berbekal sapi-sapi miliknya itu.

Di sisi lain dengan model pemeliharaan hewan ternak diliarkan, peternak bisa mencari pekerjaan lain untuk melanjutkan kehidupan keluarga. Kebutuhan sehari-hari mereka dapat tercukupi dengan pekerjaan di luar pertanian dan peternakan seperti menjadi tenaga serabutan (non-formal) di kota besar atau menjadi buruh bangunan.

(25)

merupakan pekerjaan berat yang harus dilakukan tim BDMP dan itu bukan hal yang sederhana. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan waktu yang panjang untuk mengubah kebiasaan masyarakat Bima dalam prilaku budidaya pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi, karena kebiasaan tersebut sudah berlangsung turun temurun. Perubahan cara pikir penting dilakukan karena BDMP mengusung program dengan konsep integrated farming, dimana pertanian dan peternakan menjadi satu kesatuan sistem produksi yang dikelola masyarakat.

sangat luas, dimana rumput-rumput tetap tumbuh meski tidak subur sehingga masih memungkinkan hewan ternak mencari makan sendiri untuk keberlangsungan hidupnya.

Kebiasaan ini di satu sisi menguntungkan peternak karena tidak perlu repot mencari makan buat hewan peliharaannya, yakni cukup dilepas di lahan yang luas dan ternak akan mandiri dengan mencari makan

Berapa banyak biaya SIKIB untuk datang ke Bima, diantaranya untuk mengubah pola prilaku masyarakat yang sangat susah. Dulu, Lewintana berapa banyak orang yang mengkritisi bahwa itu pekerjaan yang sia-sia. Tapi ketika ini berhasil menjadi hijau, air mengalir dengan enak, sapi-sapi melahirkan dengan leluasa, dengan

bagus....sekarang apa? Mereka ingin. Berapa tahun ini pekerjaan Pertamina dengan KPDT berlangsung pada satu tempat ……berapa banyak biaya yg kita keluarkan selama waktu itu, hanya untuk merubah prilaku orang… Ir. Indra Jaya, Kepala Bapedda Kabupaten Bima

sendiri. Memang cara ini sangat gampang, dan tidak dibutuhkan perawatan yang rumit. Faktanya, dengan pola pemeliharaan ternak diliarkan seperti ini saja rata-rata sapi yang dimiliki masyarakat Lewintana berkisar 10 ekor, bahkan ada yang memiliki sapi sampai 60 ekor dan semua diliarkan. Jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran peternak, bahkan tidak sedikit masyarakat Bima yang berhasil berangkat naik haji berbekal sapi-sapi miliknya itu.

Di sisi lain dengan model pemeliharaan hewan ternak diliarkan, peternak bisa mencari pekerjaan lain untuk melanjutkan kehidupan keluarga. Kebutuhan sehari-hari mereka dapat tercukupi dengan pekerjaan di luar pertanian dan peternakan seperti menjadi tenaga serabutan (non-formal) di kota besar atau menjadi buruh bangunan.

(26)

Akhir tahun 2011 Tim Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) hadir dengan keinginan dan t e k a d k u a t u n t u k

merealisasikannya dengan target sasaran mengembangkan potensi sumberdaya lokal dan menciptakan kualitas hidup masyarakat setempat, guna mewujudkan Indonesia sejahtera. Dasarnya, akan beroperasinya sumber mata air yang menyimpan air tanah dalam di luar peternakan dan pertanian, tapi bukan berarti model diliarkan tidak punya kendala sama sekali. Kesehatan ternak seringkali menjadi masalah serius ketika hewan ternak diliarkan, yakni peternak tidak bisa mengecek kondisi kesehatan hewan ternaknya setiap saat sehingga perawatan hewan ternak terabaikan. Karena itu kualitas hewan ternak yang dihasilkan

juga tidak bisa standar atau sama. Bahwa tingkat pencurian hewan ternak tergolong sangat rendah di Bima, namum bukan berarti tidak ada sama sekali. O l e h k a r e n a i t u p e r l u diwaspadai keamanan hewan ternak dalam pola pemeliharaan diliarkan. Kendala berikutnya, model pemeliharaan diliarkan membuat peternak mengalami kesulitan saat mau menjual karena hewan ternaknya merantau dan mencari makanan entah dimana. Tidak jarang untuk mencari sapi yang akan dijual dibutuhkan waktu 2 bulan. Rentang waktu yang cukup lama dan menyita tenaga yang seharusnya bisa digunakan untuk melakukan kerja-kerja produktif lainnya.

Dengan kondisi alam dan kultur yang seperti itu, pola pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi dalam program BDMP menghadapi tantangan serius. Belum lagi cita-cita BDMP untuk menumbuhkan kesempatan kerja baru di wilayah pedesaan dari usaha

pertanian dan peternakan yang dikelola masyarakat setempat, ini bukanlah hal yang mudah mengingat pertanian dalam stigma masyarakat Bima tidak dapat memberi harapan hidup yang baik. Sementara di kalangan anak muda, selain tidak menghasilkan secara ekonomi pertanian juga bukan termasuk profesi yang sexy dan trendy. Bagi anak muda, pertanian dianggap tidak menantang dan merupakan pekerjaan orangtua yang sudah tidak lagi punya kekuatan untuk merantau.

Yang lebih mendasar dari semua i t u , b u d i d a y a p e r t a n i a n membutuhkan prasyarat berat yang tidak mudah dipenuhi oleh masyarakat sendiri. Dimana pengelolaan pertanian terpadu m e m b u t u h k a n a d a n y a k e t e r s e d i a a n l a h a n , k e t e r s e d i a a n a i r , d a n sumberdaya manusia yang tekun dan terampil. Tanpa tiga prasyarat itu, jangan pernah berharap akan ada budidaya p e r t a n i a n y a n g m a m p u m e n g u n g k i t e k o n o m i masyarakat pengelolanya.

(27)

Akhir tahun 2011 Tim Bedah Desa Madani Pertamina (BDMP) hadir dengan keinginan dan t e k a d k u a t u n t u k

merealisasikannya dengan target sasaran mengembangkan potensi sumberdaya lokal dan menciptakan kualitas hidup masyarakat setempat, guna mewujudkan Indonesia sejahtera. Dasarnya, akan beroperasinya sumber mata air yang menyimpan air tanah dalam di luar peternakan dan pertanian, tapi bukan berarti model diliarkan tidak punya kendala sama sekali. Kesehatan ternak seringkali menjadi masalah serius ketika hewan ternak diliarkan, yakni peternak tidak bisa mengecek kondisi kesehatan hewan ternaknya setiap saat sehingga perawatan hewan ternak terabaikan. Karena itu kualitas hewan ternak yang dihasilkan

juga tidak bisa standar atau sama. Bahwa tingkat pencurian hewan ternak tergolong sangat rendah di Bima, namum bukan berarti tidak ada sama sekali. O l e h k a r e n a i t u p e r l u diwaspadai keamanan hewan ternak dalam pola pemeliharaan diliarkan. Kendala berikutnya, model pemeliharaan diliarkan membuat peternak mengalami kesulitan saat mau menjual karena hewan ternaknya merantau dan mencari makanan entah dimana. Tidak jarang untuk mencari sapi yang akan dijual dibutuhkan waktu 2 bulan. Rentang waktu yang cukup lama dan menyita tenaga yang seharusnya bisa digunakan untuk melakukan kerja-kerja produktif lainnya.

Dengan kondisi alam dan kultur yang seperti itu, pola pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi dalam program BDMP menghadapi tantangan serius. Belum lagi cita-cita BDMP untuk menumbuhkan kesempatan kerja baru di wilayah pedesaan dari usaha

pertanian dan peternakan yang dikelola masyarakat setempat, ini bukanlah hal yang mudah mengingat pertanian dalam stigma masyarakat Bima tidak dapat memberi harapan hidup yang baik. Sementara di kalangan anak muda, selain tidak menghasilkan secara ekonomi pertanian juga bukan termasuk profesi yang sexy dan trendy. Bagi anak muda, pertanian dianggap tidak menantang dan merupakan pekerjaan orangtua yang sudah tidak lagi punya kekuatan untuk merantau.

Yang lebih mendasar dari semua i t u , b u d i d a y a p e r t a n i a n membutuhkan prasyarat berat yang tidak mudah dipenuhi oleh masyarakat sendiri. Dimana pengelolaan pertanian terpadu m e m b u t u h k a n a d a n y a k e t e r s e d i a a n l a h a n , k e t e r s e d i a a n a i r , d a n sumberdaya manusia yang tekun dan terampil. Tanpa tiga prasyarat itu, jangan pernah berharap akan ada budidaya p e r t a n i a n y a n g m a m p u m e n g u n g k i t e k o n o m i masyarakat pengelolanya.

(28)

diasosiasikan sebagai nasib. Takdir. Nasib yang diberikan T u h a n b a h w a a l a m d i Kabupaten Bima adalah alam yang kering dan hanya bisa ditanami satu kali dalam setahun. Padahal persoalan tanah, persoalan air bukan persoalan nasib. Alam bisa diubah tergantung pada keinginan dan kemauan masyarakat setempat.

(29)

diasosiasikan sebagai nasib. Takdir. Nasib yang diberikan T u h a n b a h w a a l a m d i Kabupaten Bima adalah alam yang kering dan hanya bisa ditanami satu kali dalam setahun. Padahal persoalan tanah, persoalan air bukan persoalan nasib. Alam bisa diubah tergantung pada keinginan dan kemauan masyarakat setempat.

(30)

Senyum penuh harapan seorang Ibu

menjadi masalah di Lewintana dan Lewidewa. Tanah terhampar luas dan belum dimanfaatkan maksimal karena ketersediaan air yang terbatas. Air untuk budidaya pertanian selama ini hanya di dapat dari tadah hujan. Sedang sumberdaya manusia tidak ada persoalan yang serius, hanya butuh ditingkatkan kemampuan (capacity building) dalam menggelola tanah untuk melakukan pertanian terpadu.

Dalam survei yang dilakukan Tim BDMP, ditemukan sumber mata air alamiah dengan debit yang keluar sangat-sangat kecil sehingga tidak mampu mencukupi untuk budidaya pertanian, bahkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari tidak mencukupi. Maka dibutuhkan langkah strategis untuk memenuhi prasyarat budidaya pertanian tersebut (lihat cerita dalam box di atas). Secara keseluruhan sarana dan prasarana pendukung terselenggaranya kegiatan BDMP,

meliputi:

1. Pengeboran Air Baku, Pipanisasi dan pembuatan bak

penampung air di lahan Kampus BDMP dan lahan masyarakat sekitar wilayah Lewintana dan Lewidewa. Pengeboran air ini sangat penting dilakukan mengingat kendala air merupakan persoalan krusial, karena ketersediaan air sangat penting dan urgent bagi pemenuhan dasar masyarakat yang sedianya diperuntukkan sebagai:

a. air baku pertanian, dengan dihasilkannya debit air 18 liter/detik diperkirakan dapat mengairi + 300 hektar lahan marginal yang selama ini kelola saat musim hujan yang pendek (1 kali tanam/tahun) menjadi lahan produktif yang bisa ditanami 3 kali setahun untuk tanaman pangan dan hortikultura.

(31)

Senyum penuh harapan seorang Ibu

menjadi masalah di Lewintana dan Lewidewa. Tanah terhampar luas dan belum dimanfaatkan maksimal karena ketersediaan air yang terbatas. Air untuk budidaya pertanian selama ini hanya di dapat dari tadah hujan. Sedang sumberdaya manusia tidak ada persoalan yang serius, hanya butuh ditingkatkan kemampuan (capacity building) dalam menggelola tanah untuk melakukan pertanian terpadu.

Dalam survei yang dilakukan Tim BDMP, ditemukan sumber mata air alamiah dengan debit yang keluar sangat-sangat kecil sehingga tidak mampu mencukupi untuk budidaya pertanian, bahkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari tidak mencukupi. Maka dibutuhkan langkah strategis untuk memenuhi prasyarat budidaya pertanian tersebut (lihat cerita dalam box di atas). Secara keseluruhan sarana dan prasarana pendukung terselenggaranya kegiatan BDMP,

meliputi:

1. Pengeboran Air Baku, Pipanisasi dan pembuatan bak

penampung air di lahan Kampus BDMP dan lahan masyarakat sekitar wilayah Lewintana dan Lewidewa. Pengeboran air ini sangat penting dilakukan mengingat kendala air merupakan persoalan krusial, karena ketersediaan air sangat penting dan urgent bagi pemenuhan dasar masyarakat yang sedianya diperuntukkan sebagai:

a. air baku pertanian, dengan dihasilkannya debit air 18 liter/detik diperkirakan dapat mengairi + 300 hektar lahan marginal yang selama ini kelola saat musim hujan yang pendek (1 kali tanam/tahun) menjadi lahan produktif yang bisa ditanami 3 kali setahun untuk tanaman pangan dan hortikultura.

(32)

dalam sejarahnya selalu mengalami krisis air bersih di musim kemarau + 8 bulan di wilayah Bima.

(33)

dalam sejarahnya selalu mengalami krisis air bersih di musim kemarau + 8 bulan di wilayah Bima.

(34)

3.Pembuatan instalasi

(35)

3.Pembuatan instalasi

(36)
(37)
(38)

Pembangunan kampus BDMP merupakan langkah strategis yang d i a m b i l T i m P e r t a m i n a - Kementerian PDT - UGM (FAPET), tujuannya adalah memberi wadah b a g i m a s y a r a k a t d a l a m melakukan sosialisasi kegiatan BDMP kepada masyarakat L e w i n t a n a d a n L e w i d e w a . Sosialisasi sangat penting dilakukan, mengingat konsep pengembangan pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi merupakan sesuatu yang baru di Kabupaten Bima.

Konsep pertanian terpadu ini berbeda dengan intensifikasi p e r t a n i a n y a n g p e r n a h dikembangkan dalam program dan kegiatan dimasa lalu, karenanya dalam konteks ini sosialisasi juga merupakan sarana untuk memperkenalkan konsep pertanian terpadu yang selama ini belum dikenal apalagi dipraktekan oleh masyarakat Bima yang punya kebiasaan bertani hanya di musim hujan dan memelihara ternak dengan cara diliarkan. Di samping hal tersebut, sosialisasi juga berguna untuk membuka ruang dialog antara petani, peternak,

d a n b e r b a g a i p i h a k y a n g b e r k e p e n t i n g a n , t e r m a s u k pemerintah.

Proses dialog yang diselenggarakan tersebut akan menjadi jembatan yang menghubungkan tingkat kebutuhan masyarakat dalam b u d i d a y a p e r t a n i a n d a n peternakan, dan menghubungkan d e n g a n p r o g r a m - p r o g r a m pemerintah yang ada serta berbagai lembaga lain yang punya kepentingan sama. Sehingga titik temu dicapai dan program-p r o g r a m y a n g b e r j a l a n d i masyarakat memang benar-benar kegiatan yang berangkat dari kebutuhan dari masyarakat bawah (bottom up). Pemberdayaan menjadi ruh dalam pelaksanaan program i n i , n a m u n s e j a u h m a n a p e m b e r d a y a a n m a s y a r a k a t menjadi urat nadi program BDMP masih perlu diuji lebih jauh.

(39)

Pembangunan kampus BDMP merupakan langkah strategis yang d i a m b i l T i m P e r t a m i n a - Kementerian PDT - UGM (FAPET), tujuannya adalah memberi wadah b a g i m a s y a r a k a t d a l a m melakukan sosialisasi kegiatan BDMP kepada masyarakat L e w i n t a n a d a n L e w i d e w a . Sosialisasi sangat penting dilakukan, mengingat konsep pengembangan pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi merupakan sesuatu yang baru di Kabupaten Bima.

Konsep pertanian terpadu ini berbeda dengan intensifikasi p e r t a n i a n y a n g p e r n a h dikembangkan dalam program dan kegiatan dimasa lalu, karenanya dalam konteks ini sosialisasi juga merupakan sarana untuk memperkenalkan konsep pertanian terpadu yang selama ini belum dikenal apalagi dipraktekan oleh masyarakat Bima yang punya kebiasaan bertani hanya di musim hujan dan memelihara ternak dengan cara diliarkan. Di samping hal tersebut, sosialisasi juga berguna untuk membuka ruang dialog antara petani, peternak,

d a n b e r b a g a i p i h a k y a n g b e r k e p e n t i n g a n , t e r m a s u k pemerintah.

Proses dialog yang diselenggarakan tersebut akan menjadi jembatan yang menghubungkan tingkat kebutuhan masyarakat dalam b u d i d a y a p e r t a n i a n d a n peternakan, dan menghubungkan d e n g a n p r o g r a m - p r o g r a m pemerintah yang ada serta berbagai lembaga lain yang punya kepentingan sama. Sehingga titik temu dicapai dan program-p r o g r a m y a n g b e r j a l a n d i masyarakat memang benar-benar kegiatan yang berangkat dari kebutuhan dari masyarakat bawah (bottom up). Pemberdayaan menjadi ruh dalam pelaksanaan program i n i , n a m u n s e j a u h m a n a p e m b e r d a y a a n m a s y a r a k a t menjadi urat nadi program BDMP masih perlu diuji lebih jauh.

(40)

dalam kelompok yakni petani dan peternak berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan budidaya pertanian dan peternakannya. Kebersamaan dalam kelompok, khususnya di Lewintana dan Lewidewa merupakan hal yang baru. Dengan berkelompok diharapkan petani dan peternak saling berbagi, saling memberi, saling menerima, belajar berbagi tanggung jawab, dan menghargai perbedaan untuk mencapai cita-cita bersama. Tanpa kesadaran untuk itu, kelompok hanya akan digunakan untuk menyingkirkan sesama anggota yang lain. Kelompok hanya akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Itu persoalan yang tidak diharapkan siapa pun.

(41)

dalam kelompok yakni petani dan peternak berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan budidaya pertanian dan peternakannya. Kebersamaan dalam kelompok, khususnya di Lewintana dan Lewidewa merupakan hal yang baru. Dengan berkelompok diharapkan petani dan peternak saling berbagi, saling memberi, saling menerima, belajar berbagi tanggung jawab, dan menghargai perbedaan untuk mencapai cita-cita bersama. Tanpa kesadaran untuk itu, kelompok hanya akan digunakan untuk menyingkirkan sesama anggota yang lain. Kelompok hanya akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Itu persoalan yang tidak diharapkan siapa pun.

(42)

semua kegiatan pertanian, dimana petani saling berbagi pengalaman dan berbagi i n f o r m a s i t e n t a n g d a n b a g a i m a n a m e l a k u k a n p e r t a n i a n t e r p a d u d a n peternakan terintegrasi dengan baik. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di kampus BDMP dalam rangka capacity building bagi petani, antara lain:

(43)

semua kegiatan pertanian, dimana petani saling berbagi pengalaman dan berbagi i n f o r m a s i t e n t a n g d a n b a g a i m a n a m e l a k u k a n p e r t a n i a n t e r p a d u d a n peternakan terintegrasi dengan baik. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan di kampus BDMP dalam rangka capacity building bagi petani, antara lain:

(44)

2. Pelatihan dan Pembuatan Tanaman Pekarangan Masyarakat (Ketahanan p a n g a n k e l u a r g a ) d i Lewintana dengan peserta 50 orang, dilaksanakan oleh P T P e r t a m i n a d a n bekerjasama dengan BPTP NTB pada bulan Desember 2012. Hasilnya:

a. Terbangunnya kebun bibit tanaman sayuran; b. Tertanamnya tanaman

(45)

2. Pelatihan dan Pembuatan Tanaman Pekarangan Masyarakat (Ketahanan p a n g a n k e l u a r g a ) d i Lewintana dengan peserta 50 orang, dilaksanakan oleh P T P e r t a m i n a d a n bekerjasama dengan BPTP NTB pada bulan Desember 2012. Hasilnya:

a. Terbangunnya kebun bibit tanaman sayuran; b. Tertanamnya tanaman

(46)

3. Pelatihan Pengolahan berbahan baku Produk lokal (Kawista dan Labu Pamkim), dilaksanakan Depo Pertamina tanggal 12

Juni 2013, diikuti 857 peserta Ibu-Ibu dari wilayah Ring I BDMP (Lewintana dan Lewidewa: 205 orang), serta 5 wilayah Kecamatan lainnya: Sape (145), Bolo (240), Soromandi (250), Madapangga (11), Woha (6) . Materi pelatihan adalah:

a. Kawista dalam bentuk produk Dodol, Sirup dan Slai. b. Labu Pamkim dalam bentuk produk Dodol, Saos dan Slai.

Untuk mendukung aktifitas di kampus BDMP sebagai center aktivitas petani, Pertamina juga membangun sarana dan prasarana penunjang aktivitas sebagai berikut:

1. Pembangunan Aula dan Mushollah sebagai sarana aktifitas Pemberdayaan Masyarakat, yang kemanfaatannya diarahkan: a. Aula: untuk peningkatan kapasitas masyarakat Bima

(Kabupaten dan Kota), melalui penyelenggaraan pelatihan dan praktek lapangan. Kegiatan ini diupayakan untuk mendorong optimalisasi pengelolaan potensi sumberdaya lokal dengan sistem pengembangan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi, serta pengembangan inovasi dalam budidaya, pengolahan, pengemasan dan pemasaran produk (segar dan olahan) secara organik.

b. Mushollah: sebagai sarana ibadah dan peningkatan kapasitas mental-spiritual masyarakat sekitar melalui pengajian, dan lain-lain.

2. Gapura Kampus BDMP dan Paving Blok lingkungan Kampus BDMP, dimaksudkan untuk memberikan informasi dan arah kampus BDMP dan penataan lingkungan yang rapih, indah dan nyaman di lingkungan Kampus BDMP

(47)

3. Pelatihan Pengolahan berbahan baku Produk lokal (Kawista dan Labu Pamkim), dilaksanakan Depo Pertamina tanggal 12

Juni 2013, diikuti 857 peserta Ibu-Ibu dari wilayah Ring I BDMP (Lewintana dan Lewidewa: 205 orang), serta 5 wilayah Kecamatan lainnya: Sape (145), Bolo (240), Soromandi (250), Madapangga (11), Woha (6) . Materi pelatihan adalah:

a. Kawista dalam bentuk produk Dodol, Sirup dan Slai. b. Labu Pamkim dalam bentuk produk Dodol, Saos dan Slai.

Untuk mendukung aktifitas di kampus BDMP sebagai center aktivitas petani, Pertamina juga membangun sarana dan prasarana penunjang aktivitas sebagai berikut:

1. Pembangunan Aula dan Mushollah sebagai sarana aktifitas Pemberdayaan Masyarakat, yang kemanfaatannya diarahkan: a. Aula: untuk peningkatan kapasitas masyarakat Bima

(Kabupaten dan Kota), melalui penyelenggaraan pelatihan dan praktek lapangan. Kegiatan ini diupayakan untuk mendorong optimalisasi pengelolaan potensi sumberdaya lokal dengan sistem pengembangan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi, serta pengembangan inovasi dalam budidaya, pengolahan, pengemasan dan pemasaran produk (segar dan olahan) secara organik.

b. Mushollah: sebagai sarana ibadah dan peningkatan kapasitas mental-spiritual masyarakat sekitar melalui pengajian, dan lain-lain.

2. Gapura Kampus BDMP dan Paving Blok lingkungan Kampus BDMP, dimaksudkan untuk memberikan informasi dan arah kampus BDMP dan penataan lingkungan yang rapih, indah dan nyaman di lingkungan Kampus BDMP

(48)

Dalam proses pelaksanaannya program BDMP mengalami pasang surut, baik dalam kegiatan maupun keanggotaan kelompok. Di awal program, tahun 2010 respon masyarakat Lewintana dan Lewidewa besar. Masyarakat kedua desa sangat antusias menyambut program BDMP, yakni sebagian besar masyarakat terlibat langsung dan ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Masyarakat seperti melihat fajar pagi baru, melihat harapan baru di tanah-tanah gersang mereka. Kelompok-kelompok peternak dan pertani berbaur dengan jumlah anggota sangat besar, tidak bisa diingkari dan tidak sedikit dari anggota tersebut memilih bergabung ke dalam kelompok karena berharap Pertamina akan mengucurkan bantuan dalam bentuk ternak dan lainnya. Alhasil tidak semua anggota didasarkan pada kesadaran ingin meningkatkan ekonomi keluarganya dengan belajar teknik memelihara ternak dan pertanian yang benar dan baik di Kampus BDMP.

Hal seperti ini memang tidak dapat dihindari. Sudah jamak, tidak semua anggota punya niatan tulus untuk berkembang meningkatkan ekonomi bersama melalui kelompok, bahkan tidak sedikit anggota yang membawa kepentingan pribadi dan kemudian mengacaukan kelompok. Munculnya pertarungan kepentingan dan berbagai permasalahan berdampak pada menurunnya jumlah anggota kelompok dan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat.

(49)

Dalam proses pelaksanaannya program BDMP mengalami pasang surut, baik dalam kegiatan maupun keanggotaan kelompok. Di awal program, tahun 2010 respon masyarakat Lewintana dan Lewidewa besar. Masyarakat kedua desa sangat antusias menyambut program BDMP, yakni sebagian besar masyarakat terlibat langsung dan ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Masyarakat seperti melihat fajar pagi baru, melihat harapan baru di tanah-tanah gersang mereka. Kelompok-kelompok peternak dan pertani berbaur dengan jumlah anggota sangat besar, tidak bisa diingkari dan tidak sedikit dari anggota tersebut memilih bergabung ke dalam kelompok karena berharap Pertamina akan mengucurkan bantuan dalam bentuk ternak dan lainnya. Alhasil tidak semua anggota didasarkan pada kesadaran ingin meningkatkan ekonomi keluarganya dengan belajar teknik memelihara ternak dan pertanian yang benar dan baik di Kampus BDMP.

Hal seperti ini memang tidak dapat dihindari. Sudah jamak, tidak semua anggota punya niatan tulus untuk berkembang meningkatkan ekonomi bersama melalui kelompok, bahkan tidak sedikit anggota yang membawa kepentingan pribadi dan kemudian mengacaukan kelompok. Munculnya pertarungan kepentingan dan berbagai permasalahan berdampak pada menurunnya jumlah anggota kelompok dan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat.

(50)

kandang yang diketuai oleh Ahmat Ute, Kelompok lele yang diketuai Ahmad Mohdar dengan anggota kelompok 12 orang. Kelompok lele ini pada awalnya merupakan dampingan dari Dinas Perikanan Kabupaten Bima sebelum melakukan kegiatan produktif bersama di kampus BDMP.

Saat ini kelompok yang sangat penting peranannya adalah kelompok pengelola air sumur bor, salah satu anggota kelompok yang merangkap sebagai operator mesin adalah Masnoor Mohdar dan pemilik lahan tempat sumur bor digali yakni Sahbudin. Kelompok pengelola air ini merupakan kelompok yang sangat vital tidak hanya dalam budidaya pertanian dan peternakan, tetapi juga dalam penyediaan air bersih masyarakat sekitar dikala musim kemarau tiba.

Sistem pertanian terpadu atau integrated farming, dimana kegiatan

(51)

kandang yang diketuai oleh Ahmat Ute, Kelompok lele yang diketuai Ahmad Mohdar dengan anggota kelompok 12 orang. Kelompok lele ini pada awalnya merupakan dampingan dari Dinas Perikanan Kabupaten Bima sebelum melakukan kegiatan produktif bersama di kampus BDMP.

Saat ini kelompok yang sangat penting peranannya adalah kelompok pengelola air sumur bor, salah satu anggota kelompok yang merangkap sebagai operator mesin adalah Masnoor Mohdar dan pemilik lahan tempat sumur bor digali yakni Sahbudin. Kelompok pengelola air ini merupakan kelompok yang sangat vital tidak hanya dalam budidaya pertanian dan peternakan, tetapi juga dalam penyediaan air bersih masyarakat sekitar dikala musim kemarau tiba.

Sistem pertanian terpadu atau integrated farming, dimana kegiatan

(52)

pekerjaan sederhana. Masnoor Mohdar sendiri yang bertindak sebagai teknisi dan operator mesin diesel di sumur bor bergabung dalam program BDMP baru setahun belakangan.

Secara periodik program BDMP dapat dikatakan, sebagai berikut:

1. Periode pertama program BDMP mendapat antusias warga Lewintana dan Lewidewa sangat besar, ini terbukti dengan jumlah anggota kelompok yang besar. Ada 57 anggota kelompok kandang yang terlibat dalam program ini.

2. Periode kedua, masyarakat mulai berkurang antusias dan perlahan mulai sepi keterlibatannya dalam BDMP karena berbagai persoalan yang muncul dalam kelompok.

(53)

pekerjaan sederhana. Masnoor Mohdar sendiri yang bertindak sebagai teknisi dan operator mesin diesel di sumur bor bergabung dalam program BDMP baru setahun belakangan.

Secara periodik program BDMP dapat dikatakan, sebagai berikut:

1. Periode pertama program BDMP mendapat antusias warga Lewintana dan Lewidewa sangat besar, ini terbukti dengan jumlah anggota kelompok yang besar. Ada 57 anggota kelompok kandang yang terlibat dalam program ini.

2. Periode kedua, masyarakat mulai berkurang antusias dan perlahan mulai sepi keterlibatannya dalam BDMP karena berbagai persoalan yang muncul dalam kelompok.

(54)

sangat berharga. Lebih baik memulai dari sedikit anggota kelompok yang berkomitmen tinggi, dari pada memulai dari kelompok besar tapi tidak punya komitmen sama sekali. Kelompok kecil inilah yang kemudian menjadi motor penggerak dalam pengembangan pertanian terpadu di Lewintana dan Lewidewa.

(55)

sangat berharga. Lebih baik memulai dari sedikit anggota kelompok yang berkomitmen tinggi, dari pada memulai dari kelompok besar tapi tidak punya komitmen sama sekali. Kelompok kecil inilah yang kemudian menjadi motor penggerak dalam pengembangan pertanian terpadu di Lewintana dan Lewidewa.

(56)

bahkan budidaya ikan yang selama ini dianggap hal yang tidak masuk akal dilakukan di pekarangan rumah, dengan bergulirnya progam BDMP budidaya ikan khususnya lele mulai dilakukan masyarakat Lewintana dan Bima umumnya.

(57)

bahkan budidaya ikan yang selama ini dianggap hal yang tidak masuk akal dilakukan di pekarangan rumah, dengan bergulirnya progam BDMP budidaya ikan khususnya lele mulai dilakukan masyarakat Lewintana dan Bima umumnya.

(58)

Pertamina dalam rangka pemberdayaan mayarakat, antara lain:

1. Termanfaatkannya air baku pertanian untuk meningkatkan intensitas penanaman 3 kali setahun (awal 1 kali air tadah hujan) di lahan BDMP maupun lahan masyarakat sekitarnya.

a. Di lahan Kampus BDMP dibuat demplot tanaman dan perikanan darat oleh kelompok masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan meningkatkan ekonomi kelompok masyarakat yang aktif di Kampus BDMP, melalui budidaya sayuran organik (kangkung, tomat, jagung, dll) dan perikanan darat (lele), hasilnya akan dijual ke pasar lokal.

b. Pembuatan bibit jagung untuk masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan lahan, ke depan diharapkan dapat dikembangkan bibit aneka tanaman pangan dan hortikultura bernilai ekonomi tinggi di lahan Kampus BDMP dan sekitarnya untuk dikembangkan di lahan produktif masyarakat guna meningkatkan daya saing produk dan pendapatan masyarakat. 2. Termanfaatkannya air bersih oleh masyarakat setempat dan sekitar

wilayah BDMP, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun dijual kepada masyarakat yang tidak mampu mengambil langsung. 3. Termanfaatkannya biogas sebagai pemenuhan kebutuhan bahan

bakar rumah tangga melalui stasiun pengisian biogas (SPB) ke dalam ban bekas di Kampus BDMP, sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.

4. Termanfaatkannya limbah biogas sebagai pupuk organik, untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perikanan darat yang dikelola masyarakat dengan dukungan air baku pertanian melalui sumur bor.

(59)

Pertamina dalam rangka pemberdayaan mayarakat, antara lain:

1. Termanfaatkannya air baku pertanian untuk meningkatkan intensitas penanaman 3 kali setahun (awal 1 kali air tadah hujan) di lahan BDMP maupun lahan masyarakat sekitarnya.

a. Di lahan Kampus BDMP dibuat demplot tanaman dan perikanan darat oleh kelompok masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan meningkatkan ekonomi kelompok masyarakat yang aktif di Kampus BDMP, melalui budidaya sayuran organik (kangkung, tomat, jagung, dll) dan perikanan darat (lele), hasilnya akan dijual ke pasar lokal.

b. Pembuatan bibit jagung untuk masyarakat dalam optimalisasi pengelolaan lahan, ke depan diharapkan dapat dikembangkan bibit aneka tanaman pangan dan hortikultura bernilai ekonomi tinggi di lahan Kampus BDMP dan sekitarnya untuk dikembangkan di lahan produktif masyarakat guna meningkatkan daya saing produk dan pendapatan masyarakat. 2. Termanfaatkannya air bersih oleh masyarakat setempat dan sekitar

wilayah BDMP, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun dijual kepada masyarakat yang tidak mampu mengambil langsung. 3. Termanfaatkannya biogas sebagai pemenuhan kebutuhan bahan

bakar rumah tangga melalui stasiun pengisian biogas (SPB) ke dalam ban bekas di Kampus BDMP, sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.

4. Termanfaatkannya limbah biogas sebagai pupuk organik, untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perikanan darat yang dikelola masyarakat dengan dukungan air baku pertanian melalui sumur bor.

(60)
(61)
(62)

Puncak dari program BDMP yang berlangsung mulai tahun 2011 adalah kedatangan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu ( S I K I B ) k e B i m a u n t u k m e n y a k s i k a n l a n g s u n g keberhasilan program yang dilaksanakan oleh Pertamina - Kementerian PDT - UGM (FAPET) pada tanggal 4 Juni 2014. Tim SIKIB yang diketuai oleh Ibu Ratna didampinggi Wakil Menteri Kesehatan Prof. Ali Ghufron dan Bupati Bima H Syafrudin HM Nur Mpd serta stakeholder terkait

m e n i n j a u

langsung kampus BDMP Lewintana. Selain peninjaun lapangan, Tim SIKIB juga berkesempatan memanen langsung sayur mayur, dan ketela dari kebun sayur serta menerbarkan benih lele di kolam terpal yang berlokasi di kampus BDMP. Dalam sambutannya Ibu Ratna selaku ketua SIKIB memberikan apresiasi pada Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Bima dalam menjalankan program hingga dapat merubah Lewintana dan Lewidewa yang semula gersang menjadi hijau. Ibu Ratna juga menjelaskan salah satu tujuan SIKIB bagi masyarakat adalah membangun masyarakat di wilayah tertinggal menjadi masyarakat yang mampu menciptakan kualitas hidup yang layak bersama menuju Indonesia sejahtera.

(63)

Puncak dari program BDMP yang berlangsung mulai tahun 2011 adalah kedatangan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu ( S I K I B ) k e B i m a u n t u k m e n y a k s i k a n l a n g s u n g keberhasilan program yang dilaksanakan oleh Pertamina - Kementerian PDT - UGM (FAPET) pada tanggal 4 Juni 2014. Tim SIKIB yang diketuai oleh Ibu Ratna didampinggi Wakil Menteri Kesehatan Prof. Ali Ghufron dan Bupati Bima H Syafrudin HM Nur Mpd serta stakeholder terkait

m e n i n j a u

langsung kampus BDMP Lewintana. Selain peninjaun lapangan, Tim SIKIB juga berkesempatan memanen langsung sayur mayur, dan ketela dari kebun sayur serta menerbarkan benih lele di kolam terpal yang berlokasi di kampus BDMP. Dalam sambutannya Ibu Ratna selaku ketua SIKIB memberikan apresiasi pada Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Bima dalam menjalankan program hingga dapat merubah Lewintana dan Lewidewa yang semula gersang menjadi hijau. Ibu Ratna juga menjelaskan salah satu tujuan SIKIB bagi masyarakat adalah membangun masyarakat di wilayah tertinggal menjadi masyarakat yang mampu menciptakan kualitas hidup yang layak bersama menuju Indonesia sejahtera.

(64)

LEWINTANA

erubahnya wajah Desa Lewintana dan Lewidewa menjadi

B

hijau dan asri, berubah juga harapan hidup masyarakatnya. Petani tidak lagi menatap langit dengan harap-harap cemas dan menunggu musim hujan datang untuk menanam. Namun perubahan wajah desa tersebut bukan berarti semua program BDMP selesai. Mimpi besar pertanian terpadu (integrated farming) berbasis peternakan terintegrasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan harkat hidup petani dan peternak di Lewintana dan Lewidewa harus ditopang hal-hal lain di luar teknis budidaya pertanian dan peternakan.

(65)

LEWINTANA

erubahnya wajah Desa Lewintana dan Lewidewa menjadi

B

hijau dan asri, berubah juga harapan hidup masyarakatnya. Petani tidak lagi menatap langit dengan harap-harap cemas dan menunggu musim hujan datang untuk menanam. Namun perubahan wajah desa tersebut bukan berarti semua program BDMP selesai. Mimpi besar pertanian terpadu (integrated farming) berbasis peternakan terintegrasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan harkat hidup petani dan peternak di Lewintana dan Lewidewa harus ditopang hal-hal lain di luar teknis budidaya pertanian dan peternakan.

(66)

BDMP Bima, diantaranya:

1. Inventarisasi lahan di sekitar kampus BDMP untuk optimalisasi pemanfaatan air baku, dalam pengelolaan lahan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi oleh masyarakat. Sehingga dapat membuka lapangan usaha bagi masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan dan membuka usaha produktif baru melalui diversifikasi.

2. Mendorong keberlanjutan program BDMP melalui sinkronisasi dengan kegiatan SKPD Pemda Bima yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan fasilitas yang tersedia di Kampus BDMP, baik dalam upaya pemberdayaan/peningkatan keterampilan masyarakat maupun pengembangan usaha produktif berbasis pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi.

3. Memperluas jejaring kerja sama dan mitra usaha produktif dalam pengembangan program BDMP dengan Perguruan Tinggi (Inovasi teknologi dan KKN Tematik), dan SMK (praktek dan magang siswa untuk mencetak tenaga terampil dan wirausaha).

4. Meningkatkan akes pasar atas produk organik segar dan olahan yang dihasilkan masyarakat, serta akses pembiayaan dalam pengembangan usaha produktif masyarakat setempat.

(67)

BDMP Bima, diantaranya:

1. Inventarisasi lahan di sekitar kampus BDMP untuk optimalisasi pemanfaatan air baku, dalam pengelolaan lahan pertanian terpadu berbasis peternakan terintegrasi oleh masyarakat. Sehingga dapat membuka lapangan usaha bagi masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan dan membuka usaha produktif baru melalui diversifikasi.

2. Mendorong keberlanjutan program BDMP melalui sinkronisasi dengan kegiatan SKPD Pemda Bima yang pelaksanaanya diintegrasikan dengan fasilitas yang tersedia di Kampus BDMP, baik dalam upaya pemberdayaan/peningkatan keterampilan masyarakat maupun pengembangan usaha produktif berbasis pertanian terpadu dan peternakan terintegrasi.

3. Memperluas jejaring kerja sama dan mitra usaha produktif dalam pengembangan program BDMP dengan Perguruan Tinggi (Inovasi teknologi dan KKN Tematik), dan SMK (praktek dan magang siswa untuk mencetak tenaga terampil dan wirausaha).

4. Meningkatkan akes pasar atas produk organik segar dan olahan yang dihasilkan masyarakat, serta akses pembiayaan dalam pengembangan usaha produktif masyarakat setempat.

(68)

Manfaat paling utama….untuk air minum untuk

kami….sangat-sangat

besar...bahkan dari desa lain, Bajo, Donggo, di sana bisa menikmati manfaat itu…saat mematikan rumput itu …satu-satunya yang mempermudah itu…air itu. Banyak orang dari kecamatan lain berladang di gunung, itu luar biasa. Air minun juga tidak terlalu sulit sekarang, dulu kan harus turun ke laut untuk air minum.

Sahbudin, Kaur Desa Lewintana dan anggota kelompok Air

maupun jaringan pipa) memperluas pemanfaatan biogas oleh masyarakat, yang dikelola oleh kelompok secara ekonomis. Sehingga dapat mengakselerasi program pemerintah dalam menekan kebutuhan minyak tanah dan gas bersubsidi.

6. Pengembangan Sentra Industri:

a. Pembibitan dan pengembangan budidaya (lele, jagung, kacang - kacangan, sayur mayur dan buah-buahan) berbasis organik; b. Pakan ternak dan ikan dengan bahan baku lokal untuk

pengembangan peternakan dan Perikanan

c. Pupuk organik dari limbah biogas dan bahan lokal lainnya untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik subsidi, dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan di wilayah Bima khususnya dan Pulau Sumbawa umumnya. Kedepan kegiatan ini dapat disinergikan dengan kelembagaan Regional Management (RM) Pulau Sumbawa yang terdiri atas Kabupaten: Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima yang juga dikoneksikan dengan

kegiatan Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET Bima).

d. Air bersih dan minum untuk pemanfaatan air b e r s i h m e l a l u i kelembagaan masyarakat, menjadi fasilitas umum yang terjaga keberlanjutan dan ketertibannya.

7. Pengembangan budidaya ulat sutra melalui pemanfaatan tanaman jambu mete dan lainnya (masih merupakan d a l a m a g e n d a r e n c a n a pengembangan).

Referensi

Dokumen terkait

Edema paru adalah akumulasi cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravascular. Edema paru terjadi

Melakukan inventarisir data utama di IPB, Membuat dokumentasi dari database yang saat telah ada/digunakan agar memudahkan dan membantu dalam pengembangan database

Sementara itu, pada lirik-lirik lagu Nike Ardilla pada lirik lagu Tinggallah Ku Sendiri ditemukan 1 data yang bersinonim antara kata dengan kata, 1 data yang bersinonim

Faktor yang berpengaruh positif terhadap pendapatan rumah tangga contoh, terutama pendapatan yang bersumber dari pertanian adalah kesempatan kerja pertanian di

Interaksi mereka terwujud dalam dua bentuk relasi kuasa agraria, yaitu: relasi teknis yaitu antara aktor utama (komunitas petani kopi rakyat dan Perhutani) dengan

Metode Penelitian menggunakan Metode Eksperimen, diawali dengan perancangan, pembuatan dan pengujian prototipe tenda meliputi (1) uji kekuatan dan ketahanan bahan

Keputusan dibuat tidak hanya mengenai media umum mana yang hendak digunakan, namun juga mengenai stasiun radio atau televisi, surat kabar, atau majalah mana yang

Konvensi mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja juga menyatakan bahwa hukum nasional “juga dapat mengizinkan dipekerjakannya mereka yang berusia sedikitnya 15 (lima