Kata Kunci: Guru Al-Quran-Hadist, Kemampuan Membaca Al-Quran
PENDAHULUAN
Sebagai Guru Pendidikan Agama Islam tugasnya tidaklah hanya mengajar, melainkan dituntut dapat mengamalkan apa yang diajarkan karena guru menjadi contoh teladan atau model bagi siswa. Agama tidak hanya berhenti pada teori saja, akan tetapi harus diamalkan, apalagi guru pendidikan agama Islam. Karena pada masa ini anak masih usia perkembangan, sehingga kepribadian guru agama banyak mempengaruhi pada diri siswa. Al-Qur’an dan Al-Hadits adalah dua sumber yang dijadikan landasan dalam pendidikan Agama Islam. Untuk dapat mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an seorang muslim harus memiliki kemampuan untuk membaca Al-Qur’an terlebih dahulu.1
Membaca Al-Qur’an adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, karena proses pembelajaran agama Islam itu sendiri syarat dengan dalil dan sumber yang diambil dari Al-Qur’an, seperti siswa dapat menjelaskan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur’an dan menjelaskan pengertian Al-Quran2. Seperti yang dijelaskan di surat Al-A’laa ayat 6 dibawah ini:
ٰٓ ىَسنَت َلََف َكُئِرۡقُنَس
Artinya:
Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad), maka kamu
tidak akan lupa. 3 (QS.Al-A’laa: 6)
Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan akal untuk menerima pendidikan agar tertuju kepada yang lebih baik, sehingga kewajiban manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya sebagai tujuan dari pendidikan dapat terwujud. Membaca dan memahami Al-Qur’an adalah suatu keharusan bagi umat Islam, karena Al-Qur’an merupakan sumber utama bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan, agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid maka ditempuh melalui proses pendidikan.
1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) hlm. 10
2
Seksi Mapeda, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah Tsanawiyah, (Kantor Departemen Agama:Kabupaten Sleman,tt), hlm. 1-2
3
Sebagaimana pengertian dari pendidikan Agama Islam itu sendiri adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertaqwa dan berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman4. Sumber dan dasar dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an oleh karenanya guru diharapkan berperan dalam meningkatkan kemempuan membaca Al-Qur’an, sehingga rasa inilah anak biasa dikembangkan untuk mengamalkan ajaran Agama. Guru memegang peranan penting dalam kesuksesan pembelajaran, guru adalah sebagai perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan kurikulum bagi kelasnya.
Dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits tampaknya Siswa masih menganggap bahwa materi Al-Quran Hadits adalah materi yang sangat berat bahkan membosankan. Dengan melihat keadaan tersebut menjadikan siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an menurun, hal ini dirasakan siswa MTs. Negeri Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah. Terbukti dari nilai-nilai yang dicapai oleh beberapa siswa di MTs. Negeri Mempawah Hilir tersebut masih belum memuaskan dan ada yang belum memenuhi standar KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Guru Al-Qur’an Hadist di MTs. Negeri Mempawah Hilir, kesulitan yang dihadapi Guru Al-Quran hadist adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang guru khususnya Guru Al-Qur’an Hadits agar selalu berusaha untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadist, sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap siswa, maka peran guru menjadi inovasi dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap siswa sangat penting.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik mengkaji Peranan Guru Al-Qur’an Hadist dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah Tahun Pelajaran 2017/2018, untuk mengetahui Peranan Guru Al-Qur’an Hadis, faktor pendukung dan penghambat dalam
4
meningkatkan Kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah.
Selain itu adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Guru Al-Qur’an Hadis, faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan Kemampuan membaca Al-Qur’an terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah. selain itu adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan prakti :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman keilmuan mengenai Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-quran di MTs. Negeri Mempawah. 2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna:
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi modal bagi peneliti untuk menjadi Guru yang propesional.
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah yang diteliti yakni MTs. Negeri Mempawah agar dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an terhadap siswa.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist.
Adapun Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. pendekatan kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya.
sebagainya.5 Alasan peneliti menggambil metode ini, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan berdasarkan data-data yang dikumpulkan mengenai Peranan Guru Al-Qur’an hadist Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah. Mengingat data yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah merupakan informasi yang terjadi saat sekarang, hal ini berdasarkan fakta dan data yang diperoleh di lapangan.
PEMBAHASAN 1. Peranan Guru
Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa).6. Sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia peran berarti bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.7 Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud peran disini adalah tugas utama Guru Al-Qur’an Hadits dalam program meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Secara Etimologi, peran berarti suatu tindakan yang menjadi bagian atau memegang pimpinan, terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.8. Ada beberapa macam pengertian peran:
a. Ikut serta
Pengertian peran yang berarti ikut serta ini adalah pengertian yang paling minimal. Apabila manusia dapat merasa, berpikir dan berbuat bagaimana yang dirasakan, dipikirkan dan diperbuat orang lain, maka manusia itu telah menempatkan dirinya dilihat dari sudut pandang orang lain.9
b. Ruang Lingkup Peran terdiri dari tiga hal yaitu:
5
Nawawi, metode penelitian bidang sosial, (Yogyakarta:Gajah Mada, 1995). Hlm 63.
6W.J.S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976). 7
Ananda Santoso dan S. Priyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1995), hlm. 667.
8
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm 667.
9
1) Peran yang meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi seseorang dalam masyarakat.
2) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat
3) Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat dalam suatu organisasi.
c. Di dalam suatu peran terdapat dua macam harapan yaitu:
1) Harapan-harapan yang dimiliki pemegang peran terhadap masyarakat atau orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya
2) Harapan-harapan yang dimiliki masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Adapun harapan tersebut merupakan penyeimbang dari normanorma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peran-peran tersebut dapat ditemukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya diwajibkan untuk melalukan hak-hak yang diharapkan oleh masyarakat dalam pekerjaan, dalam organisasi, ataupun dalam peran-peran yang lain.
2. Kemampuan Membaca Al-Quran
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, sehingga menjadi kata benda abstrak “kemampuan” yang mempunyai arti kesanggupan atau kecakapan.10 Adapun yang dimaksud dengan “kemampuan” dalam tulisan ini adalah kesanggupann atau kecakapan yang berkaitan dengan keterampilan membaca Al-Quran dengan baik, lancar dan benar. Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Membaca juga berarti sebagai suatu proses untuk memahami
10
yang tersirat dalam bacaan, melihat pikiran yang terkandung didalam kata yang tertulis.11
a. Pengertian Membaca Al-Qur’an
Membaca adalah suatu usaha mengolah bahan bacaan yang berupa simbul atau tulisan yang berisi pesan peneliti.12 Dalam ajaran Islam membaca yang terpenting adalah membaca sesuatu yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Dan membaca yang sangat dianjurkan serta diperintahkan oleh Allah adalah membaca Al-Qur’an.
Sebagai manusia yang beragama, selalu dituntut untuk senantiasa membaca dalam arti membaca ayat-ayat atau tanda tanda kebesaran Allah dimuka bumi ini. Bahkan ayat-ayat Al- Qur’an sendiri yang pertama kali diturunkan adalah perintah kepada umat manusia untuk membaca dan menulis. Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca Al-Qur’an. Kemampuan membaca yang baik dan benar itu tidak boleh meninggalkan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
b. Tujuan Membaca Al-Quran
Tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta memperoleh informasi, menangkap isi dan memahami bacaan.13 Membaca juga merupakan kunci ilmu pengetahuan bagi seseorang, dengan membaca orang akan memiliki pengetahuan yang lebih luas, pemikiran yang lebih kritis serta dapat mengetahui kebenaran, fakta, sehingga dapat membedakan antara benar dan salah.
c. Unsur-Unsur Kemampuan membaca Al-Qur’an
Kemampuan membaca Al-Qur’an yang paling penting bagi siswa adalah bacaannya menggunakan tajwid yang meliputi: makharijul huruf dan hukum nun sukun dan tanwin dalam Al-qur’an. Makharijul huruf adalah tempat atau letak keluarnya huruf yang dikeluarkan, adapun untuk dapat
11
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa 1991), hlm. 42
12
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. (Bandung: Mandar Maju,
1989), hlm. 4
13
mengetahui tempat keluarnya sebuah huruf, yaitu dengan cara menambahkan salah satu huruf didepannya dan huruf yang ingin diketahui tersebut diberi tanda sukun / mati.14
Contohnya :
Apabila ingin mengetahui tempat keluarnya huruf
ب
lalu tambahkan huruf ا yang diberi tanda fathah dan hurufب
yang diberi tanda sukun (mati) sehingga menjadi/dibacaبا
(dibaca : ab) ketika bibir mengucapkan hurufبا
maka kedua bibir akan terkatup, sehingga dapat disimpulkan bahwa hurufب
keluar dari bibir yang terkatupTempat keluarnya huruf yang pokok ada lima, yaitu :
No Nama Arti Huruf
1
ڧ
ﻮﺟ
Dalamي و ا
2
ﻖﻠﺣ
Tenggorokanخ غ ء ه ع ح
3
ن
ﺎﺴﻟ
Lidahز ث ظ ذ ل ن ر ط د ت ق ك ج ش ي ض
ص
4
ن
ﺎﺘﻔﺷ
Dua Bibirف و ب م
5
م
ﻮﺸﻴﺧ
Dalam Hidungب ن م
No Huruf – huruf Keterangan
1
ء
–
ه
Keluarnya dari kerongkongan sebelah bawah, atas dada2
ح
–
ع
Keluarnya dari tengah – tengah kerongkongan 3غ
–
خ
Keluarnya dari pangkal kerongkongan sebelahatas
4
ص
–
ز
–
س
Keluarnya dari antara ujung lidah dan ujung gigi sebelah atas bagian bawah5
ت
-
د
-
ط
Keluarnya dari antara ujung lidah dan pangkal kedua gigi muka sebelah atas6
ر
-
ن
–
ل
Keluarnya dari antara dua tepi lidah (kanan dan kiri) dan antara gusi dan isip gigi atas sebelah muka
14
7
ى ش ج
Keluarnya dari tengah – tengah lidah dan lekuk – lekukan sebelah atas8
ض
Keluarnya dari antara salah satu pinggir lidah sebelah kanan atau kiri dari geraham sebelah atas 9ق
Kelaurnya dari pangkal lidah bersama – samadengan mekanya lekuk – lekukan
10
ك
Keluarnya diantara pangkal lidah di abwah makhraj Qoof dan lekuk – lekuk sebelah atas 11ف
Keluarnya diantara lapis bibir yang bawahdengan dua gigi depan yang sebelah atas
12
م ب و
Keluarnya diantara dua belah bibir dan sedikit direnggangkan bagi “WAWU” dengan bagian “MIM” dan “BA” bibirnya dirapatkan
Nun sukun adalah huruf nun yang bertanda sukun, nun sukun dikenal juga dengan sebutan “nun mati”, maksudnya huruf nun yang dalam keadaan mati atau bersukun. Dalam kitab Kaifa Taqra-ul qur’an dijelaskan bahwa nun sukun ialah nun yang tidak berharokat, baik fathah, kasrah, maupun dhammah.15. Nun mati atau tanwin bila bertemu / menghadapi / diiringi dengan huruf hijaiyah, mempunyai 4 hukum yaitu:
a. Izh-haar (
را
ﻫﻇﻻ
ا
) menurut bahasa berarti memperjelas atau menerangkan. Sedangkan menurut istilah melafalkan huruf izh-haar dengan jelas tanpa dengung. Adapun huruf – huruf izhar ada 6 yaituخ
ح غ ع ه ا
Contoh bacaan :
Huruf Contoh
ا
ناﻣﻦﻣه
ﻰﻬﻨﻳ
ح
ﻢﻴﻜﺣﻢﻴﻠﻋ
خ
ف
ﻮﺧﻦ
ﻣ
ع
ﻢﻴﻆﻋﺮﺟ
ا
غ
ار
ﻮﻔﻏ
ا
ﻮﻔﻋ
b. Idghom ( م
ﻏا
د
اﻻ
) menurut bahasa berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Sedangkan menurut istilah tajwid idgham adalah memasukkan15
huruf yang sukun kedalam huruf yang berkharakat, sehingga menjadi huruf yang bertasdid atau idghaam adalah bunyi nun mati atau tanwin dilebur dan dimasukkan ke dalam salah satu huruf idghaam. Idghaam terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Idghaam Bighunnah, yaitu diucapkan dengan suara dengung yang jelas. Huruf – hurufnya terhimpun pada kata
و م ن ى
Contoh bacaan :
Huruf Contoh
ﻲ
ﻞﻤﻌﻳﻦﻣ
ن
ﺔﻤﻌﻧﻦﻣ
م
ﺪﺴﻣﻦﻣ
و
ﻢﻬﺋﺂﺮﻮ
ن
ﻣ
2) Idghaam Bilaghunnah, yaitu diucapkan dengan tidak suara dengung. Huruf – hurufnya teringkas pada kata;
ل
ر
Contoh bacaan :
Huruf Contoh
ل
ﲂﻟ
ث
ﺮﺣ
ر
ﻢﻬﺑ
ر ن
ﻣ
c. Iqlaab (
ب
ﻼﻗﻻ
ا
) menurut bahasa artinya mengubah sesuatu ke sesuatu yang lain. Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid adalah mengubah nun sukun dan nun tanwin menjadi mim dalam lafadz bukan dalam ma’na dengan disertai dengung (ghunnah) pada keduanya. Iqlab itu hanya terdapat satu huruf saja yaitu hurufب
Contoh bacaan :
Huruf Contoh
d. Ikhfa’ (
ءا
ﻔﺧﻻ
ا
) artinya menyembunyikan sesuatu dari lainnya. Menurut istilah ialah menyembunyikan suara nun sukun atau nun tanwin pada salah satu hurug ikhfa yakni dibaca samar antara suara “N” atau “NG” berdengung di hidung. Adapun huruf – huruf ikhfa yaitu ada 15 :د ج ث ت
ك ق ف ظ ط ض ص ش س ز ذ
Contoh bacaan :
Huruf Contoh
ت
ﻢﺘﻧ
ﻵا
و
ث
ﺖﻠﻘﺛﻦﻣ
ج
ع
ﻮﺟﻦﻣ
د
ﺎﻫﺎﺳ
د
ﻦﻣ
ذ
ﻢﻜﺗ
ر
ﺬﻧﺎﻓ
ز
ﺎﻨﻟﺰﻧ
ا
س
ﻞﻴﺠﺳﻦﻣ
ش
ﺮﺷﻦﻣ
ص
ﺐﺼﻧﺎﻓ
ض
د
ﻮﻀﻨﻣ
ط
ﻖﺒﻃﻦﻋ
ظ
نور
ﻆﻨﻳﻼﻓ
ا
ف
ﻦﻴﻜﻔﻨﻣ
ق
ﺾﻘﻧ
ا
ك
ن
ﺎﮐ
نا
3. Peranan Guru Al-quran Hadist dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-quran Terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah hilir
“Peranan Guru Dalam Meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an Terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah sangat penting dalam proses belajar mengajar demi meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an terhadap siswa, dan saya selaku kepala sekolah sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an terhadap peserta didik khususnya di sekolah ini, karena untuk mahir dalam membaca Al-qur’an siswa harus dilatih dari usia dini, dengan adanya peran guru Al-qur’an hadist sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-qur’an, selain itu peran guru di sini yang utama sebagai pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai dalam proses belajar mengajar ”16.
Hal yang sama yang ungkapkan oleh Wakil kepala sekolah bagian kurikulum di MTs. Negeri Mempawah ini yang sempat peniliti temui dan menyampaikan informasi bahwa:
“ Peranan Guru Al-qur’an Hadist sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk membaca Al-qur’an, dari sinilah seorang guru harus kreatif dalam proses pembelajaran, agar siswa tidak jenuh dalam membaca Al-qur’an, guru yang kreatif akan mengajak siswanya belajar dengan berbagai strategi yang diterapkan dalam pembelajaran khususnya pelajaran Al-qur’an hadist, selain itu Peran Guru Al-qur’an Hadits adalah mendidik, membimbing, serta menilai dalam proses belajar mengajar. Mendidik di sini tugas guru untuk memberikan Ilmu pengetahuan kepada siswa dan Membimbing adalah megarahkan siswa untuk membaca Al-qur’an lebih baik lagi, Menilai di sini tugas guru dalam menilai pencapaian siswa dalam belajar. Dan alhamdulillah selama ini berjalan dengan baik serta dalam membaca Al-qur’an siswa di sini mengalami peningkatan terbukti dari nilai yang di capai sudah memenuhi KKM yang di tentukan ”17.
Selaras denga apa yang diungkapkan oleh Ibu Hj. Lina Herlina, M.Pd.I selaku Guru Al-quran hadist di MTs. Negeri Mempawah hilir yang sempat peniliti mintai informasinya yaitu:
“Memang benar dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an seorang guru harus kreatif dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran Al-qur’an menyenangkan khususnya pada Mata Pelajaran Al-qur’an Hadist dan lagi-lagi guru harus kreatif dalam menerapkan strategi dan metode dalam pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan, selain itu Peran guru Al-qur’an hadits adalah mendidik, membimbing, serta menilai dalam proses belajar mengajar.
16
. Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Negeri Mempawah hilir pada tanggal 2 Oktober 2017
17
Mendidik di sini adalah memberikan Ilmu pengetahuan kepada siswa, Membimbing adalah megarahkan siswa untuk membaca Al-qur’an lebih baik lagi, dan Menilai adalah tugas guru dalam menilai perestasi belajar siswa.” 18
Peneliti juga sempat mengorek-ngorek informasi dari salah satu siswa MTs. Negeri Mempawah hilir. Ia mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar Ia sangat senang dengan strategi dan metode yang diterapkan oleh guru di kelas, dengan adanya strategi dan metode tersebut kami tidak jenuh dalam belajar khususnya pada pelajaran Al-quran hadist. seperti yang telah diungkapkannya bahwa:
“Ia, kami biasanya selalu dipanggil secara bergantian untuk membaca Al-quran di kelas dalam kegiatan belajar mengajar kadang-kadang praktik belajar membaca Alquran,kaidah Al-quran (Tajwid)langsung di Mushalla MTs. Negeri Mempawah, dan sebelum kegiatan belajar mengajar di mulai kami dibiasakan untuk membaca Al-quran yang berupa surah-surah pendek bersama-sama secara nyaring”19
Selain itu masih mengenai peranan guru Al-quran hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir. Bapak Muhammad Yusuf, M.Pd.I selaku kepala sekolah juga menambahkan bahwa:
“Peran guru Al-qur’an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir ini yaitu:
1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an perlu adanya strategi dan metode dalam belajar salah satunya dengan strategi reading aloud (membaca nyaring) dan disertai dengan hafalan-hafalan surah pendek untuk meningkatkan siswa dalam membaca Al-qur’an.
2. Selain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an, di sini juga mengadakan imtihan dan pengajian setiap selesai kenaikan kelas, Maka peran guru disini sangatlah penting dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-quran.20
18
Wawancara dengan Guru Al-Quran hadis di MTs. Negeri Mempawah hilir pada tanggal 16 Oktober 2017
19
Wawancara dengan salah satu siswa MTs. Negeri Mempawah hilir pada tanggal 16 Oktober 2017
20
Dari hasil wawancara di atas dapat di pertegas bahwa peranan guru Al-qur’an hadist di MTs. Negeri Mempawah hilir dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an terhadap siswa ialah sudah melibatkan Guru al-qur’an hadist secara langsung dan Guru Al-quran hadist tersebut sangat kreatif, dan Inovatif dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran Al-Quran. selain itu Perann guru Al-qur’an hadits tugas utama adalah mendidik, membimbing, serta menilai dalam proses pembelajaran. Mendidik di sini tugas guru untuk memberikan Ilmu pengetahuan kepada siswa dan Membimbing adalah tugas guru dalam megarahkan siswa untuk membaca Al-quran dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah Al-Al-quran (Tajwid). Menilai di sini tugas guru adalah menilai pencapaian siswa dalam proses belajar.
4. Faktor pendukung dan penghambat Guru Al-Qur’an Hadist dalam meningkatkan kemampuan Membaca Al-Quran terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir.
Faktor pendukung dan faktor penghambat Guru al-quran hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir.
a. Faktor pendukung yaitu Peranan Guru Al-quran hadis yang kreatif dalam proses pembelajaran serta menggunakan strategi dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran dan juga sebagai faktor pendukung adalah menerpkan hafalan-hafalan surah-surah pendek serta membiasakan membaca Al-quran bersama-sama dengan nyaring sebelum melanjutkan pembelajaran, khususnya pembelajaran Al-quran hadist. Dan juga sudah adanya fasiltas Mushalla untuk kegiatan keagaman termasuk praktek belajar membaca Al-quran.
“Faktor penghambat adalah sulitnya anak dalam membaca Al-qur’an serta kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya dalam belajar khususnya dalam belajar membaca Al-qur’an, karena masyarakat, termasuk orang tua siswa MTs. Negeri Mempawah hilir mayoritas sibuk dengan tugas pokoknya yanitu tugas ngantor masing-masing, kalau Ibu-Ibu kebanyakan Banyak bekerja kantoran dan bapak-bapak juga demikian, selain itu pergaulan yang tidak terkontrol dan penggunaan media yang kurang tepat, sehingga hal tersebut juga menjadi hambatan. ”21
.
Senada juga dengan diungkapkan oleh Ibu Lina herlina, M.Pd.I selaku Guru Al-Quran Hadis di MTs. Negeri Mempawah hilir ini, beliau mengatakan bahwa:
a. Faktor pendukung Guru Al-qur’an hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an terhadap siswa ialah dengan adanya strategi dan metode yang di terapkan dalam pembelajaran, agar anak semakin giat dalam belajar dan tidak jenuh untuk membaca Al-quran salah satunya strategi raading aloud dan metode Tanya jawab. serta adanya penerapan menghafal surah-surah pendek selain itu anak juga dibiasakan untuk membaca Al-qur’an secara bersama-sama terlebih dahulu dan sendiri-sendiri secara bergantian membaca Al-qur’an sebelum memulai pembelajaran.
b. Faktor penghambat adalah masih banyak siswa yang sulit dalam membaca Al-qur’an beserta hukum bacaannya dalam Al-qur’an khususnya pada pembelajaran Al-qur’an hadist dan kurangnya perhatian orang tua di rumah, kebanyakn mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.”22.
Data hasil wawancara di atas dapat dipertegas lagi dengan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan diantaranya.
a. Faktor pendukung guru Al-qur’an hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-quran terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir dengan mengunakan strategi reading aloud (membaca nyaring) dan metode tanya jawab yang diterapkan dalam pembelajaran dan penerapan hafalan surah-surah pendek disetiap pembelajaran Al-qur’an hadist serta membiasakan mengaji bersama-sama sebelum memulai pembelajaran.
21
Wawancara dengan Guru Al-quran hadist MTs. Negeri Mempawah hilir pada tanggal 16 Oktober 2017
22
b. Faktor penghambat yaitu masih banyak siswa yang kesulitan dalam membaca al-qur’an beserta hukum bacaannya dan kurangnya perhatian orang tua di rumah untuk meningkatkan kemampuan anaknya belajar khususnya dalam membaca Al-qur’an.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MTs. Negeri Mempawah hilir Kabupaten Mempawah tentang Peranan Guru Al-Quran Hadits Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-quran Terhadap Siswa MTs. Negeri Mempawah. Mak peneliti dapat simpulkan sebagai berikut:
1. Peraanan guru Al-qur’an hadits dalam meningkatkan kemampuan membaca Al -qur’an terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah hilir Kabupaten Mempawah ialah melibatkan Guru khususnya Guru al-qur’an hadist yang kreatif dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran. Selain itu peran Guru Al-qur’an hadits tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, serta menilai dalam proses belajar mengajar. Mendidik di sini tugas guru untuk memberikan Ilmu pengetahuan kepada siswa dan Membimbing adalah tugas guru dalam megarahkan siswa untuk membaca Al-qur’an lebih baik lagi serta menilai di sini tugas guru dalam menilai prestasi siswa dalam belajar, Dan alhamdulillah selama ini berjalan dengan baik serta dalam membaca Al-qur’an siswa di sini mengalami peningkatan terbukti dari nilai yang di capai sudah memenuhi KKM yang di tentukan.
2. Faktor pendukung dan penghambat guru Al-quran hadits dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-quran terhadap siswa MTs. Negeri Mempawah Hilir: a. Faktor pendukung yaitu: peranan guru yang kreatif dalam proses pembelajaran
serta strategi dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran ini dan penerapan hafalan-hafalan surah-surah pendek serta membiasakan sebelum memulai pembelajaran untuk membaca Al-qur’an bersama-sama. dan juga peranan orang tua di rumah untuk memantau anak dalam belajar khususnya kemampuannya dalam membaca Al-qur’an.
pekerjaannya masing-masing ( faktor keluarga ) selain itu pergaulan dan media massa juga jadi faktor penghambat terhadap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Acep Lim Abdurrahman, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia, 2002.
Ananda Santoso dan S. Priyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1995.
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
Chabib Thoha dkk, Metodelogi Pengajaran Agama, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004.
FJ Maks A.MP. Knois, Siti Rahayu Haditono, Psykologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagaiannya Yokyakarta : Gajah Mada University Press, 2002.
Hanafi, Pelajaran Tajwid Praktis, Jakarta: Bintang Indonesia, 1992.
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:Angkasa 1991.
Hernowo, Quantum Reading, Bandung: MLC, 2005.
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-ruzmedia, 2016. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Nawawi, metode penelitian bidang sosial, Yogyakarta:Gajah Mada, 1995.
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju, 1989.
Ramayus, Metode Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Seksi Mapeda, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Iaslam Di Madrasah Tsanawiyah, Kantor Departemen Agama: Kabupaten Sleman
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. II, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Surabaya: Kesindo Utama, 2006.