• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP K"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Kristen 04 Salatiga, yang terletak di

jalan Tentara pelajar no 4 kota Salatiga. SMP Kristen 04 Salatiga mempunyai visi

yaitu menjangkau anak-anak yang tidak terjangkau agar mampu mengenali talentanya

dan mengembangkan nya dengan langdasan kasih, dari visi tersebut sudah dapat

digambarkan bahwa tujuan dari lembaga pendidikan ini adalah memberikan

kesempatan kepada peserta didik yang mempunyai keinginan untuk belajar namun

tidak mempunyai kemampuan dalam hal biaya pendidikan. Sekolah ini membebaskan

semua biaya pendidikan karena latar belakang peserta didiknya dari kalangan yang

tidak mampu, seperti peserta didik dari keluarga broken home, dan peserta didik yang bekerja sebagai pengamen. Guru berserta staffnya menerapkan prinsip kasih dalam

pelayananya, mereka mempunyai harapan bagi peserta didiknya ketika mereka sudah

selesai pendidikannya di sekolah ini mereka bisa mempergunakan talenta dan

ilmunya yang sudah didapat untuk masa depannya.

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret

pada semester II tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini akan dilakukan dikelas

VIII yang berjumlah 21 peserta didik, terdiri dari 13 laki-laki dan 8 perempuan.

(2)

29

dalam belajar terdapat peserta didik yang menyukai belajar secara mendengarkan,

bertukar pendapat, bergerak dan membaca. Maka dari itu hendaknya guru ketika

mengajar dapat memadukan karakteristik belajar siswa dengan model belajar yang

akan dipakai sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis dalam penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas yaitu

suatu penelitian reflektif yang bersiklus (berdaur ulang) yang dilakukan oleh pendidik

(guru/dosen) dan tenaga kependidikan lainnya (kepala sekolah/pengawas sekolah/

widyaiswara/ dan lain-lain) untuk memecahkan masalah dibidang pendidikan.

Penelitian tindakan sering juga diartikan sebagai learning by doing or learning by research, dimana sekelompok orang mengidentifikasi masalah serta melakukan sesuatu kegiatan untuk pemecah masalah dan bila belum berhasil akan diulang lagi

(siklus lanjutan). Tujuan adalah untuk memperbaiki kinerjanya sebagai pendidik

sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat dan secara sistem, mutu

pendidikan dalam suatu pendidikan juga meningkat. Penelitian tindakan kelas ini

pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yaitu prosedur

penelitian tindakan kelas dengan 4 (empat) langkah berikut: (1) perencanaan tindakan

(planing), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan(4)refleksi

( reflecting). Dengan kata lain penelitian tindakan adalah menemukan tindakan yang

(3)

30

Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi

belajar yang akan berpengaruh bagi hasil belajar kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga

dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) atau kepala bernomor. Sifat dalam penelitian ini adalah kolaboratif antara guru dan

peneliti, dalam hal ini guru akan berpern sebagai observer dan peneliti akan berperan

sebagai guru yang mengajar. Kegiatan penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus,

dalam siklus ini menggunakan seting penelitian model Kemmis dan Mc Taggart yaitu

desain PTK yang merupakan pengembangan dari desain milik Kurt Lewis yang

terdiri dari empat tahapan yaitu planing, acting , observer dan reflek. Perbedaannya

didalam model Kemmis Mc Taggart dimana tahap acting dan observating disatukan dalam kotak, artinya pelaksanaan tindakan dilakukan secara simultan dengan

observasi sehingga sering dinamakan sebagai bentuk spiral. Sedangkan modelKurt Lewin memiliki empat tahapan dalam empat kotak (Saur, 2013: 27). Gambaran dari

(4)

31

Gambar 3.1.2. model Kemmis dan Mc Taggart

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu 1 variabel tindakan dan 2 variabel

dampak, berikut definisi dari ketiga variabel tersebut.

PERENCANAAN

REVISI PERENCANAAN

REFLEKSI

TINDAKAN& OBSERVASI TINDAKAN &

OBSERVASI

REFLEKSI

(5)

32

1. Variabel Tindakan (X)

Variabel tindakan atau variabel bebas adalah variabel yang diduga penyebab

timbulnya variabel lain. Variabel bebasnya dalam penelitian ini adalah model

belajar Number Heads Together (NHT). 2. Variabel Dampak (Y1, Y2)

Variabel dampak atau variabel terikat yaitu variabel yang timbul sebagai

akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar dan hasil belajar IPS

peserta didik kelas VII.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian akan dilakukan melalui beberapa siklus, dengan target ketuntasan

80%. Jika dipenelitian siklus pertama belum mencapai targer maka dilakukan

evaluasi perbaikan untuk dilanjutkan kedalam Siklus 2 dan seterusnya sampai target

yang diinginkan tercapai. jadi penelitian akan berheti jika sudah mendapat presentase

hasil 80%, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan menjadi 2 kali pertemuan, untuk melihat

motivasi belajar dan hasil belajar setiap ahir pertemuan dilakukan evaluasi

pembelajaran dan pengisian angket yang akan dilakukan oleh peserta didik kelas

(6)

33

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi di kelas VIII SMP

Kristen 04 Salatiga untuk mengetahui motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik

terhadap kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang

ada, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada

mata pelajaran IPS dengan menggunakan model belajar Number Heads Together

(NHT). Dengan ini prosedur PTK secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

3.4.1 Siklus Pertama ( Siklus 1)

3.4.1.1 Perencanaan

Tahap pertama dalam siklus satu ini adalah merencanakan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan sesuai dengan Kompetensi

Dasar yaitu KD 5.1 Mendeskripsikan peristiwa sekitar proklamasi an proses

terbentukanya Negara Kesatuan Republik Indobesia

3.4.1.2Pelaksanaan dan Pengamatan

Pada tahap pelakasanaan dilakukan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama

dilaksanakan selama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua dilakukan selama tiga

jam pelajaran karena dalam pertemuan kedua akan dilaksanakan test evaluasi hasil

belajar dan pengisian angket oleh seluruh peserta didik dalam kelas. Sedangkan

pengamatan akan dilakukan oleh guru matapelajaran yang bertindak sebagai observer

dengan mengisi lembar observasi kegiatan peserta didik dan peneliti selama

(7)

34 3.4.1.3Tahap Refleksi

Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap

kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua disiklus 1.

Adapun refleksi dilakukan dengan :

a) Melakukan evaluasi terhadap motivasi belajar dan hasil belajar, ketepatan

waktu dalam setiap tahap pelaksanaan.

b) Membahas hasil evaluasi.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang

dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya menjadi lebih baik lagi.

3.4.2 Siklus Kedua (Siklus 2)

3.4.2.1 Perencanaan

Tahap pertama dalam siklus dua ini adalah memperbaiki model pembelajaran

Number Heads Together berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Untuk tahap

perbaikan ini peneliti telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang akan diajarkan sesuai dengan Kompetensi Dasar yaitu KD 2.1 Mengidentifikasi

usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3.4.2.2 Pelaksanaan dan Pengamatan

Pada tahap pelakasanaan dilakukan tiga kali pertemuan, pertemuan pertama

(8)

35

jam pelajaran karena dalam pertemuan kedua akan dilaksanakan test evaluasi hasil

belajar dan pengisian angket oleh seluruh peserta didik dalam kelas. Pengamatan

yang dilakukan adalah untuk mengetahui perkembangan kinerja peneliti dan peserta

didik dalam kegiatan belajar menggunakan model belajar Number Heads Together

(NHT) pada mata pelajaran IPS, pengamatan ini dinilai menggunakan lembar

observasi. Sedangkan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar digunakan alat

evaluasi tes formatif bentuk pilihan ganda dan motivasi belajar peserta didik akan

diukur menggunakan angket

3.4.2.3 Tahap Refleksi

Peneliti melakukan refleksi pembelajaran bersama dengan guru, dan

melakukan konsultasi mengenai penelitian 2 siklus ini. Dan mengambil kesimpulan

mengenai dampak penggunaan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS

apakah memberikan dampak yang positif maupun negatif.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah menggunakan teknik

tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan menjawab soal-soal mengenai materi

pelajaran yang sudah berlangsung, sedangankan teknik non tes dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi dan angket. Teknik tes dilakukan dalam bentuk soal

(9)

36

bentuk observasi untuk memperoleh data terhadap pelaksanaan tindakan kelas yang

dilakukan guru beserta peserta didik menggunakan model belajar Number Heads Together (NHT), serta angket digunakan untuk mengetahui movasi belajar peserta didik.

Teknik tes digunakan untuk menguji subjek penelitian guna mendapatkan data

hasil belajar peserta didik yang akan dilakukan pada setiap ahir siklus dengan

menggunakan alat tes formatif dengan bentuk pilihan ganda, teknik tes akan

dikerjakan perserta didik secara mandiri atau individu. Cangkupan materi yang

digunakan dalam soal evaluasi adalah sesuai dengan materi yang disampaikan dalam

setiap pertemuan.

Tehnik nontes berupa angket digunakan peneliti untuk menguji subyek

penelitian menggunakan beberapa pertanyaan yang akan diisi oleh subjek penelitian,

gunanya untuk mengetahui perkembangan motivasi dari belajar peserta didik setelah

ia mengalami proses pembelajaran setiap siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.

Sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan guru beserta peserta didik pada setiap siklusnya.

Supaya dikeetahui perkembangan kegiatan pembelajaran, peneliti menggukan alat

berupa lembar observasi yang berisi beberapa pernyataan. Pengisian lembar observasi

(10)

37 3.5.2 Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes, instrumen lembar observasi dan angket. Instrumen tes berisi tes

formatif bentuk pilihan ganda untuk mengevaluasi ketercapaian belajar setiap

siklusnya, lembar observasi berisi kegiatan guru dan peserta didik ketika melakukan

proses belajar dan mengajar dikelas pada mata pelajaran IPS Kelas VIII di SMP

Kristen 04 Salatiga dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), sedangkan Angket berisi beberapa pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran guna untuk mengetahui motivasi belajar.

Untuk mengetahui lebih jelas menegenai instrumen pengumpulan data, berikut

peniliti tampilkan lemabar observasi guru dan siswa, kisi-kisi angket berserta kisi-kisi

soal tes sebagai berikut:

3.5.2.1 Instrumen Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari 2 subyek pengamatan, pertama merupakan

lembar observasi peserta didik dan yang kedua lembar observasi untuk guru atau

peneliti. Lembar tersebut berisi rangkaian kegiatan selama proses belajar dan

mengajar berlangsung. Pengisian lembar observasi dilaksanakan oleh observer pada

(11)

38 3.5.2.2 Instrumen Angket

Kuesioner atau angket merupakan sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh orang yang akan di ukur (responden), berikut merupakan

definisi angket menurut (Arikunto, 2012:42). Pernyataan-pernyataan dibuat oleh

peneliti guna mendapatkan data dari diri peserta didik setelah peserta didik

melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model NHT. Pernyataan tersebut akan

di isi secara jujur dengan pengisian menggunakan tanda centang (√) pada setiap

kolom. Pengisian angket ini akan diisi secara langsung oleh responden yaitu semua

peserta didik kelas VIII. Agar lebih jelas berikut kisi-kisinya.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel Aspek Indikator No item Jumlah

1. Motivasi Belajar

1.1 Kesiapan dalam belajar

1. Datang kesekolah tepat waktu

2. Menyiapkan buku sebelum pembelajaran

2. Perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

(12)

39

Sumber: data hasil analisis

3.5.2.3Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan dalam bentuk soal pilihan ganda, gunanya untuk

mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah

melakukan pembelajaran dengan penerapan model model NHT pada setiap siklusnya,

berikut kisi- kisi soal yang akan digunakan untuk soal evaluasi:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba

(13)
(14)

41

Sumber: data hasil analisi

Tabel 3.3

Standar Kompentensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Memahami usaha persiapan

kemerdekaan

5.1 mendeskripsikan

proses persiapan Negara

Kesatuan Republik

Indonesia

5.1.1 Menjelaskan alasan

Jepang membentuk

BPUPKI.

5.1.2 Menjelaskan proses

Penyusunan Dasar dan

Falsafah untuk negara

Indonesia.

5.1.3 Menjelaskan

dibentuknya PPKI dan

peranan dalam proses

persiapan kemerdekaan

perbedaan presfektif antar

kelompok sekitar

(15)

42

persebaran berita

proklamasi kemerdekaan

dan sikap rakyat diberbagai daerah.

5.2.4 Menjelaskan proses terbentuknya negara dan

Pemerintahan Republik

Indonesia dalam sidang PPKI.

5.2.5 Menjelaskan

dukungan spontan dan

tindakan heroik dari

berbagai daerah terhadap pembentukan negara dan

pemerintahan Republik

Indonesia.

Sumber : BSNP

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1 Validitas Instrumen

Sebelum soal digunakan untuk alat evaluasi, soal terlebih dahulu diuji

validitasnya untuk mengetahui kelayakan dari soal yang akan digunakan untuk

evaluasi hasil belajar. Soal tersebut diujikan di kelas VIII pada mata pelajaran IPS di

SMP Negri 2 Suruh. Soal yang diujikan merupakan soal siklus I dan II. Setelah soal

diujikan akan dilaksanakan analisis soal menggunakan SPSS 23.0 for windows untuk mengetaui seberapa banyak soal yang valid. Dalam penelitian ini item soal

dinyatakan valid jika memiliki koefisien lebih dari 0.21 atau termasuk kategori

rendah, berikut adalah tabel rentang indeks validitas yang digunakan peneliti sebagai

(16)

43

Tabel 3.4

Rentang indeks validitas

No. Indeks Interpretasi

1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,61 – 0,80 Tinggi

3. 0,41 – 0,60 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah

5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Sumber: (Wardani, dkk, 2012:344)

Hasil analisi soal evaluasi pada siklus I terdapat 14 dari 40 soal yang valid,

sedangkan siklus II terdapat 19 dari 40 soal yang valid. Hasil yang valid tersebut akan

digunakan untuk evaluasi pada setiapahir siklus.

Bukan hanya soal evaluasi yang diuji kevalidtannya, namun angket motivasi

belajar juga diuji validitasnya. Pengujian juga sama dilakukan di SMP Negeri 2

Suruh. Terdapat 30 pernyataan yang diujikan, dari 30 pernyataan tersebut ditemukan

hasil 26 pernyataan yang valid.

3.6.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan atau ketepatan dari

yang akan di uji, dalam hal ini batasan untuk reliabilitas instrumen adalah 0.40- 1.00

Uji reliabilitas akan dilkukan dengan menggunakan SPSS versi 23.0 for windows.

(17)

44

Tabel 3.5

Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks Interpretasi

1 0.80 – 1.00 Sangat Reliabel

2 < 0.80 – 0.60 Reliabel 3 < 0.60 – 0.40 Cukup reliabel 4 < 0.40 – 0.20 Agak reliabel

5 < 0.20 Kurang reliabel

Sumber: (Wardani, dkk, 2012: 246)

3.6.2.1 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar

Peneliti melaksanakan uji coba angket motivasi belajar di SMP Negeri 2 Suruh

untuk mengetahui apakah angket tersebut mempunyai ketepatan atau tidak. Setelah

angket diuji coba, peneliti melakukan analisi dengan menggunakan SPSS versi 23.0

for windows. Pengujian menggunakan SPSS bertujuan agar mempermudah peneliti dalam menguji reliabilitas angket motivasi belajar.

Analisis perhitungan melalui SPSS versi 23.0 for windows ditemukan hasil reliabilitas instrumen angket motivasi belajar dengan koefisien Alpha 0,745. Hal tersebut dikatakan reliabel karena koefisien Alpha melebili 0,6.

3.6.2.2Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Hasil Belajar

Reliabilitas adalah ketepatan soal atau konsistensi (keajegan) terhadap soal

yang akan diujikan dengan waktu yang berbeda. Dengan hal ini reliabilitas adalah

ketetapan nilai yang diperoleh siswa pada kesempatan yang sama, waktu yang

(18)

45

versi 23.0 for windows. Pengujian dilaksanakan dua kali yaitu pengujian untuk siklus I dan pengujian untuk siklus II. Hasil analisis perhitungan reliabilitas siklus I

menggunakan SPSS versi 23.0 for windows yaitu didapat koefisien Alpha 0,669 dan siklus II didapat koefisien Alpha 0,670. Hasil tersebut reliabititas dan dapat diujikan karena koefisien Alphanya melebihi 0,6

3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut (Arikunto, 2012: 222-223) Soal yang tepat adalah soal yang tidak

terlalu gampang dan tidak terlalu susah. Soal yang terlalu gampang tidak merangsang

siswa untuk mempertinggi usaha memecakannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan membuat siswa purus asa dalam mengerjakannya. Agar soal tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu sulit maka perlu menghitung tingkat kesukaran soal, dan pengujian

menggunakan SPSS versi 23.0 for windows . Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal sebagai berikut :

Dimana :

P = Tingkat Kesukaran soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul.

(19)

46

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan

sebagai berikut menurut Arikunto, (2012: 225):

Tabel 3.6

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 - 0,30 0,31 – 0,70 0.71 – 1.00

Sukar Sedang Mudah Sumber: Arikunto (2012: 225)

3.7 Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% siswa memiliki nilai motivasi belajar

> 3 dalam skala 5. Penjabarannya adalah skala 1= Sangat kurang, skala 2= Kurang,

skala 3= Cukup baik, skala 4= Baik, dan skala 5= Sangat baik, skala ini ditentukan

peneliti berdasarkan rata-rata dari motivasi belajar peserta didik.

Sebagai patokan keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar peneliti

menentukan kriteria keberhasilan sebesar 80% dengan mecapai KKM yang telah

ditentukan yaitu ( ≥70). Dalam penelitian ini jika kriteria keberhasilan belum tercapai

dalam setiap siklusnya maka akan diberi tindakan lanjutan, yaitu dengan

melaksanakan siklus selanjutnya sampai indikator keberhasilannya tercapai.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

(20)

47

hasil belajar mata pelajaran IPS berdasarkan ketuntasan antar pra siklus, siklus 1,

siklus 2, dan siklus 3 (jika masih perlu dilakukan ).

Rumus untuk mengukur ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P : jumlah siswa yang mencapai KKM dalam persen.

F : frekwensi siswa yang mencapai KKM

Gambar

Gambar 3.1.2. model Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba
Tabel 3.3 Standar Kompentensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
+4

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta

Penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) telah dilakukan untuk menentukan peningkatan motivasi peserta didik dan

peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS dapat mencapai ketuntasan dan hasil belajar dengan

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil keputusan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran tipe NHT ( Numbered Heads Together

Berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I, berdasarkan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

FISIKA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MELATIHKAN KEAKTIFAN DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJARi.

Presenta se = 76% Pengaruh tergolong sedang Besarnya pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar Fiqih Peserta didik

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 4 SMKN