• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SMP Kristen 04 Salatiga

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Kriten 04 Salatiga, yang terletak

di Jalan Tentara Pelajar no 4 kota Salatiga. SMP Kristen 04 Salatiga merupakan

lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Kemakmuran Rejeki dan

berakreditasi B. Sekolah ini dikepalai oleh Drs. Raharjo dibantu oleh 4 guru tetap dan

staff yang bergabung dalam lembaga pendidikan ini. Jumlah keseluruhan peserta

didik dalam sekolah ini adalah 66 peserta didik terdiri dari 44 peserta didik laki-laki

dan 22 peserta didik perempuan. Sekolah ini juga mempunyai 3 ruang kelas, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang laboraturium, 1 ruang kantor, dan 1 kantin sekolah. Kurikulum

yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau

yang lebih terkenal dengan istilah KTSP.

Sekolah ini mempunyai visi yaitu menjangkau anak-anak yang tidak terjangkau

agar mampu mengenali talentanya dan mengembangkannya dengan landasan kasih

dan misinya adalah menylenggarakan pendidikan berdasarkan kasih sebagai sarana

pengembangan kreatifitas diri anak dalam rangka mempersiapkan diri menjadi

penerus bangsa yang terampil, beriman, berwawasan kebangsaan dan martabat. Visi

dan misi yang dipunya lembaga pendidikan ini memang terlihat bahwa sekolah ini

(2)

49

Sekolah ini membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didiknya, karena sebagian

besar peserta didik disini dari kalangan yang secara finansial tidak mampu.

Pembebasan biaya dilakukan sekolah ini agar peserta didik mampu mengenyam

pendidikan dan mempunyai wawasan dalam pengetahuannya sehingga dapat

digunakan untuk masa depannya kelak.

Pada waktu peneliti melakukan observasi di sekolah, terlihat kesungguhan

mereka untuk sekolah terlihat ketika mereka berangkat sekolah tepat waktu walaupun

masih beberapa peserta didik yang terlambat masuk sekolah. Kesadaran akan

kebersihan pada peserta didik sangat tinggi yaitu terlihat ketika mereka piket

membersihkan ruang kelas mereka masing masing dan membuang sampah pada

tempatnya, sehingga lingkungan yang tercipta adalah bersih dan nyaman untuk

belajar. Disamping itu sekolah menerapkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap

peserta didik agar peserta didik selalu mencintai dan melindungi Negaranya, hal itu

dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari sebelum memulai

kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga mempunyai kesadaran akan ketepatan

waktu terlihat ketika mereka datang dan pulang sesuai dengan jam kerja, serta staff

Smp Kristen 04 yang selalu memberikan pelayanan terhadap peserta didiknya dengan

baik.

4.2Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan praktik mengajar yang

(3)

50

2018. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 21 yang terdiri dari 8

perempuan dan 13 laki- laki. Mata pelajaran yang digunakan untuk mengajar yaitu

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan kompetensi dasar Memahami usaha persiapan

kemerdekaan, pelaksanaan mengajar dilakukan dengan mengunakan model belajar

Numbered Heads Together (NHT).

4.2.1 Kondisi Awal ( Pra Siklus)

Kondisi awal adalah kondisi dimana sebelum dilakukannya perlakuan atau

tindakan didalam kelas. Sebelum dilakukannya tindakan, peneliti melakukan

observasi untuk melihat keadaan awal peserta didik ketika melalui proses

pembelajaran IPS. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai

motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Pada saat itu kegiatan pembelajaran

berlangsung selam dua jam pelajaran, dalam mengajar guru menggunakan model

ceramah dan membaca. Pada 20 menit pertama peserta didik masih fokus belajar

dengan memperhatikan ketika guru menerangkan, namun setelah menit berikutnya

samapai jam pelajaran habis terlihat ada peserta didik yang berbicara dengan teman

disekeliling tempat duduk, terdapat juga peserta didik yang meletakkan kepala di atas

meja, ada juga yang asik sendiri menggangu temannya yang sedang belajar, dan

terdapat peserta didik berjalan-jalan dikelas dengan alasan meminjam pengapus,

bolpin ke peserta didik yang lain, dari semua peserta didik hanya beberapa saja yang

(4)

51

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik mereka

mengungkapkan bahwa pembelajaran monoton, membosankan dan beberapa pokok

bahasan ada yang sulit utuk dipahami. Peneliti juga melakukan wawancara dengan

guru, guru menyatakan bahwa ada tiga atau empat peserta didik yang sulit untuk

memahami materi dibandingkan dengan peserta didik yang lainya sehingga

memerlukan pehatian khusus untuk peserta didik tersebut, terdapat juga peserta didik

yang sulit untuk di ajak interaksi dan tidak mau melaksanakan tugas yang diberikan

guru. Kondisi tersebutlah yang menggambarkan keadaan awal motivasi dalam belajar

peserta didik.

Sedangkan untuk mendapatkan data hasil belajar pada mata pelajaran IPS

peneliti memperolehnya melalui nilai hasil ulangan ahir kompetensi dasar (KD) 4.

Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 57% peserta didik belum tuntas KKM yang

telah ditetapkan yaitu 70, sedangkan peserta didik yang tuntas berjumlah 43 %, dari

hasil nilai tersebut maka nilai rata-rata IPS kelas VIII berjumlah 62. Sesuai hasil

belajar yang rendah terlihat dari hasil ulangan ahir KD 4 kelas VIII SMP Kristen 04

Salatiga, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan susunan

kegiatan penelitian yang telah dipaparkan dibab sebelumnya. Penelitian tindakan

kelas ini menggunakan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS kelas VIII

(5)

52 4.2.2 Siklus Pertama (Siklus I)

Praktik mengajar siklus I dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua

jam pelajaran sedangkan pertemuan kedua tiga jam pelajaran karena pada pertemuan

kedua akan dilakukan tes evaluasi pembelajaran dan pengisian angket motivasi

belajar. Materi pelajaran siklus I membahas mengenai proses persiapan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, berikut adalah rincian dari siklus I:

4.2.2.1Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum mengajar adalah menyusun RRP

sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu memahami usaha

persiapan kemerdekaan, menyusun instrumen penilaian, menetapkan indikator

pencapaian dan menyusun angket motivasi belajar.

4.2.2.2 Pelaksanan

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Membuat rancangan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model

belajar NHT didalamnya (RPP terlampir).

b) Membuat lembar observasi guru dan peserta didik selama kegiatan

pembelajaran dilakukan (terlampir).

c) Membuat alat evaluasi yang akan dilakukan peserta didik secara mandiri

(6)

53

d) Membuat media pembelajaran.

e) Membuat angket motivasi belajar (terlampir).

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan guru mata pelajaran IPS

berperan sebagai observer untuk menilai dan mengamati kegiatan pembelajaran yang

berlangsung. penerapan model belajar NHT dilakukan pada setiap pertemuannya,

terdapat juga perbedaan waktu pelaksanaan antara pertemuan pertama dan kedua,

pertemuan pertama dilakukan dua jam mata pelajaran sedangkan pertemuan kedua

dilakukan tiga jam pelajaran karena pada ahir pelajaran pertemuan kedua peserta

didik akan melakukan tes evaluasi pembelajaran dan mengisi angket motivasi belajar.

Berikut adalah uraian pelaksanaan siklus I:

I. Pertemuan Pertama

Tindakan pada pertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Kamis, 9

Februari 2018 dengan beberapa kegiatan sebbagai berikut:

1) Kegiatan awal

Pertemuan pertama siklus 1 dilakukan pada jam pelajaran ke 1-2.

Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit,pada kegiatan awal ini guru

mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi kemudia siswa berta

guru menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu guru mengabsen

(7)

54

tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan selama pertemuan pertama

berlangsung.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini proses pembelajaran berlangsung selama 60

menit. Materi yang disampaikan guru adalah menjelaskan terbentuknya

BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI dan PPKI

dan alasan pemuda menculik Soekarno- Hatta. Setelah guru menerangkan

materi, guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menanyakan

materi yang belum dipahami. Untuk memperdalam pemahaman peserta

didik mengenai materi pembelajaran hari ini, guru memberikan intruksi

kepada seluruh peserta didik di kelas agar membentuk kelompok menjadi 5

kelompok dengan berhitung 1-4.

Setiap kelompok yang terbentuk akan mendapatkan nomer kepala

1-4,nomer tersebut akan dipakai dikepala peserta didik dalam kelompok,

kemudian Guru memberikan lembar kertas yang akan isi skor perolehan

nilai. Model pembelajaran NHT ini menggunakan soal benar salah dalam

pelaksanaannya, peserta didik yang menjawab harus mampu memberikan

alasan atau penjelasan dari jawaban yang dipilih.

Guru membacakan soal benar salah kemudian peserta didik dalam

(8)

55

itu, guru akan memanggil nomor kepala yang sama pada setiap

kelompoknya, nomor yang terpanggil harus mampu memberikan jawaban

dan penjelasannya, contohnya guru memanggil nomor 1 jadi setiap peserta

didik yang berkepala nomor 1 dalam masing-masing kelompok harus

berdiri dan menjawabnya. Setelah itu, guru membahas jawaban yang benar

dari soal yang dibacakannya, jika perserta didik dalam kelompok mampu

menjawab benar maka akan medapatkan skor 1 sedangkan yang menjawab

salah tidak akan mendapat skor atau skor 0, kemudian peserta didik akan

menuliskan skor perolehannya didalam lembar kertas yang telah diberikan

guru. Begitu seterusnya soal dibacakan sampai semua soal habis.

Masing-masing kelompok menghitung jumlah skor yang diperoleh, skor tersebut

akan menjadi nilai tugas dikelas.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ahir dilakukan selama 15 menit, dalam kegiatan ini guru

beserta peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari ini, mencatat

rangkuman dan melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah

dilakukan hari ini. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri Guru

memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi

selanjutnya mengenai alasan pemuda menculik Soekarno-Hatta.

(9)

56

Pertemuan kedua siklus I dilakukan hari Jumat, 15 Februari 2018 pada jam

pelajaran 1-3. Berikut adalah rancangan kegiatan pada pertemuan kedua.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit, kegiatan ini dimulai

dengan guru mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi

kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara

bersama-sama. Sebelum masuk ke materi yang akan disampaikan

mengenai latar belakang pemuda menculik Soekarno-Hatta, guru terlebih

dahulu mengabsen kehadiran peserta didik. Untuk memperdalam

pemahaman peserta didik mengenai materi belajar minggu lalu, guru

beserta peserta didik mengulas kembali materi yang sudah dipelajari.

Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan selama 85 menit. Guru menjelaskan materi

mengenai latar belakang pemuda menculik Soekarno-Hatta, guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai

pokok bahasan yang belum dipahami. Seperti pertemuan minggu lalu,

peserta didik kembali membentuk kelompok menjadi 5 kelompok yang

(10)

57

akan mendapatkan nomor kepala 1-4 yang akan dipakai dikepala peserta

didik.

Pelaksanaan model belajar NHT ini menggunakan jenis soal benar

salah, kemudian guru membacakan soal benar salah dan masing-masing

kelompok berdiskusi menentukan jawaban yang benar beserta

penjelasannya. Setelah itu, guru menunjuk salah satu nomer, nomer yang

disebutkan guru harus berdiri maju kedepan dan bersedia menjawab soal

benar salah beserta penjelasannya, setelah masing-masing kelompok

menjawab soal tersebut guru menyampaikan penjelasan mengenai jawaban

yang benar. Jika jawaban benar akan mendapatkan skor nilai 1 dan jika

salah akan mendapatkan skor 0, jawaban tersebut kemudian ditulis dilembar

kertas.

Pertemuan kedua siklus I ini peserta didik melakukan tes evaluasi hasil

belajar. hasil dari pengerjaan soal evaluasi merupakan ukuran keberhasilan

dari penelitian siklus I ini. Berdasarkan proses belajar siklus I yang

dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menerapkan model belajar

kooperatif tipe NHT,maka didapatkan data nilai hasil belajar sebagai

berikut: terdapat 12 dari 21 peserta didik yang tuntas KKM, sedangkan

masih terdapat 9 peserta didik yang belum mencapai KKM. Terdapat satu

(11)

58

mendapatkan nilai terendah yaitu 43, sedangkan untuk rata-rata nilai hasil

belajar siklus I adalah 66.6.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan selama 25 menit. Pada kegiatan akhir ini,

guru bersama peserta didik membuat kesimpulan mengenai pembelajaran

hari ini, kemudian peserta didik mencatat rangkuman dari materi yang sudah

dibahas dan melakukan refleksi dari kegiatan belajar yang telah dilakukan

hari ini. Sebelum kegiatan pembelajaran diahiri guru memberikan lembar

yang berisi angket mengenai motivasi belajar peserta didik, angket tersebut

akan diisi peserta didik gunanya untuk mengetahui tanggapan dari peserta

didik mengenai motivasi belajar setelah mengikuti kegiatan belajar dengan

penerapan model belajar NHT.

3. Tahap Observasi/ Pengamatan

Penilaian observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama terdapat satu

aspek belum terlaksana yaitu memberikan soal tes evaluasi, pada pertemuan pertama

tidak dilakukan karena soal tes evaluasi hanya dilakukan pada pertemuan kedua.

Untuk penilaian observasi peserta didik terdapat dua aspek yang belum terlaksana

yaitu tidak memperhatikan arahan yang diberikan guru dan tidak mau maju kedepan

ketika dipanggil karena malu. Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua semua

(12)

59

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan releksi terhadap motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik yang sudah dilakukan pada siklus I sebagai berikut:

1) Berdasarkan pengisian angket yang telah dilakukan oleh peserta didik pada

siklus I, didapatilah hasil dari motivasi belajar peserta didik. Dari

Keseluruhan peserta didik terdapat 25 peserta didik yang memperoleh skor

nilai ≥ 3. Jika di presentasekan menjadi 72%, hasil tersebut belum

melampaui indikator ketercapaian motivasi belajar yang ditetapkan. Maka

dari itu peneliti perlu berupaya memperbaiki untuk kegiatan pembelajaran

berikutnya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

2) Hasil belajar peserta didik pada siklus I ini diperoleh melalui tes formatif

bebentuk pilihan ganda yang berjumlah 14 soal. Hasil yang diperoleh

adalah 12 dari 21 peserta didik tuntas KKM sedangkan 9 peserta didik

belum tuntas KKM yang telah ditentukan, dengan ini maka diperlukannya

perbaikan untuk siklus berikutnya supaya ketuntasan dari seluruh peserta

didik dapat mencapai 80%. Pada siklus I ini masih terdapat satu hal yang

kurang sesuai dari rancangan kegiatan yang telah ditentukan, yaitu kurang

tepatnya penggunaan waktu pada pertemuan pertama, hal ini dikarenakan

peserta didik masih bingung dan belum paham mengenai penggunaan

model belajar sehingga waktu yang digunakan melebihi dari waktu yang

(13)

60

3) Pada saat model belajar NHT diterapkan masih terdapat beberapa peserta

didik yang tidak berdiskusi dengan kelompoknya sehingga pada saat

mendapat giliran menjawab dan maju kedepan peserta didik tersebut tidak

bisa menjawab atau menjawab asal-asalan. Ketika pembagian kelompok

terdapat beberapa peserta didik yang jalan kesana kemari mengangu

temanya, dan ada juga peserta didik yang tidak ingin satu kelompok dengan

peserta didik tertentu hal tersebut membuat lama waktu pembentukan

kelompok.

4) Penggunaan waktu dalam pembelajaran masih kurang tepat, karena peserta

didik masih bingung dengan penerapan model NHT. Hal tersebut membuat

penggunaan waktu tidak sesuai dengan RPP.

Berasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I, masih terdapat

beberapa siswa belum memahami penerapan model belajarNHT, tidak berdiskusi

dengan kelompoknya, dan berlari kesana kemari menganggu temannya. Namun

dalam hasil belajar peserta didik pasa siklus I ini terdapat peningkaran dari konsidi

awal 43% menjadi 61%. Diketahui dari hasil siklus I masih terdapat kekurang yaitu

kurangnya kerja sama dalam kelompok dan mengandalkan teman yang pandai untuk

menjawabnya. Maka dari itu peneliti akan memperbaiki dan melakukan tindakan

selanjutnya pada siklus II agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat dan

(14)

61

a) Memastikan kepahaman peserta didik agar pada saat pelasanaan penggunaan

model belajar NHT peserta didik tidak kebingungan dan menggunakan waktu

melebihi dari yang ditetapkan.

b) Menegur dan mengingatkan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran

dan menggangu peserta didik lainnya.

c) Mengubah cara menjawab soal benar salah dengan cara mencari jawaban

yang sudah disediakan guru kemudian menempelkannya di lembar kerja yang

sudah disediakan didepan. Hal ini dilakukan karena pada siklus I peserta didik

dalam kelompok saling bergantung sehingga hanya sebagian peserta didik

saja yang bekerja sama

4.2.3 Siklus Kedua (Siklus II)

Pada penelitian siklus II ini, kegiatan pembelajaran dilakukan selama dua kali

pertemuan dengan menggunakan materi peristiwa proklamasi dan terbentuknya

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun rinciannya sebagai berikut:

4.2.3.1Perencanaan

Pada tahap perencanaan disiklus II ini peneliti menyiapkan berbagai hal seperti

materi yang akan diajarkan, media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal tersebut dilakukan supaya tujuan dari

pembelajaran dapat tercapai yang diharapkan dan hasil belajar dapat meningkat

(15)

62 4.2.3.2Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan

Berikut adalah beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melaksanakan

tindakan:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang

akan diajarkan (terlampir).

b. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (terlampir).

c. Menyiapkan soal evaluasi yang akan digunakan setelah proses pembelajaran

(terlampir).

d. Menyiapkan angket motivasi belajar(terlampir).

e. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa (terlampir).

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Materi yang digunakan peneliti pada siklus II ini adalah KD 5.2 yaitu

menjelaskan peristiwa proklamasi dan terbentuknya Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Berikut adalah tahapan proses pembelajaran pada siklus II:

I. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada Jumat, 23 Februari

2018 melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(16)

63

Pembelajaran dilakukan pada jam pelajaran 1-2, diawali dengan guru

mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi kemudian dilanjutkan

dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama- sama yang

bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri peserta didik.

sebelum masuk ke materi pembelajaran guru mengecek kehadiran peserta

didik setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan

dilakukan hari ini.

2) Kegiatan Inti

Materi yang dijelaskan guru pada pertemuan ini adalah menjelaskan

tujuan Jepang membentuk BPUPKI, menjelaskan hasil sidang BPUPKI dan

proses penyusunan dasar negara. Sebelum pembagian kelompok guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai

pokok bahasan yang belum dipahami, setelah tidak ada yang akan

dipertanyakan guru membagi peserta didik dalam kelompok. Pembagian

kelompok ini berbeda dengan siklus I jika pada siklus tersebut pembagian

kelompok dilakukan dengan cara berhitung dari 1-4 dipertemuan ini

pembagian kelompoknya dilakukan dengan game menyanyikan lagun “ Satu

anak Tuhan pergi sekolah minggu ” hal ini dilakukan agar peserta didik tidak

bosan dalam pembentukan kelompok belajar karena peserta didik dapat

(17)

64

memberikan nomor kepala yang akan dipakai masing-masing peserta didik,

nomor kepala tersebut setiap kelompok terdiri dari 1-4.

Pada penerapan model belajar NHT ini tidak berbeda dengan siklus I

yaitu masih tetap menggunakan tipe soal benar salah. Peserta didik diminta

guru untuk berdiskusi agar ketika guru memangil nomor berapapun peserta

didik siap untuk menjawabnya, pembacaan soal dilakukan oleh guru

kemudian setelah soal dibacakan guru memanggil nomor kepala, nomer

yang terpanggil kemudian mencari potongan jawaban yang sudah disediakan

guru dan menempelkan jawaban pada lembar kerja yang tertera dimeja

depan, pembacaan soal dilakukan terus menurus sampai semua soal

terbacakan. Setelah semua selesai, guru beserta peserta didik mencocokan

jawaban yang benar atau salah dan memberikan pensekorannya seperti siklus

I yaitu jika benar mendapat skoe 1 dan jika salah mendapat skor 0.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini guru dan peserta didik membuat kesimpulan dari

pembelajaran hari ini dan peserta didik diminta untuk mengungkapkan hal

yang disuka dan tidak disuka dalam pembelajaran kemuadian peserta didik

mencatat rangkuman. Sebelum mengahiri pertemuan guru memberikan tugas

untuk mempelajari materi yang akan dipelajari hari berikutnya.

(18)

65

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada Jumat, 2 Maret 2018

melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit, guru mengucapkan

salam dan membacakan renungan kemudian salah satu peserta didik

memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran hari ini. Setelah itu

guru beserta peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan

dengan guru mengabsen kehadiran siswa. Untuk memperdalam ingatan dan

pemahaman peserta didik mengenai pertemuan sebelumnya, guru melakukan

ulasan ulang mengenai materi yang disampaikan pada pertemuan pertama

siklus II, kemudian disampaikannya tujuan pembelajaran hari ini.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan selama 95 menit karena akan diadakan tes

evaluasi pembelajaran. Materi yang dijelaskan guru pada pertemuan kedua

siklus II adalah menjelaskan penyusunan UUD negara Indonesia,

pembentukan PPKI dan peranannya didalam proses persiapan kemerdekaan

Indonesia. Pembagian kelompok masih sama seperti pertemuan pertama

siklus II yaitu dengan menyanyikan lagu “satu anak Tuhan pergi sekolah

minggu”. Setelah kelompok terbentuk guru membagikan nomor kepala dan

(19)

66

Sedikit berbeda dengan pertemuan pertama siklus II, pada pertemuan

ini guru membacakan soal kemudian peserta didik bersama kelompoknya

harus berdiskusi mencari jawaban yang sesuai. jawaban telah tersedia

didalam amplop yang disediakan guru, hal ini dilakukan guru agar perseta

didik lebih teliti memilih jawaban yang benar dan mampu bekerja sama

dengan kelompoknya. Setelah jawaban ditemukan, guru memanggil nomor

tertentu untuk menjawab dan menempelkan di lembar kerja yang berada

didepan, pembacaan soal dilakukan sampai semua terbacakan. Setelah

selesai guru dan siswa mencocokan jawaban yang benar dan salah,

penilaiannya jika benar diberi nilai 1dan jika salah diberi nilai 0. Kemudia

Guru memberikan tes evaluasi pembelajaran dengan bahan materi yang

sudah dibahas untuk menilai hasil belajar peserta didik.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ahir dilakukan selama 15 menit, guru bersama peserta didik

menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar hari ini dan melakukan refleksi

kemudian mencatat rangkuman.

3. Tahap Observasi/ Pengamatan

Pada tahap observasi disiklus II ini semua kegiatan guru dari pertemuan

(20)

67

dilakukan peserta didik semua aspek terlaksana semua. Hal ini membuktikan bahwa

siklus II lebih baik dibandingkan siklus I.

4. Tahap Refleksi

Pada siklus II ini, hasil analisis motivasi belajar mengalami kenaikan. Dari data

analisi hanya terdapat 2 peserta didik yang tidak memperoleh skor nilai rata-rata ≥3.

Presentase hasilnya adalah 90%, sehingga terjadi kenaikan sebesar 18% dari siklus I.

presentase tersebut membuktikan bahwa indikator ketercapaian motivasi belajar yaitu

80% sudah tercapai di siklus II.

Sedangkan untuk analisis hasil belajar siklus II terdapat 18 peserta didik tuntas

KKM sedangkan 3 peserta didik belum tuntas KKM. Berdasarkan hasil konsultasi

dengan guru matapelajaran IPS dan wali kelas ternyata dari 3 peserta didik yang

belum tuntas tersebut memang lambat untuk memahami materi pelajaran dan ketika

diberi tugas peserta didik tersebut hampir tidak pernah mengerjakannya karena alasan

lupa. Masalah tersebut dapat diatasi melalui perhatian guru terhadap peserta didik

tersebut melalui penambahan waktu khusus untuk penyampain materi .

Presentase dari penelitian siklus ini jika dilihat dari seberapa besar yang sudah

mencapai KKM dapat disimpulkan bahwa ketuntasan dari keseluruhan peserta didik

sudah melebihi target. Ketuntasan hasil belajar yang ditargetkan peneliti adalah 80%

(21)

68 4.3 Hasil Analisis Data

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan analisis data motivasi belajar pra

siklus, siklus I dan siklus II, sedangkan hasil belajar akan dipaparkan hasil dari pra

siklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut:

4.3.1 Motivasi Belajar Pra Siklus

Hasil dari observasi yang peneliti lakukan ketika mengikuti kegiatan belajar

mengajar pada matapelajaran IPS di kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga menunjukan

kurang antusias dan bersemangat dalam belajar. Hal itu terlihat ketika peserta didik

tidak memperhatikan guru mejelaskan materi, bahkan ketika guru memberikan

pertanyaan tidak ada peserta didik yang mau menjawab. Pada saat guru meminta

salah satu peserta didik untuk membacakan materi, peserta didik tersebut

melakukannya dengan terpaksa terlihat dengan cara membacanya yang lirih dan

badan disenderkan meja. Peserta didik dikelas hanya mendengarkan, dan sebagian

kecil saja yang mau mencacat materi yang diberikan guru tersebut, tidak sedikit pula

yang berbicara dengan teman disekeliling tempat duduknya, terdapat juga peserta

didik berjalan-jalan dikelas dengan alasan ingin meminjam penghapus dan ijin

kebelakang. Kegiatan belajar tersebut terlihat tidak kondusif ditambah dengan peserta

didik yang menyenderkan kepalanya dimeja. Dari keadaan tersebutlah dapat

(22)

69

4.3.2 Analisis Hasil Belajar Pada Kondisi Awal (Pra Siklus)

Data pra siklus diperoleh peneliti melalui hasil ulangan ahir KD 4. Berdasarkan

data terdapat 9 dari 21 peserta didik tuntas KKM dengan presentase 43% dan 12

peserta didik belum tuntas KKM dengan presentase 57%. Terdapat 3 peserta didik

mendapat nilai tertinggi yaitu 90 dan 3 peserta didik mendapat nilai terendah 50

sehingga rata-rata nilai IPS adalah 62. Berikut adalah tabel ketuntasan hasil belajar

pra siklus:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPS Peserta didik Pra Siklus

Nilai frekuensi Presentase Keterangan

≥ 70 9 43% Tuntas

< 70 12 57% Tidak tuntas

Jumlah 21 100

Rata-rata kelas 6.2 Sumber: hasil nilai ulangan IPS terahir kelas VIII

Tabel 4.2 tersebut memaparkan ketuntasan hasil belajar pra siklus mata

pelajaran IPS peserta didik kelas VIII di SMP kristen 04 Salatiga. Penjelasanya

sebagai berikut: 9 perserta didik tuntas KKM yang telah ditetapkan dengan presentase

43% dan 12 dari 21 peserta didik tidak tuntas KKM dengan presentase 57%, jika

dirata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran IPS adalah sebesar 62. Sebagai berikut

peneliti juga akan menyajikan ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam bentuk

(23)

70

Gambar 4.1 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Pra Siklus

4.3.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Peneliti mengajar menggunakan model belajar Numbered heads Together

(NHT), sebelum masuk materi peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, terlihat

ketiga mereka mengetahui pembelajaran akan menggunakan model belajar NHT rasa

penasaran mereka tinggi sehingga tidak sedikit dari peserta didik yang tertarik dalam

pembelajaran. Dalam pejelasan materi peneliti berusaha berjalan mengelilingi kelas

sehingga meminimalis peserta didik untuk bergurau, peneliti memberikan pertanyaan

berulang-ulang kepada peserta didik agar peserta didik paham dengan penjelasan

guru. Ketika peserta didik mulai lesu peneliti memberikan selingan game agar peserta

didik tidak bosan.

Maka dari itu untuk melihat peningkatan dari motivasi belajar peserta didik

akan dipaparkan hasil analisis motivasi belajar peserta didik yang sudah diisi setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penerapan model belajar NHT. Perhitungan

dalam angket ini berdasarkan rata-rata jumlah jawaban peserta didik mengenai

pernyataan dalam angket tersebut. Indikator keberhasilannya adalah jika perserta

(24)

71

didik sudah mencapai rata-rata >3 di anggap motivasi belajarnya tinggi. Untuk

mengukur motivasi belajar peserta didik menggunakan rumus sebagai berikut:

P = JS/JP*100%

Keterangan :

P = Presentase yang dicapai peserta didik

JS = Jumlah Skor jawaban Peserta Didik

JP = Jumlah Pernyataan

Rumus tersebut diterapkan dengan menggunakan Microsoft Office Exel 20117.

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menganalisis seberapa besar peningkatan

terhadap motivasi belajar peserta didik. Adapun akan dipaparkan tabel hasil analisis

data motivasi belajar:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Motivasi Belajar Siklus 1

Nilai frekwensi Presentase >3(Motivasi belajar tinggi) 15 72%

≤3(Motivasi belajar rendah) 6 28%

Sumber: data hasil analisis

Tabel tersebut memaparkan mengenai presentase ketercapaian dari motivasi

belajar. dari 21 peserta didik hanya terdapat 6 peserta didik yang belum memenuhi

ketercapaian skor nilai rata-rata ≤3 yaitu dengan presentase 28%. Sedangkan peserta

didik yang sudah mencapai skor nilai rata-rata >3 atau yang sudah mencapai motivasi

(25)

72

belum memenuhi ketercapaian dari indikator keberhasilan 80%, maka dari itu masih

diperlukannya 8% lagi untuk mencapai skor keberhasilan. Hasil anasilis motivasi

belajar juga akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik hasil motivasi belajar peserta didik Siklus I

4.3.4 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I

Analisi hasil belajar siklus I diperoleh melalui tindakan mengajar menggunakan

model belajar kooperatif tipe NHT. Pada siklus I terdapat dua kali pertemuan, dari

hasil analisi data terdapat 12 dari 21 peserta didik tuntas dari KKM yang telah

ditentukan dan 9 peserta didik belum tuntas dari KKM yang telah ditentukan. Agar

lebih jelasnya akan disajikan data analisis dalam bentuk tabel:

Tabel 4.3

Hasil Belajar IPS Peserta didik Siklus I

Nilai frekuensi Presentase Keterangan

≥ 70 12 57% Tuntas

< 70 9 43% Tidak tuntas

Jumlah 21 100

Rata-rata kelas 6.6

Sumber: Hasil test evaluasi Siklus I

(26)

73

Tabel 4.3 tersebut menjelaskan presentase ketuntasan hasil belajar peserta didik

kelas VIII yang berjumlah 21. 12 peserta didik dengan presentase 57% tuntas KKM

,sedangankan 9 atau 43% didik tidak tuntas KKM, rata-rata hasil belajar yang

diperoleh dari keseluruhan peserta didik adalah 66. Akibat dari perserta didik yang

belum mencapai KKM karena mereka kurang memperhatikan ketika materi

dijelaskan peneliti, disamping itu ada beberapa peserta didik yang lambat menerima

materi dibandingkan dengan peserta didik yang lainnya, dan ketika kerja sama dalam

kelompok peserta didik tersebut selalu mengandalkan teman kelompoknya sehingga

pada waktu tes evaluasi peserta didik tersebut mengalami kesulitan dalam

mengerjakannya. Jika disajikan dalam bentuk grafik maka ketuntasan hasil belajar

siklus I sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Siklus I

0% 20% 40% 60%

≥ 70 ˂ 70

ketuntasan hasil belajar peserta

didik Siklus I

(27)

74

4.3.5 Analisis Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II

Pada bagian ini, untik menganalisis hasil motivasi belajar dikilus II ini,

perhitunganya masih sama dengan siklus I yaitu menggunakan Microsoft Office Exel

2007. Untuk itu akan ditampilkan melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Motivasi Belajar Siklus II

Nilai frekwensi Presentase

>3(Motivasi belajar tinggi) 19 90%

≤3(Motivasi belajar rendah) 2 10% Sumber: data hasil analisi

Tabel 4.4 memaparkan mengenai hasil analisis motivasi belajar peserta didik

kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga. Dari hasil tersebut dilihatkan 2 peserta didik

tidak mencapai skor nilai rata-rata ≤3 dengan presentase 10% masih meiliki motivasi

belajar rendah. Ketercapaian skor rata-rata >3 di siklus II ini meningkat dibandingkan

siklus I, yaitu hasilnya 29 peserta didik atau 90% peserta didik bermotivasi belajar

meningkat. Hasil ini membuktikan terjadinya peningkatan terhadap motivasi belajar

peserta didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Sehingga pada siklus ini dapat

dikatakan berhasil karena dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Berikut

(28)

75

Gambar 4.4 Grafik hasil motivasi belajar peserta didik Siklus II

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS dan wali kelas

VIII, mengatakan bahwa peserta didik yang masih memiliki motivasi belajar rendah

mempunyai lingkungan pertemanan yang kurang baik, dan menjadi korban dari

keluarga yang broken home, sehingga tidak ada yang mempengarui peserta didik

tersebut untuk mempunyai kesadaran dalam belajarnya. mengenai hasil wawancara

tersebut, maka guru harus lebih memberikan perhatian ke peserta didik yang masih

rendah dalam motivasi belajar.

4.3.6 Analisis Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Analisis hasil belajar siklus II diperoleh melalui proses pembelajaran yang

menggunakan model belajar kooperatif tipe NHT. Hasil yang diperoleh adalah 18

dari 21 peserta didik tuntas sesuai KKM yang telah ditetapkan dengan presentase

86% dan 3 dari 21 peserta didik belum tuntas KKM dengan presentase 14%. Berikut

adalah sajian hasil belajar siklus II dalam bentk tabel:

0% 50% 100%

≥ 3 ˂ 3

ketercapaian Hasil Motivasi

Belajar Peserta Didik Siklus II

(29)

76

Tabel 4.5

Hasil Belajar IPS Peserta didik Siklus II

Nilai frekuensi Presentase Keterangan

≥ 70 18 86% Tuntas

< 70 3 14% Tidak tuntas

Jumlah 21 100

Rata-rata kelas 7.8

Sumber: hasil tes evaluasi siklus II

Hasil belajar siklus II juga dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Siklus II

Gambar grafik 4.5 menunjukan mengenai presentase hasil belajar siklus II.

Dapat dilihat ≥70 menjelaskan ketuntasandari 21 peserta didik yaitu sebesar 86% dan

˂ 70 adalah yang belum menncapai ketuntasan yaitu 14%.

Berdasarkan wawancara dengan guru matapelajaran dan wali kelas, peserta

didik yang tidak tuntas terbut memang mengalami kesulitan dalam penangkapan

materi, peserta didik tersebut sedikit lambat menerima materi dari pada peserta didik

yang lain, dan peserta didik tersebut memiliki lingkungan belajar kurang baik

(30)

77

sehingga tidak ada yang mempengarui peserta didik tersebut untuk belajar kecuali

disekolah.

4.3.7 Perbandingan Ketercapaian Motivasi Belajar Sikus Idan Siklus II

Dari analisi yang sudah dilakukan sebelumnya, pada tahap ini peneliti akan

membandingkan ketercapaian dari peningkatan motivasi belajar peserta didik pada

mata pelajaran IPS dengan menggunakan model belajar NHT. Analisis hasil yang

akan dibandingkan adalah siklu I dan siklus II.

Tabel 4.6

Perbandingan Ketercapaian Motivasi Belajar Peserta didik Siklus I dan Siklus II

Nilai Siklus I Siklus II

f P(%) f P(%)

>3(Motivasi belajar tinggi) 15 72% 19 90%

≤3(Motivasi belajar rendah) 6 28% 2 10% Sumber: data hasil analisi

Tabel 4.6 memaparkan mengenai peningkatan motivasi belajar peserta didik,

pada siklus I hanya terdapat 15 perserta didik atau 72% peserta didik mempunyai

motivasi belajar tinggi sedangkan motivasi belajar rendah pada siklus I diperoleh 6

peserta didik atau 28% peserta didik. Kemudian peserta didik pada siklus II yang

mempunyai motivasi belajar tinggi sebanyak 19 atau 90% peserta didik, untuk peserta

didik dengan motivasi belajar rendah menurun dari siklus I sebanyak 6 menjadi 2

perserta didik. Peningkatan dari motivasi belajar pada siklus I ke Siklus II adalah

sebanyak 18%. Hasil analisi data tersebut menunjukan ketercapaian dari indikator

(31)

78

4.3.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Sikus I, dan Siklus II

Pada bagian ini peneliti akan membandingkan hasil belajar pra siklus, siklus I

dan siklus II yang sudah dilalui, tujuannya agar mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

Tabel 4.7

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan

F P(%) f P(%) F P(%)

≥ 70 9 43% 12 57% 18 86% Tuntas

˂70 12 57% 9 43% 3 14% Tidak Tuntas Sumber: Data yang diolah

Tabel 4.7 tersebut memaparkan perbandingan hasil belajar tiap siklusnya.

Pada pra siklus terdapat 9 peserta didik tuntas KKM yang ditentukan yaitu lebih besar

sama dengan 70, atau 43% peserta didik tuntas, dan yang memperoleh dibawah KKM

sebanyak 12 peserta didik atau 57%. Siklus 1 ada 12 peserta didik lulus KKM kalau

dipresentasekan menjadi 57%, sedangkan yang tidak tuntas KKM adalah 9 peserta

didik dengan presentase 43%. Kemudian pada siklus II 18 peserta didik atau 86%

peserta didik tuntas KKM dan 3 peserta didik atau 14% peserta didik tidak tuntas

KKM yang telah ditetapkan.

4.4 Pembahasan

Dimyati dan Mudjiono (2009: 80), memandang motivasi sebagai dorongan

mental pada diri peserta didik yang mengarahkan pola perilaku individu, termasuk

(32)

79

peneliti setiap siklusnya, peserta didik mengalami pergerakan atau perubahan dalam

perilaku belajarnya. Perilaku belajar yang dimaksud adalah, keaktivan peserta didik

dikelas, rasa ingin tahu peserta didik yang bertambah, rasa percaya diri perserta didik

yang meningkat, dan kemauan belajar (mengerjakan tugas, mengerjakan PR) yang

meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan pendapat Alderfer (Nashar, 2004:42),

mengenai motivasi belajar, yang menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan

keinginan siswa yang cenderung ke arah belajar dan didorong oleh hasrat untuk

memperoleh prestasi belajar. Perubahan dalam perilaku belajar peserta didik tersebut

sebagai kecenderungan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar sebaik

mungkin. Definisi tersebut mendukung peneliti dalam meningkatkan motivasi belajar

peserta didik, karena motivasi belajar mendorong ketercapaian dari hasil belajar

peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi belajar dan hasil di kelas VIII

pada mata pelajaran IPS di SMP Kristen 04 Salatiga, dengan penggunaan model

belajar kooperatif tipe NHT yang sudah dipaparkan sebelumnya. Maka dapat

diketahui bahwa penggunaan model belajar kooperatif tipe NHT telah meningkatan

motivasi belajar peserta didik. Peserta didik kelas VIII terdiri dari 13 laki-laki dan 12

perempuan, karakter yang dipunyai oleh peserta didik adalah kurang percaya diri hal

tersebut didukung ketika penelititi melakukan obervasi dikelas VIII pada mata

pelajaran IPS, pada waktu guru meminta salah satu peserta didik untuk membacakan

(33)

80

peserta didik tersebut mau membaca dan ahkirnya peserta didik tersebut membaca

dengan nada yang lirih. Selain itu ketertarikan dalam belajar peserta didik kurang,

terlihat ketika peserta didik berbicara dengan teman sebangkunya atau teman

disekitar tempat duduknya, terdapat juga peserta didik yang meletakkan kepala diatas

meja.

Hal itu terjadi karena guru kurang menguasai kondisi kelas dan dalam mengajar

masih menggunakan metode pembelajaran konvensional sehingga dapat berpengaruh

bagi ketercapaian hasil belajar perserta didik. Namum motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik meningkat setelah diterapkannya model belajar kooperatif tipe

Numbered Heads Togeter (NHT). Numbered Heads Togeter (NHT) Menurut

Hamdani (2010: 89), adalah suatu metode belajar dengan cara siswa dikelompokan

menjadi beberapa kelompok dan memberikan nomor pada setiap siswaa, kemudian

pelaksanaanya dengan siswa dipanggil oleh guru secara acak. Model belajar ini

sangat cocok diterapkan di kelas VIII ini, karena antusias dalam belajar peserta didik

telihat sangat baik. Model belajar ini menekankan agar peserta didik aktif dalam

pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok.

Pada saat siklus I dilakukan, sudah mulai terlihat antusias peserta didik yang

ditunjukan dengan tidak ramai saat pembentukan kelompok, tidak berbicara dengan

teman disekelilinya ketika dijelaskan materi dan tidak meletakan kepala di atas meja.

Perilaku peserta didik tersebut menujukan hasil 72% motivasi belajar peserta didik

(34)

81

90% peserta didik mempunyai motivasi belajar tinggi dengan rata-rata perolehan nilai

≥3. Hal ini membuktikan keberhasilan dari penerapan model belajar kooperatif tipe

NHT dalam peningkatan motivasi belajar peserta didik.

Seperti halnya yang sudah dibahas sebelumnya bahwa motovasi belajar

merupakan penggerak atau pendorong perilaku belajar untuk mendapatkan hasil

belajar yang sesuai. Hasil belajar merupakan hasil dari peserta didik setelah

melakukan kegiatan pembelajaran, pernyataan ini didukung oleh Sudjana (2010:22),

yang mengartikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah menerima pengalaman belajar mulai dari awal sampai dengan proses

kemudian hasil akhirnya yang disebut dengan hasil belajar. Definisi tersebut

mendukung dalam penelitian yang dilakukan peneliti, hasil belajar peserta didik kelas

VIII pada mata pelajaran IPS diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang

dilakukan setiap siklusnya.

Hasil penelitian menyatakan, adanya peningkatan terhadap hasil belajar peserta

didik setelah peneliti menerapkan model kooperatif tipe NHT. Pada siklus I sudah

mulai terlihat perbedaan hasil belajar dari data pra siklus hanya 43% peserta didik

yang mendapat nilai ≥ 70, setelah diterapkannya model belajar NHT diperoleh hasil

57% yang mendapatkan nilai ≥ 70 atau tuntas KKM, dan pada siklus II terjadi

peningkatan lagi terhadap hasil belajar sebesar 86% peserta didik yang mendapatkan

(35)

82

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Agni Era Hapsari pada tahun 2016 yang

berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together Berbantuan Media Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi

Belajar Siswa”. Hasil penelitiannya menunjukan kondisi awal aktivitas belajar peserta

didik sebesar 20% mempunyai aktivitas belaja tinggi, 20% mempunyai aktivitas

sedang dan 60% aktivitas rendah. Setelah dilakukannya tindakan dengan

menggunakan model belajar kooperatif tipe NHT didapati hasil 40% aktivitas belajar

tinggi, 30% aktivitas belajar sedang dan 30% aktivitas belajar redah, sedangkan pada

siklus II, 80% aktivitas belajar peserta didik tinggi, 20% ativitas belajar sedang dan

0% aktivitas belajar rendah. Kemudian untuk prestasi belajar peserta didik pada

kondisi awal hanya 20% peserta didik tuntas KKM dengan nilai lebih dari 75. Setelah

diterapkan model belajar NHT pada siklus I prestasi belajar siswa meningkat menjadi

70% tuntas KKM dan pada siklus II 100% tuntas KKM. Penelitian ini membuktikan

peningkatan terhadap aktivitas dan prestasi belajar peserta didik setelah menggunakan

model belajar NHT.

Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dan perbedaan terhadap penelitian

yang dilakukan peneliti. Kesamaanya terletak pada model belajar yang digunakan

yaitu Numbered Heads Together (NHT) dan variabel yang diteliti yaitu prestasi

belajar, prestasi belajar sama dengan hasil belajar karena perolehan nilainya didapat

dari hasil tindakan pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada jumlah

(36)

83

jumlah peserta didik peneliti 21. Perbedaan selanjutnya terletak pada variabel Y1

yaitu aktivitas belajar merupakan variabel Y1 Agni Era Hapsari dan motivasi belajar

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPS Peserta didik Pra Siklus
Gambar 4.1 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Pra Siklus
Tabel 4.2 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siklus 1
Gambar 4.2 Grafik hasil motivasi belajar peserta didik Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Scanned by CamScanner... Scanned

Menurut Miller, Balanter dan Primbam dalam Dan Nimmo (2006) mengatakan bahwa citra adalah segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan dengan

Pertama , periode diskursus kenabian ( Prophetic Discourse ), di mana al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk

Hasil survei yang didapat menunjukan bahwa potensi lokal yang terdapat di wilayah Kulon Progo berupa daerah pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan mangrove dan

Alasan lain karena konvoi yang dilakukan tersebut tidak memperhatikan perarturan lalu lintas yang dapat mengganggu hak pengguna jalan lain, karena jalan raya

Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengetahui penurunan konsentrasi logam timbal (Pb) pada rambut supir bus rute Mojokerto-Surabaya dengan perendaman ekstrak

Laju aliran yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pompa atau gas bertekanan (misalnya: udara, nitrogen, atau argon) untuk menekan pelarut melalui

Tujuan: Menganalisis hubungan antara kebiasaan jajan dan kualitas makanan jajanan dengan status gizi anak sekolah di SDN 03 pagi Duri Kepa Jakarta Barat.. Metode: