• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran Dan Strategi Pemasaran 2.1.1 Pemasaran

Pasar atau Market menurut Kotler ( dalam Laksana 2008 : 4) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana : 2008).

Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut akan menyebabkan masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas yang diinginkan.

2.1.2 Strategi Pemasaran

(2)

12

diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan, perusahaan harus lebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai pasar dari produknya serta posisi perusahaan dalam memasarkan produknya di pasar maka dapatlah ditentukan tujuan dan sasaran apa yang diharapkan akan dapat dicapai dalam bidang pemasaran dan bagaimana kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang, dalam situasi persaingan tertentu.

Menurut Kotler (1997) mengemukakan bahwa strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan permasalahannya dalam sebuah pasar sasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.

2.2 Bauran Pemasaran

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

(3)

13

Konsep marketing mix yang digunakan oleh Kotler ini berasal dari McCarthy, yaitu terdiri dari 4P (product, price, place dan promotion). Lamb, Hair, dan Mc Daniel (dalam Rangkuti 2009 : 21) menjelaskan bahwa : Bauran Pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.

Skema 2.1 Marketing Mix

Sumber : Kotler (di dalam Laksana 2008 :17)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya (Rangkuti :2009). Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran di dukung oleh

(4)

14

keberhasilan perusahaan di dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Kegiatan ini perlu dikontribuskan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan atau organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang baik saja, tetapi juga harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran.yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran yang meliputi item alat pemasaran yaitu product, price, promotion dan place.

2.3 Aspek-Aspek Bauran Pemasaran 2.3.1 Strategi Produk

Produk adalah sesuatu hal (baik yang disukai maupun tidak disukai) yang diterima orang pada suatu pertukaran, produk merupakan suatu hal yang kompleks, sifat-sifatnya berwujud ataupun tidak berwujud dan di dalamnya termasuk manfaat fungsional, sosial dan psikologikal.(Winardi : 1989).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau di konsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran (Assauri : 2007).

(5)

15

Di dalam kondisi persaingan sangat bahaya bagi suatu perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.

Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga dan cara menyalurkannya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnya merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.

Pada hakikatnya, seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia ingin membeli produk tersebut. Para pembeli membeli barang atau jasa karena barang tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Dengan kata lain, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata tetapi dengan manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya tersebut.

(6)

16

1. Produk inti (core product) yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product) yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan cuma-cuma.

2.3.2 Strategi Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan maka harga tersebut dipengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share pasar yang dicapai oleh suatu usaha.

(7)

17

tercermin dalam share pasar suatu usaha disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha tersebut. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing dan kemampuan suatu usaha mempengaruhi konsumen.

Tujuan penetapan strategi harga perlu ditentukan terlebih dahulu agar tujuan usaha tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga. Ada beberapa tujuan penetapan harga yang diambil, yakni (Assauri : 2007) :

a. Memperoleh laba maksimum.

Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga untuk memperoleh tingkat keuntungan (rate of return) yang maksimal paling memuaskan.

b. Mendapatkan share pasar tertentu

Strategi ini dilakukan perusahaan karena perusahaan percaya bahwa jika share pasar bertambah besar maka tingkat keuntungan akan meningkat pada masa depan.

c. Memerah pasar

Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga tinggi karena hendak menarik manfaat dari sekelompok besar pembeli yang bersedia membayar harga tinggi yang disebabkan produk perusahaan tersebut mempunyai nilai sekarang (present value) yang tinggi bagi mereka.

(8)

18

Perusahaan menetapkan harga untuk memaksimumkan penerimaan penjualan pada masa itu. Tujuan hanya dapat dicapai apabila terdapat kombinasi harga dan kualitas produk yang dapat menghasilkan pendapatan yang paling besar. e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan

Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat laba yang berupa rate of return yang memuaskan.

f. Mempromosikan produk

Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah pada suatu waktu untuk suatu macam produk dengan maksud agar langganan membeli juga produk lain yang dihasilkan perusahaan.

Harga yang akan ditetapkan harus didasarkan atas pertimbangan faktor yang di luar jangkauan pengendalian pimpinan perusahaan (uncontrolable factors) seperti kebijakan pemerintah, keadaan persaingan, perubahan selera atas keinginan dan kebutuhan konsumen, keadaan sosial, politik dan budaya masyarakat.

2.3.3 Strategi Distribusi

(9)

19

Suatu usaha dapat menentukan penyaluran produknya melalui pedagang besar atau distributor yang menyalurkannya ke pedagang menengah atau sub distributornya dan meneruskannya ke pengecer (retailer), yang menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen. Walaupun demikian, usaha tersebut dapat langsung menjual produknya kepada pedagang menengah atau sub distributornya maupun pengecer serta konsumen besar dalam keadaan khusus tertentu.

Mata rantai penyaluran ini dikenal dengan saluran distribusi. Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan atas :

1. Saluran Langsung : Produsen  Konsumen. 2. Saluran Tidak Langsung , yang dapat berupa :

a. Produsen  Pengecer  Konsumen.

b. Produsen  Pedagang Besar/Menengah  Pengecer  Konsumen

c. Produsen  Pedagang Besar  Pedagang Menengah  Pengecer  Konsumen.

Saluran distribusi dibutuhkan terutama karena adanya perbedaan yang menimbulkan celah-celah atau kesenjangan di antara produksi dan konsumsi. Penggunaan lembaga penyalur atau lembaga perantara meskipun berarti melepaskan sebagian penawaran atas bagaimana dan kepada siapa produk dijual, tetapi pada umumnya produsen bersedia menyerahkan sebagian besar dari tugas pemasaran kepada lembaga ini.

(10)

20

produk-produk dapat sampai kepada para konsumen dengan efektif. Setelah tujuan dan sasaran pasar ditentukan maka perusahaan kemudian menetapkan salutan distribusi yang digunakan. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi tersebut yakni :

1. Jenis dan sifat produk

Meliputi apakah produk yang dihasilkan termasuk barang konsumsi atau barang industri, apakah produk itu produk tahan lama atau tidak dan apakah nilai satuan produk itu tinggi atau rendah.

2. Sifat konsumen potensial

Jika jumlah konsumen atau pembeli potensial besar dan terpencar atau tersebar dalam wilayah geografis yang luas maka harus digunakan jasa penyalur dengan distribusi yang intensif sehingga semua pembeli atau konsumen dapat dilayani kebutuhan dan keinginannya dan begitu pula dengan sebaliknya.

3. Sifat persaingan

Sistem pemasaran langsung digunakan apabila perusahaan tidak ingin produknya ditiru oleh pesaing.

4. Saluran (channels) itu sendiri

Penyalur yang dipilih seperi agen penjual umumnya memiliki kelebihan berupa biaya relatif rendah, kelemahannya adalah kurang intensif melakukan upaya penjualan ke konsumen.

2.3.4 Strategi Promosi

(11)

21

oleh konsumen tersebut sehingga memberi keputusan besar bagi mereka dalam membeli suatu produk. Adanya loyalitas suatu konsumen sangat diperlukan untuk tetap menetapkan posisi sebuah usaha untuk dapat bersaing di pasar. Agar dapat bersaing, produsen barang-barang baru dan variasi produk yang dihasilkan haruslah disebarluaskan informasi produk tersebut sehubungan dengan apa yang akan mereka tawarkan.

Suatu produk walaupun berkualitas baik namun jika tidak dikenali oleh konsumen maka produk tersebut tidak diketahui manfaat dan kemungkinan tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen untuk menciptakan permintaan atas produk itu kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan promosi yang merupakan salah satu dari bauran pemasaran. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan dan direncakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan promosi ini juga dapat diharapkan akan dapat mempertahankan ketenaran merek (brand) selama ini dan bahkan ditingkatkan bila menggunakan program promosi yang tepat. Dalam rangka menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat.

Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan terdiri dari :

(12)

22

non personal. Media yang sering digunakan dalam advertise ini adalah radio, televisi, majalah, surat kabar, dan billboard.

2. Personal selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat direalisasinya penjualan.

3. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertise dan publisitas yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukkan, demonstrasi dan segala upaya penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu.

4. Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media cetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang di siarkan dalam media tersebut

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan promosi yang sesuai adalah sebagai berikut :

1. Besarnya jumlah dana yang disediakan untuk kegiatan promosi. 2. Luas dari pasar dan konsentrasi pasar yang ada.

3. Jenis dan sifat dari produk yang dipasarkan.

4. Tingkat atau tahap dari siklus usaha atau daur hidup promosi (product life cycle).

(13)

23

2.4 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Pada Trias Tambun Produk yang ditawarkan dalam usaha penenunan ini juga bervariasi mulai dari sarung ikat pakan, bakal baju desain uis Karo, uis Mangiring, uis Julu, uis Beka Buluh, uis Ragi Barat, uis Ragi Lurik, uis Gara Tudung dan sebagainya.

Tingkat penjualan kain tenun pada Trias Tambun mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dilihat dari tabel 2.1, dimana penjualan terjadi cukup signifikan pada tahun 2013.

Dengan kapasitas 12 kain per bulannya untuk setiap alat tenun, Trias Tambun dapat menghasilkan lebih dari seribu kain untuk setiap tahunnya. Dengan penambahan kapasitas alat tenun dari 11 alat menjadi 15 alat tenun ikut serta dalam kenaikan penjualan kain ini. Namun tren kenaikan ini hanya dilanjutkan dengan kenaikan sekitar 1% pada tahun 2014.

Tabel 2.1

Jumlah Penjualan Per Tahun

TAHUN JUMLAH PENJUALAN ( UNIT )

2011 1477

2012 1504

2013 2050

2014 2200

(14)

24

2.5 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Pada Trias Tambun Kabanjahe

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba . Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.

Suatu usaha dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan di lihat dari banyaknya persaingan antar produsen . Keunggulan-keunggulan dari produk yang dihasilkan haruslah diketahui oleh konsumen sehingga dapat membuat konsumen tertarik untuk memilih untuk membeli produk yang dihasilkan oleh satu produsen dibandingkan dengan produsen lainnya. Hal ini juga harus menjadi pertimbangkan oleh Trias Tambun untuk memperkenalkan kepada calon pembeli apa yang menjadi kelebihan dari produk mereka dibandingkan pesaing mereka, terutama mengenai kain tenun yang mereka hasilkan.

(15)

25

jangka pendek, tetapi disisi lain akan sulit di jangkau konsumen sedangkan harga yang rendah menjadi pemicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran (Ferdinand : 2000). Suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula sehingga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk dan tentu saja dapat mempengaruhi penjualan produk tersebut. Variasi harga yang ditawarkan dapat menjadi pertimbangan bagi calon pembeli untuk menimbang akan membeli atau tidak kain tenun tersebut.

Promosi merupakan salah satu penentu faktor keberhasilan di dalam bauran pemasaran ini. Betapa pun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu tidak akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Tjiptono : 1997). Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu, untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan (Tjiptono : 1997). Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan (Swasta : 2007). Melalui promosi, Trias Tambun dapat memperkenalkan kepada masyarakat produk ataupun inovasi apa yang telah mereka buat untuk produk kain yang mereka pasarkan.

(16)

26

konsumen,apakah barang tersebut menggunakan perantara atau tidak. Hal ini berkaitan dengan jangkauan pasar yang dapat diperluas oleh Trias Tambun terutama dalam pemasaran produk kain tenun yang mereka hasilkan.

Dengan menggunakan strategi bauran pemasaran, pemilik usaha dapat mempertimbangkan faktor produk, harga, promosi, serta distribusi yang dapat mempengaruhi penjualan produknya tersebut. Dengan melihat potensi yang ada di dalam usahanya tersebut, strategi bauran pemasaran jika digunakan dengan efektif dan efisien dapat meningkatkan penjualan dari produk yang mereka hasilkan.

2.6 Kain Tenun

Tekstil tradisional Indonesia merupakan gubahan seni yang mewakili daerah melalui tampilan ragam hiasnya. Dari motif-motif etnik yang ditampilkannya, terungkap latar belakang kebudayaan dan lingkungan tempat tekstil tersebut berasal serta fenomena tersebut merupakan kekayaan/kekhasan dari testil klasik (etnik) Sandang atau tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan pakaian diperlukan produksi kain fungsional yang nyaman dipakai dan menampilkan nilai seni. Jenis kain yang ada yang menggunakan teknik mesin dan alat tenun bukan mesin (ATBM).

(17)

27

Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, dan ragi hiasannya.

Kain adat tradisional Karo (Uis Adat Karo) merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan budaya suku Karo maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan motif yang berhubungan dengan penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan budaya. Pada umumnya Uis Adat Karo dibuat dari bahan kapas, dipintal dan ditenun secara manual dan menggunakan zat pewarna alami (tidak menggunakan bahan kimia pabrikan). Namun ada juga beberapa diantaranya menggunakan bahan kain pabrikan yang dicelup (diwarnai) dengan pewarna alami dan dijadikan kain adat Karo.

Uis dipergunakan untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pada upacara-upacara adat. Seperti pada pesta perkawinan, pesta kesenian, upacara-upacara kematian dan lain-lain. Uis Karo memiliki berbagai jenis warna,corak dan kegunaan. Menurut Tarigan (2009) terdapat berbagai jenis Uis Karo, antara lain :

1. Uis Arinteneng

(18)

28 2. Uis Gatip

Warnanya hitam dan berbintik-bintik putih di tengah, tepian kain warnanya hitam pekat dan ujungnya terjalin dan berumbai. Kain ini dipergunakan sebagai untuk pakaian adat laki-laki, dan pada upacara-upacara perkawinan adat, memasuki rumah baru, guro-guro aron (pesta muda mudi) dan sebagainya.

3. Uis Jongkit

Warnanya dan bahannya sama dengan uis gatip, hanya saja uis jongkit ditengah-tengah kain memakai benang emas yang motif-motifnya melintang-melintang pada kain tersebut, hingga warna dan bentuknya lebih cerah. Pemakaian kain ini sama dengan uis gatip.

4. Uis Beka Buluh

Warna dasar kainnya merah cerah, bagian tengah bergaris kuning, ungu, putih dan pada tepian kain motif-motif Karo dengan emas, demikian juga pada ujung kain. Pemakaian kain ini dipakai sebagai Bulang (penutup kepala/topi) pada laki-laki dan juga dipakai juga cekok-cekok (penghias bahu) yang diletakkan sedemikian rupa pada bahu laki-laki. Kain ini juga biasa diletakkan di atas tudung wanita.

5. Uis kelam-kelam

Warnanya hitam pekat, bahan kainnya lebih tipis dan polos tanpa motif. Sepintas seperti kain hitam biasa, hanya kain ini lebih keras karena proses pembuatannya juga masih tradisional. Pemakaian kain ini dipakai oleh wanita sebagai tudung pada upacara-upacara adat.

(19)

29

Kain ini tebal seperti kain jongkit/gatip, warnanya hitam kebiru-biruan, tepian kain hitam dan ujungnya berumbai. Pemakaian kain ini dipakai oleh para wanita sebagai kain sarung pada waktu upacara adat.

7. Uis Gara

Warna dari kain ini merah tua, dan ada juga yang bergaris-garis kecil, warnanya putih di tengah. Tepian kain ini warnanya merah tua dan ujungnya berumbai, dan sebagian kain ini memakai benang emas, kain ini jenisnya agak tebal dan sekarang sudah banyak motif baru. Pemakaian kain ini adalah sebagai tudung oleh wanita.

8. Uis Teba

Warnanya kebiru-biruan dan bergaris putih, tepian kain hitam dan ujungnya berumbai, tebal kain hampir sama dengan uis Gara. Pemakaian kain ini biasa dipakai oleh wanita yang sudah tua dan juga dipakai sebagai tanda mata wanita yang sudah tua yang meninggal untuk orang dihormati pada garis ayah.

9. Uis Jujung jujungen

Warna dari kain ini merah dan bersulamkan benang emas dan kedua ujungnya berumbai benang emas, bentuknya hampir sama dengan selendang. Pemakaian kain ini dipakai oleh wanita dan biasanya letaknya di atas tudung dan rumbainya terletak di sebelah depan.

10. Uis Nipes

(20)

30 2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti : 2013). SWOT merupakan singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Unsur-unsur yang terdapat dalam analisis ini adalah :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan merupakan segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbaharui oleh perusahaan atau segala sesuatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. 2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah wilayah kebutuhan dan minat beli di antara lain perusahaan mempunyai protabilitas yang tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan.

(21)

31

(Laksana : 2008). Golongan peluang dan ancaman merupakan bagian dari lingkungan eksternal sedangkan golongan kekuatan dan kelemahan merupakan bagian dari lingkungan internal. Faktor-faktor yang ada dalam masing-masing lingkungan dijelaskan sebagai berikut :

1. Lingkungan eksternal (Peluang dan Ancaman)

Faktor-faktor peluang dan ancaman yang terdapat pada lingkungan eksternal meliputi :

a. Lingkungan Jauh 1. Ekonomi

2. Sosial 3. Politik 4. Teknologi 5. Ekologi

b. Lingkungan Industri 1. Hambatan masuk 2. Kekuatan pemasok 3. Kekuatan pembeli 4. Ketersedian subtitusi

5. Persaingan antar Perusahaan

c. Lingkungan Operasional Perusahaan 1. Pesaing

(22)

32

2. Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ada dalam lingkungan internal meliputi :

1. Pemasaran

2. Keuangan dan Akuntansi 3. Produksi, Operasi, dan Teknik 4. Personalia

5. Manajemen Mutu 6. Sistem Informasi

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Uji komparatif dengan menggunakan One Way Anova yang dilakukan terhadap data penelitian menunjukkan nilai sig 0,000<0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan

7LQJJDODQ DUNHRORJL \DQJ GLWHPXNDQ VHODOX PHPLOLNL NRQWHNV GHQJDQ NHUXDQJDQ GDQ DUVLWHNWXU EDQJXQDQ WHUWHQWX 'HPLNLDQ MXJD KDOQ\D GHQJDQ WHPXDQ DUNHRORJL \DQJ DGD GL 6LWXV $UMXQD

Didapatkan hasil Uji Man-Whithney antara kelompok intervensi lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol didapatkannya nilai kelompok intervensi p = 0,000< 0,05 maka Ho

Pada umumnya dinegara berkembang, penerimaan pajaknya yang terbesar berasal dari pajak tidak langsung, Hal ini disebabkan Negara berkembang golongan berpenghasilan tinggi lebih

Sebagai salah satu analogi mekanisme dari fenomena semburat panas dan berkeringat pada malam hari, saat kuman masuk ke dalam tubuh, secara otomatis hipotalamus akan mengatur

Morfologi diakronik dimana objek Laigan terbentuk dan mengalami perkembangan dengan nilai sejarah sebagi pembentukan laigan, dimana laigan/rumah masyarakat Saluan

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari

Pondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar !ntuk itu perlu dilaksanakan penyelidikan kondisi tanah