• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI INDIVIDU, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KERINCI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI INDIVIDU, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KERINCI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI INDIVIDU, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN KERINCI

1

Yandra Okrisandi,2 Syafrizal Chan,2 Ice Kamela 1

Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen 2

Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta

email : okrisandi@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the effect of individual competence, motivation and organizational culture on employee performance. This study design is causality. The population is all employees of the Sekretariat Daerah Kerinci Region is numbering 125 person. The number of samples is 118 person. Technique is a method of data collection questionnaire. Analysis of data to test the hypothesis is multiple linear regression. The results of this study found that 1) the individual competencies significant positive effect on the performance of employees with a regression coefficient of 0.247. The higher the competence of the individual, the higher the performance of employees. 2) Motivation of significant positive effect on employee performance with a regression coefficient of 0.155. The higher employee motivation, the higher the performance of employees. 3) Cultural organizations significant positive effect on the performance of employees with a regression coefficient of 0.159. The better the culture of the organization, the higher the performance of employees. The advice can be delivered based on the results of the research are: 1) In an effort to improve employee performance recommended to the leadership of the Sekretariat Daerah Kerinci Region in order to improve the competence of individual employees in work. Efforts to do is provide employees with equal opportunities to participate in training to improve employee job performance. 2) To the leadership element to increase employee motivation by encouraging employees to be able to give effect to the other employees in the work and encourage employees to be able to cooperate with colleagues in completing a difficult job. 3) leadership in order to improve the organizational culture of employees in carrying out the task by giving freedom to employees to be able to carry out a good job as long as it does not violate any applicable laws and encourage employees to complete the work that is able to explain the good-bad employee skills.

Keywords : Individual Competence, Work Motivation, Organizational Culture, Employee Performance

A. Pendahulu

an

Sumber daya manusia dalam organisasi publik dikenal dengan sebutan

(2)

yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Sumber: Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang “Pokok-Pokok Kepegawaian”). Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.

Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara baik kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, profesional, tanggung jawab, disiplin, etos kerja serta wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. Untuk itu sangat dibutuhkan pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Wirawan (2009) kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau profesi dalam waktu tertentu. Rivai dan Sagala (2009) menjelaskan bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu tercapainya kinerja yang baik, sesuai dengan standar kinerja yang diterapkan dan yang diinginkan organisasi, dan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Namun,

agar semua pegawai dapat mewujudkan kinerja yang diinginkan, banyak faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas, seperti kompetensi individu, motivasi kerja dan budaya organisasidan lain sebagainya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi seseorang baik kuantitas dan kualitas karena dalam melaksanakan pekerjaan secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam periode tertentu. Ada banyak indikator yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas, salah satunya adalah dengan mambandingkan realisasi keuangn dengan anggaran yang sudah disusun.

Sekretariat daerah Kabupaten Kerinci merupakan unsur staf yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah, yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, yaitu menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3)

ini tentu tidak bisa dilepaskan dari rendahnya prestasi kerja pegawai. Selanjutnya juga terlihat bahwa realisasi pada masing-masing bagian masih jauh dari yang ditargetkan. Permasalahan lainnya terlihat yaitu sebahagian pegawai yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, sehingga terdapat pekerjaan yang bertumpuk. dan sebahagiannya juga kurang memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pimpinan. Sebahagian pegawai kurang mempunyai inisiatif dalam bekerja, sebahagian pegawai kurang memiliki tingkat kehati-hatian dalam melaksanakan pekerjaan

Penulis menduga faktor yang berkemungkinan paling mempengaruhi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci adalah kompetensi individu, motivasi kerja dan budaya organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini akan dibahas tiga faktor yang diidentifikasi mempengaruhi kinerja pegawai yaitu kompetensi individu, motivasi kerjadan budaya organisasi yang mungkin mempengaruhi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci.

Menurut Mangkunegara (2009) kinerja pegawai dipengaruhi oleh tiga faktor: 1) Faktor individual yang mencakup kompetensi, peran, stress kerja, latar belakang pendidikan dan demografi. 2) Faktor psikologis terdiri dari persepsi,

attitude, personality, pembelajaran dan motivasi kerja, kepuasan kerja. 3) Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, budaya organisasi, penghargaan, struktur, dan job design.

Menurut Suprihanto (2000), factor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu : bakat, pendidikan dan latihan, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemampuan hubungan industrial, teknologi manajemen, kesempatan berprestasi dan lain sebagainya. Sedangkan Menurut Sutermeister (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman,

pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi fisik dan kebutuhan individual yang terdiri dari kebutuhan biologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas adalah kompetensi individu pegawai. Menurut Wibowo (2007) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Apabila kompetensinya baik, maka kinerja pun akan meningkat. Yudistira dan Siwantara (2012) menyebutkan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh penelitian dari Sulistyaningsih (2009) bahwa kompetensi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja karyawan.

Faktor berikutnya yang diidentifikasikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah motivasi kerja. Siagian (2008) menyatakan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawannya, sebab faktor tersebut menjadi salah satu faktor yang menentukan jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi yang dijabarkan dalam pencapaian kinerja karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008) membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja.

(4)

organisasi. Secara teoritis, budaya organisasi tidak lepas dari strategi organisasi, termasuk visi dan misi organisasi itu sendiri dan merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi strategi. Budaya ini berkaitan erat dengan nilai-nilai dan norma yang dipegang dan berlaku oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Budaya yang kuat merupakan landasan kinerja suatu organisasi (Moeljono dan Sudjatmiko, 2007). Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008) membuktikan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja. Selanjutnya Usaman (2009) juga menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh kompetensi individu secara signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. 2) Pengaruh motivasi kerja secara signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci, 3) Pengaruh budaya organisasi secara signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

B. Metodologi

Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuisioner) langsung tertutup. Analisis data untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda

C. Pengujian

Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil analis regresi linear berganda dari ditampilkan pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

0,247 3,510 0,001 Signi fikan Motivasi kerja

(X2)

0,155 3,295 0,003 Signi fikan Budaya

organisasi (X3)

0,159 2,679 0,008 Signi fikan Komerja

pegwai (Y)

F hitung = 29,150 F Sig. = 0,000 R Square = 0,434

Dari hasil pengolahan data untuk analisis regresi linear berganda sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.22 terlihat nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel penelitian yakni koefisien regresi variabel kompetensi individu (β1) adalah 0,247, koefisien regresi variabel motivasi kerja (β2) adalah 0,155 dan koefisien regresi variabel budaya organisasi (β3) adalah 0,159 dan nilai konstanta (α) sebesar 1,417. Selanjutnya nilai koefisien regresi masing-masing variabel dapat tuliskan ke dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b3X3+ e Y = 1,417 + 0,247 X1 + 0,155 X2 + 0,159 X3

Untuk menguji kevalidan model regresi maka digunakan uji F, dimana Uji F ratio ini dipakai untuk membuktikan (menguji) hipotesis dengan tingkat keberartian tertentu seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis analisis data diketahui bahwa nilai signifikansi dari hasil uji F adalah sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan alpha (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan (0,00 < 0,05). Hal ini berarti model yang dihasilkan adalah prediktor yang valid.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai R2 (R-Square)

(5)

besarnya pengaruh kompetensi individu, motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci adalah sebesar 43,4% dan sisanya sebesar 56,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dimana total pengaruh variabel yang diteliti relatif kecil mempengaruhi kinerja pegawai, jadi apabila Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci menginginkan adanya kinerja yang tinggi pada pegawai perlu dilakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Penelitian ini memiliki tiga hipotesis yang akan diuji. Hasil pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai berikut :

1) Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama adalah “Kompetensi individu berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci”.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi dari variabel kompetensi individu (X1) adalah sebesar 0,247 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,001 < 0,05). Hal ini berarti kompetensi individu berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis pertama diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

2) Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua adalah “Motivasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci”.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi

variabel motivasi kerja (X2) adalah sebesar 0,155 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,005 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

3) Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga adalah “Budaya organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci”.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi (X3) adalah sebesar 0,159 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha (α= 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,008 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima pada tingkat kepercayaan 95%.

D. Pembahasa

n Hasil Penelitian

1. P

engaruh Kompetensi Individu Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

(6)

kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi kompetensi individu yang dimiliki oleh pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci tentunya akan semakin tinggi pula kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas.

Temuan penelitian ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci ditentukan oleh kompetensi individu pegawai. Semakin tinggi kompetensi individu pegawai semakin tinggi pula kinerja yang dicapai pegawai tersebut. Sebaliknya semakin rendah kompetensi individu yang dimiliki, semakin rendah pula kinerja pegawai. Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Apabila kompetensinya baik, maka kinerja pun akan meningkat

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Menurut Wibowo (2007) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Rivai dan Sagala (2009) menjelaskan bahwa kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh perkerjaan tersebut. Kompetensi harus dimiliki oleh setiap individu dalam melakukan pekerjaan. Penentuan kompetensi amat diperlukan dalam manajemen sumber daya manusi mulai dari proses perekrutan, seleksi, perencanaan, evaluasi kerja karyawan, dan pengembangan sumber daya manusia. Setiap bidang pekerjaan membutuhkan kompetensi yang berbeda. Karena itu, dalam penempatan karyawan juga harus berpedoman pada kompetensi yang dimiliki setiap karyawan. Melalui suatu kompetensi tertentu setiap karyawan akan

dapat bekerja secara baik dan berkualitas dalam bidangnya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa kompetensi individu berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Manaroinsing (2008; Pancawati, 2013, Sriwidodo dan Haryanto, 2010).

Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh kompetensi pegasai yang juga berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin tinggi kompetensi pegawai tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila kompetensi individu ditingkatkan dari cukup menjadi baik atau menjadi sangat baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. Kenyataan yang terjadi di lapangan terlihat bahwa kompetensi individu pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci pada aspek motif, watak, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan masih rendah sehingga hal ini akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas.

2. P

engaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

(7)

terjadinya peningkatkan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

Temuan penelitiann ini membuktikan bahwa kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh motivasi kerja karena promosi mempunyai nilai sendiri karena merupakan bukti pengukuhan terhadap prestasi kerja pegawai. Dengan motivasi kerja bagi pegawai yang mempunyai prestasi yang tinggi akan dapat ditingkatkan jabatannya sesuai dengan kemampuannya. Kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas akan dipengaruhi oleh motivasi kerja secara positif. Apabila pegawai mendapatkan motivasi kerja tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan kinerja pegawai tersebut dalam bekerja.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika motivasi kerja direalisasikan kepada pegawai yang berprestasi tinggi, maka akan ada pendorong bagi pegawai lainnya untuk mempertinggi kinerjanya dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan kinerj pegawai pegawai diperlukan asanya motivasi kerja yang didasarkan pada penilaian yang objektif dan adil berdasarkan formasi yang tersedia. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Siagian (2008) menyatakan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawannya, sebab faktor tersebut mungkin dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi yang dijabarkan dalam pencapaian kinerja karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan

bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Brahmasari dan Suprayetno, 2008; Sriwidodo dan Haryanto, 2010; Nursada, dkk, 2008; Wiyono dan Hakim, 2009; Usaman, 2009; Pancawati, 2013).

Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh motivasi kerja yang juga berada pada kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin tinggi motivasi kerja tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila motivasi kerja ditingkatkan dari tinggi menjadi sangat tinggi tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. Kenyataan yang terjadi di lapangan terlihat bahwa motivasi pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci jika dilihat dari aspek kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi masih rendah sehingga untuk masa yang akan dating perlu ditingkatkan lagi.

3. P

engaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

(8)

Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh budaya organisasi secara positif karena dengan budaya organisasi yang baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas. Temuan peneltian ini membuktikan bahwa budaya organisasi yang dirasakan oleh pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

Budaya organisasi seorang pegawai terlihat pada desain pekerjaan seorang pegawai. Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan, oleh karena itu sangat mempengaruhi perasaan pegawai terhadap sebuah pekerjaan, seberapa pengambilan keputusan yang dibuat oleh pegawai kepada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampung oleh karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Mangkunegara (2009) yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan persepsi umum yang dipegang oleh para pegawai organisasi. Budaya organisasi dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan nilai dari keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan terutama berhubungan dengan kinerja pegawai. Peningkatan kinerja pegawai dapat berhasil dengan stimulasi ide-ide dan dorongan usaha kooperatif yang lebih besar. Pegawai yang secara psikologis akan sering merespon untuk saling tukar masalah-masalah dengan berbagai saran-saran yang inovatif dan usaha produktif demi menghasilkan kinerja pegawai baik bagi individu pegawai dan organisasi. Menurut Moeljono dan Sudjatmiko (2007) bahwa budaya yang kuat merupakan landasan kinerja suatu organisasi. Jika terdapat budaya yang tidak kondusif dalam suatu organisasi maka mungkin dapat mempengaruhi pegawai dalam melakukan aktivitasnya dan secara langsung mempengaruhi kinerja masing-masing pegawai.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Brahmasari dan Suprayetno, 2008; Usaman, 2009; Abdullah dan Arisanti, 2010)

Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh budaya organisasi yang juga berada pada kategori cukup juga. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin baik budaya organisasi yang dirasakan oleh pegawai tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila budaya organisasi dapat ditingkatkan dari cukup menjadi baik atau menjadi sangat baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. Kenyataan yang terjadi di lapangan ditemukan bahwa budaya organisasi dilihat dari aspek ketaatan peraturan dan kejelasan tujuan masih belum tinggi sehingga pada masa yang akan datang kepada pegawai diharapkan untuk meningkatkan menciptakan budaya organisasi yang baik Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci agar dapat meningkatkan kinerja pegawai.

E. Kesimpula

n

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini :

1. Kinerja pegawai berada pada kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,46 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 69,19%.

2. Kompetensi individu berada pada kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,51 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 70,23%. 3. Motivasi kerja berada pada kategori

(9)

4,03 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 80,56%.

4. Budaya organisasi berada pada kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,55 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 70,99%. 5. Kompetensi individu berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dengan koefisien regresi sebesar 0,247. Semakin tinggi tingkat kompetensi individu maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci. 6. Motivasi kerja berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dengan koefisien regresi sebesar 0,155. Semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci 7. Budaya organisasi berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci dengan koefisien regresi sebesar 0,159. Semakin jelas budaya organisasi maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kerinci

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Arisanti, Herlin. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol. 9, No. 2 Agustus 2010: 118–134

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Brahmasari, Ayu dan Suprayetno, Agus.

2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi

kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia).

Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Vol.10, No. 2,

September 2008: 124-135

Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitaif : Komuniasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Dale, Margaret, 2003. Meningkatkan Ketrampilan Manajemen:

Teknik-Teknik Meningkatkan

Pembelajaran dan Kinerja. Alih Bahasa Ramelan. PT Gramedia. Jakarta.

Davis, Gordon B, 1999, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo

Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Indeks Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gibson, James. L.. 1995. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Edisi ke-5.:Erlangga . Jakarta

Goleman, Daniel, 2003, Kecerdasan Emosional, terjemahan. T. Hermaya, Cet. XIII, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Edisi

Revisi Jakarta : Bumi Aksara. Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo.

(10)

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi

Manaroinsing, Johny. 2011. Pengaruh Kompetensi Individu Dan Manajemen Kompensasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Keuangan Daerah di Provinsi Sulawesi Utara.

Jurnal Aplikasi Manajemen.

Volume 9 Nomor 3. Mei 2011 Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009.

Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marshall. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. (Edisi Revisi), Jakarta : LP3ES

Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis

Organissional : Konsep dan

Aplikasi. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro Moeljono, Djokosantoso dan Sudjatmiko,

Steve. 2007. Kinerja dan

Pengembangan Kompetensi

Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: Pustaka

Nursada, Ida, Taher Alhabsji, dan Al Musadieq. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 6, Nomor 2, September 2008-ISSN-1412-6435

Pancawati, Sri. 2013. Pengaruh Iklim Organisasi, Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Pembangunan Pemerintah Kabupaten Kediri.

Jurnal Otonomi, Vol. 13, Nomor 1, Halaman 31-39.

Riduwan. 2007, Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Bandung :

Alfabeta

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Robbins, Stephen P, 2007. Perilaku Organisasi, Buku I, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta,

________________. 2008.

PerilakuOrganisasi. Buku II. Edisi 12.Salemba Empat. Jakarta

Robbins, Stephen and Timothy A. Judge, 2007. Organizational Behavior, New Jersey; Prentice Hall.

Sekaran, Uma.(2006). Metodologi

Penelitian untuk Bisnis. Jilid 1. Edisi 4. Salemba

Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara

Simamora, Henry, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : STIE YKPN

Spencer, Lyle M. And Signe M. Spencer. 1993. Competence Work: Model for Superior Performance. John Wiley and Sons, Inc.

Sriwidodo, Untung dan Haryanto, Agus Budhi. 2010. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komunikasi Dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan.

(11)

Sulistyaningsih, Agustini. 2009. Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi Karakteristik Individu,

Locus of Control dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

Excellent. (1):1

Sutermeister, R.A, 1999. People and Productivity. Mc. Graw Hill Book.Co, Toronto.

Umar, Husein. (1999) Riset Strategi Perusahaan. PT. GPU, Jakarta Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian

untuk Skripsi dan Tesis Bisnis

Edisi. Kedua. Jakarta: Rajawali Press

Usaman, Umedi. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Industri Rokok di Jawa Timur. Jurnal Aplikasi

Manajemen, Vol. 7, No. 3,

Agustus, 2009

Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia. Jakarta Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja Edisi

Ketiga. Jakarta; Rajawali Pers

Wiyono dan Abdul Hakim. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Kemitraan Serta Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. JRBI Vol. 5, No. 1, Januari 2009

Willy Susilo. 2001, Audit SDM, Jakarta : Vorqistatama Binamega

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumer Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta : Salemba Empat

Yudistira, Cokorda Gede Putra. dan I Wayan Siwantara. 2012. Pengaruh

Gaya Kepemimpinan

Transformasional Ketua Koperasi dan Kompetensi Kecerdasan Emosional Manajer Koperasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer Koperasi di Kabupaten Buleleng. Jurnal manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. (6):1 h: 99 - 108 Zohar, Danah and Marshall, Ian. 2000.

Referensi

Dokumen terkait

kesimpulan.. Sehingga pemahaman peserta didik kurang optimal akibat dari tingkat keaktifan mereka dalam pembelajaran yang masih sangat rendah. Sebelum dilakukan perlakuan,

Berdasarkan jumlah seluruh SD di Gugus Melati Karangmalang terdapat 2 SD yang memiliki kesamaan karakteristik siswa yaitu rasa ingin tahu yang tinggi terhadap

 Untuk menuju lokasi penelitian dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dari Palembang ke Muara Enim ± 5 jam, kemudian perjalan ke Desa Pagar Dewa ± 2 jam. Peta lokasi

Hasil yang ada menunjukkan bahwa jumlah tahun sekolah dan populasi memiliki pengaruh terhadap pendapatan domestik regional bruto.. Sedangkan empat variabel bebas lainnya

Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol,

« Débauche » chapitre III des Récits de France traduit du japonais par Takeo Yamamoto III Il s’est soudain aperçu qu’il entendait, comme si elle retentissait dans son rêve, de

Perlu diteliti pembuatan kertas dari pelepah kelapa sawit dengan metode pembuatan pulp, agar pulp yang dihasilkan bisa lebih baik lagi dan perlu dicari zat lain

Hasil pengamatan terhadap serangan penyakit busuk phytophthora pada 28 hari setelah aplikasi (Tabel 4) menunjukkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan rizobakteri